You are on page 1of 6

PENERAPAN PRINSIP SUSTAINABLE DEVELOPMENT PADA

PERANCANGAN PONDOK PESANTREN ENTERPRENEUR

Achmad Siddiq Annur Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
e-mail: aansiddiq@gmail.com

Andi Baso Mappaturi Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstract
Unhealthy competition among economic actors, and exploitation of natural resources without preservation,
caused a complicated problem in the community. Poor-quality education, especially in moral and religious
education, to be one of the causes of these problems. Therefore, the existence of boarding school as an
educational institution based on Islam is expected to be a solution to decline moral values and religion in this
nation. Through a combination of formal and religious education at a boarding school will provide a strong
mental training for the formation of individual intelligent and noble. In addition, a boarding school with speech
entrepreneurship curriculum in the education system, can provide an added value to the institution.
Prospective employers are responsible for each other and the environment, and economic actors are honest
and committed. Entrepreneur Boarding can be part of an effort to maintain the sustainability of resources,
both natural and human resources. Sustainable development, as the purpose of the object, is a theme that
describes every aspect of the design object. Sustainable development has three principles of sustainability; the
natural environment sustainability, social sustainability and economic sustainability. Starting from the planning
of design, the building process, until the use of the building, always accompanied by the consideration of the
three aspects of sustainability. Through the application of sustainable development as the design theme of the
boarding school entrepreneurs will produce buildings that are environmentally and socially friendly, in addition
to continue to provide investment for owners, users, and the surrounding community.

Keywords: Boarding School Entrepreneur, Sustainable Development, Three Dimensions of Sustainable Development

Abstrak
Persaingan tidak sehat antar pelaku ekonomi, serta pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan tanpa
diimbangi dengan pelestariannya, kini menjadi permasalahan pelik di tengah masyarakat. Pendidikan yang
kurang berkualitas, khususnya pendidikan moral dan agama, menjadi salah satu penyebab atas permasalahan
tersebut. Oleh sebab itu, keberadaan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis agama Islam
diharapkan dapat menjadi solusi atas menurunnya nilai-nilai moral dan agama pada bangsa ini. Melalui
perpaduan antara pendidikan formal dan pendidikan agama pada pondok pesantren akan memberikan pelatihan
mental yang kuat untuk terbentuknya individu cerdas dan berakhlak mulia. Di samping itu, pondok pesantren
dengan pembekalan kurikulum kewirausahaan pada sistem pendidikannya, dapat memberikan nilai tambah
terhadap lembaga pendidikan tersebut. Sehingga dihasilkanlah calon pengusaha yang bertanggungjawab
terhadap sesama dan terhadap lingkungan, serta pelaku ekonomi yang jujur dan berkomitmen. Pondok
Pesantren Enterpreneur dapat menjadi bagian dari usaha untuk mempertahankan keberlanjutan sumber daya,
baik sumber daya alam maupun manusia. Pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan
sustainable development, sebagaimana tujuan dari obyek pondok pesantren enterpreneur itu sendiri menjadi
tema yang menjiwai tiap aspek perancangan obyek tersebut. Sustainable development memiliki tiga prinsip
keberlanjutan, yakni: keberlanjutan lingkungan alam, keberlanjutan sosial, dan keberlanjutan ekonomi. Mulai
dari tahap perencanaan, pembangunan, hingga penggunaannya, selalu diiringi oleh pertimbangan akan
keberlanjutan tiga aspek tersebut. Melalui penerapan tema sustainable development pada perancangan pondok
pesantren enterpreneur akan dihasilkan bangunan yang ramah lingkungan dan ramah terhadap masyarakat, di
samping tetap memberikan investasi bagi pemilik, pengguna, serta masyarakat di sekitarnya.

Kata kunci: Pondok Pesantren Enterpreneur, Sustainable Development, Tiga Dimensi Sustainable Development

Pendahuluan perekonomian, atau korelasi antara keduanya.


