You are on page 1of 14

LAPORAN HASIL PENELITIAN EKSPERIMEN

EFEKTIFITAS REINFORCEMENT POSITIF TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI


BELAJAR SISWA SMP

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Eksperimen A

Dosen Pengampu: Umdatul Khoirot, M. Psi

Disusun Oleh:

Azam Feda El Haq (19410232)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
Laporan Penelitian ini dapat tersusun hingga selesai. Harapan kami semoga laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

Laporan Penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa peran penting masing-masing anggota
kelompok yang telah memberikan sumbangan ide, gagasan serta pemikiran-pemikiran. Harapan kami
semoga dengan disusunya laporan ini dapat menambah ilmu pengetahuan serta manfaat yang besar
untuk seluruh pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami semua, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran serta kritik yang
membangun agar kami bisa kembali lagi melengkapi laporan ini.

Malang, 21 Mei 2022

Penyusun
ABSTRAK

Hasil belajar merupakan salah satu tolak ukur pencapaian tujuan pembelajaran, dalam
prosesnya terdapat beberapa kendala, contoh motivasi belajar yang kurang. Salah satu cara untuk
meningkatkan motivasi belajar adalah dengan menggunakan pendekatan behavioral berupa penguatan
positif. Berdasarkan uraian yang disampaikan peneliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas penguatan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMP. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan subjek tunggal, subjek penelitian ini adalah
siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang memiliki rentang usia 12-14 tahun. Instrumen yang
digunakan adalah checklist observasi berdasarkan indikator dan aspek variabel motivasi belajar.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan penguatan positif terhadap peningkatan motivasi
belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai sebelum dan sesudah perlakuan, subjek juga
mulai tertarik pada tugas dan semangat belajar.

Keyword: effectiveness, positive reinforcement, learning motivation


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia, karena dengan
pendidikan manusia yang cerdas, beretika dan kreatif bisa tercipta, dengan begitu masa depan
yang gemilang dapat dicapai. Selain itu, menurut (Lailatul, 2008) pendidikan sebagai pilar
utama untuk memajukan masa depan hal ini dikarenakan pendidikan merupakan sebagai
prioritas utama dalam sebuah negara. Hal ini sejalan denga kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah berupa pendidikan nasional yang diselenggarakan untuk mengembangkan sumber
daya manusia Indonesia sesuai dengan fitrah keilmuan. Pemerintah juga menetapkan
pendidikan dengan mencantumkan dalam UU No 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa:
“Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”
Pendidikan nasional sebagai pemenuhan hak asasi manusia dengan memperoleh
pendidikan. Oleh karena itu, struktur pendidikan Indonesia terlaksanakan oleh lembaga sekolah.
Lembaga sekolah yang merupakan lembaga formal dimana seseorang bisa mendapatkan ilmu
dan mengembangkan potensinya. Proses pendidikan tidak akan terlepas dari proses belajar,
belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar atau sengaja oleh seseorang dengan
tujuan membawa suatu perubahan terhadap tingkah lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya
ketika berinteraksi dengan lingkunga, (Slameto, 2010). Dalam pelaksanaan proses belajar di
sekolah tentunya tidak selalu berjalan dengan lancar, terdapat hal-hal yang menjadi penghambat
dalam proses ini contohnya seperti kurangnya motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar menjadi suatu hal penting karena berfungsi untuk memberikan
semangat, siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan bisa melakukan proses belajar
dengan efektif hal ini karena siswa tidak mau melakukan sesuatu yang tidak ia suka atau tidak
sesuai dengan keinginannya. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ricardo dan Meilani (2017) dengan hasil jika terdapat pengaruh yang signifikan dari minat
belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa baik secara stimultan maupun parsial,
(Meilani, 2017).
Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar yaitu menggunakan pendekatan
behavioral. Koeswara dalam Apriani dkk (2013) menyatakan jika behaviorisme merupakan
suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia, (Apriani, 2013). Artinya dalam konsep
behavioral perilaku manusia adalah hasil dari belajar, sehingga bisa dirubah dengan
memberikan kondisi-kondisi belajar yang sudah dimanipulasi. Terdapat beberapa model
behavioristic seperti model Aversi, Implosive, Disensitisasi Sistematik dan Pengkondisian
Operant. Salah satu metode Pengkondisian Operant adalah Penguatan Positif (Reinforcement).
Penguatan positif dilakukan dengan tujuan memunculkan pola perilaku sesuai yang
diharapkan bahkan tidak hanya muncul tetapi juga ditingkatkan atau diteruskan. Teknik
reinforcement adalah teknik yang dilakukan dengan cara memberikan ganjaran atau hadiah
setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Berdasarkan hal tersebut teknik reinforcement
dapat mengatasi motivasi belajar siswa yang rendah karena reinforcement dapat memberikan
penguatan yang menimbulkan semangat siswa.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang diteliti oleh (Lailatul, 2008) menyatakan
bahwa reinforcement berupa penguatan memiliki relevansi peningkatan terhadap motivasi
belajar siswa. Selain itu, Reinforcement signifikan digunakan dalam kelompok konseling,
(Azizah Nurul, 2019). Pada penelitian (Ramadhan & Hidayat, 2020) menggunakan
reinforcement positif dan negatif dalam pembelajaran servis atas bola boili. Ketiga penelitian
tersebut menggunakan reinforcement berupa penguatan kata baik positif atau negatif untuk
peningkatan motivasi siswa. Maka dari itu, penelitian ini memiliki perbedaan pada
reinforcement yang digunakan karena pada penelitian ini menggunakan reinforcement berupa
reward terhadap motivasi belajar siswa sekolah menengah pertama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas teknik Reinforcement dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
SMP?
2. Faktor apa yang mempengaruhi motivasi belajar siswa SMP?
3. Bagaimana Teknik Reinforcement terhadap siswa SMP?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui efektivitas Reinforcement dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
SMP.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa SMP 3.
3. Untuk mengetahui teknik Reinforcement terhadap siswa SMP.
D. Manfaat
Manfaat penelitian ini secara teoritis sebagai ilmu pengetahuan psikologi dalam bidang
eksperimen. Selain itu, manfaat praktis pada penelitian ini yaitu memperoleh data terkait faktor
dan teknik yang tepat untuk meningkat motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian ini
dapat berguna untuk acuan penelitian selanjutnya dan evaluasi pada sekolah tertentu.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental. Metode ini yaitu metode
eksperimen yang menggunakan kelompok tunggal. Pada metode ini memiliki sayarat dan
ketentuan yang digunakan untuk perlakuan pada subyek penelitian. oleh karena itu, pada jenis
penelitian ini memilik kelompok kontrol saja.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini yaitu siswa sekolah menengah pertama (SMP) dengan metode
single subject research dan rentang usia 12-14 tahun.
C. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan checklist observasi
yang berdasarkan indikator dan aspek dari variabel motivasi belajar. Penggunaan intrument ini
dikarenakan keterbatasan jumlah subyek yang diteliti sehingga tidak dapat menggunakan skala
motivasi belajar. Checklist observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur tingkat
motivasi belajar pada subjek sebelum eksperimen dimulai. Tahapan kedua adalah pemberian
intervensi dengan memberikan target belajar pada subjek serta pemberian reinforcement apabila
target yang telah ditetapkan mampu dicapai oleh subjek penelitian. Tahap ketiga adalah
checklist observasi post-test untuk mengetahui tingkat motivasi belajar subjek setelah
eksperimen. Selain itu, pada penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara.
D. Analisis Data
Data diperoleh dengan mengumpulkan hasil dari checklist indikator motivasi belajar
yang kemudian akan dianalisis dan disimpulkan dengan metode deskriptif kualitatif berupa
kategorisasi data yang diperoleh dari pre-test dan post-test.
BAB III

