You are on page 1of 7

Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472

Uji Parameter Mutu dan Uji Aktivitas Antibakteri Propolis Terhadap


Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli
Parameter Quality Test And Antibacteria Test Of The Propolic Antibacteria On The
Bacteria Of Staphylococcus Aureus And Escherichia Coli
1
Clara Anggita, 2Diar Herawati, 3Sukanta
1,2,3
,Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1claraanggita18@gmail.com, 2diarmunawar@gmail.com,3sukanta@unisba.ac.id

Abstract. Propolis is a complex mixture of beeswax, sugar, and tree sap collected by honey bees from
various types of plants. Propolis is known to have antibacterial properties both against Gram-positive bacteria
and Gram-negative bacteria. This study aims to provide scientific information on the effects of propolis as
an antibacterial. The quality standard parameters tested in this study include organoleptic test and acidity
test. However, to test antibacterial activity against Gram-positive bacteria (Staphylococcus aureus) and
Gram-negative bacteria (Escherichia coli) by determining the Minimum Inhibitory Concentration (MIC)
used the agar diffusion method and antibacterial potency test used ampicillin as a comparative antibiotic.
The test results for standard quality parameters of propolis met the organoleptic requirements for color and
acidity, while for organoleptic flavors and odors do not met the requirements specified by SNI honey. The
results of the 8% propolis antibacterial activity test have antibacterial activity against Staphylococcus aureus
bacteria with a MIC value of 13 mm and 10.2 mm for Escherichia coli bacteria. The results of the
antibacterial potential test of propolis on Staphylococcus aureus bacteria had antibacterial activity equivalent
to 9317.4 ppm ampicillin, whereas the results of the antibacterial potential test of propolis against
Escherichia coli bacteria had antibacterial activity equivalent to 9418.8 ppm ampicillin.
Keywords: Propolis, Antibacterial Test, Potential Test, Ampicillin.

Abstrak. Propolis merupakan campuran kompleks lilin lebah, gula, dan getah pepohonan yang dikumpulkan
oleh lebah madu dari berbagai macam jenis tumbuhan. Propolis diketahui memiliki sifat sebagai antibakteri
baik terhadap bakteri Gram positif maupun bakteri Gram negatif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
informasi ilmiah mengenai efek propolis sebagai antibakteri. Adapun parameter standar mutu yang diuji
dalam penelitian ini meliputi uji organoleptis dan uji keasaman. Namun, untuk uji aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli) dengan
menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) menggunakan metode difusi agar dan uji potensi
antibakteri dengan menggunakan ampisilin sebagai antibiotika pembanding. Hasil uji parameter mutu
standar propolis memenuhi persyaratan organoleptis warna dan keasaman, sedangkan untuk organoleptis
rasa dan bau tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan SNI madu. Hasil uji aktivitas antibakteri propolis
8% memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan nilai KHM sebesar
13mm dan terhadap bakteri Escherichia coli sebesar 10,2mm. Hasil dari uji potensi antibakteri propolis
terhadap bakteri Staphylococcus aureus memiliki aktivitas antibakteri yang setara dengan 9317,4 ppm
ampisilin, sedangkan hasil dari uji potensi antibakteri propolis terhadap bakteri Escherichia coli memiliki
aktivitas antibakteri yang setara dengan 9418,8 ppm ampisilin.
Kata Kunci: Propolis, Uji Antibakteri, Uji potensi, Ampisilin

A. Pendahuluan jelly, pollen, venom, dan propolis.


Setiap produk lebah tersebut
Madu merupakan salah satu
mempunyai fungsi dan manfaat yang
produk alam yang dihasilkan oleh lebah
berbeda bagi kesehatan manusia.
yang telah lama dikenal dan
Propolis atau lem lebah
dimanfaatkan di Indonesia karena
merupakan suatu bahan resin yang
khasiatnya dalam menyembuhkan
dikumpulkan oleh lebah madu dari
berbagai macam penyakit. Namun
demikian, ternyata lebah juga berbagai macam jenis tumbuhan. Salah
satu jenis lebah yang mampu
menghasilkan produk lain seperti royal
menghasilkan propolis dalam jumlah