Fenomena sosial yang terjadi saat ini tidak Sebagian besar masyarakat memahami tujuan dari
lepas dari permasalahan pendidikan dan pendidikan hanyalah untuk menunjang perekonomian
di masa mendatang. Padahal esensi terpenting dari

82 | Journal of Islamic Architecture Volume 2 Issue 2 December 2012


eksistensi pendidikan ialah pembentukan karakter Keberadaaan Pondok Pesantren Enterpreneur
serta pengendalian perilaku seseorang. Akibatnya, menjadi sebuah perwujudan integrasi keilmuan, baik
banyak pelaku ekonomi di negeri ini yang saling integrasi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan
bersaing secara tidak sehat, dan saling merugikan umum, integrasi antara ilmu secara teori maupun
satu sama lain. Demi tujuan mendapatkan praktek, integrasi antara ilmu tentang sikap individu
keuntungan yang sebesar-besarnya, mereka tidak terhadap ilmu tentang kemasyarakatan, serta
segan untuk melakukan eksploitasi terhadap integrasi antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam
lingkungan, tanpa ada kesadaran untuk Islam telah diajarkan tentang pentingnya
melestarikannya kembali. Melihat fenomena keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat,
tersebut, perlu adanya pendidikan sikap dan mental yang dalam firman-Nya berbunyi:
yang lebih ketat, agar masyarakat dapat lebih "Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan
memperhatikan manusia dan lingkungan sekitarnya Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
selain untuk mendapatkan keuntungan semata. janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
Islam sebagai agama yang dipeluk oleh mayoritas
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
penduduk Indonesia, telah mengajarkan kepada kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan
penganutnya untuk selalu menjaga hubungan yang di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
baik dengan Tuhannya, dengan sesama, serta dengan orang-orang yang berbuat kerusakan." (al Qashash:
lingkungan alam. Peran manusia sebagai khalifah di 77).
bumi, juga termasuk di dalam ajaran Agama Islam. Dari ayat tersebut, Allah memerintahkan kepada
Namun, kurangnya kepedulian terhadap sesama dan manusia untuk selalu berusaha mencari kebahagiaan
terhadap lingkungan alam, banyak terjadi di negeri di akhirat dengan selalu beribadah serta menjauhi
yang sebagian besar penduduknya beragama Islam larangan-Nya. Manusia juga memiliki hak untuk
ini. Dari sini, terlihat jelas bahwa terdapat hubungan mendapatkan kebahagiaan di kehidupan dunianya
antara kurangnya pemahaman tentang Agama Islam dengan belajar dan bekerja keras. Dalam upaya
pada masyarakat, dengan rusaknya perekonomian mencari kebahagiaan di dua dunia tersebut Allah
serta eksploitasi alam besar-besaran yang kini memberikan syarat. Syarat yang pertama yaitu
terjadi. manusia harus saling memberikan kebaikan kepada
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan sesama, sehingga dalam beribadah maupun bekerja
berbasis agama Islam memiliki peluang untuk janganlah sampai merugikan orang lain. Syarat
mendidik moral dan perilaku masyarakat Indonesia. berikutnya, dalam pencarian kebahagiaan di dunia
Penekanan pada pendidikan anak pesantren atau maupun akhirat, Allah melarang manusia untuk
santri tidak hanya pada ilmu agama dan ilmu umum merusak alam. Manusia sebagai khalifah di muka
saja, melainkan juga pada pembentukan pribadi bumi harus dapat mengatur keseimbangan alam
yang beriman, bertaqwa, serta berakhlak mulia. Di untuk dapat dimanfaatkan namun dan
sisi lain, sebagai lembaga pendidikan pondok melestarikannya sekaligus.
pesantren diminati oleh sebagian besar masyarakat Pondok Pesantren Enterpreneur, erat kaitannya
Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. dengan prinsip keberlanjutan atau sustainable
Tercatat ada sekitar 21.521 pondok pesantren di development. Keberlanjutan dari segi kehidupan
Indonesia dengan jumlah santri yang tidak kurang sosial masyarakat, keberlanjutan ekonomi
dari 3 juta orang1.Harapannya, melalui pondok masyarakat, serta keberlanjutan lingkungan alam,
pesantren inilah permasalahan ekonomi bangsa merupakan tiga aspek yang perlu dipertahankan
dapat terselesaikan. sebagai prinsip dasar sustainable development atau
Perkembangan pesat lembaga pendidikan disebut sebagai tiga dimensi sustainable
pondok pesantren di Indonesia mengiringi pula development. Tujuan utama Pondok Pesantren
perkembangan keilmuan yang diajarkan di dalamnya. Enterpreneur pada dasarnya merupakan lembaga
Saat ini klasifikasi pondok pesantren tidak hanya pendidikan yang menghasilkan masyarakat
sebatas model yang berbeda antara pondok berpendidikan dan bermoral, dalam hal ini
pesantren salaf dan modern saja. Lebih bervariasi menunjang keberlanjutan dalam aspek sosial. Di
lagi, terdapat beberapa pondok pesantren dengan samping itu, kegiatan pendidikan kewirausahaan
ciri khas masing-masing sesuai bidang pendidikan dalam pondok pesantren ini bertujuan untuk
yang ditekankan. Contohnya pondok pesantren meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat,
tahfidz al Quran yang khusus membimbing santri yang dalam hal ini menunjang aspek ekonomi.
yang ingin menghafal al Quran hingga pondok bahasa Sedangkan dari segi lingkungan ditunjang dengan
asing yang didalamnya menerapkan penggunaan desain perancangan Pondok Pesantren
bahasa asing dalam percakapan sehari-hari. Dari Enterprenenur yang ramah lingkungan dan
fenomena permasalahan ekonomi yang terjadi di meminimalisir eksploitasi alam, di samping
Indonesia saat ini, alangkah baiknya jika terdapat keberadaannya yang mengharuskan untuk tetap
pondok pesantren yang menyediakan fasilitas melestarikan lingkungan dalam segala aspek.
pendidikan perekonomian, yang dalam hal ini adalah
wirausaha. Maka perancangan pondok pesantren
berbasis wirausaha atau pondok pesantren
enterpreneur menjadi menarik untuk dibahas,
sebagai solusi atas isu sosial yang terjadi di
masyarakat dewasa ini.

