You are on page 1of 14

ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL

DALAM FILM JEMBATAN PENSIL KARYA EXAN ZEN

Oleh
Yelinus Wenda
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
yelinuswenda@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to describe (1) Intrinsic elements of the Pencil Bridge Film in the form
of plot, characterization, setting and theme (2) The interrelationship of elements in the form
of plot, characterization, setting and theme in the Pencil Bridge Film by Exan Zen (3) the
form of moral values in The Pencil Bridge film by Exan Zen. The object of this research is
the Pencil Bridge Film . The research method used is descriptive qualitative method. Data
collection techniques are carried out by means of documentation, observation, and study of
literature in the form of notes, documents and written archives from the mass media and
books relating to research. Presentation of the data is done by describing sentences that are
relevant to the problem being studied namely moral values in the film Jembatan Pencil by
Exan Zen. These analysis activities include listening, recording data, reading repeatedly,
identifying data, and classifying data, discussing data, presenting data and withdrawing data
inference. The validity of the data used in this study is triangulation. With triangulation
techniques are needed to maintain the authenticity and validity of research results. Exposure
to data and research findings shows the existence of three (3) channels, namely (1) story flow
in the Pencil Bridge Film (2) middle flow in the Pencil Bridge Film by Exan Zen (3) Final
Flow in the Pencil Bridge Film. Between the elements there are two forms of solidarity,
namely (1) mutual giving and helping (2) social care. Forms of endeavor in the form of (1)
maximum hard work (2) the struggles of life of children who are full of deficiencies make
them formidable figures. The discussion results show the moral values of the Katya Exan Zen
Pencil Bridge Film there are (3) moral values, namely (1) human relationship with God (2)
self-relationship (3) human relationship with the social environment
Keywords : Intrinsic Elements, Values Education Moral , Film.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Unsur-unsur intrinsik Film
Jembatan Pensil berupa alur, penokohan, latar dan tema (2) Keterkaitan antarunsur berupa
alur, penokohan, latar dan tema dalam Film Jembatan Pensil karya Exan Zen (3) bentuk nilai
pendidikan moral dalam Film Jembatan Pensil karya Exan Zen. Objek penelitian ini adalah
adalah Film Jembatan Pensil. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, pengamatan, dan
studi pustaka berupa catatan-catatan, dokumen dan arsip tertulis dari media massa maupun
buku-buku yang berhubungan dengan penelitian. Penyajian data dilakukan dengan
mendeskripsikan kalimat yang relevan dengan permasalahan yang dikaji yaitu nilai moral
dalam film Jembatan Pensil karya Exan Zen. Kegiatan analisis ini meliputi menyimak,
mencatat data, membaca berulang-ulang, mengidentifikasi data, dan mengklasifikasikan data,
membahas data, menyajikan data serta penarikan inferensi data. Keabsahan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Dengan teknik triangulasi diperlukan untuk
menjaga keaslihan dan keabsahan hasil penelitian. Paparan data dan temuan penelitian
menujukkan adanya tiga (3) alur yaitu (1) Alur awal cerita pada film Jembatan Pensil (2) alur
tengah pada Film Jembatan Pensil karya Exan Zen (3) alur akhir pada Film Jembatan Pensil.
Antar unsur terdapat dua bentuk solidaritas yaitu (1) saling memberi dan tolong-menolong (2)
kepedulian sosial. Bentuk ikhtiar berupa (1) usaha kerja keras yang maksimal (2) perjuangan
hidup anak-anak yang penuh kekurangan menjadikan mereka sosok yang tangguh. Hasil
Pembahasan menunjukkan nilai moral Film Jembatan Pensil karya Exan Zen terdapat (3)
nilai moral yaitu (1) hubungan manusia dengan Tuhan (2) hubungan diri sendiri (3) hubungan
manusia dengan lingkungan sosial
Kata Kunci: Unsur Intrinsik, Nilai Pendidikan Moral, Film

