You are on page 1of 10

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)

Kompetensi Kepribadian Guru dalam Pendidikan


Islam Perspektif Tafsir Al-Qur’an

Wendy Asswan Cahyadi1, Siti Qomariyah2


1STIKOM EL RAHMA, 2Institut Madani Nusantara, Indonesia
E-mail: wendyasswancahyadi@gmail.com, stqomariyah36@gmail.com
Article Info Abstract
Article History One of the reasons for the low quality of education in Indonesia is due to incompetent
Received: 2023-03-12 teachers. The purpose of this study was to determine teacher Personality Competence
Revised: 2023-04-10
Published: 2023-05-01 in Islamic Education from the Perspective of Al-Qur'an Interpretation. This research is
library research, with descriptive qualitative analysis method. Researchers describe
Teacher Personality Competence in Islamic Education, then analyze it in detail and
Keywords: depth with the Perspective of Al-Qur'an Interpretation, namely the book of Tanwir
Teacher Personality;
Miqbas Min Tafsir Ibn Abbas, Tafsir Jalalain, Tafsir al Qur'an al Azim, Tafsir Alkassaf,
Islamic Education
Perspective; Tafsir At Tabari The results of this study are examining the teacher's personality
Interpretation of the competence, namely the teacher must be able to be a role model. The results of this
Qur'an. study 1. Personality competence in Islam; 2. The characteristics of teachers in Islam,
namely: Always starting activities with Basmalah; pious; Knowledgeable; Always direct
the educational process to achieve educational goals; Can be an example and practice
what is taught; Understand the student's condition well and use the right method; Do
not deviate from the established curriculum; sincere; Loving Students And Patient;
Responsible According to Islamic Teachings.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia disebabkan guru yang
Diterima: 2023-03-12 tidak kompeten. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Kompetensi Kepribadian
Direvisi: 2023-04-10
Dipublikasi: 2023-05-01 guru dalam Pendidikan Islam Perspektif Tafsir Al-Qur’an. Penelitian ini adalah
penelitian kepustakaan (library research), dengan metode deskriptis analisis kualitatif.
Peneliti mendeskripsikan Kompetensi Kepribadian Guru dalam Pendidikan Islam,
Kata kunci: kemudian menganalisisnya secara rinci dan mendalam dengan Perspektif Tafsir Al-
Kepribadian Guru;
Qur’an, yaitu kitab Tanwir Miqbas Min Tafsir Ibn Abbas, Tafsir Jalalain, Tafsir al Qur’an
Pendidikan Islam
Perspektif; al Azim, Tafsir Alkassaf, Tafsir At Thabari Hasil penelitian ini adalah meneliti
Tafsir Al-Qur’an. kompetensi kepribadian guru, yaitu guru harus mampu sebagai tauladan. Hasil
penelitian ini 1. Kompetensi kepribadian dalam Islam; 2. Sifat-sifat guru dalam Islam,
yaitu: Selalu Mengawali Aktifitas dengan Basmalah; Bertaqwa; Berilmu; Selalu
mengarahkan proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan; Bisa sebagai
tauladan dan mengamalkan apa yang diajarkan; Memahami keadaan muridnya secara
baik dan menggunakan metode yang tepat; Tidak menyimpang dari kurikulum yang
ditetapkan; Ikhlash; Menyayangi Murid Dan Penyabar; Bertanggung jawab Sesuai
Dengan Ajaran Islam.
I. PENDAHULUAN Kompetensi adalah seperangkat pengeta-
Mutu Pendidikan Indonesia masih jauh dari huan, keterampilan, dan perilaku yang harus
harapan. Di tahun 2015 Global School Ranking dimiliki, dihayati, dan juga dikuasai oleh guru
menyebutkan mutu pendidikan di Indonesia ataupun dosen dalam melaksanakan tugas
belum juga naik secara signifikan. Indonesia keprofesionalan. Kompetensi guru meliputi:
masih termasuk negara yang mutu Pendidikan- Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian,
nya rendah. Rendahnya mutu pendidikan di Kompetensi Sosial dan Kompetensi Profesional.
Indonesia bisa disebabkan sarana prasana yang (Permendiknas No 16 Tahun 2007 dan UU No 14
kurang baik dan kompetensi guru. Data dari Tahun 2005). Tujuan pendidikan yaitu menyiap-
PGRI, hasil dari uji kompetensi guru nilai rata- kan peserta didik untuk mengenal, memahami,
rata guru secara nasional pada 2015 untuk menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak
TK/RA sebesar 43,74 poin, guru SD 40,14 poin, mulia, mengamalkan ajaran Islam, dari sumber
guru SMP 44,14 poin dan guru SMA 45,38 utamanya kitab suci al-Qur’an dan al Hadis,
poin. Pada UKG 2017, nilai rata-rata belum melalui kegiatan bimbingan, pengajaran pelati-
mencapai 70 poin. (Dhita, Pikiran Rakyat, 2019) han, serta penggunaan pengalaman, ataupun
mewujudkan insan shalih/insan kamil atau
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3271
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)
mempersiapkan seorang muslim bahagia dunia 4. Al Mahalli, Jalaluddin, Jalaluddin as Suyuti,
dan akhiratnya sesuai ajaran yang ada dalam Al Tafsir Jalalain, Bandung: Sinar Baru Al Gesindo,
Qur’an (Abdurrahman Amirah, 1991). 2016
Guru adalah sosok yang diteladani, digugu dan 5. Ali Ash Shabuni, MukhtasharIbnKatsir, Beirut-
ditiru, gurulah ujung tombak yang menentukan Libanon: Dar Al-Qur’an Al-Karim.
pembelajaran berhasil, mampu merubah tingkah 6. Katsir, Abi al Fida’ al hafiz Ibn, Tafsir al Qur’an
laku siswa. Seorang guru harus mempunyai al Azim, Beiut: Dar al Fikr, 1992.
kompetensi kepribadian karena guru itu sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah Sebagai suatu analisis filosofis terhadap
dengan ilmu. Guru tidak hanya mengajar, gagasan atau pemikiran dalam kurun waktu
menstranfer ilmunya ke peserta didik, tapi guru tertentu di waktu yang telah lewat, mengenai
juga harus mendidik, mengarahkan dan mem- konsep pendidikan dalam al-Qur’an, maka secara
bimbing. Karenanya seorang guru harus metodologis penelitian ini lebih cocok meng-
mengamalkan ilmu yang telah disampaikan dan gunakan metode kualitatif /qualitative research
selanjutnya bisa sebagai tauladan tentang apa (Nana, 2013). Penelitian kualitatif ditujukan
yang diajarkan. Inilah pentingnya kompetensi untuk mendeskripsikan dan juga menganalisis
kepribadian guru karena untuk mencapai tujuan fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
pendidikan. Tingkah lakunya yaitu terdepan kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
dalam melakukan kebaikan. Disamping guru individu atau kelompok. Penelitian kualitatif
harus mampu mengajar, guru juga harus mampu didasarkan pada upaya membangun pandangan
sebagai tauladan. Jika tingkah laku guru tidak yang diteliti lebih rinci, dibentuk dengan kata-
bisa dicontoh/ ditauladani, maka akan menjadi kata, gambaran holistic (Moleong, 2017). Melihat
kendala untuk mencapai tujuan pembelajaran. model penelitian semacam ini, maka upaya yang
Selanjutnya akan berpengaruh kepada tujuan akan dilakukan penulis adalah memberikan
pendidikan. Terlebih sebagai seorang muslim, uraian atau deskripsi yang seluas-luasnya ter-
tentu harus memahami dan juga mampu meng- hadap konsep: Kompetensi Kepribadian dalam
implementasikan kompetensi guru dalam pen- pendidikan Islam Perspektif Tafsir Al Qur’an.
didikan Islam perspektif Tafsir Al Qur’an. Oleh Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melalui
karena itu penelitian ini sangat penting untuk tahap-tahap dalam analisis data, yaitu: data
dilaksanakan. collectin, data reduction (reduksi/pemilahan
data), data display (penyajian data), dan conclu-
II. METODE PENELITIAN sion drawing/verification (penarikan kesimpulan
Penelitian terhadap Kompetensi Kepribadian atau verifikasi). Adapun uji keabsahan data,
dalam Pendidikan Islam Perspektif Tafsir Al peneliti menggunakan alat uji sebagai berikut:
Quran berbentuk penelitian kualitatif deskriptif tranferabilitas, konfirmabilitas dan triangulasi.
analisis melalui studi kepustakaan (library (Sugiono, 2018)
research) yang bersifat telaah konsep dan isi
(content analysis). Pendekatan yang akan dipakai III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam menganalisis data menggunakan pendeka- Kompetensi kepribadian adalah kemampuan
tan kualitatif melalui analisis logis. Adapun personal yang mencerminkan kepribadian yang
metode yang akan dipakai adalah book research mantap, stabil, dewasa dna berwibawa, guru
atau studi kepustakaan yaitu menelaah secara menjadi teladan bagi peserta didik dan memiliki
mendalam terhadap buku-buku atau bahan- akhlak yang mulia. (Permendiknas Nomor 16
bahan bacaan yang berhubungan dengan Tahun 2007). Penelitian dalam Al-Qur’an ber-
masalah penelitian, yaitu kitab-kitab tafsir, buku- kaitan dengan kompetensi Kepribadian Guru
buku tentang pendidikan Islam dan sumber dalam Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
lainnya yang relevan (1). Kompetensi kepribadian dalam Islam; (2).
1. Thabari, Abu Ja’farMuhammmad bin Jarir,al, Al Sifat-sifat guru dalam Islam;. Selanjutnya penulis
Jami’ al Bayan fi Ta’wil al Qur’an, Beirut: Dar al memerinci sebagai berikut:
Kutub ‘Imiyah, 1999. 1. Kompetensi Kepribadian Perspektif Al-
2. Zamaksyari, Abu Qosim Mahmud bin Amru bin Quran
Ahmad, Tafsir al Kasysyaf Juz III, Mauqi’u al Kurikulum pendidikan Islam hendaknya
Tafasir. seragam, sejalan dengan strategi dan tujuan
3. Abbas, Abdullah Ibn, Tanwir Miqbas Min Tafsir pendidikan Islam. Adapun strategi pendidikan
Ibn Abbas, Beirut – Libanon: Darul Fikr. adalah membentuk pola pikir Islami (’aqliyah

