You are on page 1of 4

Pembentukan Jati Diri Pasca Ramadhan

Masjid Al Firdaus, April 2023

ُ‫ الَِإ ٰلهَ ِإالَّاهللُ َو ْح َده‬،َ‫َأص ْيال‬ ِ ‫اهلل بكْرةً و‬ ِ ِ ِ ِٰ ِ ِٰ


َ َ ُ ‫ َو ُس ْب َحا َن‬،ً‫الح ْم ُد للّه َكث ْيرا‬ َ ‫ َو‬،‫لح ْم ُد اهللُ َأ ْكَب ُر َكبِ ْي ًرا‬ َ ْ‫) َو للّه ا‬٣×( ‫) اهللُ َأ ْكَب ُر‬٣×( ‫) اهللُ َأ ْكَب ُر‬٣×( ‫اهللُ َأ ْكَب ُر‬
‫ص ْي َن لَهُ الدِّيْ َن َول َْو َك ِر َه الكاَفِ ُر ْو َن‬ِ ِ‫اَألحزاب و ْح َدهُ اَل ِإ ٰلهَ ِإالَّاهلل والَ َن ْعب ُد ِإالَّ ِإياَهُ م ْخل‬
ُ ّ ُ َُ َ َ َ ْ ‫َأع َّز ُج ْن َدهُ َو َه َز َم‬
َ ‫ص َر َع ْب َدهُ َو‬َ َ‫ص َد َق َو ْع َدهُ َون‬ َ
َّ ِ ِ ِ َّ ‫ِإ‬ ٰ ‫ِإ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ٰ ِ
َ‫ْمتَّق ْي َن َوَأ ْش َه ُد َأن َسيِّ َدنا‬ ُ ‫الجنَّةَ لل‬
َّ ‫ك لَهُ الذ ْي َج َع َل‬ َ ْ‫ َأ ْش َه ُد َأ ْن الَ لهَ الَّاهللُ الَ َش ِري‬.‫الصالح ْي َن‬ َّ ‫الصياَ َم َأيّاَ َم اَأل ْعياَد ضيَافَةً لعباَده‬
ِّ ‫الح ْم ُد للّه الذ ْي َح َّر َم‬ َ
‫لى‬ ٍ ‫َأصحاَبِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ حس‬
‫ان ِإ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ٰ
ِ ِ‫ اللّه َّم ص ِّل وسلِّم وباَ ِر ْك َعلى سيِّ ِدنَا مح َّم ٍـد و َعلَى آل‬.‫اط المستَ ِقي ِم‬ ِ ‫الصر‬ ‫لى‬ ‫ِإ‬ ‫ي‬ ِ
‫َّاع‬
‫االد‬
َ َ ْ ْ َ ْ ََ ْ َ َ َُ َ َ َْ ََ َ ُ ْ ُْ َ ِّ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً َّ َ ُ ََ ْ ‫َو َم‬
‫ُه‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫و‬
‫ َو َّات ُق ْوا اهللَ َح َّق تُقاَتِ ِه َوالَتَ ُم ْوتُ َّن ِإاَّل َوَأْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬.‫المَّت ُق ْو َن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫آَأي َهاالمْؤ ِم ُنو َن و‬ ِ
ُ ‫المْؤ مناَت ُْأوص ْي ُك ْم َو َن ْفس ْي بَت ْق َوى اهلل َف َق ْد فَ َاز‬ ُ َ ْ ُ ُّ َ‫ َفي‬. ‫ ََّأما َب ْع ُد‬.‫َي ْوم الدِّيْ َن‬
‫َّاس اَل َي ْعلَ ُمون‬ِ ‫َك َّن َأ ْك َث َر الن‬ ِ ‫ك الدِّين الْ َقيِّم ول‬
َُ ُ َ ِ‫يل لِ َخل ِْق اللَّ ِه ذَل‬ ِ
َ ‫َّاس َعلَ ْي َها اَل َت ْبد‬
َ ‫ت الله التي فَطََر الن‬
َِّ ِ َّ َ ‫ك لِلدِّي ِن حنِي ًفا فِطْر‬
َ َ َ ‫ فََأقِ ْم َو ْج َه‬،‫قال اهلل تعالى‬.