PENDAHULUAN sastra berbentuk drama. Film juga


Karya sastra merupakan salah satu merupakan salah satu genre karya sastra
bentuk ekspresi jiwa yang didasari oleh yang unik karena memiliki unsur-unsur
berbagai persepsi, sikap, sudut pandang, pembangun yang berbeda dengan genre
serta tanggapan-tanggapan dari pemikiran karya sastra yang lain. Unsur-unsur
seorang pengarang terhadap kejadian yang pembangun dalam film antara lain unsur
terjadi di sekitarnya. Terciptanya sebuah penayangan dan unsur naratif (Dewojati,
karya tidak lepas dari peran pengarang itu 2012: 2). Unsur penayangan film yang
sendiri atas pengalaman pribadinya berupa adegan merupakan sebuah karya
mengenai suatu peristiwa atau kejadian seni sedangkan unsur naratif yang berupa
yang bersinggungan dengan batinnya. teks film merupakan karya sastra. Prastia
Seperti yang dikatakan Luxemburg (dalam (dalam Dewojati, 2012: 28) menyatakan
Purba, 2012:3) ciri tentang sastra salah bahwa unsur naratif film adalah bahan yang
satunya ialah merupakan sebuah ciptaan, akan diolah dan berbentuk naskah atau
sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah teks, sedangkan unsur sinematiknya adalah
hasil imitasi. Karya sastra merupakan suatu cara (gaya) untuk mengolahnya.
hasil luapan emosi yang muncul secara Film tidak hanya sebagai meda
spontan. Dapat disimpulkan proses hiburan semata, tapi juga sebagai media
penciptaan karya sastra terjadi dari hasil informasi dan edukasi, penyampaian
pemikiran, renungan, terhadap sebuah informasi melalui film dapat dilakukan
pandangan yang terjadi di kehidupan dengan cepat. Terdapat banyak kategori
sekitar. Hasil dari perenungan tersebut akan genre dalam film yang mengangkat cerita
campur adukkan dengan ilmu pengetahuan, fiksi mapun kisah nyata yang merupakan
dan dari proses itu terjadi sebuah hasil refleksi dari kehidupan sehari-hari. Film
karya yang bisa disebut dengan karya mengangkat realitas sosial yang ada di
sastra. sekitar kita dengan sentuhan alur cerita
Secara umum karya sastra dibagi yang menarik, fungsi edukasi berupa kritik
menjadi tiga yaitu puisi, prosa dan drama. sosial mengenai keadaan sekitar misalnya
Film merupakan salah satu genre karya korupsi yang dilakukan aparat dan krisis
perekonomian negara yang terjadi. Didalam Ondeng yang memiliki „keterbelakangan‟
sebah film juga mengandung muatan moral dan Inal yang tuna netra, serta kondisi
yang menjadi sebuah pembelajaran bagi keluarga mereka yang di bawah garis
penonton. kemiskinan. Namun demikian, mereka
Salah satu film yang memiliki pesan tetap menjalaninya dengan gembira dan
moral mengenai realitas sosial yaitu film memaknai persahabatan dengan ketulusan.
Jembatan Pensil karya Exan Zen yang Mereka semakin senang, karena anak
dirilis pada tanggal 7 September 2017. Film perempuan pak guru yang baru lulus
anak arahan sutradara Hasto Broto ini sarjana, Aida, datang dari Jakarta untuk
mengangkat kisah pendidikan anak yang membantu mengajari mereka.
jauh dari kata layak di pedalaman Sulawesi Film Jembatan Pensil karya Exan
Tenggara, lebih tepatnya Kabupaten Muna. Zen menampilkan karakter masyarakat
Sekolah tempat mereka belajar tidak Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten
memiliki lantai, jendela, bahkan pintu. Muna dengan beberapa mata pencaharian
Nama sekolah itu SD Towea, lokasinya di penduduk yang sebagian sebagai penenun,
pinggir pantai, rumah mereka saling nelayan dan peternak. Pengusaha Tenun
berjauhan, bahkan ada beberapa anak yang Ibu Farida (yang diperankan Meriam
harus menyeberang jembatan yang sudah Bellina), nelayan diwakili tokoh bernama
sangat rapuh. Hal tersebut menggambarkan Gading (diperankan oleh Kevin Yulio) dan
dunia pendidikan di Indonesia masih jauh peternak yang diwakili oleh Arman (Agung
dari kata layak dan kurangnya perhatian Saga).
dari pemangku kebijakan. Keterkaitan antara karya sastra
Film Jembatan Pensil karya Exan dengan nilai moral merupakan salah satu
Zen mengangkat perjuangan anak-anak usia alasan mengapa pengkajian terhadap nilai
SD di Kabupaten Muna, yang diwakili oleh moral terutama nilai moral kemanusiaan
Ondeng, Inal, Yanti, Nia, dan Aska, untuk perlu dilakukan. Karya sastra dapat
terus mendapatkan pendidikan, meski lewat menawarkan pesan-pesan moral yang
sebuah sekolah Gratis yang sederhana, berkaitan dengan sifat luhur manusia,
yang dibangun oleh Pak Guru, harus selalu memperjuangkan hak dan martabat
diawali dengan ujian yang cukup berat, manusia. Sifat luhur manusia yang
yaitu melewati sebuah jembatan yang digambarkan melalui sikap dan tingkah
sudah rapuh dan nyaris rubuh, sehingga laku para tokoh dalam sebuah karya sastra
cukup membahayakan nyawa mereka. dapat membantu membentuk pribadi yang
Terlebih, di antara mereka sendiri, ada lebih baik (Djojosuroto, 2014: 15).
Pengertian moral secara umum 3. Mendeskripsikan bentuk nilai moral
merupakan ajaran tentang baik buruk yang dalam film Jembatan Pensil karya Exan
diterima umum mengenai perbuatan, sikap, Zen.
kewajiban, dan sebagainya. Film yang
merupakan refleksi dari kehidupan sosial METODE PENELITIAN
masyarakat ini juga mengandung penerapan Dalam penelitian ini metode yang
moral dalam sikap dan tingkah laku para digunakan yaitu metode kualitatif. Adapun
tokoh sesuai dengan pandangannya tentang yang dimaksud dengan metode kualitiatif di
moral. Melalui cerita yang ditampilkan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
dalam film serta sikap dan tingkah laku dilakukan dengan menggunakan teknik-
tokoh dalam film para penonton film teknik dokumentasi, analisis isi, dan metode
diharapkan dapat mengambil pesan-pesan pengumpul data lainnya untuk menyajikan
moral yang disampaikan dalam film respons-respons dan perilaku subjek.
tersebut (Nurgiyantoro, 2015: 430). Jenis pendekatan penelitian ini adalah
Dari uraian di atas, penulis hendak deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah
mengungkap nilai-nilai moral yang ada suatu metode penelitian yang ditujukan
dalam film Jembatan Pensil karya Exan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
Zen. Analisis yang digunakan adalah analisis
yang ada, yang berlangsung saat ini atau
struktural dengan metode deskriptif-kualitatif
saat yang lampau. Jenis penelitian deskriptif
untuk mengungkapkan isi cerita dan
kualitatif yang digunakan pada penelitian
hubungan antar unsur yang dipandang
ini dimaksudkan untuk memperoleh data
sebagai satu kesatuan yang utuh, serta
analisis moral untuk mengungkapkan nilai- secara mendalam dan komprehensif, dan
nilai moral yang ada dalam teks film data yang dianalisis tersebut bukan data
Jembatan Pensil karya Exan Zen. berupa angka-angka (data kuantitatif),
Berdasarkan latar belakang masalah tetapi data yang dianalisis berupa kata-kata
yang ada, tujuan yang hendak dicapai yang dipaparkan secara empiris. Oleh
dalam penelitian ini adalah:
karena itu, dalam melakukan penelitian
1. Mendeskripsikan unsur-unsur berupa
yang menggunakan metode deskriptif
alur, penokohan, latar dan tema dalam
kualitatif peneliti harus mengumpulkan dan
film Jembatan Pensil karya Exan Zen.
mendeskripsikan data sebanyak-banyaknya,
2. Mendeskripsikan keterkaitan antarunsur
kemudian memberikan penafsiran atau
berupa alur, penokohan, latar dan tema
interpretasi dan pengkajian secara mendalam
dalam film Jembatan Pensil karya Exan
setiap kasus dan mengikuti perkembangan
Zen.
kasus tersebut.
Untuk memperoleh data yang lengkap, PAPARAN DAN TEMUAN HASIL
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan PENELITIAN
kebenarannya, peneliti menggunakan pengumpulan 1. Mendeskripsikan unsur-unsur berupa