HASIL DAN DISKUSI

HASIL

Pada eksperimen yang dilakukan, maka diperoleh data dari checklist observasi pada
individu berikut ini:
Tabel 1.

Aktivitas Ket
Banyak menonton televisi ataupun bermain saat hari libur dibanding belajar √
Banyak bertanya ketika menemukan kesulitan dalam mengerjakan PR √
Mencontek teman-teman atau meminta dikerjakan oleh orang lain dalam √

mengerjakan PR
Mengeluh ataupun marah ketika diberikan PR √
Banyak mengeluhkan pelajaran yang terlalu banyak di sekolah √

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa aktivitas yang tercentang dari siswa SMP
tersebut menunjukkan sikap malas dan tidak ada motivasi untuk belajar. aktivitas yang dilakukan
oleh siswa meliputi bermain dan menonton televisi, mengeluh akan PR yang diberikan, bahkan
minta untuk dikerjakan oleh orang lain.
Maka dari itu, setelah diberikan positive reinforcement treatment kepada siswa data yang
diperoleh sebagai berikut:

Tabel 2.
Aktivitas Ket
Banyak menonton televisi ataupun bermain saat hari libur dibanding belajar √
Banyak bertanya ketika menemukan kesulitan dalam mengerjakan PR √
Berusaha mencari sendiri jawaban ketika kesulitan mengerjakan PR √
Mengeluh ataupun marah ketika diberikan PR √
Suka bertanya tentang pelajaran saat di sekolah maupun di rumah √
Senang dengan soal-soal yang sulit karena tantangannya √
Semakin semangat belajar ketika mendapat nilai yang kurang memuaskan √
Banyak mengeluhkan pelajaran yang terlalu banyak di sekolah √

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dari aktivitas sebelum
diberikan reinforcement positif. Oleh karena itu, aktivitas yang dilakukan seperti berusaha
mencari jawaban PR dengan sendiri, suka bertanya tentang pelajaran saat di sekolah maupun di
rumah, senang dengan soal-soal yang sulit karena tantangannya dan semakin semangat belajar
ketika mendapat nilai yang kurang memuaskan.
Selain itu, data diperoleh diambil dari observasi nilai dari siswa sehingga dapat melihat
perkembangan siswa dalam belajar.
Tabel 3.

