Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
2019
i
ABSTRACT
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kristiawan (2017 : 1) Manajemen merupakan proses memperoleh
suatu tindakan dari orang laian untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Aktivitas manajerial itu dilakukan oleh para manajer sehingga dapat
mendorong sumber daya personil bekerja memanfaatkan sumber daya lainnya
sehingga tujuan dari lembaga yang disepakati bersama dapat tercapai.
Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agara suatu usaha dapat
berjalan dengan baik, memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan
pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertakan semua potensi yang
ada, baik personal maupun material secara efektif dan efisien.
Sedangkan peserta didik menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. (UUSPN : 2013)
Jadi peserta didik adalah orang/ individu yang mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Madrasah sebagai instansi yang selama ini dipercaya untuk mendidik
peserta didik dan remaja dapat mengambil peran membantu remaja mengisi
waktu luangnya dengan kegiatan positif. Madrasah dapat memfasilitasi
dengan mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler di madrasah sehinga jam
madrasah usia peserta didik terhindar dari melakukan aktivitas yang mengarah
pada kenakalan.
Madrasah perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan-kegiatan
nonakademik melalui perkumpulan penggemar olahraga sejenis, kesenian dan
lainnya untuk membantu remaja menyelesaikan tugas perkembangannya,
kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan
kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan layanan konseling
dan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang disediakan oleh satuan
pendidikan untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian, kreativitas
1
peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta
peserta didik (Badrudin, 2013 : 2).
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan diluar jam pembelajaran
biasa dan pada waktu libur madrasah yang dilakukan baik dimadrasah maupun
diluar madrasah, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan peserta didik,
mengenal hubungan antara mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat yang
terdapat dalam pribadi peserta didik itu sendiri-sendiri.
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang telah disediakan oleh
madrasah akan dapat membantu peserta didik dalam segi menemukan dan
mengembangkan potensi peserta didik, serta memberikan manfaat sosial yang
besar dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama
dengan orang lain. Disamping itu kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi
bakat, minat dan kreativitas peserta didik yang berbeda-beda.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan meneliti penerapan
manajamen program ekstrakurikuler dalam mengembangkan bakat dan minat
siswa di MIN 1 Kota Malang, karena pentingnya penerapan manajemen
program ekstrakurikuler untuk mengembangkan minat dan bakat yang
terstruktur agar mencapai hasil yang optimal. Pilihan peneliti dalam memilih
MIN 1 Kota Malang karena madrasah ini memiliki penyaluran bakat yang
bagus bagi siswa dan merupakan madrasah yang menjadi pilihan masyarakat
untuk mengembangkan siswa sesuai bakat dan minatnya masing-masing. Hal
ini ditunjukkan oleh MIN 1 Kota Malang dengan menjadi Madrasah
Ibtidaiyah yang kaya akan prestasi-prestasinya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, MIN 1 Kota Malang
memiliki manajemen yang mengelola pembinaan minat bakat siswa serta
secara khusus menyalurkan minat bakat siswa dengan program tersendiri dan
dilakukan secara sistematis. Terdapat manajamen khusus yang melakukan
pengembangan minat dan bakat siswa pada struktural organisasi MIN 1 Kota
Malang, yaitu berada dibawah koordinasi Wakil Kepala Madrasah bagian
kesiswaan.
2
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
permasalahan tentang “Manajemen prgram ekstrakurikuler untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa di MIN 1 Kota Malang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan program esktrakurikuler untuk mengembangkan
bakat dan minat siswa di MIN 1 Kota Malang ?
2. Bagaimana pelaksanaan program ekstrakurikuler untuk mengembangkan
bakat dan minat siswa di MIN 1 Kota Malang ?
3. Bagaimana evaluasi program ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat
dan minat siswa di MIN 1 Kota Malang ?
Sedangkan hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi para pembaca pada
umumnya dan para pendidik khususnya, baik secraa teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis
a. Menambah pengetahuan dan informasi dibidang ekstrakurikuler.
b. Menambah pengetahuan lebih khusus dibidang pengembangan bakat
dan minat.
c. Sebagai wacana bagi dunia pendidikan khususnya dibidang
ekstrakurikuler.
3
2. Secara Praktis
a. Kepala Sekolah
Sebagai evaluasi dan bahan pertimbangan dalam peningkatan
kegiatan ekstrakurikuler agar dapat lebih memperhatikan bakat dan
minat peserta didik dan lebih mengembangkan dan menyalurkan bakat
tertentu.
b. Penulis
Memberikan pemahaman, pengalaman, dan pengetahuan sebagai
bekal jika menjadi pengelola pendidikan yang profesional.
4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
5
kompeten, materi yang menarik, antusias siswa dan dukungan dari orang tua
dan wali siswa. Faktor penghambat manajemen ekstrakurikuler adalah waktu
yang bersamaan dengan les akademik, kurangnya rasa tanggung jawab siswa,
keterbatasannlahan untuk lapangan dan kilam renang, jumlah guru yang tidak
sebanding dengan jumlah siswa.
B. Landasan Teori
1. Manajemen Pendidikan
a. Pengertian Manajemen Pendidikan
1) Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “ Manus” yang
artinya “tangan” dan “ Agere” yang berarti “melakukan”. Kata-kata ini
digabung menjadi “Managere” yang bermakna menangani sesuatu,
mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti apa yang diinginkan dengan
mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada.