data melalui dokumentasi, pengamatan alur, penokohan, latar dan tema

(observasi), dan studi pustaka. dalam film Jembatan Pensil karya


Exan Zen
Teknik analisis data yang dilakukan
Analisis alur cerita pada film
dalam penelitian ini adalah teknik analisi
Jembatan Pensil karya Exan Zen terdiri
konten yang bersifat deskriptif kualitatif.
dari empat pembahasan, yaitu pembahasan
Teknik ini digunakan karena data peneltian
mengenai alur, penokohan, latar dan tema.
bersifat kualitatif yang berbentuk bangunan
a. Alur
bahasa dan pemaknaannya. Kegiatan analisis
Alur dalam film Jembatan Pensil
ini meliputi menyimak, mencatat data, karya Exan Zen ditemukan dengan cara
membaca berulang-ulang, mengidentifikasi mengidentifikasi sekuen. Sekuen dalam
data, dan mengklasifikasikan data, membahas sebuah cerita berfungsi untuk mengetahui
data, menyajikan data serta penarikan urutan-urutan jalannya peristiwa dalam
inferensi data. cerita. Adapun sekuen dalam cerita film
Teknik pemeriksaan keabsahan data Jembatan Pensil karya Exan Zen ini dapat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah diidentifikasikan ke dalam 3 sekuen yakni