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3272
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)
Islamiyah) dan juga pola sikap yang Islami mereka saja, tanpa melakukan, sehingga tidak
(Nafsiyah Islamiyah). Seluruh materi pelajaran bisa sebagai panutan. Firman Alloh:
yang akan diajarkan disusun atas dasar ٣ َ‫ٱَّلل أَن تَقُولُواْ َما ََل ت َۡفعَلُون‬
ِ َّ ‫َكبُ َر َم ۡقت ًا عِن َد‬
strategi tersebut Dari sini tercapait ujuan
pendidikan adalah membentuk kepribadian Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
Islami (Syakshiyah Islamiyah) dan membeka- mengatakan apa-apa yang tidak kamu
linya dengan ilmu dan pengetahuan yang kerjakan (QS. Ash-Shaf; 3).
berhubungan dengan masalah kehidupan.
2. Sifat-sifat Guru dalam Pendidikan Islam
Metode pendidikan dirancang untuk dapat
Perspektif Alquran
merealisasikan tujuan tersebut. Setiap metode
Agar tercapai tujuan pendidikan maka
yang berorientasi bukan kepada tujuan
seluruh komponen pendidikan harus men-
tersebut dilarang. Berkepribadian Islam yaitu
jalankan fungsinya secara baik, termasuk
membentuk pola tingkah laku anak didik yang
pendidik. Adapun sifat-sifat yang harus
berdasarkan pada akidah Islam, senantiasa
dimiliki serorang pendidik adalah:
tingkah lakunya mengikuti Al-Qur’an
a) Mengawali Aktifitas dengan Basmalah
(Abdullah Husain, Mafahim Islamiyah).
Sebagaiman firman Allah QS.Alfatihah
Oleh karena itu seorang guru harus
mempunyai kompetensi kepribadian karena Ayat 1:
guru itu sebagai pendidik, pengajar, pem- َّ ‫الرحْ َٰ َم ِن‬
‫الرحِ ِيم‬ َّ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫س ِم‬
ْ ‫ِب‬
Dengan menyebut nama Allah yang Maha
bimbing, pengarah dengan ilmu. Guru tidak
Pemurah lagi Maha Penyayang.
hanya mengajar, menstranfer ilmunya ke
peserta didik, tapi guru juga harus mendidik, Ibnu Katsir menjelaskan asbabun nuzul
mengarahkan dan membimbing. Karenanya basmalah dengan mencantumkan dalam
seorang guru harus mengamalkan ilmu yang kitab tafsirnya hadis yang diriwayatkan
telah disampaikan dan selanjutnya bisa oleh Abu Daud dengan sanad yang sohih:
sebagai tauladan tentang apa yang diajarkan.
Karena para da’i dan guru itu mewarisi tugas ‫حدثنا قتيبة بن سعيد وأحمد بن محمد المروزي وابن السرح‬
Rasululloh, maka guru juga dituntut mampu ‫ حدثنا سفيان عن عمرو عن سعيد بن جبير قال قتيبة‬:‫قالوا‬
sebagai suri tauladan yang baik sebagaimana ‫كان النبي صلى هللا عليه وسلم َل‬:‫فيه عن ابن عباس قال‬
Rasulullah SAW. Firman Allah QS. al Ahzab ‫يعرف فصل السورة حتى تنزل عليه بسم هللا الرحمن‬
ayat 21: .(‫ )رواه أبو داود‬.‫الرحيموهذا لفظ ابن السرح‬

