You are on page 1of 22

Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi

p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

TINJAUAN TEORITIS TENTANG IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL


PERUSAHAAN

THEORITICAL REVIEW OF IMPLEMENTATION ON CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY

Sudarsana
Program Studi Sosiologi FISIP UNS
sudarsana_bin_madyamulyono@yahoo.co.id

ABSTRACT
Corporate business activities directly or indirectly will affect the environment and surrounding communities. To
optimize positive impacts and minimize negative impacts, the company is committed to developing ethics and
sustainable business practices to improve economic, social and environmental quality through Corporate Social
Responsibility (CSR) activities. This article describes the development of the pattern of corporate contributions in
the traditional community to the birth of the concept of TSP which is considered most beneficial to the community.
The researchers previously presented several categories of TSP implementation in terms of their motivations: Hu, et
al (2013) divide it into three categories: altruism, strategic choice, and greenwashing and Zaim, et al (2004) in
three categories: caricature, philanthropy, and citizenship. The implementation of TSP in Indonesia is based on
several laws and regulations, such as UU No. 40 Tahun 2007 on Limited Liability Company obliges the
implementation of TSP activities only for companies that run their business related to natural resources.
Nevertheless, UU No 25 Tahun 2007 on Investment and UU No 32 Tahun 2009 on Environmental Protection and
Management implicitly requires companies engaged in other fields to maintain a harmonious, balanced and
environmentally friendly relationship, , norms and culture of the local community. Kreitner (2009) divides the
strategy of TSP implementation into four, namely: Reactive Strategy, Defensive Strategy, Accommodative Strategy,
Proactive Strategy. Selection of this strategy indirectly reflects the company's commitment in organizing TSP so that
related parties such as the community and the government can provide reward and punishment.
Keywords: economy, environment, corporate social responsibility

ABSTRAK
Kegiatan bisnis perusahaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar. Untuk mengoptimalkan dampak positif serta meminimalkan dampak negatif maka perusahaan
berkomitmen untuk mengembangkan etika dan praktik bisnis yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
ekonomi, sosial dan lingkungan melalui kegiatan Tanggung jawab Sosial Perusahaan/TSP (Corporate Social
Responsibility/CSR). Artikel ini memaparkan perkembangan pola kontribusi perusahaan dalam masyarakat yang
bersifat tradisional hingga lahirnya konsep TSP yang dianggap paling bermanfaat bagi masyarakat. Peneliti
sebelumnya memaparkan beberapa kategori pelaksanaan TSP dilihat dari motivasinya seperti: Hu, dkk (2013)
membaginya dalam tiga kategori yaitu altruism, strategic choice, dan greenwashing dan Zaim, dkk (2004) dalam
tiga kategori yaitu karikatif, filantropis, dan kewargaan. Pelaksanaan TSP di Indonesia berpijak pada beberapa
peraturan perundang-undangan seperti Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
mewajibkan pelaksanaan kegiatan TSP hanya bagi perusahaan yang menjalankan usahanya yang berkaitan dengan
sumberdaya alam. Meski begitu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal dan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup secara implisit
mewajibkan perusahaan yang bergerak dibidang lain untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Kreitner (2009) membagi strategi
pelaksanaan TSP menjadi empat, yaitu: Strategi Reaktif, Strategi Defensif, Strategi Akomodatif, Strategi Proaktif.
Pemilihan strategi ini secara tidak langsung mencerminkan komitmen perusahaan dalam menyelenggarakan TSP
sehingga pihak-pihak terkait seperti masyarakat dan pemerintah dapat memberikan reward and punishment.
Kata kunci: perekonomian, lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan

83
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

PENDAHULUAN internal; seperti: investor dan karyawan,


Kegiatan bisnis perusahaan, utamanya maupun eksternal, seperti: pemerintah, kon-
perusahaan yang bergerak di bidang sumen, pemasok, lingkungan dan masyarakat
pemanfaatan sumber daya alam baik secara sekitar perusahaan, serta masyarakat luas
langsung maupun yang tidak langsung, akan melalui kemitraan dan kerjasama antara
memberikan dampak pada lingkungan perusahaan dan stakeholders maupun antar-
sekitarnya seperti masalah polusi, limbah, stakeholders. Ini juga menunjukkan bahwa
keamanan produk dan tenaga kerja. perusahaan harus melaksanakan TSP
Kontribusi perusahaan bagi masyarakat pada berdasar nilai-nilai universal, pemenuhan
awalnya mengikuti pendekatan akuntansi ketentuan hukum, penghargaan masyarakat
tradisional dengan konsep kedermawanan dan lingkungan serta tugas moral untuk
perusahaan (corporate philanthropy) yaitu berlaku jujur, mematuhi hukum, menjunjung
perusahaan dianggap sebagai lembaga yang integritas, dan tidak korupsi.
memberikan keuntungan bagi masyarakat Daniri (2008) menyatakan bahwa
dengan memberikan sumbangan yang perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
maksimum kepada masyarakat (Henny dan tanggung jawab yang berpijak pada single
Murtanto, 2001). Konsep ini dianggap bottom line, yaitu nilai perusahaan
tidaklagi memadai sehingga berkembang (corporate value) yang direfleksikan dalam
konsep Tanggung jawab Sosial Perusahaan/ kondisi keuangannya saja. Namum demikian
TSP (Corporate Social Responsibility/CSR) TSP harus berpijak pada triple bottom line
yang menjelaskan bahwa perusahaan bukan yang memperhatikan masalah sosial dan
lagi entitas yang terpisah dari lingkungan lingkungan. Djatmiko (2006) (dalam Yuliana
serta hanya berorientasi profit. Perusahaan dkk, 2008) menyatakan bahwa TSP dapat
wajib melakukan adaptasi kultural dengan dipahami sebagai komitmen usaha untuk
lingkungan sosialnya (Daniri, 2008). bertindak secara etis, beroperasi secara legal
TSP menjadi bentuk komitmen dan berkontribusi untuk peningkatan
perusahaan untuk mengembangkan etika dan ekonomi bersamaan dengan dengan
praktik bisnis yang berkesinambungan peningkatan kualitas hidup dari karyawan
(sustainable) guna peningkatan kualitas dan keluarganya, komunitas lokal dan
ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam komunitas secara lebih luas. Artinya bahwa
pelaksanaannya konsep ini berkaitan dengan bergantung pada kesehatan finansial
hubungan perusahaan dan stakeholders perusahaan tidak lantas menjamin

