You are on page 1of 13

JURNAL ILMIAH

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA KEKERASAN

YANG BERLATAR BELAKANG SUKU BERBEDA DI DIY

Diajukan oleh:

Markwin Ambon Sirait

NPM : 110510713

Program Studi : Ilmu Hukum

Program Kekhususan : Peradilan Pidana

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

FAKULTAS HUKUM

2016

 

 

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA KEKERASAN


YANG BERLATAR BELAKANG SUKU BERBEDA DI DIY

Penulis : Markwin Ambon Sirait


Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
markwinambon@gmail.com

ABSTRACT

This study describes the role of the police in dealing with crimes of violence of different
ethnic backgrounds in the Special Region Yogyakarta. Where at the moment a lot of violence
in Jogjakarta masquerading intertribal which resulted in the division that lead to
circumstances that are not conducive region of DIY, sectarian violence is actually mostly due
triggered by understanding but provoked by other groups that make arise a big problem
between tribes different. The purpose of this study was to determine the role of the police in
dealing with crimes of violence background tribal region Yogyakarta special laws in the
Region. The results of this study indicate that while the role of the police in dealing with
crimes of violence background of different races in the province carried out by means of
preventive, action to prevent violence background in different races and in the DIY done by
doing approach, socialization, legal counseling, cooperation to educational institutions and
community leaders, this is done for the hope that is not the occurrence of criminal
background of the different tribes. Likewise, in terms of dealing with crimes of violence which
different ethnic backgrounds have a role: the role of police repression.

Keywords: Violence, Tribal, Police, Criminal act


 

A. PENDAHULUAN satu bangsa yang termasuk dalam kategori


multikultural. Masyarakat Indonesia juga
1. Latar Belakang disebut sebagai masyarakat majemuk
karena memiliki sekitar 300 suku bangsa
Negara Kesatuan Republik yang mendiami wilayah Indonesia dengan
Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk di setiap suku beragam
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, ada yang banyak ada pula yang sedikit.
Negara Indonesia mengakui fakta Suku bangsa yang jumlah penduduknya
keanekaragaman. Keanekaragaman di banyak antara lain, suku Jawa, Sunda,
Indonesia itu ada karena beragamnya etnis, Dayak, Batak, Minang, Melayu, Aceh,
suku, ras, dan bahasa di Indonesia Bali, Manado, dan Makasar. Sementara
sehingga Indonesia dikenal sebagai salah

 

suku bangsa dengan jumlah penduduk masyarakatnya menjunjung tinggi sikap


sedikit antara lain suku Nias, Kubu sopan santun diantara sesama.
Mentawai, dan Asmat. 1

Hal tersebut dapat dilihat dari


banyaknya anak-anak daerah berbagai Mahasiswa yang dikatakan
suku yang menempuh pendidikan tinggi sebagai agen perubahan tentunya tidak
baik di daerah mereka masing-masing, semuanya bisa memberikan dampak
maupun di luar daerah masing-masing. positif khususnya bagi masyarakat DIY.
Salah satu provinsi di Indonesia yang Ada mahasiswa yang merupakan
mampu menarik minat anak-anak daerah pendatang dari luar DIY justru
untuk melanjutkan pendidikan di bangku menimbulkan keresahan pada masyarakat
kuliah adalah Daerah Istimewa karena para pendatang yang berstatus
Yogyakarta yang juga dikenal dengan mahasiswa di DIY tersebut kurang bisa
julukan kota pelajar. Anak-anak daerah mengontrol diri sehingga bertindak
dari berbagai macam suku di Indonesia semaunya mereka. Tentunya hal-hal
memilih DIY bukan hanya sebagai tempat seperti itu tidak bisa diterima oleh
untuk menuntut ilmu melainkan sebagai masyarakat DIY. Bila sudah sampai pada
tempat untuk meniti karir, bahkan ada juga titik dimana masyarakat mulai jenuh
yang pada akhirnya memilih untuk tinggal dengan ulah para mahasiswa yang
dan menetap di kota ini, sehingga DIY melakukan tindakan anarkisberujung
bisa juga dikatakan Indonesia kecil karena bentrok antar suku yang mempunyai
dapat dijumpai berbagai macam suku dan perbedaan pendapat dan menimbulkan
ras yang ada di Indonesia. keresahan dalam masyarakat, maka sudah
menjadi keharusan bagi kepolisian untuk
Perbedaan dari berbagai macam mengambil langkah memperbaiki hal
latar belakang suku dan ras tersebut tersebut.
tentunya memberi warna tersendiri di
lingkungan DIY. Namun, berbagai macam Polri adalah alat Negara yang
suku dan ras yang masing-masing berperan dalam memelihara keamananan.
mempunyai keunikan serta Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang No 2
keanekaragaman suku yang ada di tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Indonesia, akan dapat menimbulkan yang Republik Indonesia menyebutkan, fungsi
namanya perbedaan. Perbedaan itu yang kepolisian adalah salah satu fungsi
akan memunculkan konflik atau sengketa pemerintahan negara di bidang
apabila tidak adanya sikap saling toleransi pemeliharaan keamanan dan ketertiban
antara satu suku dengan suku yang masyarakat, penegakan hukum,
lainnya. Contohnyaperbedaan dalam hal perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
intonasi berbicara, kebiasaan tiap daerah kepada masyarakat.
yang mungkin berbeda dengan kebiasaan
dari daerah lain khususnya DIY yang
dikenal dengan kultur kehidupan .
                                                            
