Professional Documents
Culture Documents
TESIS
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program
Pasca Sarjana Program Studi Manajemen Pendidikan
LINCE MAHUSE
NIM. 2019015045006
ii
ABSTRAK
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
LINCE MAHUSE
NIM. 2019015045006
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Dr. Tanta,M,Si
NIP.19640304 199103 1 005
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
LINCE MAHUSE
NIM. 2019015045006
Panitia Penguji
Dr. C. Tanta, M.Si Ketua Penguji ………………..
NIP. 1964603041991031005
Dr. Indah S. Budiarti, M.Pd Sekretaris Penguji ………………..
NIP. 19770214 200812 2 002
1. Dr. Kusdianto, M.Pd Penguji Utama ………………..
NIP. 196707011994031005
Dr. Ida M. Hutabarat, M. Si Penguji II ………………..
NIP. 197204221996012001
2. Dr. Frans Rumbawer, M.Si Penguji III ………………..
NIP. 195511241983031002
Dr. Tanta,M,Si
NIP.196403041991031005
v
PERNYATAAN KEASLIAN
”Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya
sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa
orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah pada
Lince Mahuse
NIM: 2019015045006
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Persembahan :
Dengan pernuh rasa syukur dan sukacita kupersembahkan tesis ini kepada :
3. Anak-anakku tersayang
Universitas Cenderawasih”.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
kelimpahan rahmat-Nya yang tidak berkesudahan, yang menjadikan bumi ini tetap
indah untuk di pijak, yang menjadikan semua tetap bisa tersenyum dalam
mengarungi kehidupan di dunia. Suka dan duka dilewati penulis dalam menyusun
tesis ini. Berbagai kendala dan tantangan senantiasa menghadang, namun atas
bantuan dan perhatian dari berbagai pihak, baik dalam bentuk dorongan moril
Sebuah penghargaan sederhana dari lubuk hati penulis, rasa terima kasih
1. Dr. Ir. Apolo Safanpo .S.T., M.T. selaku Rektor Universitas Cenderawasih
Universitas Cenderawasih.
2. Dr. Nomensen ST. Mambraku selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
3. Dr. C. Tanta, M.Si Selaku Ketua Program Studi Pasca Sarjana Manajemen
4. Dr. Indah S. Budiarti, MPd. Selaku dosen pembimbing II, Program Pasca
viii
Manajemen Pendidikan yang telah meluangkan waktu, untuk memberikan
tesis ini.
5. Dr. Yulius Mataputun, M.Pd., Kons. selaku sekretaris Program Pasca Sarjana
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini yang tidak dapat
LINCE MAHUSE
ix
DAFTAR ISI
x
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................... 47
2.3 Kerangka Pikir Penelitian ....................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 56
3.2 Jenis Penelitian ......................................................................... 56
3.3 Sumber Data, Tehnik Pengumpulan Datav............................... 57
3.3.1 Data Primer .................................................................... 58
3.3.2 Data Sekunder ................................................................. 59
3.4 Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... 61
a. Observasi Partisipan............................................................. 61
b. In-depth Interview ............................................................... 62
c. Studi Dokumentasi .............................................................. 63
d. FGD (Focus Group Discussion)........................................... 63
3.5 Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 64
a. Pedoman Observasi ............................................................. 64
b. Pedoman Wawancara .......................................................... 64
c. Dokumentasi ........................................................................ 67
3.6 Tehnik Analisi Data ................................................................. 69
a. Reduksi Data ....................................................................... 69
b. Paparan Data ........................................................................ 70
c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi .................................. 70
3.7 Tehnik Keabsahan Data ........................................................... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah ....... 76
4.2 Penyajian Data Hasil Penelitian ................................................ 110
4.3 Pembahasan ............................................................................... 133
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 155
5.2 Saran ......................................................................................... 158
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
2
BAB I
PENDAHULUAN
layanan informasi bagi para pengunanya maka dari itu perpustakaan diharapkan
baik tercetak maupun terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat
kabar, film, kaset, tape recorder, komputer dan lain-lain. Lalu semua sumber
pengetahuan atau gagasan manusia, baik dalam bentuk cetak maupun dalam
perpustakaan terbagi dalam beberapa jenis yang membedakan tiap fungsi dan
pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,
agama dan status sosial ekonomi. Pasal UU ini menyatakan bahwa syarat
manajemen merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
pemanfaatan semua sumber daya yang dilakukan oleh pimpinan yang diarahkan
untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditentukan (Sutarno, 2006). Untuk
mencapai target yang diharapkan maka perpustakaan harus dikelola secara tepat.
unsur yang sangat menentukan bagus atau tidaknya koleksi bahan pustaka yang
informasi yang mereka perlukan. Pelayanan perpustakaan bisa menjadi salah satu
4
pengelolaan yang baik dan benar dengan menerapkan prinsip manajemen, seperti
yang sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan yang ingin dicapai.
peran sangat strategis dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berada
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab. Hal ini sesuai dengan apa yang telah diamanatkan oleh
bangsa.
Berbagai alasan dan latar belakang masalah yang terjadi pada pengelolaan
Perpustakaan Daerah Provinsi Papua, maka uraian di atas menguatkan saya untuk
Provinsi Papua)
Karya Cetak dan Karya Rekam Pasal 10 Pengelolaan karya cetak dan karya rekam
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan karya cetak dan karya rekam
6
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Provinsi Papua?
Papua ?
dan masyarakat ?
menganalisis:
dilaksanan.
7
Papua.
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan yang efektif dan efisien dalam meningkatkan minat baca bagi
bagi pemustaka.
sebagai berikut:
KAJIAN PUSTAKA
Karya Cetak dan Karya Rekam Pasal 10 Pengelolaan karya cetak dan karya rekam
manajemen, yaitu proses atau cara mengelola sesuatu kearah yang lebih baik
Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti (1) kitab, buku-
buku, (2) kita primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per dan akhiran
sendiri yang berisi buku-buku koleksi yang disusun dan diatur sedemikian rupa
7
8
oleh pembaca.
dan informasi, (d) bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka
anggota, organisasi dan kegiatan yang berlainan. Perbedaan yang ada setiap
pustaka, misalnya buku, majalah, film, rekaman suara, dan sejenisnya. Berbagai
bahan pustaka. Ada perpustakaan yang mengkususkan diri pada buku saja, adanya
yang hanya mengumpulkan rekaman, ada yang mengkhususkan diri pada koleksi
peta dan atlas. Adanya berbagai jenis bahan pustaka dengan melihat pemenuhan
a. Pengelolaan Perpustakaan
semua lapisan masyarakat dari segala umur, dari balita sampai usia lanjut bisa
9
terus belajar tanpa dibatasi usia dan ruang-ruang kelas. Banyak program
pemerintah, seperti pemberantasan buta huruf dan wajib belajar, akan jauh lebih
orang diajar agar tidak buta huruf dan memahami apa yang dibaca. maka
lebih baik.
tentang apa yang akan dijadikan dalam rangka mencapai tujuan tertentu dengan
10
melakukannya untuk mencapai tujuan tertentu, meliputi tempat, siapa pelaku atau
Papua dan harus disusun dengan terencana oleh Perpustakaan Daerah Provinsi
Papua. Perencanaan sangat berguna untuk memberi arah, menjadi standar kerja,
dengan tujuan organisasi. Fungsi perencanaan antara lain untuk menetapkan arah
lebih dahulu sesuatu atau kondisi yang diharapkan terjadi dimasa yang akan
datang.
sasaran.
orangnya.
1. Anggaran
karena itu perpustakaan dari tahun ke tahun selalu memerlukan anggaran yang
2. Pengolahan
maupun non cetak. Oleh karena itu setiap bahan pustaka atau informasi yang
Disamping itu perpustakaan harus mampu menjamin bahwa setiap informasi atau
koleksi yang berbentuk apapun mudah diakses oleh semua masyarakat yang
pengelolaan dengan baik dan sistematis yang bisa disebut dengan kegiatan
4. Iventarisir
Bahan pustaka yang telah dimiliki oleh perpustakaan, baik yang diperoleh
dengan cara pembelian, hadiah, hibah, tukar menukar atau pinjam meminjam,
harus dicatat ke dalam buku induk atau buku iventarisasi perpustakaan, hal ini
(hak milik).
5. Katalogisasi
sehingga informasi yang diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat dan
tepat. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses dengan system
katalogisasi (cataloging).
14
(Jonner, 2009):
a. Katalog Shelflist
b. Katalog Pengarang
c. Katalog Judul
d. Katalog Subyek
6. Klasifikasi
jenis, ukuran (tinggi, pendek, besar, dan kecil), warna, abjad judul,
dimana dengan sistem ini koleksi akan mengelompokan sesuai dengan disiplin
ilmu pengetahuan, dan dengan system ini akan memudahkan penemuan kembali
Papua
1. Pelayanan sirkulasi
Kegiatan sirkulasi sering dianggap sebagai ujung tombak atau tolok ukur
1) pendaftara anggota
2) peminjaman
3) pengembalian
4) perpanjangan
5) penagihan
6) pemungutan denda
7) pemberian sanksi
8) statistik
16
9) bebas perpustakaan
melalui petugas.