Manajemen dalam artian sempit sebagai penyusunan dan
pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan tujuan supaya
dapat menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya
kembali secara keseluruhan dalam hubungan satu sama lainnya. Jadi
manajemen merupakan ilmu dan seni dalam mengatur, mengendalikan,
mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada
dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen
(Planning, Organizing, Actuating, Controling) agar organisasi dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efesien (Kristiawan, 2017:1)
2) Pengertian Pendidikan
Pendidikan (education) secara semantik berasal dari bahasa yunani
paidagogjayang berarti pergaulan dengan anak-anak. Pedagagosadalah
seorang nelayan atau bujang dalam zaman yunani kuno yang pekerjannya
menjemput dan mengantar anak-anak ke dan dari sekolah. Selain itu, di
ruamhnya anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan para
paedagogos. Istilah ini berasal dari kata paedosyang berarti anak, dan
agogosyang berarti saya membimbing atau memimpin.
6
Dalam perspektif keindonesiaan, pengertian, fungsi, dan tujuan
pendidikan dirumuskan dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 dan 3 “ Pendidikan adalah proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Jadi menurut Kristiawan (2017:3) pengertian Manajemen
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa
proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang bergabung
dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada dan menggunakan fungsi-fungsi manajemen agar tercapainya tujuan
secara efektif dan efisien.
3) Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Kurniadin
dan Machali (2012 : 125) antara lain : 1) terwujudnya suasana belajar dan
proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan
(PAIKEM); 2) terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan
potensi dirinya untk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara; 3) terpenuhinya salah
satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
(tertunjangnya kompetensi profesional sevagai pendidik dan tenaga
kependidikan sebagai manajerial; 4) tercapainya tujuan pendidikan secara
efektif dan efesien; 5) terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori
tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi
sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan) ; 6) teratasinya
masalah mutu pendidikan; 7) terciptanya perencanaan pendidikan yang
merata, bermutu, relevan dan akuntabel serta, meningkatkan citra
pendidikan yang positif (Kristiawan, 2017:6)
7
4) Prinsip – Prinsip Manajemen Pendidikan
Prinsip- prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut : 1)
memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan
mekanisme kerja; 2) mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab;
3) memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai
dengan sifat-sifat dan kemampuanya; 4) mengenal secara baik faktor-
faktor psikologis manusia; dan 5) relativitas nilai-nilai. Prinsip-prinsip
tersebut memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya
harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas dan nilai-nilai
(Kristiawan, 2017:12)
5) Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Kristiawan (2017:8-12) Ruang lingkup manajemen pendidikan antara
lain sebagai berikut :
1. Manajemen Kurikulum
Kurikulum merupakan separangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
2. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah serangkaian proses kerja sama mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
dalam bidang personalia dengan mendayagunakan sumber daya yang
ada secara efektif dan efisien sehingga semua personil sekolah
menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
3. Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik merupakan upaya penataan peserta didik
mulai dari masuk sampai mereka lulus sekolah, dengan cara
memberikan layanan sebaik mungkin pada peserta didik. Tujuan
manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta
didik agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran sehingga
8
dapat berjalan lancar, tertib dan teratur serta dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan yang ditetapkan.
4. Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan
bagaimana mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan
secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
5. Manajemen Keuangan/Pembiayaan
Manajemen Keuangan/Pembiayaan adalah serangkaian kegiatan
perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transaparan
kepada masyarakat dan pemerintah. Pengelolaan keuangan yang baik
dalam lembaga akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan.
6. Manajemen Administrasi
Administrasi dalam prespektif manajemen dipandang mempuanyai
peran penting sebagai “Prevoyange” atau kemampuan melihat masa
depan. Hal ini berarti administrasi dinilai mampu melihat keadaan
masa yang akan datang dan mempunyai kesiapan untuk
menghadapinya.
7. Manajemen Humas
Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai
dan menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan policydan
prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan pengertian dan
dukungan masyarakat.
8. Manajemen Layanan Khusus
Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung
berkenaan dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi secara
khusus diberikan oleh pihak sekolah kepada para siswanya agar
mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar.
6) Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efesien itulah, manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada
9
setiap organisasi, baik organisasi, industri, perbankan, maupun
pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri dari
perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Penggerakan (Actuating), Koordinasi (Coordinating), dan
pengawasan (Controlling). Paling tidak kelima fungsi tersebut
dianggap mencukupi bagi aktivitas manajerial yang akan
memadukan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
material melalui kerjasama untuk emncaoai tujuan organisasi.
untuk penjelasan lebih terinci penulis menguaraikan beberapa
fungsi pokok manajemen sebagai berikut.
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
10
akan dapat : 1) menjelaskan siapa yang akan melakukan apa; 2)
menjelaskan siapa memimpin siapa; 3) menjelaskan saluran-
saluran komunikasi; 4) memusatkan sumber-sumber data terhadap
sasaran-sasaran (Wijaya, 2016 : 40).
c. Penggerakan (Actuating)
d. Pengawasan (Controlling)
2. Program ekstrakurikuler
Kurikulum yang disusun dan dilaksanakan satuan pendidikan
berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
11
pendidikan nasional, institusional, dan kurikuler atau mata pelajaran. Oleh
sebab itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan kebutuhan, karakteristik,
dan potensi itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan kebutuhan,
karakteristik, dan potensi satuan pendidikan (internal) serta lingkungan di
daerah setempat. Salah stau komponen utama kurikulum adalah struktur
dan muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan. Muatan kurikulum
meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik, muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri pada satuan pendidikan.
