You are on page 1of 11

Analisis Framing Representasi Maskulinitas dalam Film Guru Bangsa

Tjokroaminoto

Siti Asiyah*
M. Ibrohim Al-Bajuri
sitiasiyah@ipmafa.ac.id
Institut Pesantren Mathali’ul Falah Pati

Submitted: 21 Agustus 2022 Revised: 23 Desember 2022 Accepted: 26 Desember 2022

Abstract
A biographical film is a film that tells the life story of the character. There are many messages
and values contained in biographical films, because they are taken from true stories. One of them
is the film Guru Bangsa Tjokroaminoto. This film tells the journey of a fighter and pioneer of
Indonesian independence, Haji Oemar Said Tjokroaminoto. The focus of this study is to find out
the representation of masculinity from HOS Tjokroaminoto and how the impact of this masculine
trait on film audiences, masculinity is the social role, behavior and meaning assigned to men. The
masculinity indicators are taken from Deborah David & Robert Brannon's theory of masculinity,
namely No Sissy Stuff, Be a Big Wheel, Be a Sturdy Oak, Give em Hell. This study uses a
qualitative research method, while to examine the film using theAnalysis approach Framing from
Zong dang Pan & Gerald M. Kosicki. The results showed that HOS Tjokroaminoto represented
the masculinity of Be a Big Wheel, Be a Sturdy Oak, Give em Hell. However, the researcher did
not find that HOS Tjokroaminoto represents the masculinity of No Sissy Stuff, because in his daily
life he uses jarit cloth, while the jarit itself is identical to the cloth worn by women. The impact of
HOS Tjokroaminoto's masculinity on film audiences is that some of the characteristics of HOS
Tjokroaminoto's masculinity should be imitated by the current generation.
Keywords: Representation, Masculinity, Film Guru Bangsa Tjokroaminot

Abstrak
Film biografi merupakan film yang mengangkat kisah hidup yang dialami tokohnya. Terdapat
banyak pesan-pesan serta nilai-nilai yang terkandung dalam film biografi, karena diambil dari
kisah nyata. Salah satunya adalah film Guru Bangsa Tjokroaminoto. Film ini menceritkan
perjalanan tokoh pejuang serta perintis kemerdekaan Indonesia, ia adalah Haji Oemar Said
Tjokroaminoto. Fokus penelitian ini adalah mengetahui representasi maskulinitas dari HOS
Tjokroaminoto serta bagaimana dampak sifat maskulin tersebut kepada penonton film.
Maskulinitas adalah peran sosial, perilaku dan makna yang ditetapkan bagi lelaki. Adapun
indikator maskulinitas diambil dari teori maskulinitas Deborah David & Robert Brannon, yaitu
No Sissy Stuff, Be a Big Wheel, Be a Sturdy Oak, Give em Hell. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian Kualitatif, sedangkan untuk meneliti film menggunakan pendekatan Analisis
Framing dari Zong dang Pan & Gerald M. Kosicki. Hasil penelitian menunjukan bahwa HOS
Tjokroaminoto merepresentasikan sifat maskulinitas Be a Big Wheel, Be a Sturdy Oak, Give em
Hell. Namun peneliti tidak menemukan bahwa HOS Tjokroaminoto merepresentasikan sifat
maskulinitas No Sissy Stuff, karena dalam keseharian HOS Tjokroaminoto menggunakan kain
jarit, sedangkan jarit sendiri identik dengan kain yang dipakai oleh wanita. Dampak maskulinitas
HOS Tjokroaminoto kepada penonton film ialah bahwa beberapa sifat maskulinitas HOS
Tjokroaminoto seharusnya dapat ditiru oleh generasi zaman sekarang.
Kata Kunci: Representasi, Maskulinitas, Film Guru Bangsa Tjokroaminoto

