You are on page 1of 12

REPRESENTASI KESENJANGAN SOSIAL DALAM FILM PARASITE

THE REPRESENTATION OF SOCIETAL GAP IN THE FILM PARASITE


1
Ismandianto, 2Feggy Eugueyne Wulan Sari

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. HR. Subrantas KM 12,5
Pekanbaru 28293
Email : ismandianto@lectuter.unri.ac.id

ABSTRACT
Social inequality is a phenomenon that occurs in the community environment where it gives
rise to various kinds of significant differences between people. Director Bong Joon Ho in the film
Parasite displays a portrait of visualizing the issue of social inequality in two South Korean families
who have different economic backgrounds through cinematography. This study aims to determine
how the representation of social inequality is depicted in the film Parasite.
This study uses qualitative research methods with John Fiske's semiotic analysis. The subject of
this research is the film Parasite directed by Bong Joon Ho. Data obtained by observation and
documentation methods. The unit of data analysis was selected based on the scene that has a sign of
social inequality as many as 36 scenes. The technique of checking the validity of the data is using
source triangulation.
The results showed that social inequality was seen in aspects of appearance, speech, behavior,
gestures, expression and environment. In the aspect of social class, social inequality looks contrasting
because there is a significant difference between different social classes. Meanwhile, the capitalist
aspect provides an overview of the status of the owners of capital compared to the inverse of the
workers or workers.
Keywords: Parasite, Film, Representation, Societal gap, Analysis of Semiotics John Fiske

ABSTRAK
Kesenjangan sosial adalah sebuah fenomena yang terjadi pada lingkungan masyarakat
dimana hal tersebut menimbulkan berbagai macam perbedaan yang signifikan diantara kalangan
masyarakat. Sutradara Bong Joon Ho dalam film Parasite menampilkan potret visualisasi isu
kesenjangan sosial pada dua keluarga masyarakat Korea Selatan yang memiliki latar belakang
ekonomi yang berbeda melalui sinematografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana representasi kesenjangan sosial yang digambarkan dalam film.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika John
Fiske. Subjek penelitian ini adalah film Parasite yang disutradarai oleh Bong Joon Ho. Data
diperoleh dengan metode observasi dan dokumentasi. Unit analisis data dipilih berdasarkan scene
yang memiliki tanda kesenjangan sosial sebanyak 36 scene. Teknik pemeriksaan keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan kesenjangan sosial terlihat pada aspek penampilan, cara
berbicara, perilaku, gerak tubuh, ekspresi dan lingkungan. Pada aspek kelas sosial, kesenjangan
sosial terlihat kontras karena adanya suatu perbedaan yang signifikan antara kelas sosial yang
berbeda. Sedangkan pada aspek kapitalis memberikan gambaran status pemilik modal
dibandingkan terbalik dengan kaum buruh atau pekerja.