Kata estrakurikuler terdiri dari kata ekstra dan kurikuler. Esktra
artinya tambahan sesuai diluar yang seharusnya dikerjakan, sedangkan
kurikuler berkaitan dengan kurikulum, yaitu program yang disiapkan suatu
lembaga pendidikan untuk mencapi tujuan tertentu pada lembaga
pendidikan. Prorgam tersebut berisi rumusan rencaa dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (Badrudin, 2014:144).
Pendidikan di sekolah/madrasah secara umum menyelenggarakan 2
kegiatan yaitu kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler. Kedua kegiatan
ini bertujuan untuk mencapai tujuan kurikuler yang dapat mengantarkan
pada tujuan institusioanal dan tujuan pendidikan nasional. Kegiatan
ekstrakurikuler memilki konstribusi terhadap pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler yang di programkan oleh
pihak madrasah ini membuktikan “ Bahwa lingkungan, baik lingkungan
keluarga, dan lingkungan sekolah, serta lingkungan masyarakat
memberikan andil besar dalam memoles bawaan anak, menumbuh-
kembangkan potensi anak, memperbarui pola-pola lama dan membentuk
pola-pola baru kepribadian atau karakter anak” (Mansyur, 2017 : 42).
Menurut Badrudin (2014:147) Kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran yang sudah terstruktur dan
terjadwal sesuai dengan standar isi, termasuk kegiatan intrakurikuler.
12
Kegiatan ekstrakurikuler adalah upaya pemantapan dan pengayaan nilai-
nilai, norma, pengembangan kepribadian, bakat dan minta peserta didik
pendidikan agama yang dilaksanakan di luar jam intrakurikuler dalam
bentuk tatap muka atau non- tatap muka.
a. Pengertian Bakat
13
mengembangkan bakatnya untuk mencapai sebuah prestasi yang unggul,
selain itu faktor keluarga ataupun orang tua yang mempengaruhi seorang
anak untuk mengembangkan bakatnya meliputi: minat, motif
berperestasi, keberanian mengambil resiko, keuletan dala menghadapi
tantangan dan kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang
timbul.
2) Faktor Eksternal, faktor ini merupakan yang berasal dari lingkungan
siswa seperti halnya lingkungan sekolah karena melalui sekolah, siswa
dapat meningkat pnguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
pengembangan sikap, pengembangan bakat, dan nilai-nilai dalam rangka
pembentuk dirinya serta keberadaan lingkungan sekolah sangat
berpengaruh terhadap perkembangan bakat siswa da di lingkunagn
sekolah sudah tersedianya sarana prasarana dan guru sebagai fasilitator
yang mendukung.
b. Pengertian Minat
Menurut Syah (2008: 132), faktor yang mempengaruhi minat adalah sebagai
berikut:
14
tertarik atau senang pada kegiatan, rasa perhatian, dan adanya aktivitas
dari rasa senang tersebut.
2) Faktor dari luar (eksternal)
Faktor ini dibagi menjadi aspek lingkungan sosial dan non sosial. Aspek
lingkunagn sosial terdiri dari kelompok, teman,, dan masyaraka. Aspek
non sosial terdiri dari rumah, peralatan, dan alam sekitar.
3) Faktor pendekatan belajar
Faktor ini merupakan jenis upaya siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk mempelajari materi. faktor ini disebut juga
disebt sebagai faktor emosional siswa merupakan ukuran insensitas
seseorang dalam menaruh perhatiannya terhadap objek tertentu.
15
Dengan demikian fungsi minat tidak berbeda dengan fungsi motivasi yakni,
(a) sebagai pendorong /sebagai penggerak, (b) sebagai penggerak perbuatan
yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi
guna mencapai tujuan, (c) dapat melahirkan perhatian yang merat, (e) dapat
memudahkan konsentrasi (Djamarah, 2002: 114).
C. Kerangka Berpikir
Dalam setiap diri individu mempunyai potensi yang berbeda-beda dan
unik yang perlu dikembangkan. Potensi siswa sebagai daya yang tersedia,
sedangkan pendidikan sebagai alat untuk mengembangkan daya atau potensi
tersebut.
Sekolah MIN 1 Kota merupakan salah sat madrasah yang mampu
mengembangkan potensi sekolah dan potensi siswa dengan banyaknya
kegiatan diluar kegiatan pembelajaran (ekstrakurikuler). Dari hal tersebt
peneliti, lebih menitik beratkan pada manajemen kegiatan ekstrakurikuler
untuk mengembangkan minat dan bakat yang terdiri dari bagaimana bentuk
perencana, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh madrasah Min 1
Kota Malang. Kerang berpikir pada penelitian ini terpola pada suatu alur
pemikiran yang terkonsep seperti tampak pada gambar tabel berikut ini:
Perencanaan
program
ekstrakurikuler
Evaluasi program
ekstrakurikuler
16
Dengan demikian, diagram diatas dapat dijelaskan bahwa manajemen
progam ekstrakurikuler untuk mengembangkan minat dan bakat meliputi
perencanaan progam ekstrakurikuler, pelaksanaan progam ekstrakurikuler, dan
evaluasi progam ekstrakurikuler. Ketiga aspek tersebut dilakukan secara
profesioanal sehingga mencapai hasil yang efektif dan efisien.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi Peneliti adalah tempat dimana peneliti mendapatkan informasi
mengenai suatu hal yang ingin diteliti. Adapun lokasi dalam meneliti ini
bertempatan di MIN 1 Kota Malang yang beralamat di Jalan Bandung No. 7c,
Penaggungan, Kec. Klojen, Kota Malang.