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


143
e-ISSN: 2808 - 8344
PENDAHULUAN
Film merupakan salah satu media massa yang memiliki fungsi sebagai alat untuk
menyampaikan berbagai jenis pesan. Film dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya,
salah satunya jenis film biografi. Film biografi dapat membangun realitas tentang
fenomena tertentu dan berfokus kepada premis dan pesan moral tertentu, diproduksi
dengan konsep pendekatan subjektif dan kreatif, dengan tujuan akhir memengaruhi
penonton (Halim, 2017).
Film biografi ialah film yang menceritakan tentang perjalanan hidup yang dialami
oleh tokohnya, film biografi juga menceritakan fakta dari setiap kejadian serta perilaku
yang dialami oleh tokohnya (Dananjaya et al., 2020) Film Guru Bangsa Tjokroaminoto
merupakan salah satu film yang menceritakan tentang kisah hidup serta perjuangan
Tjokroaminoto sebagai seorang bangsawan sekaligus pahlawan di Indonesia. Hadirnya
film Guru Bangsa Tjokroaminoto tidak sekedar menghibur khalayak umum, melainkan
mengajarkan tentang sejarah dan pahlawan Indonesia.
Film Guru Bangsa Tjokroaminoto memiliki unsur yang menarik salah satunya
adalah unsur karakter maskulinitas dari tokohnya. Maskulinitas sendiri merujuk pada
peran sosial, perilaku dan makna yang ditetapkan bagi laki-laki dalam masyarakat tertentu
pada suatu waktu. Maskulinitas dihasilkan dalam lembaga masyarakat dan melalui
interaksi sehari-hari (Aronson, 2003) Sehingga perlu diketahui bagaimana representasi
serta frame maskulinitas Tjokroaminoto dalam Film Guru Bangsa Tjokroaminoto.
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang relevan, diantaranya: Pertama,
Representasi Nasionalisme dalam Film Guru Bangsa Tjokroaminoto (Studi Analisis
Semiotika Charles Sanders Peirce), oleh Syahril Yusuf Mahendra, 2021. Dalam
penelitiannya Mahendra menjelaskan bahwa representasi nasionalisme Tjokroaminoto
ditunjukkan dengan sikap keberanian, rela berkorban, pantang menyerah, kesetiakawanan
sosial, percaya diri, toleransi dan memperjuangkan keadilan, keberanian, pengabdian,
serta ketabahan, hal itu dilakukan untuk mendirikan organisasi Sarekat Islam (Mahendra,
2021). Kedua, Nasionalisme pada Film Biografis ‘Soekarno’ (2013) dan ‘Guru Bangsa:
Tjokroaminoto’ (2015), oleh Scarletyna Vidyayani Eka, dkk, 2021. Eka menjelaskan
bahwa Film Biografi Soekarno dan Guru Bangsa Tjokroaminoto keduanya dipilih karena
Soekarno merupakan tokoh yang lekat dengan konsep nasionalisme di Indonesia,
sedangkan Tjokroaminoto adalah guru dari Soekarno muda yang mencetuskan nilai-nilai
awal nasionalisme. Teori film studies John Fiske dan teori diskursus Michael Foucault
digunakan untuk menjelaskan bagaimana struktur dan realisme, serta diskursus terwujud
dalam kedua film tersebut. Hasilnya film Soekarno menunjukkan makna nasionalisme
sebagai semangat kemandirian, kebebasan, dan keramahan terhadap keberagaman.
Sedangkan dalam film Guru Bangsa: Tjokroaminoto, makna nasionalisme yang terwujud
adalah dalam bentuk kebersamaan dan kesederajatan dalam perbedaan untuk menuju
kebaikan bersama (Scarletina Vidyayani Eka, 2021).

