You are on page 1of 12

INDONESIAN HEALTH JOURNAL (IHJ)

https://ihj.rivierapublishing.id/index.php/rp
P-ISSN: 2963-3044
Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 E-ISSN: 2963-3036

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI DENGAN PENERAPAN 4 PILAR


GIZI SEIMBANG PADA PEKERJA DI PT MULTI KUSUMA CEMERLANG KOTA
SAMARINDA

Devianti Ravika1, Ratnawati2, Sepsina Reski3


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur, Indonesia

Diterima: 03-10-2022 Direview: 24-11-2022 Diterbitkan: 17-12-2022

ABSTACT
Introduction: The application of the 4 pillars of balanced nutrition is influenced by a person's level of knowledge.
Someone with a good level of nutritional knowledge can easily apply the 4 pillars of balanced nutrition. A worker
with a good nutritional condition will have optimal work quality and better body resistance.Purpose: This study
aims to determine the relationship between nutritional knowledge and the application of the 4 pillars of balanced
nutrition to workers at PT Multi Kusuma Cemerlang in the Palaran working area, Samarinda City. Methods:
This study uses an analytical observation design with a cross sectional design. This research was conducted at
PT. Multi Kusuma Brilliant. The sample in this study was 54 people who were taken by purposive random
sampling. Data obtained by using a questionnaire and tasted with fishers statistical test. Result:The results
showed that there was no significant relationship between nutritional knowledge and the application of the 4
pillars of balanced nutrition, the p-value was obtained 1,000 (p>0.05). Consclusion: There is no significant
relationship between nutritional knowledge and the application of the 4 pillars of balanced nutrition to workers
at PT. Multi Kusuma Cemerlang.

Keywords: Nutrition knowledge; application of the 4 pillars of balanced nutrition; PT. Brilliant Multi Kusuma

ABSTRAK

Pendahuluan: Penerapan 4 pilar gizi seimbang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang. Seseorang
dengan tingkat pengetahuan gizi yang baik maka dapat dengan mudah untuk menerapkan penerapan 4 pilar gizi
seimbang. Seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kualitas kerja yang optimal dan
ketahanan tubuh yang lebih baik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan gizi dengan penerapan 4 pilar gizi seimbang pada pekerja di PT. Multi Kusuma Cemerlang di wilayah
kerja Palaran Kota Samarinda. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan observasi analitik dengan desain
cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Multi Kusuma Cemerlang. Sampel pada penelitian ini sebanyak
54 orang yang diambil secara purposive random sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan
diuji dengan uji statistik fisher. Hasil: Hasil menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan gizi dengan penerapan 4 pilar gizi seimbang diperoleh nilai p-value 1,000 (p>0,05). Kesimpulan:
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan penerapan 4 pilar gizi seimbang pada
pekerja di PT. Multi Kusuma Cemerlang.

Kata Kunci: Pengetahuan gizi; penerapan 4 pilar gizi seimbang; PT. Multi Kusuma Cemerlang.

Coresponden: Devianti Ravika


Email: deviravika29@gmail.com

DOI: 10.58344/ihj.v1i2.21 47
Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