1
Kata-kata Kunci: Parasite, Film, Representasi, Kesenjangan Sosial, Analisis Semiotika John Fiske

PENDAHULUAN
Media baru merupakan sarana komunikasi yang rilis perdana pada tanggal Penulis
untuk berinteraksi dengan berbagai naskah serta sutradara dari film ini adalah
kelebihan (Setiyaningsih et al., 2020). besutan karya dari sutradara ternama Bong
Graeme Turner memaknai bahwa film Joon Ho. Melihat dari track record Bong Jon
merupakan representasi dari masyarakat dan Hoo di industri perfilman, Bong Joon Ho
merupakan refleksi dari realitas (Sobur, merupakan sutradara yang banyak meraih
2013:127). Realitas yang disajikan melalui penghargaan melalui film-filmnya yang
film merupakan gambaran dari beberapa dikenal kerap mengkritik isu sosial yang ada
fenomena sosial yang sering terjadi di pada masa ini beberapa diantaranya yaitu
masyarakat dan hal tersebut disajikan film Mother yang mengantarkan pesan
kembali melalui film dan disajikan dalam ketidak adilan kebenaran dan kurangnya rasa
bentuk dan pencitraan yang berbeda. manusawi ditengah kehidupan, film The Host
Terdapat berbagai aspek kehidupan yang garapan Bong Joon Ho yang dimana filmnya
direalisasikan di dalam film, seperti unsur mengkritik tentang masyarakat yang tidak
agama, pendidikan, percintaan, budaya serta pernah peduli dengan kebersihan lingkungan
fenomena sosial. Fenomena seperti ini dan menyebabkan pencemaran sungai akibat
tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pembuangan sampah sembarangan yang
di beberapa Negara lainnya. (Abadi, 2019). merusak ekosistem.
film diartikan sebagai suatu cabang seni yang Hal yang menarik pada film ini yang
menggunakan audio (suara) dan visual berdurasi 2 jam 12 menit sudah
(gambar) sebagai medianya (Diahloka, 2012). menghasilkan berbagai macam penghargaan
dalam kancah internasional pada dunia
Realitas yang disajikan melalui film perfilman dengan berhasil memenangkan
merupakan potret gambaran tentang penghargaan tertinggi, Palme d’Or di Festifal
berbagai fenomena sosial yang terjadi di Film Cannes berhasil membawa pulang piala
masyarakat. Kesenjangan sosial merupakan Screen Actors Guild (SAG) Awards ke 26 yang
salah satu fenomena yang seringkali terjadi di digelar di Shrine Auditorium, Los Angels pada
lingkungan masyarakat yang bisa tanggal 19 Februari 2020 dengan
menyebabkan beberapa perbedaan diantara memenangkan kategori “Outstanding
kalangan masyarakat. Kesenjangan sosial Performance by a Cast in a Motion Picture”
dapat terjadi akibat beberapa faktor yang atau pemeran film terbaik. Penghargaan
melatar belakangi adanya hal tersebut. Faktor dalam ajang Golden Globe Awards untuk
dari kesenjangan sosial sendiri berupa faktor kategori Best Motion Picture Foreign
ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya.Contoh Language atau Film Berbahasa Asing terbaik,
dari kesenjangan sosial yang masih kita serta di dalam nominasinya juga terdapat
rasakan pada kehidupan kita sehari-hari IndieWire, The Guardian, Vox, hingga Los
dimana ketidakadilan pemberlakuan hukum, Angeles Times menganugerahlan "Parasite"
pemberian layanan kesehatan, pemberian sebagai film terbaik pada tahun 2019(IDN
fasilitas kesehatan, serta dibidang pendidikan Times, 2019).
dibedakan berdasarkan latar belakang Parasite juga menjadi film pertama
golongan kaya dan miskin(Dosen Asia dengan film berbahasa non- Inggris
Sosiologi.com, 2019). pertama kali yang berhasil memenangkan
Salah satu film yang menampilkan Piala Oscar 2020 dengan membawa pulang 4
fenomena sosial berupa gambaran dari isu Piala penghargaan yakni kategori Best
kesenjangan sosial adalah film “Parasite” Picture, Best Director (Sutradara terbaik)

2
untuk Bong Joon Ho, Best International Movie, objek tidak hanya menghadirkan sebuah
dan Best Original Screenplay (Skenario Asli informasi, tetapi dapat melakukan konstitusi
Terbaik). Film Parasite menjadi film yang sistem secara terstruktur dari simbol yang
dinobatkan sebagai film terbaik sepanjang digunakan dalam tayangan tersebut.
sejarah Oscar. Semiotika diidentifikasikan sebagai ilmu
Lewat film ini sutradara dapat yang mempelajari obyek, peristiwa, seluruh
merealisasikan gambaran kesenjangan sosial kebudayaan sebagai tanda (Wibowo, 2011).
faktor ekonomi pada dua keluarga Semiotika John Fiske merupakan
masyarakat Korea Selatan yang memiliki latar bentuk yang lebih sempurna dari model
belakang ekonomi yang berbeda. analisis yang dipaparkan oleh dua orang ahli
Kesenjangan sosial pada film ini yaitu semiotika lainnya yaitu, Pierce dan Saussure
menjadi konflik dari keluarga miskin yang yang memfokuskan pada bidang linguistik
menimbulkan motif tindakan penipuan serta (katakata) dan kurang mementungkan faktor
kejahatan yang berlandaskan keserakahan kebudayaan yang terdapat pada model
dalam bertahan hidup. Hal yang menarik dari analisis semiotikanya. John Fiske
film ini yaitu apabila pada film lain memasukkan unsur kebudayaan (ideology)
memberikan formula plot twist dan ke dalam model analisis mereka. Fiske
memasukkan petunjuk di adegan-adegannya, memaparkan argumentasi bahwa hal yang
namun berbeda pada film Parasite yang alur dipertontonkan pada sebuah film adalah
dari ceritanya tidak mudah diduga oleh suatu keadaan sosial ataupun realitas
penontonnya. merupakan sebuah produk yang diciptakan
Dalam pemaparan yang susah oleh seorang manusia. Maka dari itu, penulis
dijelaskan maka dalam hal ini peneliti juga memakai metode analisis semiotika John
akan melakukan pengkajian secara lebih Fiske dengan Untuk mengetahui kesenjangan
mendalam terkait bagaimanakah sosial ekonomi dalam film Parasite dilihat
representasi kesenjangan sosial faktor dari level realitas, representasi dan idelogi
ekonomi dalam film tersebut. Kembali kepada dalam film parasite.
realitas pada saat ini, film parasite
merupakan imitasi dari visualisasi isu METODE PENELITIAN
kesenjangan sosial melalui sinematografi. Penelitian ini menggunakan desain
Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis penelitian kualitatif mengenai unit analisis
dilaksanakan agar dapat memahami serta semiotika John Fiske. Metode kualitatif dapat
mendapatkan informasi mengenai tanda dipakai dalam mengungkapkan serta
semiotika mengenai kesenjangan sosial dan memahami sesuatu yang ada dibelakang
telah dipaparkan dalam Film Parasite dan fenomena yang belum terungkao.
untuk melakukan analisis mengenai berbagai Sukmadinata, (2009) menyatakan bahwa
macam tanda yang memiliki keterkaitan penelitian kualitatif merupakan penelitian
terhadap nilai kesenjangan sosial dari yang digunakan dan ditujukan untuk
berbagai Level yang meliputi Level Realitas, mendeskripsikan serta menganalisis suatu
Representasi, dan Ideologi yang merupakan fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
bagian dari rangkaian kode televisi John kepercayaan, persepsi, dan individual
Fiske. maupun kelompok. Metode ini berusaha
Semiotika merupakan suatu bidang untuk memahami dan menafsirkan suatu
keilmuan yang digunakan untuk melakukan peristiwa (Prihatiningsih, 2017). Dengan
proses pengkajian terhadap tanda dalam metode penelitian kualitatif dapat
suatu konteks skenario, gambar, teks dan menghasilkan data deskriptif. Data deskriptif
adegan yang terdapat pada sebuah tayangan adalah data yang berupa kata-kata, gambar,
atau film dapat menjadi suatu aspek yang dan bukan angka-angka (Moleong, 2010)
dapat dimengerti melalui proses pemaknaan. Penelitian ini menggunakan
Memaknai berarti bahwa berbagai macam paradigma konstruktivis yang mendekati

