You are on page 1of 16

LK-9a : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KURIKULUM MERDEKA

Satuan Pendidikan : MTs AL ISHLAH


Kelas/Semester : VII/GANJIL
Mata Pelajaran : FIQIH
Materi Pembelajaran :
Alokasi Waktu : 12 JP

A. Tujuan Pembelajaran : Menganalisis tata cara bersuci dari hadas dan najis untuk membangun
pola hidup bersih dan sehat dalam konteks kehidupan sehari-hari.
B. Indikator Pembelajaran :
1. Menjelaskan pengertian thaharah (bersuci) dengan
menggunakan kata-kata sendiri secara lugas dan tegas serta
dalilnya
2. Mengidentifikasi alat-alat bersuci dari najis dan hadas
3. Mengklasifikasi jenis hadas dan najis dan kriterianya
4. Menganalisis dan mengomunikasikan ketentuan thaharah
(berwudhu, tayamum dan mandi) sebagai syarat yang mesti
dipenuhi sebelum melaksanakan ibadah tertentu seperti
shalat
5. Mempraktekkan tata cara thaharah dengan baik dan benar
sesuai dengan ketentuan dengan benar, menjalankan
ketentuan agama sesuai syariat serta memiliki sikap disiplin.
C. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu


a. Guru membuka pembelajaran dengan salam,
pembacaan ayat atau surat al-Qur’an pilihan.
b. Melakukan pembiasaan berdoa, memeriksa
kehadiran, kerapihan pakaian, posisi tempat duduk
peserta didik dan kebersihan kelas.
Pendahuluan c. Guru memberikan motivasi, memberikan
pertanyaan mengenai thaharah 15 Menit
d. Guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk
dengan nyaman.
e. Communication, Collaboration, Critical Thinking and
Problem Solving, Creativity and Innovation
Kegiatan Inti 1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati
infografis. Infografis bab ini menyajikan garis besar
materi tentang pengertian thaharah (bersuci), dalil,
alat-alat bersuci dan macam-macam hadas dan
najis.
2. Peserta didik mengamati infografis mengetahui
materi thaharah dengan baik.
3. Guru memberikan penjelasan tambahan apabila
terutama bagi peserta didik belum memahami
infografis. (Diferensiasi proses)
4. Setelah itu guru memberikan kata kunci topik yang
akan dibahas.
5. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mulai
membahas materi pelajaran dan kegiatan-kegiatan
di dalamnya. Metode yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran pada topik ini
adalah karya kunjung, dengan aktivitas sebagai
berikut:
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok. 55 Menit
b. Kelompok diberi kertas yang lebar (plano atau
karton)
c. Memberikan topik/tema pelajaran.
d. Hasil kerja kelompok dikunjungkan oleh
perwakilan kelompok kepada kelompok lain.
e. Setiap kelompok mengamati produk kelompok
lain yang datang ke kelompoknya.
f. Perwakilan kelompok yang membawa karya
memberikan jawaban atas pertanyaan kelompok
lain.
g. Guru dan peserta didik mengoreksi bersama.
h. Mengklarifikasi dan mengambil simpulan.
6. Guru memberikan penguatan dan memberikan
bimbingan ketika peserta didik memberikan
jawaban yang kurang tepat.
1. Guru membimbing peserta didik
menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan
2. Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk
10 Menit
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang sudah
Penutup berlangsung
3. Menutup pembelajaran dengan membaca do’a
4. Mengingatkan akan pentingnya thaharah dan
menjaga kebersihan dan melakukan pembiasaan
mencuci tangan sebelum makan.

Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

AANG HIDAYATULLAH, S. Pd ANSHORI, S. Pd.I


LK-9b : Modul Ajar (MA)
Modul Ajar Format Lengkap (Model 1)
Modul Ajar …………………..

Informasi Umum
Nama Penyusun : ANSHORI
Institusi : MTs AL ISHLAH
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : SMP/MTs
Kelas : VII (TUJUH)
Alokasi Waktu : 12 JP
Kompetensi Awal : 1. Sebagian peserta didik telah memahami thaharah (bersuci) dari
hadas dan najis dan mempraktikannya, namun belum memahami
dengan baik macam- macam alat bersuci yang bisa digunakan
untuk bersuci
2. Sebagian peserta didik terbiasa melaksanakan bersuci dari hadas,
namun belum memahami ketentuan thaharah dengan baik.
Profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan lil Alamin:
 Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, Berpikir Kritis
 Berkadaban (ta`addub), Keteladanan (qudwah)
Sarana Prasarana :
a. Media:
LCD proyektor, komputer/laptop, pengeras suara, jaringan internet

b. Sumber Belajar:
LKPD, Buku Teks, laman E-learning, dan lain-lain

Target Peserta Didik :


 Peserta didik reguler/umum
 Pesera didik dengan hambatan belajar
 Peserta didik cerdas istimewa berbakat

Model Pembelajaran : Discovery learning

Kompetensi Inti
A. Tujuan Pembelajaran
1.1. Menerapkan ketentuan syariat islam dalam bersuci dari hadast kecil
2.1. Menunjukkan perilaku bersih sebagai implementasi pemahaman tata cara bersuci dari hadast kecil

B. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


1. Menjelaskan pengertian thaharah (bersuci) dengan menggunakan kata-kata sendiri
secara lugas dan tegas serta dalilnya
2. Mengidentifikasi alat-alat bersuci dari najis dan hadas
3. Mengklasifikasi jenis hadas dan najis dan kriterianya
4. Menganalisis dan mengomunikasikan ketentuan thaharah (berwudhu, tayamum dan
mandi) sebagai syarat yang mesti dipenuhi sebelum melaksanakan ibadah tertentu
seperti shalat
5. Mempraktekkan tata cara thaharah dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan
dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat serta memiliki sikap
disiplin.
C. Pemahaman Bermakna
 Bersuci dari hadas dan najis adalah pra syarat untuk melaksanakan ibadah tertentu, seperti
shalat dan thawaf. Ketika hendak menyentuh atau membawa mushaf al-Qur’an kita harus
suci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil
D. Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa mempelajari materi thaharah ini penting?
2. Apa perbedaan antara hadas dan najis?
3. Bagaimana cara menyucikan hadas dan najis?
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam, pembacaan ayat atau surat al-
Qur’an pilihan.
2. Melakukan pembiasaan berdoa, memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi
tempat duduk peserta didik dan kebersihan kelas.
3. Guru memberikan motivasi, memberikan pertanyaan mengenai thaharah
4. Guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk dengan nyaman.
Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati infografis. Infografis bab ini
menyajikan garis besar materi tentang pengertian thaharah (bersuci), dalil, alat-alat
bersuci dan macam-macam hadas dan najis.
2. Peserta didik mengamati infografis mengetahui materi thaharah dengan baik.
3. Guru memberikan penjelasan tambahan apabila terutama bagi peserta didik belum
memahami infografis. (Diferensiasi proses)
4. Setelah itu guru memberikan kata kunci topik yang akan dibahas.
5. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mulai membahas materi pelajaran dan
kegiatan-kegiatan di dalamnya. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran pada topik ini adalah karya kunjung, dengan aktivitas sebagai berikut:
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
b. Kelompok diberi kertas yang lebar (plano atau karton)
c. Memberikan topik/tema pelajaran.
d. Hasil kerja kelompok dikunjungkan oleh perwakilan kelompok kepada
kelompok lain.
e. Setiap kelompok mengamati produk kelompok lain yang datang ke
kelompoknya.
f. Perwakilan kelompok yang membawa karya memberikan jawaban atas
pertanyaan kelompok lain.
g. Guru dan peserta didik mengoreksi bersama.
h. Mengklarifikasi dan mengambil simpulan.
6. Guru memberikan penguatan dan memberikan bimbingan ketika peserta didik
memberikan jawaban yang kurang tepat.
Kegiatan Penutup (10 menit
1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
2. Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang sudah berlangsung
3. Menutup pembelajaran dengan membaca do’a
4. Mengingatkan akan pentingnya thaharah dan menjaga kebersihan dan melakukan
pembiasaan mencuci tangan sebelum makan.
F. Asesmen

1. Asesmen Awal
Untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik sebelum belajar
tentang thaharah (tata cara bersuci), guru memberikan pertanyaan kepada peserta
mengenai thaharah baik secara lisan maupun tulis.
Contoh istrumen:
1. Apa yang kamu ketahui tentang thaharah?
2. Sebutkan alat-alat yang bisa digunakan untuk thaharah?
3. Bagaimana cara bersuci dari hadas dan najis?
4. Sebutkan hal-hal yang wajib (rukun) dilakukan ketika wudhu?
 Apa saja yang membatalkan wudhu?
G. Pengayaan dan Remidial

a. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai kompetensi


dan tujuan pembelajaran.
b. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang lebih variatif dengan
menambah keluasan dan kedalaman materi yang mengarah pada high order
thinking
c. Program pengayaan dilakukan di luar jam belajar efektif
H. Glosarium
Hadas = perkara yang terdapat pada beberapa anggota tubuh
manusia yang jika keluar dari tubuh manusia dapat
menghalangi sahnya shalat
Hadas besar = keadaan tidak suciyang disebabkan oleh haid, nifas,
bersetubuh, dan keluar mani, yang dihilangkan dengan
mandi wajib
Hadas kecil = keadaan tidak suci yang disebabkan oleh buang air kecil, air
besar, dan buang angin, yang menyebabkan batalnya wudu,
yang dihilangkan dengan cara membersihkan kotoran dari
tempat keluarnya dengan air suci atau
berwudhu
Istinja’ = Salah satu cara untuk mensucikan najis dengan
menggunakan alat yang berupa benda-benda padat
dengan ketentuan-ketentuan tertentu
Najis = segala jenis kotoran yang menjijikkan dan harus disucikan
berdasarkan ketentuan yang fikih agar ibadah- ibadah
tertentu dapat diterima.
Tayammum = Salah satu bentuk bersuci dengan cara mengusap debu ke
wajah dan kedua tangan dengan syarat-syarat tertentu
sebagai ganti berwudhu dan mandi besar
Thaharah = bersuci dari najis dan hadats dengan cara-cara yang telah
diatur oleh syariat Islam melalui ilmu fikih