84
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

pertumbuhan berkelanjutan bagi perusahaan. hidup orang banyak serta berbasis sumber
Isu-isu mengenai polusi, penyusutan sumber daya maka pelaksanaan TSP merupakan
daya, limbah, mutu dan keamanan produk, sebuah kewajiban.
hak dan status karyawan merupakan dampak
sosial yang hendaknya ditangani secara tepat METODE PENELITIAN
oleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam artikel
Tujuan dari artikel ini untuk memberi- ini yaitu literature review. Sekaran
kan pemahaman bahwa TSP merupakan mendefinisikan literature review sebagai
konsep yang sangat luas dan tidak bersifat tahapan proses yang didalamnya terdiri dari
statis dan pasif, tidak hanya digagas oleh identifikasi terhadap hasil kerja baik yang
perusahaan melainkan mencakup hak dan dipublikasikan maupun tidak dari berbagai
kewajiban yang dimiliki bersama antara sumber data sekunder, melakukan evaluasi
stakeholders sehingga wujudnya tidak hanya terhadap hasil kerja tersebut dalam kaitannya
pemberian bantuan dana. Lebih jauh, TSP dengan masalah, dan yang terakhir
melibatkan tanggung jawab kemitraan antara mendokumentasikan hasil (Sekaran, 2010).
pemerintah, lembaga sumberdaya komunitas, Penulis mencari literatur yang mendukung
juga komunitas setempat (lokal). penelitian ini dan mengumpulkan berbagai
TSP di Indonesia, sebagaimana data yang relevan melalui sumber buku,
tercantum dalam ketentuan Undang- Undang tulisan ilmiah dan peraturan perundang-
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan undangan yang sesuai dengan pokok bahasan
Terbatas, menyatakan bahwa perusahaan mengenai implementasi tanggung jawab
dituntut untuk dapat berperan aktif dalam sosial perusahaan.
usaha melestarikan lingkungan serta
memberdayakan masyarakat yang ada di HASIL DAN PEMBAHASAN
sekitar wilayah perusahaan yang Pengertian Tanggung jawab Sosial
bersangkutan. Artinya bahwa perusahaan Perusahaan
mempunyai kewajiban dalam melakukan Bowmen (dalam Untung, 2008), yang
TSP yang bertumpu pada pengembangan dinobatkan sebagai Bapak TSP menyatakan
komunitas (community development) bahwa pengusaha memiliki kewajiban untuk
meskipun sebenarnya TSPbersifat sukarela membentuk kebijakan, untuk membuat
namun bagi perusahaan terutama yang keputusan sendiri atau mengikuti tindakan
bergerak dalam bidang yang menguasai hajat orang-orang, yang ditujukan dalam hal

85
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

mewujudkan cita-cita perusahaan sesuai karena investor telah menginvestasikan


nilai-nilai dalam masyarakat. Ide dasar yang sumber daya yang dimilikinya guna
dikemukan Bowmen adalah mengenai mendukung berbagai aktivitas operasional
kewajiban-kewajiban perusahaan menjalan- perusahaan. Perusahaan perlu memperoleh
kan usahanya sejalan dengan nilai-nilai dan laba yang optimal dalam jangka panjang
tujuan yang hendak dicapai masyarakat serta senantiasa mencari peluang bagi
ditempat perusahaan tersebut beroperasi. pertumbuhan di masa depan untuk menjamin
Artinya, perusahaan perlu memiliki visi yang kesejahteraan investor di masa sekarang
melampaui urusana finansial perusahaan maupun masa mendatang.
(Untung, 2008). Tanggung jawab sosial ini Sawitri (2010) menyatakan bahwa
diarahkan baik ke dalam (internal) maupun selain bertanggungjawab sosial secara
keluar (eksternal) perusahaan. internal kepada pemegang saham,
Elkington (dalam Susanto, 2007) perusahaan juga bertanggungjawab terhadap
menyatakan bahwa TSP berfokus pada karyawan. Karena hanya dengan kerja keras,
peningkatan kualitas perusahaan (profit); kontribusi, serta pengorbanan merekalah
masyarakat, khususnya komunitas sekitar perusahaan dapat menjalankan berbagai
(people); serta lingkungan hidup (planet). macam aktivitasnya serta meraih kesuksesan.
Chambers (dalam Susanto, 2007) Perusahaan dituntut untuk memberikan
menyatakan bahwa TSP adalah kepedulian kompensasi yang adil serta memberikan
perusahaan terhadap lingkungan hidup, lebih peluang pengembangan karir bagi
dari batas-batas yang diatur dalam peraturan karyawannya. Tentu saja hubungan antara
undang-undang. Sebagai suatu komitmen karyawan dengan perusahaan ini harus
usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi didasarkan pada prinsip hubungan yang
secara legal, dan berkontribusi untuk pening- saling menguntungkan. Artinya perusahaan
katan ekonomi bersamaan dengan pening- harus memberikan kompensasi yang sesuai
katan kualitas hidup karyawan dan dengan prinsip-prinsip keadilan, tetapi di lain
keluarganya, komunitas lokal, dan pihak karyawan pun dituntut untuk
masyarakat yang lebih luas. memberikan kontribusi yang maksimal bagi
Secara internal, perusahaan bertanggung kemajuan perusahaan.
jawab ini diarahkankepada pemegang saham Secara eksternal, perusahaan berperan
dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. dalam menciptakan kondisi yang lebih baik
Perusahaan bertanggung jawab pada investor bagi masyarakat luas. Bagi konsumen,

86
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

perusahaan harus memberikan produk selalu mencari peluang pertumbuhan dengan


dengan kualitas terbaik dan tetap tetap mempertimbangkan tingkat
mencerminkan nilai-nilai universal yang pengembalian finansial. Selain potensi
dipegang oleh konsumen. Konsumen tenaga kerja, perusahaan juga dapat
menganggap bahwa produk yang meningkatkan sektor ekonomi dan sosial
digunakannya merepresentasikan dirinya, masyarakat terdekat melalui penciptaan
sehingga hal ini menjadi penting bagi lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dalam
perusahaan karena berkaitan juga dengan rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja
kebanggaan, prestigeserta loyalitas misalnya kebutuhan papan dan pangan.
pelanggan atas produk perusahaan. Hal-hal Dalam hal ini, para pihak yang terkait tidak
kecil yang mulai diamati oleh konsumen dan dirugikan satu sama lain melainkan
menjadi fokus perusahaan misalnya terkait diuntungkan dalam hubungan mutualisme.
isu uji coba produk kosmetik pada hewan, Trinidad and Tobaco Bureau of
atau isu perusahaan kertas tisu di Indonesia Standart (TTBS) menjelaskan bahwa dalam
yang terkait dengan kasus pembakaran lahan pelaksanaannya, TSP tidak berdiri sendiri
di Sumatra beberapa tahun silam. tetapi diikuti oleh aspek-aspek yang melekat
Perusahaan harus dikelola dengan baik erat padanya seperti pada Gambar 1.
untuk mampu memperoleh laba yang Pertama, dari segi ekonomi yaitu bahwa TSP
maksimal. Nantinya, laba ini akan dikenakan ditujukan untuk kepentingan peningkatan
pajak penghasilan untuk selanjutnya ekonomi yang juga berimbas pada
disetorkan pada pemerintah dan dikelola bagi kesejahteraan masyarakat. Lingkungan yang
kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini menjadi lokasi suatu perusahaan pun harus
perusahaan berkontribusi bagi masyarakat selalu dijamin dan dijaga kelestariannya.
secara luas. Pelaksanaan TSP tersebut secara lebih umum
Perusahaan bertanggung jawab untuk merupakan rancangan pemerintah yang
memelihara kualitas lingkungan tempat dilaksanakan oleh perusahaan secara
beroperasi demi peningkatan kualitas hidup sukarela.
masyarakat dalam jangka panjang, baik
untuk generasi saat ini maupun bagi generasi
penerus melalui pertumbuhan kebutuhan
tenaga kerja perusahaan. Hal tersebut dapat
dicapai apabila perusahaan mampu untuk