Lokasi ini dipilih karena lembaga ini merupakan salah satu Madrasah
Ibtida’iyah Negeri yang berkembang pesat dan memiliki peminat yang banyak
pada setiap tahun ajaran baru di Kota Malang.
Serta MIN 1 Kota Malang juga memiliki tata cara memogram mengenai
layanan bakat dan minat siswa dengan cara yang strategis sehingga dapat
membina sekaligus membimbing seluruh siswa dalam memperdalam bakat
dan minatnya masing-masing.
a) Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan seiring dengan bantuan
alat yang sangat canggih (Sugiyono, 2006:310).
Observasi adalah pengamatan melalui pemusatan terhadapsuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra, yaitu penglihatan, perabapenciuman,
pendengaran, pengecapan (Arikunto, 2006:231).
Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh
pandangan yang holistik atau menyeluruh (Sugiyono, 2006:313).
18
Teknik observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dengan cara
mendatangi langsung lokasi penelitian yaitu MIN 1 Kota Malang..
b) Wawancara
c) Dokumentasi
19
ektrakurikuler. Data yang dihasilkan peneliti tersebut diharapkan mampu
menjawab pertanyaan tentang manajemen program ekstrakurikuler untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa di MIN 1 Kota Malang.
Sedangkan teknik analisi data, peneliti menggunakan Menurut Moleong,
(2007:248) Analisis data kualitatif adlah upaya yang dilakukan dangan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepaa orang lain.
Pada tahap analisis data kami sebagai peneliti menggunakan tahapan
analisis data di lapangan Model Miles dan Huberman. Mereka mengemukakan
bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan
conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2006: 246).
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak. Untuk itu
perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti meragkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. (Sugiyono, 2006: 247)
20
menyajikan data dalam bentuk penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat
naratif (Moleong,2007:249)
Setelah peneliti mampu mereduksi data ke dalam huruf besar, huruf
kecil dan angka, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam
mendisplaykan data, huruf besar, huruf kecil dan angka disusun ke dalam
urutan sehingga strukturnya dapat dipahami.
c. Conclusion Drawing/ Verification (Verifikasi Data)
Moleong (2007:252) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif
menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yng dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Perencanaan
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam manajemen ekstrakurikuler
adalah perencanaan. Dengan perencanaan program ekstrakurikuler, banyak
hal-hal yang akan dihadapi ke depannya. Maka dari itu, terkait masalah-
masalah yang muncul dari pelaksanaan progra ekstrakurikuler tersebut dapat
diatasai dengan adanya perencanaan terlebih dahulu.
Setiap perencanaan suatu program ada banyak yang terlibat atau ikut andil
dalam merencanakan program ekstrakurikur, sebagaiaman yang diungkapkan
oleh koordinator ekstrakurikuler Bapak Abdul Fatah
Mengenai perencanaan ekstrakurikuler yang terlibat adalah kepala
sekolah, korbid kesiswaan, dan komite sekolah/ madrasah.
Adapun struktur organisasi program ekstrakurikuler di MIN 1 Kota Malang
sebagai berikut:
Kepala Madrasah
Korbid Kesiswaan
Koornit
Ekstrakurikuler
Staf Administrasi Pembantu Umum
Pembina
Ekstrakurikuler
22
Selanjutnya langkah pertama yang harus dilakukan dalam perencanaan
ekstrakurikuler yakni menentukan jenis ekstrakrikuler yang akan dijalankan
sebagai program ekstrakurikuler di madrasah. Sesuai dengan yang
diungkapakan oleh koordinator ekstrakurikuler Bapak Abdul Fatah.
23
berkompeten dalam membina ekstra hanya saja terhalang oleh waktu dengan
jadwal yang padat sehingga tidak bisa membina ekstrakurikuler. Sesuai
dengan penuturun oleh koordinator ekstrakurikuler Bapak Abdul Fatah.
Dalam hal pembina Ekstra di MIN 1 Kota Malang didapat dari luar
madrasah yang berkompeten dalam bidang Ekstra. Namun tetap terdapat
prosedur yang harus dilaksanakan sebelum mengambil pembina dari luar
madrasah, yaitu penjaringan terlebih dahulu untuk internal sekolah , jika
memang tidak ada maka kemunginan besar akan membuka pendaftaran dan
tentu pembina yang ada di luar sekolah akan mulai mendaftar dan mana yang
dirasa sangat baik, maka akan dijadikan sebagai pembina ekstrakulikuler.
Namun dalam hal ini tidak semua mutlak sifatnya mencari pembina dari luar
sekolah, sebagian ada guru yang berkompeten dalam bidangnya namun
terhalang dengan waktu yang padat dan tidak mempunyai hari untuk membina
di MIN 1 Kota Malang. Dalam penjaringan pembina itu sendiri belum
menerapkan standarisasi untuk pembina, namun tetap dalam lingkup bidang
yang ditekuni dan berkompeten dan sekolah mempunyai ketentuan untuk
pembina.
Sesuai penuturan bapak Abdul Fatah bahwa madrasah merekrut sebagian
besar pembina ekstrakurikuler dari luar. Dalam perekrutan pembina
ekstrakurikuler berkompeten pada bidangnya yang sudah ditentukan kriteria
pembina yang dibutuhkan pada masing-masing bidang ekstrakurikuler.
b. Pelaksanaan
24
Pelaksanaan Ekstrakulikuler di MIN 1 Kota malang mempunyai 2
jenis jenjang, yang pertama kelas bawah dan kelas atas, kelas atas terdiri dari
kelas 4 dan kelas 5, sedangkan untuk kelas bawah terdiri dari kelas 1, 2 dan
Kelas 3 dengan penetapan hari menggunakan hari Sabtu untuk dimulainya
Ekstrakulikuler. Untuk kelas atas ditempatkan pada hari Jumat. Kelas 6 disini
tidak mengikuti Ekstrakulikuler pilihan.
