Professional Documents
Culture Documents
2902 6162 1 SM
2902 6162 1 SM
Ratnawulan
ABSTRACT
There are two purposes in this research the first is to find out the effect of the x-ray
photon energy on the absorption efficiency of F-center of LiF crystal. The second is to find
out in what energy level the x-ray photon occurred associated to the absorption efficiency
of F-centers is maximum. Sample is a single crystal from Physics Laboratory in Padang
State University, with the crystal thickness is 0.302 cm. The F-centers were created by
using the Cr, Cu and Mo x-ray target whith photon energy are 5.42keV, 8.03 keV and 17.4
keV respectively. The data were collected in BATAN Bandung for the Cr and Cu x-ray
target, where as at Department of Material Engginering on Bandung Institute of
Technology (ITB) for the Mo x-ray target. The absorptions spectrum of F-centers are
obtained by using UV/VIS Spectrometer at Department of Chemistry on ITB. It is found
that F-centers for three targets occured at the same wavelength 190 nm but on the other
hand showed different in the maximum absorption i.e: 91.18 %, 99.12 % and 98.89 %
repectevely for Cr, Cu and Mo x-ray target. Further, we found from the plot of the
maximum absorption efficiency as a function of x-ray photon energy that the maximum
absorptions efficiency decrease by increasing the foton energy. This research is supported
by evidence that amount the electrons and hole pairs per volume is also decrease by the x-
ray photon energy i.e : 1.0827 × 1018 number/cm3, 1.02 × 1018 number/cm3 dan 0.921 ×
1018 number/cm3 for Cr, Cu and Mo x-ray target respectively.
Keywords: energy level of the x-ray photon, absorption efficiency, F-centers, LiF
2 Ratnawul
dapat diambil lowongan ion positif (Li+) bergeser menuju panjang gelombang yang
pada kisi kristal LiF. Elektron-elektron 1s lebih pendek.
dari ion yang letaknya berdekatan dengan F-center dapat diperoleh dengan bebe-
lowongan-lowongan tersebut tidak terikat rapa cara, salah satunya adalah pendedahan
kuat sebagaimana biasanya, karena seka- pada radiasi mengion. Radiasi mengion
rang lowongan ion positif bertindak sebagai merupakan sumber yang dapat membang-
“muatan” yang negatif karena itu elektron- kitkan elektron dan hole bebas didalam
elektron tersebut lebih mudah terionisasi kristal. Radiasi mengion berbentuk foton
atau tereksitasi dibandingkan dengan elek- dengan energi sekitar 10 eV, sinar-X lunak
tron-elektron 2s dari ion F- yang tidak dengan energi sekitar 10 – 60 keV, dan
normal terletak sedikit diatas batas atas pita sinar gamma dengan energi sekitar 1,25
valensi. Keadaan disekeliling lowongan ion MeV.
F- dapat diterangkan dengan cara yang Sumber sinar-X mempunyai spektrum
sama. Elektron terluar dari ion F+ yang energi yang lebar, absorbsi foton sangat
tidak normal terletak sedikit dibawah dari tergantung pada energi foton tersebut.
batas bawah pita konduksi. Tumbukan yang terjadi secara langsung
F-center adalah pusat warna yang dapat menyisipkan ion dari tempatnya
sederhana. Elektron dari atom alkali yang semula. Lowongan inilah yang dapat berin-
tidak terikat pada atom mengalami tegrasi dengan eksiton seperti yang dijelas-
perpindahan dalam kristal dan terperangkap kan sebelumnya. Kristal alkali halida yang
pada lowongan tempat ion negatif. Elek- mempunyai F-center yang didapat dengan
tron yang terperangkap pada kekosongan cara ini akan berwarna tergantung dari jenis
ion negatif, diasumsikan dengan elektron kristalnya. Pendedahan kristal LiF terha-
yang terdapat dalam suatu kotak yang dap radiasi mengion menghasilkan lebih
dibatasi dengan potensial tak berhingga dari satu pusat warna.
(Tanner, 1995). Ketika kristal LiF menyerap energi
Untuk alkali halida seperti kristal LiF, sinar-X, maka kristal dapat menyimpan
posisi puncak dari pita F pada temperatur fraksi energi dalam bentuk pusat-pusat war-
kamar ditentukan dengan rumus empiris na. Bila kemudian kristal disinari dengan
oleh Mollwo (op.cit Schulman & Compton, cahaya tampak, maka akan dipancarkan
1962) dengan hubungan max(A) = 600 d2, radiasi yang dikenal sebagai “photo-stimu-
dimana d adalah konstanta kisi dari alkali latied luminescence (PSL)”.Bayangan sisa
halida dalam satuan angstrom. Untuk (residual) dapat dihapus dengan cara me-
kristal LiF dengan d = 4,02 A posisi F- nyinari ulang pelat bayangan dengan caha-
centers pada suhu kamar terletak pada ya tampak dosis besar.