1
http://tulisanta.blogspot.sg/2014/02/contoh-jurnal-
ilmiah.html27 Oktober 2015

 

2. Rumusan Masalah a) Undang-Undang


Dasar Negara
Berdasarkan latar belakang Republik Indonesia
masalah yang sudah diuraikan, maka Tahun 1945;
permasalahan yang diangkat adalah :
b) KUHP (Kitab
1. Bagaimana upaya Undang-Undang
kepolisian dalam Hukum Pidana)
menanganin tindak
pidana kekerasan c) Undang-Undang No.
berlatar belakang suku 2 Tahun 2002
yang berbeda di DIY ? Tentang kepolisian;

2. Apa kendala kepolisian d) Peraturan Presiden


dalam menangani Nomor 52 Tahun
tindak pidana kekerasan 2010 tentang susunan
berlatar belakang suku Organisasi dan Tata
yang berbeda di DIY ? Kerja Kepolisian
Negara Republik
B. METODE Indonesia Pasal 34
Ayat (1) dan Ayat
1. Jenis Penelitian Hukum (2).
Jenis penelitian ini adalah jenis b. Bahan hukum skunder
penelitian hukum empiris. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian yang dilakukan Bahan hukum skunder yaitu
berfokus pada fakta sosial. bahan-bahan yang berupa fakta
hukum, asas-asas hukum, buku-
Penelitian ini dilakukan secara buku, hasil penelitian maupun
langsung kepada responden untuk pendapat hukum dan pendapat
memperoleh data primer yang didukung bukan hukum yang diperoleh dari
dengan data sekunder tersendiri atas bahan para narasumber, Kamus Besar
hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahasa Indonesia (KBBI), Jurnal,
hasil penelitian, dokumen, surat
2. Sumber Data
kabar, majalah ilmiah, internet dan
a. Bahan Hukum Primer makalah.
Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari responden atau
populasi dan narasumber/ahli propesi b. Bahan Hukum Sekunder
tentang obyek yang diteliti (sebagai
Bahan hukum sekunder berupa
datautama).Bahan hukum primer yaitu
fakta hukum, doktrin, asas-asas hukum,
bahan-bahan yang berupa peraturan
dan pendapat hukum dalam literatur,
perundang-undangan yang berkaitan
jurnal, hasil penelitian, dokumen, surat
dengan obyek penelitian yang terdiri dari:
kabar, internet, majalah ilmiah dan hasil
wawancara dengan narasumber.

 

3. Metode Pengumpulan Data terhadap sampel. Metode penentuan


sampel dalam penelitian ini menggunakan
Dalam penelitian ini penulis purposive sampling yaitu sampel yang
menggunkan berbagai cara pengumpulan dipilih berdasarkan pertimbangan atau
data yaitu : penelitian subyektif dari penelitian, jadi
a. Studi lapangan dilakukan dengan dalam hal ini penelitian menentukan
cara interview atau wawancara. sendiri responden dimana dalam hal ini
Wawancara dilakukan berdasarkan daftar diharapkan dapat memberikan informasi
pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih terkait dengan permasalahan yang terjadi
dahulu sebagai pedoman untuk bertanya dilingkungan masyarakat diharapkan agar
kepada responden dan narasumber. dapat memberikan gambaran dan
informasi yang baik guna untuk
b. Studi kepustakaanPengumpulan mengetahui peran kepolisian tersebut dan
data penelitian dilakukan dengan membaca hal ini dilakukan dapat mewakili populasi
dan mempelajari buku-buku atau literatur, berdasarkan ciri-ciri masyarakat adat baik
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), laki-laki maupun perempuan yang pernah
internet dan semua bahan yang berkaitan terlibat ataupun mengetahui peristiwa
dengan penulisan ini. tersebut.