87
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

memiliki situasi pekerjaan yang setara


(Syafie, 2011).
Keseimbangan tersebut terdiri dari
beberapa elemen yaitu:
(1) Masukan (input) adalah segala sesuatu
yang bekerja, yang dirasakan karyawan
sebagai sumbangan terhadap pekerjaan.
(2) Keluaran (outcome) adalah segala
sesuatu yang berharga, yang dirasakan
Gambar 1. Aspek TSP karyawan sebagai “hasil” dari
pekerjaannya. Misalnya : upah, status
Tanggung jawab perusahaan harus
simbol, kesempatan untuk berprestasi
diberikan secara seimbang bagi kepentingan
(3) Individu yang diperbandingkan
stakeholders yang beragam melalui setiap
(comparison person) adalah kepada
keputusan dan aksi korporasi. Keseimbangan
orang lain dengan siapa karyawan
didasarkan pada teori social reference group
membandingkan rasio input-outcome
atau sering disebut teori keadilan yang
yang diperoleh. Comparison person
diperkenalkan oleh Zalemik dan selanjutnya
dapat merupakan seseorang ditempat
dikembangkan oleh Adams. Teori ini ber-
kerja yang sama atau lain, tetapi dapat
fokus pada perbandingan relatif antara
pula dirinya diwaktu lampau.
masukan dan keluaran dari individu
lainnya. Jika tingkat rasio perbandingan Artinya, keseimbangan tanggung jawab
perusahaan dapat disamakan dengan unsur-
seseorang menunjukan keseimbangan dengan
unsur di atas. Selain memberikan kontra-
rasio orang lain, maka ia akan merasa puas.
Sebaliknya jika terdapat adanya ketidak- prestasi dalam bentuk fisik, namun juga

adilan, orang akan merasa tidak puas, prinsip memberikan kesempatan bagi masyarakat
sekitar untuk menjadi bagian dari
teori ini adalah seseorang akan merasa puas
perusahaan.
atau tidak puas tergantung apakah ia
merasakan adanya keadilan (equity). Beberapa penelitian empiris menunjuk-
Perasaan adil atau tidak adil diperoleh kan bahwa pelaksanaan TSP didasarkan pada
dengan cara membandingkan apa yang motivasi perusahaan dalam melaksanakan
diperoleh dirinya dengan orang lain yang tanggung jawab tersebut. Hu dkk (2013)
membagi motivasi pelaksanaan TSP menjadi

88
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

tiga, yaitu: altruism, strategic choice dan Motivasi pelaksanaan TSP dapat juga
greenwashing. Altruism menunjukkan bahwa dilihat dari hal-hal lain seperti: prinsip, misi,
perusahaan melakukan kegiatan TSP pengelolaan, pengorganisasian, penerima
memang untuk kepentingan orang lain manfaat, kontribusi, dan inspirasi (Zaim dkk
(Baron, 2001) dan tanpa memperhitungkan , 2004). Secara garis besar, terdapat beberapa
manfaat finansial yang mungkin diterima model TSP yang telah dilaksanakan oleh
perusahaan, dan bahkan seringkali justru perusahaan-perusahaan, diantaranya sebagai
menyebabkan kerugian dan penurunan berikut:
kinerja keuangan perusahaan. Motif strategic Kategori pelaksanaan TSP terbagi
choice menjelaskan bahwa perusahaan akan menjadi tiga yaitu: karikatif, filantropis dan
melakukan kegiatan TSP yang menguntung- kewargaan. Secara karikatif, peran warga
kannya secara finansial baik secara langsung masyarakat sekitar perusahaan hanya sebagai
maupun tidak langsung, artinya perusahaan penerima bantuan semata. Dalam model ini
hanya akan memilih kegiatan tertentu saja. masyarakat penerima program sama sekali
Sedangkan greenwashing merupakan tidak dilibatkan dalam proses perencanaan,
tindakan perusahaan untuk meningkatkan pelaksanaan dan monitoring kegiatan
citra perusahaan namun tanpa mengubah TSPyang dilaksanakan oleh perusahaan.
bisnis secara signifikan (Frankental, 2001). Pada model filantropis, TSP diserahkan
Dam dkk (2009) menjelaskan bahwa jika sebagai sumbangan sukarela dan dilakukan
tidak ada perbedaan biaya yang signifikan secara rutin. Sedangkan dalam segi
antara perusahaan yang bertanggung jawab kewargaan, TSP berperan sebagai pencitraan
dan tidak bertanggung jawab, maka perusahaan untuk dapat dikenal dan
perusahaan hanya melakukan greenwashing. didukung oleh masyarakat.

Tabel 1. Motivasi melakukan tanggung jawab sosial perusahaan


Motivasi \ Kategori Karitatif Filantropis Kewargaan
Pencerahan diri dan
Norma, etika, dan
Semangat/Prinsip Agama, tradisi, adat rekonsiliasi dengan
hukum secara universal
ketertiban sosial
Mengatasi masalah Mencari dan mengatasi
Misi Menolong sesama
sesaat akar masalah
Profesional:
Pengorga-nisasian Kepanitiaan Yayasan/ Dasa Abadi
keterlibatan tenaga ahli
Penerima Masyarakat luas dan
Orang Miskin Masyarakat Luas
Manfaat perusahaan

89
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

Hibah sosial maupun


Kontribusi Hibah Sosial Hibah Pembangunan pembangunan dan
keterlibatan sosial
Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepentingan bersama
Terencana,
Jangka pendek dan Terinternalisasi dalam
Pengelolaan terorganisasi,
parsial kebijakan perusahaan
terprogram
Sumber: Zaim,dkk (2004)
Konsep relevan yang realistis mengenai
Pemahaman mengenai Tanggung Jawab
TSP adalah tanggung jawab atas
Sosial Perusahaan
tindakan pencemaran sehingga perlu
Konsep dan definisi TSP sendiri telah
adanya “tukar” guna membersihkan
mengalami suatu evolusi dan metamorfosis
pencemaran dimaksud. Jika dipelajari
mengikuti perkembangan konsep
lebih lanjut, TSP bukan sekedar
perusahaan yang ada. Konseptualisasi TSP
kesanggupan atas pertanggungjawaban
tersebut muncul sebagai reaksi atas
sosial. Lebih dari itu, TSP merupakan
perkembangan perusahaan global dan
hal wajib yang dipenuhi perseroan.
kapitalisme yang sangat cepat (Jalil, 2003).
2) Sukarela
1) Kewajiban
Beberapa kalangan menganggap bahwa
Pada satu sisi, Pasal 74 Undang-Undang
TSP bersifat sukarela. Paham ini
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
didasarkan pada kegiatan internasional
Terbatas menimbulkan pemahaman,
yang tidak mewajibkankegiatan TSP,
bahwa TSP merupakan kewajiban yang
bahkan di negara maju sekalipun.
harus dipenuhi oleh suatu perseroan
Perusahaan menghendaki bahwa karena
dengan memperhatikan kepatutan atau
TSP bukan merupakan kewajiban maka
kewajaran. Kewajiban ini diutamakan
ruang lingkup yang diinginkan hanya
kepada perseroan yang bergerak di
sebatas peraturan tersirat yang tidak
bidang sumber daya alam (SDA).
mengatur secara rigid tentang
Namun, dalam hal ini juga masih
pelaksanaannya.
menimbulkan ketidakjelasan terkait
Pandangan mengenai TSP mengalami
dengan batas kepatutan dan kewajaran
perkembangan, yaitu bila dilihat dari sudut
yang cenderung relatif (Sembiring,
pandang tradisional dan sosial-ekonomi.
2012).
Pandangan tradisional, yaitu bahwa gerakan
TSP yang berkembang pesat selama dua