3
dengan antithesis dari paham pengamatan dalam film Parasite, (5) Terakhir hasil dari
dan objektivitas suatu realitas atau ilmu analisis dan interpretasi tersebut dapat
pengetahuan yang dikaji, diteliti, dipelajari, ditarik menjadi sebuah kesimpulan.
dipersoalkan, dipahami, dan untuk mengategorikan data sehingga diperoleh
menyelesaikan suatu permasalahan. suatu temuan berdasarkan fokus dan masalah
(Pujileksono, 2015). Ada tiga aspek yang yang ingin di pecah (Ismandianto & Isnaini,
terdapat pada semiotika John Fiske, yakni; 2020)
Level Realitas, Level Representasi, dan Level
Ideologi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam hal ini penulis menetapkan
subjek penelitian yakni scene-scene yang Berdasarkan observasi dengan
terdapat pada film Parasite. film Parasite mengamati film Parasite maka scenes yang
secara keseluruhan memiliki scene yang menggambarkan kesenjangan sosial yang
mencapai 159 scene serta scene yang direpresentasikan dan yang dianalisis
memiliki simbol mengenai kesenjangan sosial menggunakan semiotika John Fiske sebagai
yang berjumlah 31 scene. Subjek penelitian berikut:
ialah sesuatu yang sangat penting Tabel 1: Analisis Scene 1
kedudukannya dalam penelitian. Arikunto, Scene Deskripsi Dialog Visual
2007), Subjek penelitian dapat berupa benda,
hal atau orang (Suwarno, 2014) 1 Memperlihatka Tidak ada
Adapun objek dalam penelitian ini 00.46 n rumah semi dialog
adalah audio dan visual pada film Parasite. basement
(memiliki letak
Film yang tergolong dalam media komunikasi
lebih rendah
audio-visual dapat menyebabkan effect pada dari jalan Pak
penonton (Setyaningsih, 2016). Objek Ki Taek
penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari (Sumber: Olahan Data Penulis, 2020)
seorang individu yang memiliki variasi a. Level Realitas
tertentu dan ditetapkan oleh penulis untuk Pada tabel 5.1 scene ini berada di
dipelajari, sehingga dapat ditarik suatu depan jendela rumah Pak Ki Taek
kesimpulan (Sugiyono, 2012). yang memperlihatkan letak rumah
Keseluruhan data yang didapatkan Pak Ki Taek berada lebih rendah
tersebut akan dianalisa melalui rangkaian dari pada pemukiman luar
tahapan berikut: (1) Menonton film Parasite rumahnya. Tampak kaus kaki yang
terlebih dahulu. Kemudian mencatat untuk digantung dan penampakan kondisi
mengumpulkan scene dan dialog yang lingungan luar rumahnya yang
berhubungan dengan kesenjangan sosial, (2) kumuh.
Setelah diseleksi dan diklasifikasi data b. Level Representasi
tersebut dianalisis berdasarkan kode-kode 1) Kamera (Camera)
televise John Fiske, yaitu pada level: realitas, Potongan tabel 5.1 teknik kamera
representasi, dan ideology, (3) Setelah yang digunakan dalam scene ini
melihat kode-kodenya, maka dianalisis pula adalah pengambilan gambar
peristiwa-peristiwa naratifnya. Analisis ini medium shot
dilakukan dengan melihat rangkaian- 2) Pencahayaan (Lighting)
rangkaian dari peristiwa yang terjadi dalam Sumber pencahayaan yang
Film. Serta melihat hubungan ideologi apa digunakan pada scene ini adalah
yang melatar belakangi peristiwa naratif natural light, yaitu pencahayaan
ataupun kode-kode yang ditampilkan dalam yang berasal dari luar jendela.
film Parasite, (4) Berdasarkan level-level Teknik pencahayaan dengan back
tersebut maka dilakukan interpretasi light.
terhadap representasi kesenjangan sosial

