You are on page 1of 14

Prediksi Pola Persebaran Tumpahan Minyak… (Tirsa Aulia P.

et al)

PREDIKSI POLA PERSEBARAN TUMPAHAN MINYAK


MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT SENTINEL-1
DI PERAIRAN BINTAN, KEPULAUAN RIAU

(PREDICTION OF OIL SPILL TRAJECTORY USING SENTINEL-1


IMAGERY DATA IN BINTAN COASTAL WATER, RIAU ISLANDS)
Tirsa Aulia Puspitasari1,a, Mochamad Arif Zainul Fuad1,a, Ety Parwati2

1Universitas
Brawijaya
2Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, LAPAN

aKontributor Utama

email: tirsaaulia06@gmail.com

Diterima 29 Mei 2020; Direvisi 28 November 2020; Disetujui 11 Desember 2020

ABSTRACT
Bintan is a regions with annual cases of oil spills, which were excluded from tank cleaning and
black waste disposal activities. The oil spill that has spread to several resorts in Bintan has certainly
caused losses in both the tourism sector and capture fisheries. In order to reduce these impacts, it is
necessary to arranging oil spill response carefully. As a first step, it is necessary to have information on
areas that could potentially be affected by oil spill. This study aims to predict the oil spill trajectory
using Sentinel-1 satellite imagery data on December 27, 2019. Imagery data processing is carried out
using SNAP software with Lee's Algorithm filter (window 5x5), to determine the location of the oil spill.
The software used to predict the distribution of the oil spill is GNOME with diagnostic mode, based on
imagery data processing result, and surface current and wind conditions in Bintan coastal water.
Estimation of areas potentially affected by oil spills using the Environmental Sensitivity Index (ESI),
based on coastal characteristics. In this case, oil spill will reach the Bintan Coast within 2 to 5 days on
Northwest Monsoon with average surface current speed of 4.28 ms and wind speed of 3.6 – 5.7 m/s.
The estimated of oil total amount is 1,767 barrels. The most sensitive area to oil spills is Trily Resort
Center Bintan and Sebong Bay with Index of 10D.

Keywords: oil spill, Bintan coastal water, Sentinel-1 satellite imagery data, SNAP, Lee algorithm, GNOME,
diagnostic mode, Environmental Sensitivity Index (ESI)

http://dx.doi.org/10.30536/j.pjpdcd.2020.v17.a3348
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 17 No. 2. Desember 2020

89
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 17 No. 2 Desember 2020: hal 89-102

ABSTRAK
Bintan merupakan wilayah dengan kasus tumpahan minyak yang terjadi di setiap tahunnya,
diduga berasal dari aktivitas tank cleaning dan pembuangan limbah hitam. Tumpahan minyak yang
telah menyebar ke beberapa resort di Bintan menyebabkan kerugian baik di sektor pariwisata maupun
perikanan tangkap. Untuk mengurangi dampak kerugian, perlu dilakukan upaya penanggulangan yang
matang. Sebagai langkah awal, informasi mengenai daerah yang berpotensi untuk terkena dampak
tumpahan minyak sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan memprediksi pola sebaran minyak
menggunakan data citra satelit Sentinel-1 pada tanggal 27 Desember 2019. Pengolahan data citra
dilakukan menggunakan perangkat lunak SNAP dengan filter Algoritma Lee (window 5x5), untuk
mengetahui lokasi tumpahan minyak. Perangkat lunak yang digunakan dalam memprediksi sebaran
minyak yaitu GNOME dengan mode diagnostik, berdasarkan hasil pengolahan citra satelit serta kondisi
arus dan angin di perairan Bintan. Pendugaan daerah yang berpotensi terkena tumpahan minyak
menggunakan Indeks Sensitivitas Lingkungan (ESI), berdasarkan karakteristik pantai. Pada model ini
diperoleh bahwa tumpahan minyak pada Musim Utara akan mencapai wilayah pesisir Bintan dalam
waktu 2 sampai 5 hari dengan kecepatan arus rata-rata 4.28 meter/detik dan kecepatan angin 3.6 –
5.7 meter/detik. Total minyak yang tumpah diperkirakan sebanyak 1.767 barel. Wilayah yang paling
sensitif terhadap tumpahan minyak adalah Trily Resort Center Bintan dan Teluk Sebong dengan Indeks
10D.

Kata kunci: tumpahan minyak, perairan Bintan, Sentinel-1, SNAP, algoritma Lee, GNOME, mode
diagnostik, Indeks Sensitivitas Lingkungan (ESI)