daerah panjang gelombang 250 nm. Berdasarkan latar belakang masalah
Posisi puncak dari F-centers dari maka dapat dirumuskan permasalahan
kristal akan bergeser karena beberapa penelitian sebagai berikut (1), bagaimana
faktor (Markham, 1966) seperti; (1) penga- pengaruh energi foton sinar-X terhadap
ruh temperatur pada kristal dimana pada efisiensi absorbsi dari F-centers pada kristal
penurunan temperatur posisi puncaknya LiF, (2) pada energi foton sinar-X bera-
akan bergeser menuju panjang gelombang pakah diperoleh efisiensi absorbsi dari F-
yang lebih pendek; (2) Pengaruh tekanan centers paling besar.
pada kristal dimana pada tekanan yang Tujuan dari penelitian ini yaitu
besar posisi puncak akan bergeser menuju pertama, mengetahui pengaruh energi foton
panjang gelombang yang lebih pendek; dan sinar-X terhadap efisiensi absorbsi F-
(3) pengaruh ketidakmurnian pada kristal center pada kristal LiF, dan kedua
dimana pada kristal yang ketidakmur- mengetahui pada energi foton sinar-X
niannya tinggi maka posisi puncaknya akan
4 Ratnawul
HASIL DAN PEMBAHASAN
100
Pembuatan F-centers pada kristal LiF ) 99
dilakukan pada temperatur 10°C untuk
s 98
masing-masing target sinar-X yaitu Cr, Cu br 97
dan Mo dengan lama penyinaran 30 detik. so
b96
Masing-masing target tersebut memiliki A
energi penyinaran 5,42 keV untuk Cr; 8,03 95
94
keV untuk Cu; dan 17,4 keV untuk Mo. 93
Pengukuran absorbansi diambil dalam ren-
tang panjang gelombang 190 – 820 nm 200300400500600700800
Panjang gelombang (nm)
dengan alasan bahwa pada panjang gelom-
bang 190 nm absorbansi untuk ketiga jenis Gambar 2. Spektrum absorbsi dari F-
energi penyinaran sinar-X berharga maksi- centers untuk penyinaran sinar-
mum untuk salah satu pusat warna dan si- X dengan target Cu yang
metri pada kedua sisinya. menghasilkan energi penyinaran
Akibat penyinaran dengan radiasi 8,03 keV
sinar-X menyebabkan terjadinya beberapa 100
pusat-pusat warna pada kristal yang ditan- 99
6 Ratnawul
menggunakan energi penyinaran sinar-X diperoleh untuk penyinaran dengan energi
yang kecil. foton 5,42 keV (target Cr) diperoleh
Makin kecilnya efisiensi absorbsi dari koefisien absorbsi optik dalam cm-1 pada
F-centers untuk energi penyinaran sinar-X absorbsi maksimum max = Absorbansi
yang makin besar, dapat dijelaskan sebagai maksimum / tebal kristal = 2,08450 / 0,302
berikut: tumbukan foton sinar-X yang cm = 6,90 /cm dan lebar pita absorbsi
terjadi secara langsung dapat menyisipkan dalam eV pada setengah dari harga
ion dari tempat semulanya dan lowongan maksimum W = 2,84 eV, maka diperoleh
ini berintegrasi dengan eksiton sehingga jumlah pasangan elektron dan hole
kristal akan bewarna sesuai dengan jenis persatuan volume N = 1,0827 x 1018
kristalnya. Warna ini sebanding dengan buah/cm3.
jumlah lowongan yang ditimbulkan oleh Untuk penyinaran dengan energi foton
sinar-X. Energi sinar-X akan mempe- 8,03 keV (target Cu) diperoleh koefisien
ngaruhi jumlah lowongan yang terbentuk. absorbsi optik dalam cm-1 pada absorbsi
Warna dinyatakan juga dengan konsentrasi maksimum max = Absorbansi maksimum /
F-centers , yaitu jumlah pasangan elektron tebal kristal = 2,05362 / 0,302 cm = 6,80
dan hole yang terbentuk pada kristal akibat /cm dan lebar pita absorbsi dalam
radiasi sinar-X persatuan volume. Konsen- elektron Volt pada setengah dari harga
trasi F-center dapat dilihat dari besarnya maksimum W = 3,03 eV, maka diperoleh
absorbsi dari kristal yang diukur dengan jumlah pasangan elektron dan hole
alat spektrometer UV-VIS. Makin besar persatuan volume N = 1,02 x 1018
konsentrasi F-centers maka makin besar buah/cm3.
