You are on page 1of 5

English Language Teaching and Learning Strategy

Supporting Lecturer : Hamida A. Jasin, S.Pd.MPd.B.I

Group 3
Yusriani Ode Mantra
Rahmadania S. sapuji
Nuriska Djainudin
Andini Wallu
Megarima Aulia Buamona
Tiara Fokatea
Della Zalfia Anggraini
Nurna Nengsih

ENGLISH EDUCATION STUDY PROGRAM


FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION
KHAIRUN TERNATE UNIVERSITY
2023
The Definition of Strategy

1. Knowledge of strategies is important, because the greater awareness you have of what
you are doing, if you are conscious of the processes underlying the learning that you are
involved in, then learning will be more effective (David Nunan.1999: 171-172).
David Nunan mengatakan bahwa strategi itu sangat penting dan jika digunakan dengan
baik, maka proses pembelajaran akan lebih baik dan efektif.
2. Robecca Oxford, argues that strategies are important for two reasons:
-In The First place, strategies “are tools for active, self-directed involvement, which is
essential for developing communicative competence.
-Secondly, learners who have developed appropriate learning strategies have greater self-
confidence and learn more effectively.
Robecca Oxford mengatakan strategi itu penting karena dua alasan karena strategy itu
sebagai alat yang digunakan untuk keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Alasan
yang ke dua strategi itu penting yaitu karena jika strategi itu digunakan dengan baik dan
benar, itu akan menjadi bentuk percaya diri didalam proses pembelajaran.
3. Strategy is A well planned series of actions that are intended to achieve a particular aim,
especially over a lot of time.
Strategi adalah Serangkaian tindakan yang direncanakan dengan baik yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan tertentu, terutama dalam jangka waktu yang lama.
4. Strategies are the mental and communicative procedures learners use in order to learn
and use language. Underlying every learning task is at least one strategy. However, in
most classrooms, learners unaware of the strategies underlying the learning tasks in
which they are engaged (David Nunan.1999).
David Nunan mengatakan bahwa strategi adalah bentuk mental dalam berkomunikasi
untuk memungkinkan pengajar berbicara dengan baik dalam proses pembelajaran.
5. Learning strategy is the ways in which learners attempt to work out the meanings and
uses of words, grammatical rules, and other aspects of the language they are learning. In
the second language learning a strategy is usually an intentional or potensially intentional
behaviour carried out with the goal of learning (Richards.J.C.2002). long period of time.
Menurut Richards.J.C Strategi pembelajaran adalah cara-cara di mana pembelajar
berusaha untuk menemukan makna dan penggunaan kata-kata, aturan gramatikal, dan
aspek lain dari bahasa yang mereka pelajari. Dalam pembelajaran bahasa kedua, strategi
biasanya berupa perilaku sengaja atau potensial yang dilakukan dengan tujuan belajar

According to Oxford(1990, in Cohen & Weaver, 1998) differentiates learning strategies into
the following categories:
1. Cognitive Strategies
Cognitive strategies involve the identification, retention, and retrieval, of language
elements. For example, students may use memory-enhancing strategies (e.g, the keyword
method) to help them remember new word.
Menurut Gagne (dalam Panen, 1997:3-4), strategi kognitif didefinisikan sebagai
kemampuan internal yang terorganisasi yang dapat membantu mahasiswa dalam proses
belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
Contoh pembelajaran kognitif yang bermakna adalah ketika Anda bekerja di bagian
pengadaan dan memutuskan untuk mengambil kursus lanjutan di departemen Anda untuk
memperdalam pemahaman Anda tentang subjek tersebut.
2. Metacognitive Strategies
Strategies of this type deal with the planning, monitoring, and evaluation of language
learning activities. For example, students may develop a plan for monitoring their
progress by constantly comparing their current level of profeciency with the course goals
outlined in the curricullum.
Maksud dari strategi ini adalah membantu siswa mengembangkan kesadaran proses
berpikir mereka saat mereka belajar. Ini juga membantu siswa merenungkan pengetahuan
mereka mengenai pengetahuan mereka yang ada, informasi yang masih perlu mereka
pelajari, dan mengembangkan praktik untuk pembelajaran yang efektif.
3. Affective Strategies
Affective strategies are those that serve to regulate emotion, attitudes, and motivation.
For example, students may read linguistically simplified books to develop a positive
attitude towrd reading materials.
Strategi afektif adalah strategi yang berfungsi untuk mengatur emosi, sikap, dan motivasi.
Yaitu berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab,
kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan
kemampuan mengendalikan diri. Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan
pembelajaran di sekolah, yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang tepat.
Misalnya, siswa dapat membaca buku-buku yang disederhanakan secara linguistik untuk
mengembangkan sikap positif terhadap bahan bacaan.
4. Social strategies
These strategies refer to actions learners take to interact with users of the language. For
example, students may deliberately seek out opportunities to use the target language with
native speakers of language.
Berdasarkan penjelasan strategi social menyimpulkan bahwa Secara umum strategi
mempunyai pengertian suatu dasar
dan pedoman untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan.

Approach
Harmer, (2003:78) says thatAn approach describes how language is used and how its constituent
parts interlock- in other words it offers a model of language competence. An approach describe
how people acquire their knowledge of language and make statement about the condition which
will promote succesfull language learning.
Pendekatan bahasa adalah bagaimana kita bisa menyusun kata-kata dengan benar dan
pendekatan menggambarkan bagaimana memperoleh pengetahuan tentang bahasa dan membuat
pernyataan yang akan mendorong pembelajaran bahasa yang baik dan benar.
Approach
According to Anthony in Brown (2001: 14), approach was a set of assumptions dealing with the
nature of language, learning, and teaching.
Brown (2001: 14) affirms that an approach defines assumptions,beliefs, and theories about the
nature of language and language learning.
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan pendekatan adalah seperangkat
asumsi, keyakinan dan teori yang berkaitan dengan hakikat bahasa, pembelajaran, dan
pengajaran.

Method
Harmer (2003:78) asserts that a method is the practical realisation of an approach. The
originators of a method have arrived at decisions about types of activities, roles of teachers and
learners, the kinds of materials which will be helpful, and some models of syllabus organisation.
Methods include various prosedures and tehniques.
Metode adalah langkah-langkah yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Metode meliputi prosedur dan teknik, metode disusun secara teratur dan sistematis.

Tehnique
Brown(2001: 14) point out that tehnique were the spesific activities manifested in the classroom
that were consistent with a method and therefore were in harmony with an approach as well.
Menurut Brown (2007, p.14), dikutip oleh Anthony, teknik adalah kegiatan khusus yang
diwujudkan dalam kelas yang konsisten dengan metode dan karena itu juga selaras dengan
pendekatan. Dengan kata lain, teknik mencakup semua tugas dan aktivitas. Teknik selalu
direncanakan. Teknik adalah produk.

You might also like