608
Uji Parameter Mutu dan Uji Aktivitas Antibakteri Propolis... | 609

banyak yaitu jenis Trigona sp. yaitu bagaimanakah karakteristik dan


Jenis lebah ini banyak dijumpai kerja propolis sebagai antibakteri serta
di propinsi Sulawesi Selatan baik membandingkan kesetaraanya dengan
didataran tinggi maupun dataran antibiotik standar ampisilin terhadap
rendah, namun demikian propolis yang Staphylococcus aureus dan Escherichia
dihasilkan pemanfaatannya belum coli. Penelitian dilakukan dengan
optimal oleh karena penelitian yang metode difusi agar, dengan melihat
dilakukan masih terbatas (Sila M, diameter daya hambat mikroba yang
1998). Namun demikian, di luar negeri, dihasilkan propolis dan antibiotik pada
penelitian terhadap propolis telah media agar seperti metode yang
banyak dilakukan baik secara in vitro digunakan oleh Rantika dkk ( Rantika
maupun in vivo dan hasilnya Sandra, S ., 2015 )
menunjukkan bahwa propolis memiliki Tujuan dari penelitian ini adalah
beberapa aktivitas biologis dan agar dapat melihat kerja dari propolis
farmakologis antara lain bersifat sebagai antibakteri serta melihat
antibakteri baik terhadap bakteri Gram kesetaraanya dengan antibiotik.
positif maupun Gram negatif. Aktivitas Penelitian ini diharapkan dapat
antibakteri propolis yang sangat memberikan informasi ilmiah mengenai
bervariasi ini lebih disebabkan efek propolis sebagai antibakteri dan
komposisi dari propolis yang dapat menjadikan propolis sebagai
digunakan. Komposisi propolis sendiri alternatif pengobatan agar dapat
sangat dipengaruhi oleh jenis dan umur terhindr dari efek samping obat yang
tumbuhan, iklim, dan waktu di mana membahayakan.
propolis tersebut diperoleh (Hill R, B. Landasan Teori
1981)
Staphilococcus aureus Kata propolis berasal dari bahasa
merupakan salah satu genus dari Yunani, yaitu pro berarti pertahanan dan
Staphylococcus yang bersifat patogen polis berarti kota, sehingga propolis
utama bagi manusia. Bakteri ini bermakna pertahanan kota (atau sarang
merupakan bentukkoagulase positif, hal lebah) . Propolis atau lem lebah adalah
ini membedakannya dari spesies nama generik yang diberikan untuk
Staphylococcus lainnya karena bahan resin yang dikumpulkan oleh
koagulase negatif (S.epidermidis, lebah madu dari berbagai macam jenis
S.warneri, S.hominis dan spesies tumbuhan, terutama dari bagian kuncup
lainnya) merupakan flora normal dan daun tumbuhan tersebut. Lebah
manusia dan jarang menyebabkan kemudian mencampur bahan resin ini
infeksi. (Jawetz, 2004) dengan enzim yang disekresikan dari
Escherichia coli adalah salah kelenjar mandibula lebah, meskipun
satu bakteri enterik dan anggota flora demikian komponen yang terdapat di
usus normal. Bakteri ini pada umumnya dalam propolis tidak mengalami
tidak menyebabkan penyakit dan di perubahan (Ghisalberti, 1979).
dalam usus berperan terhadap fungsi Lebah menggunakan propolis
dan nutrisi normal. Bakteri menjadi untuk memperkuat sarang lebah, bahan
bersifat patogen apabila berada di luar pelapis untuk melindungi sarangnya dari
usus, yaitu lokasi normal tempatnya faktor pengganggu dari luar, meratakan
berada atau di lokasi lain dimana flora dinding sarang lebah, bahan pengisi
normal jarang terdapat. (Warsa, 1994) celah atau perekat keretakan yang
Berdasarkan latar belakang di terdapat pada sarang lebah, melindungi
atas, dapat ditarik rumusan masalahnya sel sarang tempat ratu lebah menetaskan
telurnya sehingga larva lebah terlindungi
Farmasi
610 | Clara Anggita, et al.

