Professional Documents
Culture Documents
NIM : 857046622
TUGAS 1
MATA KULIAH PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
1. Kajian landasan historis, filosofis, dan yuridis pendidikan menunjukan pengaruhnya terhadap
pelaksanaan aktifitas pendidikan di sekolah, dan juga akan berpengaruh pada
terbangunyakeilmuan pendidikan Ke-SD-an. Tiga persoalan utama dalam kajian ini adalah : (1).
Sumbangan kajian historis terhadap pendidikan ke-SD-an, (2). Sumbangan filsafat terhadap
pendidikan ke-SD-an, dan (3). Sumbangan yuridis terhadap pendidikan ke-SD-an, atau
terbangunya keilmuan pendidikan ke-SD-an di Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut
uraikan sumbangan atau peran tiga landasan tersebut dalam membangun keilmuan pendidikan
dasar (ke-SD-an) di Indonesia.
JAWAB :
Studi mengenai landasan historis, filosofis, dan yuridis dalam pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam membangun keilmuan pendidikan dasar (ke-SD-an) di Indonesia.
1. Sumbangan Kajian Historis Terhadap Pendidikan Ke-SD-an:
Pemahaman Konteks: Melalui kajian historis, pendidikan ke-SD-an dapat memahami konteks
sejarah dan perkembangan pendidikan di Indonesia. Pengertian ini penting untuk menyusun
kurikulum yang relevan dengan budaya dan kebutuhan masyarakat setempat.
Pengembangan Kurikulum: Pengetahuan tentang metode-metode pendidikan yang telah terbukti
efektif dari masa lampau dapat membantu dalam pengembangan kurikulum yang berbasis pada
prinsip-prinsip yang telah diuji waktu.
Penghargaan Terhadap Identitas Bangsa: Menyelidiki sejarah pendidikan di Indonesia dapat
memperkuat rasa nasionalisme dan menghargai identitas bangsa, yang merupakan aspek penting
dalam pengembangan keilmuan pendidikan dasar.
2. Sumbangan Filsafat Terhadap Pendidikan Ke-SD-an:
Pengembangan Pendekatan Pembelajaran: Filsafat pendidikan memberikan landasan untuk
mengembangkan pendekatan pembelajaran yang mengedepankan pemikiran kritis, kreativitas,
dan moralitas. Ini penting dalam membentuk karakter dan kepribadian peserta didik.
Pemahaman Tujuan Pendidikan: Filsafat pendidikan membantu mendefinisikan tujuan
pendidikan ke-SD-an, seperti pengembangan potensi individu, pembentukan karakter, dan
persiapan untuk kehidupan sosial. Hal ini membimbing pengembangan kurikulum dan strategi
pengajaran.
Pengembangan Etika Pendidikan: Filsafat pendidikan mengajarkan etika pendidikan yang
mendalam, membimbing guru dan peserta didik dalam menjalin hubungan yang etis, serta
memahami nilai-nilai moral dalam pendidikan.
3. Sumbangan Yuridis Terhadap Pendidikan Ke-SD-an:
Pembentukan Kebijakan Pendidikan: Landasan yuridis membantu dalam pembentukan
kebijakan pendidikan, termasuk hukum-hukum yang melindungi hak-hak pendidik dan peserta
didik. Pengaturan ini memastikan bahwa pendidikan ke-SD-an berlangsung dalam kerangka
hukum yang jelas dan adil.
Perlindungan Hak Anak: Aspek yuridis juga mencakup perlindungan hukum terhadap hak-hak
anak, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Ini melibatkan
pembuatan kebijakan yang memastikan akses pendidikan yang merata bagi semua anak, tanpa
diskriminasi.
Penyelesaian Konflik: Pengertian aspek yuridis membantu dalam menangani konflik di
lingkungan pendidikan ke-SD-an, baik itu melibatkan guru, siswa, atau pihak lain. Penyelesaian
konflik yang adil dan sesuai hukum penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman
dan produktif.
Melalui pemahaman mendalam tentang sumbangan ketiga landasan tersebut, pendidikan ke-SD-
an di Indonesia dapat terus berkembang, memperkuat identitas nasional, membentuk generasi
yang cerdas, kreatif, dan beretika, serta memberikan dasar yang kokoh bagi kemajuan bangsa.
3. Pendidikan SD mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan lainnya.
Paling tidak ada empat sasaran utama dalam pendidikan SD, yaitu: kemelekwacaan (Literacy),
kemampuan berkomunikasi, memcahkan masalah, dan kemampuan bernalar. Coba anda jelaskan
keempat sasaran utama pendidikan SD tersebut!
JAWAB :
Tentu, berikut adalah penjelasan mengenai empat sasaran utama dalam pendidikan Sekolah
Dasar (SD):
Kemampuan Membaca dan Menulis (Literacy): Literacy adalah kemampuan membaca dan
menulis, yang merupakan landasan utama bagi perkembangan intelektual anak-anak. Di SD,
anak-anak diajarkan membaca dengan memahami huruf, kata, kalimat, dan teks. Mereka juga
belajar menulis dengan benar dan jelas, serta memahami struktur kalimat dan tata bahasa.