4
3) Suara (Sound) tinggi dibanding kedai kopi
Pada adegan ini suara yang ruangan rumah yang baru
digunakan adalah natural sound. mereka dibuka itu?”
Terdengar suara cengkrama Ki Jung:
tetangga lingkungan, kendaraan “Kenapa aku
tidak
mobil dan bunyi lonceng sepeda
terhubung?”
yang lewat. Ki Woo: “Kau
4) Musik (Music) manjat ke
Musik yang digunakan pada sini.”
adegan ini menggunakan (Sumber: Olahan Data Penulis, 2020)
instrument backsound dengan a. Level Realitas
nada yang pelan sebagai awal 1) Penampilan (Appearance)
pembuka dalam film Parasite. Dalam potongan scene tabel 5.2
c. Level Ideologi memperlihatkan Ki Woo dan Ki
Pemilihan perbedaan tempat Jung sedang duduk di atas lantai
tinggal antara kedua keluarga di film closet wc kumuh mereka yang
ini juga sangat di perhatikan agar terlihat lebih tinggi dari lantai
selaras. Kesenjangan sosial yang kamar mandi mereka yang sejajar
dikonstruksikan oleh sutradara dengan jendela sembari mencari
Bong Joon Ho kepada penokohan signal Wi-Fi gratis di sekitaran
keluarga Pak Ki Taek yang miskin rumah mereka. Pada scene ini
terlihat realistis dengan penampilan keduanya sama sama
dari lingkungan rumah semi mengenakan busana berwarna
basementnya yang terletak di abu-abu yang tampak lusuh.
kawasan lingkungan kumuh. 2) Perilaku (Behavior)
Seperti pada kehidupan Pada scene ini Ki Woo dan Ki Jung
nyata di Korea, orang-orang yang sibuk mencari-cari jaringan Wi-Fi
berasal dari perekonomian rendah sampai harus masuk dan jongkok
akan memilih tinggal di rumah atau di lantai closet wc kamar mandi
kamar semi basement yang mereka. Ki Woo dan Ki Jung
disewakan. Apartemen semi menunjukkan chemistry mereka
basement telah menjadi pilihan yang selaku abang dan adik yang akur.
terjangkau terhadap harga 3) Cara Berbicara (Speech)
perumahan yang berkembang pesat Pada scene ini, Ki Woo berbicara
dengan sewa bulanan sekitar dengan intonasi riang karena
540.000 won Korea (£ 345; $ 453), berhasil menyambungkan
dengan gaji bulanan rata-rata untuk jaringan Wi-Fi pada handphone
orang berusia 20-an sekitar 2 juta nya, di sahut Ki Jung dengan
won (£ 1.279; $ 1.679). intonasi yang pelan namun
frustasi sambil mengangkat dan
Tabel 2. Analisis Scene 2 mengayunkan handphone nya ke
Scene Deskripsi Dialog Visual atas untuk mendapatkan jaringan
2 Ki Woo dan sang Ki Woo: “Aku pada handphone nya. Penggunaan
02:43 adik Ki Jung menemukann bahasa Ki Jung kepada Ki Woo,
sibuk mencari ya!” tidak menggunakan bahasa
jaringan Wifi Ki Jung: formal yang seharusnya dia
gratis di toilet “Terhubung?” gunakan sebagai adik kepada
kamar mandi Ki Woo: “Ini abangnya.
mereka yang kerajaan kopi 4) Gerak tubuh (Gesture)
berada lebih 2G. Apakah