90
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

puluh tahun terakhir ini lahir akibat desakan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan
organisasi-organisasi masyarakat sipil dan lingkungannya, komunitas dan stakeholders
jaringannya di tingkat global. Keprihatinan yang terkait dengannya, baik lokal, nasional,
utama yang disuarakan adalah perilaku maupun global. Karenanya pengembangan
korporasi, demi maksimalisasi laba, lazim TSP kedepan seharusnya mengacu pada
mempraktekkan cara-cara yang tidak fair konsep pembangunan yang berkelanjutan.
dan tidak etis, dan dalam banyak kasus Sejak awal, terdapat dua konsep
bahkan dapat dikategorikan sebagai kejahat- landasan perusahaan dalam menjalankan
an korporasi. Beberapa raksasa korporasi praktik tanggung jawab sosial. Di satu sisi,
transnasional sempat merasakan jatuhnya ada pihak yang mengatakan bahwa urusan
reputasi mereka akibat kampanye dalam bisnis adalah menjalankan bisnis saja.
skala global tersebut. Pertemuan di Pandangan seperti ini dipopulerkan oleh
Johannesburg tahun 2002 Perserikatan Milton Friedman (1970). Menurut
Bangsa-Bangsa/PBB (United Nations/UN) Friedman, hanya ada satu tanggung jawab
memunculkan konsep social responsibility, sosial perusahaan, yaitu menggunakan
yang mengiringi dua konsep sebelumnya sumber daya dengan aktivitas-aktivitas yang
yaitu economic dan environment sustainability. bisa mendapatkan dan meningkatkan laba
Ketiga konsep ini menjadi dasar bagi perusahaan, sepanjang semuanya sesuai
perusahaan dalam melaksanakan tanggung aturan yang ada, terbuka, dan bersaing bebas
jawab sosialnya. Pertemuan penting lainnya tanpa kecurangan. Pemerintah dapat
yang dilakukan PBB di Jenewa, Swiss pada mengatur berbagai aturan main tentang cara
7 Juli 2007 bertujuan meminta perusahaan operasi yang tidak merusak lingkungan dan
untuk menunjukkan tanggung jawab dan mengganggu masyarakat, tentang per-
perilaku bisnis yang sehat yang dikenal pajakan, tentang penggunaan tenaga kerja,
dengan TSP. Sesungguhnya substansi dan lain-lain. Perusahaan tinggal mengikuti-
keberadaan TSP adalah dalam rangka nya. Dengan demikian, pandangan mendiri-
memperkuat keberlanjutan perusahaan itu kan dan menjalankan bisnis seperti ini
sendiri dengan jalan membangun kerjasama motifnya sungguh-sungguh untuk motif
antarstakeholders yang difasilitasi perusahaan ekonomi semata.
tersebut dengan menyusun program-
Pandangan ini sekaligus juga menyirat-
program pengembangan masyarakat sekitar-
kan bahwa kalau upaya perusahaan motifnya
nya. Atau dalam pengertian kemampuan

91
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

bukan ekonomi (misalnya untuk kesejahteraan 3) Perusahaan seharusnya memiliki


masyarakat sekitar), suatu saat perusahaan tanggung jawab moral kepada
bisa memiliki kemungkinan merugi karena masyarakat yang lebih luas, baik untuk
meningkatnya biaya-biaya yang dikeluarkan urusan sosial, hukum, dan berbagai
perusahaan. Apabila biaya meningkat, masalah perpolitikan.
perusahaan akan meningkatkan harga-harga 4) Perusahaan haruslah melakukan hal-hal
menjadi mahal. Apalagi persaingan yang yang “baik dan benar” dan bermanfaat
dihadapi perusahaan juga tidak mudah. bagi masyarakat dalam menjalankan
Dengan demikian, ketimbang mengeluarkan usahanya.
uang banyak untuk layanan sosial, lebih Salah satu pihak yang menjadi
baik perusahaan menggunakannya untuk pengusung pandangan sosioeconomics view
pengembangan produk dan sejenisnya. ini adalah Archie Carrol yang mengaitkan
Sementara itu, masyarakat pada dasarnya tanggung jawab sosial perusahaan dan
bisa berpartisipasi, menikmati keuntungan tanggung jawab perusahaan terdiri dari
atas operasi perusahaan dengan mekanisme empat level.
“go public” dari perusahaan. 1) Tanggung jawab ekonomi: menghasil-
Pandangan sosial ekonomi kan barang dan jasa yang bernilai bagi
(Sosioeconomics View) menyebutkan bahwa masyarakat sehingga perusahaan dapat
kalangan bisnis selayaknya memiliki membayar pada pemegang saham dan
tanggung jawab yang lebih. Pandangan ini kreditornya.
disebut sebagai sosioeconomics view. 2) Tanggung jawab legal ditentukan
Terdapat4 (empat) pokok pikiran dari pemerintah melalui produk hukum dan
pandangan ini, yaitu: dipatuhi oleh perusahaan. Pada tingkat
1) Tanggung jawab perusahaan lebih dari ini perusahaan bagaimanapun harus
sekedar menciptakan laba, yaitu mematuhi apapun peraturan perusahaan
perusahaan juga terlibat untuk urusan terkait dengan operasinya. Perusahaan
menjaga dan meningkatkan kesejahteraan dianjurkan untuk peraturan ini akan
masyarakat secara keseluruhan. membawa manfaat sendiri bagi
2) Perusahaan pada dasarnya bukan pihak perusahaan. Misalnya, sebuah
independen yang hanya bertanggung perusahaan yang menggunakan bahan-
jawab kepada pemegang sahamnya. bahan kimia, saat mengelola limbahnya,