PENGANTAR
Permasalahan gizi di Indonesia seakan tidak ada habisnya. Indonesia memiliki masalah baru,
yakni angka prevalensi obesitas yang juga terus meningkat. Hal ini membuat Indonesia memiliki
masalah undernutrition dan over nutrition dalam waktu bersamaan atau yang disebut dengan double
burden of malnutrition atau beban ganda gizi salah. Beban ganda gizi salah ini dapat terjadi di tingkat
individu, rumah tangga, dan populasi di sepanjang daur kehidupan manusia (Hermiyanty, Fitrasyah,
Aiman, & Ashari, 2018).
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi adalah permasalahan yang terjadi karena penerapan gizi
seimbang masih sangat rendah. Hal ini disebabkan dengan masih tingginya angka prevelensi obesitas.
Ciri dari bangsa yang maju yaitu bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas
kerja yang tinggi. Ketiga hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pola makan merupakan perilaku
paling penting yang dapatmempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan
kualitasmakanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan
mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian Gizi yang optimal sangat penting untuk
pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok
umur. Gizi baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi,
produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini. Agar tubuh tetap
sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola
makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat
meningkatkan kesehatan individu danmasyarakat (Kemenkes, 2013).
Prevelensi obesitas di Indonesia banyak terjadi pada orang dewasa dibuktikan dengan data
Riskesdas masih tinggi. Data tersebut cenderung mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Pada tahun
2007 data obesitas yaitu 10,5%, ditahun 2013 meningkat menjadi 14,8%, kemudian pada tahun 2018
naik menjadi 21,8% (Kemenkes, 2013).
Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi kurang dan gizi lebih pada
masyarakat yaitu diantaranya status sosial ekonomi, tingkat pengetahuan yang kurang, ketidaktahuan
ibu tentang pemberian gizi yang baik untuk anak dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Wahyudi,
Sriyono, & Indarwati, 2014).
Faktor penyebab langsung masalah gizi, baik masalah gizi lebih atau masalah gizi kurang adalah
ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan kebutuhan tubuh serta adanya penyakit infeksi. Gizi
kurang disebabkan karena asupan gizi di bawah kecukupan yang dianjurkan sedangkan gizi lebih
disebabkan karena asupan gizi melebihi kecukupan yang dianjurkan dan tidak diimbangi dengan
aktivitas fisik yang cukup (Pratami, Widajanti, & Aruben, 2016).
Masalah gizi di Kalimantan Timur rentan dengan kemiskinan dan pola pengasuhan anak oleh
keluarga termasuk asuh makan, kesehatan, kebersihan dan bermain. Hasil penelitian pada keluarga
miskin di Kalimantan Timur menunjukkan persentase gizi buruk 5,8%, gizi kurang 10,8%, gizi baik
78,3% dan gizi lebih 2,5%. Indikasi ini menunjukkan indeks pembangunan manusia (IPM) masih
menyisakan masalah yang rumit yang segera harus ditangani dalam pembangunan kedepan oleh
pemerintah provinsi Kalimantan Timur (Saragih, 2010).
Pengetahuan kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengetahuan yang didasari dengan pemahaman yang tepat akan menumbuhkan perilaku
yang diharapkan, khususnya tentang pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi ialah pemahaman seseorang
tentang ilmu gizi, zat gizi, serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan. Jika
pengetahuan kurang tentang gizi, maka upaya yang dilakukan remaja untuk menjaga keseimbangan
makanan yang dikonsumsi dengan yang dibutuhkan akan berkurang dan menyebabkan masalah gizi
kurang atau gizi lebih (Roring, Posangi, & Manampiring, 2020).