Literacy adalah keterampilan dasar yang memungkinkan anak-anak untuk mengakses
pengetahuan lebih lanjut di berbagai bidang studi.
Kemampuan Berkomunikasi: Kemampuan berkomunikasi mencakup keterampilan
mendengarkan, berbicara, dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Di SD, anak-anak
diajarkan cara menyampaikan ide dan pikiran mereka dengan jelas, baik melalui lisan maupun
tulisan. Mereka juga belajar mendengarkan dengan penuh perhatian dan memahami pesan yang
disampaikan oleh orang lain. Kemampuan berkomunikasi yang baik membantu anak-anak
membangun hubungan sosial yang sehat dan efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan
sekitar.
Kemampuan Memecahkan Masalah: Kemampuan memecahkan masalah melibatkan
kemampuan anak-anak dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menemukan solusi untuk
masalah-masalah yang mereka hadapi. Di SD, anak-anak diajarkan cara berpikir kritis dan
kreatif, serta melatih keterampilan pemecahan masalah melalui berbagai aktivitas pembelajaran.
Kemampuan ini membantu mereka mengatasi tantangan dan menemukan solusi yang efektif
dalam situasi kehidupan sehari-hari.
Kemampuan Berpikir Logis dan Kritis: Kemampuan bernalar mencakup kemampuan berpikir
logis, kritis, dan analitis. Anak-anak diajarkan untuk memahami konsep-konsep dasar
matematika, ilmu pengetahuan, dan bahasa dengan cara yang logis. Mereka juga diajarkan cara
mempertimbangkan informasi, menyusun argumen, dan membuat keputusan yang rasional.
Kemampuan berpikir logis dan kritis membantu anak-anak mengembangkan kecerdasan
intelektual mereka dan merangsang pertumbuhan kognitif.
Dengan memahami dan menguasai keempat sasaran utama ini, anak-anak SD dapat membangun
dasar pendidikan yang kuat untuk menghadapi tingkat pendidikan yang lebih tinggi serta
mengembangkan potensi mereka secara optimal.
5. Untuk mewujudkan program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pada tanggal 2 Mei
1984, maka pemerintah saat itu menetapkan 3 kriteria daerah penyebaran. jelaskan!
JAWAB :
Program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pada tanggal 2 Mei 1984 oleh pemerintah
Indonesia adalah suatu kebijakan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat
partisipasi dan pemenuhan hak anak-anak Indonesia dalam mendapatkan pendidikan dasar.
Untuk mewujudkan program ini, pemerintah menetapkan tiga kriteria daerah penyebaran, yaitu:
-Daerah dengan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Rendah: Daerah yang memiliki Angka
Partisipasi Sekolah (APS) rendah menjadi prioritas utama dalam program wajib belajar 9 tahun.
APS adalah rasio antara jumlah anak yang bersekolah di tingkat dasar dengan jumlah anak pada
kelompok usia yang seharusnya berada di tingkat tersebut. Daerah-daerah dengan APS rendah
menunjukkan bahwa banyak anak tidak mendapatkan akses ke pendidikan formal. Oleh karena
itu, program ini difokuskan pada daerah-daerah tersebut agar dapat meningkatkan angka
partisipasi anak-anak dalam pendidikan.
-Daerah dengan Tingkat Kemiskinan Tinggi: Daerah-daerah yang memiliki tingkat kemiskinan
tinggi juga menjadi target dalam implementasi program wajib belajar 9 tahun. Tingkat
kemiskinan yang tinggi dapat menjadi hambatan bagi akses anak-anak terhadap pendidikan
karena faktor ekonomi. Dengan memprioritaskan daerah-daerah miskin, pemerintah bertujuan
untuk mengurangi kesenjangan sosial melalui peningkatan akses pendidikan bagi anak-anak
yang berasal dari keluarga miskin.
-Daerah dengan Tingkat Ketertinggalan Pembangunan: Daerah-daeerah yang mengalami
ketertinggalan dalam pembangunan, baik dari segi infrastruktur maupun sosial ekonomi, juga
menjadi fokus dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. Pendidikan di daerah-daerah
tertinggal seringkali kurang berkualitas dan sulit diakses oleh masyarakat. Dengan
meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah-daerah tertinggal, diharapkan akan terjadi
peningkatan dalam indeks pembangunan manusia dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dengan memprioritaskan daerah-daerah berdasarkan ketiga kriteria di atas, pemerintah berusaha
menciptakan kesempatan pendidikan yang lebih merata bagi seluruh anak-anak Indonesia, tanpa
memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis mereka. Melalui program wajib
belajar 9 tahun ini, diharapkan tingkat melek huruf dan pendidikan masyarakat Indonesia secara
keseluruhan dapat meningkat, membawa dampak positif dalam pembangunan negara.