2. Pelayanan referensi
dengan mengacu atau menunjuk kepada suatu koleksi atau sumber informasi yang
(Sumardji, 1996).
a. kamus
b. ensiklopedi
c. direktori
17
e. sumber geografi
f. biografi
i. bibliografi
memanfaatkan fasilitas perpustakaan dengan baik dan benar. Hal lain yang
a. ceramah umum
b. bimbingan kelompok
c. brosur/leaflet/buku petunjuk
d. CD-interaktif
e. tour de liberary,
kepada khayalak perihal fasilitas atau berbagai macam informasi yang dimiliki
Adapun media yang dapat dijadikan alat penyebarluaskan seperti, daftar tambahan
Papua
individu sebagai pelaksana dari pekerjaan itu dan untuk mencapai tujuan tertentu
dari organisasi tersebut. Menurut Siagian (1980), menerangkan apa itu organisasi
dengan melihat dari sisi hakikat organisasi, yaitu bahwa organisasi dapat ditinjau
kelompok berkumpul untuk membicarakan dan bekerja sama dalam satu tujuan.
menuangkan ide-ide mengenai organisasi tersebut, karena itu maka dapat disebut
sebagai wadah.
19
Maksud dari proses di dalam organisasi adalah dimana ide-ide dan saran
dari anggota organisasi tidah hanya sebagai catatan saja,melainkan akan di proses
menjadi sesuatu yang lebih baik dalam arti lain mengaplikasikan ide-ide yang
Suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. yang
bekerjasama dengan sportif dan tanggung jawab yang dilakukan secara sadar
kewenangan yang baku dalam struktur organisasi yang dijalankan sebagai berikut:
1. Kepala perpustakaan
masalah
20
perpustakaan
pelayanan pengadaan
21
pelayanan teknis
kegiatan sehari-hari.
pelayanan pengelolaan
pelayanan teknis
kegiatan sehari-hari.
pelayanan otomasi
pelayanan teknis
22
pemeliharaan
pelayanan teknis
kegiatan sehari-hari.
pelayanan umum
pelayanan promosi
23
pelayanan umum
kegiatan sehari-hari.
pelayanan promosi
teknis
kegiatan sehari-hari.
sekelompok orang yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
bersama yang telah ditetapkan sebelum nya secara efektif dan efisien, Nurhadi
(1983). Sementara itu Barthos seperti dikutip oleh Nita Rahmawati dan Ismiyati
yang lain, Endah, dkk seperti dikutip oleh Kartini dan Martono (2016)
mengatakan bahwa dokumen yang banyak memerlukan pengaturan yang baik agar
perpustakaan
klasifikasi:
(1) Katalogisasi
subjeknya:
2. Adminitrasi pelayanan
a. Pemohon masih aktif di suatu daerah tertentu atau tinggal di satu daerah
tertentu
a. Statistik anggota
d. Statistik peminjaman
6. Peminjaman buku
7. Pengembalian buku
Pengembalian buku antara sistem terbuka dan tertutup sama saja. buku
yang tertera pada slip untuk mengetahui terlambat atau tidaknya pengembalian
buku.
Perpustakaan Daerah
perpustakaan ada lima azas menurut Effendi (dalam Mikye, 2012) yaitu:
1. Azas pengelola
2. Azas kepekaan
data harus saling menguntungkan. Oleh karena itu informasi yang dihasilkan
3. Azas kesederhanaan
dioperasikan serta di pelihara oleh seluruh unit kerja, agar dapat dihindari
itu harus ada ketentuan yang jelas dan sistematis dalam membantu
secara langsung berhadapan dengan pemakai dan mungkin dianggap bagian yang
28
paling penting, namun merupakan satu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan
layanan sebagai suatu sikap yang dapat mengakibatkan rasa puas atau tidak puas
yang dialami konsumen pada saat terjadi proses tindakan. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia defisi mandiri adalah keadaan dapat berdiri
sendiri, tidak bergantung kepada orang lain. Jika digabungkan dengan kata
layanan menjadi frase layanan mandiri maka dapat didefinisikan bahwa layanan
mandiri adalah layanan yang dilakukan oleh dan untuk diri sendiri tanpa bantuan
orang lain atau tidak tergantung pada orang laing. Secara umum layanan mandiri
kedalam rak-rak buku yang dibutuhkan untuk dibaca dan digunakan yang mereka
inginkan.
Perpustakaan bahwa layanan yang bailk adalah layanan yang dapat memberikan
rasa senang dan puas pada pemakai, bentuk riil dalam pelayanan perpustakaan
adalah:
6. Bervariasi
menggurui
9. Ramah tamah
Pada prinsipnya layanan perpustakaan adalah layanan jasa, oleh karena itu
rambu yang menunjukkan lokasi koleksi buku harus lengkap dan jelas. Hal ini
Papua
(2014) terdapat 3 (tiga) cara dalam mengembangkan media disaiminasi antara lain
melalui jaringan local, CD-ROM dan internet. Secara lebih khusus dapat
dokumen tersebut.
internet. Cara seperti ini akan memberikan peluang yang lebih luas
digital.
c. Kebutuhan pemustaka
itu bersifat kesinambungan dan saling mengejar. Dimana ketika satu kebutuhan
31
pembelajaran aktif di luar kelas akan tetapi buku tersebut terbatas dan mereka
2. Safety Needs yaitu kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa
aman dari kecelakaan, bebas dari bahaya, pertentangan dan lainnya. Contoh
3. Social Needs yaitu kebutuhan rasa memiliki, kebutuhan untuk di terima dalam
Proses aktualisasi diri ini akan berlangsung terus menerus sepanjang hidup.
pada pemuasan kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, harga diri dan aktualisasi
diri.
sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.
33
rencana.
kegiatan.
5. Untuk mencari jalan keluar bila ada kesulitan, kelemahan atau kegagalan ke
arah perbaikan.
pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui
rencana.
pengawasan. Ini penting dilakukan agar perencanaan yang telah ditetapkan dapat
yang paling akhir dalam urutan fungsi manajemen. akan tetapi pengawasan tidak
untuk mengamati dan memantau apakah berbagai fungsi, aktivitas dan kegiatan
yang terjadi dalam organisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
manajemen dan fungsi akhir untuk mencapai tujuan. Dalam artian, perencanaan
sesuai dengan tujuan agar selaras dengan tujuan dengan baik. Ada beberapa ciri-
a. Pengawasan harus bersifat “fact finding” dalam arti bahwa pelaksanaan fungsi
menjalankan organisasi.
Dari pendapat yang telah dijelaskan di atas yang telah dikemukakan dapat
timbul
tinggi.
tidak terlepas dari pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung yang
meliputi, pemantauan, dan penilaian terhadap hasil kerja. Pengawasan suatu usaha
yang sistematis untuk mengamati dan memantau berbagai fungsi, aktivitas dan
disiplin kerja pegawai. Jika pengawasan tidak dilaksanakan dengan baik dan benar
terkait dengan hal tersebut rencana Kerja (Renja) Badan Perpustakaan Daerah
pengukuran kinerja sasaran darri hasil apa yang telah diraih atau dilaksanakan
berikut:
air, listrik, kebersihan kantor, perbaikan peralatan kerja, ATK, Barang cetak
layanan perpustakaan.
kelengkapannya.
keuangan, perpustakaan
38
6. Pengembangan perpustakaan
workshop.
7. Pembinaan perpustakaan
tugas dan fungsi yang dibebankan kepada organisasi Perpustakaan Daerah. hal ini
tercermin dari pelaksanaan tugas yang dituangkan dalam Renja (Renjana Kerja)
Tabel 2.3
Rencana kerja Perpustakaan Daerah Provinsi Papua
Target Anggara
Sasaran Target Indikator Target Kegiatan
% n
(1) (2) (3) (4) (5)
Program:
Pelayanan ADM
Kegiatan:
Surat Menyurat 6. Jumlah surat Penyedia jasa surat
7. Jumlah dokumen menyurat
(perencanaan
anggaran)
8. SAP
Kebutuhan Kebutuhan Prasarana Penyedia jasa
Komunikasi (listrik, Kantor perpustakaan komunikasi
air, WIFI dll) dan layanan
Penyedia Jasa 1. Terlindunggi Penyedia jasa
Jaminan barang (gudang/kantor) jaminan barang
milik BPD Prov. 2. Barang milik
Papua BPD Prov.
