You are on page 1of 17

MAKALAH

BULUTANGKIS

DOSEN PENGAMPU:

1. Paryadi S.Pd M.Pd

DIBUAT OLEH:

Anggrainy Waisman 2005106043


Nadia Anjelika 2005106048
Dipa 2005106049
Prima Eksya Ramadani 2005106056
Hadiyanto 2005106066
Irdanto 2005106075
Marwansyah 2005106084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2023
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata kuliah Pembelajaran Tes dan
Pengukuran , Bapak Paryadi S.Pd.,M.Pd yang telah memberikan tugas. Penulis
berterima kasih kepada bantuan dari pihak yang telah berkontribusi memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman agi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami penulis merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 02 Mei 2023

Penulis
4

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................7
2.1     Pengertian Bulu Tangkis...............................................................................................7
2.2     Sejarah Permainan Bulu Tangkis..................................................................................7
2.3     Peraturan Permainan Bulu Tangkis..............................................................................8
2.4     Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis..........................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
3.1     Kesimpulan.................................................................................................................17
3.2     Saran...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18
5

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia.
Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat
keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan
untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis merupakan
permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan
satu, atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat
pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan
dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja.
Oleh karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat. Di Indonesia, olahraga
bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet,
dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang
diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas
Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih
bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan
membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan, hingga pembinaan secara
terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak, baik dari pemerintah
melalui sekolah, maupun dari masyarakat sangat diperlukan guna pembinaan dan
pengembangan olahraga bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari
keduanya diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan dan pengembangan
olahraga, termasuk bulutangkis.
Secara sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis dengan tepat dan baik perlu
dilakukan yaitu latihan yang dilakukan secara terencana dan terprogram yang didasarkan
pada pelaksanaan yang benar dan teratur. Secara sistemik, yakni berbagai komponen latihan
yang terkait harus dilaksanakan secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan yang terkait,
maka perlu adanya strategi pendekatan yang tepat.
6

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:


1.        Bagaimana sejarah permainan Bulu tangkis?
2.        Apa sajakah peraturan dalam permainan bulu tangkis?
3.        Dan bagaimana teknik dasar dalam bermain permainan bulu tangkis?
4. Cara melakukan tes dan pengukuran permainan bulutangkis?

1.3         Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk menyelesaikan tugas akhir
mata kuliah umum bulu tangkis dan tentunya untuk menambah pengetahuan penulis dan
pembaca tentang permainan bulu tangkis atau mungkin menumbukan minta dan bakat para
pembaca dengan membaca makalah ini.
7

BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Bulu Tangkis

Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga
permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas
lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu.
Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan yang di batasi dengan garis-garis dalam
ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di bagi dua sama besar dan di pisahkan oleh
net yang direnggangkan di kedua tiang net yang ditanam di pinggir lapangan.
Bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan
shuttlecock yang di pukul melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan
bola atau service, yaitu memukul bola dari petak service kanan ke petak servis kanan lawan,
sehingga jalan bola menyilang.

2.2     Sejarah Permainan Bulu Tangkis

Permainan bulutangkis berasal dari india yang terkenal dengan nama Poona, namun
permainan bulutangkis tidak mengalami perkembangan di india pada masa itu. lalu para
tentara perang Inggris membawa permainan bulutangkis ke negaranya dan untuk pertama
kali tampil secara resmi di kota badminton tempat kediaman Duke of
Beaufort.Antara 1856 sampai 1859, permainan bulutangkis dikenal sebagai “battledore” dan
“shuttlecock” mulai berkembang menjadi permainan modern di “Badminton
House”, di pedesaan Duke of Beaufortdi inggris. Tujuan awal permainan bulutangkis
yang dimainkan di “Badminton House” adalah untuk menjaga agar shuttlecocktetap
berada di atas selama mungkin dengan dimainkan oleh dua orang atau lebih. Berbeda
dengan tujuan awal dimainkannya permainan bulutangkis, pada era sekarang
permainan bulutangkis bertujuan untuk menyelesaikan reli secepat mungkin untuk
mendapatkan nilai dari lawan anda (Kholison, Sugiyanto, Sutisyana, & Defliyanto,
2018:188).

Di Indonesia sendiri organisasi yang menaungi bulutangkis adalah PBSI


(Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) yang didirikan pada tanggal 5 Mei 1951 di
Kota Bandung, (Kholison et al., 2018:188). Melihat peminat olahraga bulutangkis sangat
8

pesat ternyata sampai hari ini tidak heran bahwa olahraga bulutangkis merupakan
olahraga yang sangat banyak digemari oleh banyak orang saat ini.