I. Daftar Pustaka

1. CD Pembelajaran Interaktif, MGMP Fikih MTs Jakarta Timur, 2011


2. Kementerian Agama, Fikih kelas VII Untuk MTs, Jakarta: Kementerian Agama, 2020
3. Imam Nawawi, Nihaayatuzzain Fii Irsyaadil Mubtadi’iin, (Daru Ihyail Kutub Al-Arabiyyah
Indonesia, tanpa tahun)
4. Ibrahim al-Bajuri, Haasyiyatus Syaikh Ibraahiim al-Baajuuri, (Beirut: Dar Al- Kotob Al-
Ilmiyyah, 2010)
5. Kementerian Agama, Buku Siswa Fikih, (Jakarta: Kementerian Agama, 2015
6. Kementerian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Jakarta: Direktorat Jendral
BIMAS Islam, 2012)
7. Tim Tirakat ’14, Ngaji Untuk Bekal Kehidupan Dunia-Akherat, (Kediri: Santri Salaf Press,
2014)
8. Tim Pembukuan ANFA 2015, Menyingkap Sejuta Permasalahan dalam Fathul Qarib, (Kediri:
‘Anfa Press, 2015)
9. Syaikh Muhammad bin Qasim, Fath al-Qariib al-Mujiib, (Jakarta: Dar Al- Kutub Al-Islamiyah,
2014)
10. Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Mukhtaar al-Ahadiits al-Nawawiyah wa al-Hikam al-
Muhammadiyyah, (Surabaya: Darul Ilmi, tanpa tahun)
11. Syaikh Imam Abi Ishaq Ibrahim bin Ali al-Fairuz, al-Muhadzzab, (Beirut: Dar al-Fikr, 2019)

Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

AANG HIDAYATULLAH, S. Pd ANSHORI, S. Pd.I


Modul Ajar Format Lengkap (Model 2)
Modul Ajar FIQIH

Madrasah : MTs AL ISHLAH


Mata Pelajaran : FIQIH
Tema : THOHAROH
Fase/Kelas : FASE D/KELAS VII
Alokasi waktu : 12 JP
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Nama Penyusun : ANSHORI, S. Pd.I

Kompetensi Awal:
1. Sebagian peserta didik telah memahami thaharah (bersuci) dari hadas dan najis dan mempraktikannya,
namun belum memahami dengan baik macam-macam alat bersuci yang bisa digunakan untuk bersuci
Sebagian peserta didik terbiasa melaksanakan bersuci dari hadas, namun belum memahami ketentuan thaharah
dengan baik.
Profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan lil Alamin:
- Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, Berpikir Kritis
Berkadaban (ta`addub), Keteladanan (qudwah)
Sarana dan Prasarana:
a. Media : LCD proyektor, komputer/laptop, pengeras suara, jaringan internet (bila tersedia)
b. Sumber Belajar: LKPD, Buku Teks, laman E-learning, E-book, dan lain-lain
Target Peserta Didik:
- Peserta didik reguler/umum
- Pesera didik dengan hambatan belajar
- Peserta didik cerdas istimewa berbakat

Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


4.1. Menganalisis tata cara bersuci dari hadas dan 1. Menjelaskan pengertian thaharah (bersuci)
najis untuk membangun pola hidup bersih dan dengan menggunakan kata-kata sendiri secara
sehat dalam konteks kehidupan sehari-hari lugas dan tegas serta dalilnya
2. Mengidentifikasi alat-alat bersuci dari najis dan
hadas
3. Mengklasifikasi jenis hadas dan najis dan
kriterianya
4. Menganalisis dan mengomunikasikan
ketentuan thaharah (berwudhu, tayamum dan
mandi) sebagai syarat yang mesti dipenuhi
sebelum melaksanakan ibadah tertentu seperti
shalat
5. Mempraktekkan tata cara thaharah dengan baik
dan benar sesuai dengan ketentuan dengan benar,
menjalankan ketentuan agama sesuai syariat serta
memiliki sikap disiplin

1. Pemahaman Bermakna:
Bersuci dari hadas dan najis adalah pra syarat untuk melaksanakan ibadah tertentu, seperti shalat dan thawaf.
Ketika hendak shalat, thawaf, menyentuh atau membawa mushaf al-Qur’an, maka kita harus suci dari hadas,
baik hadas besar maupun hadas kecil
2. Pertanyaan Pemantik:
1. Mengapa mempelajari materi thaharah ini penting?
2. Apa perbedaan antara hadas dan najis?
3. Bagaimana cara menyucikan hadas dan najis?
3. Kegiatan Pembelajaran:
Langkah-langkah persiapan:
Kegiatan Pendahuluan:
Kegiatan awal (15 Menit)
Peserta didik menjawab salam pembuka dari guru dilanjutkan dengan pembukaan pembelajaran oleh guru.
Peserta didik memimpin doa bersama yang dilanjutkan dengan membaca Al-Quran secara bersama-sama
(nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya). Guru menyampaikan
indikator/kriteria ketercapaan tujuan pembelajaran. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
Kegiatan Inti (55 menit)
1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati infografis. Infografis bab ini menyajikan garis besar
materi tentang pengertian thaharah (bersuci), dalil, alat-alat bersuci dan macam-macam hadas dan
najis.
2. Peserta didik mengamati infografis mengetahui materi thaharah dengan baik.
3. Guru memberikan penjelasan tambahan apabila terutama bagi peserta didik belum memahami
infografis. (Diferensiasi proses)
4. Setelah itu guru memberikan kata kunci topik yang akan dibahas.
5. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mulai membahas materi pelajaran dan kegiatan- kegiatan
di dalamnya. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada topik ini adalah karya
kunjung, dengan aktivitas sebagai berikut:
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
b. Kelompok diberi kertas yang lebar (plano atau karton)
c. Memberikan topik/tema pelajaran.
d. Hasil kerja kelompok dikunjungkan oleh perwakilan kelompok kepada kelompok lain.
e. Setiap kelompok mengamati produk kelompok lain yang datang ke kelompoknya.
f. Perwakilan kelompok yang membawa karya memberikan jawaban atas pertanyaan kelompok lain.
g. Guru dan peserta didik mengoreksi bersama.
h. Mengklarifikasi dan mengambil simpulan.
Guru memberikan penguatan dan memberikan bimbingan ketika peserta didik memberikan jawaban
yang kurang tepat.
Kegiatan penutup (10 menit)
1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
2. Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang sudah
berlangsung
3. Menutup pembelajaran dengan membaca do’a
4. Mengingatkan akan pentingnya thaharah dan menjaga kebersihan dan melakukan pembiasaan
mencuci tangan sebelum makan

