You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326391171

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Minat Beli Makanan Ringan Tradisional


Pada Remaja Di Perkotaan Sumatera Barat

Article · July 2018


DOI: 10.24036/20171237

CITATIONS READS

7 3,985

2 authors, including:

Okki Trinanda
Universitas Negeri Padang
39 PUBLICATIONS   345 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Halal Tourism View project

All content following this page was uploaded by Okki Trinanda on 14 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Economac
Volume 1 Issue 2 Oktober 2017
e-ISSN: 2549-9807 p-ISSN: 1412-3290 DOI: 10.24036/20171237

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Minat Beli Makanan Ringan Tradisional Pada Remaja Di
Perkotaan Sumatera Barat

Susi Evanita1) & Okki Trinanda2)

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang


1)
susievanita@gmail.com, 2)okki.miaz@gmail.com

Abstract: This study aims to analyze the effect of West Sumatera’s traditional food product attributes towards
teenager’s buying interest in urban cities in West Sumatera. The population of this study are all teenagers in
urban cities in West Sumatra who have ever consumed West Sumatera’s traditional food. The sample size was set
by 450 respondents by using R.L Gay term, but after verification, eventually the number of samples that can be
collected was only 417 students. The data was analysed with linear regression analysis. Hypothesis testing was
performed at α = 0.05. The result indicate that The product attributes of West Sumatera’s traditional food has
significant influence towards teenagers buying interest in urban cities of West Sumatera.
Keywords: Product attributes, buying interest, West Sumatera’s tradtional food

PENDAHULUAN peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, pajak,


Kuliner merupakan salah bentuk wisata yang kekayaan intelektual, dan E-Commerce. Ketiga,
saat ini berkembang di Indonesia. Artinya, makna MEA akan menjadi kawasan perkembangan
berwisata telah berkembang dari sekedar ekonomi yang merata dengan memprioritaskan
berkunjung dan melihat-lihat keindahan suatu Usaha Kecil Menengah (UKM). Keempat, MEA
daerah, hingga mencicipi berbagai sajian khas yang akan menyatu dengan perekonomian global.
ada pada daerah tersebut. Apalagi setiap daerah di Berdasarkan keempat fokus MEA tersebut,
Indonesia memiliki berbagai ragam kuliner khas sektor pariwisata dari segi kuliner masuk dalam
yang tersedia pada masing-masing daerah. Sehingga kategori fokus ketiga. Untuk itu, pemberlakuan
saat ini ragam kuliner tersebut telah diperhitungkan Masyarakat Ekonomi Asean 2015 tersebut bisa
sebagai potensi yang dapat mendatangkan menjadi tantangan, peluang dan ancaman,
keuntungan. tergantung kesiapan seluruh perusahaan kuliner,
Besarnya potensi wisata kuliner (food sehingga mereka harus mampu memanfaatkan
tourism) tersebut, tergambar dari data yang kesempatan tersebut sebagai tantangan dan peluang
dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan dengan meningkatkan daya saing.
Ekonomi Kreatif pada tahun 2014, yang Daya saing kuliner lokal yang harus
menyatakan bahwa besar kontribusi wisata kuliner dibangun tersebut terutama dalam hal atribut produk
terhadap perekonomian berbagai negara rata-rata (merek, kemasan, pemberian label, layanan
sebesar 25%. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2013 pelengkap, jaminan dan harga). Merek merupakan
kontribusi kuliner terhadap Produk Domestik nama, istilah, lambang, desain, warna, atau
Regional Bruto (PDRB) adalah sebesar 209 triliun kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang
rupiah (Kemenparekraf, 2014). diharapkan dapat memberikan identitas dan
Menyadari besarnya kontribusi sektor diferensiasi produk terhadap produk pesaing.
pariwisata tersebut maka pada tahun 2015 Indonesia Konsumen akan dengan mudah mengenali suatu
dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara produk melalui merek produk tersebut. Keunggulan
membentuk sebuah kawasan yang dikenal sebagai produk yang disertai dengan merek tertentu akan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat menjadi jaminan kualitas bagi konsumen sehingga
Ekonomi Asean 2015 dibentuk oleh para pemimpin akan memudahkan penciptaan persepsi produk
negara Asean (yang beranggotakan 10 negara) sejak dibenak konsumen. Terciptanya citra produk yang
tahun 2003. baik akan mendorong terjadinya pembelian ulang
MEA merupakan bentuk pelaksanaan dari yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
tujuan akhir menyatukan ekonomi di kawasan Asia penjualan dan keuntungan usaha.
Tenggara. MEA memiliki empat fokus yang Sementara kemasan atau packaging
dijadikan sebuahkesempatan baik untuk Indonesia. merupakan merupakan salah satu ujung tombak
Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara penjualan suatu produk. Pada awalnya packaging
ini akan menjadi sebuah kesatuan pasar dan hanya berfungsi sebagai wadah atau bungkus yang
produksi. Kedua, MEA akan menjadi kawasan berfungsi untuk melindungi atau menutupi atau
ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan untuk memudahkan suatu produk dibawa, tetapi
memerlukan suatu kebijakan yang meliputi seiring perkembangan zaman, packaging dituntut