dari penyakit dan antibakteri (Hill, dan Escherichia coli. Kemudian


1981). membandingkan hasilnya terhadap
Komposisi propolis sangat antibiotik ampisilin. Penelitian yang akan
bervariasi dan erat hubungannya dengan dilakukan meliputi preparasi sampel,
jenis dan umur tumbuhan di mana penyiapan media serta bakteri, iji potensi
propolis tersebut berasal. Komposisi dengan mengukur diameter daya hambat
propolis meliputi: resin dan balsem ± dan analisis data.
50%, lilin (wax) ± 30%, minyak esensial Preparasi sampel terdiri dari
± 10%, pollen ± 5%, dan senyawa perolehan propolis kemudian dilakukan
organik dan mineral ± 5%. Penelitian pengujian karakteristik secara
terhadap propolis yang berasal dari 15 organoleptis dengan melihat dari bau,
daerah yang berbeda di Rusia warna serta rasa dan kemudian dilakukan
menunjukkan hasil yang hampir sama, pengujian tingkat keasaman dari propolis.
yaitu : resin 50–55%, lilin (wax) Selanjutnya penyiapan media
maksimal 30%, minyak esensial ±8– pertumbuhan bakteri serta penyiapan
10%, dan bahan padat ± 5% (Kaal, bakteri uji yang dibiakkan pada media
1991). pertumbuhan. Kemudian dilakukan
Propolis telah digunakan sejak pengujian daya hambat propolis terhadap
dahulu kala sebagai obat tradisional, bakteri Staphylococcus aureus dan
yaitu sebagai bio-kosmetik dan makanan Escherichia coli dengan mengukur
untuk kesehatan. Penelitian di bidang diameter luas daerah bening pada biakan
kesehatan terhadap propolis telah medium bakteri setelah diinkubasi
banyak dilakukan luar negeri, baik menggunkan jangka sorong (mm). Dan
secara in vitro maupun in vivo. Hasilnya selanjutnya ditentukan konsentrasi
menunjukkan bahwa propolis memiliki hambat minimum serta dilakukan uji
beberapa aktivitas biologis dan aktivitas antibakterinya, kemudian
farmakologis, antara lain: dianalisis kesetaraan propolis terhadap
• Bersifat antibakteri baik terhadap antibakteri dengan dilakukan uji potensi.
bakteri Gram positif maupun Gram D. Hasil Penelitian dan
negatif Pembahasan
• Bersifat anti inflamasi
• Memiliki aktivitas anti jamur, Analisis Parameter Standar Mutu
terutama terhadap spesies dermatofita Propolis
dan kandida Analisis paramater standar mutu
• Meningkatkan regenerasi ini mengacu pada SNI 3545:2013
jaringan tulang dan kartilago tentang madu. Digunakan standar mutu
• Bersifat antioksidan karena madu karena propolis merupakan bagian
mampu menangkap radikal bebas dari madu. Standar mutu untuk propolis
(Kujumgiev et al, 1999). sendiri belum ada, baik di indonesia
maupun dinegara lain. Karena komposisi
C. Metodologi Penelitian propolis tidak sama di setiap, sebab
Jenis penelitian ini adalah kandungan propolis sangat ditentukan
eksperimental dengan dilakukan oleh lokasi lebah, jenis pohon dan
pengujian aktivitas antibakteri propolis tumbuhan yang ada di suatu daerah atau
bio-n terhadap bakteri Staphylococcus negara.
aureus dan Escherichia coli secara in
vitro. Parameter yang akan diuji adalah
dengan mengukur besarnya diameter daya
hambat yang dihasilkan oleh propolis
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Uji Parameter Mutu dan Uji Aktivitas Antibakteri Propolis... | 611