Pada jenjang kelas bawah dan kelas atas jenis ekstralurikuler juga
dibedakan. Pembedaan jenis ekstrakurikuler berdasarkan karakteristik siswa
pada tingkat kelas bawah dan pada kelas tingkat atas, dan berdasarkan usia
anak. Berdasarkan dua hal tersebut maka ditentukan bahwa ekstrakurikuler
pada tingkat bawah terdiri dari ekstrkurikuler mewarna, Qira’ah, tahfidz Al-
Qur’an, puisi, renang dll. Sedangkan ekstrakurikuler pada tingkat atas terdiri
dari ekstrakurikuler Bahasa Inggris, Qira’ah, catur, jurnalistik, tiwisada, dll.
Sesuai dengan penuturan oleh koordinator ekstrakurikuler Bapak Abdul Fatah.
Pelaksanaannya disini ditentukan ada dua ada kelas bawah ada kelas.
Kelas 1,2,3 it hari sabtu. Kelas 4 dan 5 hari jumat. Untuk kelas 6 hanya pada
pramuka itu saja pada saat Persami kemarin, karena kelas 6 sudah banyak
waktu ujian. Untuk jenis ekstrakurikuler juga sama dibagi menjadi dua. Ada
beberapa kelas atas itu tidak ada tapi dikelas bawah ada. Contoh renang itu
ada dikelas bawah. Kemudian bulu tangkis, itu kalau kelas bawah itu masih
kecil anaknya, maka baru ada dikelas 4 dikelas 5. Tiwisada juga yang
kemarin. PMR juga untuk kelas 1,2,3 belum ada disesuaikan dengan
karakteristk dan usia anak.
25
Madrasah kerjasama antara sekolah dan pihak luar dalam hal peningkatan
kualitas mutu bidang ekstrakulikuler, tidak lain dan tidak bukan untuk
mencetak generasi berkarakter yang berprestasi. kerjasama ini dilakukan
sebagai upaya sekolah dalam meningatkan kualitas ekstrakurikuler dan siswa
yang mengikutinya, sekolah juga melihat lembaga mana yang akan
berkerjasama dalam hal ini, tentunya tidak lepas dari sesuai dengan bidang.
26
perjalanan ekstra itu dimulai, siswa yang bersangkutan berpindah ke ekstra
yang lainnya, dari situ petugas pelaksana ekstra maka akan menuliskan
kembali dan tentu itu dengan contoh hanya satu siswa yang beralih ekstra, jika
yang beralih ekstra satu sekolah di MIN , maka perlu kerja yang lebih keras
untuk menyelesaikan itu. Yang kedua kendalanya dari pihak luar kehadiran,
ya namanya manusia tiba-tiba tidak hadir.
c. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan pembina dan kepala sekolah. Sesuai dengan
yang diungkapakan oleh koordinator ekstrakurikuler Bapak Abdul Fatah.
Evaluasi ini dilakukan demi berlangsungnya program ekstra yang lebih baik
lagi, maka bentuk evaluasi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satu
contoh ialah memberikan himbauan kepada para pembina yang dinilai kurang
baik dalam keefektifan waktu kehadiran. Adanya hal ini sekolah mempunyai
alasan, yang petama agar sisw tidak terlantar di halaman, memanfaatkan
waktu kosong siswa untuk diisi dengan kegiatan, jika tidak diberi himbauan
dan teguran maka dikhawatirkan akan ditiru oleh pembina lain. Evaluasi juga
dapat muncul dari kepala sekolah yang dimana bentuk evaluasi ini
menimbulkan rreativitas baru, Inovasi baru terhadap lingkungan sekolah,
dengan contoh, merencanakan dan melaksanakan bazar ekstra yang diikuti
oleh seluruh ekstra, dimana dalam agenda ini akan diisi oleh ciri khas masing
masing ekstra yang ada di MIN 1 Kota Malang.
Sedangkan bentuk pada penilaian untuk siswa dilakukan pada setiap satu
semester yang nantinya nilai ekstrakurikuler tercantum diraport siswa.
Dalam hal harapan, sangat kami inginkan dan harapkan yang pertama tentu
harapan kami ingin MIN 1 Kota Malang adalah setiap event dapat mencetak
prestasi, ini adalah hasil implementasi ilmu siswa selama ada di
Ekstrakulikuler. Yang kedua dengan adanya kegiatan Ekstra dan mengikuti
27
event, siswa mampu memahami makna dari sikap sportifitas. Yang ketiga
tumbuhnya jiwa berkarakter yang lebih baik lagi serta sangat peduli dengan
Ilmu Pengetahuan dan sesuai dengan Visi Misi MIN 1 Kota Malang.
28
ekstrakurikuler wajib untuk kelas 3-5), ekstrakurikuler pilihan yaitu
Basket, Tenis Meja, Tari, Renang, Vocal, Musik, Bahasa Inggris,
Kaligrafi, Puisi, Mewarna, Bulu Tangkis, Catur, Futsal, Komik, Komputer,
Qira’ah, Tahfidz Qur’an, MSC IPA, MSC MTK, Jurnalistik, Robotik dan
Tiwisada.