1 PENDAHULUAN perairan lepas pada musim angin utara


(Tribun Batam, 2019). Contoh kasus
Bintan merupakan wilayah
tumpahan minyak tersebut memang
kepulauan di Provinsi Kepulauan Riau
tergolong ke dalam kasus skala kecil
yang terletak di antara Selat Malaka dan
apabila dilihat volume minyak yang ada
Selat Karimata yang berbatasan
di perairan, namun frekuensi terjadinya
langsung dengan negara Singapura dan
dapat menimbulkan dampak yang besar
Malaysia. Aktivitas kapal tanker menjadi
untuk jangka panjang.
salah satu penyumbang dalam
Oleh karena itu, kasus tumpahan
pencemaran laut di Perairan Bintan,
minyak di Bintan tentunya memerlukan
Kepulauan Riau. Penyebab utama
langkah penanggulangan yang serius.
tumpahan minyak di Perairan Bintan
Peneliti melakukan penelitian mengenai
yaitu kegiatan tank cleaning dan
pemodelan pola persebaran minyak
pembuangan limbah minyak hitam
melalui pendeteksian titik lokasi
(CNBC, 2019). Kapal asing seringkali
tumpahan minyak, sehingga dapat
membuang limbahnya di Perairan
membantu dalam penyusunan upaya
Indonesia sebelum berlabuh ke
penanggulangan (contingency planning)
Singapura. Menurut Panglima Komando
yang paling efektif dan efisien,
Armada I TNI Angkatan Laut, pada bulan
berdasarkan urutan prioritas
Oktober 2019 terdapat sekitar 15 – 20
penanganan pada daerah yang
kapal asing yang diusir setiap hari dari
berpotensi tercemar.
perairan Indonesia karena melakukan
Citra satelit yang umumnya
lego kapal atau membuang limbah di
digunakan untuk mendeteksi tumpahan
Perairan Indonesia (Kumparan, 2019).
minyak adalah citra radar atau SAR
Pencemaran minyak berpotensi
(Synthetic Aperture Radar). Citra radar
untuk merusak ekosistem dan biota,
memiliki beberapa keunggulan
pariwisata, dan merusak jaring milik
dibandingkan citra optis yaitu
nelayan sehingga sangat merugikan
kemampuan citra radar untuk
karena penghasilan yang menurun
melakukan akuisisi data. Akuisisi data
(Sulistyono, 2012). Tumpahan minyak di
dilakukan secara independen dari
Perairan Bintan pada tanggal 14
kondisi cuaca pada siang maupun
Desember 2019 mulai meresahkan
malam hari (Prastyani dan Basith, 2019).
masyarakat dikarenakan sudah
Satelit Sentinel-1 digunakan karena
menyebar ke lima resort yang ada di
dapat beroperasi tanpa gangguan cuaca
Wisata Lagoi, diantaranya Nirwana
dan dapat menembus awan (Rijal et al.,
Garden Resort, Bintan Lagoon Resort
2019). Tidak seperti satelit optis,
(BLR), Ria Bintan, Banyan Tree, dan Club
Sentinel-1 tidak dipengaruhi siang dan
Med. Limbah tersebut berasal dari
malam (sensor aktif), sehingga tidak
90
Prediksi Pola Persebaran Tumpahan Minyak… (Tirsa Aulia P. et al)

bergantung pada matahari untuk kedalaman laut dan data lainnya. Pada
memancarkan gelombang/ energi mode tersebut pengguna hanya
(Kushardono et al., 2016). memvariasikan berbagai parameter
General NOAA Oil Modelling tambahan seperti jumlah tumpahan dan
Environment (GNOME) merupakan model pengaruh tambahan untuk melihat
sebaran tumpahan minyak yang dampaknya terhadap perubahan
mensimulasikan pergerakan minyak trajectory minyak. Walaupun
yang dipengaruhi oleh angin dan arus. menggunakan mode standar sangatlah
GNOME dikembangkan oleh Hazardous mudah, namun peta lokasi yang tersedia
Materials Response Division (HAZMAT) of sangat terbatas, yang sebagian besar
the National Oceanic and Atmospheric berada di laut sekitar Amerika. Apabila
Administration Office of Response and lokasi yang diinginkan tidak tersedia,
Restoration. HAZMAT menggunakan maka dapat menggunakan diagnostic
model ini selama tumpahan minyak mode (Salim dan Sutanto, 2013).
untuk memperkirakan “best guess” dari Dibandingkan dengan model tumpahan
sebaran tumpahan minyak yang minyak lainnya, GNOME merupakan
diasosiasikan dengan ketidakpastian perangkat lunak yang mudah
(uncertainty) sebaran tumpahan minyak. dioperasikan (user friendly) dan
Fungsi GNOME secara luas yaitu untuk sederhana, namun kadar ilmiahnya bisa
memprediksikan pengaruh angin, arus, dipertanggungjawabkan. Hasil dari
dan proses pergerakan lain di laut simulasi model lintasan minyak
terhadap tumpahan minyak di laut. menggunakan GNOME juga cukup
GNOME juga digunakan untuk representatif dengan keadaan lapangnya.
memprediksi ketidakpastian dari Selain itu, GNOME juga merupakan
sebaran tumpahan minyak dan kondisi perangkat lunak yang tidak berbayar
minyak yang dipengaruhi oleh cuaca di sehingga dapat diakses oleh semua
sekitar tumpahan minyak (Krisdiantoro, kalangan.
2012). Indeks kepekaan lingkungan pada
Dalam memprediksi persebaran dasarnya digunakan untuk mengukur
tumpahan minyak, GNOME potensi kehilangan nilai ekonomi, sosial,
menggunakan bantuan visual splots fisik dan biologi dari lahan yang ada.
(bercak/sebaran) yang terdiri dari black Indeks kepekaan lingkungan disusun
splots dan red splots. Black splots untuk mengetahui tingkat karakteristik,
mewakili perkiraan lintasan terbaik (best kepekaan, dan kerentanan sumberdaya
guess) GNOME untuk tumpahan minyak yang ada di pesisir. Indeks kepekaan
dari tanker, diperkirakan akurasi 1-2 mil lingkungan pada awalnya dilakukan
dalam 48 jam. Untuk membuat best khusus terhadap tumpahan minyak
guess, GNOME mengasumsikan bahwa; untuk kepentingan perencanaan mitigasi
(1) angin terus bertiup dengan cepat pada bila terjadi tumpahan minyak pada
kecepatan dan arah yang dimasukkan ke tahun 1976. Peta indeks kepekaan
dalam model, (2) data dalam File Lokasi lingkungan sangat berperan dalam
secara akurat mewakili pola saat ini perencanaan ICZM (Integrated Coastal
selama masa tumpahan. Red Splots Zone Management) seperti sebagai dasar
mewakili estimasi lintasan kesalahan perencanaan kebijakan pemeliharaan
minimum (minimum regret trajectory) lingkungan pesisir, konservasi dan
GNOME yang lebih besar untuk perlindungan habitat/sumberdaya
tumpahan yang sama. GNOME pesisir, pengendalian pencemaran dan
mengasumsikan tingkat ketidakpastian perencanaan mitigasi untuk menghadapi
berdasarkan input data, sehingga bencana laut dan untuk rehabilitasi dan
didapatkan estimasi kesalahan prediksi restorasi lingkungan, serta mampu
lintasan tumpahan minyak tidak akan untuk pengkajian dampak lingkungan
berada di luar area yang dicakup oleh red yang strategis (Wibowo, 2009).
splots (probabilitas 90%) (NOAA, 2020). Sensitivitas lingkungan pesisir dapat
GNOME memiliki dua mode utama, diidentifikasi dengan mengetahui tipe
yaitu mode standar dan mode diagnostik. garis pantai suatu wilayah. Tipe garis
Pada mode standar digunakan location pantai (ukuran butir sedimen dan
file yang berupa informasi peta polygon, kemiringan) akan menentukan kapasitas
arus, angin, karakteristik minyak, penetrasi dan/ atau pengendapan