“Telah menceritakan kepada kami


َّ ْ‫ة ِل َمن كَانَ يَ ۡر ُجوا‬ٞ َ‫سن‬
َ‫ٱَّلل‬ َ ‫ٱَّلل أ ُ ۡس َوةٌ َح‬
ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫لَّقَ ۡد كَانَ لَكُمۡ فِي َر‬
Qutaibah bin Said dan Ahmad bin
َ َّ ‫َو ۡٱليَ ۡو َم ۡٱۡلٓخِ َر َوذَك ََر‬
٢١ ‫ٱَّلل َكث ِٗيرا‬
Muhammad Almarwazi serta Ibnu Sarh
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) mereka mengatakan telah menceritakan
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu kepada kami Sufyan dari Amru dari Said
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) bin Jubair. Qutaibah mengatakan dalam
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia riwayat tersebut dari Ibnu Abbas dia
banyak menyebut Allah”. berkata: “Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam tidak mengetahui pemisah
Ibn Abbas dalam Tanwir Miqbas menfasir- antar surat hingga diturunkan kepada
kan QS Al Ahzab ayat 21: “ٌ‫سنَة‬ ْ ُ ‫ ”أ‬- suri
َ ‫س َوةٌ َح‬ beliau "Bismillahir Rahmanir Rahim"
teladan yang baik adalah perilaku/jalan hidup (dengan menyebut nama Allah yang
yang baik dan lurus bagimu dalam agama. Ibn maha pengasih lagi maha penyayang)
َ ‫ ”أُسۡ َوة ٌ َح‬- suri teladan
Katsir menafsirkan “‫سنَة‬ Lafadz ini dari Ibnuu As Sarh. (HR. Abu
yang baik bagimu, maksudnya sangat tampak Daud: 788). (Abu Daud Sulaiman, 2000)
pada diri Rasulullah adalah lurus dalam agama
dan (wajib) mencontoh keseluruhan peri Kalimat ‫ بسم هللا‬Ibnu Katsir berpendapat,
kehidupan Rasulullah SAW (Ibn Abbas, Tanwir apakah takdirnya (tersembunyi) sebagai
Miqbas min Tafsir Ibn Abbas). Guru sebagai isim atau fiil. Pendapat dari keduanya
pewaris Rasulullah harus berusaha secara adalah benar, yang mengatakan bahwa
optimal dan maksimal bisa dicontoh-menjadi takdirnya adalah isim ‫( بسم هللا ابتدائي‬Dengan
suri tauladan dan diperingatkan keras oleh menyebut nama Allah saya memulai). Ada-
Allah kalau hanya menyampaikan ilmu pun yang mengatakan takdirnya sebagai fiil
‫( ابتدأت ببسم هللا‬saya telah memulai dengan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3273
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)
menyebut nama Allah). Lafaz ‫ هللا‬adalah perbuatan yang baik dengan mengucapkan
nama yang Maha Agung yang terhimpun basmalah merupakan sunnah Nabi yang
didalam dirinya semua sifat-sifat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,
maha sempurn, sebagaimana dalam firman- sebagaimana Nabi pernah mengajarkan
Nya: seorang anak ketika hendak ikut makan
bersamanya dan memerintahkan anak
‫شهَا َد ِة ۖ ه َُو‬ َّ ‫ب َوال‬ ِ ‫َّللاُ الَّذِي ََل ِإ َٰلَهَ ِإ ََّل ه َُو ۖ عَا ِل ُم ا ْلغَ ْي‬ َّ ‫ه َُو‬ tersebut untuk mengucapkan basmalah.
َ
‫سَل ُم‬ َّ ‫ُّوس ال‬ ُ ْ ْ َّ َ َ َٰ َ
ُ ‫هو الذِي َل إِله إَِل ه َُو ال َم ِلكُ القد‬.‫الرحِ ي ُم‬ َّ َّ ‫الرحْ َٰ َم ُن‬
َّ
‫ع َّما‬ ِ َّ َ‫س ْب َحان‬
َ ‫َّللا‬ ُ ۚ ‫ا ْل ُمؤْ مِ ُن ا ْل ُم َهيْمِ ُن العَ ِزي ُز ال َجبَّا ُر ال ُمتَكَبِ ُر‬
ْ ْ ْ ‫ حدثنا‬:‫حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة ومحمد بن الصباح قاَل‬
‫س َما ُء‬ ْ َ ‫ئ ا ْل ُمص َِو ُر ۖ لَهُ ْاۡل‬ ُ ‫ق ا ْلبَ ِار‬ ُ ‫ّللاُ ا ْل َخا ِل‬
َ ‫ه َُو‬. َ‫يُش ِْركُون‬ ‫سفيان بن عيينة عن الوليد بن كثير عن وهب بن كيسان‬
‫ض ۖ َوه َُو ا ْلعَ ِزي ُز‬ ِ ‫ت َو ْاۡل َ ْر‬ِ ‫اوا‬ َ ‫س َم‬ َّ ‫س ِب ُح لَهُ َما فِي ال‬ ْ ‫ا ْل ُح‬
َ ُ‫سنَ َٰى ۚ ي‬ ‫كنت غَلما في حجر النبي‬:‫سمعه من عمر بن أبي سلمة قال‬
.‫ا ْل َحكِي ُم‬ ‫صلى هللا عليه وسلم وكانت يدي تطيش في الصحفة فقال‬
‫ )رواه ابن‬.‫ يا غَلم سم هللا وكل بيمينك وكل مما يليك‬:‫لي‬
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain .(‫ماجه‬
Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan
yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah “Telah menceritakan kepada kamiAbu
lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang Bakar bin Abu Syaibahdan Muhammad
tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha bin Asshabahkeduanya berkata: telah
Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang menceritakan kepada kami Sufyan bin
Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Uyainahdari Alwalid bin Kasirdar Wahb
Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang bin Kaisandia mendengar dari Umar bin
Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Abu Salamahdia berkata: "Ketika kecil
Keagungan, Maha Suci Allah dari apa aku berada di pangkuan Nabi Shallallahu
yang mereka persekutukan. Dialah Allah Alaihi Wasallam, saat tanganku meme-
Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, gang piring, maka Nabi Shallallahu Alaihi
Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Wasallam bersabda kepadaku: "Wahai
Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya anak kecil, sebutlah nama Allah, makan-
apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah lah dengan tangan kanan dan ambillah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijak- dari yang dekat". (HR. Ibnu Majah, No
sana”. (QS. Alhasyr : 22-24). Hadis3267).

