You are on page 1of 6

MENERAPKAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA

PEMBELAJARAN PKN DI SDN IMPRES 02 TOLOWATA


April yana yuliani
STKIPN Taman Siswa

Aprilyanayuliani0404@gmail.com

Abstract:Based on the results of the researchers, fourth grade students at SD Negeri impres 02
tolowata still lack students' attention in participating in citizenship education lessons, this also has an
impact on student learning outcomes which are still low and causes students to tend to be passive
during the learning process so that the learning process is not optimal. Teachers as educators still
don't apply fun learning models making students less responsive. This research aims to find out the
characteristics of students and what problems are faced by teachers in the learning process of
citizenship education in class VI students at SD Negri Impres Tolowata. This type of research is
quantitative research with a quasi-experimental design approach. Data collection techniques were
documentation and observational interviews. This research was conducted in two meetings. The
subject of this research was students of class VI SD Negri Impres 02 Tolowata. The number of
students was 13 students consisting of 5 boys and 8 girls. There are students in class VI at SD Negri
Impres 02 Tolowata who are smart, intermediate, and late but not stupid. The results of this study:
lack of application of methods and teachers find it difficult to organize classrooms. These results can
be seen from the learning process that took place in class VI of SD Negri Impres 02 Tolowata. The
teacher only uses the lecture method and the teacher lacks control over the classroom causing
students to not respond to the material being taught and students to feel bored and sleepy.

Keywords: Using discovery learning learning models.

Abstrak:Berdasarkan hasil peneliti, siswa kelas IV SD Negeri impres 02 tolowata masih kurangnya
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan kewarganegaraan hal ini juga berdampak
pada hasil belajar siswa yang masih rendah dan mengakibatkan siswa cenderung pasif selama
proses pembelajaran sehinga membuat proses pembelajaran kurang optimal. Guru sebagai pendidik
masih kurang menerapkan model pembelajaran yang menyenagkan menjadikan siswa kurang
responsif. Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui karaktristik siswa dan permasalah apa saja yang
dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas VI SD
Negri impres tolowata. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
Quasiekperimental desain. Tehnik pengumplan data yaitu dengan dokumentasi dan wawancara
observasi. Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan, subjek penelitian ini adalah murid kelas
VI SD Negri impres 02 tolowata jumlah siswa sebanyak 13 murid yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan
8 orang perempuan. Siswa di krlas VI SD Negri impres 02 tolowata ada yang pintar, menengah, dan
keterlambatan tatapi bukan bodoh. Hasil dari penelitian ini: kurangnya penerapan metode dan guru
sulit untuk mengatur ruang kelas. Hasil ini dapat dilihat dari proses pemebelajaran yang berlangsung
dikelas VI SD Negri impres 02 tolowata. Guru hanya mengunakan metode ceramah dan guru kurang
mengontrol ruanag kelas menyebabkan siswa kurang merespon materi yang diajarakan dan siswa
merasa bosan dan ngantuk.

Kata kunci:Mengunakan model pembelajaran discovery learning

Pendidikan saat ini guru dituntut bekerja lebih keras dalam meningkatkan hasil belajar siswa
ini berhubungan dengan bagaimana guru menyampaikan pembelajaran pada siswa. Cara
penyampaian meteri dapat dilakukan guru dengan memanfaatkan berbagai macam model,
pendekatan metode, dan strategi dalam merancang pembelajaran.

Menurut duraja (2008) Model discovery learning adalah teori yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajara tidak disajikan dengan pembelajaran dalam bentuk finalnya,
tetepi diharapkan mengorganisasi sendiri. Mengorganisasi sendiri maksudnya melibatkan siswa untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah.

Sedangkan menurut Effendi (2012) Discovery learning merupakan suatu pembelajaran yang
melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan. Discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang
diperoleh melalui pengamatan dan percobaan. Pembelajaran discovery learning dapat membantu
guru dalam mengolah proses pembelajaran lebih efisien dan efektif terutama memberikan
kemampuan peserta didik dalam membangun kolaboratif dan komitmen nilai yang tinggi dalam
aktifitas belajar. (Ariani dan wachidi, 2019).

