Professional Documents
Culture Documents
ORIGINAL ARTICLE
Factors Related Without Stunting on Children in Elementary School 014610 Sei Renggas West
Kisaran Subdistrict Asahan District
Wanda Lestari1*, Sri Hartati Indah Rezeki2, Dian Mayasari Siregar3, Saskiyanto Manggabarani4
1,4
Dosen Gizi, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia
2
Mahasiswa Peminatan Kesehatan Reproduksi, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia
3
Dosen Epidemiologi, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia
*Penulis Korespondensi
ABSTRACT
Background: Stunting is an age-dependent height due Stunting is an age-dependent height due to chronic or
chronic malnutrition. The prevalence of stunting in Indonesia is highest in Southeast Asia. This study aims to
analyze the factors that affect stunting in children elementary school 014610 Sei Renggas West Kisaran
Subdistrict Asahan District 2017.
Methods: The type of research is cross sectional. Elementary School 014610 Sei Renggas has 121 students. The
sample was 64 students. Data were analyzed by univariate, bivariate using chi-square and multivariate test with
logistic regression test.
Results: The results showed that education and family income variables had significant influence with stunting
variable at significant value level p = 0,000 (<0,05).
Conclusion: It is suggested to the school to make, implement and evaluate UKS program for better health
counseling to the students to know about health problem and the importance of nutrition in health.
ABSTRAK
Latar Belakang: Stunting merupakan suatu ketidaktercapaian tinggi badan sesuai umur yang disebabkan karena
mengalami kurang gizi menahun atau kronis. Prevalensi stunting di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi stunting pada anak Sekolah Dasar Negeri
014610 Sei Renggas Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan Tahun 2017.
Metode: Jenis penelitian adalah cross sectional. Sekolah Dasar Negeri 014610 Sei Renggas memiliki 121 siswa.
Sampel penelitian adalah 64 siswa. Data dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji chi-square dan
multivariat dengan uji regresi logistik.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan variabel pendidikan dan pendapatan keluarga memiliki pengaruh yang
signifikan dengan variabel stunting pada taraf nilai signifikan p=0,000(<0,05).
Kesimpulan: Disarankan kepada pihak sekolah untuk membuat, melaksanakan, dan mengevaluasi program
UKS agar lebih baik lagi dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada siswa/siswi agar mengetahui tentang
masalah kesehatan dan pentingnya gizi dalam kesehatan.
Korespondensi: Wanda Lestari, Program Studi S1 Gizi Institut Kesehatan Helvetia, No. Hp. 081220149575,
Email:lestariwanda227@gmail.com
59
Jurnal Dunia Gizi Vol. 1 No. 1, Juni 2018 : 59-64
Kabupaten Asahan Tahun 2017. Populasi ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga,
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas jumlah anggota keluarga dan jenis kelamin.
IV, V, VI yang terdiri dari 64 siswa. Sampel Pengumpulan data dalam penelitian ini
dalam penelitian ini total sampling, yaitu 64 menggunakan kuesioner.
siswa di SD Negeri 014610 Sei Renggas. HASIL
Penelitian ini termasuk ke dalam Hasil distribusi frekuensi pendidikan
metode penelitian survei analitik yang bersifat ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga,
kuantitatif dengan desain cross sectional. jumlah anggota keluarga dan jenis kelamin
Variabel dalam penelitian ini yaitu pendidikan disajikan pada Tabel 1.