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 48


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

Pengetahuan gizi dan obesitas berhubungan di mana semakin rendah pengetahuan tentang gizi
maka akan semakin tinggi risiko obesitasnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Jaminah dan (Adibah,
Patriasih, & Nurhayati, n.d.) yang menyatakan hasil penelitiannya yaitu status gizi obesitas sebesar
75,40% dan pengetahuan gizi terbanyak kategori kurang (90%). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan gizi dengan kejadian obesitas pada karyawan perempuan di Instalasi Gizi
RSUD Dr. Soetomo (Mardiana, 2020).
Penelitian oleh Nurdzulqaidah tahun 2017 melaporkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi. Hal ini ditunjukan dengan nilai P:
0,003<σ(0,05) (Nurdzulqaidah, Pradananta, & Yuniarti, 2017).
Kesehatan dan tenaga kerja merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, salah satunya
adalah pemenuhan gizi kerja yang sesuai dengan status gizi setiap pekerja dan beban kerjanya untuk
mencapai dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas kerja (Ramadhanti, 2020).
Status gizi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas kerja. Status
gizi dan kondisi kesehatan yang baik akan sangat mempengaruhi kesegaran fisik dan daya pikir yang
baik dalam melakukan pekerjaan. Tenaga kerja yang ditunjang dengan status gizi yang baik akan
bekerja lebih giat, produktif dan teliti dalam bekerja. Sementara tenaga kerja dengan status gizi kurang
memiliki kemampuan fisik yang kurang, kurang motivasi dan semangat, juga lamban dan apatis yang
akhirnya akan mengurangi produktivitas kerja. Menurut peneliitian yang dilakukan oleh Lia Tri Astuti
(2007) terhadap produktivitas kerja didapatkan hasil sebesar (44,1%) tenaga kerja wanita tidak
produktif dalam bekerja. Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Novitasari (2005)
menunjukkan sebesar (80,9%) pekerja wanitanya kurang produktif. Hubungan status gizi dengan
produktivitas kerja yang berkaitan erat. Seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan
memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik (Utami, 2014).
PT Multi Kusuma Cemerlang adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi rubber crum
dan berdiri sejak tahun 2017. Total seluruh pekerja yaitu sebanyak 216 orang. Produk-produk dari
perusahaan ini diekspor ke berbagai Negara. Hal ini mengharuskan perusahaan memiliki pekerja yang
sehat dan produktif untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi sesuai dengan tujuan
dari perusahaan tersebut. Pekerja dibagian open area membutuhkan konsentrasi yang tinggi agar tidak
terjadi kecelakaan kerja yang berujung pada kualitas kerja yang optimal. Hal tersebut mengharuskan
pekerja untuk memiliki kondisi kesehatan yang prima dan status gizi yang baik. Untuk mencapai status
gizi yang baik diperlukan penerapan 4 pilar gizi seimbang. Penerapan 4 pilar gizi seimbang dipengaruhi
oleh tingkat pengetahuan gizi seseorang. Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada PT
Multi Kusuma Cemerlang mendapatkan hasil bahwa perusahaan menyediakan kantin khusus karyawan
yang menyediakan makanan pokok dan juga selingan seperti buah-buahan, kue, dan lain sebagainya.
Sistem penyediaan makanan pada PT Multi Kusuma Cemerlang yaitu prasmanan kemudian penjaga
kantin diharuskan menyimpan satu porsi untuk dijadikan sampel apabila karyawan ada yang mengalami
keracunan makanan. Yang mana makanan tersebut akan diuji pada laboratorium apakah makanan
tersebut terdapat racun didalamnya. Tetapi pada masa pandemic covid-19 sistem pemberian makan
pada pekerja diganti berupa nasi kotak. Kemudian, jam kerja normal karyawan pada PT Multi Kusuma
Cemerlang yaitu 7 jam. Tetapi ada waktu dimana karyawan diharuskan ada jam kerja lebih yaitu
sebanyak 12 jam. Pada saat long shift para pekerja mendapatkan makanan ringan seperti kue atau roti
dan juga mendapatkan minuman seperti susu dll. Untuk pengukuran status gizi pada pekerja dilakukan
satu tahun sekali. Tetapi tidak ada peraturan yang mewajibkan pekerja untuk mengikuti kegiatan
tersebut. Hasil pengukuran status gizi terakhir pada karyawan mendapatkan hasil normal sebanyak 70%,
kurus 20% dan gemuk sebanyak 10%. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan gizi dengan penerapan 4 pilar gizi
seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma Cemerlang diwilayah kerja Palaran Kota Samarinda.

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 49


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui pengetahuan gizi pada pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang. b. Untuk mengetahui penerapan 4 pilar gizi seimbang pada pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang. c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi dengan penerapan 4 pilar gizi seimbang
pada pekerja di PT Multi Kusuma Cemerlang. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 41 Tentang Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak
tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992.
Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan sejak tahun
1952 namun sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Diyakini dengan mengimplementasikan
Pedoman Gizi Seimbang secara benar, semua masalah gizi dapat diatasi. Prinsip Gizi Seimbang terdiri
dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat
gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara teratur (Kemenkes,
2013).

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan pendekatan secara cross sectional.
Cross sectional merupakan skala pengukuran yang dilakukan dalam satu waktu. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dengan penerapan 4 pilar gizi seimbang pada
pekerja di PT Multi Kusuma Cemerlang diwilayah kerja Palaran Kota Samarinda. Tempat penelitian
tersebut dilakukan di PT Multi Kusuma Cemerlang Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Waktu
penelitian tersebut dilakukan pada 09 -13 Mei 2022. Populasi dalam penelitian ini yaitu tenaga kerja
pada bagian produksi di PT Multi Kusuma Cemerlang. Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak
216. Sampel diambil dengan teknik pengambilan secara purposive sampling, yaitu dengan memilih
sampel yang diperoleh dari semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