Jamaah shalat ‘Ied yang dirahmati Allah,


Bergulirnya waktu merupakan tanda yang nyata bahwa jatah usia kita semakin berkurang.
Sementara itu, kita tidak tau kapan hembusan nafas ini berakhir. Cepat atau lambat, hidup akan
berganti menjadi mati. Disaat itu lah pintu taubat tertutup, dan tidak ada lagi kesempatan bagi diri
kita untuk beramal.
Mengawali hari yang suci ini, mari kita panjatkan rasa syukur dan terimakasih kita ke hadirat Allah
Swt, atas segala nikmat yang dianugerahkan oleh-Nya, sehingga kita mampu menyongsong hari raya
idul fitri tahun ini dalam keadaan sehat wal afiat serta dalam naungan iman dan ihsan.
Shalawat dan salamnya senantiasa tercurah limpahkan keharibaan baginda Nabi Besar Muhammad
Saw., sosok tauladan yang kita nantikan syafaatnya pada hari kiamat kelak “Allahumma Shalli Ala
Sayyidina Muhammad Wa Ala ‘Ali Sayyidina Muhammad”.
Allahu Akbar 3x walillahilhamd
Jamaah shalat ‘Ied yang dirahmati Allah,
pada pagi hari yang penuh dengan keberkahan ini, di hari yang suci ini marilah kita sama-sama
berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan jalan
ً‫اب َن َو ِاه ِيه ِس ًّرا َو َعاَل نِيَة‬ ِ ‫ال َأو ِام ِر‬
ِ ْ ‫اهلل َع َّز وج َّل و‬ ِ
ُ َ‫اجتن‬ َ ََ َ ُ َ‫ِإ ْمتث‬
Jika Ramadhan telah mengajarkan kita untuk mengenal Allah, maka Idul Fitri ibarat puncak tujuan
bahwa kita betul-betul diharapkan sudah kembali mengenal Allah. Setelah kita mengenal Allah, tugas
terbesar saat ini adalah bagaimana cara merawatnya, jangan sampai kita hanya mengenal Allah
hanya saat Ramadhan saja, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang ulama saleh terdahulu
yaitu Bisyr Al-Hafi,
َّ ‫الصالِ َح الَّ ِذي َيَت َعبَّ ُد َو يَ ْجتَ ِه ُد‬
‫السنَةَ ُكلَّ َها‬ َ ‫س ال َق ْو ُم الَ َي ْع ِر ُف ْو َن اهللَ َح ًّقا ِإالَّ فِي َش ْه ِر َر َم‬
َّ ‫ضا َن ِإ َّن‬ ِ
َ ‫بْئ‬
“Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah hanya di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang
saleh yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun” (Lathaif Al-
Ma’arif, h. 390).

Allahu Akbar 3x walillahilhamd


Jamaah shalat ‘Ied yang dirahmati Allah,
Puasa Ramadhan yang baru saja kita jalani tentu harus membentuk setiap diri kita umat Islam supaya
memiliki jati diri, karena dengan jati diri itulah kita akan bersikap istiqomah dalam menjalani ajaran
agama. yakni meningkatnya kualitas dari tahapan yang paling rendah menuju tahapan yang tinggi.

sebagaimana yang dicontohkan oleh kehidupan para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬dan Tabiin generasi awal. Yaitu
Perubahan yang sangat mendasar menuju jati diri mu’min yang sempurna. (berkaitan dengan hal itu,
ada satu kisah)

Pada suatu ketika Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬menerima tamu, seorang lelaki dari kalangan musyrikin
Arab jahiliyah. Nabi menerima tamu lelaki itu sebagaimana layaknya beliau menerima tamu yang
lain, dihormati dan dipersilahkan duduk di ruang yang telah disediakan. (walaupun dia adalah seorang
musyrikin jahiliyyah)
Kemudian Nabi ‫ ﷺ‬menyuguhkan kepada tamu itu segelas air susu murni. begitulah kebiasaan dan
kebanggaan orang-orang Arab pada waktu itu, mereka sangat berbahagia apabila bisa menyuguhkan
pada tamunya air susu murni yang mereka perah sendiri dari kambing atau unta.

Setelah disuguhi segelas air susu, tamu itu meminumnya sampai habis. Kemudian Nabi menyediakan
gelas yang kedua, itupun diminum sampai habis, lalu Nabi menyediakan gelas yang ketiga.. diminum
juga sampai habis. Hal itu terus berlangsung sampai tujuh gelas. Singkat cerita Pertemuan itu pun
kemudian berlalu.......
lelaki Arab jahiliyah kembali ke rumahnya dan Nabi pun melaksanakan aktivitas dakwahnya
sebagaimana biasa.