Urutan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


Pembelajaran Ke 1 4 JP (4 x 35’)
Kegiatan pembukaan:
Peserta didik menjawab salam pembuka dari guru dilanjutkan dengan
Pembukaan pembelajaran oleh guru. Peserta didik memimpin doa bersama yang
dilanjutkan dengan membaca Al-Quran secara bersamasama (nama surat sesuai 15’
dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya). Guru menyampaikan
indikator/kriteria ketercapaan tujuan pembelajaran. Guru memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri
Kegiatan Inti: 110’
 Guru meminta peserta didik untuk mengamati infografis. Infografis bab ini
menyajikan garis besar materi tentang klasifikasi hadas dan najis.
 Peserta didik mengamati infografis mengetahui materi thaharah dengan baik.
 Guru memberikan penjelasan tambahan apabila peserta didik belum memahami
infografis
 Setelah itu guru memberikan kata kunci topik yang akan dibahas.
 Kemudian guru meminta peserta didik untuk mulai membahas materi pelajaran dan
kegiatan- kegiatan di dalamnya. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran pada topik ini adalah karya kunjung, dengan aktivitas sebagai berikut:
o Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
o Kelompok diberi kertas yang lebar (plano atau karton)
o Memberikan topik/tema pelajaran.
o Hasil kerja kelompok dikunjungkan oleh perwakilan kelompok kepada
kelompok lain.
o Setiap kelompok mengamati produk kelompok lain yang datang ke
kelompoknya.
o Perwakilan kelompok yang membawa karya memberikan jawaban atas
pertanyaan kelompok lain.
o Guru dan peserta didik mengoreksi bersama.
o Mengklarifikasi dan mengambil simpulan.
 Guru memberikan penguatan dan memberikan bimbingan ketika peserta didik
memberikan jawaban yang kurang tepat.
 Guru memfasilitasi lama waktu yang peserta didik butuhkan untuk menyelesaikan
tugas. Dalam hal ini untuk memberikan dukungan bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara
lebih mendalam. (Diferensiasi proses)
Kegiatan Penutup:
Penyimpulan:
 Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
 Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang sudah berlangsung
 Menutup pembelajaran dengan membaca do’a
 Mengingatkan akan pentingnya thaharah dan menjaga kebersihan diri baik lahir
maupun batin serta melakukan pembiasaan menjaga kebersihan dan kesehatan
ligkungan 15’
Refleksi Peserta Didik:
Pertanyaan Refleksi Ya Tidak
Mengenal pengertian thaharah
Menyebutkan alat-alat bersuci
Mengetahui cara bersuci dari hadas dan najis
Menyebutkan rukun wudhu
Mengetahui beberapa hal yang membatalkan wudhu
Asesmen/Penilaian Pencapaian Tujuan Pembelajaran
Untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik sebelum belajar tentang thaharah (tata cara
bersuci), guru memberikan pertanyaan kepada peserta mengenai thaharah baik secara lisan maupun tulis.
Contoh istrumen:
 Apa yang kamu ketahui tentang thaharah?
 Sebutkan alat-alat yang bisa digunakan untuk thaharah?
 Bagaimana cara bersuci dari hadas dan najis?
 Sebutkan hal-hal yang wajib (rukun) dilakukan ketika wudhu?
 Apa saja yang membatalkan wudhu?
Refleksi Guru
Pertanyaan refleksi Jawaban Refleksi
1. Bagian manakah yang menurut kamu hal paling
sulit dari pelajaran ini?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki
hasil belajarmu?
3. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk
memahami pelajaran ini?
4. Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1
sampai 5, berapa bintang yang akan kamu berikan
pada usaha yang telah kamu lakukan?
5. Apakah kamu sudah dapat mempraktikkan tata cara
wudhu dengan benar?
Pembelajaran Ke 2 4 JP (4 x 35’)
Kegiatan pembukaan:
 Mengkondisikan kelas untuk memulai pembelajaran
 Melakukan pembiasaan berdo’a, mengisi daftar hadir dan
memberikan motivasi sebelum memulai pembelajaran
 Melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali peserta didik 15’
pembelajaran sebelumnya tentang pengertian thaharah, alat-alat bersuci
dan dalilnya serta mengaitkan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Kegiatan Inti:
1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati infografis.
Infografis bab ini menyajikan garis besar materi tentang
ketentuan thaharah (berwudhu, tayammum dan mandi).
2. Peserta didik mengamati infografis dengan baik.
3. Guru memberikan penjelasan tambahan apabila peserta didik
belum memahami infografis
4. Setelah itu guru memberikan kata kunci topik yang akan dibahas.
5. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mulai membahas
materi pelajaran dengan metode market of place dengan
aktivitas sebagai berikut:
a. Guru membagi materi pada masing-masing kelompok.
110’
b. Masing-masing kelompok mendiskusikan materi dan
membuat mind mapping atau bahan yang akan dijual
belikan.
c. Peserta didik menentukan anggota yang akan menunggu di
“toko” sebagai penjual dan anggota lain akan masuk ke
“toko lain” sebagai pembeli untuk mengumpulkan
informasi.
d. Pembeli kembali ke kelompok masing-masing untuk saling
meneliti hasil belanja kemudian mengajarkan semua topik
yang mereka temukan kepada penunggu “toko”
6. Guru memberikan penguatan tentang tata cara wudhu, mandi dan
tayammum dengan benar
Kegiatan Penutup: 15’
Penyimpulan:
 Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilakukan
 Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk
mengevaluasikegiatan pembelajaran yang sudah
berlangsung
 Menutup pembelajaran dengan membaca do’a
 Mengingatkan akan pentingnya thaharah dan menjaga kebersihan di
masa pandemi, melakukan pembiasaan mencuci tangan sebelum pulang
Refleksi Peserta Didik:
Sudah Belum (%)
No. Kompetensi dan Lingkup Materi
(%)
1 Mengenal pengertian thaharah
2 Menyebutkan alat-alat bersuci
3 Mengetahui cara bersuci dari hadas dan
najis
4 Menyebutkan rukun wudhu
5 Mengetahui beberapa hal
yang membatalkan wudhu
Asesmen/Penilaian Pencapaian Tujuan Pembelajaran
2. Asesmen Formatif (Selama Proses Pembelajaran)
Asesmen formatif dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran
berlangsung, khususnya saat siswa melakukan kegiatan diskusi,
presentasi dan refleksi tertulis.
1) Teknik Asesmen : Observasi, Unjuk Kerja
2) Bentuk Instrumen : Pedoman/lembar observasi
Lembar kerja pengamatan kegiatan pembelajaran dengan metode
inquiry learning
No Nama Siswa Aspek yang diamati Skor
Ide/gagasan Aktif Kerjasama 1 2 3
1 Ahmad
2 Zubaidah
3 Zaid
4 dst
Nilai = skor x 25
3. Assesmen Sumatif
a. Asesmen
Pengetahu
an Teknik
Asesmen:
 Tes : Tertulis
 Non Tes : Observasi
Bentuk Instrumen:
 Asesmen tidak tertulis: Daftar pertanyaan
 Asesmen tertulis : Jawaban singkat
Kegiatan Remedial dan Pengayaan
Kegiatan Pengayaan

 Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai kompetensi dan
tujuan pembelajaran.
 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang lebih variatif dengan menambah
keluasan dan kedalaman materi yang mengarah pada high order thinking
 Program pengayaan dilakukan di luar jam belajar efektif.

Kegiatan Remedial

 Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompetensi dan
tujuan pembelajaran
 Guru melakukan pembahasan ulang terhadap materi yang telah diberikan dengan
cara/metode yang berbeda untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih
memudahkan peserta didik dalam memaknai dan menguasai materi ajar misalnya
lewat diskusi dan permainan.
 Program remedial dilakukan di luar jam belajar efektif.

Sumber/Referensi/Daftar Pustaka

 CD Pembelajaran Interaktif, MGMP Fikih MTs Jakarta Timur, 2011


 Kementerian Agama, Fikih kelas VII Untuk MTs, Jakarta: Kementerian Agama,
2020
 Imam Nawawi, Nihaayatuzzain Fii Irsyaadil Mubtadi’iin, (Daru Ihyail Kutub Al-
Arabiyyah Indonesia, tanpa tahun)
 Ibrahim al-Bajuri, Haasyiyatus Syaikh Ibraahiim al-Baajuuri, (Beirut: Dar Al- Kotob Al-
Ilmiyyah, 2010)
 Kementerian Agama, Buku Siswa Fikih, (Jakarta: Kementerian Agama, 2015
 Kementerian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Jakarta: Direktorat
Jendral BIMAS Islam, 2012)
 Tim Tirakat ’14, Ngaji Untuk Bekal Kehidupan Dunia-Akherat, (Kediri: Santri Salaf
Press, 2014)
 Tim Pembukuan ANFA 2015, Menyingkap Sejuta Permasalahan dalam Fathul Qarib,
(Kediri: ‘Anfa Press, 2015)
 Syaikh Muhammad bin Qasim, Fath al-Qariib al-Mujiib, (Jakarta: Dar Al- Kutub Al-
Islamiyah, 2014)
 Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Mukhtaar al-Ahadiits al-Nawawiyah wa al-Hikam al-
Muhammadiyyah, (Surabaya: Darul Ilmi, tanpa tahun)
 Syaikh Imam Abi Ishaq Ibrahim bin Ali al-Fairuz, al-Muhadzzab, (Beirut: Dar al-Fikr, 2019)
Lampiran
1. Materi
 Pengertian hadats dan najis
Thoharoh menurut bahasa berarti bersuci. Menurut istilah (ahli fiqh) thoharoh adalah
membersihkan diri dari hadats dan najis atau berbuat sesuatu yang dapat/memperbolehkan seseorang
mengerjakan sholat (ibadah), misalnya wudlu, mandi dan tayammum.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 222;

Artinya :  “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri”.
Dalam Islam, Thoharoh terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1)         Thaharah dari Hadats
2)         Thaharah dari Najis.