Journal of Islamic Architecture Volume 2 Issue 2 December 2012 | 83


Perencanaan yang baik akan selalu memperhatikan
keberlanjutan unsur-unsur alam. Tanah, air, udara,
dan api menjadi istilah bagi unsur alam yang perlu
untuk dipertahankan.
• Tanah
Dalam pencarian lokasi, perlu untuk memahami
kebutuhan obyek terhadap sebuah site yang akan
ditempati. Untuk pembangunan Pondok Pesantren
Enterpreneur dibutuhkan lahan yang cukup luas.
Selain karena kebutuhan akan massa bangunan yang
banyak, kurikulum wirausaha yang menjadi nilai
Gambar 1: Tiga Dimensi Sustainable Development2 tambah dalam pesantren ini membutuhkan lahan
tambahan yang cocok sebagai area wirausaha. Untuk
Melalui alasan-alasan itulah, perlu kiranya untuk mengatasi kondisi ketersediaan lahan yang semakin
mengkaji perancangan Pondok Pesantren menyempit di kota besar, dibutuhkan strategi yeng
Enterprenenur dengan menerapkan nilai-nilai tepat dalam mengolah lahan yang terbatas. Tanah
keberlanjutan ke setiap aspek rancangannya. Mulai
dari penataan massa, bentuk bangunan, hingga berkontur dapat dijadikan sebagai alternatif, dengan
material yang digunakan, haruslah menunjang ketiga syarat kegunaan lahannya tepat untuk obyek dan
aspek sustainable. Hingga aktifitas yang dihasilkan sesuai aturan daerah setempat yang diatur dalam
melalui perancangan ini juga harus tetap Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK). Fungsi
mempertahankan nilai-nilai keberlanjutan. bangunan yang kompleks menuntut penggunaan
lahan untuk area industri, pertanian dan
perkebunan, peternakan dan perikanan, serta
Hasil dan Diskusi perdagangan skala desa, selain untuk area
Sustainable development, menjadi salah satu
pendidikan sebagai fungsi utama.
strategi pelestarian sumber daya, baik alam maupun
manusia. Penerapannya dimulai dari tahap • Air
perencanaan, proses pembangunan, hingga proses Pondok Pesantren pada umumnya memfasilitasi
pengoperasian dan pengembangan. Pemikiran fisik para santri dalam aktifitasnya sehari-hari, terutama
bangunan yang berkelanjutan serta aktifitas kebutuhan air. Kegiatan wirausaha pun diperkirakan
didalamnya yang bersifat kontinu harus sudah ada membutuhkan konsumsi air yang cukup banyak,
dalam konsep ide perancangan. Pertimbangan sehingga dalam penentuan lokasi, kandungan air
prinsip tiga dimensi dalam sustainable development tanah pada lahan perlu dipertimbangkan. Adanya
juga harus ada untuk tiap tahapannya. Dengan
sungai yang mengalir dapat menjadi potensi yang
begitu pelestarian lingkungan, pertimbangan debit
dan kredit, serta pengaruh sosial bagi masyarakat sangat menguntungkan selain mengandalkan suplai
menjadi bagian dari tiap proses penyelenggaraan air bersih dari PDAM.
Pondok Pesantren Enterpreneur. • Udara
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang Jauh dari polusi udara menjadi keinginan bagi
prinsip tiga dimensi dalam sustainable development, setiap orang dalam mendirikan tempat tinggalnya.
pada pengadaan lembaga pendidikan pondok Kendati sulit menghindari polusi udara di area kota,
pesantren enterpreneur. Sustainable development namun strategi dalam peminimalisir masuknya polusi
selalu berupaya mempertahankan kelestarian alam, masih dapat dilakukan. Kebutuhan akan penghawaan
serta menjaga secara moral akan kesadaran yang sejuk dan bersih sangat penting diperhatikan
mengupayakan efisiensi penggunaan energi dalam dalam tiap ruangan. Intinya adalah membentuk
aktifitasnya di tiap tahapan penyelenggaraannya, sistem sirkulasi dari penataan massa bangunan yang
yang dapat dipaparkan sebagai berikut2: memungkinkan udara bersih dapat mengalir ke tiap
sisi pada site, serta menghindari udara kotor masuk
1. Tahap perencanaan ke dalam site dan ruangan.
Pencarian lokasi yang tepat untuk
• Api
pembangunan adalah bagian terpenting dalam tahap Unsur lain yang penting untuk dipertahankan
perencanaan. Ketepatan dalam pencarian lokasi juga keberlanjutannya ialah energi, yang dilambangkan
dilihat dari aspek tiga dimensi sustainable. oleh api. Kebutuhan akan listrik dalam memenuhi
Perencanaan dalam desain dan tampilan juga perlu penerangan maupun penunjang aktifitas lainnya
diperhatikan dan dikaitkan dengan prinsip tiga tidak kalah dengan kebutuhan terhadap air dan
udara. Bahkan untuk menjalankan sebuah kegiatan
dimensi.
wirausaha, energi listrik menjadi bagian terpenting
a. Lingkungan yang belum tergantikan. Penataan massa yang
memungkinkan dihasilkannya pencahayaan alami