2.3     Peraturan Permainan Bulu Tangkis


Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton
Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :
1.        Ukuran Lapangan

a.           Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang
terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari
garis tengah lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan
garis servis pendek dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus
berada di dalam ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang
lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½
inci) harus berada dalam batas ukuran yang telah ditentukan.
b.          Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk
permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis batas
belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring
akan ditempatkan pada garis samping lapangan.
2.        Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar
jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.
3.        Jaring
9

Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm
sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152
cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-
tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah
pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung
tiang.
4.        Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai
bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu
dari ujung bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 –
6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung
bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.
5.        Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan
(pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan
ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi
dalam (inside), sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
6.        Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang berlawanan
untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan
bagi timnya untuk memulai permainan.
7.        Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a.         Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka, seperti yang
telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15, bila kedua
belah pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14
dapat menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game). Jika
pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-
all”. Pihak pertama yang mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
b.         Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai angka 10-
10, maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan
akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.
c.         Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan
pemenang. Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games)
10

akan dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada
setiap akhir suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika
nilai akhir mencapai :
1)        Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2)        Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3)        Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua pemain
mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah
muncul selisih 2 poin (misalnya 22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum
dapat ditentukan. Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin
29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu mencapai angka 30.
8.        Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
a.         Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain di bidang servis
kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri secara diagonal dihadapannya.
b.         Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam lapangan selalu
dilakukan dari bidang servis kanan.
c.         Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima servis. Jika
shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain pasangannya, pihak yang berada disisi
dalam mendapat angka.
d.        Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau pertama dari suatu
pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis tersebut.
e.         Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau dari sisi lapangan
yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang memenangkan reli tersebut, maka akan
terjadi let kembali yang harus diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.

9.        Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada pertandingan
tunggal. Tambahan peraturan untuk pertandingan tunggal adalah sebagai berikut:
a.          Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang servis kanan
hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap pertandingan. Servis dilakukan dan
diterima dari bidang servis kiri bila nilai pelaku servis merupakan angka ganjil.
b.         Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat masing-masing
pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
11

10.    Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan akan
menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain yang berada
di sisi luar (sisi lapangan yang menerima servis), maka satu angka diperoleh pihak yang
berada di sisi dalam (sisi lapangan yang melakukan servis).
11.    Kesalahan terjadi jika
a.         Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket berada di atas ketinggian
pinggang pemain; atau salah satu bagian dari  kepala raket berada pada posisi lebih tinggi
dari salah satu bagian tangan pelaku servis yang memegang raket ketika shuttlecock
disentuh raket.
b.         Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah yakni ke sisi yang
tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau jatuh di muka garis servis pendek;
atau jatuh dibelakang garis servis panjang; atau jatuh di luar garis batas samping lapangan.
c.         Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki penerima servis tidak
berada dalam bidang servisnya yang terletak bersebarangan diagonal dan bidang servis
pelaku servis, sampai pukulan servis selesai dilakukan.
d.        Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan gerak tipu atau pura-
pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
e.         Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas lapangan, melayang
menembus atau di bawah jaring, menyentuh langit-langit, menyentuh dinding samping, atau
menyentuh tubuh atau pakaian pemain.
f.          Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum menyeberang ke sisi lapangan
pihak yang melakukan pukulan.
g.         Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau tiang penyangga
dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.
h.         Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau shuttlecock dipukul dua kali
berurutan.
i.           Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh shuttlecock ketika ia berada di dalam atau
di luar batas lapangan.
j.           Pemain menghalang-halangi lawan.
12.    Umum
12

a.         Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis dalam keadaan siap.
Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk menerima servis yang telah
dibayangkan.
b.         Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang servisnya masing-masing
dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap bersentuhan dengan lantai, dalam posisi
diam, hingga shuttlecock disentuh raket.
c.     1)    Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring, maka hal itu
dianggap tidak sah.
       2)    jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka diajukan let.
       3)    jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis sedang dilakukan,
atau karena tidak berada dalam batas bidang servis yang seharusnya, sementara pada saat
yang sama pelaku servis juga dinyatakan melakukan kesalahan, maka diajukan let.
       4) Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir yang benar, tidak
dihitung. Pemain yang baru saja melakukan servis akan melakukan servis ulang, kecuali
jika peraturan lain telah ditetapkan.
d.    Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai shuttlecock, maka ia dianggap
melakukan kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock tersentuh raket, servis telah dianggap
telah dilakukan.
e.     Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut disana, atau
menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar lapangan; dan
pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan raket dan tubuhnya, maka tidak ada
pinalti, sebab shuttlecock dianggap dalam permainan.
f.     Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada dekat jaring dengan
harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya, hal ini dianggap
menghalangi lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau let, jika hal tersebut
terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain mengajukan hal tersebut, maka wasit harus
memberikan keputusan.
13.    Kontinuitas Permainan
Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir pertandingan, ketika
tim menang diputuskan, kecuali:
a.         Pada internasional Badminton Championship dan Ladies Internasional Badminton
Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat (tidak lebih dari 5 menit) yakni antara
pertandingan kedua dan ketiga.
13