Tabel 1. Hasil Analisis Parameter Mutu bakteri Staphylococcus aureus dan


bakteri Escherichia coli.
Pada pengujian Konsentrasi
Hambat Minimum (KHM) propolis ini
digunakan metode difusi agar cakram
kertas. Cakram kertas tersebut direndam
Dari hasil Tabel dapat dilihat dengan konsentrasi propolis 2, 4, 6, 8,
parameter organoleptis warna propolis dan 10 % b/v.
memenuhi persyaratan standar madu. Dari hasil pengamatan, propolis
Pada pengujian parameter organoleptis dapat menghambat bakteri gram negatif
rasa dan bau tidak memenuhi Escherichia coli dan gram positif
persyaratan standar madu. Karena Staphylococcus aureus pada konsetrasi
propolis ini diekstrak menggunakan 8% dengan diameter hambat minimum
minyak zaitun. Sehingga propolis ini adalah 10,2mm dan 13mm. Hasil ini
memiliki rasa dan bau madu yang dapat digunakan sebagai konsentrasi uji
bercampur dengan minyak zaitun. Untuk untuk pengujian potensi antibakteri.
uji organoleptis warna pada propolis Berdasarkan hasil pengujian diatas
tersebut memiliki warna coklat muda. propolis memiiliki aktivitas yang lebih
Propolis memiliki warna yang sama rendah terhadap bakteri gram negatif
dengan madu, yaitu bervariasi mulai dari daripada bakteri gram positif. Hal ini
warna kuning kecoklatan, coklat tua dapat disebabkan karena perbedaan
hingga hitam. Warna yang dihasilkan penyusun struktur dinding sel bakteri
dipengaruhi oleh sumber pada jenis Gram negatif dan Gram positif.
tanaman yang di konsumsi lebah dan
waktu penyimpanan. Uji Potensi Antibakteri Propolis
Uji keasaman dilakukan untuk Pengujian untuk uji potensi
mengetahui bilangan asam pada ekstrak antibakteri propolis dilakukan dengan
propolis dalam minyak zaitun dengan metode agar menggunakan cakram
melakukan titrasi menggunakan NaOH kertas. Bakteri yang digunakan pada
0,1 N. Dari hasil pengujian, banyaknya percobaan ini yaitu bakteri gram positif
NaOh yang digunakan ialah 17ml Staphylococcus aureus dan bakteri gram
dengan derajat keasaman 850. Dimana negatif Escherichia coli. Digunakan
nilai tersebut memenuhi persyaratan antibiotik pembanding ampisilin untuk
mutu karena NaOH kurang dari 50ml mengetahui nilai potensi propolis
menurut parameter keasaman madu yang terhadap antibiotik ampisilin. Ampisilin
mengacu pada BSN SNI 01-3545-2004 memiliki sperektum kerja yang luas
tentang madu. Kadar keasaman yang sehingga dapat menghambat
tinggi dipengaruhi oleh proses pertumbuhan bakteri gram positif dan
fermentasi dan keasaman dapat bakteri gram negatif. Teknik pengujian
mempengaruhi rasa dan warna pada yang digunakan adalah 5+1, yaitu 5
propolis. konsentrasi antibiotik pembanding dan 1
Konsentrasi Hambat Minimum konsentrasi uji. 5 konsentrasi antibiotik
Propolis pembanding yang digunakan didapat
Pengujian Konsentrasi Hambat dari pengujian Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) dilakukan untuk Minimum (KHM). Dan konsentrasi uji
menentukan konsentrasi terendah yang digunakan juga didapat dari
ekstrak propolis yang masih dapat pengujian Konsentrasi Hambat
menghambat pertumbuhan terhadap Minimum (KHM).