Papua
Penyedia ATK Jumlah Pengguna Penyedia jasa ATK
(pegawai
perpustakaan)
Penyedia bahan Jumlah bahan Penyedia bahan
bacaan dan peraturan bacaan dan undang- bacaan dan peraturan
perundang-undangan undang perundang-undang
Program:Peningkata
n sarana prasarana
perpustakaan
Pemeliharaan 1.Ketercapaian Pemeliharaan
Infrastruktur kegiatan yang Infrastruktur
perangkat IT, di dilaksanakan perangkat IT, di
UPT layanan UPT layanan
perpustakaan perpustakaan
Program: Pening-
katan kapasitas
sumber daya
Aparatur
Pendidikan dan Jumlah yang meng- Pendidikan dan
pelatihan formal ikuti pendidikan dan pelatihan formal
pelatihan
Publikasi Ketercapaian Publikasi
Perpustakaan kegiatan yang Perpustakaan
dilaksanakan
Pendidikan dan Jumlah yang Pendidikan dan
pelatihan formal mengikuti pelatihan formal
pendidikan dan
pelatihan
Publikasi Ketercapaian Publikasi
Perpustakaan kegiatan yang Perpustakaan
dilaksanakan
Program:
40
Target Anggara
Sasaran Target Indikator Target Kegiatan
% n
Pengembangan
perpustakaan
1. perumusan kebijakan
2. pelaksanaan kebijakan
4. pelaksanaan adminitrasi
Provinsi Papua melakukan dengan meanisme yang berlaku yang telah ditetapkan
41
oleh keputudan gubernur provinsi Papua sesuai dengan struktur organisasi dalam
pustaka atau koleksi yang dimilikinya. Sebuah perpustakaan tidak akan ada
Koleksi bahan pustaka yang memadai, baik mengenai jumlah, jenis, dan
mutu, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudian akses atau
oleh sebab itu perpustakaan perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif
Koleksi bahan pustaka yang baik adalah, dapat memenuhi selera, keinginan dan
kebutuhan pembaca (Sutarno, 2006). Pemanfaatan bahan pustaka tentu saja sangat
Pemanfaat berasal dari kata manfaat yang berarti guna atau faedah . Dalam
dengan kebutuhan pemakainya. Koleksi merupakan daya tarik utama dari sebuah
perpustakaan. Salah satu aspek penting untuk membuat perpustakaan itu banyak
berikut:
siswa sekolah merupakan tugas berat, karena tugas pengembangan minat baca
ini di perlukan campur tangan dari berbagai pihak, yaitu pemerintah, lembaga
didukung adanya sarana dan fasilitas yang memadai. Kebiasaan membaca tidak
hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap masyarakat, tetapi juga ditentukan
Kesemua wacana tersebut tidak akan dapat terwujud jika tidak diikuti dengan
pembenahan di sisi pustaka. Oleh karena itu, sebagai bagian dari perpustakaan,
pustakawan juga harus selalu berbenah. Pustakawan juga harus membekali diri
yang ada.
yakni:
f. Bahan pustaka.
dari kata berkualitas dilihat dari salah satu pustakawan yang tidak
kompeten, dan juga tidak adanya diklat dan BIMTEK untuk semua
aparatur.
namun kondisi ruangan yang redup, kerusakan mesin cetak KTA yang
Dari hasil penelitian terdahulu dan pembahasan yang telah diuraikan diatas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa uraian yang telah jelaskan diatas
yang peneliti ingin teliti dengan judul Pengelolaan Perpustakaan Daerah Provinsi
Papua. Dalam penelitian ini ditekankan pada pelayanan yang memakai layanan
hanya dijadikan sebuah control agar kegiatan pelayanan yang diberikan oleh
penyediaan buku, fasilitas layanan yang disediakan, sistem sirkulasi yang tidak
Daerah Provinsi Papua. Pelaksanaan evaluasi dalam penelitian ini hanya untuk
masyarakat luas sehingga lebih profesional dalam bekerja. Untuk lebih jelas
Dampak
Pengelolaan Perpustakaan Daerah Provinsi Papua
METODE PENELITIAN
Kotaraja, Jalan Kaliacai Kota Raja, Provinsi Papua. Waktu yang digunakan
untuk penelitian ini selama 6 (enam) bulan terhitung bulan September s/d
Februari tahun 2021. Letak bangunan/ gedung tersebut sangat strategi di pinggir
(1984), analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaam,
56
57
Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data
Papua. Data sekunder dikumpulkan melalui orang kedua baik berupa informasi
atau buku literatur, yaitu buku-buku, artikel, surat kabar, layanan internet, jurnal
dan lain-lain yang berkaitan dengan pembahasan yang terkait dalam fokus
penelitian sebagai batasan masalah. Data sekunder ini membantu peneliti untuk
mendapatkan bukti maupun bahan yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat
dari buku-buku, baik yang sudah dipublikasikan maupun yang belum. Tehnik
keterangan dan pendapat dari para narasumber dan kenyataan-kenyataan yang ada
aktifitas dari responden baik pegawai perpustakaan maupun staf yang saat
bertugas dan bekerja, agar tidak membatasi aktifitas mereka. Data asli yang
partisipan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut di bawah ini:
Tabel 3.1
Profil Informan
No Jabatan Sumber Data
1. Kepala Perpustakaan Kepala Perpustakaan
Kepala Perpustakaan
2. Kepala Sub. Bagian, T.U.
Kepala Sub. Bagian, T.U.
Koordinator bidang. Pelayanan Koordinator bidang. Pelayanan umum
3.
umum Kepala Sub. Bagian, T.U.
Koordinator bidang. Pelayanan
4. Koordinator bidang. Pelayanan Teknis
Teknis
5. Koordinator urusan. Pengadaan Koordinator urusan.. Pengadaan
6 Koordinator urusan. Pengelolaan Koordinator urusan. Pengelolaan
7. Koordinator urusan. Otomasi Koordinator urusan. Otomasi
8. Koordinator urusan.Pemeliharaan Koordinator urusan.. Pemeliharaan
Koordinator bidang. Pelayanan Teknis
9. Koordinator urusan.. Sirkulasi
Koordinator urusan.. Sirkulasi
Koordinator bidang. Pelayanan Teknis
10. Koordinator urusan Referensi
Koordinator urusan Referensi
11. Koordinator urusan.. Serial Koordinator urusan. Serial
12. Koordinator urusan. Promosi Koordinator urusan. Promosi
59
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat, yang terdiri bahan hukum primer, bahan
a) Karya cetak adalah semua jenis terbitan dari setiap karya intelektual dan
atau artistik yang dicetak dan digandakan dalam bentuk buku, majalah,
surat kabar, peta, brosur, dan sejenisnya yang diperuntukan bagi umum;
b) Karya rekam adalah semua jenis rekaman dari setiap karya intelektual
dan atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk pita,
a. Obsevasi partisipan
untuk jeli, cermat, mengamati objek. Observasi partisipan ialah observasi yang
di lakukan dengan cara pengamatan atau orang yang melakukan observasi ikut
berarti.
b. Wawancara mendalam
tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengan informan atau
c. Studi dokumentasi
(1) dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis
maupun sumber lisan; (2) dalam arti sempit, yaitu meliputi semua sumber
tertulis saja; dan (3) dalam arti spesifik hanya meliputi surat-surat resmi dan
Salah satu metode riset kualitatif yang paling terkenal selain tehnik
wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas
suatu masalah tertentu, dalam suasana informasi dan santai. Jumlah pesertanya
dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah
tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. FGD adalah sebuah
63
Sebagaimana makna dari Focused Group Discossion, maka terdapat tiga kata
kunci, yaitu:
2. Kelompok-bukan individu.
Alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
a. Pedoman observasi
interaksi yang dilakukan oleh peneliti baik yang tidak langsung ataupu yang
tindakan, ucapan, situasi lingkungan, waktu atau wawancara yang dilakukan oleh
peneliti terhadap partisipan. Dari penjelasan tersebut dapat diuraikan dalam tabel
Tabel 3.2
Kisi-kisi pedoman observasi
Implementasi pengelolaan Perpustakaan Daerah Provinsi Papua
Td Keteranga
Tema Indikator Ya
k n
2.1.1 Perencanaan - Pencapai tujuan seluruh
pengelolaan komponen perpustakaan
Perpustakaan Daerah - Rencana kerja dan
keterlibatan
pegawai perpustakaan
- Penyusunan rencana kerja
kantor perpustakaan
2.1.2 Pengelolaan - Pengorganisasian kesatuan
Organisasi, dan komando berada di tangan
Adminitrasi pimpinan (kepala
Perpustakaan Daerah perpustakaan)
Prov. Papua. - Pengordinasian setiap
kegiatan dengan pemerintah
pusat melalui gubernur
- tanggungjawab terhadap
tugas pustakawan di kantor
Perpustakaan Daerah prov.