teknik Triangulasi. Menurut Lexy J. alur awal, alur tenggah dan akhir, yang

Moleong (2012:330) “triangulasi adalah masing-masing bagian memiliki hubungan


sebab akibat.
teknik pemeriksaan keabsahan data yang
b. Tokoh
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
Tokoh dalam cerita Film Jembatan
data itu untuk keperluan pengecekan atau
Pensil ini dibagi menjadi dua, yaitu tokoh
sebagai pembanding terhadap data itu”.
utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama
Denzin (dalam Lexy J. Moleong, 2012:330)
dalam film Jembatan Pesil ini adalah Andi
membedakan empat macam triangulasi
Bersama, Didi Mulya, Noé Azka Marzuki,
sebagai teknik pemeriksaan yang Permata Jingga, Nayla D. Purnama, Angger
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, Bayu, Vickram Priyono, Alisia Rininta,
penyidik dan teori. sedangkan tokoh tambahan dalam cerita
film Jembatan Pensil ini terdiri dari tokoh
dewasa.
c. Latar berdiri sendiri. Tidak dimungkinkan bahwa
Latar dapat berupa latar tempat dan dalam sebuah cerita hanya terdapat salah
latar sosial. Adapun latar dalam cerita film satu dari unsur-unsur tersebut. unsur-unsur
Jembatan Pensil karya Exan Zen, dapat tersebut saling berkaitan satu sama lain dan
diidentifikasikan melalui tabel di bawah membentuk cerita yang utuh.
ini: Alur cerita terbentuk dari beberapa
Tabel 1: latar tempat latar dan latar sosial rangkaian peristiwa. Tindakan-tindakan
Latar tempat Latar sosial
dalam peristiwa tersebut dilakukan oleh
a. SD Towea a. Nelayan
b. Masjid b. Peternak tokoh. Jalannya cerita yang dilakukan oleh
c. Tokoh roti /tokoh sapi tokoh-tokoh terjadi dalam sebuah latar
praha c. Usaha tenun
d. Halaman rumah d. Usaha batu waktu, tempat dan sosial. Adanya latar
Innal dan Nia krikil tersebut mempengaruhi dan membentuk
e. Rumah Ondeng
f. Pasar ikan karakter yang dibawakan oleh toko-toko.
g. Peternakan sapi Ketiga unsur tersebut diikat menjadi satu
h. Perahu nelayan
oleh tema yang ada.
d. Tema 3. Bentuk Nilai Moral Dalam Film
Tema dalam film Jembatan Pensil Jembatan Pensil Karya Exan Zen
karya Exan Zen ini, memaparkan cerita Dari hasil penelitian ini terdapat tiga
mengenai sulitnya anak-anak SD yang jenis nilai moral dalam film Jembatan
begitu besar keinginan untuk menempuh Pensil karya Exan Zen yaitu nilai moral
Pendidikan di kabupaten Muna Sulawesi hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
tenggara yang lebih baik namun, dibatasi manusia dengan dirinya sendiri dan nilai
oleh berbagai halangan dan keterbatasan moral yang mengatur hubungan manusia
mulai dari fasilitas sekolah, tenaga guru dan dengan orang lain dalam lingkup sosial.
jarak antara dari rumah menuju ke tempat Hasil penelitian tentang nilai moral
belajar.
dalam film Jembatan Pensil karya Exan
2. Keterkaitan Antar Unsur Berupa
Zen, terlihat ada tiga jenis moral dan
Alur, Penokohan, Latar Dan Tema
wujudnya. Pertama yaitu jenis nilai moral
Dalam Film Jembatan Pensil Karya
yang mengatur hubungan manusia dengan
Exan Zen
Tuhan. Wujud nilai moral ini yang ada
Setelah dilakuakan analisis terhadap
dalam cerita film Jembatan Pesnil karya
unsur-unsur intrinsik berupa alur,
penokohan, latar dan tema, dapat diketahui Exan Zen yaitu berdoa atau memohon

bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat kepada Tuhan. Kedua yaitu jenis nilai
moral yang mengatur hubungan manusia PEMBAHASAN
dengan dirinya sendiri. Wujud nilai moral Mendeskripsikan unsur-unsur berupa
ini yang ada dalam film Jembatan Pensil alur, penokohan, latar dan tema dalam