HASIL DAN DISKUSI


A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
PT. Multi Kusuma Cemerlang (MKC) merupakan anak perusahaan dari PT. Royal
Lestari Utama yang bergerak di bidang produksi karet alam terintegrasi dan berusaha untuk
menjadi pemimpin dalam industri karet alam yang berkelanjutan. Perusahaan tersebut dibangun
di atas empat pilar yang membedakan perusahaan yaitu manusia, tempat , produk, dan laba.
Perusahaan dilengkapi dengan fasilitas produksi berteknologi modern dan canggih
dengan dukungan sumber daya manusia yang unggul. Dengan kapasitas produksi sekitar 54.000
ton per tahun, MKC mampu menyerap hingga sekitar 260 tenaga kerja, dengan 70 persen di
antaranya merupakan tenaga kerja lokal.
Perusahaan berkomitmen untuk selalu menghasilkan produk yang berkualitas untuk
memenuhi kebutuhan karet alam dalam negeri maupun komoditas ekspor. Semua produksi
dipastikan melalui proses pengendalian kualitas yang handal dan memenuhi persyaratan standar
nasional indonesia (SNI). Perusahaan ini berperan sebagai produsen produk karet alam dengan
hasil produksi yaitu : ban, karpet dll bahan yang digunakan adalah karet alam.
Penelitian dilakukan pada tanggal 09 Mei- 13 Mei 2022 di PT. Multi Kusuma Cemerlang
yang berlokasi di Jalan Trikora, Desa Mangku Jenang, Kec. Palaran, Kota Samarinda. Penelitian
ini dilakukan pada unit kerja produksi di PT Multi Kusuma Cemerlang. Proses pengolahan karet
pabrik didasarkan pada berbagai teknis yang cukup panjang. Jumlah seluruh karyawan yaitu
sebanyak 260 orang, kemudian dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : shift pagi pukul 07.00-

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 50


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

15.00 WITA, shift siang pukul 15.00-23.00 WITA, dan shift malam pukul 23.00-07.00 WITA.
Dalam penelitian ini, responden yang dijadikan subjek penelitian adalah 54 responden.
Pemeriksaan kesehatan seperti penilaian status gizi, pemeriksaan gula darah, kolesterol
dll di PT. Multi Kusuma Cemerlang seharusnya dilaksanakan setahun sekali, namun selama masa
pandemi covid-19 perusahaan tidak memiliki waktu tertentu dalam pelaksanaan pemeriksaan
kesehatannya. Perusahaan tidak memiliki peraturan khusus yang mewajibkan pekerja untuk
mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan pada pekerja di PT. Multi Kusuma Cemerlang terakhir
dilaksanakan pada bulan Desember 2021 oleh Mahasiswa Gizi Poltekkes Kemenkes Kalimantan
Timur yang sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik tenaga kerja yang bekerja di unit bagian produksi di PT. Multi Kusuma
Cemerlang dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut:
a. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 1.
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia n %
20 – 30 tahun 30 55,6
31 – 40 tahun 21 38,9
41 – 50 tahun 3 5,6
Total 54 100

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak
30 responden (55,6%) berusia 20-30 tahun, dan sebagian kecil responden yaitu sebanyak 3
responden (5,6%) berusia 41-50 tahun.
b. Distribusi Responden Berdasarkan Masa kerja

Tabel 2.
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa kerja n %
1 – 2 tahun 20 36,1
3 – 4 tahun 25 47
5 – 6 tahun 9 16,9
Total 54 100

Berdasarkan tabel 4.2, dapat disimpulkan bahwa hampir setengah responden yaitu sebanyak
25 orang (47%) memiliki masa kerja 3-4 tahun, dan sebagian kecil responden yaitu sebanyak
9 orang (16,9%) memiliki masa kerja 5-6 tahun.
c. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 3.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan n %
SMA 33 61,1
D3 9 16,7

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 51


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

S1 12 22,2
Total 54 100

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak
33 orang (61,1%) memiliki tingkat pendidikan SMA dan sebagian kecil responden yaitu
sebanyak 9 orang (16,7%) memiliki tingkat pendidikan D3.
3. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Dimana pada umumnya, menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel
(Yulianti, Mukaddas, & Faustine, 2014). Analisis univariat dalam penelitian ini meliputi:
a. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gizi Pengukuran pengetahuan gizi dalam
penelitian ini dilakukan menggunakan 3 kategori, yaitu sebagai berikut;

Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gizi
Pengetahuan Gizi n %
Baik 51 94,4
Cukup 1 1,9
Kurang 2 3,7
Total 54 100

Berdasarkan tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu 51 orang
(94,4%) memiliki pengetahuan gizi dalam kategori baik dan sebagian kecil responden yaitu 1
orang (1,9%) memiliki pengetahuan gizi dalam kategori cukup.
b. Distribusi Responden Berdasarkan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang
Pengukuran penerapan 4 pilar gizi seimbang pada pekerja dalam penelitian ini dibagi menjadi
beberapa kategori yaitu, sebagai berikut.

Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang

Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang n %

Baik 19 35,2
Cukup 21 38,9
Kurang 14 25,9
Total 54 100

Berdasarkan tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa hampir setengah responden yaitu sebanyak
21 responden (38,9%) memiliki penerapan 4 pilar gizi seimbang dalam kategori cukup dan
sebagian kecil responden yaitu sebanyak 14 responden (25,9%) memiliki penerapan 4 pilar
gizi seimbang dalam kategori kurang.
4. Analisis Bivariat
Untuk mendapatkan hasil uji statistik yang valid, data yang di olah harus memenuhi
syarat uji, yang mana syarat uji chi-square adalah yang pertama tidak ada cell dengan frekuensi
kenyataan atau disebut juga actual count (F0) dengan nilai 0 (nol), yang kedua jika tabel
kontingensi ada 2x2 tidak boleh ditemukan frekuensi harapan atau Expected Count (fh) yang

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 52


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

kurang dari 5 pada 1 cell pun, dan terakhir juga bentuk tabel adalah lebih dari 2x2, baik itu 2x3
atau lebih, tidak boleh ada cell dengan Expected Count (fh) kurang dari 5 lebih dari 20%, maka
dari itu untuk memenuhi syarat uji chi-square peneliti harus melakukan penggabungan pada
beberapa kategori.
Pada kategori pengetahuan gizi dan penerapan 4 pilar gizi seimbang yang awalnya 3
kategori di ubah menjadi 2 kategori yaitu baik (baik) dan kurang (cukup, kurang). Hubungan
pengetahuan gizi dengn penerapan 4 pilar gizi seimbang disajikan dalam tabel berikut;

Tabel 6.
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi
Seimbang Pada Pekerja di PT. Multi Kusuma Cemerlang
Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang
Baik Kurang
PengetahuanGizi Total

p-
n % n % n %
value
Baik 18 35,3 33 64,7 51 100
Kurang 1 33,3 2 66,7 3 100 1.000
Total 19 35,2 35 64,8 54 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa pada kelompok pengetahuan gizi baik
sebagian besar memiliki penerapan 4 pilar gizi seimbang yang kurang yaitu sebanyak 33
responden (64,7%). Sedangkan pada kelompok pengetahuan gizi kurang sebagian besar memiliki
penerapan 4 pilar gizi yang kurang yaitu sebanyak 2
responden (66,7%).
Hasil Uji Statistik Fisher diketahui p-value = 1,000 (p>0,05) ini menujukkan Ha ditolak
dan H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan gizi
dengan penerapan 4 pilar gizi seimbang.

B. Pembahasan
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan katakteristik
setiap variabel penelitian. Analiss yang dilakukan dengan melihat distribusi frekuensi masing
– masing kategori varibel independen (bebas) yaitu Pengetahuan Gizi, dan variabel dependen
(terikat) yaitu Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang
a. Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden yaitu
sebanyak 21 orang (38,9%) memiliki penerapan 4 pilar gizi seimbanng dalam kategori
cukup dan sebagian kecil responden yaitu sebanyak 14 orang (25,9%) memiliki penerapan
4 pilar gizi seimbang dalam kategori kurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yulianti et al.,
2014) yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden pada penerapan 4 pilar gizi
seimbang menjalani pola makan yang tidak teratur, tetapi setengah dari responden
berusaha untuk mengatur pola makan yang seimbang melalui diet yang tepat. Dimana
dapat disimpulkan bahwa responden sangat tertarik dan sadar akan Kesehatan mereka,
tetapi hal ini tidak selalu diterapkan karena tidak mengarah pada preferensi makanan
mereka sehari-hari.