7
Economac e- ISSN: 2549-9807 8

untuk mampu menumbuhkan ketertarikan


konsumen untuk membeli. Dalam perancangan
packaging tidak hanya sekedar asal merancang saja, Unsur-Unsur Atribut Produk
tetapi dituntut adanya ide-ide yang mampu Unsur-unsur dalam suatu produk yang dimiliki
menuangkan keunggulan sebuah merk atau produk setiap perusahaan berbeda- beda, sehingga
sehingga tampilan desain mampu ”menjual” dan perusahaan harus dapat menyesuaikan hal tersebut
penting juga tampilan packaging haruslah menarik dengan keinginan dan kebutuhan konsumen agar
dan enak dipandang untuk menarik hati konsumen. produknya menjadi pilihan utama. Unsur-unsur
Sumatera Barat sendiri, sebagai daerah yang atribut produk diuraikan oleh beberapa ahli,
dikenal memiliki banyak sekali produk-produk diantaranya sebagai berikut:
kuliner dengan ciri khas daerah yang menonjol,
tidak terlepas dari kemungkinan tersebut. Meskipun Menurut Tjiptono (2008:104) atribut produk
memiliki ciri khas yang unik, namun penciptaan meliputi:
daya saing masih merupakan hal yang belum Merek (Brand)
dikuasai oleh masyarakat terutama para pelaku Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol /
Usaha Kecil dan Menengah (UKM). lambang, warna, gerak atau kombinasi atribut
Hal ini dapat diamati dari berbagai produk atribut produk lainnya yang diharapkan dapat
kuliner yang ditawarkan oleh para pelaku UKM di memberikan identitas dan diferensiasi terhadap
Sumatera Barat yang masih belum memiliki merek produk pesaing. Merek yang baik dapat
dan kemasan yang bernuansa global. Artinya, pada menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan
saat menentukan merek dan kemasan, para pelaku kualitas. Merek memegang peranan penting dalam
usaha di Sumatera Barat belum memiliki strategi pemasaran. Merek sendiri digunakan untuk
tertentu sehingga bisa menciptakan daya saing yang beberapa tujuan yaitu sebagai identitas, alat
lebih kuat. Kebiasaan yang ada dan dapat diamati di promosi, untuk membina citra, dan untuk
lapangan, penetapan merek dan kemasan mengendalikan pasar.
dilaksanakan sesuai dengan kebiasaan yang telah
ada di kalangan pelaku usaha sebelum-sebelumnya Suatu merek yang sudah dikenal bisa menyebabkan
saja. harga menjadi tinggi. Namun dalam rangka
menciptakan suatu produk atau jasa yang bermerek
TELAAH LITERATUR memerlukan proses dan investasi jangka panjang
Atribut Produk terutama dalam hal iklan (advertising), promosi
Atribut produk memiliki peranan penting dalam (promotion), dan pengemasan (packaging).
mempengaruhi keputusan seorang pembeli dalam
memilih produk sejenis. Hal itu dikarenakan Menurut The American Marketing Association,
terdapat unsur- unsur dalam atribut produk yang ”brand is a name, term, sign, symbol, or design, or
biasanya diinginkan dan dibutuhkan pembeli, combination of them, intended to identity the goods
seperti harga, merek, kemasan, dan atribut produk or services of one seller group of seller and
lainnya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus differentiate them from those of competitors. ”
memiliki kesadaran akan pentingnya atribut produk. (Phillip Kotler, 2004 , p.418)
Berikut pengertian atribut produk menurut Tjiptono
(2008:103): Kotler (2004, p.464) menjelaskan bahwa merek
“Atribut produk adalah unsur-unsur dapat memberikan beberapa manfaat bagi penjual
produk yang dipandang penting oleh yaitu :
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan 1. Merek memudahkan penjual memproses
keputusan pembelian.” pesanan dan menelusuri masalah
2. Nama merek dan tanda merek penjualan
Sedangkan menurut Lovelock dan Wright (2007:69) memberikan perlindungan hukum atau ciri-
yang dialih bahasakan oleh Agus Widyantoro, ciri produk yang unik
pengertian atrbiut produk sebagai berikut: 3. Merek memberikan kesempatan kepada
“Atribut produk adalah semua fitur (baik penjual untuk menarik pelanggan yang
yang berwujud maupun tidak berwujud) setia dan menguntungkan. Kesetiaan merek
suatu barang atau jasa yang dapat dinilai memberikan penjual perlindungan dari
pelanggan.” persaingan serta pengendalian yang lebih
besar dalam perencanaan program
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pemasarannya
bahwa atribut produk merupakan unsur unsur dalam 4. Merek membantu penjual melakukan
suatu produk yang dapat dinilai dan dapat dijadikan segmentasi pasar
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan 5. Merek yang kuat membantu membangun
oleh konsumen. citra perusahaan, memudahkan perusahaan
meluncurkan merek-merek baru yang