91
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 17 No. 2 Desember 2020: hal 89-102

minyak di pantai, serta pergerakannya. (bintik) pada data serta mampu


Indeks Sensitivitas Lingkungan (ESI) mempertahankan ketajaman gambar
menggunakan sistem kode warna untuk (Sarjani et al., 2017). Pendugaan wilayah
penentuan jenis pantai dan yang terkena dampak tumpahan minyak
sensitivitasnya (umumnya terhadap dilakukan menggunakan Indeks
tumpahan minyak) dengan cepat dan Sensitivitas Lingkungan (ESI), yang
mudah (IPIECA, 2011). berdasarkan pada kode warna. Setiap
Tumpahan minyak yang telah kode warna mewakili tingkat sensitivitas
menyebar ke beberapa resort di Bintan berdasarkan karakteristik
tentunya menyebabkan kerugian baik di lingkungannya.
sektor pariwisata maupun tangkapan
ikan. Untuk mengurangi dampak
kerugian tersebut, perlu dilakukan
penyusunan upaya penanggulangan
yang matang. Sebagai langkah awal
dalam menyusun langkah
penanggulangan tumpahan minyak,
perlu adanya informasi mengenai daerah
yang berpotensi untuk terkena dampak
tumpahan minyak. Penelitian ini
bertujuan untuk memprediksi pola
sebaran minyak menggunakan data citra
satelit Sentinel-1 pada tanggal 27
Desember 2019. Gambar 2-1: Peta Lokasi Penelitian (Sumber:
Google Earth Pro, 2020)
2 METODOLOGI 2.2 Metode Penelitian
2.1 Lokasi dan Data Proses pengolahan data secara
Penelitian ini dilakukan di Perairan umum terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
Bintan, Kepulauan Riau dengan peta 1) Pengolahan data citra satelit
lokasi dapat dilihat pada Gambar 2-1. menggunakan algoritma Lee,
Data yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan persamaan berikut
yaitu data citra satelit Sentinel-1A Level (Trisasongko, 1999):
1 GRD dengan polarisasi IW R = lc x W + lm x (1-W) (2-1)
(interferometric wide) tanggal 27 dengan
Desember 2019, untuk mendeteksi W = 1 – Cu2 / Ci2 (2-2)
tumpahan minyak. Data tersebut dipilih Ic = pusat pixel pada jendela Filter
karena merupakan kasus terbaru Cu = SQRT(1/NLOOK) (2-3)
tumpahan minyak dan terjadi secara Im = intensitas nilai mean pada
berkala di Perairan Bintan, dan data jendela
pada tanggal 27 Desember 2019 Ci = S / lm (2-4)
merupakan data dengan tumpahan S = intensitas standar deviasi
minyak terbanyak. Data yang digunakan pada jendela
untuk membuat model pola persebaran
minyak, yaitu kecepatan angin (dari situs 2) Membuat skenario tumpahan minyak
ECMWF) dengan grid 0,125 x 0,125; berdasarkan data kondisi perairan
kecepatan arus permukaan (dari situs seperti pada Tabel 2-1;
OSCAR); dan peta lokasi garis pantai 3) Membuat prediksi pola persebaran
(dari situs (GOODS NOAA). Waktu pada tumpahan minyak berdasarkan
data tersebut disesuaikan dengan data skenario yang telah dibuat dengan
citra satelit Sentinel-1. input data garis pantai, kondisi angin,
Data Sentinel-1 akan diolah pada dan arus permukaan.
perangkat lunak SNAP untuk kemudian Salah satu cara penajaman data SAR
diketahui lokasi dark spot (tumpahan dapat dilakukan dengan teknik Filtering.
minyak) dan nilai backscatter-nya (dB), Speckle Filtering merupakan suatu cara
menggunakan Algoritma Lee (window ekstraksi bagian data tertentu dari suatu
5x5). Algoritma Lee (window 5x5) kumpulan data, dengan menghilangkan
diketahui dapat menghaluskan noise bagian-bagian yang tidak diinginkan).

92
Prediksi Pola Persebaran Tumpahan Minyak… (Tirsa Aulia P. et al)

Algoritma Lee merupakan filter yang Berita Republika dan analisis visual pada
dapat menghaluskan noise (bintik) serta data citra satelit Sentinel-1 tanggal 27
mampu mempertahankan ketajaman Desember 2019.
gambar (Sarjani et al., 2017).
Tabel 2-1: SKENARIO TUMPAHAN MINYAK
Start
No Parameter Sumber Data
1 Volume minyak 476 barel (Sumber:
Hipotetik)
Data citra satelit 2 Jenis Minyak Fuel oil #6
Sentinel-1
3 Waktu running 10 hari
model
Cropping wilayah kajian (spatial 4 Kecepatan Angin ECMWF
subset from view)
5 Kecepatan Arus PODAAC
6 Nama kapal Tidak Diketahui
Koreksi radiometrik
(calibration) 7 Asal Perairan
Internasional
8 Tujuan Perairan Bintan
Koreksi geometrik (Range-Doppler
Terain Correction) 9 Waktu Tumpahan 27 Desember 2019