Farmasi
612 | Clara Anggita, et al.

Uji potensi antibakteri propolis persamaan y = 20,361x – 26,633 dengan


dengan antibiotik pembanding koefisien korelasi sebesar 0,9565.
ampisilin terhadap bakteri gram Sehingga nilai yang menunjukan
negatif Escherichia coli hubungan linear antar Log konsentrasi
Pada pengujian potensi dan diameter sebesar 0,9565.
antibakteri propolis terhadap bakteri
gram negatif Escherichia coli digunakan
konsentrasi S3 ampisilin 80 ppm dengan
konsentrasi propolis 8% b/v.
Tabel 2. Data Perbandingan Potensi
Antibakteri Ampisilin dan Propolis
terhadap Bakteri Escherichia coli

Diameter Hambat (mm)


No Cawan Petri 1 Cawan Petri 2 Cawan Petri 3 Cawan Petri 4 Cawan Petri 5 Gambar 1. Gambar Kurva Baku
S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 SU S3
Ampisilin Terhadap Diameter Hambat
1 8 9,7 8,4 9,8 15 16 8 9,7 9,4 9,5
2 10 12 9,1 9,5 17 19 8,1 11 15 12
Escherichia coli
Rata-rata 9 10,85 8,75 9,65 16 17,5 8,05 10,35 12,2 10,75
Kemudian dilakukan
perhitungan potensi antibiotik sehingga
Ket : S1 = konsentrasi pertama diperoleh nilai potensi propolis terhadap
antibiotik pembanding ampisilin dosis tengah 80 ppm sebesar
S2 = konsentrasi kedua 9418,8 ppm.
antibiotik pembanding
S3 = konsentrasi ketiga Uji potensi antibakteri propolis
antibiotik pembanding dengan antibiotik pembanding
S4 = konsentrasi keempat ampisilin terhadap bakteri gram
antibiotik pembanding positif Staphylococcus aureus
S5 = konsentrasi kelima Pada pengujian potensi
antibiotik pembanding antibakteri propolis terhadap bakteri
SU = propolis gram gram positif Staphylococcus
Dari data tabel diatas dilakukan aureus digunakan konsentrasi S3
perhitungan untuk memperoleh ampisilin 80 ppm dengan konsentrasi
persamaan garis dari kurva baku seperti propolis 8% b/v.
pada Tabel 3.
Tabel 4. Data Perbandingan Potensi
Tabel 3. Perhitungan Kurva Baku Antibakteri Ampisilin dan Propolis
Ampisilin terhadap bakteri Escherichia terhadap Bakteri Staphylococcus
coli aureus
Diameter Hambat (mm)
No Cawan Petri 1 Cawan Petri 2 Cawan Petri 3 Cawan Petri 4 Cawan Petri 5
S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 SU S3

1 9,4 9,1 9,6 9,4 12 16 13 9,1 9,8 9,5


2 10 11 13 15 15 14 19 10 9,4 12

Rata-rata 9,7 10,5 11,3 12,2 13,5 15 16 9,55 9,6 10,8

Ket : S1 = konsentrasi pertama


Dari data diatas didapat kurva antibiotik pembanding
baku antara log konsentrasi dengan S2 = konsentrasi kedua
diameter zona hambat, diperoleh antibiotik pembanding