Pengaruh Atribut Produk tehadap Minat Beli Makanan…


9 Susi Evanita, Oki Trinanda

mudah diterima oleh para distributor dan Descriptive label yaitu label yang
pelanggan. memberikan informasi objektif mengenai
penggunaan konstruksi/pembuatan,
Kemasan (Package) perawatan/perhatian dan kinerja produk,
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang serta karakteristik karakteristik lainnya
berkaitan dengan perancangan dan pembuatan yang berhubungan dengan produk.
wadah (container) atau pembungkus (wrapper) 3. Grade Label
untuk suatu produk. Kemasan yang inovatif dapat Grade label yaitu label yang
memberikan perusahaan keunggulan terhadap mengidentifikasikan penilaian kualitas
pesaingnya. Terdapat beberapa fungsi utama produk dengan suatu huruf, angka atau
kemasan yaitu melindungi produk, memberikan kata.
kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen, dan
mempromosikan produk kepada konsumen.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan Iwan Wirya (1999), kemasan yang baik Populasi dan Sampel
adalah kemasan yang bisa melindungi isi produk Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja
tersebut terhadap cuaca dan proses alam lainnya. di perkotaan Sumatera Barat yang pernah
Kemasan juga diguanakan sebagai wadah agar mengkonsumsi cemilan tradisional Sumatera Barat.
barang mudah dibawa, tetpai harus juga bisa Untuk populasi yang jumlahnya tidak diketahui,
berkomunikasi agar bisa menerangkan dan maka pemilihan sampel dilakukan dengan cara
merefleksikan produk, citra, brand atau merek yang Random Sampling. Oleh karena itu dalam penelitian
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ini digunakan Convenience Sampling dimana
promosi dan pemasaran, tentunya dengan peneliti diberikan kebebasan untuk memilih siapa
pertimbangan mudah untuk dikenali, dilihat, saja yang diambil sebagai sampel.
dipahami, dan diingat. Untuk populasi yang tidak diketahui jumlahnya,
maka R.L Gay (Dalam Sumanto 1995) memberikan
Kriteria desain kemasan yang baik berdasarkan suatu ketentuan untuk penelitian korelasi jumlah
pengalaman dan studi pasar yang dilakukan oleh EP sampel minimal adalah sebanyak 30 orang. Merujuk
Danger, yaitu: kepada pendapat tersebut maka peneliti mengambil
1. Kemasan harus sesuai dengan isi produk sampel sebanyak 450 orang. Adapun kota yang
yang ada di dalamnya diambil menjadi daerah sampel penelitian adalah
2. Kemasan harus memiliki fungsi praktis Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Padang
seperti melindungi produk, mudah dibuka, Panjang dan Kota Pariaman.
mudah ditumpuk, mudah disimpan, dan Setelah dilakukan penyebaran verifikasi terhadap
ekonomis dalam situasi dimana produk itu kuesioner kembali, hanya 417 kuesioner yang di
biasa dijual tabulasi untuk selanjutnya dilakukan pengolahan
3. Kemasan harus bisa dipajang dan dengan data.
bentuk dan ukuran yang membuatnya
mudah dilihat di atas rak Teknik Analisis Data
4. Kemasan harus didesain baik secara grafs Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan
dan harus menjamin bahwa produk tersebut analisis data dengan langkah-langah berikut ini:
mampu menarik perhatian (eye catching) 1. Analisis Regresi Berganda
untuk diambil. Untuk mengukur pengaruh antar variabel bebas
5. Kemasan harus mudah dilihat dan memiliki dengan variabel terikat maka digunakan aplikasi
tampilan yang membedakannya dengan SPSS dengan menggunakan rumus regresi:
produk pesaing (memiliki ciri khas Y = a + bx + e
tersendiri) Keterangan:
Y = Minat Membeli
Pemberian Label (Labeling) X = Persepsi konsumen terhadap atribut
Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label produk cemilan tradisional
merupakan bagian dari suatu produk yang a = standar koefisien
menyampaikan informasi mengenai produk dan b =koefisien regresi variabel independen
penjual. Secara garis besar terdapat tiga macam e = faktor lain yang tidak diteliti
label, yaitu: 2. Uji model
1. Brand Label Untuk menguji apakah model yang diteliti
Brand label yaitu merek yang diberikan signifikan dan dapat digunakan untuk estimasi;
pada produk atau dicantumkan pada ⁄
kemasan.
2. Descriptive Label ⁄
Dimana:

Economac Journal Open Access: economac.ppj.unp.ac.id


Economac e- ISSN: 2549-9807 10

k = jumlah variabel independen


n = banyak sampel
R2 = koefisen determinasi/ regresi
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha 3.2 Pembahasan
diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan 1. Pengaruh Atribut Produk Cemilan
oleh semua variebel bebas terhadap variabel Tradisional terhadap Minat Beli
terikat. Cemilan tradisional Sumatera Barat merupakan
3. Uji Hipotesis cemilan khas dari Sumatera Barat yang sudah
Setelah data dianalisis maka langkah selanjutnya diwariskan secara turun temurun. Produk cemilan
adalah dengan pengujian hipotesis dengan tradisional ini sangat akrab dengan masyarakat
menggunakan uji Paired Sampel Test: Sumatera Barat, serta masing masing daerah
memiliki makanan khasnya masing-masing.

Dimana: Seiring dengan perkembangan zaman, atribut


To = koefisien nilai test produk cemilan tradisional Sumatera Barat juga
bi = koefisien regresi mengalami perubahan, terutama pada atribut
Sbi = Standar kesalahan koefisien regresi kemasan dan merek. Pada masa lalu, kemasan
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha produk cemilan tradisional menggunakan bahan-
diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan bahan tradisional seperti kulit pisang, daun, dan lain
dari masing-masing variabel bebas terhadap sebagainya. Namun saat ini produk tradisional
variabel terikat. Begitu pula sebaliknya. Sumatera Barat sudah menggunakan berbagai
macam bahan kemasan terutama plastik, dengan
berbagai ukuran dan berat.
HASIL DAN DISKUSI
1.1 Uji Hipotesis Selanjutnya, produk cemilan tradisional Sumatera
a. Uji Regresi Barat juga memiliki merek pada kemasan yang
Penelitian ini menganalisis pengaruh atribut produk digunakan untuk membedakan dengan produk
(X) terhadap minat beli (Y), pada produk cemilan pesaing. Beberapa produk cemilan tradisional
tradisional Sumatera Barat. Kemudian hasil analisis Sumatera Barat sudah memiliki merek yang terkenal
tersebut dibandingkan untuk mengetahui seperti Kripik Sanjai Christine Hakim, Kacang
perbandingan persepsi konsumen mengenai GDR, dan lain sebagainya. Namun banyak pula
berbagai atribut produk terhadap kedua jenis yang menggunakan merek yang generik seperti
cemilan tersebut. nama pemilik, nama anak, nama daerah dan
seterusnya.
Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi
linear pada produk cemilan tradisional Sumatera Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada
Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini: penelitian ini, ditemukan terdapat pengaruh yang
Tabel 5.12 Hasil Uji Regresi Produk Cemilan signifikan antara atribut produk terhadap minat beli.
Tradisional Sumatera Barat Artinya, semakin baik atribut produk cemilan
ANOVAb tradisional Sumatera Barat, maka semakin tinggi