Mengubah satuan Sigma° menjadi dB


Start
(Linear to/ from dB)

Speckle filtering (Algoritma Lee Data garis pantai GOODS


window 5x5)
Data angin

No
Apakah Data arus permukaan
dark spot
terlihat
Input tanggal dan waktu

Yes Input durasi simulasi


Interpretasi model lintasan minyak

Aktivasi Red Splots


End
Isi skenario tumpahan minyak
Gambar 2-2: Prosedur Pengolahan Data Citra (information spill) pada titik tumpahan
Satelit Sentinel-1
Simulasi model
Ukuran window yang digunakan lintasan minyak
pada Algoritma Lee yaitu 5x5, mengacu
pada penelitian Putri dan Harahap No
(2015), yang mengidentifikasi metode
filtering untuk menghilangkan noise Apakah
(speckle). Penelitian tersebut terdapat
menjelaskan bahwa metode yang paling splots?
baik dalam menghilangkan noise adalah
menggunakan ukuran window 5x5 Yes
(Metode Gaussian).
Dalam skenario tumpahan minyak, Interpretasi
tentunya informasi mengenai jumlah
volume minyak yang tumpah di perairan End
sangat dibutuhkan untuk mengetahui
seberapa besar dampak yang
ditimbulkan. Penentuan volume minyak Gambar 2-3: Prosedur Pengolahan Data
yang tumpah dilakukan berdasarkan menggunakan GNOME

93
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 17 No. 2 Desember 2020: hal 89-102

3 HASIL PEMBAHASAN Terdapat 10 lokasi dark spot yang


ditemukan pada wilayah Perairan
3.1 Lokasi Tumpahan Minyak
Bintan, yang diduga sebagai tumpahan
Pada Gambar 3-1 dapat dilihat hasil minyak dan akan digunakan sebagai
pengolahan data menggunakan input data titik koordinat tumpahan awal
perangkat lunak SNAP, menunjukkan pada perangkat lunak GNOME.
terdapat beberapa area yang memiliki Tabel 3-1: VOLUME TUMPAHAN MINYAK
tampilan lebih gelap (dark spot). Dark (SUMBER: PERANGKAT LUNAK
spot pada data tersebut merupakan area SNAP)
yang terkena tumpahan minyak,
Titik Volume
sedangkan titik putih yang terdapat di Lokasi Longitude Latitude Minyak
sepanjang area merupakan objek kapal. (Barel)
Dari gambar tersebut dapat diketahui 1 104,452° - 1,616° - 100
bahwa tumpahan minyak yang ada di 104,456° 1,602°
wilayah Lagoi dapat diduga berasal dari 2 104,476° 1,541° 100
Perairan Internasional (berjarak 30-50 3 104,535° - 1,512° - 255
104,55° 1,539°
meter) yang menyebar ke wilayah Lagoi
4 104,545° - 1,524° - 150
dan sekitarnya. 104,57° 1,541°
5 104,491° - 1,498° - 476
104,459° 1,438°
6 104,598° - 1,437° - 200
104,551° 1,377°
7 104,408° 1,307° 100
8 104,371 - 1,205° - 186
104,412° 1,214°
9 104,278° 1,278° 100
10 104,192° 1,275° 100

3.2 Kondisi Angin


Kondisi angin pada Musim Utara di
Perairan Bintan bertiup dominan dari
arah Timur Laut menuju Barat Daya
dengan kecepatan rata-rata 3,6 – 5,7
meter/detik. Kecepatan pada musim ini
termasuk yang paling mempengaruhi
Gambar 3-1: Hasil Pengolahan Data Citra Satelit pergerakan arus yang menyebabkan
Sentinel-1 Tanggal 27 Desember perpindahan tumpahan minyak di
2019 perairan, karena memiliki kecepatan
Citra backscatter dengan polarisasi paling tinggi dibandingkan musim
VV menunjukkan bahwa oil spill terlihat lainnya.
dengan tampilan berwarna lebih gelap
(dark spot) karena memiliki pantulan
yang rendah. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kekuatan sinyal yang
dipantulkan adalah kekasaran objek.
Mekanisme yang mendominasi
hamburan balik pada permukaan laut
adalah adanya gelombang dengan tipe
resonansi Bragg, dimana lapisan minyak
dapat mengurangi gelombang Bragg ini
yang kemudian mempengaruhi sinyal
yang diindera oleh SAR. Ketika
gelombang tipe Bragg berkurang maka
sangat sedikit sinyal yang dipancarkan
kembali ke SAR sehingga daerah gelap
(dark spot) akan muncul di citra SAR Gambar 3-2: Windrose Kecepatan Angin
(Sulma et al., 2019). (Sumber: Data Angin ECMWF
Bulan Desember 2019-
Februari 2020)