4. Lokasi Penelitian 6. Responden dan Narasumber


Penelitian dilakukan di DIY a. Responden
(Daerah Istimewah Yogyakarta), dengan
dasar pertimbangan bahwa DIY Responden dalam penelitian ini
merupakan wilayah yang memenuhi adalah masyarakat suku Batak, Jawa,
karakteristikuntuk mendapatkan gambaran Papua, NTT, yang bertempat tingal di
mengenai persoalan yang diteliti. DIY, yang pernah melakukan tindak
pidana di DIY. Responden dipilih satu
5. Populasi dan Sampel. mewakili masing-masing masyarakat suku
yang tingggal di DIY, antara lain: Bapak
a. Populasi adalah sejumlah
Aad Hutagalung. S.H mewakili
manusia atau unit yang mempunyai ciri-
masyarakat suku batak, Bapak Diono
ciri atau karateristik yang sama. 2 Populasi
mewakili suku jawa, Cristian Welerubun.
dalam penelitian ini adalah masyarakat
S.H mewakili masyarakat suku papua, dan
suku yang berasal dari Maluku, Batak,
FX Hendrik Renyaan S.H. mewakili
Jawa, NTT, Papua yang tinggal di wilayah
masyarakat Maluku
DIY yang pernah terlibat dalam kekerasan
berlatar belakang suku yang berbeda.

Suatu penelitian pada umumnya b. Narasumber dalam penelitian ini


dilakukan tidak terhadap populasi tetapi adalah:
                                                            
2
Mukti fajar dan yulianto achmad, 2010, Dualisme 1) Bapak Kompol Adiary
Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Pustaka S.H selaku bagian
Pelajar, Yogyakarta, hlm.47

 

Oprasional Dit Reskrim Polda DIY dalam hal menanganin


Um Polda DIY. tindakan kekerasan tersebut
memberikan banyak cara yang akan
2) Bapak Fernando De dilakukan untuk upaya menangani
Jesus Panit I Reskrim tindakan kekerasan. Dalam hal ini
Polsek Depok Barat polda DIY juga mengadakan usaha
3) Bapak Dukuh Papringan yang positif untuk mengadakan
Depok Sleman yaitu perubahan. usaha dalam menangani
Bapak Nurhamid yang kekerasan tidak perlu menimbulkan
beralamat di jln. akibat yang negatif seperti penahanan,
Gangtutul 1 No. 7 pengasingan, dan pemberian stigma
buruk seperti pemberian cap pada
4) Kelompok suku Maluku yang dihukum. Adapun akibat yang
dan Batak ditimbulkan dalam usaha menangani
ini adalah dapat mempererat
7. Analisis data
persatuan, kerukunan dan
Data yang diperoleh dianalisis secara meningkatkan rasa tanggungjawab
kualitatif yaitu analisis data yang sesama anggota masyarakat Terkait
dilakukan dengan memahami dan peran dan tugas pokok Polri untuk
merangkai data yang telah dikumpulkan memelihara keamanan dan ketertiban
secara sistematik sehingga diperoleh suatu masyarakat, sebagai penegak hukum
gambaran mengenai masalah atau keadaan dan sebagai pelayan, pelindung serta
yang diteliti. 3 Dalam analisi ini digunakan pengayom masyarakat, dalam upaya
metode berpikir induktif yaitu menarik menagani akibat negatif yang
kesimpulan dengan proses awal yang ditimbulkan oleh kekerasan, pihak
khusus (sebagai hasil pengamatan) dan kepolisian dalam hal ini khususnya
berakhir dengan suatu kesimpulan Polda DIY menempuh degan beberapa
(pengetahuan baru) berupa asas umum. 4 cara, yaitu:

1. Upaya Preventif

Upaya Preventif merupakan


tindakan pencegahan yang dilakukan
oleh Pihak Kepolisian Daerah
Istimewah Yogyakarta untuk
melakukan pencegahan terhadap
C. Peran Kepolisian dalam manangani terjadinya tindak pidana kekerasan
tindak pidana kekerasan yang yang dilakukan antar suku. Tujuan
berlatar belakang suku berbeda di dilakukan tindakan pencegahan
DIY terhadap kemungkinan timbul dan
                                                             meluasnya tindakan kekerasan
3
 Djarwanto P.S, 1990, Pokok‐pokok metode riset  terhadap kelompok atau masyarakat.
dan bimbingan teknis penulisan Skripsi, liberty, 
Yogyakarta, hlm 19. 
4
Bambang sugono, 2001, Metode Penelitian
Hukum, Raja grafindo Persada, Jakarta, hlm. 10

 

2. Upaya Represif tersebut tidak berjalan degan efektif.


Upaya represif adalah suatu Ada kendala yang dihadapi oleh
tindakan aktif yang dilakukan pihak penegak hukum. Adapun kendala
kepolisian pada saat suatu tindak yang dihadapi adalah:
pidana terjadi guna dihentikannya atau
dikuranginya korban atau kerugian 1. Karakter yang berbeda dan
akibat tindak pidana yang terjadi. kemampuan mengendalikan
Upaya represif untuk menanggulangi emosidari setiap masing-
terjadinya tindak pidana kekerasan masing orang berbeda-beda.
yang berlatar belakang suku berberda 2. Kurangnya Komunikasi,
di DIY merupakan tugas dari koordinasi dan rasa enggan
Direktorat Reserse dan Kriminal masyarakat terhadap aparat
Umum. Direktorat Reserse dan untuk melaporkan suatu
Kriminal Umum adalah unsur kekerasan yang terjadi,
pelaksana utama Polda di bawah mengakibatkan kelompok dari
Kapolda yang bertugas membina masyarakat tersebut bertindak
fungsi dan menyelenggarakan sewenang-wenang atau
kegiatan-kegiatan penyelidikan dan mainhakim sendiri;
penyidikan tindak pidana termasuk
fungsi identifikasi dan fungsi 3. Sering terjadi kekerasan yang
laboratorium forensik lapangan dalam dilakukan kelompok atau
rangka penegak hukum, koordinasi orang tersebut, sulit bagi polisi
dan pengawasan operasional dan menemukan seseorang yang
administrasi penyidikan PPNS sesuai diduga melakukan kekerasan
ketentuan-ketentuan dan peraturan karena minimnya informasi
hukum yang berlaku, Upaya represif yang didapat dan memberikan
terhadap tindak pidana kekerasanyang keterangan tidak seperti apa
berlatar belakang suku berbeda di DIY yang terjadi termasuk dalam
merupakantugas dari Reserse mencari indentitas seseorang
Kriminal Umum. cth: nama yang dipake untuk
bergaul tidak sama dengan
D.Kendala kepolisian dalam nama yang sesungguhnya;
menangani tindak pidana
kekerasan yang berlatar belakang 4. Banyak pendatang dari suku-
suku berbeda di DIY suku yang ada di indonesia
datang kejogjakarata juga
Peran kepolisi dalam menangani merupakan salah satu kendala
tindak pidana kekerasan khususnya yang dihadapi oleh pihak
bagi Polda DIY, seperti yang telah polisi dalam hal ini
diuraikan diatas harapannya dapat menunjukkan bahwa sukunya
menumbuhkan kesadaran hukum bagi yang paling banyak berada di
masyarkat atau kelompok-kelompok DIY.
yang terlibat untuk tidak melakukan
hal tersebut, akan tetapi upaya

 