b.         Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat dibutuhkan (maksimal 5
menit), yakni antara pertandingan kedua dan ketiga, baik untuk tunggal, ganda atau
keduanya.
c.         Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat menunda permainan
hingga waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.

2.4     Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis

Teknik dasar yang dimaksud bukan hanya pada penguasaan teknik memukul, tetapi
juga melibatkan teknik-teknik yang berkaitan dengan permainan bulutangkis. Abdul
Rahman (2014:9) menjelaskan bahwa teknik dasar permainan bulutangkis. Dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu cara pegang raket, sikap berdiri, gerakan kaki (footwork),
dan pukulan (stroke).
a. Sikap Berdiri (Standing attitude) dalam permainan bulutangkis harus dikuasai oleh setiap
pemain, adapun sikap berdiri dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu (1) sikap berdiri saat
servis, (2) sikap berdiri saat menerima servis, dan (3) sikap saat in play.
b. Teknik Memegang Raket merupakan dasar dalam melakukan berbagai pukulan. Ketepatan
dalam pegangan sangat berpengaruh dalam pukulan yang dihasilkan. Cara memegang raket
yang baik adalah dengan menggunakan jari-jari tangan, bukan menggunakan telapak
tangan. Dengan menggunakan jari-jari tangan akan memudahkan pergelangan tangan untuk
menggerakkan raket secara leluasa. Ada beberapa tipe pegangan raket yaitu pegangan
gebuk kasur (America grip), pegangan forehand (Forehand grip), pegangan backhand
(backhand grip), dan pegangan campuran/kombinasi (combination grip).
1)Pegangan forehand
Teknik pegangan forehand dilakuaakan dengan cara ibu jari dan jari telunjuk menempel
pada bagian permukaan pegangan yang sempit. Yang perlu diperhatikan dalam teknik
pegangan ini adalah pergelangan tangan dapat bergerak lebih leluasa untuk mengarahkan
pukulan.

2)Pegangan backhand
Dari posis teknk pegangan forehand dapat dialihkan ke teknik backhand yaitu dengan cara
memutar raket seperempat putaran ke arah kiri.
c. Teknik memukul bola, Untuk dapat menguasai teknik dasar tersebut perlu kaidah-kaidah
14

yang harus dilaksakan dalam latihan, sehingga menguasai tingkat keterampilan baik. Ada
enam macam teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis antara lain :
1)Servis
Servis adalah pukulan yang sangat menentukan dalam awal perolehan nilai, karena pemain
yang melakukan servis dengan baik dapat mengendalikan jalannya permainan. Dalam
permainan bulutangkis ada dua macam servis, yaitu servis panjang dan servis pendek.
2)Pukulan Lob (clear test)
Pukulan lob adalah suatau pukulan dalam permainan bulutangkis yang dilakukan untuk
menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan.
Untuk melakukan pukulan lob ada dua cara yaitu overhead lob dan underhand lob.

3)Pukulan smash

Pukulam smash adalah pukulan over head yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan
lengan serta lecutan pergelangan tangan agar bola meluncur tajam menukik. Baik smash
lurus maupun smash silang, keduanya dapat dipukul dengan ayunan yang sama.
4)Drop shot

Drop shot adalah pukulan menyerang dengan menempatkan bola tipis dekat dengan jaring
pada lapangan lawan. Drop shot mengandalkan kemampuan feeling dalam memukul bola
sehingga arah dan ketajaman bola tipis di atas net serta jatuh dekat net.
5)Pukulan drive

Pukulan drive adalah pukulan yang di lakukan dengan cara menerbangkan shuttlecock
sacara mendatar, ketinggian menyusur di atas net dan sejajar dengan lantai.
6)Netting

Netting adalah pukulan pendek yang dilakukan di depan net dengan tujuan untuk
mengarahkan bola setipis mungkin jaraknya dengan net di daerah lawan.

