Professional Documents
Culture Documents
1709-Article Text-4924-1-10-20200915 PDF
1709-Article Text-4924-1-10-20200915 PDF
1 (2020)
Jurnal InterAct
| ISSN (Print) 2252-4630 | ISSN (Online) 2614-1442 |
INFORMASI ARTIKEL A B S T R A K
sangat umum digunakan oleh masyarakat Berdasarkan data yang ada, terdapat
di Indonesia dalam kehidupan sehari- 150 juta pengguna internet dari total
hari. Salah satu unsur perkembangan keseluruhan populasi rakyat Indonesia
teknologi digital yang paling menonjol yakni 268,2 juta jiwa atau 56% dari total
adalah media sosial dengan berbagai jenis populasi negara ini. Adapun para
aplikasinya seperti WhatsApp, Line, pengguna internet ini memfokuskan
Facebook, Twitter, Instagram, dan lain- dirinya dalam pemanfaatan internet untuk
lain. Berdasarkan data penelitian dari keperluan media sosial secara aktif yakni
Hootsuite dan We Are Social (2019), sebesar 150 juta orang dengan 130 juta
pengguna internet di Indonesia mencapai orang di antaranya adalah pengguna aktif
150 juta orang dengan penetrasi sebesar media sosial dari perangkat telepon
56%. Sedangkan menurut data penelitian seluler atau handphone (HP). Mengacu
dengan judul Essential Insight Into pada data ini, dapat terlihat bahwa fitur
Internet, Social Media, Mobile, and E- aplikasi media sosial merupakan media
Commerce Use Around The World, dari komunikasi yang sangat digandrungi oleh
angka jumlah pengguna internet tersebut, masyarakat di Indonesia.
terdapat sebanyak 150 juta orang Media sosial sebagai media
pengguna media sosial di Indonesia komunikasi yang sangat diandalkan juga
dengan penetrasi sebesar 56%. Dengan mempengaruhi perilaku entitas-entitas
demikian, orang Indonesia menghabiskan bisnis yakni perusahaan-perusahan
rata-rata waktu selama 3 jam 26 menit komersil. Tidak sedikit perusahaan yang
dalam sehari untuk mengakses media mulai dan telah memanfaatkan media
sosial. sosial sebagai media komunikasinya
Sementara itu, secara lebih rinci dengan publik. Secara khusus, media
berdasarkan data penelitian E-marketer sosial dimanfaatkan oleh sebagian besar
menyatakan bahwa pengguna aktif media perusahaan sekarang untuk menjadi
sosial Instagram (IG) secara global saluran atau media promosi produk atau
mencapai 1 miliar pengguna dan di jasa yang ditawarkan kepada publiknya.
Indonesia IG menempati peringkat ke-4 Tidak hanya perusahaan-perusahaan
sebagai media sosial yang paling banyak besar tetapi pelaku-pelaku bisnis mula-
digunakan oleh masyarakat. Indonesia mula dan usaha mandiri kecil serta
juga tercatat sebagai peringkat ketiga menengah (UMKM) juga memanfaatkan
negara pengguna IG terbesar di dunia media sosial sebagai sarana promosinya.
yakni sebanyak 53 juta orang dan Justru bagi para pelaku usaha mula-mula
penetrasi sebesar 20%. Data ini dan UMKM memanfaatkan media sosial
menunjukkan bahwa IG adalah media sebagai media promosinya akan
sosial yang menjadi primadona bagi memberikan nilai efisiensi biaya dalam
masyarakat Indonesia yang tentunya mengoperasikan usahanya karena sifat
menjadi daya tarik saluran promosi baru media sosial yang berbiaya rendah.
yang potensial dalam konteks dunia Cukup dengan bermodalkan telepon
bisnis dan komunikasi pemasaran. seluler pintar (smartphone) dan paket
kuota internet, para pelaku usaha ini
Nantingkaseh 28
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 29
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 30
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 31
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 32
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 33
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 34
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 35
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 36
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
komunikasi antar pribadi. Interaksi antar dalam bisnis antara perusahaan dan
manusia dalam dimensi interaktivitas konsumennya.