A.     Thaharah dari Hadats


Hadats adalah suatu kondisi pada diri seseorang yang dianggap tidak suci menurut syara’
(Agama) karena keadaan tertentu yang berasal dari dirinya yang harus disucikan dengan cara wudlu
atau mandi besar.
Macam-macam hadats adalah sebagai berikut ;
a.      Hadats kecil, contohnya antara lain buang angin, buang air kecil, buang air besar, menyentuh
kemaluan, bersentuhan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan sebagainya. Cara
mensucikannya adalah dengan wudlu.
b.      Hadats besar, contohnya berhubungan suami istri, keluar air mani, haid atau nifas dan sebagainya.
Cara mensucikannya adalah dengan mandi besar.
B.     Thaharah dari Najis
Najis  adalah kondisi sesuatu yang dipandang kotor menurut agama yang menempel pada diri kita
(badan atau benda) yang menjadikan tidak suci dan harus disucikan.
Dari segi tingkatannya najis terbagi tiga bagian, yaitu :
a.    Najis Mukhafafah (najis ringan) yaitu najis yang disebabkan oleh kotoran bayi laki-laki yang belum
berumur 2 tahun dan masih minum ASI (Air susu ibu). Cara mensucikannya adalah diperciki air pada
tempat yang terkena najis.
b.    Najis Mutawasithoh (najis sedang) yaitu najis yang disebabkan oleh darah, nanah, kencing bayi
perempuan, semua kotoran yang keluar dari qubuk dan dubur orang dewasa dan sebagainya. Najis
mutawasithoh dibagi menjadi 2 yaitu:
1.       Najis ’Ainiyah yaitu najis yang tampak oleh mata, bisa dibau dan dirasakan.
2.       Hajis Hukmiyah yaitu najis yang yakin adanya tetapi tidak bisa dilihat. Contoh: Air kencing yang
sudah mengering.  
c.       Najis Mughaladoh (najis berat) yaitu najis yang terkena oleh air liur anjing dan babi. Cara
mensucikannya adalah dibasuh 7x dengan air dan salah satunya diberi tanah liat pada tempat yang
terkena najis tersebut. 

2.         Wudlu, Mandi besar dan Tayammum


a)       Wudlu
Wudlu adalah satu cara dari beberapa cara thoharoh yang diajarkan nabi Muhammad saw dan
merupakan syarat yang harus dipenuhi ketika akan melakukan ibadah seperti sholat, dll.
Rukun wudu antara lain; 1. Niat, 2. Membasuh muka hingga batas tumbuh rambut, 3. membasuh kedua
tangan hingga ke siku, 4. Mengusap sebagian kepala, 5. membasuh kaki hingga mata kaki, 5. Tertib
b)       Mandi besar.
Mandi besar disebut juga dengan mandi janabat dan dilakukan untuk menghilangkan hadast besar. Rukun
mandi besar yaitu; 1. niat melakukan mandi besar, 2. meratakan air ke seluruh tubuh.
Sedangkan sunnahnya antara lain; 1. membaca basmalah dan berwudu sebelum mandi, 2. menggosok
badan dengan sabun, 3. mendahulukan bagian yang kanan daripada yang kiri.
c)       Tayammum.
Tayammum merupakan cara darurat untuk bersuci. Tayamum dilakukan dengan menyapukan debu pada
muka dan tangan hingga pergelangan.Tayammum dilakukan bila; 1. sakit yang dikhawatirkan akan
bertambah apabila berwudlu atau mandi, 2. sedang  dalam perjalanan yang sulit mendapatkan air, 3.
Tidak ada air walupun telah diusahakan, 4. Ada air tetapi ada udzur  untuk memakainya baik karena
panas, dingin, bahaya yang mengancam, atau karena persediaan terbatas, 5. Apabila kita tahu ada air
tetapi jauh jaraknya dan bila kita mencarinya waktu shalat akan habis diperjalanan. Tayammum batal bila;
1) Melihat air; 2) Semua hal yang membatalkan wudlu atau mandi besar, 3) murtad.

3.         Macam-macam Air untuk bersuci


1.       Air suci dan mensucikan, yaitu air yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap
keadaannya.
Seperti : air hujan, air laut, air sumur, air embun, air es, air mata air
2.       Air suci tetapi tidak dapat mensucikan berarti zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk bersuci
      Seperti:
a)       air yang telah berubah salah satu sifatnya
b)       Air sedikit yaitu air yang kurang dari 2 qullah
c)       Air pohon-pohonan atau buah-buahan
3.       Air Mutanajis, yaitu air sedikit yang terkena najis baik berubah sifatnya  maupun tidak.
4.       Air makruh, air yang terjemur matahari dalam bejana selain emas atau perak.

