You are on page 1of 11

1521 | J u r n a l I d e a H u k u m

Vol. 5 No. 2 Oktober 2019


MagisterIlmuHukumUniversitasJenderalSoedirman

EFEKTIVITAS PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA FIDUSIA DALAM PROSES


PENYIDIKAN (STUDI DI POLRES BANYUMAS)
1
Oleh: Ridwan

ABSTRACT

This study is discussing about the effectiveness of law enforcer of fiduciary crime in
the investigation process (case study; Polres Banyumas). This study is purposed to
analyze the effectiveness or ineffectiveness of the law enforcer of fiduciary crime in the
investigation process faced by the police investigator in the law enforcement of fiduciary
crime act at Polres Banyumas.
The method of this study approach is using juridical sociology, research
descriptive analyzes specification. This study was conducted at Polres Banyumas, the
primary data of this study obtained by interviews the Satuan Reskrim Polres Banyumas
(Banyumas Police Criminal Unit), the reporting party and reported party of fiduciary crime.
Secondary data involves; legislation, literature, the research result of the legal experts,
journals and campus. Data obtained by using literature study, served in a systematically
and qualiitatively analyzed compiled narrative text.
Based of the study result and the discussion towards the research problems in
this thesis, concluded as follows, that the investigation of law enforcement of fiduciary
crime act at Polres Banyumas had been done but not yet effectively done caused, as
follows: (1) The application of criminal sanctions in transferring object of fiduciary
collateral does not raising a fear-effect to commit fiduciary crime, (2) The lack of public
understanding of fiduciary legislation, (3) The implementation for investigation and
supervision towards the case of fiduciary crime act has not yet optimized, (4) The case
costs and the amount of investigator personnel are not balanced. The investigation
process is constrained because of the legal regulation that have not been firmly related to
the execution of fiduciary object collateral and the development of fiduciary crime act
practice, cases that been taken care of by the investigator are excessive, the lack of
supporting facility in the process of investigation and improvements of public needs. The
effectiveness of law enforcement can be accomplished in the investigation process by an
improvement the investigator ability, fulfillment of supporting facilities, improvement of
supervision of the process of investigation and legal counseling to the public also
improvement of the formation of fiduciary unit at the Polres.
Keywords : Fiduciary, Investigation, Law Enforcement.

ABSTRAK

Penelitian ini membahas efektivitas penegakan hukum tindak pidana fidusia


dalam proses penyidikan (studi di Polres Banyumas). Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis efektif atau tidak efektif penegakkan hukum tindak pidana fidusia dan
menganalisis kendala yang dihadapi oleh Penyidik Kepolisian dalam penegakkan hukum
tindak pidana fidusia di Polres Banyumas.
Metode pendekatan penelitian ini adalah yuridis sosiologis, spesifikasi
penelitian deskriptif analisis. Penelitian dilakukan di Polres Banyumas, sumber data

1
Polri, Banyumas, Email: ridwankoto96@gmail.com
Efektifitas PenegakanTindak Pidana Fidusia… | 1522

primer dari penelitian ini adalah wawancara kepada personil Satuan Reskrim Polres
Banyumas, pihak pelapor dan terlapor kasus tindak pidana fidusia. Sumber data
sekunder meliputi peraturan perundang-undangan, literatur, hasil penelitian pakar hukum,
jurnal dan kamus. Data diperoleh dengan menggunakan studi kepustakaan, disajikan
dalam bentuk teks naratif yang disusun secara sistematis, dan dianalisis dengan
kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa penegakan hukum tindak
pidana fidusia dalam proses penyidikan di Polres Banyumas terlaksana namun belum
efektif hal ini disebakan: (1) Penerapan sanksi pidana dalam mengalihkan objek jaminan
fidusia tidak menimbulkan efek takut untuk melakukan tindak pidana fidusia, (2)
Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan fidusia,
(3) Belum optimal pelaksanaan manajemen penyidikan dan pengawasan terhadap
perkara tindak pidana fidusia, (4) Beban perkara yang tidak seimbang dengan jumlah
personil penyidik. Proses penyidikan terkendala karena regulasi hukum yang belum tegas
terkait eksekusi objek jaminan fidusia dan perkembangan modus tindak pidana fidusia,
beban perkara yang ditangani penyidik terlalu banyak, kurangnya sarana pendukung
dalam proses penyidikan serta meningkatnya kebutuhan masyarakat. Efektivitas
penegakan hukum dapat diwujudkan dalam proses penyidikan dengan meningkatkan
kemampuan penyidik, pemenuhan sarana pendukung, peningkatan pengawasan proses
penyidikan dan penyuluhan hukum kepada masyarakat serta pembentukan unit fidusia
ditingkat Polres.
Kata Kunci : Fidusia, Penegakan Hukum, Penyidikan.