Papua
- hak tanggungjawab
berdasarkan keahlian
pustakawan
- Pemerataan tugas tugas dan
tanggungjawab
2.1.3 Azas-azas - Penerapan information and
sistiminformasi untuk communication (ITC)
lingkungan - Format, printed, non printed,
pengelolaan electronic coliections
Perpustakaan Daerah perpustakaan
Provinsi Papua - Kecepatan, ketangkasan
(skill), tehnologi (technology
skill), kepemimpinan
- membentuk dan
menjalinkerja sama (library
cooperation)
- kolaborasi dengan
perpustakaan
- Dftar tambahan buku,
bibliografi, brosur, email,
website
- koleksi umum, referensi,
penerbit pemerintah
- layanan informasi sirkulasi
2.1.4 Pengawasan - Pengawasan eksternr
pengelolaan perpustakan
Perpustakaan Daerah Pengawasa internal
Prov. Papua perpustakaan
- Pengawasan prefentif
perpustakaan
65
Td Keteranga
Tema Indikator Ya
k n
- Pengawasan represip
perpystakaan
- Pengawasa di arahkan untuk
masa sekarang
- tujuan efisien
- pengawasa bersifat
membimbing
- menentukan penyebab
masalah yang terjadi
- mencegah kemungkinan
penyimpangan dan
penyelewengan terhadap
beban tugas
2.1.5 Evaluasi Pelaksanaan - Akuntabilitas kewajiban
Renja Pengelolaan untuk
Perpustakaan Daerah mempertanggungjawabkan
Prov. Papua keberhasilan dan kegagalan
2.1.6 Faktor-faktor - SDM pustakawan
penghambat - Jumlah koleksi buku
pengelolaan perpustakaan
Perpustakaan Daerah - proses sirkulasi yang berbelit-
Prov. Papua belit
- pengadaan buku perpustakaan
tidak sesuai dengan
permintaan yang di inginkan
- badget yang tidak sesuai
dengan biaya opersional
Perpustakaan Daerah Provinsi
Papua.
2.1.7 Dampak pengelolaan - tugas dan fungsi
Perpustakaan Daerah Perpustakaan Daerah Provinsi
Prov. Papua terhadap Papua menjadi sumber
pemustaka/masyarakat. informasi dan pembelajaran
bagi masyarakat
yang diharapkan efektif
efisien dan menyenangkan
bagi pengunjung (pemustaka)
b. Pedoman wawancara
agar dapat menggali informasi yang lengkap dan mendalam mengenai sesuatu
yang ingin di teliti. bahwa siapa saja bisa mendapatkan kesempatan untuk di
diajukan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. alur pertanyaan dalam
atau tanpa menggunakan pedoman, alur pertanyaan yang telah dibuat tidak
Tabel 3.3
Kisi-kisi pedoman wawancara
Implementasi pengelolaan Perpustakaan Daerah Provinsi Papua
No
Tema Indikator Sumber Data
.
1. Perencanaan pengelolaan - Pencapai tujuan seluruh
Perpustakaan Daerah komponen perpustakaan
- Rencana kerja dan keterlibatan
- Kepala perpustakaan
pegawai perpustakaan
- Penyusunan rencana kerja
kantor perpustakaan
2. Pengelolaan Organisasi, dan - Pengorganisasian kesatuan
Adminitrasi Perpustakaan komando berada di tangan
Daerah Prov. Papua. pimpinan (kepala perpustakaan)
- Pengordinasian setiap kegiatan
dengan pemerintah pusat - Kepala perpustakaan
melalui gubernur - Koordinator Bidang
- tanggungjawab terhadap tugas pelayanan umum
pustakawan di kantor - Koordinator Bidang
Perpustakaan Daerah prov. pelayanan teknis
Papua
- hak tanggungjawab berdasarkan
keahlian pustakawan
- Pemerataan tugas tugas dan
tanggungjawab
3. Azas-azas sistim informasi - Penerapan information and
untuk lingkungan pengelolaan communication (ITC)
Perpustakaan Daerah - Format, printed, non printed,
electronic coliections - Kepala perpustakaan
perpustakaan - Koordinator Bidang
- Kecepatan, ketangkasan (skill), pelayanan umum
tehnologi (technology skill), - Koordinator Bidang
kepemimpinan pelayanan teknis
- membentuk dan menjalinkerja - Koordinir dan
sama (library cooperation) pertanggungjawaban
- kolaborasi dengan perpustakaan terhadap seluruh
- Dftar tambahan buku, pelayanan Teknis
bibliografi, brosur, email,
website
- koleksi umum, referensi,
penerbit pemerintah
- layanan informasi sirkulasi
4. Pengawasan pengelolaan - Pengawasan eksternr - Kepala perpustakaan
Perpustakaan Daerah Prov. perpustakan - Koordinator Bidang
Papua Pengawasa internal pelayanan umum
67
No
Tema Indikator Sumber Data
.
perpustakaan
- Pengawasan prefentif
perpustakaan
- Pengawasan represip
perpystakaan - Koordinator Bidang
- Pengawasa di arahkan untuk pelayanan teknis
masa sekarang - Koordinir dan
- tujuan efisien pertanggungjawaban
- pengawasa bersifat terhadap seluruh
membimbing pelayanan Teknis
- menentukan penyebab masalah
yang terjadi
- mencegah kemungkinan
penyimpangan dan
penyelewengan terhadap beban
tugas
5. Evaluasi Pelaksanaan Renja - Akuntabilitas kewajiban untuk - Kepala perpustakaan
Pengelolaan Perpustakaan mempertanggungjawabkan
Daerah Prov. Papua keberhasilan dan kegagalan
6. Faktor-faktor penghambat - SDM pustakawan - Kepala perpustakaan
pengelolaan Perpustakaan - Jumlah koleksi buku - Koordinator Bidang
Daerah Prov. Papua perpustakaan pelayanan umum
- proses sirkulasi yang berbelit- - Koordinator Bidang
belit pelayanan teknis
- pengadaan buku perpustakaan - Koordinir dan
tidak sesuai dengan permintaan pertanggungjawaban
yang di inginkan terhadap seluruh
- badget yang tidak sesuai dengan pelayanan teknis
biaya opersional Perpustakaan
Daerah Provinsi Papua.
7. Dampak pengelolaan - tugas dan fungsi Perpustakaan - Pemustaka
Perpustakaan Daerah Prov. Daerah Provinsi Papua menjadi - Koordinator Bidang
Papua terhadap sumber informasi dan pelayanan teknis
pemustaka/masyarakat. pembelajaran bagi masyarakat - Koordinator dan
yang diharapkan efektif efisien pertanggungjawaban
dan menyenangkan bagi terhadap seluruh
pengunjung (pemustaka) pelayanan teknis
c. Dokumentasi
adalah:
1. Rekaman Suara
68
Salah satu cara yang paling efisien untuk mengoleksi data adalah
record juga digunakan sebagai bahan untuk uji keabsahan data dan untuk
bukti penelitian.
2. Foto
secara Induktif. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007), ada dua
kategori foto yang dapat di manfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto
yang dihasilkan orang lain dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. Foto
dapat memberikan gambaran tentang hal lain. Foto digunakan pula oleh
Penggunaan foto untuk melengkapi sumber data jelas besar sekali manfaatnya
(Moleong, 2007).
penelitian kualitatif untuk memelihara alur dari suatu yang di lihat, di dengar,
dipikirkan, dirasakan, dipelajari dan yang lainnya. Oleh karena itu catatan
a. Meningkatkan ketekunan
kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak dengan
dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca maka
wawasan dari peneliti akan semakin luas dan tajam sehingga dapat digunakan
b. Triangulasi
kecukupan data sesuai dengan konvergensi beberapa sumber data dari beberapa
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
triangulasi waktu.
70
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam
yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut.
tersebut.
lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Bila dengan tiga tehnik
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
3) Triangulasi waktu
dikumpulkan dengan tehnik wawancara di pagi hari saat nara sumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka menguji kredibilitas data
observvasi atau tehnik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda, bila hasil
interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.
alat rekam suara sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang
d. Mengadakan member-check
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data
yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya tersebut
maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila
menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan
72
membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau
informasi.
Orang akan lebih mudah dipengaruhi oleh orang yang dianggap mempunyai
kredibilitas.
Sementara itu, Bogdan & Biklen (2007) menyatakan bahwa analisis data
menyajikan apa yang ditemukan. Tehnik pengumpulan data dan analisis data pada
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
1) Reduksi data
yang penting, dan mencari tema dan polanya (Sugiyono, 2007). Data yang telah
melakukan pengumpulan data. Temuan yang dipandang asing, tidak dikenal, dan
belum memiliki pola, maka hal itulah yang dijadikan perhatian karena penelitian
kualitatif bertujuan mencari pola dan makna yang tersembunyi dibalik pola dan
data yang tampak. Data yang sudah direduksi maka selanjutnya adalah
memaparkan data.
