You are on page 1of 3

NARATIVE TEXT

Narrative text merupakan sebuah tulisan yang  biasanya disampaikan secara kronologis.
Target pembaca dari narrative text berbeda-beda. Jika ditargetkan untuk anak-anak balita
sampai dengan sekolah dasar, biasanya cerita akan memiliki nilai-nilai positif yang dapat
dipetik. Kalau target pembaca adalah remaja dan orang dewasa, maka cerita cenderung lebih
panjang dan kompleks.

Genre narrative text juga beragam, di antaranya adalah:

 Fairytale 
 Fable
 Myth
 History
 Romance
 Horror

Karakteristik Narrative Text

Specific character

Dalam sebuah narasi, pengarang akan menciptakan karakter spesifik sebagai tokoh utama
dalam cerita. Tak hanya tokoh utamanya saja, namun semua karakter dalam cerita tersebut
akan ditulis dengan jelas mulai dari nama, bentuk, warna, dan  wataknya.

Past tense

Dikarenakan tulisan dalam narrtive text merupakan sebuah fiksi atau imajinasi, maka dari itu
grammar atau struktur yang lebih umum digunakkan adalah past tense. Biasanya grammar ini
sangat kelihatan jika kita membaca legenda atau dongeng yang memiliki setting zaman
dahulu kala.

Time conjunction and adverb of time

Sesuai yang sudah dijelaskan di atas, narrative text ditulis secara runut berdasarkan kronologi
waktu. Maka dari itu dibutuhkan time conjuction sebagai penghubung waktu seperti when,
before, after, dan lain-lainnya untuk menjelaskan kronologi dari sebuah kejadian. Sedangkan
adverb of time dibutuhkan dalam menulis narrative text dengan tujuan menunjukkan waktu
terjadinya sebuah peristiwa, misalnya once upon a time, one day, dan lain-lainnya.

Action verb

Penggunaan action verb dalam narrative text adalah salah satu karateristik yang perlu diingat.
Action verb ini merupakan kata kerja yang menunjukkan sebuah tindakan dari seorang
karakter. Dikarenakan grammar yang digunakan dalam narrative text berbentuk past tense,
maka action verb juga ditulis dalam bentuk kedua, misalnya laughed, cried, walked, swam,
said, married, dan lain-lainnya.
Direct speech

Jika kita membaca sebuah narasi, pastinya kita akan memperhatikan adanya kutipan yang
diambil dari percakapan karakter dalam cerita. Hal ini disebut juga sebagai direct speech.
Dialog antar karakter sangat penting untuk ditulis supaya informasi penting dapat
disampaikan dengan menarik dan cerita akan berkesan lebih ‘hidup’. Selain itu, hal ini juga
akan mempermudah pembaca untuk memahami isi ceritanya.

Struktur Narrative Text


Tak hanya dengan rentetan waktu yang urut, narrative text juga ditulis dengan struktur yang
berurutan. Apa saja itu?
a. Orientation merupakan salah satu ciri khas atau struktur narrative text yang pasti ditulis
pada awal sebuah cerita. Dalam orientation biasanya dimulai dengan pengenalan para
karakter, kapan terjadinya sebuah peristiwa, latar belakang cerita, dan penjelasan lainnya
agar pembaca paham dan kenal dengan dimensi dalam cerita.

b. Climax/Complication
Setelah pengenalan, cerita akan langsung diikuti oleh konflik dan permasalahan yang
disebut juga sebagai climax atau complication. Masalah yang disampaikan dala narasi
biasanya melibatkan karakter utama dalam sebuah cerita. Dalam bagian ini pembaca
biasanya sudah mulai mengetahui siapa aja tokoh antagonis dan protagonis.

c. Resolution / penutup

Biasanya dalam bagian ini ada penyelesaian dari masalah yang ada di bagian complication
tadi. Masalah yang diselesaikan dapat menjadi lebih baik atau malah lebih buruk. Nantinya
sebuah cerita akan memiliki happy ending atau sad ending. Namun, terkadang sebuah cerita
bisa juga diakhiri dengan twist ending bahkan ending yang ‘menggantung’ (cliffhanger)
untuk mempertahankan minat dan ketegangan bagi pembacanya. Biasanya, teks yang
memiliki ending ini terdapat pada genre mystery, thriller, atau horror.

Re-orientation

Walaupun sudah ada penutup atau penyelesaian dari sebuah masalah, ada juga bagian re-
orientation yang bersifat opsional. Bagian ini tidak selalu ada dalam sebuah tulisan fiksi
karena biasanya hanya berisi mengenai pelajaran moral, saran, atau pengajaran dari penulis.

Contoh Narrative Text


Once upon a time, there lived a girl named Cinderella. She lived with her stepmother and
two stepsisters. The stepmother and stepdaughters didn’t like Cinderella and treated her
badly. Cinderella did the hardest works in the house such as cleaning the house and
preparing the food for the family.
One day, a ball was being held by the royal family of the kingdom to find a spouse for the
Prince. Cinderella wanted to go but her stepmother forbade her. Cinderella cried. But then a
fairy godmother appeared beside her.

“Why are you crying, Cinderella?” the fairy godmother asked.

“Because I want to go to the ball but my stepmother insists me that I stay at home,” said
Cinderella. “Besides, I don’t have any beautiful dresses.”

The fairy then turned Cinderella’s ugly clothes became the most beautiful dress complete
with glass slippers. The fairy had also turned a pumpkin into a coach and the mice into six
white horses. Cinderella finally could go to the ball but had to come back before midnight
before the spell broke.

You might also like