Volume 5, No. 2, Tahun 2019


Uji Parameter Mutu dan Uji Aktivitas Antibakteri Propolis... | 613

S3 = konsentrasi ketiga E. Kesimpulan


antibiotik pembanding Berdasarkan pembahasan dalam
S4 = konsentrasi keempat penelitian ini, peneliti menyimpulkan
antibiotik pembanding beberapa hasil penelitian sebagai
S5 = konsentrasi kelima berikut:
antibiotik pembanding
1. Propolis memenuhi persyaratan
SU = propolis
organoleptis warna yaitu
Dari data tabel diatas dilakukan
berwarna coklat dan tidak
perhitungan untuk memperoleh
memenuhi persyaratan SNI
persamaan garis dari kurva baku seperti
madu organoleptis rasa dan bau
pada Tabel 5.
yang bercampur minyak.
Tabel 5. Perhitungan Kurva Baku 2. Propolis memenuhi persyaratan
Ampisilin terhadap bakteri keasaman karena memenuuhi
Staphylococcus aureus persyaratan keasaman standar
SNI madu yaitu kurang dari
Larutan baku (ppm) Log S =X Diameter Hambat =Y 50mL.
S1 = 51,2 1,709 9,7 3. Propolis dengan konsentrasi 8%
S2 = 64 1,806 11,3 terbukti dapat menghambat
S3 = 80 1,903 11,61
S4 = 100 2000 13,5
pertumbuhan bakteri
S5 = 125 2,097 16 Staphylococcus aureus dan
Jumlah 9,515 62,11
bakteri Escherichia coli.
4. Hasil uji potensi antibiotik
ampisilin dan propolis dengan
Dari data diatas didapat kurva bakteri Escherichia coli
baku antara log konsentrasi dengan diperoleh nilai kesetaraan yaitu
diameter zona hambat, diperoleh 9418,8 ppm.
persamaan y = 15,258x – 16,613 dengan 5. Hasil uji potensi antibiotik
koefisien korelasi sebesar 0,9404. ampisilin dan propolis dengan
Sehingga nilai yang menunjukan bakteri Staphylococcus aureus
hubungan linear antar Log konsentrasi diperoleh nilai kesetaraan yaitu
dan diameter sebesar 0,9404. 9317,4 ppm.
F. Saran
Dari hasil penelitian ini dapat
disarankan agar melakukan penelitian
uji potensi terhadap bakteri Gram positif
dan bakteri Gram negatif lainnya dan
penelitian lebih lanjut mengenai
komposisi dan kandungan senyawa
antibakteri pada propolis.
Gambar 1. Gambar Kurva Baku
Ampisilin Terhadap Diameter Hambat Daftar Pustaka
Staphylococcus aureus
Ghisalberti EL. (1979). Propolis: a
Kemudian dilakukan review. Bee World,
perhitungan potensi antibiotik sehingga Hill R. (1991). Propolis: the natural
diperoleh nilai potensi propolis terhadap antibiotic. 6th ed.
ampisilin dosis tengah 80 ppm sebesar Wellingborough: Thorsons
9317,4 ppm. Publishers Limited.

Farmasi
614 | Clara Anggita, et al.

Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s.


(2008). Mikrobiologi
Kedokteran. Salemba
Medika. Jakarta.
Jawetz, E., Melnick, dan Adelberg’s.
(2004). Mikrobiologi
Kedokteran, Edisi 20. Jakarta :
EGC. 2004
Kaal, J. (1991). Natural medicine from
honey bees (apitherapy).
Amsterdam : Kaal’s Printing
House.
Kujumgiev, A., Tsvetkova, I.,
Serkedjieva, Y., Bankova, V.,
Cristov, R., Popov, S., (1999).
Antibacterial, antifungal, and
antiviral activity of propolis of
different geographic
origin, J Ethno-pharmacol.
Rantika, S., dan Herawati, D. (2015).
Perbandingan Parameter Standar
dan Aktivitas Antibakteri Madu
Manuka dan Madu Rahmi
Dengan Metode Difusi Agar.
Bandung : Universitas Islam
Bandung
Sila M. (1998). Madu tropis gizi dan
kesehatan masyarakat. Ujung
Pandang : Lembaga
penelitian Universitas
Hasanuddin.
Warsa, U C. (1994). Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta : EGC

Volume 5, No. 2, Tahun 2019

You might also like