2) Paparan data
pemahaman dan analisis sajian data. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk
interaktif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan
terus menerus. Reduksi data, Penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi
saling menyusul.
Data collection
(Kumpulan data)
Display Data
(Penyajian data)
Data reduction
(Pengurangan Data)
Conclucions:
Drawing/verifying
Papua
Provinsi Papua
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, BAPPEDA dan Lembaga Teknis Daerah
Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Papua secara resmi naik grade dari tingkat D ke B.
tidak lepas dari adanya penerapan e-library yang mulai diterapkan pada tahun
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua berdiri dengan visi-misi.
Visi
Misi
76
77
dari:
1. Kepala Badan
Kepala Dinas
Sekretaris
Bidang
Perpustakaan Bidang Kearsipan
apabila memiliki sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi dan pengarahan
Tabel 4.1
Klasifikasi pendidikan
Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Papua
No. Pendidikan Jumlah Keterangan
1. S-3 -
2. S-2 4 ASN
3. S-1 10 ASN
4. Diploma D III/D II 8 ASN
5. SLTA 13 ASN
6. SMP -
7. SD -
Jumlah 32
pegawai badan Perpustakaan Daerah Provinsi Papua. Hal tersebut dapat dilihat
Tabel 4.2
Jumlah Pegawai dan klasifikasi pendidikan Badan Perpustakaan Daerah
provinsi Papua. Menurut Golongan
3. Golongan II 20
4. Golongan I -
Dari penjelasan dan pemaparan data pada table di atas maka, semua
kegiatan harus sesuai berdasarkan kewenangan dan tugas serta fungsi yang
baik.
pemerintahan yang bersih dan terbuka pada semua jajaran dan tingkatan,
pemerintah atau masyarakat. Kepada setiap lulusan diberi Surat Tanda Tamat
82
sejumlah persyaratan akademik dan berhak menggunakan sebutan, atau gelar yang
TABEL 4.1
Jenjang Pendididkan
No Bidang Keahlian Jumlah Keterangan
Formal
1. Magister (S2) Manajemen Perusahaan 5 Orang
2. Strata Satu (S1) Ilmu Hukum 9 Orang
Ilmu Ekonomi 29 Orang
Ilmu Sosial 8 Orang
Umum 12 Orang
Agama Islam 1 Orang
Ilmu Pertanian 1 Orang
Ilmu Perpustakaan 2 Orang
Ilmu Komputer 6 Orang
Ilmu Pendidikan 1 Orang
3. Diploma III Ilmu Perpustakaan 1 Orang
Umum 5 Orang
4. Diploma II Ilmu Perpustakaan 2 Orang
5. SMK Ekonomi 6 Orang
6. SMA Umum 33 Orang
7. SLTP 2 Orang
8 SD 3 Orang
Jumlah 140 Orang
Sumber: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Prov. Papua 2020 (diolah)
sebagaimana tersaji pada table 4.1 diatas menempatkan pegawai dengan bidang
ilmu yang tidak rasional jika dikaitkan dengan core bisnis Badan Perpustakaan
sebaliknya justru yang Nampak adalah bidang keahlian yang tidak sepadan
dengan core bisnis Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua yakni
Sarjana Ilmu Pendidikan, Sarjana Agama Islam dan Sarjana Ilmu Pertanian. Dari
jumlah total pegawai Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua hanya
Sarjana S1 2 orang, Diploma III 1 orang dan Dimploma II 2 orang, atau bila
diprosentasikan maka hanya terdapat 3,57% dari jumlah total pegawai yang
jabatan struktural dan fungsional ditampilkan pada table 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2.
SINKRONISASI KOMPETENSI PEGAWAI BERDASARKAN
PENDIDIKAN FORMAL DENGAN JABATAN
STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
Kompetensi/Keahlian Pegawai
Jabatan
No Berdasarkan Jenjang Pendidikan Jumlah
Struktural/Fungsional
Formal
1 Magister Manajemen (Manajemen Kepala Badan 1
Perusahaan) Kabid. Pengelolaan 1
dan Pemeliharaan
Pustaka 1
Pustakawan Muda 1
84
Kompetensi/Keahlian Pegawai
Jabatan
No Berdasarkan Jenjang Pendidikan Jumlah
Struktural/Fungsional
Formal
Pustakawan Madya
2 Sarjana Ilmu Ekonomi (SE) Kasubag. Umum 1
Kasubid. 1
Dokumentasi dan
Perpustakaan 1
Keliling 1
Kasubag. Program
Kasubid. Akuisisi 1
dan Bahan Pustaka
Kasubid. Sarana & 1
Prasarana 3
Pustakawan Madya 2
1
Pustakawan Muda
1
Pustakawan Pertama
Arsiparis Pelaksana
Staf
3 Sarjana Ilmu Pendidikan (S.Pd) Kasubid. Pengolahan 1
Bahan Pustaka
4 Insinyur (Ir.) Pustakawan Muda 1
5 Sarjana Pertanian (SP) Staf 2
6 Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Ag) Staf 1
7 Sarjana Ilmu Hukum (SH) Kabid. Pelayanan 1
Pustaka dan
Dokumentasi 1
Kasubid. Pembinaan
dan Pengembangan 1
Kasubid.
Penyuluhan 1
Kasubbid.
Pememliharaan 1
Kasubbid. Otomsi
dan Kerjasama 1
Perpustakaan
Kasubbid. Perawatan 1
Bahan Pustaka
Kasubbid.
Pengolahan
8 Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) Kabbid. Penyuluhan 1
dan Pelayanan
Informasi Arsip
Kabbid. Akusisi dan 1
Pemeliharaan Arsip
Kasubag. 1
Kepegawaian 1
85
Kompetensi/Keahlian Pegawai
Jabatan
No Berdasarkan Jenjang Pendidikan Jumlah
Struktural/Fungsional
Formal
Kasubag. Layanan
Informasi 1
Kasubbid. Akusisi 1
Kasubbid.
Pelayanan Pustaka 3
Pustakawan Muda 2
Staf
9 Sarjana Ilmu Komputer (S.Kom) Pustakawan Muda 1
Pustakawan 3
Pertama 1
Staf
10 Sarjana Perpustakaan Pustakawan 1
Pelayanan Lanjutan
11 Sarjana Umum (Drs & Dra) Kabbid. Akuisisi 1
dan Pengolahan
Bahan Pustaka
Pustakawan Madya 3
Pustakawan Muda 2
Sekertaris Badan 1
12 Diploma – III Ilmu Perpustakaan Pustakawan 1
Pelaksana Lanjutan
13 Diploma III – Umum Pustakawan 1
Penyelia 4
Staf
14 Diploma II – Ilmu Perpustakaan Pustakawan 2
Pelaksana Lanjutan
15 SMEA Pustakawan 1
Pertama 5
Staf
16 SMA Staf 21
Pustakawan 1
Pelaksana Lanjutan
Arsiparis Pelaksana 1
Lanjutan
Arsiparis Pelaksana 4
17 STM/SMK Arsiparis Pelaksana 1
Staf 2
18 SMP Staf 1
19 SD Staf 3
Jumlah 140
Sumber: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Prov. Papua 2020 (diolah)
86
dan Arsip Daerah Provinsi Papua yang mengatur tentang teknis pelaksanaan dan
pengelolaan arsip dan bahan pustaka dan juga mekanisme pelaksanaan pekerjaan
lainnya.
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua dikepalai oleh
lainnya, yakni Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemeliharaan Bahan Pustaka pun
dibekali dengan bidang ilmu yang sama. Sementara itu pada kelompok jabatan
pegawai memiliki keahlian atau kompetensi dibidang ilmu ekonomi. Begitu pula
dengan jabatan lainnya yang diisi oleh pegawai dengan kompetensi/keahlian ilmu
yang berbeda yakni Sarjana Hukum, Sarjana Ilmu Sosial, dan Sarjana Ilmu
87
Komputer. Sementara itu dari jumlah keseluruhan pegawai yang ada, hanya
pelaksana lanjutan.
unggul.
menampilkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) serta latihan jabatan yang pernah
(arsiparis dan pustakawan), jika dilihat dari segi kemampuan kelompok tersebut
ataupun secara teknis. Namun hal tersebut tidak menjadi acuan dalam pengisian
Papua.
jabatan dilingkungan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua masih
dari pada itu para pegawai secara kolektif mampu merumuskan kebijakan teknis
penting. Hal ini dimaksudkan agar pegawai yang membidangi bidang kerja
diketahui bahwa kompetensi formal pegawai pada Badan Perpustakaan dan Arsip
formal tidak dijadikan sebagai acuan dalam memanage organisasi secara tepat.