Mengingat bahwa perencanaan ini sangat diperlukan karena
dengan adanya perencanaan maka segala sesuatu yang telah dirumuskan
maka akan berjalan sesuai dengan rencana pada awalnya. Maka dari pada
itu tahap selanjutnya yang dilakukan oleh koordinator pelaksana yaitu
menentukan atau mengadakan pengrekrutan pembina untuk masing-
masing bidang ekstrakurikuler dengan mengajukan beberapa kriteria yang
harus dipenuhi sebagai syarat pembina ekstrakurikuler di MIN 1 Kota
Malang. sebagian dari pembina ekstrakulikuler diambil dari tenaga
pendidik dari MIN 1 Kota Malang yang menguasai pada bagian
esktrakurikuler yang diampunya, sedangkan sebagain tenaga pendidik
karena terlalu banyak kegiatan lainnya maka diperlukan pembina dari luar
yang berkompeten dalam bidang eskstrakurikuler. Dan pembina yang
direkrut dari luar MIN 1 Kota Malang harus memenuhi kriteria yang telah
diputuskan dalam memilih yang nantinya akan menjadi pembina
ekstrakurikuler.
Dalam fase perencaan ini, sudah terakumulasi seluruh kejadian atau
seluruh tahapan yang terjadi, terurut, sistematis, dan lengkap sampai pada
pencapaian tujuan terlaksananya program ekstrakurikuler untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa di MIN 1 Kota Malang.
b. Pelaksanaan Program ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat dan
minat siswa di MIN 1 Kota Malang.
Pelaksanaan ini merupakan kegiatan selanjutnya yang akan
dilakukan setelah proses perencanaan, jadi kegiatan yang telah
direncanakan harus dilaksanakan sebagai pembuktian dalam hal dengan
adanya kegiatan ekstrakurikuler dapat mengembangkan bakat dan minat
yang dimiliki masing-masing oleh seluruh siswa MIN 1 Kota Malang.
29
Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebagai fasilitas pengembangan
bakat dan kebutuhan anak yang berbeda-beda. Baik moral, sikap, bakat
maupun kreatifitas. Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler perlu disusun
dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/ kalender pendidikan satuan
pendidikan. Namun, pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah tidak lantas
melupakan tujuan utama pembelajaran. Baik kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan ekstrakurikuler mempuanyai tujuan utama meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa ( Jalil, 2018:130).
Menurut Jalil (2018:131) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip yang telah ditetapkan dalam
Permendikbud Nomor 81 A, yaitu :
1. Bersifat individual, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan sesuai dengan potensi bakat, minat peserta didik
masing-masing.
2. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan
pilihan masing-masing.
4. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
5. Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat
peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat.
6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan
masyarakat.
Pelaksanaan program ekstrakurikuler ini dilakukan pada hari
jum’at dan sabtu (untuk program ekstrakulikuler pilihan) sedangkan untuk
program ekstrakurikuler wajibnya yaitu Pramuka. Untuk kelas 3 pramuka
dilaksanakan pada hari senin, untuk kelas 4 dilaksanakan pada hari rabu
dan kelas 5 dilaksanakan pada hari selasa. Sedangkan kegiatan
30
ekstrakurikuler pilihan dilaksanakan berdasarkan 2 tingkatan yaitu tingkat
kelas bawah dimulai dari kelas 1-3 dilaksanakan pada hari sabtu yaitu
dimulai dari jam 10.15 sampai dengan pukul 12.00.
Untuk tingkatan yang kedua yaitu tingkatan kelas atas dikarenakan
kelas 6 sudah tidak diikutkan kedalam program ekstrakurikuler maka
tingkatan kelas atas ini hanya diperuntukkan untuk kelas 4 – 5 yang
dilaksanakan pada hari jum’at mulai pada pukul 13.00 – 14.45. sedangkan
untuk kelas 6 pada setiap tahunnya diadakan kegiatan PERSAMI yang
dilaksanakan 1 kali di setiap tahunnya.
Dalam pembagian program ekstrakurikuler pilihan pun ditentukan
melalui karakteristik usia masing-masing jenjang kelas bawah dan kelas
atas dan ditentukan melalui karakteritistik dari bidang ekstrakulikuler
masing-masing. Berdasarkan dua hal tersebut maka ditentukan bahwa
ekstrakurikuler pada tingkat bawah terdiri dari ekstrkurikuler mewarna,
Qira’ah, tahfidz Al-Qur’an, puisi, renang dll. Sedangkan ekstrakurikuler
pada tingkat atas terdiri dari ekstrakurikuler Bahasa Inggris, Qira’ah, catur,
jurnalistik, tiwisada, dll.
Pada tahap pelaksanaan ini pihak MIN 1 Kota Malang melakukan
hubungan kerja sama dengan lembaga dari luar sebagai contoh bekerja
sama dengan lembaga bahasa inggris dan lembaga komik. Madrasah
kerjasama antara sekolah dan pihak luar dalam hal peningkatan kualitas
mutu bidang ekstrakulikuler, tidak lain dan tidak bukan untuk mencetak
generasi berkarakter yang berprestasi. kerjasama ini dilakukan sebagai
upaya sekolah dalam meningatkan kualitas ekstrakurikuler dan siswa yang
mengikutinya, sekolah juga melihat lembaga mana yang akan
berkerjasama dalam hal ini, tentunya tidak lepas dari sesuai dengan
bidang.