Kira-kira beberapa bulan setelah itu, pria Arab jahiliyah tadi masuk Islam, dan sebagai seorang mualaf
dia pun merasa ketinggalan banyak hal tentang Islam dengan para sahabat lain, karena itu dia terus
mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh dan mengamalkannya dengan baik. Dalam jangka waktu
tidak begitu lama lelaki itupun telah menjadi seorang Muslim yang baik. (fenomena di kita biasanya tuh
muallaf suka lebih giroh atau rajin)

Setelah menjadi Muslim yang baik, dia pun mengujungi rumah Nabi ‫ ﷺ‬lagi. Nabi menerima tamu
lelaki ini, langsung teringat dengan kunjungan yang pertama dulu, kemudian Nabi menyediakan
segelas air susu, sebagaimana dulu menyediakannya. Lalu lelaki mualaf itu meminum segelas air susu
yang disediakan oleh Nabi sebagaimana dulu ia meminumnya. Ketika Nabi ‫ ﷺ‬akan menyediakan
gelas yang kedua, tiba-tiba lelaki itu mengatakan, “Wahai Rasulullah cukup untukku, cukup untukku
dengan segelas susu itu.” Nabi ‫ ﷺ‬pun mengomentari sikapnya yang telah berubah drastis dari
kebiasaan jahiliyahnya dan telah menggantinya dengan jati diri seorang Muslim, beliau nabi ‫ﷺ‬
bersabda:
‫ب فِي َس ْب َع ِة َْأم َع ٍاء‬ ِ ٍِ ِ ِ ‫الْمْؤ ِمن ي ْشر‬
ُ ‫ب في م ًعى َواحد َوالْ َكاف ُر يَ ْش َر‬
ُ َ َُ ُ
Seorang mukmin cukup meminum dengan satu gelas, sedangkan orang kafir baru puas minum dengan
tujuh gelas. (HR. Muslim. No Hadis: 3843)

Allahu Akbar 3x walillahilhamd


Jamaah shalat ‘Ied yang dirahmati Allah,
Dari contoh kisah di atas kita bisa melihat secara langsung betapa besarnya perubahan sikap dan jati
diri dari seorang jahiliyah menjadi seorang mu’min yang sejati. Pola hidup yang tadinya dipenuhi
dengan kerakusan, serakah, tidak pernah merasa cukup digantinya dengan kesederhanaan.
Kesederhanaan dalam pola makan, dalam pola berpakaian dan dalam bertingkah laku. dari manusia
yang berkualitas rendah menjadi berkualitas tinggi menuju kesempurnaan iman dan taqwa sesuai
dengan ajaran Islam.

Puasa Ramadhan membentuk jati diri seseorang menjadi pribadi yang berpola hidup sederhana dan
dapat mengendalikan nafsunya, sehingga tidak terjerumus pada kehinaan dan kehancuran.
 Karena sebab di bulan Ramadhan terbiasa menahan lapar, sehingga muncul rasa Iba juga empati
kepada orang-orang yang selalu lapar bukan hanya di bulan ramadhan di luaran sana, sehingga
rajin sodaqoh, memberi kepada sesama. hilang sifat kikir atau rakusnya
maka di bulan bulan selanjutnya juga semoga bisa senantiasa terus seperti itu.
 Kalau di bulan Ramadhan terbiasa dan bisa menahan amarah dan mengendalikan hawa nafsu,
semoga demikian di bulan bulan selanjutnya.
 Kalau di bulan Ramadhan tidak pernah menggunjing, ghibah kepada orang lain, pun semoga
demikian di bulan bulan selanjutnya...
 Kalau di bulan Ramadhan kita selalu berusaha menjaga hati kita dari segala penyakit hati, iri
dengki hasud namimah sum’ah dll, pun semoga demikian di bulan bulan selanjutnya...
 Kalau di bulan Ramadhan kita menjaga amaliyah ubudiyah kita, dengan rajin tahajud dhuha
tadarus qur’an dll, demikian juga semoga bisa istiqomah pada bulan bulan selanjutnya...
meningkatnya kualitas jati diri, dari tahapan yang paling rendah menuju tahapan yang
tinggi. Itulah buah atau hasil dari madrasah Ramadhan.
‫‪Allahu Akbar 3x walillahilhamd‬‬
‫‪Jamaah shalat ‘Ied yang dirahmati Allah,‬‬
‫‪hari ini adalah hari kemenangan dan kejayaan bagi kita semua, karena kita telah berusaha‬‬
‫‪meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, ucapan yang paling tepat kita ikrarkan pada‬‬
‫ْم ْق ُب ْولِْي َن ‪hari ini adalah suatu do’a:‬‬ ‫ِئ‬ ‫ِئ ِ‬ ‫ِ‬
‫اج َعلْنَ ا م َن ال َْعآ ديْ َن َوالْ َف آ ِزيْ َن َوال َ‬
‫‪ “Wahai Allah jadikanlah kami‬الل ُّه َّم ْ‬
‫‪termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah yang memperoleh sukses dan kemenangan serta‬‬
‫”‪diterima amal ibadahnya‬‬