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 53


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

Dalam menerapkan perilaku gizi seimbang dibutuhkan perilaku kesehatan. Perilaku


kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan kesehatan, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan (lingkungan,
makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan). Perilaku kesehatan merupakan Tindakan
dan kebiasaan yang berkaitan dengan perawatan, pemeliharaan, dan peningkatan
kesehatan yang dipengaruhi oleh nilai-nilai persepsi, motif, kepercayaan, dan elemen
kognitif lainnya (Pakpahan et al., 2021).
b. Pengetahuan Gizi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
51 orang (94,4%) memiliki pengetahuan gizi dalam kategori baik, dan sebagian kecil
responden yaitu 3 orang (5,6%) memiliki pengetahuan gizi dalam kategori kurang. Hal ini
disebabkan karena pekerja sering mendapatkan informasi mengenai kesehatan terutama
gizi diberbagai media contohnya media sosial seperti Instagram. Pengetahuan gizi
mempunyai peranan penting dalam pemilihan makanan dan minuman yang tepat. Hal
tersebut bertujuan untuk menunjang peningkatan kesehatan dan diharapkan dalam
melakukan pekerjaan menjadi lebih optimal.
Kemudian tingkat pendidikan responden hampir setengah memiliki tingkat
pendidikan D3 dan S1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Dharmawati, 2016) faktor
pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Yang mana, semakin
tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan semakin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Soraya,
Sukandar, & Sinaga, 2017). Di mana sebagian besar subjek memiliki pengetahuan gizi
kategori cukup (74,3%). Dari 20 pertanyaan mengenai pengetahuan gizi yang diajukan
kepada subjek, persentase subjek sudah cukup banyak yang menjawab dengan cukup
benar.
Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Cahyaningtyas,
Soviana, Gz, & Gizi, 2018) yang menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 26
responden (56%) tidak memiliki akses terhadap informasi gizi apapun dan hampir
setengah yaitu sebanyak 24 responden (44%) mendapatkan informasi gizi dari berbagai
sumber. Banyak dari mereka mengatakan bahwa mereka mendapatkan informasi gizi dari
buku anak-anak mereka saat membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Terlihat bahwa
sebagian besar pengetahuan responden tentang gizi masih sangat terbatas. Mitos makanan
yang selama ini dianggap sebagai pengetahuan gizi sering kali berdampak negatif bagi
kesehatan mereka.
Pengetahuan adalah hasil pengindraan, atau hasil tahu seseorang terhadap nilai
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) dengan
sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di
pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra
penglihatan (mata) (Alexander, 2018).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan
(pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi), media massa (majunya tekhnologi akan
tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan tentang
informasi baru), social budaya dan ekonomi (kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-
orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 54


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
keperluan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang), lingkungan (lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut),pengalaman (pengalaman
sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi).
2. Analisis Bivariat:Hubungan Antara pengetahuan Gizi Dengan penerapan 4 Pilar Gizi
Seimbang Pada pekerja
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada kelompok pengetahuan gizi baik
sebagian besar memiliki penerapan 4 pilar gizi seimbang yang kurang yaitu sebanyak 33
responden (64,7%). Sedangkan pada kelompok pengetahuan gizi kurang sebagian besar
memiliki penerapan gizi yang kurang yaitu sebanyak 2 responden (66,7%).
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara
pengetahuan gizi dengan penerapan 4 pilar gizi seimbang. Yang mana sebagian besar responden
yaitu sebanyak 33 orang (64,7%) memiliki penerapan 4 pilar gizi seimbang kurang. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi responden tidak menerapkan 4 pilar gizi
seimbang. Dari hasil pengisian kuesioner penerapan 4 pilar gizi seimbang didapatkan hasil
bahwa rata-rata responden jarang mengonsumsi makanan yang beraneka ragam, tidak
membiasakan perilaku hidup bersih, tidak rutin melakukan aktivitas fisik dengan alasan
responden tidak ada waktu untuk berolahraga karena padatnya pekerjaan dan responden tidak
rutin dalam memantau berat badan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mi Ran & Seuong-
gyo, (2015) menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan gizi
yang baik. Hal ini didukung oleh tingginya tingkat pendidikan seseorang yaitu sebanyak 94%
responden memiliki gelar sarjana dan 5,1% responden memiliki gelar sekolah pasca sarjana.
Namun, pada penerapan 4 pilar gizi seimbang menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menjalani pola makan yang tidak teratur, tetapi setengah dari responden berusaha untuk
mengatur pola makan yang seimbang melalui diet yang tepat. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Mi Ran & Seuong-gyo, (2015) dapat disimpulkan bahwa responden sangat tertarik dan
sadar akan kesehatan mereka, tetapi hal ini tidak selalu diterapkan karena tidak mengarah pada
preferensi makanan mereka sehari-hari.
Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Nisargapriya, (2017) menunjukkan
bahwa masih kurangnya pengetahuan tentang gizi dan praktek konsumsinya. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya sumber informasi gizi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mendapatkan informasi gizi dari buku anak-anak mereka pada saat mereka
membantu pekerjaan rumah. Terlihat bahwa sebagian besar pengetahuan gizi responden masih
sangat terbatas. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden kurang menerapkan
penerapan 4 pilar gizi seimbang. Dimana responden sering mengonsumsi makanan cepat saji
yang berdampak langsung pada kesehatan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena
banyak dari mereka yang diwajibkan berangkat dipagi hari untuk menuju tempat bekerja.
Sehingga mereka menggunakan cara yang mudah untuk dapat mengonsumsi makanan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 33
orang (61,1%) memiliki tingkat pendidikan SMA. Menurut asumsi peneliti seseorang dapat
dengan mudah mendapatkan informasi mengenai kesehatan terutama tentang gizi dari berbagai
sumber seperti sosial media.