Kelebihan pada model discovery learning dapat di simpulkan sabagai berikut: a) membantu
siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan daam proses kognitif, b)
Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat sesui dengan kecepatanya sendiri, c)
Meningkatkan ppengharapan pada siswa, karena unsur diskusi, d) Mampu menimbulkan perasaan
senang dan bahagia karena siswa berhasil melakukann penelitian, e) Dan membantu siswa untuk
menghilangkan skeptime ( ragu-ragu) karena mengalan pada kebenaran yang final dan tertentu atau
pasti.

Kekurangan menrurut (2013) adalah (1) model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
untuk belajar. Bagi siswa yang kurang memiliki kamampuan kognitif yang rendah akan menemui
kesulitan dalam berfikir abstrak atau yang mengungkapkan antara hubungan konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan, sehunga pada gilirannya menimbulkan frustasi. (2) Model ini tidak cukup efisien u
tuk digunakan dalam mengajar jumlah siswa yang banyak hal ini karena waktu yang di butuhkan
cukup lama untuk kegiatan menemukan pemecahan masalah. (3) Harapan dalam model ini dapat
terganggu apabila siswa dan guru suda terbiasa dengan cara lama. (4) Model mengajar discivery
learning akan lebih cocok dalam mengembangkan pemahaman, namun aspek lainnya kurang.

Menurut Sinabela (2017) Langkah-langkah pelaksanan pembelajran discocery learning yaitu:


pertama, Stimulatian (Pembelajaran rangsangan) siswa diberi permasalahan diawal sehingga
bingung dan menimbulkan keiginan untuk menyelidiki hal tersebut. Pada saat itu guru sebagai
Fasilitatir dan memberikan pertanyaan, arahan membaca teks, dan kegiatan belajar sesui discovery.

Kedua, problem stament (pernyataan indetifikasi masaklah). Tahap kedua darai


pembelajaran ini adalah guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengidentifikai sebanyak
mungkin kajadian-kejadian dari masalah yang relavan dengan bhan pemblajran, kemudian sala
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah).

Ketiga, Data coletian (pengumpulan data), berfungsi untuk membuktikan terkait


permasalahan yang ada sehinga siswa berkesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasiyang
sesui, membaca sumbaca sumber belajar yang sesui, mengamati objek terkit masalah wawancara
dengan sumber terkait masalah, melakukan uji cpba mandiri.

Keempat, data processing (pengolahan data), merupakan kegiantan pengolahan data dan informasi
yang sebelumnya didapat oleh siswa. Semua informasi yang didapat diolah pada tingkat kepercayaan
tertentu.

Kelima, ferification (pembuktian) yaitu kegiatan membuktikan benar atau tidaknya pertanyaan yang
sudah ada sebelumnya. Yang sudah diketahui dan yang sudah dihungkan dengan hasiln data yang
sudah ada.

Kenam, generalijation (menarik kesimpulan/generalisasi, tahap ini merupakan menari


kesimpulan dimana proses sebuah kesimpulan yang akan dujadikan prinsi umum untuk semua
masalah yang sama berdasarkan hasil. Maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi.

Dalam penelitian ini yang peneliti lakukan dengan mengambil data dari beberapa sumber
penelitian yang sebelumnya telah dilakukan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengunakan pendekatn penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang selalu berawal dari masalah yang dibawah oleh peneliti tetapi masih bersifat remang-
remang, bahkan gelap kopleks dan dinamis (Sugiyono 201:205). Oleh karena itu masalah dalam
penelitian kualitatif bersifat sementara,tentatif akan berkembang dan akan diganti setelah penelitian
berada dilapangan. Jenis penelitian kuantititaf yang digunakan oleh peneliti. Jenis kuantitatif deskriptif
merupakan tehnik dalam mengambarkan maupun mengintepestasikan data-data yang telah
dikumpilkan dengan memperhatikan dan merekam sebanyak mungkin aspek-aspek yang diteliti pada
saat itu. Sehinga diperoleh gambaran secara umun dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya
(Kriyantono dalam Akhmad 2015:4