mengangkat serta menganalisis lebih


A. Pendahuluan
lanjut permasalahan terkait dengan
Pemerintah membuat Undang-
efektivitas penegakan hukum tindak
undang Nomor 42 Tahun 1999
pidana fidusia dalam proses
tentang Jaminan Fiduisa yang dalam
penyidikan di Polres Banyumas.
penelitian ini disebut UUJF, untuk
Efektivitas hukum diartikan
melindungi hak dan kepentingan
keberhasilgunaan hukum, berkenaan
masyarakat dalam bidang usaha
dengan keberhasilan pelaksanaan
pendanaan yang sebagian besar 2
hukum.
melalui kegiatan pinjam-meminjam
Gustav Radbruch
melalui perjanjian antar pihak.
menyatakan dalam pencapaian
Perkara Tindak Pidana jaminan
tujuan hukum harus menggunakan
fidusia yang dilaporkan di Polres
prioritas, di mana prioritas pertama
Banyumas Tahun 2016- Agustus
ialah keadilan, kemudian
2018 sebanyak 129 (seratus dua
kemanfaatan, dan terakhir barulah
puluh sembilan) laporan. Perkara
kepastian yang disebut dengan
jaminan fidusia yang ditingkatkan ke
penyidikan 8 (delapan) dan
dilimpahkan ke Kejaksaan 1 (satu)
perkara.
2
Dahlan, Problematika Keadilan
Berdasarkan latar belakang
dalam Penerapan Pidana Terhadap
tersebut diatas penulis tertarik untuk Penyalah Guna Narkotika, Budi Utama,
Yogyakarta, 2017, Hlm. 185
1523 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 5 No. 2 Oktober 2019
MagisterIlmuHukumUniversitasJenderalSoedirman

3
asas prioritas baku. Penegakan lembaga-lembaga penegak
hukum terletak pada kegiatan hukum di pemerintahan, yang
menyerasikan hubungan nilai-nilai diberikan tugas dan wewenang
yang terjabarkan di dalam kaidah- yang diatur dan dilindungi secara
kaidah yang mantap dan undang-undang.
mengejawantah dan sikap tindak b. Subtansi Hukum (legal
sebagaimana rangkaian penjabaran substance)
nilai tahap akhir, untuk “Another aspect of the
menciptakan, memelihara, dan legal system is its
mempertahankan kedamaian substance. By this is
4
pergaulan hidup. meant the actual rules,
Teori Lawrence M. Friedman norm, and behavioral
tentang efektivitas penegakan hukum patterns of people inside
dalam perspektif sosiologi the system …the stress
mengemukakan bahwa efektif dan here is on living law, not
berhasil tidaknya penegakan hukum just rules in law books”
5
tergantung tiga unsur :
Peraturan sebenarnya,
a. Struktur Hukum (legal structure)
norma, dan pola sikap orang yang
“To begin with, the legal sytem
has the structure of a legal berada didalam sistem tersebut.
system consist of elements of
Tekanan disini ada pada hukum
this kind: the number and size
of courts; their jurisdiction kehidupan, bukan hanya pada
…Structure also means how
peraturan yang terdapat di buku
the legislature is organized
…what procedures the police tentang hukum.
department follow, and so on.
c. Budaya Hukum ( legal culture)
Strukture, in way, is a kind of
crosss section of the legal “The third component of
system…a kind of still
legal system, of legal
photograph, with freezes the
action.” culture. By this we mean
people’s attitudes toward
Struktur hukum dalam
law and legal system their
penegakan hukum merupakan
belief …in other word, is
3 the climinate of social
Achmad Ali, Menguak Tabir
Hukum, Fajar Interpratama, Jakarta, 2017, thought and social force
Hlm. 99
4 wich determines how law
Soerjono Soekanto, Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Penegakan is used, avoided, or
Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2014, Hlm.5
5
Lawrence M. Friedman (Terjemahan abused.”
Wishnu Basuki), Hukum Amerika Sebuah
Pengantar, 2ndEdition, PT Tata Nusa, Jakarta –
Indonesia, 2001, Hlm.7-11
Efektifitas PenegakanTindak Pidana Fidusia… | 1524