Gelar Magister dan Sarjana hanya digunakan sebagai instrument perbaikan nasib
Pelatihan adalah jenis pendidikan non formal yang diadakan dalam rangka
yang sepadan dengan jenis pelatihan yang diadakan. Kelompok jabatan fungsional
jenis pelatihan teknis sehingga pegawai mampu menguasai bidang tugas baik
jabatan yang ada, dalam artian bahwa jenis pelatihan itu disesuaikan dengan jenis
jabatan yang ada, sehingga tidak didominasi oleh kelompok jabatan tertentu.
91
yang berlangsung selama ini dilakukan tidak mengecu pada kebutuhan organisasi
pelatihan tersebut.
Ya, karena fakta yang selama ini terjadi adalah tergantung siapa
pelaku dalam kegiatan pelatihan BINTEK tersebut, terserah dia mau
masukan siapa dalam kegiatan tersebut. Dan jika ditanya soal
pelatihan yang memberikan dampat positif bagi performance
organisasi memang seharusnya seperti itu, tetapi ketertiban yang
berlangsung tidak pada pokoknya, selain itu ada pegawai yang hanya
ikut ramai alias yang penting honornya karena yang masukan dia kan
temannya, (Kasubag Kepeg. BPAD Prov. Papua Wawancara tanggal
15 September 2020).
Jenis pelatihan yang berlangsung selama ini terbagi menjadi dua bagian
yang diikutsertakan oleh dua kelompok jabatan, yakni jabatan struktural dan
struktural terdiri dari ADUM, ADUMLA, SEPADA dan SPAMA atau telah
berubah dengan nama Diklatpim IV, III dan Diklatpim II. Sementara itu, jenis
pelatihan yang melibatkan kelompok jabatan fungsional terdiri dari Diklat Teknis
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, hal ini ditandai dengan kontribusi
pegawai yang tidak maksimal terkait dengan motivasinya dalam mengikuti setiap
kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun
sehari-hari.
apresiasi terhadap hasil kerja maka para pegawai dapat melaksanakan tugas dan
“Ya, biasanya ada beberapa teguran dari Kepala Badan dan itu
berkaitan dengan jam masuk kantor. Kalau itu sih kami sadar dan
harus mematuhi terutama jam masuk kantor itu penting karena
berdampak pada tunjangan kinerja kami (Koordinator Bid. Pelayanan
Teknis BPAD Prov. Papua Wawancara tanggal 28 September 2020).
Provinsi Papua harus berperan sebagai pelindung saat pegawai memiliki masalah.
Tekanan yang dialami para pegawai selama ini terutama tenaga honorer
terletak pada hak-haknya yang hingga saat ini belum terbayarkan. Hal ini
baik tersebut maka pegawai mau atau tidak selalu memiliki kesadaran dalam
peraturan, sop, teknologi PNS seperti ini akan menjadi problem solver dan selalu
dicari oleh masyarakat yang membutuhkan bantuan. Sebaliknya, PNS yang tidak
makna konsistensi antara tindakan dan nilai. PNS yang mempunyai integritas,
menjalankan kode etik dan moral, memegang prinsip, tulus, jujur dan dapat
Ya, menurut saya tidak semua pegawai dapat melakukan seperti itu,
hanya pegawai tertentu yang mampu melakukannya, (Koordinator
Urusan Otomasi Wawancara tanggal 23 September 2020).
pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua dalam menghadapi
kebijakan yang sifatnya kaku, (rigit) dan konservatif sehingga masih banyak
dijumpai pegawai yang tidak disiplin, melanggar kode etik, tidak jujur, tidak
pemutarbalikan fakta pun merupakan salah satu tindakan yang sering terjadi.
Kondisi ini menjadi pemicu terjadinya tindakan seseorang yang mengarah pada
memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada PNS dengan maksud supaya yang
c) Penyusunan Pengelolaan
Provinsi Papua memiliki motivasi tinggi untuk bekerja bukan karena penghasilan
tinggi, tetapi justru karena penghasilannya yang masih terbatas dan ingin menjadi
pegawai negeri sipil, yang besar gajinya sesungguhnya “lumayan” itu. Para
pegawai honorer masih berada pada zona tidak aman, yang apabila tidak rajin
sudah menjadi PNS dan sudah menjadi PNS dan sudah berada pada zona aman
Kami tenaga honorer ini sudah hampir satu tahun tidak mendapatkan
hak kami, dan belum ada informasi dari pihak pimpinan mengenai hal
itu, ya sebagai tenaga honorer kami tidak biasa berbuat banyak
karena kami belum mempunyai status PNS, takutnya jika tuntutan ini
kami munculkan maka akan mendapatkan ancaman tidak diangkat
jadi PNS, (Pegawai Honorer Bidang Pengolahan Wawancara
Tanggal 29 September 2020).
Sementara dalam kesempatan lain para pegawai yang telah berstatus PNS
mengungkapkan:
untuk memiliki motivasi tinggi dan terus meningkatkan kinerjanya dan memiliki
rasa “takut” terhadap ancaman yang timbul oleh prestasinya yang rendah bukan
dilandaskan pada status dan gaji. Hendaknya situasi kerja tidak boleh selalu
berada pada “zona aman” secara terus menerus, karena akan melemahkan hingga
mematikan kreativitas dan motivasi serta prestasi individu, yang pada akhirnya
pegawai Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua dilakukan sesuai
bimbingan merupakan tugas dan peran yang melekat pada mereka. Pimpinan
membimbing diri sendiri dan orang lain. Bila seorang pimpinan memberikan
bimbingan kepada seseorang maka hanya ada satu tujuan, yaitu menolong dan
terhadap masalah.
97
dorongan, pimpinan selalu mencari hal-hal yang baik dari apa yang dikerjakan
baik bagi diri bawahan itu sendiri sekaligus baik bagi organisasi. Pimpinan akan
bersungguh-sungguh mendorong dan ikut serta dengan mereka, karena dia tahu
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai secara konprehensif melalui
d) Evaluasi Pengelolaan
diantara berbagai tugas yang ada. Dalam penelitian ini pendekatan yang
dua bagian yakni pertama direresiasi atau pembagian tugas (Gitosudarmo, 2008).
Berkaitan dengan itu Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua dalam
pelatihan jabatan, kompetensi, serta masa jabatan seorang Pegawai Negeri Sipil
penilaian atas bobot tugas, tanggung jawab dan wewenang tetapi kadang justru
malah lebih ditentukan karena faktor diluar hal tersebut, antara lain pendekatan
Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural sering tidak sesuai dengan teori.
Hal inilah yang sering menimbulkan masalah kepegawaian antara lain rasa tidak
senang dengan pejabat yang diangkat karena merasa pengangkatan tersebut tidak
adil. Rasa tidak senang ini sering kali berakibat menurunnya tingkat kerja sama
tersebut menjadi kurang baik hasilnya. Selain itu sering ada rasa kurang puas dari
pegawai yang lain yang akhirnya berakibat pada menurunnya prestasi kerja
karyawan.
99
Arsip Daerah Provinsi Papua adalah kurangnya sumber daya manusia yang handal
yang menjadi penunjang minat membaca dari warga masyarakat dan faktor yang
adalah adanya peran serta dari organisasi, warga masyarakat dan pustakawan.
1. Faktor Pendukung
yang dikemukaan oleh Kasubag Kepeg. BPAD Prov. Papua selaku kepala
Hal ini juga diperjelas oleh staf perpustakaan Daerah Provinsi Jayapura,
menyatakan bahwa:
100
yang baik, penataan sarana dan prasarana semenarik dan serapi mungkin,
fasilitas sarana dan prasana yang memadai maka membuat pengguna perpustakaan
pemustaka. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari kepala perpustakaan yang
bacaan dengan tema remaja, novel, majalah, pengecekkan bahan pustaka atau
seperti label, kartu buku, slip, dan stempel, entri ke buku induk, inventasisasi,
serta penataan bahan pustaka yang menarik dan rapi pada rak-rak buku. Selain itu
juga dilengkapi dengan digital library, peminjaman buku dan daftar hadir
c. Layanan perpustakaan
dalam memilih referensi buku yang diinginkan. Dan juga ada beberapa layanan
yang diberikan yaitu layanan peminjaman buku, layanan baca di tempat, layanan
anak, layanan internet, layanan referensi, layanan informasi, dan layanan audio
visual.