Dalam tahap pelaksanaan program ekstrakurikuler ini yang terlibat
faktor dari dalam yaitu pembina dan siswa sedangkan faktor dari luarnya
yaitu dukungan dari orang tua kepada anaknya dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.
31
Kendala yang dihadapi dalam program ekstrakurikuler ini adalah
terkendala pada siswa yang berpindah pilahan program ekstra, dengan
adanya hambatan demikian akan dapat mengakibatkan berubahnya
susunan struktur pada data program ekstrakurikuler. Dan kendala yang
kedua yaitu ketidak hadiran pembina dalam waktu yang tidak terduga
sehingga memerlukan pembina/guru pengganti supaya kegiatan
ekstrakurikuler tetap terlaksana dan berjalan dengan baik.
Menurut hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti,
program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MIN 1 Kota Malang telah
terlaksana sesuai dengan prinsip diatas bahwa program ekstrakurikuler
telah terjadi kelibatan peserta didik yang mengikuti sesuai dengan bakat
dan minat yang telah dipilih oleh masing-masing siswa. Program
ekstrakurikuler berjalan dengan menyenangkan sebagaimana peneliti
melihat banyaknya siswa yang antusias dalam mengikuti jam
ekstrakurikuler. Dan program ekstrakurikuler banyak memiliki manfaat
bagi seluruh siswa diantaranya mereka mampu mengembangkan,
memperdalam minat, bakat dan kreatifitas yang mereka miliki.
c. Evaluasi Program Ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat dan minat
siswa di MIN 1 Kota Malang.
Menurut Rukajat (2018:1) Suchman memandang evaluasi sebagai
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan
yang direncakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan
Worthen dan Sanders mengemukakan bahwa evaluasi adalah kegiatan
mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu, dalam pencarian tersebut,
juga termasuk mencari informasi yang bersifat dalam menilai keberadaan
suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif yang diajukan untuk
mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Evaluasi merupakan suatu proses penentuan keputusan tentang
kualitas suatu objek atau aktivitas dengan melibatkan pertimbangan nilai
berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, dianalisis dan
ditafsirkan secara sistematis.
32
Kegiatan evaluasi program ekstrakurikuler ini dilakukan oleh
pembina masing-masing bidang ekstra dan kepala madrasah.
Diperlukannya kegiatan evaluasi program ekstrakurikuler ini guna
menjadikan lebih baik baik lagi dan berharap dengan baiknya pelayanan
yang diberikan dapat membuat MIN 1 Kota Malang dapat memperoleh
gelar/ berbagai prestasi-prestasi lainnya. Dan juga digunakan untuk
mengukur seberapa antusias siswa dalam terlibat didalam kegiatan
ekstrakurikuler yang dipilih mengukur kinerja siswa, melihat seberapa
mereka memahami pemahaman yang telah diberikan oleh pembina
masing-masing bidang ekstrakurikuler.
Kegiatan evaluasi untuk siswa dilakukan pada setiap satu semester
nanti nilai tersebut akan diberitahukan kepada wali murid menginggat nilai
tersebut dimasukkan kedalam nilai raport.
Sedangkan penilaian yang dilakukan oleh kepala madrasah ini yang
dimana bentuk evaluasi ini menimbulkan kreativitas baru, Inovasi baru
terhadap lingkungan sekolah, dengan contoh, merencanakan dan
melaksanakan bazar ekstra yang diikuti oleh seluruh ekstra, dimana dalam
agenda ini akan diisi oleh ciri khas masing masing ekstra yang ada di MIN
1 Kota Malang.
Kegiatan program esktrakurikuler ini diadakan guna dapat mencetak
pretasi baik itu pada kegiatan ekstrakurikuler bidang studi maupun
kegiatan ekstrakurikuler non bidang studi, selanjutnya dari kegiatan event
yang diadakan siswa mampu memahami makna sportifitas dan tumbuhnya
jiwa berkarakter yang lebih baik lagi serta sangat peduli dengan Ilmu
Pengetahuan dan sesuai dengan Visi Misi MIN 1 Kota Malang.
Hasil dari program ekstrakurikuler dalam mengembangkan bakat dan
minat siswa MIN 1 Kota Malang memperoleh hasil berupa prestasi lomba.
dari hal tersebut dapat diperoleh bahwasanya siswa MIN 1 Kota Malang
memiliki banyak prestasi utama dibidang akademik yang bersifat
Olimpiade baik itu tingkat Kabupaten, Provinsi hingga Nasional dan
lomba-lomba yang bersifat kompetisi Bidang Studi. Dan juga banyak
memiliki prestasi dibidang non akademik.
33
Secara keseluruhan, peneliti menemukan bahwa manajemen program
ekstrakurikuler dalam mengembangkan bakat dan minat siswa yang
dilakukan di MIN 1 Kota Malang ini untuk mencapai tujuan melakukan
proses perencanaan yang setelah itu terdapat tindak lanjut berupa kegiatan
pelaksanaan. Terdapat beberapa temuan menarik yang ditemukan oleh
peneliti selama melakukan penelitian di MIN 1 Kota Malang, diantaraya
untuk menghasilkan siswa yang berprestasi semua koordinator pelaksana
program ekstrakurikuler saling bekerja sama dengan baik dan saling
berkoordinasi untuk kemajuan siswa.
34
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian program ekstrakurikuler dalam mengembangkan
bakat dan minat siswa MIN 1 Kota Malang, maka peneliti memperoleh
kesimpulan dan saran penelitian berdasarkan temuan penelitian.