84 | Journal of Islamic Architecture Volume 2 Issue 2 December 2012


dibutuhkan dalam perancangan, sehingga pembangunan. Potensi alami tersebut justru perlu
mengurangi penggunaan energi. Strategi daylighting dipertahankan untuk dapat dimanfaatkan baik dalam
pada tiap massa dapat memasukkan cahaya matahari proses pembangunan maupun dalam proses
yang optimal. Di samping itu, pengadaan sumber penyelenggaraan pondok pesantren nantinya. Cut
energi alternatif dapat dilakukan untuk menunjang and fill pada lahan berkontur tetap dilakukan,
pemenuhan kebutuhan energi yang sangat tinggi namun dengan pertimbangan yang seefektif
pada obyek. mungkin, untuk menghindari perubahan kondisi
Perlu pertimbangan lebih jauh untuk tetap lahan yang drastis. Upaya-upaya tersebut juga dapat
mempertahankan potensi alami yang ada pada site. menunjang aspek keberlanjutan ekonomi, karena
Dengan kata lain, desain rancangan haruslah biaya pengolahan tanah yang dapat ditekan
menyesuaikan dengan kondisi asli lahan, bukan seminimal mungkin.
mengolah lahan untuk disesuaikan dengan desain b. Sosial
bangunan. Proses pembangunan yang baik ialah yang tidak
b. Sosial menimbulkan keluhan pada masyarakat sekitar atas
Penentuan lokasi juga tidak lepas dari gangguan yang ditimbulkan. Penggunaan alat berat
pertimbangan sosial. Sebagai lembaga pendidikan perlu pertimbangan karena penggunaannya yang
berbasis agama Islam, pondok pesantren sebisa menimbulkan polusi baik udara maupun suara atau
mungkin berada di wilayah masyarakat bebas konflik kegaduhan. Misalnya digunakan hanya jika tenaga
antar agama, untuk memperlancar proses manusia tidak sanggup melaksanakannya. Proses
pembangunan dan penyelenggaraannya. Keberadaan pembangunan dengan melibatkan masyarakat
obyek baik dalam proses pembangunan maupun setempat akan lebih baik, karena dari situlah akan
tahap penyelenggaraan tidak boleh mengganggu terwujud rasa kepemilikan dari masyarakat atas
masyarakat sekitar. Dalam segi bentuk dan tampilan obyek. Upaya ini juga dapat menunjang untuk
bangunan, juga diusahakan agar tidak menimbulkan menghasilkan keuntungan dari segi ekonomi.
kesan kontras terhadap bangunan di sekitarnya. c. Ekonomi
Lebih baik, keberadaan pondok pesantren Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
enterpreneur dapat menjadi pusat bagi daerah di dua aspek di atas yaitu aspek lingkungan dan sosial,
sekitarnya melalui kegiatan-kegiatan dalam upaya menjaga keberlanjutannya juga
kemasyarakatan. berpengaruh pada aspek ekonomi. Tidak dapat
c. Ekonomi dipungkiri bahwa dalam tahap pembangunan,
Pertimbangan mendasar yang kebanyakan orang pertimbangan secara ekonomi menjadi prioritas yang
anggap sebagai sesuatu yang paling utama yaitu paling diperhatikan. Mulai dari penggunaan material