Teknik Langkah Kaki (Fott Work). Dalam permainan bulutangkis kaki berfungsi sebagai
penompang tubuh untuk bergerak kesegala arah dengan cepat, sehingga dapat
memposisikan tubuh sedemikian rupa supaya dapat melakukan gerakan pukulan dengan
efektif. Untuk bisa memukul bola dengan posisi baik, seorang pemain harus memiliki
kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau fottwork-nya tidak teratur.
15

Adapun macam-macam latihan fott work antara lain : langkah shadow, stroke, penguatan
kaki, akselerasi, kelincahan, kecepatan, dan koordinasi gerakan.

2.5 Tes dan Pengukuran perainan bulutangkis

1. Wall Volley Test ( tes voli dinding )


a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan "clear shot" dan menentukan
keterampilan bermain.
b. Peralatan yang digunakan
- Raket dan shuttle cock
- Dinding
- Stopwatch
- Meteran
- Formulir tes+ pulpen
c. Petugas
- 1 orang pemegang stopwatch
- 1 orang pencatat
- 1 orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
- Atlet/siswa berdiri di belakang garis batas 0,918 meter dari dinding dengan memegang raket
dan shunle cock
- Dengan aba-aba
"Siap atlet/siswa GO"
melakukan servis yang sah ke dinding di atas garis net dengan tinggi 1,525 meter dan panjang
2,21 meter, pantulan shuttle cock kemudian dipukul lagi ke tembok secara terus-menerus
selama 30 detik.
- Bila shuttle cock jatuh, maka atlet/siswa harus mengambilnyadan lakukan serve kembali
seperti semula, dan kemudian memukul lai secara berulang-ulang.
- Atlet/siswa diberikan kesempatan sebanyak 3 kali percobaan.
e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah pukulan yang dilakukan selama tiga kali kesempatan.
Analisis paling baik adalah membandingkan dengan hasil tes sebelumnya untuk
16

menentukan latihan yang sesuai.

2. Clear Test
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur kekuatan pukulan lob shuttle cock ke arah
garis belakang lapangan.
b. Peralatan yang digunakan
- Raket dan shuttle cock
- Lapangan bulu tangkis
- Meteran
- Kapur atau lakban
- Formulir tes + pulpen
c. petugas
- 1 orang pencatat
- 2 orang pembantu lapangan

4. Pelaksanaan
- Atlet/siswa berdiri pada area servis yang telah ditentukan dengan memegang raket dan shuttle
cock.
- Saat siap, atlet/siswa servis pendek kepada petugas pembantu yang ada di seberang net,
kemudian petugas pembantu memukul shuttle cock melambung ke arah atlet/siswa, atlet
melakukan pukulan lob yang di arahkan ke daerah sasaran pada garis lapang belakang dan
harus melalui tali yang di rentangkan sejajar dengan net berjarak 4,27 m dari net dengan
tinggi 2,44 m dari lantai.
- Atlet/siswa memukul shuttle cock mengarahkan ke area sasaran yang sejajar dengan garis
servis belakang dengan ukuran masing-masing 61 cm (dengan skor 2, 4, 5 dan 3).
- Atlet/siswa melakukan sebanyak 20 kali pukulan.
e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah skor dari 20 pukulan yang dilakukan. Dengan ketentuan
sebagai berikut:
- Skor yang berlaku adalah pukulan shuttle cock yang melewati diatas tali dan turun tepat
pada skor sasaran
Apabila shuttle cock jatuh tepat pada garis batas skor, maka skor yang diambil adaalah yang
tertinggi
17

Skor Nol (0) apabila shuttle cock mengenai tali atau tidak melewati diatas tali terlebih
dahulu.
Analisis paling baik adalah membandingkan dengan hasil tes sebelumnya untuk
menentukan Latihan yang sesuai.

BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan 

Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di Indonesia.


Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya.
Permainan ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan maksimal oleh empat orang.

3.2     Saran

Permainan bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlit
yang berpotensi. Untuk itu atlit-atlit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini dalam
bermain bulutangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.
18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013.
Pukul 21.00. Di http://prismakehidupan.wordpress.com/ .

http://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/997/747

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.stkippacitan.ac.id/id/
eprint/956/8/PJKR_BRIANTARA%2520BISMA%2520HARDINATA_BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwibkL_p99b-
AhXHSWwGHedDDKE4FBAWegQICBAB&usg=AOvVaw0l5ySM4jOBBa-a1TZT3eSh

You might also like