5. Kendala yang terakhir adalah mendapatkan laporan


pelaku melarikan diri ke upaya tersebut dilakukan
tempat yang sulit untuk agar tidak terjadi tindakan
ditemukan, terkandang juga yang tidak dapat
pelaku berpindah-pindah merugikan banyak orang
tempat dari satu tempat ke dan diri sendiri.
tempat lain, dalam hal ini
biasanya pelaku kembali ke 3. Hal yang wajib dilakukan
daerah asal untuk bersembunyi polisi juga dalam upaya
dan oleh sebab itulah pihak menanganin hal tersebut
polisi sulit untuk menemukan selalu kordinasi kepada
pelaku. kepala sukunya melalui
telefon.
6. itulah pihak polisi sulit untuk
menemukan pelaku. 4. Dalam hal upaya
menanganin tindakan
Untuk menangani tindak pidana kekerasan tersebut yang
kekerasan yang berlatar belakang dilakukan oleh kelompok
suku berbeda di DIY, kepolisian atau masyarakat polisi
dalam hal ini melakukan upaya mendekatkan diri kepada
dalam pencegahan terjadinya masyarakat atau kelompok
tindak pidana kekerasan tersebut tersebut untuk
berupa: menghimbau slalu
terjadinya komunikasi
1. Pihak kepolisian yang baik antar penegak
mengupayakan dalam hal hukum dan masyarakat
untuk menanganin kasus tersebut.
tersebut diutamakan
sambang kampung yaitu 5. Melakukan kerjasama atau
melakukan penyuluhan dan pendekatan kepada
apa bila polri melakukan seniornya-seniornya dalam
acara yaitu ulang tahun hal ini untuk mewujudkan
Polri, kepolisian dalam hal apa yang menjadi
ini mengundang pihak- keseharusan dari setiap
pihak yang sering kelompok atau orang
melakukan kekerasan hal terebut untuk tinggal di
ini dilakukan untuk DIY diberikannya
terjalinnya suatu pemikiran tentang tinggal
kominikasi yang baik dan di DIY untuk menuntut
lancer. ilmu atau kuliah.

2. Secara cepat datang


ketempat kejadian apabila

 

E. Kesimpulan dan Saran tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia
Berdasarkan hasil
penelitian yang peneliti Berdasarkan pembahasan
lakukan, maka dapat diperoleh yang telah dilakukan, maka
kesimpulan bahwa: penulis menyarankan bahwa
seyogyanya mahasiswa dan
Peran kepolisian dalam para pendatang yang akan
hal untuk menangani tindak menetap dan mencari
pidana kekerasan yang berlatar penghasilan di DIY untuk
belakang suku berbeda di DIY, selalu mengikuti apa yang
bahwa peran kepolisian terjalin lama di dalam
tersebut sangat besar untuk lingkungan masyarakat yaitu
menjaga hubungan antara satu DIY. Dimana bumi dipijak
suku dan suku yang lain, hal disitu langit dijunjung, dimana
ini dilakukan untuk terciptanya kamu berada maka kamu
komunikasi yang baik dan mengikuti hal yang sudah
saling terbuka dengan suku seharusnya kamu ikutin yaitu
yang lain di DIY. Strategi dengan cara harus menyadari
yang dilakukan kepolisian hukum itu ada dan slalu aktif
dalam menangani tindak untuk menyelesaikan suatu
pidana kekerasan yang berlatar konflik, harus menyadari
belakang juga dilakukan keanekaragaman,
melalui upaya-upaya preventif mengutamakan penyelesaian
dan refresif. Dimana suatu masalah degan cara
kepolisian dalam hal upaya kekeluargaan agar tidak
preventif melakukan tindakan merugikan orang lain dan diri
untuk mencegah terjadinya sendiri, hal ini juga diminta
kekerasan dilakauakn dengan agar kita dapat mendekatkan
cara pendekatan, sosialisasi, diri dengan masyarakat sekitar
kerjasama dengan tokoh atau lingkungan dan dapat
masyarakat, begitu juga berbaur dengan masyarakat
dengan hal menangani tindak dalam menyelesaikan sesuatu
pidana kepolisian melakukan masalah atau acara
upaya refresif, dimana upaya dilingkungan tersebut.
kepolisian menjauhkan
masyarakat dari ancaman
tindakan kekerasan tersebut
polisi dalam hal ini
mempercepat dilakukannya
penyelidiakn, penyidikan,
hingga sampai pada
pengadilan yahng berpedoman
pada UU No.2 Tahun 2002

 

F. Daftar Pustaka Djarwanto P.S,1990, Pokok-Pokok

Buku: Metode Riset dan Bimbingan Teknis

Penulisan Skripsi, Liberty, Yogyakarta.