Budaya hukum menekankan ekonomi, yang


pada kepentingan masyarakat dan mempengaruhinya
tekanan pada masyarakat yang Tindak Pidana Fidusia adalah
menentukan bagaimana hukum apabila subjek hukum sudah
dipatuhi, dilanggar, atau disalah memenuhi unsur perbuatan tindak
gunakan. pidana sebagaimana yang sudah
Robert B seidman ditentukan dalam ketentuan pidana
mengungkapkan bahwa bekerjanya Pasal 35 dan 36 Undang-Undang
hukum dimasyarakat dipengaruhi Nomor 42 Tahun 1999 Tentang
oleh all other personal force (semua Jaminan Fidusia, maka subjek
kekuatan dari individu masyarakat) hukum itu dipidana dengan pidana
6
yang melingkupi seluruh proses. penjara dan denda.
Untuk mengetahui Tindak pidana fidusia yang
bagaimana seseorang pemegang diatur khusus dalam pasal 35 dan 36
peran di dalam masyarakat akan UUJF, Pasal 35 menegaskan
bertindak, harus ditinjau dalam sebagai berikut:
hubungannya dengan fungsi-fungsi “Setiap orang yang dengan
sengaja memalsukan,
dari faktor-faktor yang berhubungan
mengubah, menghilangkan
dengan peran yang diharapkan (role atau dengan cara apapun
memberikan keterangan
expectation) dari orang itu, fungsi-
secara menyesatkan, yang jika
7
fungsi itu adalah: hal tersebut diketahui oleh
salah satu pihak tidak
a. Peraturan-peraturan hukum
melahirkan perjanjian Jaminan
yang ditujukan kepada orang itu; Fidusia, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1
b. Sanksi-sanksi peraturan hukum
(satu) tahun dan paling lama 5
tersebut; (lima) tahun dan denda paling
sedikit Rp. 10.000.000,-
c. Aktivitas lembaga penerap
(sepuluh juta rupiah) dan
sanksi seperti: Kepolisian, paling banyak Rp.
100.000.000,- (seratus juta
Jaksa, Pengadilan;
rupiah).”
d. Seluruh komplek kekuatan-
kekuatan sosial, politik, Sedangkan Pasal 36 menegaskan
sebagai berikut:
6
Robert B Seidman, Law order and
“Pemberi Fidusia yang
Power, Adition Pubblishing Company
Wesley Reading massachusett, 1972, Hlm.9- mengalihkan, menggadaikan,
3
7 atau menyewakan Benda yang
Ronny Hanitijo Soemitro.
1992. “The law of Nontransferability of Law menjadi objek Jaminan Fidusia
Menurut Robert B. Seidman”. artikel dalam
sebagaimana dimaksud dalam
Majalah Masalah-Masalah Hukum Fakultas
hukum Universitas Diponegoro Semarang Pasal 23 ayat (2) yang
No. 3 Tahun XII.
1525 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 5 No. 2 Oktober 2019
MagisterIlmuHukumUniversitasJenderalSoedirman