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


144
e-ISSN: 2808 - 8344
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menggunakan metode analisis
framing. Analisis framing adalah upaya yang dilakukan media untuk mengarahkan
khalayak terhadap kesan atau makna tertentu, artinya kegiatan yang dilakukan jurnalis
untuk memutuskan apa saja yang ditonjolkan dari suatu peristiwa dan bagian mana yang
ditinggalkan. Selaras dengan pengertian di atas penelitian ini menggunakan metode
analisis framing karena ingin melihat film Guru Bangsa Tjokroaminoto dari framing atau
bingkai maskulinitasnya (Nasrullah, 2020).
Penelitian ini menggunakan model analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald
M. Kosicki. Ada empat kategori yang dilakukan dalam analisis framing menurut Pan dan
Kosicki, yaitu syntactical structure, script structure, thematic structure, dan rhetorical
structure (Nasrullah, 2020) Teknik pengambilan data dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung, melakukan wawancara dengan penonton serta
mendokumentasikan dari berbagai sumber terkait Hos Tjokroaminoto. Dalam proses
reduksi data yang dilakukan adalah dengan menonton Film Guru Bangsa Tjokroaminoto,
mengidentifikasi dan mengelompokan adegan yang menunjukan sifat maskulinitas HOS
Tjokroaminoto, mengelompokan adegan maskulinitas HOS Tjokroaminoto sesuai
dengan teori maskulinitas David dan Brannon, mencari dokumen-dokumen mengenai
aktivitas dan kegiatan terkait sifat maskulinitas HOS Tjokroaminoto, kemudian data
dikelompokan dan disajikan dalam bentuk deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Film Guru Bangsa Tjokroaminoto merupakan jenis film dokumenter bergenre
biografi, film yang diperankan oleh Reza Rahardian ini disutradarai oleh Garin Nugroho
(Mawani, 2017). Film Guru Bangsa Tjokroaminoto menceritakan tentang perjuangan Hos
Tjokroaminoto melalui organisasi Sarekat Islam (SI). Di Indonesia organisasi Sarekat
Islam (SI) memiliki lebih dari 180 cabang dan 700.000 anggota. Dalam pidato Tjokro
menyampaikan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan harapan rakyat akan
kemerdekaan dan keadilan. Tjokro berbicara tentang kesetaraan antara pemerintah
Hindia Belanda, Priyayi dan masyarakat kecil. Oleh karena itu, Tjokro mendapat julukan
sebagai "Ratu Adil" atau "Ksatria Piningit" karena dalam 70 tahun setelah kematian
Pangeran Diponegoro tidak ada lagi pemimpin yang memiliki tempat khusus di hati
rakyat. Kiai yang ditemui Hos Tjokroaminoto saat pindah juga menyebutkan hal tersebut
karena pengaruh Tjokroaminoto yang sangat besar di masyarakat, bahkan Pemerintah
Belanda memanggilnya "Raja Jawa Tanpa Mahkota" (Kurniawan, 2017).
Model analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki merupakan satu
model analisis framing yang paling populer dan banyak digunakan. Model analisis
framing ini dikenalkan melalui tulisan di jurnal political communication. Pan dan
Kosicki memaparkan bahwa analisis framing dapat menjadi salah satu alternatif dalam
menganalisis teks media disamping analisis isi kuantitatif (Erianto, 2022). Terdapat

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


145
e-ISSN: 2808 - 8344
empat kategori dalam analisis framing pan dan kosicki, yaitu syntactical structure, script
structure, thematic structure, dan rhetorical structure (Nasrullah, 2020).
Pertama, struktur sintaksis (Syntactical structur) merujuk pada pengaturan kata
atau
frasa dalam sebuah kalimat. Dalam penulisan berita sintaksis menunjuk pada pengertian
susunan dan bagian berita seperti headline, lead, latar informasi, sumber, penutup dalam
satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Kedua, Struktur skrip (Script strcutre)
menjelaskan tentang konsep dasar darikelengkapan berita. Bentuk umum dari dari
struktur skrip ini adalah pola 5 W+ 1 H (who, what, when where why dan how) pola ini
tidak selalu dapat dijumpai dalam setiap berita yang ditampilkan namun kategori ini yang
diharapkan diambil oleh jurnalis. Ketiga, struktur tematik (thematic structure)
menjelaskan bagaimana seorang jurnalis menguraikan fakta dalam pemberitaannya, atau
dengan kata lain bagaimana cara jurnalis menuliskan fakta dalam berita. Keempat,
struktur retoris (rhetorical structure) mengagambarkan pilihan gaya atau kata yang
dipilih jurnalis untuk mendukung penonjolan fakta dari suatu berita (Erianto, 2022).
Representasi maskulinitas dalam Film Guru Bangsa Tjokroaminoto dapat dilihat
dari table berikut :
1. Be a Big Wheel (Kekuasaan, Kesuksesan, Pengaguman dari Orang Lain)
a. Frame kekuasaan

Be A Big Wheel Elemen Strategi penulisan


Sintaksis Dalam adegan ini kejadian HOS
Tjokroaminoto diangkat menjadi
Durasi Waktu ketuaSarekat Islam (SI) menggantikan Haji
(00:53:18) Samanhudi
Skrip Penekanan cerita menjelaskan bahwa
pengangkatan HOS Tjokroaminoto sebagai
Durasi Waktu
ketua SI karena organisasi tersebut
(00:55:00)
dibekukan oleh pemerintah kolonial
Belanda
Tematik 1. HOS Tjokroaminoto diangkat
menjadi ketua Serikat Islam (SI)
Durasi waktu diharapkan bisa memecahkan
(00:56:26) pembekuan organisasi tersebut
2. Ungkapan kebahagian rakyat atas
terpilihnya HOS Tjokroaminoto sebagai
ketua Serikat Islam (SI)