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi
dan pencermatan dokumen. Wawancara adalah interaksi dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono,
2015: 231). Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru, siswa dan. Target informasi yang
ingin dicapai dari wawancara ini adalah deskripsi lisan tentang model pembelajaran yang digunakan
guru untuk melangsungkan pembelajaran materi PKn pada kelas VI SD Negri impres tolowata .
Observasi merupakan suatu proses mencari informasi dengan caramelihat, mengamati, dan
mencermati serta merperilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu (Herdiyansyah, 2013:
131). Observasi dilakukan kepada guru, dan siswa. Target informasi yang ingin dicapai dari observasi
ini adalah deskripsi aktifitas dari metode pembelajaran yang digunakan guru untuk melangsungkan
pembelajaran materi PKn pada kelas VI SD Negri impres 02 tolowata. Pencermatan dokumen
dilakukan pada dokumen yang dimiliki guru dan siswa. Pencermatan dokumen yang dimaksud ialah
bagaimana guru menjalankan tugasnya sebagai guru, dan metode apa saja yang digunakan dalam
proses belajar mengajar, bagaimana guru menyusun model pembelajara dan apakah guru menguasai
ruang kelas atau tidak.

HASIL PEMBAHASAN

Kegiatan observasi ini dilakukan dengan dua kali pertemua, pertemuan pertama melakukan
wawancara terhadap guru seputar permasalah yang di hadapi oleh guru dalam pembelajaran pkn.
Tetapi pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti masih bersifat sementara dan jawaban yang di berikan
guru juga masih bersifat sementara. Peneliti mengamati cara guru melakukan proses pembelajaran
yang sedang (yosi A. p.) (yosi A. p., 2022) berlansung, apakah sama dengan yang guru katakan pada
wawancara mengenai permasalah yang dihadapi. Peneliti menemukan permasalan dalam proses
belajar mengajar pkn yaitu: a) guru kurang mengunakan metode pembelajaran, metode yang
digunakan oleh guru dalam pembelajara pkn pada murid kelas VI sdn impres 02 tolowata adalaj
metode ceramah dan diskusi, b) guru tidak dapat mengatatur ruang kelas sehinga proses pembelaja
kurang optimal c)tidak mengusai strategi pembelajaran, d) penerapan model pembelajaran masih
kurang sehingga mirid tidak memahami materi yang disampaikan. Dimana siswa sibuk dengan
urusan masing-masing dantidak mendengarkan guru yang menjelaskan materi didepan kelas.

Kegiatan observasi pertemuan kedua peneliti melakukan wawancara dan juga mengamati
siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Hasil dari wawancara pertemuan kedua adalah: a) guru
guru membuat rancangan rpp sebelum mengajar, b) guru melakukan pengenalan karakteristik siswa,
c) dan guru meriviu materi yang diajarakan, d) guru menyelesaikan masalah pembelajaran.

Tabel 1. Jumlah keseluruhan siswa

Nomor Jumlah Siswa Populasi siswa


Laki-laki Perempuan pintar menengah Terlambat/masalah
1 5 9 4 7 2
2 Jumlah keseluruhan siswa=13 Jumlah populasi siswa=13
Gambar 1.jumlah siswa

Gambar 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Gambar 3. Gurubyang sedang menjelaskan materi

SIMPULAN

Sesuai dengan pemahaman pokok permasalahan tersebut diatas, maka dapat di tarik
kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar ini tentunya dengan didahului dengan perbaikan kualitas
proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan memperhatikan metode pembelajran, strategi
pembelajaran, mengontrol ruang kelas.

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran,
yaitu kepada guru pkn sdn impres 02 tolowata yang mengalami permasalahan kurang menerapkan
metode, strategi pembelajaran, control ruang kelas. Sebaiknya mengunakan model pembelajaran
discovery learning sebagai alterntif dalam pembelajaran pkn sdn impres 02 tolowata guna
menciptakan pembelajaran yang inovatif agar siswa mampu belajar mandiri dengan proses belajar
dengan menemukan sendiri. Kepada siswa sdn impres 02 tolowata semangat terus belajara dan
mempertahan kan hasil belajarnayadan juga siswa harus memperhatikan guru yang menjelaskan
materi serta ruang kelas.

DARTAR PUSTAKA

Ade, P. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar


Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri 14 Bermani Ilir
Kabupaten Kepahiang (Doctoral dissertation, IAIN BENGKULU).

Barkah, A., Mardiana, T., & Japar, M. (2020). Analisis implementasi metode pembelajaran dalam
masa pandemi covid-19 pada mata pelajaran pkAde, P. (2020).

Kristin, F. (2016). Analisis model pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar
siswa SD. Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan
Dasar, 2(1), 90-98.

You might also like