Dalam kitab Shahih Al Bukhari dan Setiap perbuatan yang diawali dengan
Shahih Muslim hadis yang diriwayatkan basmalah akan mendapatkan keberkahan
Abu Hurairah RA: dari Allah SWT sebagaimana Nabi
‫ حدثنا أبو الزناد عن‬،‫ أخبرنا شعيب‬،‫حدثنا أبو اليمان‬ Shallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan-
‫اۡلعرج عن أبي هريرة رضي هللا عنهأن رسول هللا صلى‬ nya dalam sebauh hadis:
‫ إن هلل تسعة وتسعين اسما مائة إَل‬:‫هللا عليه وسلم قال‬
‫ ثنا هَلل بن العَلء‬, ‫حدثني أبو طالب الحافظ أحمد بن نصر‬
.(‫ )رواه البخاري‬.‫واحدا من أحصاها دخل الجنة‬
, ‫ عن اۡلوزاعي‬, ‫ نا موسى بن أعين‬, ‫ ثنا عمرو بن عثمان‬,
“Telah bercerita kepada kami Abu , ‫ عن أبي سلمة‬, ‫ عن الزهري‬, ‫عن قرة بن عبد الرحمن‬
Alayman telah mengabarkan kepada :‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫ قال‬, ‫عن أبي هريرة‬
kamiSyuaibtelah bercerita kepada kami ‫ )رواه دار‬."‫"كل أمر ذي بال َل يبدأ فيه بذكر هللا أقطع‬
Abu AzzanaddariAlarajdari Abu Hurairah .(‫القطني‬
Radiyallahu Anhu bahwa Rasulullah
Abu Thalib Alhafizh Ahmad bin Nashr
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda":
menceritakan kepada kami, Hilal bin
Sesungguhnya Allah memiliki sembilan
Alala menceritakan kepada kami, Amr bin
puluh sembilan nama, seratus kurang
Usman menceritakan kepada kami, Musa
satu. Siapa yang menghitungnya (men-
bin Ayan mengabarkan kepada kami, dari
jaganya) maka dia akan masuk surga”
Alauzai, dari Qurrah bin Abdurrahman,
(HR. Bukhari).
dari Azzuhri, dari Abu Salamah, dari Abu
Allah SWT mengajarkan adab kepada Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW
Rasulullah dengan mengajarinya untuk bersabda, “Setiap perkara penting yang
selalu menyebutkan nama Allah yang Maha tidak dimulai dengan menyebut (nama)
Sempurna diawal setiap perkara atau per- Allah adalah terputus" (HR. Daarul Qutni:
buatan yang akan dilakukan. (At Thabari, 872).
Tafsir Ath Thabari). Mengawali setiap

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3274
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)
b) Bertaqwa. Imam Zamaksari menafsirkan ‫ق تُقَاتِ ِه‬ َّ ‫ َح‬,
Seorang yang bertaqwa akan selalu yaitu benar-benar melaksanakan perintah
menjaga agar Allah tidak melihatmu di Allah dan meninggalkan larangannya. Dan
tempat larangan-Nya, dan jangan sampai Ibnu Katsir menafsirkan hendaklah ta’at
anda tidak didapatkan di tempat perintah- dan janganlah bermaksiat. Sedangkan
Nya. melaksanakan perintah Allah dan Imam Jalalain menafsirkan: Hendaklah
meninggalkan larangan Allah. (Abdullah ta’at, maka janganlah bermaksiat; hendak-
Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulat fil Islam ). lah bersyukur, maka janganlah kufur;
Perintah taqwa ini terdapat dalam surat Ali hendaklah ingat (kepada Allah), maka
Imran 102: janganlah lupa. (Imam Jalaluddin, Tafsir
Jalalain).
‫ق تُقَاتِ ِۦه َو ََل ت َ ُموت ُنَّ إِ ََّل َوأَنت ُم‬ َ َّ ْ‫َٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ٱتَّقُوا‬
َّ ‫ٱَّلل َح‬
١٠٢ َ‫ُّم ۡس ِل ُمون‬ Dengan demikian agar mencapai target
taqwa, maka harus melakukan beberapa
“Hai orang-orang yang beriman, ber- hal sebagai berikut: Pertama, orang ber-
takwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa mampu mengekang hawa nafsunya,
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali- yaitu keinginan-keinginan berbuat maksiat.
kali kamu mati melainkan dalam Maksiat itu meliputi meninggalkan
Keadaan beragama Islam”. perintah Allah dan melaksanakan larangan-
Nya. Maksiat juga diartikan menjalankan
Seorang guru harus bertaqwa karena aktifitas kehidupan baik urusan kehidupan
tugas guru adalah mendidik anak agar dunia atau urusan kehidupan akhirat tidak
tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan sesuai dengan ajaran Islam.Kedua, ber-
Islam, bertawa kepada Allah semakin dekat taqwa mampu menjadikan seorang muslim
dengan Allah. Abdurrahman Amiroh dalam sebagai pribadi-pribadi yang berakhlak
bukunya mengatakan: mulia, dan meninggalkan akhlak yang
‫لقد نجح منهج التربية اَلسَلمي في توجيه‬ buruk. Ketiga, bertaqwa itu mensucikan
jiwa, membersihkan jiwa, membersihkan
‫الناس الى ربهم وردهم الى خالقهم حتى امن كل منهم ان‬ dari kesalahan-kesalahan atau maksiat-
‫هللا قريب منه‬ maksiat baik dalam beribadah, berekonomi,
bergaul, berbudaya, berpolitik, berke-
“Sungguh strategi pendidikan Islam telah
luarga, bertetangga, bermasyarakat dan
berhasil mengarahkan manusia kepada
bernegara. Keempat, keluarkan zakat dan
Tuhannya dan mengembalikan mereka
perbanyak shadaqoh. Perhatikan famili,
kepada Penciptanya. Sehingga masing
kerabat, tetangga dan saudara kita sesama
percaya sesungguhnya Allah itu dekat”.
muslim yang lain yang sekarang dalam
(Abdurrahman Amirah, Manhaj Al Qur’an
kondisi fakir miskin dan perlu bantuan,
fi Tarbiyati ar Rijal)
Kelima, bertaqwa menjadikan seorang
Memang yang demikian itu merupakan muslim itu mampu mensucikan jiwa,
perubahan tingkah laku yang besar, karena membersihkan jiwa,dan membersihkan
jika tiap-tiap orang merasa dekat dengan dari kesalahan-kesalahan atau maksiat-
Allah, selalu merasa diawasi Allah, maka maksiat baik dalam beribadah, berekonomi,
akan menuntun tingkah lakunya sesuai bergaul, berbudaya, berpolitik, berke-
dengan perintah dan larangan Nya. luarga, bertetangga, bermasyarakat dan
Berkaitan dengan perintah bertaqwa dalam bernegara Keenam, bertaqwa mampu
QS. Ali Imran 102: menjadikannya terdepan dalam kebaikan,
agar mampu menjadi suri tauladan dan
‫ق تُقَا ِت ِۦه َو ََل ت َ ُموت ُنَّ إِ ََّل َوأَنت ُم‬ َ َّ ْ‫َٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ٱتَّقُوا‬
َّ ‫ٱَّلل َح‬ menjadi pribadi-pribadi terdepan dalam
١٠٢ َ‫ُّم ۡس ِل ُمون‬ kebaikan, dan berlomba-lomba dalam
kebaikan. Yaitu dalam ketaatan dan
“Hai orang-orang yang beriman, bertak-
ketaqwaan kepada Allah. Imam Jalaludin
walah kepada Allah sebenar-benar takwa
dalam Tafsir Jalalain juga menegaskan “ ۡۡ
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
َ‫”لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُون‬- agar kalian bertakwa. Maksud-
kalian mati melainkan dalam keadaan
nya adalah agar kalian takut berbuat
beragama Islam.”
maksiat, maka sesungguhnya dia menge-