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


146
e-ISSN: 2808 - 8344
3. Pidato HOS Tjokroaminoto menyatakan
mengubah nama SDI menjadi Serikat
Islam (SI)
4. HOS Tjokroaminoto mengajak agar
rakyat terus melakukan perlawanan atas
ketertindasan, agar tidak ada lagi rakyat
yang dipandang sebagai seperempat
manusia
Retoris Setelah terpilih menjadi ketua Serikat
Islam (SI), HOS Tjokroaminoto dalam
pidatonya ingin menyadarkan masyarakat
agar masyarakat terus melakukan
perlawanan atas ketertindasan walaupun
saat itu Serikat Islam (SI) sedang
dibekukan oleh pemerintah Belanda

b. Frame Kesuksesan

Be A Big Wheel Elemen Strategi Penulisan


Sintaksis HOS Tjokroaminoto berhasil
menyelesaikan bentrok antara etnis
Durasi waktu Jawadan Tinghoa serta berhasil
)11:04:00( membesarkan organisasi Sarekat Islam
Skrip HOS Tjokroaminoto menyelesaikan
bentrokan etnis Jawa dan Tionghoa
Durasi waktu yang sedang diadu domba oleh
(00:46:18) pemerintah Belanda.
HOS Tjokroaminoto, ketika Ia sedang
persiapan untuk melakukan kongres
Sarekat Islam di Bandung, pada saat itu
anggota Sarekat Islam ( SI) sudah
mencapai 2.500.000 anggota
Tematik Dialog HOS Tjokroaminoto yang
berhasil menyelesaikan bentrok etnis
Durasi waktu Jawa dan Tionghoa.
(01:26:15) Hanya butuh 4 tahun
kepemimpinanya HOS Tjokroaminoto
berhasil membesarkan organisasi
Sarekat Islam(SI)

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


147
e-ISSN: 2808 - 8344
Retoris HOS Tjokroaminoto berkata kepada
etnis Jawa dan Tionghoa yang akan
melakukan bentrok bahwa pemerintah
Belanda tidak ingin mereka bersatu
karena jika mereka bersatu maka tanah ini
akan subur, Ia juga mengatakan bahwa
kekerasan tidak akan
menyelesaikan apapun. Dan dialog
Moeso yang mengatakan bahwa anggota
Sarekat Islam sudah mencapai 2.500.000
anggota.

c. Frame pengagungan dari orang lain

Be A Big Wheel Elemen Strategi penulisan


Sintaksis Stella sebagai penjual surat kabar yang
mengagumi Hos Tjokroaminoto
Durasi waktu
(00:57:06)
Skrip Adegan dialog antara Bagong dan
Stella. Stella mengagumi HOS
Durasi waktu Tjokroaminoto. Ia menaruh harapan
(00:57:10) terhadap HOS Tjokroaminoto agar
membawa zaman baru untuk rakyat
Bumiputera yang selama ini tertindas
Tematik Dialog Stella menyatakan bahwa HOS
Tjokroaminoto memiliki suara yang
Durasi waktu menggelegar memenuhi tanah Jawa
(00:57:16) HOS Tjokroaminoto telah berhasil
membangkitkan semangat rakyat
Bumiputera
Retoris S aaaat namatatntm atletHOS
T ni tn m a nan a n totit otma
namaaaaaati l maat nanamol atma a
atmtlJ .tetS ,aat m aoSaaaat oat
namatatntm atletHOS
T ni tn m a aailtt a
nanatman antm itnotaBon eoaait
.namo o atntm otma atio

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


148
e-ISSN: 2808 - 8344
2. Be a Sturdy Oak (Kemandirian)

Be a Sturdy Oak Elemen Strategi Penulisan

HOS Tjokroaminoto yang berjalan


Sintaksis
sendiri ke pengadilan atas tuduhan
melakukan kerusuhan dan
Durasi waktu pemberontakan
(02:30:47)