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 55


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

Hal ini juga dapat didukung oleh teori yang menunjukkan bahwa pengetahuan yang
tinggi tidak selalu dipengaruhi oleh pendidikan yang tinggi, seseorang dengan pendidikan
rendah namun sering memperoleh informasi-informasi tentang kesehatan akan memperoleh
pengetahuan yang tinggi. Pengetahuan gizi sangat berpengaruh pada perubahan gizi seseorang.
Jika seseorang mengerti dan mengetahui apa itu gizi seimbang maka akan dengan mudah
seseorang tersebut untuk menerapkan pedoman gizi seimbang.
Gizi yang cukup dan tepat merupakan landasan bagi kehidupan manusia yang baik dan
untuk mencapai status kesejahteraan. Gizi dan kesehatan merupakan dua poin yang sama, jika
gizi tidak tercukupi maka dapat menyebabkan terhambatnya kemampuan seseorang untuk
mencapai potensi dirinya yang sebenarnya. Untuk menjaga kesehatan yang baik maka
diperlukan seseorang untuk mengonsumsi makanan yang mengandung gizi yang baik, tetapi
hal tersebut sering diabaikan oleh para pekerja. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu kondisi kehidupan yang buruk, tingkat pendapatan yang rendah, dan
kurangnya pengetahuan seseorang tentang gizi.
Menurut asumsi peneliti, tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi
dengan penerapan 4 pilar gizi seimbang pada pekerja, yang mana sebagian besar responden
memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Dilihat dari hasil penelitian yang membuktikan
responden mendapatkan informasi dengan mudah mengenai kesehatan terutama tentang gizi
dari berbagai sumber seperti media sosial. Namun sebagian besar responden memiliki
penerapan 4 pilar gizi seimbang yang kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
responden jarang mengonsumsi makanan yang beraneka ragam karena menu makanan yang
responden terima dari perusahaan masih kurang bervariasi, responden tidak rutin melakukan
aktivitas fisik dengan alasan responden tidak memiliki waktu untuk berolahraga karena
padatnya pekerjaan, dan responden tidak rutin dalam memantau berat badan dengan alasan
responden tidak memiliki timbangan pribadi.

KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan
gizi dengan penerapan 4 pilar gizi seimbang pada pekerja di PT. Multi Kusuma Cemerlang, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut: Pada tingkat pengetahuan gizi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden yaitu 51 orang (94,4%) memiliki pengetahuan gizi dalam kategori baik, dan sebagian kecil
responden yaitu sebanyak 1 orang (1,9%) memiliki pengetahuan gizi dalam kategori kurang. Pada
penerapan 4 pilar gizi seimbang dapat disimpulkan bahwa hampir setengah responden yaitu sebanyak
21 orang (38,9%) memiliki penerapan 4 pilar gizi seimbang dalam kategori cukup, dan sebagian kecil
responden yaitu sebanyak 14 orang (25,9%) memiliki penerapan 4 pilar gizi seimbang dalam kategori
kurang. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan penerapan 4 pilar gizi
seimbang pada pekerja di PT. Multi Kusuma Cemerlang, dengan p-value = 1,000 (p>0,05).

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 56


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

REFERENSI

Adibah, Hani, Patriasih, Rita, & Nurhayati, Ai. (n.d.). Pengetahuan Gizi Tenaga Kerja Obesitas Di
Puskesmas Labuhan Ratu Lampung. Media Pendidikan, Gizi, Dan Kuliner, 9(2).