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3275
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)
kang hawa nafsu yang menjadi sumber- ‫اۡل ْنس إِ ََّل ليعبدون} ليطيعون َو َهذَا أَمر‬ ِ ْ ‫{ َو َما خلقت ا ْل ِجن َو‬
penyebabnya. (Jalaluddin, Tafsir Jalalain ). ْ َ َ
‫طاعَته َويُقال لو خلقه ْم ِلل ِعبَا َد ِة َما عصوا َربهم‬ َ ‫َخاص ۡلهل‬
Sementara Imam Ali Asshabuni dalam َ
‫طرفَة عين َوقَا َل عَلي بن أبي طالب َما خلقته ْم إِ ََّل أن آ ُمرهُم‬
َ
Mukhtashar Ibn Katsir menjelaskan “ ۡ‫ۡۡ لَعَلَّكُم‬ ِ ْ ‫وأكلفهم َويُقَال َو َما خلقت ا ْل ِجن َو‬
‫اۡل ْنس إِ ََّل ليعبدون إِ ََّل‬
َ‫”تَتَّقُون‬- agar kalian bertakwa. Artinya ‫أَمرتهم أَن يوحدونى ويعبدونى‬
dengan agar kalian mensucikan jiwa, mem-
bersihkan jiwa dan membersihkan dari (Dan aku tidak menciptakan jin dan
kesalahan-kesalahan...., akhlak yang buruk, manusia melainkan supaya mereka
agar mampu menjadi suri tauladan dan mengabdi kepada-Ku) agat mentaati-Ku
menjadi pribadi-pribadi terdepan dalam dan ini perintah khusus agar menjadi ahli
kebaikan dan “،‫” فاستبقوا الخيرات‬berlomba- taat (orang yang istiqomah dalam
lomba dalam kebaikan. (Ali Asshabuni, ketaatannya) dan dikatakan kalau Kami
Mukhtashar Ibn Katsir). menciptakan mereka agar beribadah,
tidak bermaksiat kepada Than mereka
c) Berilmu. dengan kemaksiatan yang menyakitkan
Seorang pendidik harus betul-betul dan berkata Ali bin Abi Thalib, (bahwa
memahami ilmu yang akan disampaikan. Allah berfirman): Tidaklah Kami men-
Keahlian seorang pendidik dalam akan ciptakan mereka kecuali Kami perintakan
menyampaikan materi pelajaran dampak kepada mereka dan Kami membebani
positif terhadap kepada murid. Karnanya Al hukum kepada mereka dan dikatakan
Qur’an memberikan perhatian yang besar Dan aku tidak menciptakan jin dan
terhadap orang-orang yang berilmu. manusia melainkan supaya mereka
Firman. Imam Jalaluddin dalam tafsirnya mengabdi kepada-Ku, yaitu kecuali Kami
menjelaskan QS. al Mujadalah ayat 11, memerintahkan kepada mereka untuk
bahwa Islam memberi kedudukan yang mentauhidkan Ku dan beribadah kepada
tinggi-mulia kepada para ulama. Karena Ku.( Ibn Abbas, Tanwir Miqbas min Tafsir
ilmunya dan semua kebaikan bersandar Ibn Abbas, Tafsir)
kepadanya.
Jadi tujuan pendidikan adalah ter-
} ‫) ِۡ يرفع هللا الذين ءا َمنُو ْا مِ ن ُك ْم } بالطاعة في ذلك { َو‬ bentuknya kepribadian Islam atau seorang
‫يرفع { الذين أُوت ُواْ العلم درجات } في الجنة‬ muslim yang selalu beribadah kepada Allah
baik ibadah makdlo/ghoiru makdlo, karena
(Allah mengangkat orang-orang yang tugas hidup seorang muslim adalah ber-
beriman di antara kalian karena ke- ibadah kepada Allah. Artinya Seorang
taatan mereka) dan mengangkat orang- muslim dituntut untuk mengisi hidupnya
orang yang diberikan ilmu beberapa hanya untuk beribadah kepada Allah
derajat (di surga). (Jalaluddin, Tafsir dengan cara senantiasa melakukan aktifitas
Jalalain,). sesuai perintah Allah dan dengan niat
d) Selalu mengarahkan proses pendidikan ikhlash hanya karena Allah (Muhammad
untuk mencapai tujuan pendidikan Husain Abdullah, 2003).
Pendidikan dalam pandangan Islam e) Bisa sebagai tauladan dan mengamalkan
merupakan upaya sadar, terstruktur serta apa yang diajarkan
sistematis untuk mensukseskan misi
penciptaan manusia sebagai hamba Allah َّ ْ‫ة ِل َمن كَانَ يَ ۡر ُجوا‬ٞ َ‫سن‬
َ‫ٱَّلل‬ َ ‫ٱَّلل أ ُ ۡس َوةٌ َح‬
ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫لَّقَ ۡد كَانَ لَكُمۡ فِي َر‬
yang senatiasa mentauhidkan-Nya dan ٢١ ‫ٱَّلل َكث ِٗيرا‬َ َّ ‫َو ۡٱليَ ۡو َم ۡٱۡلٓخِ َر َوذَك ََر‬
hanya beribadah kepadaNya. Firman Allah
yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan 21. Sesungguhnya telah ada pada (diri)
jin dan manusia melainkan supaya mereka Rasulullah itu suri teladan yang baik
mengabdi kepada-Ku.”(TQS. Adz Dzariat bagimu (yaitu) bagi orang yang meng-
[51]; 56). harap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut
ِ ‫نس ِإ ََّل ِل َي ۡعبُد‬
٥٦ ‫ُون‬ ِ ۡ ‫َو َما َخلَ ۡقتُ ۡٱل ِجنَّ َو‬
َ ‫ٱۡل‬
Allah.
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka me- Islam adalah agama yang sempurna
ngabdi kepada-Ku mengurus seluruh aspek kehidupan, baik
politik, ekonomi, sosial, budaya dan juga