5
Ki Woo tampak tergesa-gesa yang tersedia, hal ini diakibatkan
menaiki tangga lantai closet karena ketidakmampuan mereka
sambil memperlihatkan layar dalam hal pemenuhan kebutuhan
handphone nya kepada Ki Jung. hidup, sedangkan manusia secara
Mereka rela untuk naik dan alami memiliki bermacam-macam
jongkok di dekat close wc untuk kebutuhan yang harus dipenuhi
mendapatkan jaringan, disusul seperti hal nya kebutuhan primer,
oleh Ki Jung yang mengikutinya sekunder, tertier dan sebagainya.
naik dan ikut jongkok di samping
Ki Woo. Tabel 3. Analisis Scene 3
5) Ekspresi (Expression) Scene Deskripsi Dialog Visual
Pada scene ini baik Ki Woo
3 Terlihat Istri Ki-Taek:
maupun Ki Jung terlihat serius 03:39 Keluarga Pak “Apa itu?
dan fokus pada layar handhone Ki Taek Fogging
mereka masing- masing. Ki Woo sedang Serangga?”
terlihat fokus mengutak-atik bekerja Pak Ki-Taek:
jarinya di layar handphone nya. melipat kotak “Mereka masih
b. Level Representasi Pizza dengan melakukannya?”
1) Kamera (Camera) keadaan Ki-Woo:
Teknik kamera yang digunakan rumah mereka “Sepertinya”
pada adegan ini yaitu medium yang dipenuhi Ki-Jung: “Tutup
oleh asap jendelanya!”
shot untuk memperlihatkan
fogging. Pak Ki-Taek:
kegiatan dan kondisi toilet “Biarkan, gratis
mereka yang lebih tinggi dari kok lumayan
pada kamar mandi. bisa
2) Pencahayaan (Lighting) membersihkan
Pencahayaan pada scene ini serangga”
menggunakan minimum cahaya Istri Ki-Taek:
menandakan keadaan lampu “Benar,
kamar mandi rumah mereka yang belakangan
redup dengan menggunakan low banyak kecoa”
key dan fill light. (Sumber: Olahan Data Penulis, 2020)
3) Suara (Sound) a. Level Realitas
Pembicaraan dan intonasi bicara 1) Penampilan (Appearance)
Ki Woo pada scene ini sangat Dalam scene ini, terlihat pakaian
bersemangat dan Ki Jung yang dari Pak Ki Taek yang memakai
memiliki intonasi bicara yang kaos coklat dengan warnanya
datar. yang luntur dengan kerah baju
berwarna biru tua yang tampak
lusuh, Istrinya yang memakai
c. Level Ideologi baju tanpa lengan dengan celana
Pada tabel 5.2 menunjukkan pendek serta Ki Woo dan Ki Jung
ciri-ciri dari kesenjangan sosial dari yang mengenakan baju santai
golongan miskin, hidup dalam rumahan.
keadaan serba tidak mampu dan 2) Perilaku (Behavior)
memiliki batasan dalam mengakses Pada Scene ini Pak Ki Taek, Istri
sumber daya yang ada. Golongan nya, Ki Woo dan Ki Jung
miskin hanya bisa menggantungkan memperlihatkan suatu bentuk
diri mereka dengan memanfaatkan kedekatan mereka dengan duduk
segala fasilitas yaitu fasilitas gratis

6
bersama melakukan pekerjaan memperlihatkan sekumpulan
mereka bersama sama. orang sedang melakukan suatu
3) Cara Berbicara (Speech) aktifitas serta kondisi rumah
Pada scene ini, Istri Pak Ki Taek mereka yang berada di base
menggunakan intonasi bertanya ment.
kepada Pak Ki Taek, Ki Woo dan 2) Pencahayaan (Lighting)
juga Ki Jung apakah bunyi Pencahayaan pada scene ini
nyaring dari luar adalah suara adalah natural light, dimana
dari seseorang petugas fogging pencahayaan dalam scene ini
rumah ke rumah, Pak Ki Taek dan terlihat cahaya matahari berasal
Ki Woo menyahut dengan nada dari luar jendela yang masuk ke
bicara yang tenang. Ki Jung dalam dan menandakan waktu
menanggapi dengan intonasi siang hari.
memerintah kepada Ki Woo 3) Suara (Sound)
untuk segera menutup jendela Suara Istri Pak Ki Taek terdengar
mereka agar asap tidak masuk ke penasaran saat bertanya dan di
dalam rumah mereka. jawab datar oleh suami nya dan
4) Gerak tubuh (Gesture) Ki Woo, lalu terdengar voice over
Scene ini menunjukkan Pak Ki dari suara Ki Jung yang merasa
Taek dan seluruh anggota kesal dan frustasi akibat asap
keluarganya yang pengangguran yang membuat sesak dirinya.
hanya bekerja sebagai tukang c. Level Ideologi
lipat kotak Pizza. Terlihat Pak Ki Pada kehidupan mereka
Taek, istri dan juga kedua yang miskin dengan anggota
anaknya duduk bersama sedang keluarga yang pengangguran
melipat kotak Pizza. membuat mereka bekerja
5) Ekspresi (Expression) membantu Ibu nya menjadi tukang
Pada scene ini terlihat eksperesi lipat kotak pizza demi mencukupi
mereka tampak penasaran biaya hidup mereka.
dengan Ibu nya yang beranjak Kondisi mereka yang miskin
dari duduknya dan yang lainnya membuat mereka hidup dari upah
mendongakkan kepala ke atas kecil untuk mencukupi kebutuhan
mengintip dari jendela. Tampak hidup mereka. Kemiskinan dan
raut kesal Ki Jung pada saat asap kurangnya lapangan pekerjaan
mulai memenuhi ruangan rumah adalah suatu indikator yang selaras
mereka. menjadi penyebab kesenjangan
6) Lingkungan (Environment) sosial. Kemiskinan memiliki
Menunjukkan kondisi ruangan pengaruh terhadap bidang
rumah mereka yang sempit dan perekonomian masyarakat, dan
sesak penuh dengan barang- kurangnya lapangan pekerjaan
barang rongsokan dan menjadi akibat tingginya tingkat
tumpukan-tumpukan kotak Pizza pengangguran pada suatu negara.
yang sudah dilipat. Pengangguran merupakan masalah
b. Level Representasi sosial bagi masyarakat dari ekonomi
1) Kamera (Camera) miskin yang mengalami
Teknik pengambilan gambar yang ketimpangan kesempatan dalam
ditampilkan yaitu high angle, memperoleh pekerjaan dan juga
dengan metode group shot yaitu terjadi karena jumlah dari para
posisi kamera lebih tinggi pelamar dan pencari pekerjaan tidak
daripada objek untuk