dilakukan tanpa persetujuan 08 Tahun 1981 tentang Hukum Acara


tertulis terlebih dahulu dari Pidana, yakni sebagai berikut:
Penerima Fidusia, dipidana a. Keterangan Saksi
dengan pidana penjara paling b. Keterangan Ahli
lama 2 (dua) tahun dan denda c. Surat
paling banyak Rp. d. Petunjuk
50.000.000,- (lima puluh juta) e. Keterangan terdakwa
rupiah.”
Ketentuan pidana fidusia B. Perumusan Permasalahan
berlaku ketika sahnya perjanjian Berdasarkan uraian tersebut di
yang dilakukan antar pihak yang atas, untuk mengetahui lebih dalam
melakukan perjanjian dan benda tentang permasalahan untama dalam
yang menjadi agunan bagi pelunasan penulisan ini dan menggali fakta-
utang sudah berada dalam fakta, megumpulkan data secara
penguasaan Debitur (pemberi tepat serta terarah, maka dapat
fidusia) dengan ketentuan sepakat dirumuskan permasalahan sebagai
mereka yang mengikatkan dirirnya, berikut:
kecakapan untuk membuat suatu 1. Apakah efektif penegakkan
perikatan, suatu hal tertentu, suatu hukum tindak pidana fidusia
8
sebab tertentu yang halal. dalam proses penyidikan di Polres
Hakikat penyidikan dimulai Banyumas ?
sejak diketahui bahwa sesuatu 2. Bagaimana kendala yang
peristiwa yang terjadi merupakan dihadapi oleh penyidik kepolisian
tindak pidana, dan adanya sangkaan dalam penegakan hukum tindak
bahwa seseorang telah melakukan pidana fidusia di Polres
suatu tindak pidana, kemudian Banyumas?
penyidikan yang dilakukan itu harus
berdasarkan cara-cara yang diatur C. Metode Penelitian
9
oleh undang-undang. Metode pendekatan penelitian
Adapun alat bukti yang sah hukum ini penulis akan
sebagaimana diatur didalam Pasal menggunakan metode penelitian
184 ayat (1) Undang-undang Nomor hukum yang bersifat Yuridis
Sosiologis. Penelitian hukum yang
8
Abdussalam, legal Opinion
sosiologis memberikan arti penting
Ketentuan Pidana Pasal 35 dan 36 Undang-
undang No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan pada langkah-langkah observasi dan
Fidusia, Universitas Tama Jagakarsa, 2012.
9 analisis yang bersifat empiris-
Mulyadi, Kapita Selekta Hukum
Pidana Kriminologi dan Viktimologi, kuantitatif, maka sering disebut
Djambatan, Jakarta, 2007, Hlm.42
Efektifitas PenegakanTindak Pidana Fidusia… | 1526

sociolegal research. Tipe penelitian dianalisa kepada informan dan


12
yang akan digunakan dalam pembimbing. Triangulasi data
penelitian ini adalah bersifat deskriptif dilakukan uji validitas dari hasil
analisis yang menggambarkan wawancara, observasi, dan
peraturan perundang-undangan yang bahan-bahan pustaka dengan
berlaku yang dikaitkan dengan teori- tiga komponen tempat, orang,
teori hukum positif yang menyangkut dan dokumen yang saling terkait
10
permasalahan yang sedang diteliti. (paper, person, place).
Sumber data dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan dua D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
sumber data, yaitu: 1. Efektivitas Penegakan Hukum
1. Sumber Data Primer Tindak Pidana Fidusia dalam
Peneliti menggunakan Proses Penyidikan
data hasil wawancara dengan a. Data Primer
penyidik dan penyidik pembantu Praktik dalam penanganan
reserse kriminal Polres perkara tindak pidana
Banyumas, pelapor dan terlapor fidusia belum maksimal
perkara tindak pidana fidusia. penyelesaiannya, masih
2. Sumber Data Sekunder banyak perkara yang masih
Data sekunder mencakup belum diselesaikan
bahan norma, peraturan dasar, penanganannya karena
perundang-undangan serta kekurangan personil dan
kamus, ensiklopedia, indeks dan banyaknya perkara yang
11 13
sebagainya. Data yang telah ditangani. Penyelesaian
dikumpulkan kemudian perkara secara mediasi
dianalisis dengan menggunakan atau perdamaian kedua
pendekatan kualitatif. Uji belah pihak mempermudah
validitas terkait dengan derajat proses penyidikan.
kepercayaan data atau
b. Data Sekunder
ketepatan data, uji validitas
Robert B seidman
dalam penelitian ini dilakukan
mengungkapkan bahwa
dengan triangulasi data hasil
bekerjanya hukum
penelitian, yaitu dikonsultasikan
kembali data yang telah
12
Sugiyono, Metode Penelitian
10 Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta:
Ronny Hanitijo Soemitro, Bandung, 2008, hlm.274.
Metode Penelitian hukum dan Yurimetri. 13
Wawancara dengan Ipda. Rizky,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988,. hlm. 98. pada hari Jumat, 28 September 2018 (Kanit
11
Ibid., hlm. 114. Tipiter Satuan Reskrim Polres Banyumas)
1527 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 5 No. 2 Oktober 2019
MagisterIlmuHukumUniversitasJenderalSoedirman