karya Exan Zen yaitu ekstensi diri, harga dalam Film Jembatan Pensil karya Exan

diri, rasa percaya diri, rasa takut, rasa rindu, Zen


1. Alur
rasa dendam, rasa kesepian dan sopan
Alur (plot) merupakan unsur fiksi yang
santun. Bagian ketiga yaitu jenis nilai
penting. Stanton (1965: 14) mengemukakan
moral yang mengatur hubungan manusia
plot adalah cerita yang berisi urutan
dengan manusia dalam lingkungan sosial.
kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
Wujud nilai moral ini yang ada dalam
dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa
cerita film Jembatan Pesnil karya Exan Zen
yang satu disebabkan terjadinya peristiwa
yaitu berpikir positif, menolong sesama, yang lain. Peristiwa-peristiwa cerita
cinta kasih sejahtih, membantu yang lemah ditunjukkan lewat perbuatan, tingkah laku,
tanpa pamrih dan saling mengenal. dan sikap tokoh utama cerita. Berdasarkan
Ketiga jenis moral dan wujud- kriteria urutan waktu, alur atau plot
wujudnya yang ditemukan dalam cerita dibedakan menjadi tiga macam, yaitu alur
film Jembatan Pensil karya Exan Zen tidak maju, alur mundur, dan alur campuran.
semuanya patut dijadikan pedoman Film Jembatan Pensil karya Exan
berkehidupan sehari-hari. Berdoa atau Zen menggunakan alur campuran, karena
memohon kepada Tuhan, ekstensi diri, ceritanya tidak diceritakan alur maju atau
harga diri, rasa percaya diri, rasa takut, rasa mundur namun, diselingi alur maju dan
rindu, rasa dendam, rasa kesepian, sopan mundur. Film Jembatan Pensil ini
santun, berpikir positif, menolong sesama, menceritakan kehidupannya anak-anak usia
cinta kasih sejatih, membantu yang lemah SD yang ingin sekolah tinggi dan kisah
tanpa pamrih dan saling menggenal Ondeng yang mempunyai cita-cinta ingin
merupakan wujud nilai moral yang dapat membangun jembatan yang lapuk, serta
dijadikan pedoman yang baik. Sedangkan gambaran sosial ekonomi masyarakat
rasa dendam merupakan wujud nilai moral kabupaten Muna.
yang tidak baik digunakan sebagai Saat alur akhir cerita ini, tokoh Attar
pedoman hidup, karena dengan alasannya digambarkan mengalami perubahan sikap.
rasa dendam merupakan tidak akan Ia menjadi baik saat kepergian Ondeng
membuat hidup lebih baik. untuk selamanya. Attar mulai menyesali
sikap-sikapnya selama ini sudah menyakiti
banyak orang. Perkataannya sering akhirnya ia menghembuskan nafas
menyakiti hati orang-orang di sekelilingnya terakhirnya. Anak dengan keterbelakangan
sehingga tak banyak orang yang kesal dan mental itu ingin membangun sebuah
sakit hati terhadapnya. Ia menyadari jembatan sebagai bentuk kasih dan
kekayaan yang ia miliki bukan sepenuhnya kesetiakawanan untuk teman-temannya.
miliknya tapi ada milik orang lain di Dalam cerita sebelumnya dijelaskan bahwa
dalamnya. jembatan yang sudah rapuh tersebut
Meskipun Ondeng bukan teman dekat kondisinya semakin rusak. Kemudian
Attar, ia juga merasakan kesedihan yang berselang beberapa waktu jembatan
mendalam atas meninggalnya Ondeng. tersebut tak kuat dan akhirnya roboh.
Penyesalannya semakin dalam saat Ondeng dan kawan-kawan sangatlah sedih
mengingat perlakuannya kepada Ondeng karena jembatan satu- satunya yang dapat
dulu. Ia mengingat saat ia mengganggu mengantarkan mereka ke sekolah kini
Ondeng dengan menggelitik tubuh Ondeng sudah tidak dapat digunakan lagi.
dari belakang. Attar juga sering melempar Sebelum Ondeng meninggal, ia
gulungan kertas ke kepala Ondeng. Saat sempat khawatir dengan teman-temannya
Ondeng menolong Attar yang jatuh namun yang tidak dapat menggunakan jembatan
ditepisnya dengan kasar. tersebut. Ia selalu mengatakan kepada
Semua itu pekat dalam ingatan Attar Gading “Jembatan untuk teman-teman..
saat itu. Wajahnya penuh kesedihan dan jembatan untuk teman-teman” . Gading
penyelasan mengingat perbuatannya selama selalu terenyuh ketika mengingat kata-kata
ini. Kini ia mulai merubah perlakuannya tersebut. Pada akhirnya Gading berinisiatif
kepada teman-temannya. Pada alur ini Attar membangun sebuah jembatan untuk anak-
digambarkan akrab dengan teman- anak sesuai dengan mimpi Ondeng sebelum
temannya yaitu Aska, Innal, Yanti dan Nia. meninggal dunia.
Pada tahap ini keseimbangan kembali Orang-orang di desa juga senantiasa
dihadirkan dengan perubahan sikap Attar membantu termasuk Innal, Aska, Yanti,
yang sebelumnya menjadi faktor kekacauan Nia dan Attar. Mereka dengan semangat
dalam cerita. bekerja sama untuk membantu para warga