7
sebanding dengan lapangan pembayaran atas hasil kerja Istri
pekerjaan yang ditawarkan. Pak Ki Taek.
4) Gerak tubuh (Gesture)
Tabel 4 . Analisis Scene 4 Scene ini memperlihatkan Istri
Scene Deskripsi Dialog Visual Pak Ki Taek berjalan mengikuti
sang pekerja toko pizza dari
4 Terlihat raut Istri Ki Taek:
04:24 kesal dari “Jadi kau belakang dengan gerak tubuh
pekerja toko memotong 10 yang kesal dan
pizza dan Istri persen dari gaji tidak terima atas
Ki Taek yang kami? Ini pembayarannya.
protes. keterlaluan.” 5) Ekspresi (Expression)
Pekerja Toko Pada scene ini terlihat eksperesi
Pizza: “Malah Istri Pak Ki Taek yang memelas
saya harusnya dan juga menukik alisnya kesal,
membayar pekerja toko pizza pun
lebih sedikit
berekspresi malas tidak sopan
mengingat
jumlah kotak terhadap orang yang lebih tua
yang rusak. dari nya.
(Sumber: Olahan Data Penulis, 2020) 6) Lingkungan (Environment)
a. Level Realitas Menunjukkan kondisi lingkungan
1) Penampilan (Appearance) dari luar rumah Pak Ki Taek yang
Dalam scene ini, terlihat Istri Pak tampak kumuh dengan
Ki Taek memakai luaran kemeja bangunan-bangunan ruko yang
tembus pandang berwarna hitam tampak berdempet dan jalanan
dan seseorang wanita yang terlihat sempit dan kumuh.
berseragam oren dari toko pizza b. Level Representasi
dan menggunakan topi berwarna 1) Kamera (Camera)
biru dongker. Teknik pengambilan gambar yang
ditampilkan yaitu Mid Shoot yaitu
2) Perilaku (Behavior) pengambilan gambar sebatas
Pada Scene ini Istri Pak Ki Taek kepala hingga pinggang.
protes terhadap gaji yang Fungsinya memperlihatkan sosok
diberikan oleh wanita pekerja objek yang jelas.
toko pizza sangat kurang dari apa 2) Pencahayaan (Lighting)
yang seharusnya dia dapatkan. Pencahayaan pada scene ini
Namun, wanita pekerja toko pizza adalah natural light, dimana
juga mengeluh disebabkan khasil pencahayaan dalam scene ini
lipatan kotak pizza oleh keluarga terlihat berasal dari alam yaitu
Pak Ki Taek tidak rapi. cahaya matahari dan
3) Cara Berbicara (Speech) menandakan waktu siang hari.
Pada scene ini, Istri Pak Ki Taek 3) Suara (Sound)
menggunakan intonasi memelas Suara Istri Pak Ki Taek terdengar
dan juga memberikan penekanan memelas dan juga menaikkan
yang tinggi pada suaranya, dan intonasi suara nya karena merasa
dijawab oleh sang pekerja toko kesal, terdengar bunyi suara
pizza dengan nada suara yang kucing dan suara dari lingkungan
malas pada saat menjelaskan sekitar mereka.
kenapa dia mengurangi c. Level Ideologi
Sampai sekarang ini
problematika mengenai upah kerja