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3276
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)
pemerintahan. Prinsip dari perilaku saat menggali, ada batu besar yang tidak
seorang muslim adalah terikat dengan bisa dipecahkan oleh para sahabat,
hukum syara’. Karena Allah mewajibkan akhirnya dipecahkan Rasulullah. Rasulullah
kaum Muslimin mengembalikan segala juga memberi contoh bersemangat dan
permasalahan hanya kepada Allah (kepada yakin akan janji Allah berupa kemenangan,
Islam). Artinya kaum muslimin wajib sekalipun jumlah musuh jauh lebih besar.
menyelesaikan seluruh problematika ke- Semangat yang luar biasa untuk mem-
hidupannya diselesaikan dengan hukum peroleh kemuliaan/ kemenangan. Kekuatan
Islam. Setiap muslim wajib terikat dengan rukhiyah inilah yang berkontribusi besar
hukum syara’, sebagaimana Kaidah Ushul: memperoleh kemenangan. Semangat luar
biasa untuk perjuangan sangat penting
‫اَلصل فى افعال اَلنسان تقيد باحكام الشرعية‬
sekali, sehingga memudahkan Rasulullah
’Asal dari perbuatan manusia terikat mengadakan konsolidasi-menghimpun ke-
dengan hukum syara’. kuatan, mengerahkan segala daya upaya,
tenaga, harta dan jiwa di jalan Allah. Ini di
Dengan demikian kaum muslimin di- masa Rasulullah. Adapun masa sekarang,
tuntut seluruh akktifitasnya sesuai dengan karena Islam kaffah belum tegak, maka
hukum syara. Baik saat beribadah, bekerja, menjadi kewajiban kaum muslimin me-
berekonomi, berpolitik, berbudaya, ber- negakkannya. Sebagai refleksi semangat
gaul, berkeluarga, bertetangga, bermasya- perjuangan Rasulullah untuk meninggihkan
rakat dan bernegara. Semuanya harus agama-Nya, maka kaum muslimin harus
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan bersungguh-sungguh menyiapkan diri
oleh Allah. Pelaksanaan syariah Islam menyambut seruan kemuliaan dan juga
secara kaffah ini mudah untuk difahami kemenangan Islam.
dan diterapkan karena sudah dicontohkan Selanjutnya Ibn Abbas menafsirkan “ ‫َوذَك ََر‬
oleh Rasulullah dalam seluruh tingkah laku ‫”ٱَّلل َكث ِٗيرا‬
ََ dan dia banyak menyebut Allah
beliau. Ibn Abbas dalam Tanwir Miqbas adalah semuanya itu hanya dilakukan
menasirkan QS Al Ahzab ayat 21: “ ٌ‫س َوة‬ ْ ُ‫أ‬ orang-orang beriman yang hati dan
ٌ‫سنَة‬
َ ‫ ” َح‬- suri teladan yang baik adalah lisannya banyak ingat kepada Allah dan
perilaku/jalan hidup yang baik dan lurus melakukannya dengan ikhlash, hanya
bagimu dalam agama. Ibn Katsir menaf- karena semata-mata mengharap rahmat,
sirkan “‫سنَة‬َ ‫ ”أُسۡ َوة ٌ َح‬- suri teladan yang baik kemuliaan dan ridlo Allah semata.
bagimu, maksudnya sangat tampak pada Sementara Ibn Katsir dalam Tafsir Ibn
diri Rasulullah adalah lurus dalam agama Katsir menambahkan bahwa yang demikian
dan (wajib) mencontoh keseluruhan peri itu hanya dilakukan hambaNya yang
kehidupan Rasulullah SAW. (Ibn Abbas, mukmin, yang membenarkan janji Allah
Tanwir Miqbas min Tafsir Ibn Abbas). bagi mereka dan Allah memberi balasan
Rasulullah sebagai utusan Allah me- bagi mereka di dunia (kemenangan) dan
nyampaikan risalah Islam, maka harus bisa pahala di akhirat (surga). Pada konteks
menjadi tauladan yang baik. Begitu juga perang Khandak (Perang Ahzab) adalah
guru yang menyampaikan ilmu-ilmu janji Allah menolong kaum muslimin
pengetahuan umum, ilmu-ilmu pengeta- dengan mengirimkan angin kencang yang
huan Islam dan ilmu-ilmu keterampilan memporak porandakan kaum kafir
hidup , harus bisa menjadi tauladan dalam sebelum peperangan dimulai. Akibatnya
seluruh aktifitasnya. Baik bergaul dengan musuh Islam yang sedang mengepung
siswanya, sesama guru, civitas akademika, Madinah pulang kembali ke negerinya.
orang tua siswa maupun dengan masyara- Akhirnya dengan pertolongan Allah kaum
kat. Rasulullah tauladan yang baik pada muslimin memperoleh kemenangan dalam
saat perang Khandaq. Persiapan perang menghadapi pasukan gabungan ini.
yang melelahkan, menggali sungai dengan Kaitannya dengan guru, bahwa guru juga
diameter 6 meter dan kedalaman yang menyampaikan Ajaran Islam sebagaimana
curam berbentuk segitiga. Subhanallah Rasulullah sehingga harus menjadi pribadi-
penggalian ini tidaklah mudah, karena pribadi yang sesuai ajaran Islam dan bisa
bebatuan. Akan tetapi Rasulullah selalu ter- dicontoh. Untuk dunia anak-anak, sudah
depan dalam melakukan pekerjaan. Bahkan bukan menjadi rahasia lagi bahwa murid

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3277
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)
lebih percaya kepada gurunya daripada ke kelas dengan baik. Dengannya bisa men-
orang tuanya, dan guru sebagai figur ter- capai tujuan pendidikan. Sabda Rasulullah:
baik dalam pandangan murid. Karenanya ‫امرناان نكلم الناس علىقد رعقولهم‬
keteladanan guru itu penting. Dan methode
keteladanan ini terbukti paling berhasil “Kami diperintah supaya berbicara
dalam mempersiapkan dan membantu kepada manusia menurut kadar akal
membentuk tingkah laku murid. (Abdullah (kecerdasan) mereka masing-masing”.
Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulat fil Islam).
g) Tidak menyimpang dari kurikulum yang
Oleh karena itu guru harus menjadi figur
ditetapkan
yang baik bagi muridnya dan melakukan
Kurikulum Pendidikan Islam adalah
sesuatu yang yang dikatakan. Firman Allah
suatu rangkaian mata pelajaran berikut
surat ash Shof ayat 2- 3:
methode penyampaiannya yang menjadi
‫ َكبُ َر َم ۡقت ًا عِن َد‬٢ َ‫َٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ِل َم تَقُولُونَ َما ََل ت َۡفعَلُون‬ patokan penyampaian ilmu pengetahuan
٣ َ‫ٱَّلل أَن تَقُولُواْ َما ََل ت َۡفعَلُون‬
ِ َّ (materi pelajaran) berdasarkan akidah
Islam. Guru dan SDM kependidikan harus
(2) Wahai orang-orang yang beriman, mengikuti kurikulum yang telah ditetap-
kenapakah kamu mengatakan sesuatu kan. Karenanya jika menyimpang dari
yang tidak kamu kerjakan. kurikulum yang telah ditetapkan, maka
(3) Amat besar kebencian di sisi Allah tidak akan mampu untuk mencapai tujuan
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang pendidikan Islam.
tidak kamu kerjakan.
h) Ikhlash.
Ibn Abbas dalam Tanwir Miqbas min Guru harus ikhlash dalam melaksanakan
Tafsir Ibn Abbas menafsirkan tugasnya karena sesungguhnya Allah me-
‫{ يا أيها الذين آمنوا لم تقولون ما َل تفعلون } لم تعدون ما‬ merintahkan hambahnya untuk beribadah
ً ‫َل توفون وتتكلمون بما َل تعملون { َكبُ َر َم ْقتا ً } عظم بغضا‬ dengan ikhlash, termasuk menuntut ilmu.
‫{ عِن َد هللا أَن تَقُولُواْ َما َلَ ت َ ْفعَلُونَ } أن تعدوا بما َل توفون‬ (Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulat fil
‫وتتكلموا بما َل تعملون‬ Islam). Sebagimana firman Allah dalam
surat al Bayinah ayat 5:

2.(Wahai orang-orang yang beriman, ْ‫ِصينَ لَهُ ٱلدِينَ ُحنَفَا ٓ َء َويُقِي ُموا‬ ِ ‫ٱَّلل ُم ۡخل‬
َ َّ ْ‫َو َما ٓ أُمِ ُر ٓواْ إِ ََّل ِليَ ۡعبُدُوا‬
kenapakah kamu mengatakan sesuatu ‫ٱلزك ََٰو ۚةَ َو َٰذَ ِلكَ دِي ُن ٱلقَ ِي َم ِة‬
ۡ َّ ْ‫صلَ َٰوةَ َويُ ۡؤت ُوا‬
َّ ‫ٱل‬
yang tidak kamu kerjakan) jangan “Padahal mereka tidak disuruh kecuali
melampau batas apa yang tidak engkau supaya menyembah Allah dengan
penuhi dan janganlah berkata apa yang memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
tidak kau kerjakan. (menjalankan) agama yang lurus, dan
3. Amat besar kebencian (di sisi Allah supaya mereka mendirikan shalat dan
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang menunaikan zakat; dan yang demikian
tidak kamu kerjakan) engkau melampau
itulah agama yang lurus.
batas apa yang tidak engkau penuhi dan
engkau berkata apa yang tidak kau Dan sugguh Allah membatasi ibadah
kerjakan. (Ibn Abbas, Tanwir Miqbas min yang diterima disisi-Nya hanya ibadah yang
Tafsir Ibn Abbas). dilaksanakan hanya karena Allah. Bukan
3. Amat besar kebencian di sisi Allah berarti tidak dikatakan sebagai guru yang
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang ikhlas, pada saat dia mendapat gaji yang
tidak kamu kerjakan. besar, akan tetapi guru yang ikhlash adalah
guru yang mengajar hanya karena Allah
f) Memahami keadaan muridnya secara baik sehingga dia hanya mengajar-ilmu yang
dan menggunakan metode yang tepat. tidak bertentangan dengan akidah Islam.
Disamping guru harus menguasai materi Adapan jika dia mengajarkan ilmu yang
juga harus memahami keadaan muridnya bertentangan dengan akidah Islam, maka
dan juga memahami metode pendidikan. tujuannya semata-mata untuk membantah-
Sehingga pendidik mampu memilih metode nya tidak untuk mengadopsinya, sehingga
dan teknik yang tepat sesuai dengan memperkuat keyakinannya terhadap Islam.
tingkat akal murid. Dan mampu mengelola