2. Najis Mukhaffafah Hukmiyah:


3. Tempat atau benda yang terkena najis dilingkari lebih dulu untuk memastikan pemercikan air
secara tepat
4. Kemudian air yang suci dan mensucikan dipercikkan ke tempat atau benda yang terkena najis dan
telah dilingkari. Air yang dipercikkan harus mengenai seluruh tempat atau benda yang terlingkari
5. Air yang dipercikkan tidak disyaratkan hingga mengalir. Dikeringkan dengan kain atau benda lain
yang suci.
6. Najis Mughalladhah ’Ainiyah:
7. Dibersihkan lebih dulu sifatnya, sehingga warna, bau, dan rasa najis tidak lagi kelihatan dan dapat
dirasakan.
8. Menyiramkan air hingga mengalir ke tempat atau benda yang terkena najis sebanyak tujuh kali dan
salah satu diantaranya dicampur dengan debu yang suci.
9. Cara pertama: Air dicampur dengan debu yang suci dalam satu tempat kemudian disiramkan ke
tempat atau benda yang terkena najis.
10. Cara kedua: Menaruh debu di tempat atau benda yang terkena najis, lalu menyiramkan air dan
mengosokkannya, dan diakhiri dengan menyiram dan mengelap air dengan benda yang bersih.
11. Cara ketiga: Menyiramkan air ke tempat atau benda yang terkena najis, lalu menaburkan debu dan
selanjutnya mencampur keduanya serta menggosok-gosokkannya, dan diakhiri dengan mengelap
air dengan benda yang bersih.
Rukun
merupakan hal pokok yang tidak boleh ditinggalkan. Demikian juga dengan berwudhu, ada beberapa
hal yang tidak boleh ditinggalkan, rukun wudhu ada 6 yaitu:
(1) Rukun merupakan hal pokok yang tidak boleh ditinggalkan. Demikian juga dengan berwudhu,
ada beberapa hal yang tidak boleh ditinggalkan, rukun wudhu ada 6 yaitu:
(2) Niat, yaitu niat dalam hati untuk berwudhu menghilangkan hadats. bersamaan dengan
membasuh muka
Waktu niat adalah Membasuh muka dari tumbuhnya rambut sebelah atas hingga ke dagu, dari
telinga kanan sampai telinga kiri
(3) Membasuh kedua tangan sampai siku-siku
(4) Mengusap sebagian kepala
(5) Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki
(6) Tertib

Sunnah-sunnah wudhu
(1) Membaca basmalah saat memulai wudhu
(2) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan sebanyak 3 kali sebelum memulai
wudhu.
(3) Berkumur-kumur
(4) Menghiru air kedalam hidung dan mengeluarkannya lagi
(5) Mengusap seluruh kepala
(6) Mengusap dua daun telinga (luar dan dalam)
(7) Membasuh tiap-tiap anggota sebanyak 3 kali
(8) Menyilang-nyilang anak jari kedua tangan dan anak jari kedua kaki.
(9) Mendahulukan anggota yang kanan dari anggota yang kiri.
(10) Wudhu dilakukan tanpa pertolongan orang lain, kecuali dalam keadaan terpaksa (sakit)
(7) Pembasuhan anggota wudhu dilakukan secara berturut-turut (tidak menunggu keringnya satu
anggota badan, baru membasuh anggota badan yang lain)
(8) Menggosok anggota wudhu agar lebih bersih
Yang menyebabkan batalnya wudhu:
(1) Keluarnya sesuatu dari salah satu kedua jalan (kubul dan dubur)
(2) Hilangnya akal, baik karena tidur, mabuk, gila atau pingsan.
(3) Bersentuhan kulit antara pria dan wanita dewasa yang bukan mahram
Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan tanpa penghalang. Baik kemaluan sendiri maupun
kemaluan orang lain dengan telapak tangan

1. Rubrik dan penilaian kerja kelompok (pertemuan ke-1)

No Nama Siswa Aspek yang diamati Skor


Ide/gagasan Aktif Kerjasama 1 2 3 4
1 Agus Setiyawati
2 Abdul ghoni
3 Zainul Faqih
4 Fathan Farisi
5 Zahrotul M
6 dst
Nilai = skor x 25

