You are on page 1of 35

Komunikasi Data dan

Komputer

Chapter 6 – Teknik Komunikasi Data


Digital
Transmisi Asinkron dan
Sinkron
Transmisi Asinkron
Sifat Asinkron-
 sederhana
 murah
 overhead 4 bit per 11 bit untuk tiap
karakter
Transmisi Sinkron
 Blok data yg dikirimkan sebagai frame
 clocks harus disinkronisasikan
 Dapat menggunakan clock yang berbeda
 Atau menanamkan sinyal jam dalam data
 Memerlukan bendera start dan stop pada
blok data
 Lebih efisien dari pada asinkronisasi
 Lebih efisien (overhead kecil) daripada asinkron
Deteksi Kesalahan

1. Hamming

2. Cyclic Redudancy Check


Kode Hamming
 Kode Hamming diberntuk dari pembangkit matrik. Untuk
kode (7,4) dibntuk dengan cara sbb:

 1  0 0 1 (digunakan untuk matriks I )


 2  0 1 0 (digunakan untuk matriks I )
 3  0 1 1 (digunakan untuk matriks P )
 4  1 0 0 (digunakan untuk matriks I )
 5  1 0 1 (digunakan untuk matriks P )
 6  1 1 0 (digunakan untuk matriks P )
 7  1 1 1 (digunakan untuk matriks P )
Contoh Matriks P dan I
P =1 1 1 Matriks I 3x3
 0 1 1 I= 1 0 0
 1 0 1 0 1 0
 1 1 0 0 0 1

 = 1 0 1 1
 1 1 0 1
 1 1 1 0
Parity Check
Pembangkit Matriks
ENCODING
Kode Hamming (15,11)
 1  0 0 0 1 (digunakan untuk matriks I )
 2  0 0 1 0 (digunakan untuk matriks I )
 3  0 0 1 1 (digunakan untuk matriks P )
 4  0 1 0 0 (digunakan untuk matriks I )
 5  0 1 0 1 (digunakan untuk matriks P )
 6  0 1 1 0 (digunakan untuk matriks P )
 7  0 1 1 1 (digunakan untuk matriks P )
 8  1 0 0 0 (digunakan untuk matriks I )
 9  1 0 0 1 (digunakan untuk matriks P )
 10 1 0 1 0 (digunakan untuk matriks P )
 11.1 0 1 1 (digunakan untuk matriks P )
 12 1 1 0 0 (digunakan untuk matriks P )
 13 1 1 0 1 (digunakan untuk matriks P )
 14 1 1 1 0 (digunakan untuk matriks P )
 15 1 1 1 1 (digunakan untuk matriks P )
Latihan 1

 Bagaimana cara Hamming untuk mendeteksi


1 bit error pada bit ke-5 dari pengiriman data
 11011 ?
Langkah
 1. Buat matriks P
 2. Buat matriks G
 3. Coding = d . G
 4. Buat matriks H
 5. Syndrome
 6. Bit ke-3 error
 P= 1111 c = d. G
 1010 =11011
 1110
 0111
 0011 =110110001

 G= 10000 1111
 01000 1010
 00100 1110
 00010 0111
 00001 0011
 S=110110001 1111 =0000
 1010
 1110
 0111
 0011
 1000
 0100
 0010
 0001
S =110100001 1111 =0011
 1010
 1110
 0111
 0011
 1000
 0100
 0010
 0001
CYCLIC REDUDANCY CHECK (CRC)

 1. Generator Polynomial (P)


 2. Frame Check Sequence (FCS)
Generator Polynomial
Redundancy
Cyclic Redundancy Check (CRC)
Cyclic Redudancy Check (CRC)
 Dengan pesan k-bit, pengirim
menghasilkan parity n-bit, yang dikenal
sebagai Frame Check Sequence (FCS),
sehingga data yang dikirimkan terdiri dari
(k+n) bit. Pada penerima data yang masuk
akan dibagi dengan dengan generator
polynomial yang sama dan, jika tidak ada
sisa (biner 0 semua) mengasumsikan
bahwa tidak ada kesalahan
Contoh
 Carilah CRC nya bila
P = 1 1 0 1

 D = 100100 x 23
 = 100100000

PENGIRIM PENERIMA
Hasil Hasil
P D P Data x Sisa Pembagian

Sisa pembagian 0 0 0  Data benar


Dari Pengirim

Data yang dikirim 1 1 0 1 0 0 1


Sisi Penerima
Latihan 2

Bila data 11011011 dikirimkan melalui


generator polynomial ,
bagimana cara sistem CRC bisa mendeteksi
kesalahan saat bit ke-4 dari data yg dikirimkan
mengalami error ?
Langkah

1. Konversi generator polynomial (P) ke biner


2. Bikin persamaan D = data x 24
3. Lakukan pembagian D dibagi G menghasilkan
sisa pembagian (FCS)
4. Data yang dikirimkan = data x FCS
5. Pada penerima data yg dikirimkan dibagi
dengan P
6. Hasilnya FCS pada penerima 0000
7. Bila Bit ke-4 dari data yg dikirimkan error,
maka FCS pada penerima ≠ 0000
= 10101
D=110110110000

111111111111 111111111111
1 0 10 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 10 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
10101 10101
x11100 x11100
10101 10101
x10011 x10011
10101 10101
xx11010 xx11010
10101 10101
x11110 x11111
10101 10101
x10110 x10101
10101 10101
xx0110 x000000
Bila bit ke-4 ERROR

1 0 10 1 110010110110

You might also like