HOS Tjokroaminoto berjalan sendiri ke


Skrip
pengadilan atas tuduhan melakukan
kerusuhan dan pemberontakan.
Durasi Waktu Penekanan cerita menjelaskan HOS
(02:31:04) Tjokroaminoto dituduh menjadi dalang
atas pemberontakan yang terjadi di Garut
Jawa Barat dan akan ditahan atas tuduhan
tersebut, walaupun sebenarnya dalang
dibalik kerusuhan dan pemberontakan
adalah Semaoen dan kawan-kawannya
yang merupakan kelompok Serikat Islam
merah yang berhaluan kiri.
1. HOS Tjokroaminoto berjalan sendiri
Tematik
menuju pengadilan atas tuduhan
melakukan kerusuhan
Durasi Waktu 2. HOS Tjokroaminoto tetap yakin
bahwa tidak ada satupun halangan
(02:31:56)
yang dapat menahan hak-hak rakyat
untuk membentuk pemerintahan
sendiri sesuai dengan hukum Dunia
3. Dalang sebenarnya atas kerusuhan di
Garut adalah Samoen, SI merah
berhaluan kiri

Retoris Tjokroaminoto tetap berusaha untuk


bersikap kuat dan tetap berfikir rasional

3. Give em Hell (Keberanian, Suka Mengambil Resiko)


a. Frame Keberanian

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


149
e-ISSN: 2808 - 8344
Give em Hell Elemen Strategi Penulisan

Sintaksis HOS Tjokroaminoto bekerja di pemerintahan


Belanda (ambtenaar) sebagai juru tulis

Durasi Waktu
(00:12:55)
HOS Tjokroaminoto bekerja di
Skrip
pemerintahan
Belanda (ambtenaar) sebagai juru tulis,
dalam pekerjaannya tersebut justru
Durasi Waktu membuatnya mengetahui penindasan
(00:13:28) yang dilakukan oleh orang Bumiputera.
HOS Tjokroaminoto melakukan
pembelaan dengan menuangkan teh panas
hingga hampir mengenai Haendlift

HOS Tjokroaminoto melakukan


Tematik
pembelaan kepada orang Bumiputera.

HOS Tjokroaminoto mengetahui keadaan


yang dihadapi olehbangsanya setalah
Durasi Waktu
bekerja sebagai juru tulis di pemerintahan
(00:14:52)
Belanda (ambtenaar)

Keberanian HOS Tjokroaminoto


Retorik
terlihat ketika semua orang Bumiputera
yang adadi ruangan itu terlihat
ketakutan melihat Haendlift yang
sedang marah, namun hal itu tidak
terjadi untuk HOS Tjokroaminoto
karena justru HOS Tjokroaminoto
menuangkan teh panas kedalam gelas
yang hampir mengenai Haendlift

b. Frame suka mengambil resiko

Give em Hell Elemen Strategi Penulisan

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


150
e-ISSN: 2808 - 8344
HOS Tjokroaminoto keluar dari
Sintaksis
pekerjaannya, ia juga memutuskan
untuk hijrah dari rumah meninggalkan
Durasi waktu istrinya yang sedang hamil
(00:16:16)

HOS Tjokroaminoto yang dimarahi


Skrip
mertuanya Mangoensoemo karena
memutuskan keluar dari
pekerjaannya, karena menurut
Durasi waktu
mertuanya keluarga mereka telah
(00:17:15) diberikan kedudukan dan martabat
oleh pemerintah Belanda. HOS
Tjokroaminoto memutuskan untuk
hijrah meninggalkan istrinya
Soeharsikhin yang sedang
mengandung
HOS Tjokroaminoto memutuskan
Tematik
untuk hijrah meninggalkan istrinya
Soeharsikhin mendukung hijrah
suaminya walupun berat hati untuk
Durasi waktu
menerimanya
(00:18:47) Kegelisahan HOS Tjokroaminoto
Retorik
akan kata hijrah yang selalu
terngiang di telingannya, mengambil
keputusan untuk keluar dari
pekerjaannya dan hijrah dari rumah
meninggalkan istrinya yang sedang
hamil

Dalam Film Guru Besar HOS Tjokroaminoto menunjukan representasi


maskulinitas Blueprint Manhood dari Deborah David & Robbert Brannon diantaranya:
Pertama, Be a Big Wheel artinya kekuasaan, kesuksesan dan pengaguman dari
orang lain. Kekuasaan, frame maskulinitas ini direpresentasikan oleh HOS
Tjokroaminoto pada menit 00:53:18, yaitu adegan ketika Ia diangkat menjadi ketua
organisasi Sarekat Islam. Kesuksesan, frame maskulinitas ini direpresentasikan pada
menit 00:45:14 dan 01:26:15, yaitu adegan ketika HOS Tjokroaminoto berhasil
menyelesaikan pertikaian di Surabaya dan keberhasilannya membesarkan organisasi
Sarekat Islam yang memiliki anggota 2..500.00 orang. Pengaguman dari orang lain,
frame maskulinitas ini berlangsung pada menit 00:57:06, adegan dimana tokoh Stella