dimasyarakat dipengaruhi penanganan perkara dari


oleh all other personal force Kasat Reskrim.
(semua kekuatan dari Pembentukan hukum
individu masyarakat) yang dan implementasinya tidak akan
melingkupi seluruh lepas dari pengaruh terdapat
14
proses. diluar hukum, seperti faktor
a. Peraturan-peraturan ekonomi, politik, budaya,
hukum yang ditujukan pendidikan, kepentingan dan
kepada orang itu; semua kekuatan dari individu
b. Sanksi-sanksi dan masyarakat yan terdapat di
peraturan hukum luar proses. Fungsi-fungsi dari
tersebut; faktor-faktor yang berhubungan
c. Aktivitas lembaga dengan peran yang diharapkan
penerap sanksi seperti: (role expectation) dari orang itu,
15
Kepolisian, Jaksa, fungsi-fungsi itu adalah:
Pengadilan; a. Peraturan-peraturan hukum
d. Seluruh komplek yang ditujukan kepada
kekuatan-kekuatan orang itu;
sosial, politik, ekonomi, UUJF menjadikan
yang suatu perbuatan
mempengaruhinya merupakan tindak pidana
Laporan pengaduan dan yang dituangkan dalam
Laporan Polisi tindak pasal 35 dan pasal 36
pidana fidusia yang diterima dengan dengan
di Polres Banyumas selama konsekuensi hukuman
tahun 2016 sampai 2018, penjara dan denda.
Pengaduan terigister (121) b. Sanksi-sanksi peraturan
Laporan Polisi (8) P21 (1). hukum tersebut;
Penanganan tindak pidana Dalam pasal 36
fidusia ditangani secara UUJF dengan ancaman
khusus oleh Unit II Tipiter penjara 2 (dua) tahun dan
dan dibantu oleh unit lain denda paling banyak
berdasarkan
kebijakan/disposisi
15
Ronny Hanitijo Soemitro. 1992.
“The law of Nontransferability of Law
Menurut Robert B. Seidman”. artikel dalam
14
Robert B Seidman, Law order and Majalah Masalah-Masalah Hukum Fakultas
Power, Adition Pubblishing Company Wesley hukum Universitas Diponegoro Semarang
Reading massachusett, 1972, Hlm.9-3 No. 3 Tahun XII.
Efektifitas PenegakanTindak Pidana Fidusia… | 1528