94
Prediksi Pola Persebaran Tumpahan Minyak… (Tirsa Aulia P. et al)

Angin merupakan parameter oseanografi yang menyebarkan minyak


lingkungan penting sebagai gaya ketika tumpah di perairan setelah
penggerak dari aliran skala besar. Massa membentuk lapisan (oil slick) sehingga
air permukaan selalu dalam keadaaan dengan segera akan bertambah luas
bergerak. Gerakan ini ditimbulkan permukaan minyak tersebut. Hal ini
terutama oleh kekuatan angin yang sesuai dengan pernyataan bahwa angin
bertiup melintasi permukaan air dan dan arus pasang surut memindahkan
mengahsilkan gerakan udara dari tempat unsur-unsur dari lapisan minyak secara
bertekanan tinggi ke rendah, kuat relatif satu sama lain dan mempercepat
lemahnya ditentukan oleh besarnya proses penyebaran (Siagian et al., 2016).
perbedaan tekanan (Mardiah et al., Musim angin utara di pesisir utara
2003). Pulau Bintan pada umunya terjadi saat
Musim angin utara yang terjadi di musim dingin (winter), dimana
wilayah Pulau Bintan biasanya akan
pergerakan arus pada saat itu juga
berlangsung antara bulan Desember
sampai dengan Maret. Musim angin menuju ke arah selatan, sehingga dapat
utara terjadi karena adanya tekanan disimpulkan pada musim angin utara
rendah yang terjadi di belahan bumi angin dan arus bergerak searah dari
selatan (BBS), jadi angin bertiup dari utara menuju ke selatan. Hal inilah yang
belahan bumi utara (BBU) ke belahan menyebabkan semua kotoran atau
bumi selatan (BBS) (Negara, 2020). sampah mengapung diutara Pulau
3.3 Kondisi Arus Permukaan Bintan akan dibawa ke darat, terutama
Kecepatan arus di perairan Bintan di pesisir utara Pulau Bintan (Negara,
diketahui sebesar 4,28 meter/detik pada 2020).
musim Utara. Menurut Irawan (2017),
posisi geografis wilayah Bintan 3.4 Prediksi Persebaran Tumpahan
menyebabkan perairan ini memiliki arus Minyak
yang dipengaruhi oleh pasang surut Berdasarkan data angin dan arus di
dengan pola bolak-balik (reversing tidal wilayah Bintan, dapat diperoleh pola
current). Namun, pada simulasi model lintasan trajectory minyak untuk tanggal
lintasan minyak ini tidak 27 Desember 2019 selama 10 hari yang
mempertimbangkan adanya faktor ditampilkan pada Gambar 3-4.
pasang surut. Arus Permukaan dianggap Berdasarkan hasil prediksi
hanya dipengaruhi oleh faktor angin. menggunakan GNOME, diketahui
tumpahan minyak yang berasal dari
Perairan Internasional akan menyebar ke
wilayah Bintan bagian utara dan
sekitarnya dalam waktu 2 sampai 5 hari.
Adapun diketahui total minyak di
perairan sebanyak 1.767 barel
diantaranya total minyak yang
mengapung pada hari ke-10 sebanyak 0
barel (semakin berkurang seiring
bertambahnya waktu), total minyak yang
ada di pantai sebanyak 1.157 barel, total
minyak yang mengalami evaporasi dan
dispersi sebanyak 606 barel, dan sisanya
sebanyak 4 barel yang melewati batas
Gambar 3-3: Peta Kecepatan Arus Permukaan peta sehingga tidak dapat terdeteksi.
(Sumber: Data OSCAR PODAAC Tumpahan minyak yang sampai ke
Bulan Desember 2019-Februari darat akan menjadi pencemaran di
2020)
wilayah pantai karena terdapat lapisan
Arah pergerakan tumpahan ini minyak hitam menempel pada pasir dan
sangat dipengaruhi oleh pergerakan arus bebatuan. Hal ini tentunya akan sangat
permukaan yang dipengaruhi oleh angin berdampak pada sektor pariwisata,
dan pasang surut yang terjadi saat itu, karena objek wisata yang terdapat di
karena arus laut merupakan faktor wilayah ini semakin tercemar (nilai
95
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 17 No. 2 Desember 2020: hal 89-102

estetikanya berkurang). Selain itu, mengikuti pola arus Laut Natuna


tumpahan minyak yang menempel di (Mujahidawati, 2018).
bebatuan dan pasir akan memberikan
dampak negatif pada biota yang hidup di
ekosistem tersebut. Kondisi pantai di
wilayah Bintan dapat dilihat pada
Gambar 3-5, yang merupakan hasil
dokumentasi penelitian milik Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN).
Singapura
Singapura

Bintan Bintan
Batam Batam

(a) Hari Ke-1 (00:00 WIB) (b) Hari Ke-2 (04:15 WIB)
Gambar 3-5: Kondisi Pesisir Bintan yang
terkena dampak tumpahan
Singapura Singapura

minyak (Sumber: Dokumentasi


Lapang LAPAN 13 Desember
Batam
Bintan
Batam
Bintan 2019)
Pada penelitian ini, tidak dilakukan
(c) Hari ke-3 (04:30 WIB) (d) Hari ke-4 (01:30 WIB) ground truth, karena diasumsikan
Singapura Singapura tumpahan minyak sudah tidak terdapat
di perairan. Namun, data penelitian ini
divalidasi menggunakan data Sistem
Bintan
Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) dan
Batam Bintan
Batam

dokumentasi lapang milik Lembaga


(e) Hari ke-5 (01:15 WIB) (f) Hari ke-6 (00:45 WIB) Penerbangan dan Antariksa Nasional
Singapura Singapura (LAPAN). Data SPBN yang digunakan
yaitu peta tumpahan minyak di Peairan
Batam-Bintan menggunakan Sentinel 1
Batam Bintan Batam Bintan dan 2 pada tanggal 27 Desember 2019,
28 Desember 2019, 2 Januari 2020, dan
(g) Hari ke-7 (00:45 WIB) (h) Hari ke-8 (01:15 WIB) 3 Januari 2020.
3.5 Hubungan Pola Persebaran Minyak
dengan Indeks ESI
Singapura Singapura