8
masih kita rasakan di perekonomian Terlihat Ki Jung dan Ibu nya
kita dimana upah dari hasil kerja duduk dan tersenyum kikuk,
terkadang tidak sesuai dengan sedangkan Ki Woo terlihat
kontrak kerja serta beban yang kita bingung atas kedatangan
kerjakan. Problematika upah ini temannya secara tiba-tiba dengan
sendiri akan selalu ada selama membawa sebuah kotak
sistem kapitalisme masih bertahan. ditangannya.
Faktanya pemberian upah sesuai 3) Cara Berbicara (Speech)
rata-rata masih tetap rendah dan Dalam adegan ini, Min Hyuk
tidak cukup untuk memenuhi datang dari depan pintu rumah Ki
kebutuhan kehidupan. Kesenjangan Woo menyapa dengan intonasi
sosial akan lebih dipersempit suara yang ramah, Ayah Ki Woo
apabila mereka yang bekerja dan membalas sapaan dengan nada
mendapatkan upah yang memadai suara yang ramah dan dengan Ki
atau setidaknya minimal sebesar Woo yang berbicara dengan nada
upah minimum. yang heran bertanya mengapa
Min Hyuk datang dan sampai
masuk ke dalam rumahnya.
Tabel 5. Analisis Scene 5 4) Gerak tubuh (Gesture)
Scene Deskripsi Dialog Visual Scene ini memperlihatkan Pak Ki
5 Minhyuk datang Min Hyuk: “Aku Taek yang kikuk bangkit berdiri
07:08 ke kediaman membawa ini, dan tidak sengaja membenturkan
Keluarga Ki karena ini berat kepalanya ke lemari dinding yang
Taek yang aku berada tepat di atas kepalanya
sedang membawanya untuk menyambut kedatangan
berkumpul dengan sepeda Min Hyuk, melihat Min Hyuk Ki
bersama, dan motor.” Jung merapatkan dirinya malu-
terlihat sedang Ki Jung: “Aku malu disamping Ibu nya sambil
membawakan pamit ke Kakek memperhatikan Min Hyuk
sebuah kotak ku ingin
dengan tatapan terpukau
pemberian menemui Ki
Kakeknya untuk Woo dan dia sedangkan Ki Woo melihat heran
keluarga Ki menyuruhku dengan Min Hyuk yang membawa
Woo. membawakan sebuah kotak
ini” 5) Ekspresi (Expression)
(Sumber: Olahan Data Penulis, 2020) Pada scene ini terlihat eksperesi
a. Level Realitas canggung oleh Pak Ki Taek, Istri,
1) Penampilan (Appearance) Ki Woo dan Ki Jung menyambut
Dalam scene ini, Min Hyuk Min Hyuk yang biasanya mampir
sahabat Ki Woo datang bertamu dengan bertemu dengan Ki Woo
dengan mengenakan luaran jas di luar rumah malah mau datang
kasual dengan kaus putih, masuk ke dalam rumah mereka.
berbeda jauh dengan penampilan 6) Lingkungan (Environment)
dari pakaian keluarga Ki Woo Menunjukkan kondisi ruangan
yang terlihat lusuh. rumah mereka dengan perabotan
2) Perilaku (Behavior) yang sudah rongsokan dan
Pada Scene ini keluarga Ki Woo terlihat beberapa cemilan dan
menyambut ramah kedatangan minuman kaleng di atas meja
Min Hyuk dengan Pak Ki Taek makan mereka.
berdiri dan mengulas senyum b. Level Representasi
ramah kepada sahabat anaknya. 1) Kamera (Camera)

9
Teknik pengambilan gambar yang menengah kebawah pada kehidupan
ditampilkan yaitu medium long umumnya di Negara Korea Selatan.
shot yaitu menampakkan jelas
seluruh obyek masuk ke dalam
satu layar dan memperlihatkan KESIMPULAN
perbedaan dari kostum yang Sebagai kesimpulan diperoleh dari
dikenakan oleh tokoh Min Hyuk penelitian ini, sekaligus menjawab
yang berasal dari keluarga berada permasalahan sebagai berikut; pertama, level
dan keluarga Ki Woo yang realitas, kesenjangan sosial yang ditampilkan
mengenakan pakaian lusuh dan yaitu keluarga miskin yang memiliki
keadaan rumah mereka yang penampilan yang lusuh, Cara berbicara
kumuh. keluarga miskin selalu informal, berbeda
2) Pencahayaan (Lighting) dengan karakter pada tokoh keluarga kaya
Pencahayaan pada scene ini yaitu mengenakan pakaian formal yang berkesan
menggunakan teknik simple namun elegant cara berbicara secara
pencahayaan fill light dengan formal. Pada aspek lingkungan, setting area
cahaya yang minim, menandakan pada film Parasite ini yaitu perbedaan antara
waktu malam hari. kedua tempat tinggal antara keluarga miskin
3) Suara (Sound) yang tinggal di pemukiman kumuh dan
Suara Pak Ki Taek dan Ki Jung rumah semi bawah tanah sedangkan keluarga
terdengar ramah dan lembut kaya yang tinggal di pemukiman elite yang
berbicara kepada Min Hyuk, Min mewah. Kedua, level representasi, teknik
Hyuk berbicara sangat lugas dan pengambilan gambar dalam film Parasite ini
ramah menjelaskan dia datang menampilkan perbedaan antara keluarga
menggunakan motornya demi miskin dan kaya dengan dukungan
membawa titipan Kakeknya sinematografi pada saat adegan yang
untuk diberikan kepada keluarga mencapai suatu konflik untuk memancing
Ki Woo, sedangkan Ki Woo emosional penonton. Ketiga, level ideologi,
berbicara dengan kikuk melihat kelas sosial dan kapitalis. Pada aspek kelas
Min Hyuk masuk ke rumahnya. sosial, kesenjangan sosial terlihat kontras
c. Level Ideologi karena adanya suatu perbedaan yang
Dari penampilan Min Hyuk signifikan antara kelas sosial yang berbeda.
yang tampak trendy terlihat berbeda Memegang kuasa adalah sang pemilik modal
dengan Ki Woo dan keluarga nya, dibandingkan kaum buruh atau pekerja yang
dengan datang bertamu menggantungkan dirinya pada sang pemilik
menggunakan kendaraan motor modal.
skuternya. Di Korea Selatan, pada
umumnya hanya orang-orang yang
memiliki perekonomian yang
mencukupi yang memiliki
kendaraan pribadi, maka dari itu
pemerintahan Korea Selatan DAFTAR PUSTAKA
memfasilitasi kendaraan umum yang
cukup banyak seperti MRT, Subway Abadi, H. S. (2019). Media Sosial dan
(Kereta Bawah Tanah), Bus Taxi Antitesis Jurnalisme. Jurnal Spektrum
sebagai transportasi umum. Komunikasi, 7(1), 17–29.
Transportasi sendiri mencerminkan
perbedaan antara orang yang Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian:
memiliki perekonomian bagus Suatu Pendeketan Praktik. Jakarta:
dengan orang dari latar belakang Rineka Cipta.