92
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

dianjurkan untuk mematuhi aturan bisnis dan kehidupan. Masyarakat, bergeser


pemerintah tentang ambang batas. dari homoeconomicus, yang disampaikan
3) Tanggung jawab etika mengikuti oleh Friedman, ke greedy economic animal.
kepercayaan yang berlaku tentang Dalam menjalankan bisnisnya, pengusaha
perilaku tertentu di masayarakat. Di sering kali menjadi tamak dan akhirnya
sinilah urutan selanjutnya berada, di mengorbankan dan bahkan merugikan
mana perilaku perusahaan sangat kepentingan pihak lain. Hanya karena
ditentukan oleh perlakuan utama dari mencari untung, kepentingan buruh ditekan,
mahasiswanya. dan dibayar dengan semena-mena dan tidak
4) Tanggung jawab diskresi adalah sesuatu manusiawi. Hal ini dikarenakan ingin
yang secara murni dan sukarela tapi mengejar keuntungan, peraturan-peraturan
perusahaan memperlakukannya sebagai pemerintah dicari celahnya, pemerintah
suatu yang wajib. yang mengawasi dikelabui, sementara
Carrol menjelasakan bahwa dua jenis masyarakat sekitar mungkin terkena dampak
tanggung jawab yang terakhir inilah yang negatifnya. Contoh lain, hanya karena ingin
disebut tanggung jawab sosial dan bahwa mendapatkan keuntungan maka perusahaan
keempat jenis tanggung jawab ini harus melakukan persaingan yang tidak sehat
berlangsung berurutan. Sebuah perusahaan dengan cara kampanye yang negatif atas
baru bisa menjalankann diskresi, kalau ia produk pesaing (black campaign). Intinya,
sudah mampu menjalankan tanggung jawab apa yang dilihat Friedman bahwa
yang ada sebelumnnya. Namun demikian, perusahaan bisa berjalan tanpa berbuat
sesuatu yang dianggap tanggung jawab kecurangan menjadi sulit diterapkan karena
sosial, bisa saja suatu saat menjadi perusahaan menjadi mengahalalkan segala
legal.Untuk kasus Indonesia, perusahaan- cara untuk memperoleh keuntungan.
perusahaan yang bergerak dalam industry Dasar Pengaturan Tanggung Jawab
memanfaatkan sumber daya alam yang Sosial Perusahaan di Indonesia
bergerak dalam industry pertambangan, Pengaturan mengenai Tanggung Jawab
aktivitas TSP dianggap sebagai sesuatu yang Sosial Perusahaan di Indonesia berpijak
menjadi keharusan. pada beberapa peraturan perundang-
Pandangan kedua ini muncul karena undangan. Peraturan perundang-undangan
bergesernya paradigma dalam memandang dimaksud yakni:

93
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 dengan hukum dalam setiap yurisdiksi


Tentang Perseroan Terbatas dimana perusahaan berada dan
Dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun beroperasi. Undang-Undang tentang
2007 tentang Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas memberikan beberapa
diregulasikan bahwa perseroan yang catatan pelaksanaan TSP yaitu sebagai
menjalankan kegiatan usahanya di bidang berikut:
dan/atau berkaitan dengan sumber daya i. TSP oleh Undang-Undang tentang
alam wajib melaksanakan tanggung Perseroan Terbatas telah ditetapkan
jawab sosial dan lingkungan. Jalal (2008) sebagai kewajiban hukum bukan
menyatakan bahwa tanggung jawab sebagai kewajiban moral yang
sosial tersebut merupakan kewajiban pelaksanannya bersifat sukarela;
perseroan yang dianggarkan dan diper- ii. TSP hanya diberlakukan sebatas pada
hitungkan sebagai biaya perseroan yang perseroan yang menjalankan usahanya
pelaksanaannya dilakukan dengan di bidang sumber daya alam atau
memperhatikan kepatutan dan kewajaran. berkaitan dengan sumber daya alam;
Apabila dalam pelaksanaannya perseroan iii. Apabila perseroan tersebut tidak
tidak melakukan kegiatan TSPtersebut melaksanakan TSP makaakan dikenai
maka akan dikenai sanksi (Jalal, 2008) sanksi;
Sjahdeini (2007) menyatakan bahwa TSP iv. Pendanaan untuk kegiatan TSP itu
merupakan sebuah kewajiban hukum di dapat dianggarkan dan pengeluaran-
mana apabila tidak melaksanakannya nya dapat diperhitungkan sebagai
perusahaan tersebut akan dikenai sanksi biaya perseroan.
secara tegas dari pemerintah. Sebagai 2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
sebuah entitas ekonomi yang mempunyai Tentang Penanaman Modal
hubungan formal dengan para pegawai, Selain diatur dalam Undang-Undang
para pemasok, pembeli, dan lembaga- tentang Perseroan Terbatas, Tanggung
lembaga pemerintah, perusahaan Jawab Sosial Perusahaan juga diatur di
mempunyai tanggung jawab legal untuk dalam Undang-Undang tentang
melaksanakan berbagai kesepakatan yang Penanaman Modal. Dalam undang-
tercantum dalam berbagai dokumen undang ini, TSP didefinisikan sebagai
kontrak dari keberadaan perusahaan. tanggung jawab yang melekat pada setiap
Oleh karenanya, perusahaan terikat perusahaan penanaman modal untuk tetap

94
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

menciptakan hubungan yang serasi, dengan Tanggung Jawab Sosial


seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, Perusahaan adalah tanggung jawab yang
nilai, norma, dan budaya masyarakat melekat pada setiap perusahaan
setempat. penanaman modal untuk tetap
Suasana kebatinan yang diharapkan oleh menciptakan hubungan yang serasi,
pembentuk Undang-Undang tentang seimbang, dan sesuai dengan lingkungan,
Penanaman Modal, didasarkan pada nilai, norma, dan budaya masyarakat
semangat ingin menciptakan iklim setempat.
penanaman modal yang kondusif yang Pasal 1 angka 3 Undang-Undang
salah satu aturannya mengatur tentang Perseroan Terbatas, tangung jawab sosial
kewajiban untuk menjalankanTSP. Bagi dan lingkungan adalah komitmen
pelaku usaha (pemodal baik dalam perseroan untuk berperan serta dalam
maupun asing) memiliki kewajiban untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan
menyelenggarakan TSP baik dalam aspek guna meningkatkan kualitas kehidupan
lingkungan, sosial maupun budaya dan lingkungan yang bermanfaat, baik
(Irawan, 2008). bagi perseroan sendiri, komunitas
Penerapan kewajiban TSP sebagaimana setempat maupun masyarakat pada
diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 umumnya.
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, 3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
Pasal 15 huruf b menyebutkan ”Setiap tentang Perlindungan dan Pengelolaan
penanam modal berkewajiban melak- Lingkungan Hidup
sanakan Tanggung Jawab Sosial Permasalahan lingkungan
Perusahaan”. Jika tidak dilakukan maka merupakan hal yang paling dekat dengan
dapat diberikan sanksi administrasi pelaksanaan industri. Keberadaan suatu
berupa peringatan tertulis, pembatasan perusahaan industri di sekitar wilayah
kegiatan usaha, pembekuan, hingga pemukiman tentunya memberikan efek
pencabutan kegiatan usaha dan/atau positif untuk mengurangi pengangguran.
fasilitas penanaman modal (Pasal 34 ayat Masyarakat di sekitar wilayah industri
(1) UU No. 25 Tahun 2007). Sedangkan bisa mendapatkan pekerjaan di
Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang- perusahaan tersebut sebagai ekses dari
Undang tentang Penanaman Modal adanya CSR, yaitu tanggung jawab
menyebutkan bahwa yang dimaksud