Alur cerita ini semakin mendekatkan dalam membangun jembatan. Kehangatan
pada akhir sebuah cerita. Pada alur ini penulis dan gotong royong sangat terasa saat proses
mengakhirkan cerita dengan terwujudnya pembangunan jembatan tersebut. Pada
mimpi Ondeng selama ini. Ondeng memiliki akhirnya jembatan tersebut kembali lagi
keinginan yang sangat mulia sebelum dengan kondisi yang kokoh. Innal, Aska,
Yanti, dan Nia menamai jembatan tersebut Selain latar tersebut, terdapat pula
dengan Jembatan Pensil sesuai dengan latar Toko Roti, halaman rumah Inal dan Nia,
jumlah pensil yang dibagi lima oleh dan rumah Ondeng yang digunakan untuk
Ondeng saat membantu mereka sebagai merepresentasikan jalinan persahabatan
tanda solidaritas dalam persahabatan. antara Ondeng dengan teman-temannya.
2. Tokoh Latar tempat rumah Ondeng digunakan
Hasil penelitian dalam film Jembatan pula untuk menunjukkan posisi Ondeng di
Pensil karya Exan Zen menunjukkan masyarakat. Ondeng yang notabene
adanya 8 tokoh utama yang mendominasi memiliki keterbelakangan mental tetapi
jalannya cerita, yaitu bapa Guru, Ondeng, memiliki banyak teman dan orang begitu
Aska, Inal, Nia, Yanti, Attar dan Bu guru peduli padanya menunjukkan bahwa
Aida. Tokoh-tokoh tambahan yang Ondeng adalah pribadi yang baik.
membantu menggerakkan cerita, yaitu Pada film ini terdapat latar pasar ikan,
Gading, Arman, Ibu Farida dan Pak Mone. peternakan sapi, dan perahu. Latar ini
3. Latar digunakan untuk menunjukkan identitas
Hasil penelitian terhadap latar yang para tokoh yang berada di kelas menengah
ada dalam cerita film Jembatan Pensil ke bawah. Deskripsi ini menegaskan bahwa
karya Exan Zen yaitu Latar Tempat. Latar pendidikan relatif lebih sulit diakses oleh
tempat yang ada dalam film Jembatan masyarakat menengah ke bawah. Bukit
Pensil karya Exan Zen ini dapat di Pulau Muna menjadi salah satu latar tempat
jelasakan sebagai berikut ini: SD Teowea dalam film Jembata Pensil. Adegan yang
merupakan latar tempat saat siswa sedang ada di latar tempat ini adalah ketika Aida
belajar. SD Towea inipun merupakan mengajak semua muridnya pergi ke alam
sekolah yang didirikan oleh Pak Guru, untuk belajar. Bukit ini juga menjadi
dengan dana dan tenaganya sendiri. Selain tempat Gading yang selalu mengajarkan
itu, latar tempat SD Towea ini yang sering Ondeng banyak hal, salah satunya adalah
muncul pada film. Dalam film terdapat memberikan amanat “seorang nelayan itu
latar tempat berupa masjid. Latar tempat hidup dan matinya adalah dilaut” itu adalah
Masjid ini dimunculkan ketika adanya salah satu ujaran Gading pada Ondeng
pengajian di Kampung tersebut saat adegan 4. Tema
Pak Ustadz yang sedang memberikan Meskipun pendidikan dalam film ini
ceramahnya pada warga sekitar dan untuk dikisahkan sebagai sesuatu yang sulit
menunjukkan bahwa masyarakat adalah diraih, dalam film ini pun dikisahkan
warga yang religius. betapa pendidikan tidak tersekat oleh
tembok dan bangunan. Pendidikan dapat Jembatan Pensil karya Exan Zen ini
dipelajari di mana saja dan kapan saja, memiliki rangkaian peristiwa yang terjadi
tidak terbatas pada pendidikan formal. Hal secara kronologis. Peristiwa-peristiwa ini
itulah yang diajarkan oleh Bu Guru Aida. dijalankan oleh tokoh utama dan dibantu
Dalam gua Liang Kabori, Aida mengajak oleh tokoh-tokoh tambahan.
muridnya untuk belajar pada alam. Salah Manusia adalah makhluk yang tidak
satunya adalah mengunjungi Gua tersebut. dapat hidup tanpa bantuan dari orang lain.
Dalam gua itu Aida mengajarkan tulisan- Lingkungan dan tempat tinggal menjadi
tulisan yang ada di dalam gua, memberikan aspek keterkaitan manusia sebagai makhluk
motivasi pada muridnya untuk dapat sosial. Hal tersebut dikarenakan tindakan
berperan untuk masyarakat dan menjadi yang dilakukan manusia dengan cara
sejarah karena jasanya. memanfaatkan lingkungan dan alam adalah
Dalam film ini, tokoh utamanya guna untuk menyempurnakan dan
dikisahkan meninggal dunia. Dalam film, meningkatkan kesejahteraan hidup untuk
dikisahkan sahabat-sahabat Ondeng yang kelangsungan hidup sesama manusia.
mengunjungi makam Ondeng, Suasana Dalam film Jembatan Pensil ini banyak
sedih tersebut kemudian membangkitkan sekali dialog para tokoh yang
Gading untuk berani meneruskan apa yang mengisyaratkan mengenai pesan solidaritas
telah Ondeng impikan dan upayakan. Latar berupa bentuk saling tolong-menolong dan