50.000.000 (lima puluh kewajiban selaku pihak


juta). yang berkempentingan,
c. Aktivitas lembaga penerap agar tidak menimbulkan
sanksi seperti: Kepolisian, kerugian dari kepentingan
Jaksa, Pengadilan; tersebut.
Ketidak
seimbangan penyidik
2. Kendala Penegakan Hukum
dengan beban tugas
Tindak Pidana Fidusia Dalam
penanganan perkara tindak
Proses Penyidikan
fidusia mejadikan lamanya
a. Data Primer
proses penanganan
16 Beban perkara yang
perkara.
ditangani oleh masing-
d. Seluruh komplek kekuatan-
masing penyidik menjadi
kekuatan sosial, politik,
prioritas tersendiri oleh
ekonomi, yang
penyidik mana yang terlebih
mempengaruhinya
dahulu ditindak lanjuti.
Porses penyidikan
Faktor kepentingan dan
memberikan edukasi
pemahaman seorang
kepada masyarakat bahwa
peyidik akan
perbuatan mengalihkan,
mempengaruhi bagaimana
menggadaikan atau
penanganan terhadap
menyewakan benda yang
perkara yang sedang
menjadi objek jaminan
ditangani.
fidusia merupakan tindak
17
pidana.
b. Data Sekunder
Kurangnya
Kendala dalam penegakan
penanganan perkara dalam
hukum tindak pidana fiduisa
proses penyidikan di Polres
dalam proses penyidikan bisa
Banyumas menjadikan
dilihat dari tiga elemen yaitu
tidak maksimalnya
Struktur Hukum (Legal
penyampaian bagaimana
Structur) dimana lembaga
masyarakat untuk bertidak
kepolisian sebagai penegak
dalam memenuhi hak dan
hukum, Subtansi Hukum
16
Ibid
(Legal Subtance) dimana
17
Barda Nawawi Arief, Bunga aturan atau hukum yang ada
Rampai Kebijakan Hukum Pidana
(Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP dalam masyarakat, dan
Baru), Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2008, hal. 1.
1529 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 5 No. 2 Oktober 2019
MagisterIlmuHukumUniversitasJenderalSoedirman

Budaya Hukum (Legal a. Struktur Hukum (Legal


culture). Structure)
Hal-hal krusial dalam proses Penegakan
penyidikan : hukum sangat tergantung
a. Penyidik tidak siap dari bagaimana
b. Team Work / cross kemampuan manajerial
fungtional team work penyidik untuk
tidak efektif atau lemah. menyelesaikan perkara
c. Perbedaan pendapat tindak pidana yang
terhadap kasus yang dilaporkan serta
dianggap twiligt zone pengawasan terhadap
penerapan pasal; pelaksanaan upaya-upaya
kewenangan penyidik. penyidik dalam
d. Tidak memadainya melakukan tindakan
20
dukungan anggara, hukum.
peralatan dan teknologi.
b. Subtansi Hukum
e. Intervensi sementara
Sanksi dalam
pihak dengan
Pasal 36 UUJF dengan
kecendrungan vested
ancaman pidana 2 (dua)
interest
tahun penjara tidak dapat
f. Adanya kendala dan
21
dilakukan penahanan.
masalah dalam
penerapan manajemen
18 c. Budaya Hukum
penyidikan
Penegakan
hukum tindak pidana
Lawrence Friedmann,
fidusia di wilayah hukum
pada bukunya Legal Theory,
Polres Banyumas terjadi
menggambarkan bahwa hukum
karena pemberi fidusia
terdiri dari 3 (tiga) komponen
tidak timbul rasa takut
utama, yakni, substansi, struktur
19 serta kurangnya
dan budaya.
pengetahuan masyarakat

18 20
Hanjar Sekolah Tinggi Ilmu Yayat Herujido, Dasar-Dasar
Kepolisan, Op.Cit, Hlm.31 Manajemen, Gramedia Widiasarana, Jakarta,
19
Lawrence M. Friedman 2001, Hlm.3
21
(Terjemahan Wishnu Basuki), Hukum Wawancara dengan Brigadir. Henri,
nd
Amerika Sebuah Pengantar, 2 Edition, PT SH, pada Hari Jumat, 28 September 2018
Tata Nusa, Jakarta – Indonesia, 2001, (penyidik pembantu unit 2 Satuan Reskrim
Hlm.7-11 Polres Banyumas.
Efektifitas PenegakanTindak Pidana Fidusia… | 1530