95
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

perusahaan terhadap wilayah sekitarnya akibat dari kegiatan industri tersebut


(Tunggal, 2008). masyarakat sekitar tidak mau menggun-
Dalam pelaksanaan kegiatan TSP akan haknya untuk memberikan laporan
oleh perusahaan, peran pemerintah pusat kepada pemerintah, padahal dalam Pasal
maupun daerah dapat memberikan 65 ayat (6) UUPPLH disebutkan bahwa
masukan kepada perusahaan berdasar Setiap orang berhak melakukan
pedoman pelaksanaan kegiatan TSP pengaduan akibat dugaan pencemaran
dibidang lingkungan agar dapat berjalan dan/atau perusakan lingkungan hidup.
secara efektif dan tepat sasaran. 4) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
Pemahaman lingkungan yang dimaksud 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan
dalam pedoman ini didasarkan pada Pasal Lingkungan Perseroan Terbatas
1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun Peraturan pemerintah Nomor 47 tahun
2009 tentang Perlindungan dan 2012 ini merupakan tindak lanjut dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), penjelas dari Undang-undang perusahaan
yang mencakup kondisi fisik alam, Nomor 40 Tahun 2007. Dalam peraturan
manusia dan perilakunya. Pedoman ini juga disebutkan pada Pasal 3,
disusun dengan tujuan memberikan Kewajiban ini berlaku bagi perseoroan
panduan melaksanakan kegiatan TSP yang menjalankan bidang usahanya
khususnya di bidang Lingkungan berkaitan dengan sumberdaya alam.
termasuk bagi pemerintah pusat maupun Secara garis besar Peraturan
daerah dalam melakukan pengawasan pemerintah ini memberikan dukungan
kegiatan ini. Pedoman TSP ini selain terhadap kegelisahan pelaku usaha
sebagai panduan dan inspirasi bagi maupun pelaku pembangunan dalam
pelaku bisnis dalam melaksanakan tatanan hukum dan tanggung jawab sosial
kegiatan TSP juga dimaksudkan untuk lingkungan. Dalam hal ini, juga
menggugah kepedulian dan komitmen disebutkan bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan agar secara sukarela merupakan biaya bagi perseroan seperti
melaksanakan kegiatan TSP bidang disebutkan pada Pasal 5. Beberapa hal
lingkungan. yang perlu dan sangat perlu diperjelas
Tidak dapat dipungkiri, hal ini adalah dalam alur dan tanggung jawab
menjadi dilematis karena saat terjadi sosial tidak memperlihatkan upaya pe-
perusakan atau pencemaran lingkungan libatan stakeholders yang sesungguhnya

96
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

menjadi fondasi dari maksimalisasi dengan prinsip ISO 26000 maka konsep
pembangunan yang diharapkan oleh 3P kemudian dapat ditambahkan dengan
pemerintah. 4P dengan menambahkannya dengan satu
Selain produk perundang-undangan lini tambahan, yakni prosedur. Dengan
yang telah dijelaskan pada paragraf demikian, TSP adalah kepedulian
sebelumnya. ISO 26000 merupakan perusahaan yang menyisihkan sebagian
rumusan standar pelaksanaan TSP. keuntungannya (profit) bagi kepentingan
Menurut ISO 26000, TSP sangat berkait pembangunan manusia (people) dan
dengan tanggung jawab sebuah organi- lingkungan (planet) secara berkelanjutan
sasi terhadap dampak-dampak dari berdasarkan prosedur (procedure) yang
keputusan-keputusan dan kegiatan- tepat dan profesional (ISO 26000).
kegiatannya pada masyarakat dan Terkait dengan hal tersebut, maka
lingkungan yang diwujudkan dalam implementasi TSP dengan konsep 4P ini
bentuk perilaku transparan dan etis yang bisa dipadukan dengan komponen dalam
sejalan dengan pembangunan berkelanju- ISO 26000. Konsep planet secara luas
tan dan kesejahteraan masyarakat; akan berkaitan dengan aspek the
mempertimbangkan harapan pemangku environment. Konsep people di dalamnya
kepentingan, sejalan dengan hukum yang merujuk pada konsep social development
ditetapkan dan norma-norma perilaku dan human rights yang tidak hanya
internasional, serta terintegrasi dengan menyangkut kesejahteraan ekonomi
organisasi secara menyeluruh. masyarakat, seperti pemberian modal
Jika melihat rujukan tersebut maka usaha, pelatihan keterampilan kerja.
konsep TSP yang telah dicanangkan dan Tetapi lebih jauh akan banyak bersen-
diimplementasikan akan menjadi semakin tuhan dengan kesejahteraan sosial,
kompleks karena akan mencakup tujuh Misalnya pemberian jaminan sosial,
prinsip dengan komponen utama, yaitu: penguatan aksesibilitas masyarakat
the environment, social development, terhadap pelayanan kesehatan dan
human rights, organizational governance, pendididikan, penguatan kapasitas
labor practices, fair operating practices, lembaga-lembaga sosial dan kearifan
dan consumer issues. lokal. Sedangkan konsep procedure bisa
Dengan melihat konsep Triple mencakup konsep tata kelola organisasi,
Bottom Lines dan mengaikatkannya praktik ketenagakerjaan, praktik

97
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

pelaksanaan yang adil, dan isu-isu secara adil dengan cara pandang bahwa
konsumen yang termasuk didalamnya masyarakat juga harus bersifat suportif
adalah komunitas dan masyarakat. mendukung aktivitas perusahaan.
Selain itu, hal ini terkait juga
dengan bagian pembangunan komunitas Strategi Dalam Melakukan Tanggung
(community development/comdev) yang Jawab Sosial
lebih dikenal dengan community Kreitner (2009) mengemukakan
empowerment developing program, beberapa strategi perusahaan dalam
community based resources management, melakukan tanggung jawab sosial di
community based development antaranya adalah:
management. Istilah ini berkembang dan
1) Strategi Reaktif (Reactive Social
diperbaharui seiring dengan berkembang-
Responsibility Strategy)
nya teori dan hasil dari proses-proses
Perusahaan yang menggunakan strategi
implementasi community development.
ini menolak atau menghindarkan diri
Berkait dengan itu, yang jauh lebih
dari tanggung jawab sosial. Misalnya,
penting adalah perubahan paradigma
perusahaan tembakau di masa lalu
karena dari banyak analisa manfaat
cenderung untuk menghindarkan diri
faktual yang terjadi adalah banyak
dari isu yang menghubungkan antara
program yang telah dipersiapkan secara
konsumsi rokok dengan peluang
mendalam pada akhirnya hanya
terjadinya penyakit kanker. Akan tetapi,
bermanfaat beberapa tokoh masyarakat
pemerintah melakukan tindakan tegas
dan tidak mengakar di akar rumput
mewajibkan perusahaan mencantumkan
(Djalil, 2003).
bahaya rokok dalam setiap iklan sebagai
Terdapat hubungan yang saling
bentuk kecil kepedulian perusahaan
menguntungkan antara perusahaan
rokok.
maupun komunitas lokal. Komunitas
2) Strategi Defensif(Defensive Social
lokal mempunyai harapan kepada
Responsibility Strategy)
perusahaan dalam membantu atau
Strategi defensive dalam tanggung jawab
menjadi bagian dari proses penyelesaian
sosial yang dilakukan oleh perusahaan
masalah yang dihadapi. Dan perusahaan
terkait dengan penggunaan pendekatan
juga mempunyai harapan bahwa apa
legal atau jalur hukum untuk meng-
yang dilakukan perusahaan dapat dilihat