Untuk wilayah pesisir yang diduga


terkena dampak tumpahan minyak
Bintan
Batam Bintan Batam

dapat diprediksi menggunakan


(i) Hari ke-9 (00:45 WIB) (j) Hari ke-10 (03:00 WIB) pendekatan ESI dengan mengidentifikasi
Gambar 3-4: Model Sebaran Tumpahan karakteristik wilayah dengan hasil
Minyak (Sumber: Perangkat dugaan dapat dilihat pada Tabel 3-2.
Lunak GNOME) Tabel 3-2: PANTAI YANG TERKENA DAMPAK
Pola persebaran tumpahan minyak PENCEMARAN MINYAK (SUMBER:
IPIECA, 2011)
pada model diatas, sesuai dengan
No Nama Index ESI
penelitian yang pernah dilakukan oleh
1 Pulau Pangkil Indeks 3A
Mujahidawati (2018), yaitu jika terdapat 2 Pulau Mapur Indeks 3A
pencemaran atau tumpahan minyak di 3 Pulau Lobam Indeks 3A
perairan internasional di Laut Cina 4 Pantai Indah Indeks 3A
Selatan ataupun di Utara perairan 5 Bintan Lagoon Resort Indeks 3A
Bintan maka tumpahan minyak tersebut 6 Pengudang Indeks 3A
akan bergerak menuju Selatan dan 7 Lagoi Indeks 3B
Utara, dan daerah di Bintan bagian 8 Tanjung Berakit Indeks 3B
Timur lebih rentan terpapar oleh 9 Cabana Indeks 3B
10 Pantai Mayang Sari Indeks 3B
tumpahan minyak karena pola arus
11 Club Med Bintan Indeks 3B
bolak balik (reversing tidal current) yang
96
Prediksi Pola Persebaran Tumpahan Minyak… (Tirsa Aulia P. et al)

No Nama Index ESI Kode Kode


Karakteristik Karakteristik
12 Pantai Senggiling Indeks 3B Warna Warna
13 Sakera Indeks 4 2B Exposed 8E Peat
14 Pantai Pasir Panjang Indeks 4 scarps and shorelines
15 Bintan Sayang Resort Indeks 7 sleep slope in
16 Trikora, Telukdalam Indeks 8 clay
17 Banyan Tree Resort Indeks 8 3A Fine- to 9A Sheltered
18 Pantai Batu Junjung Indeks 8 medium- tidal flats
19 Trily Resort Center Indeks 10D grained sand
20 Teluk Sebong Indeks 10D beaches
3B Scarps and 9B Vegetated
Wilayah yang memiliki indeks sleep slopes in low banks
tertinggi merupakan wilayah yang rentan sand
mengalami kerusakan apabila 4 Coarse-grained 9C Hypersaline
terdampak tumpahan minyak. Adapun sand beaches tidal flats
5 Mixed sand 10A Salt and
wilayah tersebut yaitu Trily Resort Center and gravel brackish
Bintan dan Teluk Sebong yaitu indeks beaches water
10D. Adapun indeks sensitivitas (ESI) marshes
rata-rata yang dimiliki oleh daerah 6A Gravel beaches 10B Freshwater
terdampak tumpahan minyak adalah (granule and marshes
indeks 3A dan 3B seperti Lagoi, Tanjung pebbles)
6B Riprap 10C Swamps
Berakit, Pulau Pangkil, Pulau Mapur,
structures and
Cabana, Pulau Lobam, Pantai Mayang gravel beaches
Sari, Pantai Indah Club Med Bintan, (cobbles and
Bintan Lagoon Resort, Pantai Senggiling, boulders)
dan Pengudang. Peta wilayah yang 7 Exposed tidal 10D Mangroves
diduga terdampak tumpahan minyak flats
dapat dilihat pada Gambar 3-6. Nilai indeks yang diperoleh sangat
Indeks Sensitivitas Lingkungan (ESI) ditentukan oleh ekosistem itu sendiri
menggunakan sistem kode warna untuk dalam menerima, dan menolak dampak
penentuan jenis pantai dan dari tumpahan minyak. Kepekaan
sensitivitasnya (umumnya terhadap terhadap tumpahan minyak
tumpahan minyak) dengan cepat dan mengasumsikan bahwa suatu ekosistem
mudah (IPIECA, 2011). Terdapat 10 terkena tumpahan minyak, dan
warna tingkatan indeks sensitivitas menggambarkan efek relatif dari paparan
lingkungan (ESI) pada Tabel 3-3, dimana tersebut (Prasetyo et al., 2017).
setiap warnanya mewakili karakteristik
untuk identifikasi sensitivitas pantai 3.6 Validasi Simulasi Model Persebaran
tersebut secara visual. Minyak
Tabel 3-3: KODE WARNA INDEKS
Persebaran tumpahan minyak yang
SENSITIVITAS LINGKUNGAN
telah dibuat menggunakan perangkat
(ESI)
lunak GNOME kemudian divalidasi
Kode Kode dengan menggunakan data tumpahan
Karakteristik Karakteristik
Warna Warna
minyak dari SPBN milik LAPAN. Validasi
1A Exposed rocky 8A Sheltered
shore scarps in ini dilakukan dengan membandingkan
bedrock, mud jarak antara titik koordinat lokasi
or clay and GNOME dengan titik koordinat SPBN
sheltered LAPAN.
rocky shore
1B Exposed, solid 8B Sheltered, Mean square error digunakan untuk
man-made solid man- menghitung tingkat error dari dua buah
structures made hasil percobaan model. Jika semakin
structures rendah tingkat error maka performance
1C Exposed rocky 8C Sheltered model semakin baik, namun sebaliknya
cliffs with riprap
boulder talus
jika tingkat error semakin besar maka
base performance model semakin buruk
2A Exposed wave- 8D Sheltered (Wardana et al., 2018).
cut platforms in rocky rubble
bedrock, mud, shores
or clay
97
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 17 No. 2 Desember 2020: hal 89-102

Gambar 3-6: Peta Wilayah Bintan Berdasarkan ESI

98
Prediksi Pola Persebaran Tumpahan Minyak… (Tirsa Aulia P. et al)

Tabel 3-4: NILAI RMSE Total tumpahan minyak yaitu sebesar


Titik 1.767 barel, dengan 1.157 barel
Jarak (km) Error2 RMSE
Lokasi diantaranya akan mencemari pantai,
1 4,27 18,23 606 barel akan mengalami evaporasi
2 0,79 0,63 dan dispersi serta sisanya sebanyak 4
3 0,80 0,64 barel tidak diketahui kondisinya oleh
4
model karena melewati batas peta (off
2,53 6,38
map).
5 4,11 16,93
2,53 2. Terdapat 20 wilayah yang diduga
6 0,75 0,57 akan terkena dampak tumpahan
7 2,15 4,61 minyak di Pulau Bintan berdasarkan
8 1,32 1,74 prediksi menggunakan pendekatan
9
Indeks Sensitivitas Lingkungan (ESI).
2,37 5,62
Wilayah yang memiliki indeks
10 2,94 8,65 tertinggi merupakan wilayah yang
rentan mengalami kerusakan apabila
terdampak tumpahan minyak.
Adapun wilayah dengan indeks
y = 1.066x + 1.24
R² = 0.8747 tertinggi yaitu Trily Resort Center
Bintan dan Teluk Sebong (Indeks
Data Validasi