Korespondensi: Wanda Lestari, Program Studi S1 Gizi Institut Kesehatan Helvetia, No. Hp. 081220149575,
Email:lestariwanda227@gmail.com
62
Jurnal Dunia Gizi Vol. 1 No. 1, Juni 2018 : 59-64
yang meningkat membantu untuk terpenuhinya anggota keluarga lainnya yang lebih besar
kebutuhan pangan di rumah tangga (12). untuk memperoleh makanan, sehingga mereka
Pendapatan keluarga menjadi salah berisiko untuk mengalami kurang gizi (21).
satu faktor penting dalam tercapainya status Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
gizi yang baik, karena ketidakmampuan dalam tidak ada hubungan antara jenis kelamin
keuangan menyebabkan kurangnya dengan kejadian stunting pada anak, dengan
kemampuan keluarga untuk memenuhi asupan nilai p=0,067 > 0,05. Hal ini tidak sejalan
gizi keluarga sesuai dengan kebutuhan yang dengan penelitian di Ethiopia, bahwa anak
seharusnya (13)(14). Hasil penelitian ini laki-laki cenderung untuk menjadi pendek
menunjukkan bahwa ada hubungan antara dibandingkan anak perempuan (16)(9).
pendapatan keluarga dengan kejadian stunting Sementara penelitian lain di Kamerun
pada anak. Penelitian ini sejalan dengan menyebutkan bahwa anak perempuan lebih
penelitian sebelumnya yaitu terdapat hubungan berpeluang untuk menjadi stunting
antara penghasilan orang tua dengan kejadian dibandingkan anak laki-laki (22).
stunting. Anak yang berasal dari keluarga Faktor yang paling berhubungan
dengan pendapatan yang rendah berisiko 7,8 dengan kejadian stunting pada anak adalah
kali menjadi stunting dibandingkan dengan pendapatan keluarga. Rumah tangga yang
anak yang berasal dari keluarga dengan mempunyai pendapatan yang tinggi (kaya)
penghasilan tinggi (15)(16). Status ekonomi sebagian pendapatannya digunakan untuk
keluarga yang rendah akan memengaruhi konsumsi barang non makanan. Hal ini tentu
kualitas dan kuantitas bahan makanan yang sangat berbeda dengan rumah tangga yang
dikonsumsi oleh keluarga. Makanan yang berpenghasilan rendah dimana penghasilan
didapat biasanya akan kurang bervariasi dan yang diterimanya hanya bisa digunakan untuk
sedikit jumlahnya terutama pada bahan pangan mengkonsumsi makanan, kalaupun ada sisa
yang berfungsi untuk pertumbuhan anak hanya bisa untuk mengkonsumsi barang atau
seperti sumber protein, vitamin, dan mineral jasa yang sangat dibutuhkan sehingga untuk
sehingga meningkatkan risiko kurang gizi menabung sangat sedikit peluangnya (23).
(17)(18).
Jumlah anggota keluarga berhubungan KESIMPULAN DAN SARAN
dengan kejadian stunting pada anak yang Faktor yang berhubungan dengan
ditunjukkan dengan hasil uji statistik p=0,000 kejadian stunting pada anak sekolah adalah
< 0,05. Anak yang stunting pada penelitian ini pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga dan
terdapat pada keluarga dengan jumlah anggota pendapatan keluarga. Kepada pihak sekolah
keluarga > 4 orang. Hasil penelitian ini sejalan untuk membuat, melaksanakan, dan
dengan penelitian lain dimana jumlah anggota mengevaluasi program Usaha Kesehatan
rumah tangga merupakan faktor risiko kejadian Sekolah (UKS) agar lebih baik lagi dalam
stunting. Jumlah anggota rumah tangga pada memberikan penyuluhan kesehatan kepada
anak stunting cenderung lebih besar siswa/siswi agar mengetahui tentang masalah
dibandingkan dengan anak normal (19)(20). kesehatan dan meningkatkan pengetahuan gizi
Jumlah anggota keluarga yang banyak pada anak usia sekolah dasar untuk mencegah
tidak menguntungkan bagi anak-anak. stunting.