pula minat beli remaja di perkotaan Sumatera Barat.
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
1 Regression 832.183 4 208.046 47.539 .000a dilakukan oleh Kristiani dan Wahyudin (2012)
Residual 1803.059 412 4.376 dimana dalam penelitian menguji pengaruh atribut
produk terhadap minat beli, dan penelitian yang
Total 2635.242 416 dilakukan oleh Fure (2013) yang melakukan
a. Predictors: (Constant), Harga, Rasa, Merek, penelitian dengan variabel yang sama. Penelitian ini
Kemasan memperkuat penelitian-penelitian tersebut dan
b. Dependent Variable: Minat_Beli model penelitian dalam penelitian ini dapat dipakai
untuk penelitian-penelitian lanjutan dengan
industri/perusahaan, objek atau lokasi penelitian
Berdasarkan analisis pada tabel 5.12 diatas, dapat
yang berbeda.
dilihat tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Ini berarti
hipotesis nol (H0) ditolak, artinya atribut produk
II. Kesimpulan dan Saran
berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli
2.1 Kesimpulan
produk cemilan tradisional Sumatera Barat bagi
Atribut produk cemilan tradisional Sumatera
remaja di perkotaan Sumatera Barat. Dengan
Barat berpengaruh signifikan terhadap minat
demikian hipotesis yang diajukan oleh tim penulis
beli pada remaja di perkotaan Sumatera
diterima.
Barat.

Pengaruh Atribut Produk tehadap Minat Beli Makanan…


11 Susi Evanita, Oki Trinanda

2.2 Saran
Saran yang diberikan kepada para pelaku UMKM
produk cemilan tradisional Sumatera Barat adalah:
1. Para pelaku UMKM produk cemilan
tradisional Sumatera Barat harus tetap
mempertahankan rasa yang khas, karena ini
merupakan keunggulan mereka
dibandingkan produk cemilan modern.
2. Para pelaku UMKM produk cemilan
tradisional Sumatera Barat sebaiknya
meningkatkan kemasan produk dengan: (1)
mencantumkan informasi cara membuang
kemasan, (2) mendesain dengan warna
yang menarik, (3) mencantumkan masa
berlaku (expiry date), (4) membuat
beberapa pilihan ukuran kemasan, dan (5)
menuliskan informasi pada kemasan
dengan jelas dan terbaca.

Daftar Pustaka

Durianto, Sugiarto & Tony Sitinjak. 2001. Strategi


Menaklukkan Pasar Melalui. Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek. PT. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran:
Analisis, Perencanaan, implementasi dan
Kontrol. Alih Bahasa, Hendra Teguh.
Erlangga: Jakarta
Kotler, Philip & Gary Armstrong. 2008. Prinsip-
Prinsip Pemasaran. Edisi. 12. Jilid 1. .
Erlangga: Jakarta
Lovelock, Christopher H. dan Wright, Lauren A.
2007. Manajemen Pemasaran Jasa. PT.
Indeks,: Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi
III. CV.Andi Offset: Yogyakarta.
Wirya, Irwan. 1999. Kemasan yang Menjual. PT.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Economac Journal Open Access: economac.ppj.unp.ac.id

View publication stats

You might also like