10D). Indeks sensitivitas rata-rata


pada Pulau Bintan adalah Indeks 3A
dan 3B yaitu wilayah Lagoi, Tanjung
Berakit, Pulau Pangkil, Pulau Mapur,
Cabana, Pulau Lobam, Pantai Mayang
Data Model GNOME
Sari, Pantai Indah Club Med Bintan,
Gambar 3-7: Grafik Validasi Model Bintan Lagoon Resort, Pantai
Senggiling, dan Pengudang.
Berdasarkan Gambar 3-7, koefisien
determinasi R square sebesar 0,8747 hal UCAPAN TERIMAKASIH
ini menunjukkan bahwa 87,47% nilai
model GNOME dapat mewakili keadaan Penulis mengucapkan terima kasih
sebenarnya, yang ditunjukkan dengan kepada Pusat Pemanfaatan
data validasi SPBN LAPAN. Sedangkan Penginderaan Jauh, LAPAN dan
sisanya sebesar 12,53% dipengaruhi oleh Universitas Brawijaya yang telah
kondisi arus dan angin yang telah memfasilitasi penulis selama melakukan
dijelaskan pada bab sebelumnya. penelitian.
Menurut Pardede (2017), untuk nilai R²
syaratnya yaitu >0,5 untuk medapatkan DAFTAR RUJUKAN
hubungan korelasi yang baik, dan nilai CNBC (Consumer News and Business
RMSE memiliki syarat ≤ 1 piksel untuk Channel Indonesia). (2019).
mendapat nilai error dari data Belasan Tahun Laut RI Tercemar
perbandingan. Dalam penelitian ini, Minyak dari Kapal Asing. Diakses
model simulasi GNOME dengan RMSE melalui
2,53 cukup merepresentasikan keadaan https://www.cnbcindonesia.com/n
sebenarnya. ews/20190930190618-4-
103302/waduh-belasan-tahun-laut-
4 KESIMPULAN ri-tercemar-minyak-dari-kapal-
1. Berdasarkan kondisi angin rata-rata asing.
sebesar 3,6 – 5,7 meter/detik dan IPIECA (International Petroleum Industry
kecepatan arus 4,28 meter/detik di Environmental Conservation
Perairan Bintan pada saat Musim Association). (2011). Sensitivity
Utara, hasil pemodelan persebaran Mapping Forfor Oil Spill Response.
tumpahan minyak pada 10 titik Blackfriars Road, London SE1 8NL,
diperoleh bahwa tumpahan minyak United Kingdom: The Global Oil
akan mencapai wilayah pesisir Bintan Andand Gas Industry Association
dalam waktu 2 sampai 5 hari dilihat Forfor Environmental Andand Social
dari pola trajectory pada GNOME. Issues.

99
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 17 No. 2 Desember 2020: hal 89-102

Irawan, S. (2017). Kondisi Hidro- Prasetyo, A., Nyoto, S., & Lilik, B. P.
Oseanografi Perairan Pulau Bintan (2017). Kepekaan Lingkungan
(Studi Kasus Perairan Teluk Sasah). Ekosistem Mangrove Terhadap
Jurnal Kelautan, 10 (1), 41-53. Tumpahan Minyak di Kecamatan
Krisdiantoro. (2012). Model Sebaran Ujung Pangkah, Gresik. Jurnal
Tumpahan Minyak di Perairan Penelitian Hutan dan Konservasi
Indramayu, Jawa Barat. Alam. Vol. 14 No. 2, Desember 2017
Departemen Ilmu Dan Teknologi : 91-98.
Kelautan Fakultas Perikanan Dan Prastyani, R., & Abdul, B. (2019). Deteksi
Ilmu Kelautan Institut Pertanian Tumpahan Minyak di Selat
Bogor. Makassar Dengan Penginderaan
Kumparan. (2019). Di Bintan, Tiap Hari Jauh Sensor Aktif dan Pasif. Jurnal
20 Kapal Asing Diusir Akibat Elipsoida Vol 2 (1), Juni 2019 (88-
Dicurigai Limbah. Diakses melalui 94) ISSN 2621-9883.
https://kumparan.com/kumparanb Putri, D. A., & Harahap, R. S. R. (2015).
isnis/di-bintan-tiap-hari-20-kapal- Identifikasi Perbandingan Metode
asing-diusir-akibat-dicurigai-limbah- Filtering untuk Menghilangkan
1rzPANoclrI. Noise (Speckle) pada citra Radar
Kushardono, D., Dimyati, R. D., Arief, R., RGB Pauli Menggunakan Software
& Maryanto, A. (2016). Kebutuhan Polsar Pro. Prosiding Seminar
Pengguna Data Penginderaan Jauh Nasional Penginderaan Jauh 2015.
di Indonesia: Studi Awal untuk Pusat Pemanfaatan Penginderaan
Conceptual Design Review Satelit Jauh, Lembaga Penerbangan dan
SAR Ekuatorial Indonesia Antariksa Nasional.
InaRSSat-1. ICOIRS 2016: The 2nd Republika Nusantara News. (2019).
International Conference of Delapan Resor di Bintan Tercemar
Indonesian Society for Remote Limbah Minyak Hitam. Diakses
Sensing Remote Sensing for a Better melalui
Governance. https://www.republika.co.id/berita
Mardiah., Joni, H., & Hasan, I. (2003). /daerah/sumatra/20/01/22/q4hv
Simulasi Sebaran Tumpahan p5383-delapan-resor-di-bintan-
Minyak di Perairan Dumai, PT. tercemar-limbah-minyak-hitam.
Caltex Pacific Indonesia. Jurnal Rijal, S. S., Setyawan, F. O., & Aliviyanti,
Purifikasi Vol. 4 (2), April 2003: 49 – D. (2019). Ground Deformation
54. Mapping in Lombok Earthquake
Mujahidawati. (2018). Kajian 2018 Using SAR (Synthetic
Sumberdaya Pesisir Dan Laut Aperture RADAR) Technology.
Akibat Pencemaran Di Perairan Correct IJJSS Conference 2019. Bali.
Kecamatan Gunung Kijang Salim, A., & Sutanto, T. E. (2014). Model
Kabupaten Bintan. Institut Pergerakan Tumpahan Minyak Ddi
Pertanian Bogor: Bogor. Perairan Selat Sunda Dengan
Negara, G. S. (2020). Dampak Linkungan Gnome Analysis. Jurnal Biologi Al-
Terhadap Pencemaran Laut Di Kauniyah, 6(2).
Pesisir Utara Pulau Bintan Selama Sarjani, F., Sumantyo, J. T. S., &
Musim Angin Utara. Jurnal Saintek Yohandri. (2017). Pengolahan Citra
Maritime, Volume 20 Nomor 2, Satelit Alos Palsar Menggunakan
Maret 2020. ISSN : 1412-6826. Metode Polarimetri Untuk
NOAA (National Oceanic and Klasifikasi Lahan Wilayah Kota
Atmospheric Administration). Padang. Jurnal Eksakta, 18 (1),
(2017). General NOAA Operational 1411-3724.
Modeling Environment. Office of Siagian, Y. S., Aziz, R., & Aris, I. (2016).
Response and Restoration. Pemodelan Sebaran Tumpahan
Pardede, F. (2017). Pengaruh Fenomena Minyak Di Perairan Teluk
La Nina Terhadap Konsentrasi Balikpapan, Kalimantan Timur.
Klorofil-A Dengan Menggunakan Jurnal Oseanografi. Volume 5,
Citra Aqua Modis. Thesis: Institut Nomor 2, Tahun 2016, Halaman
Teknologi Nasional Malang. 270–276.