pertimbangan ekonomi. Taksiran terhadap debit dan lokal yang relatif rendah biaya, hingga penggunaan
kredit dalam pembangunan dan penyelenggaraan sumber daya alam yang dihasilkan oleh potensi lahan
obyek perlu perhatian khusus. Mulai dari penentuan itu sendiri, seperti: air, pasir, batu kali, dan lain
lokasi, yang berupaya untuk mendapatkan tempat sebagainya. Dalam usaha meminimalisir biaya,
yang memiliki potensi tinggi untuk dimanfaatkan. kekuatan struktur juga tetap diperhatikan, karena
Pengoptimalan material lokal juga menjadi solusi resikonya akan lebih buruk jika dilihat dari segi
untuk menekan pengeluaran dalam proses ekonomi pada tahap pengembangan nantinya.
pembangunan. Penentuan lokasi yang strategis Penerapan aspek keberlanjutan ekonomi dapat
dengan pangsa pasar yang tepat juga sangat dilakukan dengan menjadikan objek sebagai
diperlukan untuk mendapatkan peluang tingginya bangunan yang tumbuh. Dengan kata lain, kebutuhan
minat calon santri untuk menuntut ilmu di pesantren akan adanya penambahan massa atau penambahan
enterpreneur sehingga dapat meningkatkan ruang serta renovasi dalam tahap pengembangan
pendapatan ketika proses penyelenggaran pondok nanti, dapat dilakukan tanpa merusak struktur
pesantren tersebut. bangunan asli, sehingga mengurangi pengeluaran
dari biaya renovasi bangunan tersebut.
2. Proses Pembangunan
Dalam tahap pembangunan, sustainable
development memberikan penekanan untuk 3. Proses Penyelenggaraan dan Pengembangan
senantiasa melakukan kebijakan terhadap segala Tahap ini merupakan yang terpenting dalam
macam sumber daya. Tiga dimensi dalam sustainable pengadaan lembaga pendidikan pondok pesantren
development turut menyertai dalam mengambil enterpreneur. Dari sini akan dibuktikan betapa
kebijakan-kebijakan tersebut. Proses pembangunan keberadaan Pondok Pesantren Enterpreneur dapat
merupakan pengerjaan atas apa yang telah menjadi solusi atas permasalahan moral dan
direncanakan dalam tahap perencanaan. perekonomian pada masyarakat, serta
a. Lingkungan keikutsertaannya dalam mempertahankan
Sikap bijak dalam mengolah tanah pada site, keberanjutan sumber daya, baik alam maupun
menjadi keharusan dalam pembangunan dengan manusia.
tema keberlanjutan. Semaksimal mungkin kondisi Pada tahap ini, pondok pesantren enterpreneur
asli tanah tetap dipertahankan, untuk meminimalisir memberikan fasilitas serta membentuk sistem, yang
kerusakan pada potensi hidup di sekitar site. Potensi menunjang keberlanjutan dari tiga aspek sustainable
alami seperti pohon, sungai, dan kontur tanah tidak development. Beberapa fasilitas yang diberikan
dianggap sebagai penghalang dalam proses Pondok Pesantren Enterpreneur, baik yang berfungsi