media sosial ini dapat terjadi dalam Keterbukaan (openness) adalah unsur
beberapa bentuk komunikasi yakni: one karakteristik kedua dari media sosial
to one, one to many, dan many to many yang merujuk pada kemampuan media
communication, di mana individu yang sosial untuk memfasilitasi transparansi
terlibat dapat berpartisipasi dalam informasi mengenai pengguna. Hal ini
pertukaran pesan yang resiprokal. Secara dapat dilihat dari terinformasikannya
rinci dimensi karakteristik interaktivitas profil seorang individu lewat aplikasi
media sosial ini terjabarkan ke dalam media sosial yang digunakannya.
beberapa unsur yaitu partisipasi, Contohnya dalam aplikasi media sosial
keterbukaan (Openess), perbincangan Facebook, seseorang yang memiliki akun
(Conversation), dan komunitas dapat menginformasikan profil diri dan
(Community). Hal ini sesuai dengan segala aktivitasnya dalam bentuk post di
fungsi dan peran yang dapat dijalankan lini massa (timeline) secara terbuka
oleh media sosial yaitu publishing, kepada publik.
sharing, messaging, discussing, Keterbukaan merupakan wujud peran
collaborating, dan networking. media sosial dalam publishing dan
Unsur karakteristik media sosial yang sharing, ketika perusahaan dapat
pertama adalah partisipasi yang merujuk menginformasikan tentang produk baru
pada kemampuan media sosial untuk yang dimilikinya beserta spesifikasi dan
melibatkan setiap penggunanya untuk segala keunggulannya serta manfaatnya
melakukan aktivitas komunikasi lewat bagi konsumen dan pelanggannya.
aplikasi media sosial yang digunakan. Chaffey dan Ellis-Chadwick (2016)
Dalam unsur partisipasi, semua pengguna menyatakan bahwa media sosial
dapat menjadi komunikator sekaligus bermanfaat sebagai alat untuk
komunikan dalam proses komunikasi menyampaikan keunikan dari sebuah
yang berjalan. Mereka dapat brand.
memproduksi pesan dan informasi Media sosial memiliki unsur
sekaligus menerima feedback dari karakteristik yang paling sering
individu lain dalam sebuah aplikasi dimanfaatkan oleh para penggunanya
media sosial. Dengan demikian, yaitu perbincangan (conversation).
partisipasi dapat membentuk consumer Seiring dengan perkembangan teknologi
engagement yang menjadi keunggulan komunikasi yang semakin pesat, individu
media sosial dalam mendukung membutuhkan proses komunikasi yang
komunikasi pemasaran. Konsumen dan cepat di antara mereka. Hal inilah yang
pelanggan dapat turut serta dalam mendorong pemanfaatan media sosial
menginisiasi komunikasi dengan berbasis conversation oleh para
perusahaan atau yang dikenal dengan pengguna untuk mempermudah
konsep user generated content. Sehingga pertukaran pesan dan informasi di antara
tercipta proses diskusi dan kolaborasi mereka. Dalam media sosial berbasis
conversation seperti What’s App dan
Nantingkaseh 37
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 38
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Berkaitan dengan konsep media visual, hal ini didasari oleh kemampuan
sosial, pada penelitian sebelumnya yang otak manusia yang pada dasarnya lebih
berjudul “Follow for Follow: marketing mudah memproses pemahaman informasi
of a start-up company on Instagram” oleh yang berbentuk gambar ketimbang teks.
Virtanen, Björk dan Sjöström, (2017) Lebih lanjut dalam penelitian tersebut
menyatakan bahwa pemanfaatan aplikasi dikatakan bahwa content visual sangat
media sosial sangat efektif dalam efektif dalam membangun awareness,
mendukung aktivitas pemasaran bisnis meningkatkan traffic, dialog interaktif,
khususnya bagi usaha kecil dan dan merangsang minat atau ketertarikan
menengah yang disebut dengan konsep konsumen terhadap suau produk.
social media marketing. Aplikasi media Berdasarkan hal ini, Instagram dikatakan
sosial meningkatkan pengaruh pemasaran sebagai aplikasi media sosial yang paling
dan jangkauan terhadap konsumen kuat dalam memanfaatkan fitur content
karena melalui aplikasi media sosial, visual dalam bentuk gambar (foto) dan
bisnis memiliki kendali yang tinggi video untuk mempengaruhi perilaku
terhadap pesan-pesan brand yang hendak konsumen dan keputusan pembeliannya
disampaikan kepada para konsumennya. terhadap suatu brand produk.