2. Faktor Penghambat
luas, karna kalau ruangan tidak bisa lansung jadi butuh perencanaan
yang matang terlebih dulu, sehingga kemarin perpustakaan Daerah
Provinsi Jayapura mendapat akresitasi B. Kemudian juga terkait
tenaga pengelola perpustakaan belum terdapat tenaga perpustakaan
yang lulusan dari jurusan perpustakaan. Nah, hal yang sangat
penting juga yaitu mengenai anggaran dana untuk perpustakaan, jadi
saat ini kami mengalami kesulitan dalam mencari dana untuk
pengembangan perpustakaan.
yang kurang luas, sarana dan prasarana yang masih kurang misalnya kursi dan
meja untuk tempat baca, penempatan buku paket yang jauh yaitu di gudang
dalam sadar membaca, saya berharap hambatan tersebut bisa segera terselesaikan.
maka hasil wawancara peneliti dengan staf perpustakan Daerah Provinsi Jayapura,
bahwa:
yang layak akan ditempatkan pada bidang tertentu. Misalnya sub bidang
mampu mengarahkan para bawahannya untuk bekerja lebih lagi dan mengontrol
melalui visi dan misi, hendaknya menjadi pijakan bagi pimpinan dalam rangka
penelitian ini maka jelas tergambar bahwa Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
secara fungsional belum menjalankan fungsinya secara optimal, hal ini ditandai
dengan minimnya rapat koordinasi secara internal dan secara berkala untuk
sebagai alat bukti sah dalam menyelesaikan suatu perkara. Pemeliharaan arsip
harus dilakukan secara rutin dengan memilah arsip aktif dan inaktif dan
ditempatkan pada suatu wadah tertentu dan ditata sesuai kode-kode arsip yang
pemeliharaan dan pelestarian dokumen arsip maka kebijakan tersebut justru tidak
penyelamatan dan pelestarian dokumen arsip daerah di Papua. Karena Depo arsip
perlu dirawat secara berkala karena berfungsi sabagai pusat penyimpanan arsip
tersebut untuk saat ini masih dilakukan secara manual tanpa menggunakan system
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua. Selain itu, minimnys komitmrn
semua berjalan cukup baik hanya gedung perpustakaan yang sudah tidak layak
perlu dibenahi secara total, hal tersebut terukur melalui minimnya kualitas hidup
ilmu pengetahuan bagi orang Papua yang masih jauh bila dibandingkan dengan
dan Arsip Daerah Provinsi Papua belum bahkan tidak berfungsi sebagai pusat
kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun tampa menggunakan alat ukur yang
khusus tentang pencapaian target pengembangan budaya baca yang digalang oleh
Upaya membangun arsip system kerja yang baik pada Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Papua, pada hakikatnya mencakup upaya membangun
Perpustakaan dan Arsip di wilayah Provinsi Papua. Berkaitan dengan hal tersebut,
beberapa indikator yang digunakan sebagai landasan dalam menilai system kerja
sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat yang dikombinasikan dengan motivasi
menilai penerapan merit system pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
jabatan dalam jabatan struktural yang ada. Pengisian jabatan dilakukan dengan
pegawai. Hal ini sangat bertentangan dengan penataan birokrasi professional yang
keahlian pegawai.
yang terkesan tidak professional karena tidak melalui system terbuka. Hal tersebut
diperkuat dengan adanya kebijakan affirmative (UU No. 21 Tahun 2001) tentang
Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua yang turut memberikan kontribusi terhadap
daerah.
organisasi birokrasi akan memperlihatkan jabatan dan pegawai mana atau bahkan
109
tidak diperlukan. Sekiranya pegawai yang termasuk dalam kategori yang tidak
diperlukan ini tetap tinggal diunit kerjanya, dia hanya akan menjadi gangguan
bagi pegawai lain oleh karena itu disarankan bahwa pegawai tersebut sebaiknya
dipindahkan ketempat lain yang lebih tepat atau kalau perlu dipercepat
usaha belajarnya para pekerja harus menyadari perlunya perolehan informasi baru
harus dipertahankan.
yang teratur dan terarah mengenai pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai
berdampak buruk terhadap kinerja pegawai dan juga berdampak luas terhadap
terhadap proses pengambilan keputusan dan juga motivasi pegawai hanya ada
pada honor bukan kualitas diri yang akan bermanfaat bagi pengembangan
organisasi.
yang dibebankan pimpinan diselesaikan secara baik karena para pegawai memiliki
kemampuan dan kepercayaan diri yang cukup. Selain itu kepercayaan diri tersebut
yang berasal dari pimpinan dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam memperbaiki
kinerja pegawai.
Provinsi Papua belum berperan sebagai pelinsung saat pegawai memiliki masalah.
Para manager tidak secara konsisten menjadi peneduh dikala pegawai sedang
mengalami berbagai macam tekanan, dan manajer memberikan solusi dikala ada
Tekanan yang dialami para pegawai selama ini terutama tenaga honorer
terletak pada hak-haknya yang hingga saat ini belum terbayarkan. Hal ini
111
baik tersebut maka pegawai mau tidak mau harus selalu memiliki kesadaran
peraturan, SOP, teknologi PNS seperti akan menjadi problem solver dan selalu
dicari oleh masyarakat yang membutuhkan bantuan. Sebaliknya, PNS yang tidak
penuh dan bertanggung jawa maka kinerja organisasi akan semakin tercapai,
yakin bahwa urusan mereka akan diselesaikan dengan mudah, cepat, pasti,
transparan dan akuntabel. Hal ini disebabkan adanya pegawai yang bekerja tanpa
makna konsistensi antara tindakan dan nilai. PNS yang mempunyai integritas,
112
menjalankan kode etik dan moral, memegang prinsip, tulus, jujur dan dapat
perilakunya.
pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua dalam menghadapi
kebijakan yang sifatnya kaku (rigit), dan konservatif sehingga mash banyak
dijumpai pegawai yang tidak disiplin, melanggar kode etik, tidak jujur, tidak
pemutarbalikan fakta pun merupakan salah satu tindakan yang sering terjadi.
Kondisi ini menjadi pemicu terjadinya tindakan seseorang yang mengarah pada
memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada PNS dengan maksud supaya yang
d.3.5. Motivasi
dan ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil, yang besar gajinya sesungguhnya
“lumayan” itu. Para pegawai honorer masih berada pada zona tidak aman, yang
kinerjanya, justru karena sudah menjadi PNS dan sudah berada pada zona aman
untuk memiliki motivasi tinggi dan terus meningkatkan kinerjanya dan memiliki
rasa “takut” terhadap ancaman yang timbul olej prestasinya yang rendah bukan
dilandaskan pada status dan gaji. Hendaknya situasi kerja tidak boleh selalu
berada pada “zona aman” secara terus menerus, karena akan melemahkan hingga
mematikan kreativitas dan motivasi serta prestasi individu, yang pada akhirnya
pegawai Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua dilakukan sesuai
dorongan, pimpinan selalu mencari hal-hal yang baik dari apa yang dikerjakan
apa yang baik bagi diri sendiri sekaligus baik bagi organisasi. Pimpinan akan
mendorong dan ikut serta dengan mereka, karena pemimpin tahu bahwa itu adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai secara komperhensif melalui
diantara berbagai tugas yang ada. Dalam penelitian ini, pendekatan yang
dua bagian yakni pertama direresiasi atau pembagian tugas diantara anggota
organisasi, kedua integrasi atau koordinasi atas apa yang dilakukan dengan
dan Arsip Daerah Provinsi Papua dalam menata hubungan tersebut berpedoman
pada pola penjenjang yang didasarkan jenjang karir dan disesuaikan dengan
pelatihan jabatan, kompetensi, serta masa jabatan seorang Pegawai Negeri Sipil
jabatan dalam Jabatan Struktural tidak hanya murni berdasarkan penilaian atas
bobot tugas, tanggung jawab dan wewenang tetapi kadang justru malah lebih
ditentukan karena faktor diluar hal tersebut, antara lain pendekatan pegawai
Hal inilah yang sering menimbulkan masalah kepegawaian antara lain rasa
tersebut tidak adil. Rasa tidak senang ini sering kali berakibat menurunnya tingkat
kerja sama dengan pejabat yang bersangkutan sehingga akhirnya pekerjaan yang
pejabat tersebut menjadi kurang baik hasilnya. Selain itu, sering ada rasa kurang
pas dari pegawai yang lain yang akhirnya berakibat pada menurunnya prestasi
kerja pegawai.
turut lebih kecil, meliputi Sub Bagian, Bidang dan Sub Bidang. Distribusi jabatan
kompetensi baik kompetensi formal maupun kompetensi non formal dari para
yang layak akan ditempatkan pada bidang tertentu. Misalnya Sub Bidang
konsep pekerjaan. Pejabat yang tidak memiliki kompetensi formal dalam bidang
memang memiliki spesifikasi dalam bidang tersebut. Hal ini sangat berpengaruh
mengarahkan para bawahannya untuk bekerja lebih lagi dan mengontrol pekerjaan
secara berkala sehingga sedapat mungkin menghindari setiap kesalahan yang akan
terjadi.
Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
117
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka jelas tergambar bahwa Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerha Provinsi Papua yang meliputi: penyelamatan dan pelestarian
layanan perpustakaan.
dokumen arsip sebagai pusat ingatan sekaligus bukti sah dalam menyelesaikan
suatu perkara. Pemeliharaan arsip harus dilakukan secara rutin dengan mamilah
arsip aktif dan inaktif dan ditempatkan pada suatu wadah tertentu dan ditata sesuai
organisasi. Misi tidak akan tercapai apabila pemeliharaan arsip tidak sejalan
Jika dilihat dari sudut pandang disiplin pegawai maka kebijakan pimpinan
pemeliharaan dan pelestarian dokumen arsip maka kebijakan tersebut justru tidak
penyelamatan dan pelestarian dokumen arsip daerah di Papua. Karena Depo arsip
perlu dirawat secara berkala karena berfungsi sebagai pusat penyimpanan arsip,
maka hal tersebut untuk saat ini masih dilakukan secara manual tanpa
IT yang dimiliki oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua
teknologi. Pemeliharaan sarana dan prasarana semua berjalan cukup baik hanya
gedung perpustakaan yang sudah tidak layak digunakan karena termakan usia.
perlu dibenahi secara total, hal tersebut terukur melalui minimnya kualitas hidup
perkembangan ilmu pengetahuan bagi orang Papua yang masih jauh bila
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua belu, bahkan tidak
pada umunya.
kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun tanpa menggunakan alat ukur yang
khusus tentang pencapaian target pengembangan budaya baca yang digalang oleh
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua sehingga menjadi acuan
a. Faktor pendukung
pemeliharaan sarana dan prasarana yang baik, penataan sarana dan prasarana
kebutuhan perpustakaan.
dan rapi pada rak-rak buku dan dilengkapi dengan digital library.
b. Faktor Penghambat
1. Sarana dan prasarana perpustakaan sudah baik, namun ada beberapa hal yang
sebagian buku seperti buku paket ditaruh pada gudang yang letaknya jauh
pergi ketoilet.
perpustakaan.
membaca di perpustakaan.
perpustakaan.
122
BAB V
5.1. Kesimpulan
belum mampu dilaksanakan secara baik oleh seluruh komponen birokrasi publik
salah satu SKPD yang membidangi system layanan informasi perpustakaan dan
secara konsisten. Beberapa hal penting yang dijadikan sebagai indikator sekaligus
menjawab perumusan masalah dan mencapai tujuan penelitian ini antara lain:
sebagai landasan berpijak bagi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Papua sebagai pusat layanan informasi perpustakaan dan arsip di tanah Papua.
dan tanggung jawannya, maka hal tersebut dapat dikelompokan menjadi dua
bagian: pertama, pegawai yang berstatus PNS melaksanakan tugas dan tanggung
terkait hak-hak dan tunjangan mereka. Kedua, pegawai honorer merasa kurang
dihargai karena hampir satu tahun hak-hak mereka tidak menjadi perhatian
5.1.4. Pengawasan
(rigit) dan konservatif sehingga masih banyak dijumpai pegawai yang tidak
disiplin, melanggar kode etik, tidak jujur, tidak berkomitmen dan tidak memiliki
masyarakat.
5.1.5. Evaluasi
pekerjaannya melainkan upah atau gajinya. Para pegawai honorer pada awalnya
menepati jam kerja, namun belakangan upah atau haknya belum terbayarkan maka
hal tersebut berimplikasi terhadap tingkat kehadiran pegawai dalam menepati jam
kerja.
secara keseluruhan.
124
yang minim, pimpinan selalu mendapatkan arahan oleh bawahan yang memiliki
kelompok jabatan fungsional (arsiparis dan pustakawan) dihiasi oleh para pegawai
yang telah menginjak penghujung masa baktinya yang sama sekali tidak memiliki
tidak produktif, pegawai tersebut menambah beban Negara, maka perlu untuk
diberhentikan.
5.2. Saran
Dalam menata kinerja organisasi yang lebih baik maka pendidikan formal
tentang konsep dan kebijakan yang digunakan sebagai landasan berpijak bagi
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua sebagai pusat layanan
profesionalitas.
125
5.2.5. Motivasi
pegawai termotivasi bukan karena uang melainkan merasa bangga dengan capaian
yang telah dicapai. Pada variable kinerja organisasi indicator-indikator yang perlu
dievaluasi oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua adalah
meliputi:
itu, adanya ketegasan berupa aturan internal yang membatasi jumlah jabatan
baktinya dan tidak memiliki kompetensi formal dalam bidang kearsipan dan
beban Negara.
126
5.2.7. Visi-Misi
menetapkan target dimasa yang akan datang perlu dilakukan secara rutin dan
DAFTAR PUSTAKA
AF, Muchtar. 2014. Menyusun Business Plan & Rencana Aksi. Cetakan pertama.
Bogdan, Robert C. dan Biklen Kopp Sari, 1982, Qualitative Research for
Education: An Introduction to Theory and Methods. Allyn and
Bacon, Inc.: Boston London.
Depdiknas. 2007. Pedoman Memilih Menyusun Bahan Ajar dan Teks Mata
Pelajaran. Jakarta: BP. Mitra Usaha Indonesia
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.: Teori dan Praktik Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Miles, M.B & Huberman A.M. 1984, Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh
Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Judul Penelitian :
NIM : 2019015045006
responden penelitian ini. Aparat Kampung yang terlibat dalam penelitian, bebas
sanksi apapun. Kerahasiaan informasi yang disampaikan akan di jaga dan tidak
Jayapura, ...................................
Mahasiswa
LINCE MAHUSE
NIM.2019015045006
165
N a m a/Inisial : ............................................................
Alamat : ............................................................
Hari/Tanggal : ............................................................
Waktu : ............................................................
Kampung : ............................................................
Jabatan : ............................................................
yang dilakukan saat ini dan tidak akan memberikan dampak negatif kepada diri
Jayapura, ...................................
Responden,
.................................................
166
TRANSKIP WAWANCARA
1. Transkip wawancara Peneliti dengan Kasubag T.U. Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Papua
sehari-hari ?
2. Apakah karakteristik PNS “Ya, menurut saya tidak semua pegawai dapat
dapat diukur melalui melakukan seperti itu, hanya pegawai tertentu
integritas yaitu suatu karakter yang mampu melakukannya, (Hasil Wawancara
yang tanpa memandang tanggal 23 September 2020).
waktu dan tempat senantiasa
menunjukan ketaatan dalam
menjalankan kode etik dan
moral ?
Apakah pegawai termotivasi “Kami tenaga honorer ini sudah hampir satu
dengan pengahasilan yang tahun tidak mendapatkan hak kami, dan belum
didapat sehingga memiliki ada informasi dari pihak pimpinan mengenai hal
itu, ya sebagai tenaga honorer kami tidak biasa
motivasi kerja yang tinggi ?
berbuat banyak karena kami belum mempunyai
status PNS, takutnya jika tuntutan ini kami
munculkan maka akan mendapatkan ancaman
tidak diangkat jadi PNS,” (Hasil Wawancara
Tanggal 29 September 2020).
Apa reaksi efektif pekerja “Sebagai honorer kami tidak merasa puas
terhadap pekerjaannya dengan kinerja organisasi saat ini, gaji kami
tergantung pada taraf yang belum terbayarkan membuatkamu tidak
serius dalam bekerja, harapan kami pimpinan
pemenuhan kebutuhan-
kami cepat mengambil inisiatif untuk mengatasi
kebutuhan pekerja ? keadaan tersebut.” (Hasil Wawancara tanggal 29
September 2020)
2. Apa reaksi efektif pekerja “Sebagai honorer kami tidak merasa puas
terhadap pekerjaannya dengan kinerja organisasi saat ini, gaji kami
tergantung pada taraf yang belum terbayarkan membuatkamu
pemenuhan kebutuhan- tidak serius dalam bekerja, harapan kami
kebutuhan pekerja ? pimpinan kami cepat mengambil inisiatif
untuk mengatasi keadaan tersebut.” (Hasil
Wawancara tanggal 29 September 2020)
3. Apakah proses penyampaian “Ya, selama ini komunikasi yang terjadi terkait
informasi baik menyangkut dengan informasi pekerjaan dan pengembangan
pekerjaan ataupun system karir berjalan lancer-lancar saja, dan tidak ada
pengembangan karir yang masalah, hanya saja pegawai honorer yang telah
meliputi urusan kepangkatan masuk kategori “K1” mereka masih mengeluh
dan sejenisnya yang mampu karena belum ada kepastian tentang
diakses secara mudah dan pengangkatannya sebagai PNS” (Hasil
172
DAFTAR PERTANYAAN
Pelaksanaan Wawancara
Identitas Informasi : ..............................................................
Inisial : ..............................................................
Jabatan : ..............................................................
Hari/Tanggal : ..............................................................
Waktu : ..............................................................
Tempat : ..............................................................