akan peraturan fidusia dalam proses


perundang-undangan penyidikan di Polres
22
fidusia. Banyumas karena
kurang tegasnya
E. Penutup regulasi hukum terkait
1. Simpulan ketentuan eksekusi
Dari uraian di atas, maka jaminan fidusia, jumlah
dapat disimpulkan sebagai berikut: personil penyidik yang
1. Bahwa penegakan tidak seimbang dengan
hukum tindak pidana beban perkara yang
fidusia dalam proses ditangani dan kurangnya
penyidikan di Kabupaten sarana pendukung
Banyumas belum efektif dalam proses
karena belum optimal penyidikan serta
aktivitas lembaga kurangya pengetahuan
penerap sanksi dalam masyarakat terkait
manajemen penyidikan ketentuan perjanjian
dan pengawasan proses fidusia.
penyidikan, serta 2. Saran
lemahnya sanksi hukum Kesadaran hukum
dalam peraturan masyarakat harus ditingkatkan
perundang-undangan dengan mengadakan
jaminan fidusia terkait penyuluhan hukum.Perlu
perkembangan modus pemerataan penanganan
kejahatan tindak pidana perkara yang melibatkan
fidusia yang semakin penyidik Polsek.
berkembang dengan Meningkatkan
terbentuknya kejahatan pengawasan dan manajemen
yang terpola menjadi penyidkan terhadap
kejahatan terorganisir. penanganan perkara mulai dari
2. Adapun hal-hal yang SOP (standar operasional
menjadi kendala dalam prosedur), serta pembentukan
pelaksanaan penegakan Unit Fidusia
hukum tindak pidana .
DAFTAR PUSTAKA
22
Wawancara dengan Akp.Bayu
pada hari Jumat, 28 September 2018 (Kepala
Satuan Reskrim Polres Banyumas)
1531 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 5 No. 2 Oktober 2019
MagisterIlmuHukumUniversitasJenderalSoedirman

Ali, Ahmad, 2009, Menguak teori hukum https://www.suduthukum.com/2018/01/te


(legal theory) dan teori peradilan ori-bekerjanya-hukum.html
(judicialprudence), Prenada dikases pada 29 November 2018
Media Group,Jakarta, Aspek Hukum Pidana pada Perjanjian
Ali, Achmad, 2017, Menguak Tabir Fidusia.Universitas Sumatera
Hukum, Fajar Interpratama, Jakarta. Utara.
Abdussalam, 2012, Ketentuan Pidana http://repository.usu.ac.id/bitstrea
Pasal 35 dan 36 Undang-undang m/handle/123456789/64059/Chap
No. 42 Tahun 1999 tentang ter%20II.pdf?sequence=3&isAllow
Jaminan Fidusia, Universitas ed=y diakses pada 1 September
Tama Jagakarsa. 2018.
Arief, Barda Nawawi, 2008, Bunga
Rampai Kebijakan Hukum Pidana
(Perkembangan Penyusunan
Konsep KUHP Baru), Kencana
Prenada Media Group, Jakarta,
Arief, Barda Nawawi, 2013, Kapita
Selekta Hukum Pidana, ctk
Ketiga, Citra Aditya Bandung.
Dahlan, 2017, Problematika Keadilan
dalam Penerapan Pidana
Terhadap Penyalah Guna
Narkotika, Budi Utama,
Yogyakarta.
Friedman,Lawrence M.,2001, Hukum
Amerika Sebuah Pengantar,
nd
2 Edition (Terjemahan Wishnu
Basuki), PT Tata Nusa, Jakarta –
Indonesia
Hanjar Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisan,
Manajemen Penyidikan, Jakarta
Herujido,Yayat, 2001, Dasar-Dasar
Manajemen, Gramedia
Widiasarana, Jakarta.
Mulyadi, 2007, Kapita Selekta Hukum
Pidana Kriminologi dan
Viktimologi, Djambatan, Jakarta.
Robert B. Seidman”. artikel dalam
Majalah Masalah-Masalah Hukum
Fakultas hukum Universitas
Diponegoro Semarang No. 3
Tahun XII
Soemitro, Ronny Hanitijo, 1988, Metode
Penelitian hukum dan Yurimetri.
Ghalia Indonesia, Jakarta.
--------. 1992. “The law of
Nontransferability of Law
Soekanto, Soerjono, 2007, Pengantar
Penelitian Hukum, UI/Press,
Jakarta.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Alfabeta: Bandung.

You might also like