Keluarga yang jumlah anggotanya lebih
banyak, disertai dengan pendapatan keluarga UCAPAN TERIMA KASIH
yang rendah, maka anggota keluarga tersebut Terima kasih kepada Kepala Sekolah
terutama anak-anak berpeluang untuk tidak Dasar Negeri 014610 Sei Renggas Kecamatan
mendapat asupan yang lebih baik guna Kisaran Barat Kabupaten Asahan yang telah
memenuhi kebutuhan tubuhnya. Anak-anak bersedia memberikan lokasi untuk penelitian
kecil mungkin tidak mampu bersaing dengan ini dan terima kasih untuk orang tua dan istri
Korespondensi: Wanda Lestari, Program Studi S1 Gizi Institut Kesehatan Helvetia, No. Hp. 081220149575,
Email:lestariwanda227@gmail.com
63
Jurnal Dunia Gizi Vol. 1 No. 1, Juni 2018 : 59-64
yang sudah memberikan doa dan dukungan Faktor risiko stunting pada anak umur
dalam penyelesaian penelitian ini. 6-24 bulan di kecamatan Penanggalan
Kota Subulussalam Provinsi Aceh. J
Gizi Indones (The Indones J Nutr.
DAFTAR PUSTAKA
2014;3(1):37–45.
1. Cecep T, Mitha P. Pengantar Dasar 12. Sulthan S. Prevalence of stunting and
Ilmu Kesehatan Masyarakat. thinness among school-age children of
Yogyakarta Nuha Med. 2015; working and non-working mothers in
2. Salimar S, Kartono D, Fuada NF, rural areas of Aligarh District. Int J
Setyawati B. Stunting anak usia sekolah Appl Basic Med Res. 2014;3:51–7.
di Indonesia menurut karakteristik 13. Anto, Sudarman S, Yetti ER,
keluarga. Penelit Gizi dan Makanan Manggabarani S. Pengaruh Konseling
(The J Nutr Food Res. 2013;36(2):121– Memodifikasi Gaya Hidup Terhadap
6. Pencegahan Obesitas Pada Remaja.
3. Bloss E, Wainaina F, Bailey RC. Promot J Kesehat Masy. 2017;7(2):99–
Prevalence and predictors of 106.
underweight, stunting, and wasting 14. Sudarsih S, Wijayanti PB. Hubungan
among children aged 5 and under in Antara Pendapatan Keluarga Dengan
western Kenya. J Trop Pediatr. Status Gizi Balita Usia 36-60 Bulan Di
2004;50(5):260–70. Wilayah Kerja Puskesmas Gondang
4. De Onis M, Blössner M, Borghi E. Mojokerto. MEDICA MAJAPAHIT.
Prevalence and trends of stunting 2013;5(2).
among pre-school children, 1990–2020. 15. Aramico B, Sudargo T, Susilo J.
Public Health Nutr. 2012;15(1):142–8. Hubungan sosial ekonomi, pola asuh,
5. Dayyana LS. Faktor–Faktor Yang pola makan dengan stunting pada siswa
Berhubungan Dengan Kejadian sekolah dasar di kecamatan lut tawar,
Stunting Anak Sekolah Pada kabupaten aceh tengah. J Gizi dan Diet
Siswa/Siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Indones (Indonesian J Nutr Diet.
Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu 2016;1(3):121–30.
Tahun 2015. 16. WonDiMAgegn ZTa. Magnitude and
6. Hadi H. Beban ganda masalah gizi dan determinants of stunting among
implikasinya terhadap kebijakan children in Africa: a systematic review.
pembangunan kesehatan nasional. text. Curr Res Nutr Food Sci J.
2005; 2014;2(2):88–93.
7. Utara DKPS. Profil Kesehatan Provinsi 17. Nasikhah R, Margawati A. Faktor
Sumatera Utara Tahun 2010. Medan: risiko kejadian stunting pada balita usia
Dinkes Sumatera Utara. 2015; 24–36 bulan di Kecamatan Semarang
8. Sulastri D. Faktor determinan kejadian Timur. Diponegoro University; 2012.
stunting pada anak usia sekolah di 18. Astari LD, Nasoetion A, Dwiriani CM.
Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Hubungan karakteristik keluarga, pola
Padang. Maj Kedokt Andalas. pengasuhan dan kejadian stunting anak
2012;36(1):39–50. usia 6-12 bulan. 2005;
9. Senbanjo IO, Oshikoya KA, Odusanya 19. Ricci JA, Becker S. Risk factors for
OO, Njokanma OF. Prevalence of and wasting and stunting among children in
risk factors for stunting among school Metro Cebu, Philippines. Am J Clin
children and adolescents in Abeokuta, Nutr. 1996;63(6):966–75.
Southwest Nigeria. J Health Popul 20. Wu L, Yang Z, Yin S, Zhu M, Gao H.
Nutr. 2011;29(4):364. The relationship between
10. Astuti FD, Sulistyowati TF. Hubungan socioeconomic development and
tingkat pendidikan ibu dan tingkat malnutrition in children younger than 5
pendapatan keluarga dengan status gizi years in China during the period 1990
anak prasekolah dan sekolah dasar di to 2010. Asia Pac J Clin Nutr.
Kecamatan Godean. Kes Mas J Fak 2015;24(4):665–73.
Kesehat Masy. 2013;7(1). 21. Heningham H, McGregor S. Gizi dan
11. Lestari W, Margawati A, Rahfiludin Z. perkembangan anak. Jakarta Buku
Korespondensi: Wanda Lestari, Program Studi S1 Gizi Institut Kesehatan Helvetia, No. Hp. 081220149575,
Email:lestariwanda227@gmail.com
64
Jurnal Dunia Gizi Vol. 1 No. 1, Juni 2018 : 59-64
Korespondensi: Wanda Lestari, Program Studi S1 Gizi Institut Kesehatan Helvetia, No. Hp. 081220149575,
Email:lestariwanda227@gmail.com
65
Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Volume 1 Nomor 1, November 2019
p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP
ABSTRAK
Indonesia memiliki hampir sepertiga anak mengalami stunting. Hal ini menjadi masalah yang serius
karena stunting dapat berdampak jangka pendek yaitu peningkatan morbiditas dan mortalitas,
penurunan fungsi kognitif dan anak menjadi lebih mudah sakit sedangkan jangka panjang yaitu
obesitas, penurunan tinggi badan anak saat dewasa, penurunan performa di sekolah dan penurunan
kesehatan reproduksi.Stunting memiliki dampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang
terhambat terutama sel-sel syaraf pusat. Keadaan stunting akan mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel neuron akan terhambat sehingga kecerdasan intelektual anak dapat berkurang.
Metode yang digunakan adalahliterature review yang diambil dari buku, jurnal nasional atau
internasional maupun website. Literature yang diambil terdiri dari 18 artikel. Penelusuran sumber
pustaka dalam artikel ini melalui database NCBI dan Google Scholar. Sumber artikel diambil dari
tahun 2000 sampai tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan stunting mempengaruhi tingkat
kecerdasan intelektual anak. Simpulan stunting pada anak dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel syaraf pusat anak sehingga menurunkan kecerdasan intelektual anak.
ABSTRACT
Indonesia has almost one third of children stunted. This is a serious problem because stunting can
have short-term effects, there are increased morbidity and mortality, decreased cognitive function and
children become more easy to be illness while long-term, there are obesity, reduced child height as
adults, decreased performance in schools and decreased reproductive health. Stunting has an impact
on stunted growth and development especially central nerve cells. Stunting will lead to growth and
development of neuron cells will be hampered so that children's intellectual intelligence can be
reduced. The method used is literature review taken from books, national or international journals
and websites. Literature taken consists of 18 articles. Search of library resources in this article
through the NCBI database and Google Scholar. The source of the article was taken from 2000 to
2018. The results showed that stunting make the level of children's intellectual intelligence to be
decrease. Conclusion of stunting in children can inhibit the growth and development of the child's
central nerve cells, thereby reducing children's intellectual intelligence.
48
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 47 - 52, November 2019
Global Health Science Group
49
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 47 - 52, November 2019
Global Health Science Group
51
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 47 - 52, November 2019
Global Health Science Group
52