Journal of Islamic Architecture Volume 2 Issue 2 December 2012 | 85


sebagai sarana pendidikan maupun sebagai fasilitas penunjang aspek ekonomi, koperasi juga menunjang
umum, di antaranya: aspek sosial, di mana santri diajarkan untuk
a. Masjid berinteraksi dalam kegiatan ekonomi bersama
Merupakan elemen penting dalam masyarakat.
penyelenggaraan pondok pesantren. Kegiatan g. Fasilitas pendidikan kewirausahaan
peribadatan baik yang berupa ibadah mahdoh Merupakan fasilitas penunjang yang menjadi
seperti: solat, dzikir, dan lain sebagainya, serta pembeda dengan pondok pesantren lainnya.
ibadah yang ghoiru mahdoh seperti: mengaji, Pendidikan wirausaha dilakukan dengan memberikan
diskusi, dan lain sebagainya, dilakukan di tempat pengalaman langsung untuk merasakan pekerjaan
tersebut. Masjid di sini berfungsi juga sebagai sebagai seorang enterpreneur. Pengalaman tersebut
penunjang aspek sosial, di mana masjid dapat akan menjadikannya ilmu yang sulit untuk dilupakan,
digunakan pula untuk kegiatan kemasyarakatan sehingga ke depannya dapat dikembangkan ketika
dengan warga sekitar. berada di lingkungan masyarakat. Selain melatih
b. Gedung serba guna dalam keahlian berbisnis, fasilitas ini juga
Kegiatan santri yang membutuhkan kapasitas memberikan pendidikan moral kepada santri untuk
ruang yang cukup banyak, seperti seminar, senantiasa bertanggungjawab,baik kepada
pertunjukan seni religius, atau acara tahunan santri konsumen, maupun kepada sumber daya alam yang
yang bersifat kolektif, dapat dilakukan di bangunan telah dimanfaatkan untuk kegiatan kewirausahaan.
ini. Di samping itu, gedung serba guna juga Mereka akan berhati-hati dalam mengolah limbah
disewakan untuk umum. Sehingga keberadaan ruang industri agar tidak mencemari lingkungan. Selain itu,
ini menjadi penunjang aspek ekonomi karena tanggung jawab terhadap lingkungan juga dilakukan
menjadi salah satu sumber pendapatan lembaga dengan melestarikan kembali apa yang telah
pondok pesantren. dimanfaatkan untuk kegiatan wirausaha.
c. Asrama Ada berbagai macam bentuk wirausaha. Namun
Merupakan salah satu elemen penting pondok tidak semuanya diajarkan dalam pendidikan
pesantren. Asrama untuk santri laki-laki dan wirausaha di pondok pesantren ini. Penekanan
perempuan pada umumnya dipisah dengan jarak kegiatan wirausaha lebih pada pengelolaan alam
yang cukup jauh untuk menghindari pergaulan dan budidaya. Agar pembentukan sikap tanggung
langsung antara santri dan lawan jenis. Asrama jawab terhadap alam lebih dapat tertanam pada
menjadi penunjang aspek sosial, di mana seluruh jiwa santri. Berikut macam-macam fasilitas
aktifitas santri di dalamnya ditekankan sikap wirausaha yang sekiranya dapat diterapkan pada
akhlakul karimah, baik dalam aktifitas individu pendidikan wirausaha di Pondok Pesantren
maupun aktifitas bersama. Hal ini akan membentuk Enterpreneur3.
moral santri yang baik dan bertanggungjawab,
sehingga dapat mengantisipasi kemorosotan moral Tabel 1: Fasilitas Pendidikan Wirausaha
generasi muda di Indonesia. Pengadaan asrama
santri ini juga menunjang aspek keberlanjutan sosial No Fasilitas Kebutuhan ruang
yang baik di tengah masyarakat negeri ini.
d. Sekolah
Merupakan elemen penting lain dalam Kandang unggas, kandang
pendirian pondok pesantren. Sama seperti sekolah Fasilitas
kambing dan domba,
1 pendidikan
pada umumnya, sekolah atau madrasah di pondok kandang kelinci, lahan
peternakan
pesantren juga memberikan pendidikan formal rumput gajah
berupa kurikulum nasional. Fasilitas ini jelas
merupakan penunjang aspek sosial, karena
Lahan untuk sawah, lahan
memberikan kemudahan pada santri untuk Fasilitas untuk perkebunan, ruang
menuntaskan kewajiban pendidikannya di sekolah. pendidikan persemaian (germinator
e. Rumah pengasuh dan guru 2
pertanian dan room), ruang pengomposan
Fasilitas ini merupakan perwujudan kepedulian perkebunan (composting), lumbung
pondok pesantren terhadap para pengajar. padi
Memungkinkan pengasuh atau guru yang bertempat
tinggal jauh agar tidak perlu mencari tempat baru di
wilayah tersebut. Fasilitas ini juga menunjang aspek Kolam ikan air tawar,
sosial dalam upaya memuliakan peran guru yang kini Fasilitas kolam pembibitan dan
3 pendidikan pengembangan lele, kolam
banyak diremehkan.
perikanan pembibitan dan
f. Koperasi pondok pesantren
pengembangan mujair
Fasilitas ini merupakan salah satu penunjang
praktek kewirausahaan. Pengelola koperasi
merupakan santri pondok pesantren itu sendiri Lab computer, ruang
bersama pengasuh sebagai pembimbingnya. Fasilitas
praktek memasak, ruang
Keterlibatan warga sekitar dalam penggunaan 4 pendidikan
praktek menjahit, ruang
keahlian
fasilitas ini juga diperlukan, sehingga, dapat praktek kecantikan
memberikan penghasilan yang lebih tinggi untuk
pemasukan pondok pesantren. Disamping sebagai