Alexander, Melyani. (2018). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status
Gizi Balita Di Pukesmas Pal Iii Kabupaten Pontianak Tahun 2018. Jurnal_Kebidanan, 8(1).

Cahyaningtyas, Micke Dwi, Soviana, Elida, Gz, S., & Gizi, M. (2018). Hubungan frekuensi konsumsi
minuman berkalori dengan status gizi pada siswa di SMA Negeri 5 Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Dharmawati, IGAA. (2016). Hubungan tingkat pendidikan, umur, dan masa kerja dengan tingkat
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada guru penjaskes sd di Kecamatan Tampak Siring
Gianyar. Jurnal Kesehatan Gigi (Dental Health Journal), 4(1), 1–5.

Hermiyanty, Hermiyanty, Fitrasyah, Siti Ika, Aiman, Ummu, & Ashari, Muhammad Rizki. (2018).
Gambaran pengetahuan dan praktik menyusun menu sarapan pada orang tua siswa SDIT Al-
Fahmi Palu. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 2(1), 13–23.

Kemenkes, R. I. (2013). Riset kesehatan dasar tahun 2013. Jakarta: Kemenkes RI.

Mardiana, Mardiana. (2020). Hubungan Pengetahuan, Aktivitas Fisik Dan Genetik Dengan Kejadian
Obesitas Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan
Banjarmasin. Universitas Islam Kalimantan MAB.

Nurdzulqaidah, Rima, Pradananta, Krishna, & Yuniarti, Yuniarti. (2017). Hubungan Pengetahuan Gizi
Seimbang Dengan Perilaku Gizi Seimbang Mahasiswa Tingkat 4 Angkatan 2013 Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Bandung. Prosiding Pendidikan Dokter, 14–22.

Pakpahan, Martina, Siregar, Deborah, Susilawaty, Andi, Tasnim, Tasnim, Ramdany, Radeny,
Manurung, Evanny Indah, Sianturi, Efendi, Tompunu, Marianna Rebecca Gadis, Sitanggang,
Yenni Ferawati, & Maisyarah, M. (2021). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Yayasan
Kita Menulis.

Pratami, Tessanika Juniar, Widajanti, Laksmi, & Aruben, Ronny. (2016). Hubungan Penerapan Prinsip
Pedoman Gizi Seimbang Dengan Status Gizi Mahasiswa S1 Departemen Ilmu Gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 4(4), 561–569.

Ramadhanti, Ajeng Ardhya. (2020). Status Gizi dan Kelelahan terhadap Produktivitas Kerja. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1), 213–218.

Roring, Natalia Megawati, Posangi, Jimmy, & Manampiring, Aaltje Ellen. (2020). Hubungan antara
pengetahuan gizi, aktivitas fisik, dan intensitas olahraga dengan status gizi. Jurnal Biomedik: Jbm,
12(2), 110–116.

Saragih, Bernatal. (2010). Analisis Kebijakan Penanganan Masalah Gizi Dikalimantan Timur
Berdasarkan Pengalaman Berbagai Negara. Jurnal Borneo Administrator, 6(3).

Soraya, Dinah, Sukandar, Dadang, & Sinaga, Tiurma. (2017). Hubungan pengetahuan gizi, tingkat
kecukupan zat gizi, dan aktivitas fisik dengan status gizi pada guru SMP. Jurnal Gizi Indonesia
(The Indonesian Journal of Nutrition), 6(1), 29–36.

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 57


Devianti Ravika, et.al
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang pada Pekerja di PT Multi Kusuma
Cemerlang Kota Samarinda

Utami, Sri Rahayu. (2014). Hubungan antara status gizi dan tingkat kebugaran jasmani dengan
produktivitas kerja pada tenaga kerja wanita unit spinning 1 bagian winding PT. Apac Inti Corpora
Bawen. Unnes Journal of Public Health, 3(4).

Wahyudi, Budi F., Sriyono, Sriyono, & Indarwati, Retno. (2014). Analisis Faktor Yang Berkaitan
Dengan Kasus Gizi Buruk Pada. Pediomaternal Nursing Journal, 3(1), 83–91.

Yulianti, Sri Rahayu, Mukaddas, Alwiyah, & Faustine, Inggrid. (2014). Profil pengobatan pasien
diabetes mellitus tipe 2 di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012. Natural Science:
Journal of Science and Technology, 3(1).

Indonesian Health Journal (IHJ) - Volume 1 Nomor 2 Desember 2022 58

You might also like