waktu yang terdapat dalam film ini memberi kepada sesama.
menegaskan bagaimana waktu yang Pada film ini juga mengandung
digunakan para tokoh dalam mengenyam makna ikhtiar yang dingin disampaikan
pendidikan. Pendidikan formal mereka kepada penonton, bentuk ikhtiar pertama,
peroleh saat pagi sampai siang kemudian usaha yang dilakukan oleh kelima anak
siang hari sampai sore mereka dibimbing sekolah dasar tersebut perlu diapresiasi.
Ibu Aida untuk belajar dari alam sekitar. Mereka bekerja dengan keras demi
mendapatkan hasil yang maksimal. Seperti
Mendeskripsikan keterkaitan antar dalam adegan Yanti yang membawa
unsur berupa alur, penokohan, latar dan banyak makanan untuk dijual. Ia berharap
tema dalam dalam Film Jembatan Pensil hasil yang akan didapatkan dari berjualan
karya Exan Zen. tersebut besar pula. Bentuk ikhtiar kedua,
Keterkaitan antar unsur intrinsik perjuangan hidup anak-anak yang penuh
cerita film Jembatan Pensil mulai terlihat kekurangan menjadikan mereka sosok
dari unsur alur. Alur dalam cerita film pejuang yang tangguh. Film ini
menggambarkan tokoh-tokoh yang luar pendidkan moral. Pertama yaitu nilai
biasa. Anak yang tuna netra dan juga Pendidikan moral yang mengatur hubungan
downsyndrom menjadi contoh bahwa hidup manusia dengan Tuhan, kedua yaitu nilai
akan tetap berjalan meski dengan Pendidikan moral yang mengatur hubungan
keterbatasan yang ada hidup harus tetap manusia dengan dirinya sendir. Dan yang
semangat dan pantang menyerah demi ketiga yaitu nilai Pendidikan moral yang
mencapai cita-cita. Peneliti mendapatkan mengatur hubungan manusia dan manusia
beberapa kelebihan dari film Jembatan dalam lingkungan sosial. Wujud nilai
Pensil ini. Peneliti menyampaikan dengan Pendidikan moral yang mengatur hubungan
menggunakan rangkaian analisis narasi. manusia dengan Tuhan yang ada dalam
Pertama, analisis narasi dapat cerita film Jembatan Pensil karya Exan Zen
menggambarkan makna yang terkandung di antara lain: berdoa atau memohon kepada
dalam film ini, sehingga peneliti mampu Tuhan. Wujud nilai Pendidikan moral yang
mengerti pesan solidaritas yang dinarasikan mengatur hugungan manusia dengan
dalam film ini. Kedua, memahami tentang dirinya sendiri yang ada dalam film
makna ikhtiar yang terdapat dalam film Jembatan Pesnil karya Exan Zen antar lain:
Jembatan Pensil. Dengan analisis narasi ekstensi diri, harga diri, rasa percaya diri,
ini, peneliti dapat mendeskripsikan rasa takut, rasa rindu, rasa dendam, rasa
rangkaian cerita yang terdiri dari alur awal, kesepian dan sopan santun. Sedangkan
tengah dan akhir pada film Jembatan wujud nilai Pendidikan moral yang
Pensil. menggatur hubungan manusia dengan
Jenis Dan Wujud Nilai Moral Dalam manusia lain dalam lingkungan sosial
Film Jembatan Pensil Karya Exan Zen dalam ceita film Jembatan Pensil karya
Dalam cerita film Jembatan Pensil Exan Zen antara lain: berpikir positif,
karya Exan Zen ini peneliti menemukan menolong sesama, cinta kasih sejatih,
tiga jenis nilai moral kemanusiaan yaitu membantu yang lemah tanpa pamrih, dan
bagian pertama hubungan manusia dengan saling mengenal.
Tuhan, kedua hubungan manusia dengan
dirinya sendiri dan yang ketinga hubungan PENUTUP
manusia dengan lingkungan sosial. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan analisis Dalam film Jembatan Pensil ini
nilai Pendidikan moral yang ada dalam film terdapat unsur-unsur pembangun berupa
Jembatan Pensil karya Exan Zen, dapat alur, penokohan, latar dan tema. Alur cerita
disimpulkan bahwa dari tiga jenis nilai dalam film ini meliputi alur awal cerita,
alur tengah cerita dan alur akhir cerita. diperankan oleh Azka Marzuqi memiliki
Awal cerita ini menggambarkan tentang karakteristik yang pintar serta membela
kondisi yang stabil. Kondisi tersebut Ondeng ketika ia diganggu teman
berjalan lancar dan tertib serta belum sekelasnya.
terlihat adanya konflik yang menyelimuti Film ini memiliki beberapa latar
cerita. Alur tengah memaparkan mengenai tempat diantaranya SD Towea, masjid, toko
kepergian pemeran utama untuk selamanya roti, halaman rumah Innal dan Nia, rumah
yaitu Ondeng. Alur ini mengingatkan akan Ondeng, pasar ikan, peternakan sapi, dan
perjuangan untuk mendapat pendidikan perahu. Latar ini menunjukkan identitas
yang sama dengan anak-anak lainnya. Kondisi para tokoh yang berada di kelas menengah
yang dipaparkan tampak bahwa akses ke bawah yang mendeskripsikan bahwa