2. Lembar tes tertulis (pertemuan ke-1)


1. Thaharah secara etimologi (bahasa) adalah …
A. Keindahan
B. Kebersihan
C. Kesempurna’an
D. Kelengkapan
2. Melakukan sesuatu yang bisa menjadikan sahnya shalat, baik dengan wudhu’, mandi, tayammum,
dan menghilangkan najis. Adalah definisi dari …
A. Najasah
B. Thaharah
C. Nadhofah
D. Mungamalah
3. Dalam kitab Fathul Qorib, jenis air yang bisa digunakan untuk bersusuci ada berapa …
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
4. Air suci dan dapat mensucikan perkara lain yang tidak makruh menggunakannya disebut air …
A. Mutlak
B. Musammas
C. Musta’mal
D. Najis
5. Air suci yang dapat mensucikan namun makruh untuk digunakan sebab dipanaskan di bawah terik
matahari disebut air …
A. Mutlak
B. Musammas
C. Musta’mal
D. Najis
6. Berapa ritel kah ukuran air dua kulah menurut ukuran ritel kota baghdad ...
A. 200 ritl
B. 300 ritl
C. 400 ritl
D. 500 ritl
7. Kulit bangkai bisa suci dengan cara …
A. Dimasak
B. Disamak
C. Dibakar
D. Dimakan
8. Berkut ini merupakan kulit hewan yang yang bisa disamak, kecuali …
A. Sapi dan kambing
B. Macan dan harimau
C. Anjing dan babi
D. Kucing dan kelinci
9. Air suci namun tidak dapat mensucikan sebab sudah pernah digunaan bersusuci disebut air …
A. Mutlak
B. Musammas
C. Musta’mal
D. Najis
10. Air dua kulah ketika kejatuhan najis bisa dikatakan najis jika berubah …
A. rasanya
B. Baunya
C. Warnanya
D. Betul semua
3. Lembar kerja kelompok (pertemuan ke-2)

No Aspek Yang Dinilai Skor Keterangan


1 Wudhu
Peragaan
Sesuai Skor 3
Cukup Skor 2
Kurang Skor 1

Bacaan
Sesuai Skor 3
Cukup Skor 2
Kurang Skor 1
2 Tayammum
Peragaan
Sesuai Skor 3
Cukup Skor 2
Kurang Skor 1

Bacaan
Sesuai Skor 3
Cukup Skor 2
Kurang Skor 1

4. Rubrik dan penilaian kerja kelompok (pertemuan ke-2)

Lembar kerja pengamatan kegiatan pembelajaran dengan metode inquiry learning


No Nama Siswa Aspek yang diamati Skor

Ide/gagasan Aktif Kerjasama 1 2 3 4

1 Agus Setiyawati
2 Abdul ghoni
3 Zainul Faqih
4 Fathan Farisi
Nilai = skor x 25 Zahrotul M

5. Lembar tes tertulis (pertemuan ke-2)

1. Perhatikan Hadis berikut! ‫هو الطهور ماؤه الحل ميتته‬Berdasarkan hadis diatas, pernyataan yang tepat
adalah …
a. Air laut dan seluruh isinya tidak suci karena sudah tercemar
b. Air laut sudah berubah dari warna aslinya
c. Air laut itu bersih dan bangkainya haram
d. Air laut itu bersih dan bangkainya halal
2.    Air yang masih murni, dan tidak tercampur dengan sesuatu yang lain dinamakan ...
a. Air mutlak
b. Air musta’mal
c. Air mutanajjis
d. Air musyammas
3.   Air yang najis dan tidak dapat mensucikan dinamakan ...
a. Air mutlak
b. Air musta’mal
c. Air mutanajjis
d. Air musyammas
4.   Air yang suci dan mensucikan yang bercampur dengan benda lain yang suci hukumnya menjadi....
a. Air yang suci namun tidak mensucikan
b. Air yang suci dan mensucikan
c. Air musta’mal
d. Air mutanajjis.
5.   Air mus’tamal yang volumenya mencapai dua kulah boleh digunakan untuk…
a. Menghilangkan najis
b. Mandi junub
c. Berwudhu
d. Mandi
6.    Ukuran dua kulah adalah 10 s.d. 15 Tin yang disetarakan dengan…
a. 200 liter
b. 250 liter
c. 270 liter
d. 300 liter
7.    Kita sering menjumpai di daerah-daerah pedesaan adanya air suci dan mensucikan dalam satu
kendi yang ditaruh di halaman masuk rumah agar orang yang melakukan perjalanan kehausan
dapat langsung meminumnya. Tiba-tiba ada salah satu anak yang menggunakannya untuk bersuci
dari buang air kecilnya. Hukum penggunanaan air oleh anak tersebut adalah …
a. Haram
b. Sunnah
c. Makruh
d. Mubah
8.    Ada seorang yang hendak membersihkan najis yang menempel di tubunya. Kemudian ia melihat
seekor anjing yang tersengal nafasnya karena kehausan, sementara waktu shalat sudah makin
hampir habis. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk menggunakan air daripada memberikan
minum kepada anjing. Bagaimana hukum keputusan yang diambil oleh orang tersebut?
a. Haram
b. Sunnah
c. Makruh
d. Mubah
9.    Ada air satu ember kecil yang cukup untuk berwudhu, dan ketika hendak dipakai kejatuhan kotoran
cicak, namun sifat air baik warna, rasa, dan baunya tidak mengalami perubahan. Air tersebut
termasuk kategori....
a. Air yang suci namun tidak mensucikan
b. Air yang suci dan mensucikan
c. Air musta’mal
d. Air mutanajjis.
10.   Perhatiakan pernyataan berikut!
(1) Air yang terjemur atau terkena panas matahari dalam botol
(2) Air sungai yang belum berubah warna, bau dan rasa
(3) Air yang dikeluarkan dari pepohonan
(4) Air kelapa
Dari pernyataan diatas benda cair yang bisa dipergunakan untuk bersuci adalah
A.      (1)
B.      (2)
C.      (3)
D.      (4)
6. Materi pengayaan

Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

AANG HIDAYATULLAH, S. Pd ANSHORI, S. Pd.I

You might also like