100
Prediksi Pola Persebaran Tumpahan Minyak… (Tirsa Aulia P. et al)

Sistem Pemantauan Bumi Nasional.


(2020). Dampak Bencana
Tumpahan Minyak. Diakses melalui
https://spbn.pusfatja.lapan.go.id/
maps/?limit=100&offset=0&owner_
_username__in=minyak_tumpah.
Pusat Pemanfaatan Penginderaan
Jauh. Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional.
Sulistyono. (2012). Dampak Tumpahan
Minyak (Oil spill) Di Perairan Laut
Pada Kegiatan Industri Migas Dan
Metode Penanggulangannya. Jurnal
Forum Teknologi. Vol. 3(1).
Sulma, S., Rahmi, K. I. N., Febrianti, N.,
& Sitorus, J. (2019). Deteksi
Tumpahan Minyak Menggunakan
Metode Adaptive Threshold Dan
Analisis Tekstur Pada Data SAR.
Pusat Pemanfaatan Penginderaan
Jauh – LAPAN. Majalah Ilmiah
Globë, 21(1), 45-52.
Tribun Batam. (2020). Pemerintah Pusat
Maksimalkan Operasi Laut, Cegah
Tumpahan Limbah Minyak Hitam
di Perairan Kepri. Diakses melalui
https://batam.tribunnews.com/202
0/01/21/pemerintah-pusat-
maksimalkan-operasi-laut-cegah-
tumpahan-limbah-minyak-hitam-di-
perairan-kepri.
Trisasongko, B, H. (1999). Radarsat
Image Processing: Interpolation for
Mangrove and Geomorphology.
Paper (no publication). Introductory
Course RADAR Imagery held in
BPPT.
Wardana, A. S., & Timur, M. I. A. (2018).
Collaborative Filtering
Recommender System pada Virtual
3D Kelas Cendekia. Indonesian
Journal of Electronics and
Instrumentation Systems (IJEIS)
Vol.8, No.1, April 2018, pp. 73~82
ISSN (print): 2088-3714, ISSN
(online): 2460-7681 DOI:
10.22146/ijeis.28729.
Wibowo, M. (2009). Pemetaan Tingkat
Kepekaan Lingkungan Pesisir Di
Kota Semarang. Jurnal Hidrosfir
Indonesia, 4 (1), 17-22.

101
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 17 No. 2 Desember 2020: hal 89-102

LAMPIRAN
Tabel 1: HASIL PEMODELAN POLA PERSEBARAN MINYAK

Volume minyak (barel)


Titik Evaporasi
Posisi Awal Posisi Akhir Off
Lokasi Released Floating Beached dan
Map
Dispersi
1 104,427° 104,427° 100 0 64 36 0
dan 1,576° dan 1,539°
2 104,497° 104,472° 100 0 64 36 0
dan 1,485° dan 1,460°
3 104,516° 104,556° 255 0 170 85 0
dan 1,519° dan 1,487°
4 104,568° 104,637° 150 0 98 52 0
dan 1,468° dan 1,505°
5 104,501° 104,444° 476 0 317 159 0
dan 1,423° dan 1,329°
6 104,707° 104,568° 200 0 128 68 4
dan 1,410° dan 1,336°
7 104,380° 104,380° 100 0 64 36 0
dan 1,292° dan 1,292°
8 104,422° 104,365° 186 0 124 62 0
dan 1,220° dan 1,208°
9 104,256° 104,256° 100 0 66 34 0
dan 1,240° dan 1,240°

102

You might also like