memperoleh pendidikan direpresentasikan pendidikan relatif lebih sulit diakses oleh
sebagai sesuatu yang sulit. Hal ini masyarakat menengah ke bawah. Selain
direpresentasikan secara simbolis melalui latar tempat, film ini memiliki pula latar
sulitnya membangun jembatan pensil. waktu yang menegaskan bagaimana waktu
Penggunaan judul “Jembatan Pensil” yang digunakan para tokoh dalam
dapat dimaknai pula sebagai jembatan mengenyam pendidikan. Pendidikan formal
pendidikan. Pensil berkaitan erat dengan diperoleh saat pagi hari hingga siang hari,
media untuk mencatat pelajaran dalam film lalu siang hari hingga sore mereka
ini. Kemudian ditutup dengan alur akhir. mendapat bimbingan dari Ibu Aida untuk
Alur ini merupakan tahap akhir dalam belajar dari alam sekitar. Tema dalam film
sebuah cerita. Pada tahap ini identik dengan ini bahwa meskipun pendidikan dimaknai
penyelesaian konflik atau kekacauan yang sebagai sesuatu yanng sulit diraih namun
terjadi dalam cerita. Keseimbangan pendidikan dapat dipelajari dimana saja dan
kembali setelah adanya ketidakteraturan. kapan saja tidak terbatas pada pendidikan
Dalam sebuah akhir cerita terdapat dua formal yang tidak tersekat ruang dan
kemungkinan cerita yang benar-benar waktu.
selesai atau cerita dibuat menggantung Keterkaitan antara unsur pembangun
sesuai keinginan penulis naskah yang ingin dalam film ini tampak dari solidaritas sosial
menyajikan kepada penonton. yang tergambar dari perilaku masyarakat
Penokohan dalam film ini Ondeng dalam kehidupan sosial yaitu ketika anak-
sebagai tokoh atau pemeran utama, tokoh anak menjunjung nilai kesetiakawanan,
Ondeng dibantu oleh sahabat-sahabatnya: tolong menolong dan solidaritas sosial yang
Aska, Innal, Nia, Yanti, dan Aska yang mana pada saat Ondeng meninggal dunia.
Mereka mewujudkan mimpi Ondeng kehidupan sebelumnya. Tokoh Ibu Ondeng
bersama-sama. diceritakan telah meninggal beberapa bulan
Bentuk nilai moral yang terdapat lalu namun tidak diberikan penjelasan
pada film ini terdapat 3( tiga) bagian ialah rekam jejak peristiwa tersebut sehingga
hubungan manusia dengan Tuhan, pada bagian tersebut kurang jelas makna
Hubungan Manusia dengan dirinya sendiri cerita yang ingin disampaikan oleh penulis
dan hubungan manusia dengan lingkungan skenario.
sisial. Makna yang terdapat dalam film ini 2. Bagi Penonton dan Masyarakat
adalah berikhtiar dengan usaha atau kerja Film Jembatan Pensil ini
keras yang maksimal untuk menuai hasil menyampaikan pesan berupa nilai-nilai
yang maksimal. Perjuangan hidup anak- moral yang ingin disampaikan kepada
anak yang penuh kekurangan menjadikan penonton maupun masyarakat. Hal ini ingin
mereka sosok yang tangguh. Mereka menegaskan bahwa film ini bukan hanya
ditempa oleh kehidupan yang menjadikan berfungsi sebagai hiburan namun juga
mereka dapat terus bertahan dalam kondisi sebagai pembelajaran untuk kita semua.
yang kurang bersahabat. Film ini memberikan pesan kepada
Saran khalayak bahwa kita memerlukan bantuan
Berdasarkan kesimpulan hasil dan empati satu dengan yang lain. Pada
penelitian, maka peneliti memberikan saran film ini pula menyampaikan konsep ikhtiar
sebagai berikut: dalam mendapatkan sesuatu atau berpasrah
1. Bagi Penulis Skenario kepada Sang Pencipta dalam bentuk
Alur awal dalam cerita Film perjuangan atau usaha.
Jembatan Pensil kurang beruntutan dengan
cerita berikutnya sehingga cerita awal Daftar Pustaka
Dewojati, Cahyaningrum. 2012. Drama
seolah terpotong dan kurang jelas. Awal
Sejarah, Teori, dan Penerapannya.
cerita digambarkan kedatangan Ibu Guru Yogyakarta: Javakarsa Media.
Aida dari kota yang pulang ke kampung Djojosuroto, Kinayati. 2014. Bahasa dan
Sastra, Penelitian, Analisis, dan
halaman untuk mengajar menggantikan Pedoman Apresiasi. Bandung:
bapaknya mengajar di sekolah. Sosok Ibu Nuansa Cendekia.

Guru Aida dalam film ini tidak dijelaskan Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
mengenai latar belakang pendidikannya Remaja. Rosdakarya.
seperti ketika kuliah, serta tidak dijelaskan
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Purba, Antilan. 2012. Sastra Indonesia
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Kontemporer. Yogyakarta: Graha
Gadjah Mada University Press. Ilmu.
Pratista, Himawan. 2017. Memahami Film. Stanton, Robert. 1965. An Introduction to
Yogyakarta: Homerian Pustaka. Fiction. Amerika: University Of
Washington.

You might also like