86 | Journal of Islamic Architecture Volume 2 Issue 2 December 2012


Di samping fasilitas, aktifitas pun perlu diperhatikan
dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di
pondok pesantren. Melalui fasilitas-fasilitas yang
telah disebutkan di atas, diharapkan dapat
menghasilkan aktifitas-aktifitas yang juga menunjang
keberlanjutan dari tiga dimensi sustainable
development. Sehingga, keberadaan pondok
pesantren enterpreneur benar-benar dapat
mendukung upaya keberlanjutan baik pada
lingkungan, sosial, maupun ekonomi.

Kesimpulan
Penerapan prinsip tiga dimensi sustainable
development, memperkuat keberadaan Pondok
Pesantren Enterpreneur sebagai lembaga pendidikan
yang mencetak wirausahawan yang
bertanggungjawab. Tidak hanya dari desain
bangunannya saja, penerapan prinsip sustainable
development menjiwai seluruh tahap pengadaan
Pondok Pesantren Enterpreneur, antara lain:
• penentuan lokasi yang tepat dan berpotensi
dari segi ketersediaan sumber daya alam,
kondisi mayarakat, serta peluang
penyelenggaraan kegiatan wirausaha.
• proses pembangunan yang bijak terhadap alam
dan masyarakat, dengan meminimalisir
penggunaan alat berat, dan mengoptimalkan
penggunaan material alami.
• penyelenggaraan pendidikan pondok pesantren
enterpreneur dengan fasilitas dan aktifitas yang
tepat dan menjunjung tinggi prinsip
keberlanjutan tiga dimensi sustainable.
Dari pemaparan secara umum tersebut, dapat
dikembangkan lagi untuk lebih detailnya tentang
penerapan prisip sustainable development pada tiap
aspek perancangan secara lebih detail.

Referensi

1 http://www.scribd.com/astaga/d/ 24613026 -
Depag -LaporanKhusus-Prestasi-Santri-dan-
Murid-Madrasah-Meningkat-Signifikan
2 Ian L McHarg, penerjemah Sugeng Gunadi.
2005. Merancang Bersama Alam. Airlangga:
Surabaya
3 Guzairi, Ahmad Faiz. 2010. Desain Tata Ruang
Kamar di Pesantren. UIN-Maliki Press: Malang

Journal of Islamic Architecture Volume 2 Issue 2 December 2012 | 87

You might also like