Program ektrakurikuler dalam mengembangkan bakat dan minat siswa
diampu oleh beberapa bagian struktural Madrasah yaitu : Kepala madrasah,
wakil kepala bidang kesiswaan, koordinator ekstrakurikuler dan pembina
masing-masing bidang ekstrakurikuler. Dalam melayani bakat dan minat
siswa pihak MIN 1 Kota Malang memberikan kegiatan diluar jam
pembelajaran guna memperdalam bakat dna minat yang dimiliki oleh seluruh
siswa. Tahapan manajemen program ekstrakurikuler yang dianalisis oleh
peneliti pada penelitian ini mencakuo perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
manajemen program ekstrakurikuler dalam mengembangkan bakat dan minat
siswa MIN 1 Kota Malang :
a. Perencanaan, dalam tahap perencanaan kepala madrasah, wakil kepala
madrasah bidang kesiswaan dan koordinator ekstrakurikuler terlebih
dahulu menentekukan jenis-jenis ekstrakurikuler apa saja yang akan
dijalankan sebagai porgram madrasah. Selanjutnya melakukan
pengrekrutan pembina yang harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
oleh madrasah.
b. Pelaksanaan, dalam tahap pelaksanaan pihak pelaksana/ koordinator
ekstrakurikuler program ekstrakurikuler mengidentifikasi karakteristik
jenis-jenis ekstrakurikuler yang boleh diikuti oleh tingkatan kelas bawah
dan tingkatan kelas atas. Dan pada tahap pelaksanaan menentukan jadwal
kegiatan ekstrakurikuler sekaligus menentukan pembina yang akan
menjalankan program ekstrakurikuler tersebut.
c. Evaluasi, dalam program ektrakurikuler dalam mengembangkan bakat dan
minat siswa MIN 1 Kota Malang, evaluasi perlu dilakukan guna
mengetahui seberapa besar peran atau keterlibatan siswa, menentukan
seberapa besar kinerja siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
35
yang nantinya kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh pembina ektsra akan
dicantumkan pada raport setiap 1 semester. Elemen kegiatan
ekstrakurikuler dilihat berupa prestasi yang dihasilkan siswa dalam
masing-masing bidang.
B. Saran
Dari serangkaian analisa dan dan kesimpulan peneliti, peneliti akan
mengajukan beberapa saran yang sekiranya bisa menjadi bahan pertimbangan,
diantaranya:
1. Perencanaan program ekstrakurikuler hendaknya selalu
dikomunikasikan antara kepala sekolah, koordinator, dan pembina
ekstrakurikuler.
2. Dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler untuk meningkatkan
komitmen pengelola dan kedisiplinan seluruh komponen yang terlibat
di dalam pembinaan ekstrakurikuler, sehingga proses kegiatan berjalan
efektif sebagaimana yang diharapkan dan dapat mengatasi berbagai
kendala yang muncul.
3. Dalam evaluasi prpgram ekstrakurikuler, keterlibatan orang tua juga
harus di evaluasi dalam hal peningkatan kedisiplinan maupun
pemberian fasilitas pribadi.
36
DAFTAR RUJUKAN
Shaleh, Rahman Abdul, dkk. 2004. Psikologi suatu Pengantar dalam Perspektif
Islam. Jakarta: Prenada Media
37
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lokasi Penelitian (MIN 1 Kota Malang)
38
Lampiran 3 : Kegiatan ekstrakurikuler wajib (Pramuka)
39
Lampiran 6 : Contoh program ekstrakurikuler basket
40
Lampiran 9 : Contoh program ektrakurikuler kaligrafi
41
Lampiran 10 : SK/Penetapan Pembimbing Ekstrakurikuler
42
Tentang : Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan MIN 1 Kota Malang
tahun Pelajaran 2019-2020
43
33. Anshory Guru Qiro’ah
34. Fathul Bari, S.HI Guru Qiro’ah
35. Siti Muawanatul H Guru Qiro’ah
36. Vidi Dwi Restiono, S.Pd Guru Renang
37. Anindya Nirala P Guru Renang
38. Aulia Putri Noviyani Guru Renang
39. Yuda Guru Renang
40. M. Rizal Guru Renang
41. Ahmad Zamroni Ihsan Guru Renang
42. Misik Guru Robotik
43. Nobri Wicaksono Guru Robotik
44. Hasanuddin, S.Pd, M.Pd.I Guru Tenis Meja
45. Lismawati Bidan Tiwisada
46. Nofita, A.Md. Kep Perawat Tiwisada
47. Abdurrohman Guru Tahfidz Qur’an
Ditetapkan di : Malang
Pada Tanggal : 19 Agustus 2019
Kepala,
44
Lampiran 11 : Intrumen wawancara peneliti
Topik : Manajemen Program Ekstrakurikuler untuk
Mengembangkan Bakat dan Minat Siswa di MIN Kota
Malang
Responden : Abdul Fattah, S. Ag, M. PdI (Koordinator Pelaksana
Ekstrakurikuler)
Hari/Tanggal : Rabu, 11 September 2019
Tempat : Ruang Komite
45
7. Bagaimana evaluasi program
Ekstrakulikuler di MIN 1 Kota
Malang ?
8. Bagaimana harapan untuk
ekstrakulikuler sehingga dapat
memunculkan inovasi baru
dalam meningatkan minat dan
bakat siswa di MIN 1 Kota
Malang ?
46
Lampiran 13 : Ruangan yang digunakan untuk ekstrakurikuler
47
CURRICULUM VITAE
48
CURRICULUM VITAE
Puspasari
49
CURRICULUM VITAE
50