98
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

hindarkan diri atau menolak tanggung 4) Strategi Proaktif (Proactive Social


jawab sosial. Perusahaan yang meng- Responsibility Strategy)
hindarkan diri dari tanggung jawab pe- Kegiatan bisnis yang melakukan
nanganan limbah bisa saja berargumen strategi proaktif dalam tanggung
melalui pengacara yang disewanya jawab sosial memandang bahwa
untuk mempertahankan diri dari tuntutan tanggung jawab sosial adalah bagian
hukum dengan berargumen bahwa tidak dari tanggung jawab untuk
hanya perusahaannya saja yang mensejahterakan stakeholders. Jika
membuang limbah kesungai ketika Stakeholders terpuaskan, maka citra
dilokasi perusahaan tersebut beroperasi, posistif terhadap perusahaan akan
terdapat juga perusahaan lain yang terbangun. Meski dalam jangka
beroperasi. pendek pelaksanaan kegiatan TSP
3) Strategi Akomodatif(Accomodative merupakan biaya bagi perusahaan
Social Responsibility Strategy) namun bermanfaat bagi perusahaan
Beberapa perusahaan memberikan dalam jangka panjang. Perusahaan
tanggung jawab sosial berupa pelayanan mendapat citra yang positif sehingga
kesehatan, kebersihan, dan lain dapat diterima oleh seluruh masya-
sebagainya, bukan dikarenakan rakat, termasuk potensi penambahan
perusahaan menyadari perlunya jumlah pelanggan (Kreitner, 2009)
tanggung jawab sosial, namun Manfaat Tanggung Jawab Sosial
dikarenakan adanya tuntutan dari Tanggung jawab sosial sebagai
masyarakat dan lingkungan sekitar akan konsekuensi logis keberadaan perusahaan
hal tersebut. Contohnya, perusahaan- disebuah lingkungan masyarakat mendorong
perusahaan besar pada orde baru dituntut perusahaan untuk lebih proaktif dalam
untuk memberikan pinjaman kredit mengambil inisiatif dalam hal tanggung
lunak kepada para pengusaha kecil, jawab sosial. Pada dasarnya tanggung jawab
bukan disebabkan karena adanya sosial akan memberikan manfaat dalam
kesadaran perusahaan, akan tetapi jangka panjang bagi semua pihak yang
sebagai langkah akomodatif yang dalam hali ini:
diambil setelah pemerintah menuntut
para korporat untuk lebih
memperhatikan para pengusaha kecil.

99
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

1) Manfaat bagi Masyarakat dibandingkan dengan jika investor


Manfaat bagi masyarakat dari menempatkan uangnya sebagai deposito
tanggung jawab sosial yang dilakukan di bank. Dengan kata lain, investor harus
oleh perusahaan adalah sangatlah jelas. bisa memperoleh insentif keuangan
Masyarakat juga akan mendapatkan untuk menghadapi resiko usaha yang
pendangan baru mengenai hubungan ada; jika tidak, mereka akan lebih suka
perusahaan dan masyarakat yang barang menempatkan uangnya di sebuah bank
kali selama ini hanya sekedar dipahami atau membeli surat berharga berisko
sebagai hubungan produsen konsumen, rendah yang dikeluarkan oleh pemerintah.
atau hubungan antara hubungan penjual Jika sebuah perusahaan dapat memiliki
dan pembeli saja. Hubungan masyarakat sejarah prestasi keuangan yang baik,
dan dunia bisnis tidak lagi dipaahmi maka hal ini akan merupakan indikator
sebagai hubungan antara pihak yang yang akan dilihat oleh para pemodal.
mengeksploitasi dan pihak yang Pemodal akan memberikan kepercayaan
tereksploitasi, tatapi hubungan kemitraan kepada perusahaan-perusahaan yang
dalam membangun masyarakat lingkungan memiliki sejarah keuangan yang
yang lebih baik.Tidak hanya disektor menguntungkan. Kepercayaan semacam
perekonomia, tetapi juga dalam sektor ini akan dapat memberikan kemudahan
sosial, pembangunan dan lain-lain. dalam mendapatkan modal baru,
2) Manfaat bagi Perusahaan dibandingkan dengan melakukan
Perusahaan (organisasi bisnis) peminjaman di bank atau dengan
memang harus melangsungkan kegiatan menerbitkan saham di pasar modal. Jika
bisnis yang menguntungkan agar dapat perusahaan tidak memiliki riwayat
terus menjaga kelangsungan usahanya. usaha yang menguntungkan di masa
Dalam bahasa yang sederhana, lalu dan tidak mampu menunjukkan
perusahaan haruslah mempunyai potensi keuntungan di masa depan,
pendapatan yang lebih besar dari biaya maka perusahaan tersebut akan me-
operasionalnya.Untuk dapat menarik ngalami kesulitan dalam mendapatkan
investasi, perusahaan haruslah dapat modal. Hal ini akan secara signifikan
menghasilkan tingkat pengembalian melemahkan posisi perusahaan untuk
terhadap modal pemegang saham (return bertahan secara kompetitif dalam
on shareholder’s equity) yang lebih baik jangka panjang.