10
Diahloka, C. (2012). Pengaruh Sinetron Film Ketika Mas Gagah Pergi.
Televisi dan Film Terhadap ETTISAL Journal of Communication,
Perkembangan Moral Remaja. Jurnal 1(1), 55–72.
Reformasi, 2(1), 23–29.
Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi
Dosen Sosiologi.com. (2019). Contoh (cetakan ke-5). Bandung: Remaja
Kesenjangan Sosial di Masyarakat. Rosdakarya.
https://dosensosiologi.com/contoh-
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
kesenjangan-sosial/
Kualitatif dan R&D. Bandung:
IDN Times. (2019). Wakil Korea Selatan di Alfabeta.
Mata Dunia, 10 Prestasi Film
Sukmadinata, N. S. (2009). Metode
“Parasite.”
Penelitian Pendidikan. Bandung:
https://www.idntimes.com/hype/en
Remaja Rosdakarya.
tertainment/venita-beauty-1/wakil-
korea-selatan-di-mata-dunia-10- Suwarno, S. (2014). REPRESENTASI
prestasi-film-parasite/1 MAKNA VISUAL POSTER FILM
RELIGIUS( Studi Semiotika Poster
Ismandianto, I., & Isnaini, I. (2020). nalisis
Charles S. Pierce Pada Film 99
Semiotika Sosial M.A.KHalliday
Cahaya di Langit Eropa ). Journal
Pemberitaan Kontroversi Kafir di
Communication, 5(2), 99–116.
Media Online Kompas.com dan
Republika.co.id. KOMUNIKASIANA: Wibowo, I. S. W. (2011). Semiotika
Journal of Communication Studies, Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi
2(2), 97–109. Penelitian dan Skripsi Komunikasi.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Prihatiningsih, W. (2017). MOTIF
PENGGUNAAN MEDIA
SOSIALINSTAGRAMDIKALANGAN
REMAJA. Jurnal Communication, 8(1),
51–65.
Pujileksono, S. (2015). Metode Penelitian
Komunikasi Kualitatif. Kelompok
Intrans Publishing.
Setiyaningsih, L. A., Fahmi, M. H., &
Sawidodo, F. (2020). Media Referensi
Berbasis Teknologi Facebook Bagi
Wartawan dalam Menyusun Berita.
Jurnal Spektrum Komunikasi, 8(2),
159–176.
Setyaningsih, R. (2016). Studi Semiotik
Sikap Humanis-Religiusdalam Trailer

11
Catatan Reviewer
Kelemahan utama riset terletak pada dangkalnya analisis serta lemahnya kutipan yang
berasal dari kutipan artikel jurnal ilmiah, kemudian sebaiknya di bagian judul idak
perlu mencantumkan sineas “Bon Joon Ho” untuk menghindarkan glorifikasi tokoh
tertentu.  Pada bagian akhir introduksi belum dicantumkan rumusan masalah dan
tujuan riset, serta metode belum adanya penetapan paradigma serta sifat penelitian.

Perhatikan berbagai kalimat definitif yang terlampau banyak jumlahnya perlu


diminimalisir dengan melakukan parafrase kalimat.

Masih banyak kalimat yang belum ditopang oleh kutipan literatur yang kredibel.
Daftar Pustaka setidaknya 80% merujuk dari artikel jurnal ilmiah dan minimalisir
kutipan berusia di atas 10 tahun, nampak penulis masih mengutip dari buku
(mempertimbangkan tingkat kebaruannya, maka lebih disarankan jurnal ilmiah) dan
sumber daring (perlu dipertanyakan kembali kredibilitasnya).

Mohon sub bab hasil dan pembahasan bisa ditambahkan agar lebih dalam analisisnya
pada setiap aspek dan level, dikaitkan dengan teori analisisnya.

12

You might also like