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3278
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)
i) Menyayangi Murid Dan Penyabar Ibn umar r.a berkata: saya telah men-
Guru mempunyai tugas untuk dapat dengar rasulullah saw bersabda: setiap
membantu murid memperoleh ilmu penge- orang adalah pemimpin dan akan
tahuan dan mengubah tingkah lakunya diminta pertanggungjawaban atas ke-
sesuai dengan tuntutan materi pelajaran. pemimpinannnya. Seorang kepala negara
Murid adalah manusia bukan benda. Kalau akan diminta pertanggungjawaban peri-
benda diberi perlakuan sama, maka ia hal rakyat yang dipimpinnya. Seorang
berubah secara serentak, tapi berbeda suami akan ditanya perihal keluarga
dengan manusia. Karenanya saat manusia yang dipimpinnya. Seorang isteri yang
diberi perlakuan tertentu tidak serta merta memelihara rumah tangga suaminya
semuanya berubah, ada satu-dua yang akan ditanya perihal tanggungjawab dan
‘ngadat’. Keadaan seperti ini tidak akan bisa tugasnya. Bahkan seorang pembantu/
diatasi, jika guru bukan seorang yang pekerja rumah tangga yang bertugas
menyayangi murid dan sabar. (Muhammad memelihara barang milik majikannya
Nur ibn Abdul Hafidl, Manhaj Tarbiyah li juga akan ditanya dari hal yang di-
ath Thifl ). Firman Allah surat Ali Imran pimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin
ayat 134: dan akan ditanya (diminta pertang-
gungan jawab) darihal hal yang
َ‫ظ َو ۡٱل َعافِين‬
َ ‫س َّرآءِ َوٱلض ََّّرآءِ َو ۡٱل َٰ َكظِ مِ ينَ ۡٱلغَ ۡي‬
َّ ‫ٱ َّلذِينَ يُن ِفقُونَ فِي ٱل‬ dipimpinnya. (Bukhari, Muslim)
َ‫سنِين‬ ۡ ۡ
ِ ‫ب ٱل ُمح‬ ُّ ِ‫ٱَّللُ يُح‬ ِۗ ِ َّ‫ع َِن ٱلن‬
َّ ‫اس َو‬
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan IV. SIMPULAN DAN SARAN
(hartanya), baik di waktu lapang mau- A. Simpulan
pun sempit, dan orang-orang yang Hasil penelitian terhadap Kompetensi Guru
menahan amarahnya dan memaafkan Perspektif Tafsir Al Qur’an dalam kitab Tanwir
(kesalahan) orang. Allah menyukai Miqbas Min Tafsir Ibn Abbas, Tafsir Jalalain,
orang-orang yang berbuat kebajikan”. Tafsir al Qur’an al Azim, Tafsir Alkassaf, Tafsir
Inilah sifat-sifat yang seharusnya di- At Thabari, sebagai berikut: Pertama,
miliki guru, akan tetapi pada kenyataanya kompetensi kepribadian dalam Islam. Kedua,
banya kita mendapati guru yang tidak sifat-sifat guru dalam Islam: Selalu Mengawali
mempunyai sifat tersebut di atas. Guru Aktifitas dengan Basmalah; Bertaqwa;
harus mampu menjadi tauladan. QS Al Berilmu; Selalu mengarahkan proses pen-
Ahzab ayat 21: didikan untuk mencapai tujuan pendidikan;
Bisa sebagai tauladan dan mengamalkan apa
ََّ ْ‫ة ِل َمن كَانَ يَ ۡر ُجوا‬ٞ َ‫سن‬
‫ٱَّلل‬ َ ‫ٱَّلل أ ُ ۡس َوةٌ َح‬
ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫لَّقَ ۡد كَانَ لَكُمۡ فِي َر‬ yang diajarkan; Memahami keadaan muridnya
٢١ ‫ٱَّلل َكث ِٗيرا‬ َ َّ َ َ َ‫َر‬‫ك‬ َ ‫ذ‬ ‫و‬ ‫ر‬ ِ‫خ‬ٓ ‫ٱۡل‬ ۡ ‫م‬
َ ‫و‬ ۡ ‫ي‬
َ ۡ
‫ٱل‬ ‫و‬
َ secara baik dan menggunakan metode yang
tepat; Tidak menyimpang dari kurikulum
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) yang ditetapkan; Ikhlash; Menyayangi Murid
Rasulullah itu suri teladan yang baik Dan Penyabar; Bertanggung jawab.
bagimu (yaitu) bagi orang yang meng-
harap (rahmat) Allah dan (kedatangan) B. Saran
hari kiamat dan dia banyak menyebut Pembahasan terkait penelitian ini masih
Allah”. sangat terbatas dan membutuhkan banyak
masukan, saran untuk penulis selanjutnya
j) Bertanggung jawab adalah mengkaji lebih dalam dan secara
komprehensif tentang Kompetensi Kepriba-
ْ‫َّللا ب ِْن دِينَ ٍار عَن‬ َ ْ‫سلَ َمةَ عَنْ َمالِكٍ عَن‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ ْ ‫َّللا ْب ُن َم‬ ِ َّ ‫ع ْب ُد‬ َ ‫َح َّدثَنَا‬ dian Guru dalam Pendidikan Islam Perspektif
‫سلَّ َم قَا َل أ َ ََل‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ع َم َر أَنَّ َر‬ ُ ‫َّللا ب ِْن‬ ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ Tafsir Al-Qur’an.
‫اس‬ ِ َّ‫علَى الن‬ َ ‫سئ ُو ٌل عَنْ َر ِعيَّتِ ِه فَ ْاۡلَمِ ي ُر الَّذِي‬ ْ ‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم‬ ٍ ‫ُكلُّ ُك ْم َر‬
‫علَى أ َ ْه ِل بَ ْيتِ ِه‬ َ ‫اع‬ ٍ ‫الر ُج ُل َر‬ َّ ‫ع ْن ُه ْم َو‬
َ ‫سئ ُو ٌل‬ ْ ‫علَ ْي ِه ْم َوه َُو َم‬ َ ‫اع‬ ٍ ‫َر‬ DAFTAR RUJUKAN
‫ت بَ ْع ِلهَا َو َولَ ِد ِه‬ ِ ‫علَى بَ ْي‬ َ ٌ‫ع ْن ُه ْم َوا ْل َم ْرأَةُ َرا ِعيَة‬ َ ‫سئ ُو ٌل‬ ْ ‫َوه َُو َم‬ Abbas, Abdullah Ibn, Tanwir Miqbas Min Tafsir
‫سئ ُو ٌل‬ ْ ‫س ِي ِد ِه َوه َُو َم‬ َ ‫علَى َما ِل‬ ٍ ‫ع ْن ُه ْم َوا ْل َع ْب ُد َر‬
َ ‫اع‬ َ ٌ‫سئ ُولَة‬ ْ ‫ِي َم‬ َ ‫َوه‬ Ibn Abbas, Beirut – Libanon: Darul Fikr.Al
‫سئ ُو ٌل عَنْ َر ِعيَّتِ ِه‬ ْ ‫ع ْنهُ فَ ُكلُّ ُك ْم َراعٍ َو ُكلُّ ُك ْم َم‬ َ Mahalli, Jalaluddin, Jalaluddin as Suyuti,
Tafsir Jalalain, Bandung: Sinar Baru Al
Gesindo, 2016.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3279
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3271-3280)
Abdullah, Muhammad Husain Dirasat fi Al Fikri Al Lexy, J. MA. Moleong, Metodologi Penelitian
Islamiyah, Aman: DarulBayariq Kualitatif, Badung: PT Remaja Roda Karya,
2017.
Abdullah, Muhammad Husain, Mafahim Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian
Islamiyah, Aman: Darul Bayariq Pendidikan, Badung: PT Remaja Roda
Karya, 2013.
Abi al Fida’ al hafiz Ibn, Tafsir al Qur’an al Azim,
Beiut: Dar al Fikr, 1992. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Kompetensi Guru
Abu Al hasan, Sunan Daarul Qutni (Beirut: Daar
Al Ma’rifah, 2001), Juz.1. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.

Abu Daud Sulaiman bin Al Asyats, Sunan Abi Pustaka Amani, Cetakan kedua.
Daud (Riyadh: Baitul Afkar Addauliyah,
2000). Pustaka Amani, Cetakan kedua.

Abuddin Nata, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Ramayulis, Prof, Dr, IlmuPendidikan Islam,
Umum, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Jakarta: KalamMulia, 2018
2005.
Sugiyono, Prof. Dr. Metode Penelitian Kuantitatif,
Ahmad, Abu Abdallah Ahmad Ibnu Muhammad Kualitatif, dan R & D, Bandung: ALFABETA,
Ibn Hanbal (w.246) Musnad Ahmad, CD 2018.
Kutubu al Tis’ah Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta:
Penerbit ANDI, 2012.
Al Mahalli, Jalaluddin, Jalaluddin as Suyuti, Tafsir Thabari, Abu Ja’farMuhammmad bin Jarir, al, Al
Jalalain, Bandung: Sinar Baru Al Gesindo, Jami’ al Bayan fi Ta’wil al Qur’an, Beirut:
2016. Dar al Kutub ‘Imiyah, 1999.

Ali Ash Shabuni, MukhtasharIbnKatsir, Beirut- Ulwan, Abdullah Nasih, Tarbiyah al Aulad fi al
Libanon: Dar Al-Qur’an Al-Karim.Katsir, Islam (Terjemahan), Jilid I, Jakarta:

Amirah, Abdurrahman Manhaj Al Qur’an fi al Undang – Undang No 14 Tahun 2005


Tarbiyah al Rijal, Dar al Jail, Beirut,1991.
www.Pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-
Fathurrahman Abdul Hamid dkk, Terjemah 01317844/70-guru-tidak-kompeten
Musnad Imam Ahmad, Jakarta: PUSTAKA
AZZAM, 2006. Zamaksyari, Abu Qosim Mahmud bin Amru bin
Ahmad, Tafsir al Kasysyaf Juz III, Mauqi’u al
Hafid, Muhammad NurbinAbd, AlTarbiyah an Tafasir.
Nubuwah li alThifli, Beirut: DarIbnKatsir,
1999.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3280

You might also like