100
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

Bagi perusahaan yang sahamnya Kegiatan perusahaan dalam jangka


diperdagangkan kepada publik, panjang akan dianggap sebagai
keuntungan perusahaan biasanya kontribusi yang posistif bagi masyarakat
tercermin pada harga saham. Indikasi sekaligus membantu perekonomian
harga saham ini tidak sekedar mem- masyarakat. Akibatnya, perusahaan
berikan benefit kepada pemegang justru akan memperoleh tanggapan yang
saham dalam jangka pendek, tetapi juga posistif setiap kali akan menawarkan
memungkinkan pemegang saham sesuatu kepada masyarakat. Masyarakat
membeli saham perusahaan lainnya juga akan menganggap perusahaan
dengan dari keuntungan saham yang tersebut membawa kebaikan bagi
dimilikinya. Lebih lanjut, harga saham masyarakat.
yang tinggi akan merupakan 3) Manfaat bagi Pemerintah
“pertahanan” yang kuat terhadap Manfaat bagi pemerintah dengan
kemungkinan hostile-takeover, atau adanya tanggung jawab sosial dari
juga dapat merupakan alat negosiasi pemerintah juga sangatlah jelas.
yang kuat. Pada perusahaan publik Pemerintah pada akhirnya tidak hanya
maupun non publik, retained earning berfungsi sebagai wasit yang menetap-
(laba ditahan) merupakan sumber dana kan aturan main dalam hubungan
yang penting untuk investasi baru. masyarakat dengan dunia bisnis, dan
Singkat kata, profitabilitas tidak memberikan sanksi bagi pihak yang
sekedar merupakan “hasil”, tetapi juga melanggarnya. Pemerintah sebagai
dapat merupakan “sumber daya” dari pihak yang mendapat legitimasi untuk
kekuatan kompetitif perusahaan. mengubah tatanan masyarakat kearah
Profitabilitas membuat perusahaan me- yang lebih baik akan mendapatkan
miliki kemampuan untuk memperbaiki partner dalam mewujudkan tatanan
posisi kompetitifnya untuk mencapai masyarakat tersebut. Sebagian tugas
tujuan dari keberadaan perusahaan. pemerintah dapat dijalankan oleh
Manfaat yang jelas bagi perusahaan anggota masyarakat, dalam hal ini
jika perusahaan memberikan tanggung perusahaan atau organisasi bisnis.
jawab perusahaan adalah munculnya
citra positif dari masyarakat akan
kehadiran perusahaan dilingkungannya.

101
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

PENUTUP Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan


Tanggung jawab Sosial Perusahaan Terbatas; Undang-Undang Nomor 25 Tahun
(TSP) merupakan wujud komitmen 2007 Tentang Penanaman Modal; Undang-
perusahaan untuk mengembangkan etika Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
dan praktik bisnis berkesinambungan guna Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
peningkatan kualitas ekonomi, sosial dan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 47
lingkungannya. Ide dasar pelaksanaan TSP Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab
pertama-tama disampaikan oleh Bowmen Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
yang dinobatkan sebagai Bapak TSP. Sedangkan standar internasional seperti
disyaratkan dalam ISO 26000, perencanaan
Tanggung jawab Sosial Perusahaan
dan pelaksanaan TSP haruslah mencakup
harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan
tujuh komponen utama yaitu: the
seimbang bagi kepentingan stakeholders
environment, social, development, human
yang beragam melalui keputusan dan aksi
rights, organization-governance, labor
korporasi untuk memberikan keadilan bagi
practices, fair operating practices dan
semua pihak.
consumer issues meskipun strategi
Motivasi pelaksanaan TSP dapat dilihat
pelaksanaannya dapat beragam diantara
dari berbagai sisi seperti tujuan pelaksanan
keempat strategi berikut, yaitu: strategi
(altruism, strategic choice dan
Reaktif, Defensif, Akomodatif maupun
greenwashing oleh Hu dkk, 2013) maupun
strategi Proaktif. Pemilihan strategi
hal lain seperti: prinsip, misi, pengelolaan,
mencerminkan perbedaan level komitmen
pengorganisasian, penerima manfaat,
perusahaan dalam melaksanakan TSP
kontribusi dan inspirasi (Zaim dkk, 2004)
sehingga memberikan konsekuensi yang
Dalam kontekstual Indonesia, dasar
mungkin berbeda bagi perusahaan dalam
pengaturan pelaksanaan TSP telah secara
jangka pendek, menengah maupun jangka
komphrehensif diatur melalui beberapa
panjang.
undang-undang yaitu: Undang-Undang

DAFTAR PUSTAKA
Baron, D., 2001. “Private politics, corporate Dam, L., Koetter, M., dan Scholtens, B.
social responsibility and 2009. “Why Do Firms Do Good?
integratedstrategy.” Journal of Evidence from Managerial
Economics and Management
Strategy, Vol. 10: 7–45

102
Tinjauan Teoritis tentang Implementasi Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (83-103) Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500

Efficiency.” pada“CORE Conference Sawitri, Agna. 2010. “CSR dan Kaitannya


Working Paper Series 1” dengan Dunia Usaha.”Jurnal Bisnis,
Vol. 2 No. 1
Daniri, M.A. 2008. "Standarisasi CSR.
”Majalah Bisnis & CSR Reference Sekaran, Uma (2010). Research method for
for Decision Maker, Vol. 1 (6) business: A skill building approach.
Djalil,S. 2003. “Konteks Teoritis dan Praktis 4th edition. John Wiley & Sons
Corporate Social Responsibility”. Sembiring, Sentosa. 2012. Hukum
Jurnal Reformasi Ekonomi,Vol. 4 (1) Perbankan. Bandung: Mandar Maju
Frankental, P., 2001. “Corporate social Susanto, A.B. 2007. A Strategic
responsibility—a PR invention?”. Management Approach Corporate
CorporateCommunications, Vol. 6: Social Responsibility. Jakarta: The
18–23 Jakarta Consulting Group
Henny dan Murtanto. 2001. Analisis Syafiie, Kencana Inu. 2011. Teori
Pengungkapan Sosial pada Laporan Keseimbangan. Jakarta: Rineka
Tahunan. Media Riset Akuntansi, Cipta
Auditing, dan Informasi, Vol. 1 (2)
Syahdeini, Sutan R. 2007. “Corporate Social
Hu, Meng Wen dan Chung Hua Shen. 2013. Responsibility.”Jurnal Hukum
“Corporate Social responsibility in Bisnis, Vol. 26 (3)
The Banking Industry: Motives and Tunggal, Amin W. 2008. Business Ethics
Financial Performance.”Journal of dan Corporate Social Responsibility
Banking & Finance, Vol. 37: 3529– (CSR) Konsep dan Kasus. Surabaya:
3547 Havarindo
Irawan,R. 2008. “Corporate Social Untung, Hendirk B.. 2008. Corporate Social
Responsibility: Tinjauan Menurut Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika
Peraturan Perpajakan di Indonesia.”
pada “2nd Conference Universitas Yuliana, R., Bambang P., dan Eko G.
Katolik Widya Mandala Surabaya” Sukoharsono. 2008. “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap
Jalal. 2008. “Membedah Laporan CSR.”
Pengungkapan Corporate Social
Majalah Bisnis & CSR Reference for
Responsibility (CSR) dan
Decision Maker, Vol. 1
Dampaknya Terhadap Reaksi
Kreitner, Robert. 2009. Principles of Investor.”Jurnal Akuntansi dan
Management. Boston, Keuangan Indonesia, Vol. 5 (2)
Massachussets: Cengage Learning
Zaim, Saidi dan Hamid Abidin. 2004.
Milton Friedman. 1970. “The Social Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana
Responsibility of Business is to dan Praktek Kedermawanan Sosial
Increase its Profits.” The New York di Indonesia. Jakarta: Piramedia
Times Magazine

103
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Tinjauan Teoritis tentang Implementasi
Vol. 2, No.1, Mei 2018. ISSN: 2615-7500 p (83-104)

104

You might also like