Awaloedin Djamin,1995, Administrasi

kepolisian RI:Kenyataan dan Harapan, Inda Wijayanto, 2012, Dasar

POLRI, Bandung Pertimbangan Jaksa Penuntut Umum

Untuk Menetapkan penghentian


Anton Tabah,1998, Reformasi Kepolisan,
Penuntutan Dalam Perkara Tindak Pidana
CV Sahabat, Semarang.
Korupsi. Universitas atmajaya Yogyakarta.
Alo liliweri,2003, M.S Dasar-dasar
Koentjaraningrat, 2009, Pengantar Ilmu
komunikasi antarbudaya, Pustaka pelajar ,
Antropologi, Edeisi revisi, Rheineka Cipta,
Yogyakarta.
Jakarta.
Anton Tabah, 1998, Reformasi Kepolisian,
Momo Kelana,1994, Hukum Kepolisian,
CV Sahabat, Semarang.
P.T Gramedia Widia Sarana Indonesia,
Adami Chazawi, Pengantar Hukum
Jakarta.
Pidana Bag1, Grafindo, Jakarta.
O.P.M Sitompul dan Edward
Andi Hamzah, cetakan 1, 2015, delik-delik
Syahperenong, Op. Cit.
tertentu (specile Delicten) di dalam KUHP
Pudi Rahardi, 2007, Hukum Kepolisian
edisi kedua, Sinar Grafik, jakarta,
(Profesionalisme dan Reformasi Polisi),
Adham Nasution,1979, Sosiologi,Alumni,
Laksbang Mediatama, Surabaya.
Bandung.
Prodjodikoro, Wirjono, Tindak-Tindak
Bambang Poernomo, S.H. asas-asas
Pidana Tertentu di Indonesia, (Bandung:
hukum pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia,
Refika Aditama.
1992.
10 
 

Sadjijono, 2008, Hukum Kepolisian Polri Wirjono Prodjodikoro, Op. Cit.

Dan Good Governance, Pertama,


W.J.S Purwodarminto,1952, Kamus
Laksbang Mediatama, Surabaya.
Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Soedjono. D. S.H. 1997. Ilmu Jiwa Jakarta.


Kejahatan,Amalan,Ilmu Jiwa Dalam Studi
Kejahatan. Karya Nusantara, Bandung. Yesmil Anwar / Andang. 2009. Sistem

Peradilan Pidana (Konsep, Komponen dan


Scharavendijk, ban H.J, Buku Pelajaran
Pelaksanaanya Dalam Penegakkan Hukum
Tentang Hukum Pidana di Indonesia,
Di Indonesia). Bandung.
(Jakarta, J.B. Wolters, 1996).

Zulyani Hidayah, 2015, ensikklopedia


S.R. Sianturi, Azas-azas Hukum Pidana di
Suku Bangsa di Indonesia, Yayasan
Indonesia dan Penerapannya, Cet. 4,
Pustaka Obor Indonesia, Jakarta.
(Jakarta: Percetakan BPK Gunung Mulia.

1996).

Soepomo, 1993, Bab-bab Tentang Hukum


PERATURAN PERUNDANG-
Adat, Berita Penerbit, Jakarta.
UNDANAGAN:
Soerjono Soekanto dan Soleman b.
Undang-undang dasar 1945
Taneko, 1981, Hukum adat Indonesia,

CV.Rajawali, Jakarta. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

Tentang Kepolisian Negara Republik


Sustisno Hadi, 1987, Metode Research,
Indonesia
Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010
Sadjijono, 2006, Hukum Kepolosian
tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja
Perspektif Kedudukan dan Hubungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Dalam Hukum Administrasi Negara,

Pertama. Laksbang Pressindo, Yogyakarta.


11 
 

WEBSITE:

http://tulisanta.blogspot.sg/2014/02/contoh

-jurnal-ilmiah.html 27 Oktober 2015

https://www.academia.edu/9087470/SKRI

PSI_tinjauan_yuridis_terhadap_tindak_pid

ana_kekerasan_fisik_dalam_lingkup_ruma

h_tangga?auto=download, 3 Mei 2016

https://dannytugas.wordpress.com/pengerti

an-masyarakat-multikultural/, 1 september

2015

Pospolisi.wordprees.com/2012/11/03/tugas

-dan-wawenang-polri, diakses pada

tanggal 27 juni 2015. Jam 12.28

http://gumilar69.blogspot.co.id/2013/06/cu

ltural-universal-masyarakat-

yogyakarta.html di akses pada tanggal 30

November 2016, jam 10.00 wib

http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/

11/pengertian -masyarakat-adat.html,

diakses tanggal 25-10-2016

You might also like