Selain itu, media sosial juga berkembang
menjadi saluran andalan bagi para METODOLOGI
konsumen dalam mencari berbagai Metode dalam penelitian ini adalah
informasi yang mereka perlukan. metode kualitatif. Metode ini dipilih
Konsumen semakin percaya dengan karena penelitian ini berupaya untuk
berbagai informasi yang mereka dapatkan menjelaskan sebuah fenomena secara
di media sosial, hal ini menjustifikasi mendalam melalui pengumpulan data
bagaimana media sosial sangat yang mendalam pula seperti yang
berpengaruh terhadap perilaku dan diutarakan oleh Kriyantono (2014).
keputusan konsumen, dalam konteks Dalam konteks penelitian ini, peneliti
penelitian ini tentunya perilaku konsumsi berupaya untuk menjelaskan fenomena
dan keputusan pembelian konsumen. pemanfaatan peran media sosial
Secara spesifik dalam penelitian Instagram dalam mendukung program
Virtanen, Bjork, dan Sjostrom membahas komunikasi pemasaran di Samakta Guest
tentang peran Instagram sebagai salah House. Oleh karena itu, jenis penelitian
satu aplikasi atau platform media sosial yang digunakan adalah penelitian
yang paling efektif dalam menjalankan deskriptif sebab dengan jenis penelitian
aktivitas social media marketing. Tren ini, peneliti akan dapat mendeskripsikan
yang berkembang dalam social media bagaimana marcomm officer dari
marketing adalah meningkatnya Samakta Guest House menjalankan
preferensi informasi konsumen dalam aktivitas pemanfaatan media sosial dalam
bentuk gambar atau visual secara online. hal ini Instagram guna mendukung tujuan
Konsumen lebih menyukai dan bahkan komunikasi pemasaran dari institusi
lebih mudah untuk memahami dan tersebut.
mempercayai informasi yang berbentuk
Nantingkaseh 39
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 40
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
media sosial sebagai pengelola Samakta dari penelitian sebagai informan dalam
Guest House. Hasil observasi peneliti metode pengumpulan data wawancara
yang terkumpul kemudian akan mendalam yang dilakukan peneliti.
diidentifikasikan, dikategorisasikan, dan Samakta Guest House sebagai
selanjutnya diinterpretasikan kembali entitas bisnis tentunya berupaya untuk
sesuai dengan konsep-konsep yang berkompetisi dalam pasar penyedia
digunakan sebagai landasan konseptual akomodasi penginapan dan mereka juga
penelitian ini. Teknik analisis data ini mengadopsi konsep IMC sebagai bagian
selaras dengan teknik filling system yang dari strategi komunikasi pemasarannya
diungkapkan oleh Wimmer & Dominick dengan memanfaatkan perkembangan
dalam Kriyantono (2014). teknologi media baru dalam konteks ini
Sehingga melalui observasi, peneliti adalah pemanfaatan media sosial dalam
dapat melihat kesesuaian temuan empiris mendukung aktivitas komunikasi
antara pengetahuan dan pemahaman para pemasarannya. Sebagai dasar dari
informan dari hasil wawancara mandalam pengelolaan strategi komunikasi
dan pelaksanaannya secara praktis dalam pemasarannya, dapat dimaknai bahwa
perilaku kerja mereka terkait dengan pendiri sekligus pemilik (manajemen)
aktivitas komunikasi pemasaran lewat Samakta Guest House melakukan proses
pemanfaatan media sosial khususnya segmentasi, targeting, dan positioning
Instagram. terhadap produk dan jasa yang
ditawarkannya. Proses segmentasi ini
HASIL DAN PEMBAHASAN terlihat dari bagaimana manajemen
Samakta Guest House dapat melakukan
Peran Media Sosial dalam Komunikasi segmentasi sebagai berikut:
Pemasaran Perusahaan Segmentasi geografis: alam tahap ini,
Samakta Guest House adalah manajemen Samakta Guest House
salah satu entitas bisnis yang bergerak melakukan pembagian pasarnya dengan
dalam bidang penyelenggara akomodasi mengklasifikasikan konsumennya yakni
penginapan di wilayah Lembang, mereka yang berdomisili di kota Bandung
Bandung Barat. Guest house ini dapat dan sekitarnya serta DKI Jakarta.