‫‪Dengan kembali kepada fitrah, kita akan mencapai kebahagiaan dan kesuksesan lahir batin yang‬‬
‫‪selalu kita harapkan., mari kita bertakbir mengagungkan asma Allah atas segala petunjuk-Nya dan‬‬
‫‪mari kita bersyukur atas segala rahmat dan karunia-Nya.‬‬

‫‪Hubungan kepada Allah terus kita perbaiki, pun demikian Hubungan kepada sesama kita manusia‬‬
‫‪juga harus kita perbaiki, mari saling memaafkan atas segala khilaf satu sama lain. Saling memaafkan‬‬
‫‪orang tua & anak, Guru & murid, suami & istri, saudara, sahabat tetangga dan semuanya yang‬‬
‫‪memiliki haq kepada kita, mari kita saling memaafkan. Sehingga menjadi seorang mu’min yang‬‬
‫‪memiliki jati diri yang sempurna.‬‬

‫‪Semoga kita semua senantiasa dapat mengikuti petunjuk Allah dan senantiasa memperoleh rahmat-‬‬
‫‪Nya. Amiin ya robbal ‘aalamiin....‬‬

‫الر ِحيم‬ ‫الر ِج ِيم‪ ،‬بِ ْس ِم اللَّ ِه َّ‬


‫الر ْح َم ِن َّ‬ ‫ان َّ‬ ‫َأعوذُ بِاللَّ ِه ِم َن َّ‬
‫الش ْيطَ ِ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬
‫ْمتَّق ْي َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫‪.‬و َسا ِر ُع ْوا ِإلَى َمغْف َرة م ْن َربِّ ُك ْم َو َجنَّة َع ْر ُ‬
‫َّت لل ُ‬
‫ض ُأعد ْ‬
‫اَأْلر ُ‬
‫ات َو ْ‬ ‫الس َم َو ُ‬
‫ض َها َّ‬ ‫َ‬