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


151
e-ISSN: 2808 - 8344
mengungkapkan kekagumannya pada HOS Tjokroaminoto setelah Ia terpilih menjadi
ketua Sarekat Islam.
Kedua, Be a Sturdy Oak memiliki arti bahwa seorang lelaki memerlukan
kemandirian. Frame maskulinitas ini direpresentasikan oleh HOS Tjokroaminoto pada
menit 02:30:47, yaitu adegan ketika HOS Tjokroaminoto menyerahkan diri
kepengadilan atas tuduhan dalang kerusuhan di Garut Jawabarat.
Ketiga, Give em Hell yaitu seorang lelaki memerlukan keberanian dan suka
mengambil resiko. Frame keberanian direpresentasikan pada menit 00:12:55, yaitu
adegan perlawanan HOS Tjokroaminoto terhadap orang Belanda atas penindasan yang
dilakukan terhadap rakyat Bumiputera. Frame suka mengambil resiko
direpresentasikan pada menit 00:16:16, adegan ketika HOS Tjokroaminoto dimarahi
oleh mertuanya karena memutuskan keluar dari pekerjaannya, kemudian Ia
memutuskan untuk hijrah meninggalkan rumah dan istrinya yang sedang mengandung.
Selain itu, tokoh HOS Tjokroaminoto tidak merepresentasikan karakter
maskulinitas No Sissy Stuff. Temuan dari hasil analisis adalah HOS Tjokroaminoto
menampilkan frame maskulinitas anti kekerasan, ia memang selalu menjaga agar tidak
ada kekerasan dalam perjuangannya.

KESIMPULAN

Analisis framing terkait Representasi maskulinitas dalam Film Guru Bangsa


Tjokroaminoto menunjukkan bahwa : Pertama, dalam frame Be a Big Wheel : dalam
frame ini menunjukkan sikap kekuasaan, kesuksesan dan pengaguman dari orang lain.
Kedua, adalah frame Be a Sturdy Oak yang berarti bahwa seorang lelaki memerlukan
kemandirian. Ketiga, frame Give em Hell yaitu seorang lelaki memerlukan keberanian
dan suka mengambil resiko.

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


152
e-ISSN: 2808 - 8344
DAFTAR PUSTAKA

Aronson, M. K. and A. (2003). Men & Masculinities: A Social, Cultural, and Historical
Encyclopedia. ABC-CLIO.
Dananjaya, D. D. N. A., Putrama, I. M., & Sindu, I. G. P. (2020). Pengembangan Film
Dokumenter Biografi I Nyoman Durpa “Pendiri Padepokan Seni Dwi Mekar.
KARMAPATI (Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika),
9(1), 31–43. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/KP/article/view/24285
Erianto, (2022), Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, Yogyakarta:
Lkis Group.
Halim, S. (2017). Semiotika dokumenter : membongkar dekonstruksi mitos dalam media
dokumenter (p. 152). Deepublish.
Kurniawan, A. R. D. (n.d.). Review Film Guru Bangsa Tjokroaminoto.
Mahendra, S. Y. (2021). Representasi Nasionalisme dalam Film Guru Bangsa
Tjokroaminoto (Studi Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce).
Mawani, S. (2017). Hos Tjokroaminoto : Guru Agama dan Bangsa (Cetakan I). Sociality.
Nasrullah, R. (2020). Metode Penelitian Jurnalisme. Simbiosa Rekatama Media.
Scarletina Vidyayani Eka, D. (2021). NASIONALISME PADA FILM BIOGRAFIS
‘SOEKARNO’ (2013) DAN ‘GURU BANGSA: TJOKROAMINOTO’ (2015).
Proceedings: Digital Transformation in Language, Education, and Culture:
Challenges and Opportunities, Vol 5 No 1.

Vol. 2 No. 2 Desember 2022. P-ISSN. 2775-5207 E-ISSN: 2808 - 8344


153
e-ISSN: 2808 - 8344

You might also like