dikatakan unik karena merupakan sebuah
Segmentasi demografis: dalam tahap ini,
penginapan yang dikelola oleh Kelompok
manajemen Samakta Guest House
Usaha Bersama Penyandang Cacat
melakukan pembagian pasar dengan
(Kubca) sehingga mayoritas sumber daya
mengklasifikasikan mereka yang berusia
tenaga kerja pengelolanya sebanyak tiga
20-50 tahun, memiliki pekerjaan baik di
(3) orang adalah para penyandang
sektor swasta mupun pemerintahan,
disabilitas yakni bisu dan tuli. Mereka di
berpenghasilan minimal UMR, dan
bantu oleh dua (2) orang pengelola
mereka yang tergabung dalam sebuah
lainnya yakni pendiri sekaligus pemilik
keluarga sebagai segmen konsumennya.
dan asistennya selaku penyelia
(supervisor). Para pekerja di Samakta
Guest House inilah yang menjadi subjek
Nantingkaseh 41
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Segmentasi psikografis: pada tahap ini, berlibur di wilayah Bandung Utara yakni
manajemen Samakta Guest House Lembang dan sekitarnya.
melakukan pembagian pasar dengan
Lebih lanjut lagi, manajemen
mengklasifikasikan mereka yang
Samakta Guest House juga menentukan
memiliki gaya hidup (life style) traveling
positioning bisnisnya sebagai bagian dari
sebagai hobi mereka pada masa liburan,
strategi komunikasi pemasarannya
khususnya mereka yang gemar bepergian
sebagai berikut:
atau bertamasya bersama keluarga
dengan gaya bepergian backpacker atau Manajemen Samakta Guest House
pelancong ekonomis yang melakukan positioning secara keunikan
mengedepankan harga yang murah. (distinctiveness) karena manajemen
mengedepankan keunikan guest house
Segmentasi perilaku: pada tahap ini,
mereka yang memiliki banyak pilihan
manajemen Samakta Guest House
kamar untuk pelancong yang bertamasya
melakukan pembagian pasar dengan
dalam rombongan dengan jumlah
mengklasifikasikan mereka yang
anggota yang besar seperti dalam bentuk
memiliki keterarikan untuk bertamasya
keluarga atau rombongan wisata
ke wilayah Lembang dan sekitarnya di
komunitas tertentu seperti touring
Bandung Utara. Wilayah Lembang dan
komunitas sepeda motor dan lain-lain.
Bandung Utara memang memiliki tujuan
Selain itu, manajemen Samakta Guest
atau objek wisata yang sangat beragam,
House juga mengedepankan positioning
mulai dari objek wisata alam seperti
keterjangkauan (affordability) lewat
Gunung Tangkuban Parahu, Air terjun
penentuan komponen harga (price) yang
Maribaya, Pemandian air panas Ciater,
terjangkau dan dapat mengarahkan
Observatorium Boscha, hingga objek
keputusan pembelian konsumen untuk
wisata kuliner seperti Pasar Lembang,
pilihan kamar yang besar dan dapat
Floating Market Lembang, The Lodge
memuat banyak orang.
Maribaya, dan masih banyak lagi.