‫ض َوَت َولَّى َع ْنهُ َف ُه َو فِي َّ‬


‫الضالَ ِل‬ ‫ِ‬ ‫اعتِ ِه‪ ،‬فَ َم ْن َأطَ َ‬
‫اعهُ َف ُه َو َسع ْي ٌد َو َم ْن َأ ْع َر َ‬ ‫َأحثُّ ُك ْم َعلَى طَ َ‬ ‫اهلل ِفي ه َذا ال ِْعي ِد َّ ِ ِ‬ ‫ِعب َ ِ ِ‬
‫ص ْي ُكم و َن ْف ِسي بَِت ْقوى ِ‬
‫السع ْيد‪َ ،‬و ُ‬ ‫ْ‬ ‫اد اهلل ُْأو ْ َ ْ َ‬ ‫َ‬
‫الر ِح ْي ُم‬
‫اسَت ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر َّ‬
‫ات‪ ،‬فَ ْ‬‫ات والْمْؤ ِمنِْين والْمْؤ ِمنَ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِئ‬ ‫ِ ِ‬ ‫الْب ِعي ِد‪َ .‬أ ُقو ُل َقولِي ه َذا و ِ‬
‫َأسَت ْغف ُر اهللَ ال َْعظ ْي َم ل ْي َولَ ُك ْم َول َسآ ِر ال ُْم ْسلم ْي َن َوال ُْم ْسل َم َ ُ َ َ ُ‬
‫َ ْ‬ ‫ْ ْ ْ‬ ‫َْ‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫َأص ْيالً الَ اِلَهَ اِالَّ اهللُ َواهللُ اَ ْكَب ْر اهللُ اَ ْكَب ْر‬ ‫هلل َكثِْي ًرا َو ُس ْب َحا َن اهلل بُك َْرةً َو ْ‬ ‫اهلل اَ ْكبر (‪ )×٣‬اهلل اَ ْكبر (‪ )×٤‬اهلل اَ ْكبر كبيرا واْلحم ُد ِ‬
‫ُ َُ ً َ َ ْ‬ ‫ُ َُ‬ ‫ُ َُ‬
‫لح ْم ُد‬ ‫ِ‬
‫َوهلل اْ َ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا‬ ‫َأن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫ك لَهُ َوَأ ْش َه ُد َّ‬ ‫ب ال َْعال َِم ْي َن‪َ ،‬أ ْش َه ُد َأ ْن الَِإلَهَ ِإالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬ ‫اَلْحم ُد ِ‬
‫ِهلل َر ِّ‬ ‫َْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫اد اهلل اَّت ُق ْوا اهللَ َح َّق ُت َقاته َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأْنتُ ْم ُم ْسل ُم ْو َن‬ ‫َأج َمع ْي َن‪َ .‬فيَاعبَ َ‬ ‫َأص َحابِه ْ‬ ‫ُم َح َّمد َو َعلَى آله َو ْ‬
‫صلُّ ْوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما”‪ .‬اَللَّ ُه َّم‬ ‫ِ‬
‫لى النَّبِ ِّي‪ ,‬يَا َُّأي َها الَّذيْ َن ََأم ُن ْوا َ‬
‫صل ْو َن َع َ‬
‫ال اهللُ َت َعالى فِي كِتَابِ ِه اْ َلع ِظ ْي ِم “ِإ َّن اهللَ َو َمالَِئ َكتَهُ يُ َ ُّ‬
‫َ ْ‬ ‫قَ َ‬
‫لى َي ْوِم الدِّيْ ِن‪َ .‬و َعلَْينَا‬ ‫ِ ِِإ ٍ ِإ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِِ‬
‫َأج َمع ْي َن‪َ .‬والتَّابع ْي َن َوتَاب ِع التَّابع ْي َن َو َم ْن تَب َع ُه ْم ب ْح َسان َ‬
‫ًأصحابِ ِه ِ‬
‫لى اَله َو ْ َ ْ‬
‫ص ِّل وسلِّم َعلى سيِّ ِدنَا مح َّم ٍد و َع ِ ِ‬
‫َ ََ ْ َ َ َُ َ َ‬
‫الر ِ‬
‫اح ِم ْي َن‬ ‫ك يَا اَ ْر َح َم َّ‬ ‫َم َع ُه ْم بَِر ْح َمتِ َ‬
‫َّعو ِ‬ ‫ك س ِم ْيع قَ ِريْ ِ‬ ‫َأْلحي ِاء ِم ْن ُهم واْ ْ ِ‬ ‫ت‪ ,‬واْلمْؤ ِمنِْين واْ ِ ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِلْمسلِ ِم ْين واْ ِ ِ‬
‫ات يَا‬ ‫ب الد َ َ‬ ‫ب ُمج ْي ُ‬ ‫َألم َوات ِإنَّ َ َ ٌ ٌ‬ ‫َْ‬ ‫لمْؤ منَات‪ ,‬اَ ْ َ‬ ‫لم ْسلماَ َ ُ َ َ ُ‬ ‫ْ ُْ ََ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الد ْنيَا َح َسنَةً َوفي اْآلخ َرة َح َسنَةً َوقنَا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت َخ ْي ُر اْل َفاتح ْي َن‪َ .‬ر َّبنَا َأتنَا في ُّ‬ ‫لح ِّق َوَأنْ َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اضي اْلح ِ‬ ‫ِ‬
‫اجات‪َ .‬ر َّبنَا ا ْفتَ ْح َب ْيَننَا َو َب ْي َن َق ْومنَا باْ َ‬ ‫قَ َ َ َ‬
‫اب النَّا ِر‬
‫َع َذ َ‬
‫لم ْن َك ِر َواْ َلبغْ ِي يَِعظُ ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِإل ِ ِإ ِ ِ‬ ‫ِعبَ َ ِ ِإ َّ‬
‫هى َع ِن اْل َف ْح َشاء َواْ ُ‬ ‫بى َو َي ْن َ‬
‫اد اهلل ن اهللَ يَ ُْأم ُر بال َْع ْدل َواْ ْح َسان َو ْيتَاء ذي اْل ُق ْر َ‬
‫َذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَب ُر‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ب لَ ُك ْم َول ُ‬ ‫فَاذْ ُك ُر ْوا اهللَ يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْدعُ ْوهُ يَ ْستَج ْ‬

You might also like