pula absorbsi dari F-centers (Tanner, 1995). Untuk penyinaran dengan energi foton
Jumlah pasangan elektron dan hole 17,4 keV (target Mo) diperoleh koefisien
yang terbentuk pada kristal LiF persatuan absorbsi optik dalam cm-1 pada absorbsi
volume akibat diradiasi dengan sinar-X
maksimum max = Absorbansi maksimum /
untuk setiap energi foton sinar- dapat
tebal kristal = 1,95639 / 0,302 cm = 6,47
dihitung dengan mengunakan rumus /cm dan lebar pita absorbsi dalam elektron
sebagai berikut (Schulman & Compton, Volt pada setengah dari harga maksimum
1962) : W = 2,78 eV, maka diperoleh jumlah
9mn pasangan elektron dan hole persatuan volu-
Nf 2 2 W.........................(2) me N = 0,921 x 1018 buah/cm3.
2e (n 2 max
Dari hasil perhitungan diatas jelas
2)
dimana: bahwa penyinaran radiasi sinar-X dengan
N adalah jumlah pasangan elektron dan energi foton yang makin kecil akan menye-
hole per cm3, f adalah kekuatan osilator babkan pembentukan pasangan elektron
yang dihubungkan dengan kebolehjadian dan hole pada kristal yang makin besar
transisi optik yang menghasilkan absorbsi yang ditandai dengan makin tingginya
(untuk LiF f = 0,22), max adalah koefisien efisiensi absorbsi dari kristal LiF.
absorbsi optik dalam cm-1 pada absorbsi
maksimum volt, W adalah lebar pita KESIMPULAN
absorbsi dalam elektron Volt pada setengah Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dari harga mak simum, n adalah indeks bias dikemukakan sebelumnya dapat disimpul-
kristal (untuk LiF, n =1,3967), m adalah kan bahwa:
massa elektron (9,1 x 10 –31kg), e adalah 1. Nilai efisiensi absorbsi maksimum F-
muatan elektron (1,609 x 10-19 C) dan c centers dari kristal LiF untuk setiap
adalah kecepatan cahaya (3 x 108 m/s) energi foton sinar-X berbeda satu sama
Nilai lebar pita absorbsi (W) untuk lain, dimana untuk energi foton sinar-X
target Cr adalah = 2,84 eV. Nilai ini
EKSAKTA Vol. 2 Tahun XI Juli 2010 7
target Cr yaitu 5,42 keV, efisiensi
8 Ratnawul
absorbsi maksimumnya adalah 99,18 %, Chikawa. (1988). Design and Per-
untuk energi foton sinar-X target Cu for-mance of An Imaging Plate
yaitu 8,03 keV, efisiensi absorbsi Sys-tem for X-Ray Difraction
maksimumnya adalah 99,12 %, dan Study, Nuclear Instruments and
untuk energi foton sinar-X target Mo Methods in Physics Research.
yaitu 17,4 keV, efisiensi absorbsi A266, hal. 645-653.
maksimumnya adalah 98,89 %.
2. Efisiensi absorbsi maksimum dari F- Ashroft, N.W., and Mermin, N, D. (1976).
centers pada kristal LiF berkurang Solid State Physics. Sanders
terhadap tingkat energi foton sinar-X College, Philadelphia.
3. Jumlah pasangan elektron dan hole Kittel, C. (1996). Introduction to Solid
persatuan volume yang terjadi didalam State Physics. John Wiley & Sons,
kristal LiF sebanding dengan efisiensi New York.
absorbsi maksimum dari F-center dan
Kuroiwa, Y., Tamura, I., Ohe, F., Jidaisho,
berkurang terhadap tingkat energi foton
H., Akiyama, K., and Noda, Y.
sinar-X.
(1995). Development of a Low-
DAFTAR PUSTAKA Temperature X-ray Diffractometer
with a Weisenberg Camera utili-
Amemiya, Y., Satow, Y., Matsushita, zing an Imaging Plate. J. Appli.
T., Chikawa, J., Wakabayashi, K., Cryst.28, hal 341-347
and Miyara, Y. (1988). A Storage
Phosphor Detektor (imaging Plate) Markham, J. J. (1966). F-centers in Alkali
and its Application to Diffraction Halides. Academic Press. New York
Studies Using Synchrotron Radia- and London
tion. Current Chemistry, 147, hal Schilman and Compton. (1962). Color
121-148 Centers in Solids. The Macmillan
Amemiya, Y., and Miyahara, J. (1988). Company New York
Imaging Plate Illuminates many Tanner, Brian K. (1995). Introduction to
Fields, Nature, 336, hal 89 - 90. the Physics of Electrons in Solids.
Amemiya, Y., Matsushita, T., Nakagawa, University of Cambrige, Australia
A., Satow, Y., Miyahara, and