Manajemen Samakta Guest House
Sesuai uraian segmentasi pasar yang
juga melakukan positioning berdasarkan
telah dirumuskan di atas, manajemen
harga dan kualitas (price & quality)
Samakta Guest House kemudian dapat
dengan memberikan penawaran harga
melakukan targeting terhadap pasarnya.
yang ekonomis untuk pilihan kamar yang
Konsumen yang dijadikan targeting oleh
besar bagi konsumen keluarga dengan
manajemen Samakta Guest House adalah
jumlah anggota yang banyak
mereka yang tinggal di wilayah Bandung
dibandingkan dengan para pesaingnya.
dan sekitarnya serta DKI Jakarta yang
berusia 20-50 tahun, bekerja dengan Manajemen Samakta Guset House
penghasilan minimum UMR, dan/atau memposisikan dirinya sebagai penyedia
merupakan sebuah keluarga, yang akomodasi penginapan yang dapat
memiliki hobi bertamasya untuk mengisi melayani konsumen dalam bentuk
masa liburannya dan khususnya mereka keluarga dan rombongan dalam jumlah
yang memiliki ketertarikan untuk anggota yang banyak karena varian
Nantingkaseh 42
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
kamar yang mereka miliki kebanyakan (2018) yang menyatakan bahwa strategi
adalah kamar yang dapat memuat banyak internet marketing melalui pemanfaatan
penginap. Inilah yang menjadi media sosial, saat ini sudah tidak
positioning berdasarkan pengguna terelakkan lagi dan telah menjadi bagian
produk (user positioning). dalam kehidupan pemasaran bisnis. Di
samping itu, strategi internet marketing
Konsumen yang menjadi segmen dan
juga dirasakan sangat efisien dalam
target pasar manajemen Samakta Guest
implementasinya karena dengan biaya
House adalah mereka yang dapat
yang cenderung rendah tetapi dapat
merasakan manfaat dari pilihan kamar
menjangkau publik yang luas tanpa
yang tersedia khususnya mereka yang
terbatas oleh lokasi dan waktu, gagasan
bepergian dalam jumlah anggota
ini diperkuat oleh Hamill dalam artikel
rombongan yang banyak seperti keluarga
jurnal riset Ali dan Allan (2017).
besar dan komunitas. Hal ini
menunjukkan positioning Samakta Guest Dalam konteks ini, manajemen
House berdasarkan manfaat produk Samakta Guest House menjalankan
(benefit positioning). promosi akomodasi penginapannya lewat
pemanfaatan media sosial yaitu
Setelah menentukan pondasi awal
Instagram (IG). Mereka membuat sebuah
dari strategi komunikasi pemasarannya,
akun bisnis resmi (business account) di
manajemen Samakta Guest House
IG dengan nama akun kubca_samakta
kemudian melakukan perencanaan
dan melalui akun ini, manajeman
implementasi marketing communicaton
Samakta Guest House melakukan
tools yang terintegrasi guna mencapai
aktivitas promosi dan komunikasi
tujuan pemasaran yang diharapkan yakni
pemasarannya yang terintegrasi (IMC).
mendapatkan pelanggan untuk
memperoleh sales dan profit. Tidak Lewat pemanfaatan media sosial IG ini,
hanya itu, manajemen Samakta Guest manajemen Samakta Guest House
House juga mulai memahami pentingnya berupaya untuk menjangkau publik
memanfaatkan perkembangan teknologi potensialnya yakni wisatawan yang
komunikasi lewat media baru untuk memerlukan akomodasi penginapan
menunjang aktivitas komunikasi selama bertamasya di wilayah Lembang
pemasarannya. Mereka sadar bahwa dan Bandung Utara. Melalui IG ini pula,
aktivitas komunikasi pemasaran dalam manajemen Samakta Guest House juga
dunia bisnis di era sekarang tidak dapat berupaya untuk mempengaruhi
terlepas dari pengaruh disrupsi media keputusan pembelian konsumen terhadap
baru. Itulah yang membuat mereka juga jasa akomodasi penginapan yang mereka
harus terjun melakukan aktivitas sediakan dengan melakukan integrasi
pemasaran berbasis internet (internet marketing communication tools, sesuai
marketing) yang memanfaatkan jaringan dengan yang diutarakan oleh Carvill dan
sosial pasar dalam dunia maya. Hal ini MacRae (2020).
sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Melalui pemanfaatan media sosial IG,
Rouse dalam artikel jurnal riset Chen Samakta Guest House juga berupaya
Nantingkaseh 43
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 44
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 45
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 46
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
dilihat dari adanya beberapa post di akun Pelatihan Decoupage (seni menghias
IG Samakta Guest House yang objek dengan menggunakan tisu)
menginformasikan berbagai kegiatan
menarik yang bersifat human interest dan
sosial melibatkan para pekerjanya yang
adalah penyandang disabilitas. Aktivitas
tersebut di antaranya adalah:
Nantingkaseh 47
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 48
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Nantingkaseh 49
SINGGALEN / JURNAL INTERACT - VOL. 9 NO. 1 (2020) 28-50
Kurtz, D. L. and Boone, L. E. (2010) ‘The Smith, P. and Zook, Z. (2011) Marketing
Market Segmentation Process’, in Communications Integrating Offline
Contemporary marketing. and Online with Social Media. United
Leaver, T., Highfield, T. and Abidin, C. Kingdom: Kogan Page Limited.
(2020) Instagram Digital Media and Soedarsono, D. K. et al. (2020)
Society Series. UK: Polity Press. ‘Managing digital marketing
Nasrullah, R. (2018) Media Sosial communication of coffee shop using
Perspektif Komunikasi, Budaya, dan instagram’, International Journal of
Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Interactive Mobile Technologies,
Rekatama Media. 14(5), pp. 108–118. doi:
ORZAN, G. (2016) ‘Conceptual Model 10.3991/IJIM.V14I05.13351.
Regarding The Influence of Social Sudibyo, A. (2019) Jagat Digital:
media Marketing Communication on Pembebasan dan Penguasaan.
Brand Trust, Brand Affect and Brand Jakarta: Kepustakaan Populer
Loyalty’, , Economic Computation Gramedia.
Economic CyberneticsStudies, 50(1), Valos, M. J. et al. (2016) ‘Exploring the
pp. 141–157. integration of social media within
Prabela, C., Kumadji, S. and Mawardi, integrated marketing communication
M. (2016) ‘PENGARUH frameworks: Perspectives of services
INTEGRATED MARKETING marketers’, Marketing Intelligence
COMMUNICATION (IMC) DAN and Planning, 34(1), pp. 19–40. doi:
PUBLIC RELATIONS TERHADAP 10.1108/MIP-09-2014-0169.
CITRA MEREK DAN Valos, M. J. et al. (2017) ‘Integrating
KEPUTUSAN PEMBELIAN ( social media within an integrated
Survei pada Pengunjung HARRIS marketing communication decision-
Hotel & Conventions Malang )’, making framework’, Journal of
Jurnal Administrasi Bisnis S1 Marketing Management. Routledge,
Universitas Brawijaya, 35(2), pp. 33(17–18), pp. 1522–1558. doi:
155–163. 10.1080/0267257X.2017.1410211.
Priansa, D. (2017) Komunikasi Virtanen, H., Björk, P. and Sjöström, E.
Pemasaran Terpadu Pada Era Media (2017) ‘Follow for follow: marketing
Sosial. Bandung: Pustaka Setia. of a start-up company on Instagram’,
Schiffman, L. and Kanuk, L. L. (2008) Journal of Small Business and
Perilaku Konsumen. Indonesia: Enterprise Development, 24(3), pp.
Indeksleon. 468–484. doi: 10.1108/JSBED-12-
Shimp, T. A. (2010) Integrated 2016-0202.
Marketing Communications in Wulandari, N. E. and Utami, N. W.
Advertising and Promotion. Boston: (2017) ‘Analysis integrated marketing
South-Western Cengage Learning. communication by e-commerto to
Available at: improve the customer loyality (
https://books.google.co.id/books?id= Descriptive study in hijup . com and’,
__c4nQAACAAJ. (October), pp. 10–11.
Shimp, T. A. and Andrews, C. J. (2018)
Advertising, Promotion, And Other
Aspects of Integrated Marketing
Communication., Integrated
Marketing communications. USA:
Cengage Learning.
Nantingkaseh 50