Mata Pelajaran Nilai 1 Nilai 2


Bahasa Inggris 80 90
Akidah Akhlak 86 94
Informatika 90 91

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan di ketiga mata pelajaran
siswa yaitu pada nilai bahasa Inggris meningkat 10 angka dari nilai sebelumnya, dan pada nilai
akidah akhlak meningkat 8 angka dari nilai sebelumnya, serta pada nilai informatika meningkat 1
angka. Oleh karena itu, peningkatan tersebut dapat dilihat melalui grafik berikut:

Grafik Peningkatan Nilai


100

95

90

85

80

75

70

Nilai 1 Nilai 2

Bahasa Inggris Aqidah Akhlaq Informatika


Pada wawancara yang dilakukan kepada significant others menyampaikan bahwa “Si A
senang sekali waktu mau diberikan reward. Dia jadi lebih semangat kalau soal belajar. misal
yang biasanya hobinya nonton itu mulai dikurang-kurangin gitu”. Selain itu, significant others
juga menyampaikan bahwa “bisa dilihat dari nilai nya juga sih, ada memang beberapa yang
masih belum ada peningkatan tetapi ada juga yang meningkat banget dan bahkan ada yang
mengalami peningkatan hanya satu point aja tetapi itu udah bikin saya senang selaku orang
tuanya”.

DISKUSI

Pada penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada
penelitian yang dilakukan oleh (Azizah Nurul, 2019; Lailatul, 2008) yang menunjukkan adanya
signifikan peningkatan terhadap motivasi belajar siswa dengan penerapan positive reinforcement
Pada penelitian (Ramadhan & Hidayat, 2020) yang menerapkan positive reinforcement pada
pembelajaran praktik dalam servis atas bola voli menunjukkan signifikan peningkatan dalam
motivasi belajar. Fokus yang ditawarkan pada penelitian ini terdapat pada positive reinforcement
berupa pemberian reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswi. Oleh karena itu, penelitian
ini memiliki perbedaan pada metode penelitian yang menggunakan single subject research dan
checklist observasi sebagai instrument penelitian ini. Perbedaan ini tidak menurunkan validitas
dari penelitian ini karena ada proses observasi yang dilakukan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat signifikan peningkatan pada siswa
dari sebelum dan sesudah diberikan positive reinforcement. Terdapat perbedaan nilai yang
diperoleh oleh siswa dari sebelum diberikan treatment dan sesudah diberikan treatment seperti
nilai bahasa Inggris yang meningkat signifikan dengan rentang nilai 80 ke nilai 90. Selain itu,
terdapat beberapa aktivitas yang tidak dilakukan lagi setelah diberikan treatment dan terdapat
penambahan aktivitas yang dilakukan setelah diberikan treatment. Beberapa tambahan aktivitas
yang dilakukan oleh subyek seperti mulai tertarik dengan tugas yang bersifat tantangan, subyek
juga semakin semangat belajar jika terdapat nilai yang kurang memuaskan. Perilaku tersebut
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari penyampaian reward kepad subyek. Hal ini juga
berkaitan dengan faktor yang memengaruhi motivasi belajar subyek. Menurut Kompri
(2016:232), menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi motivasi belajar yaitu cita-cita dan
aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, dan kondisi lingkungan siswi. Faktor eksternal
seperti lingkungan siswa menjadi faktor penting dalam memengaruhi motivasi belajar siswa.
Oleh karena
itu, positive reinforcement dapat menjadi pengontrol dampak dari faktor eksternal pada siswa.
Faktor eksternal dapat berupa teman sebaya, televisi, gawai, dll. Pengawasan yang dilakukan
oleh orang tua juga dapat menjadi alat kontrol keberhasilan dari treatment yang diberikan. Selain
itu, pada tahap wawancara significant others menunjukkan bahwa subyek mengalami
peningkatan aktivitas positif seudah dilakukan treatment positive reinforcement
Menurut Komalasari, dkk (2011) menyatakan bahwa penguatan positif memiliki prinsip-
prinsip sebaga landasan untuk memaksimalkan pemberian penguatan positif yang akan
dilakukan. Prinsip pertama yaitu penguatan positif tergantung pada performa tingkah laku yang
diinginkan. Tingkah laku subyek yang bermalas-malasan dalam belajar dan pola asuh yang
sering memberikan imbalan kepada anak mengarahkan kepada penguatan positif berupa reward
dapat diterapkan pada subyek sebagai langkah dalam modifikasi perilaku subyek. Kedua, setelah
tingkah laku yang diinginkan sudah muncul, maka diberi penguatan dengan segera. Sikap yang
malas dan mulai mengeluh pada tugas menjadi salah satu indikator kemunculan perilaku
sehingga subyek langsung diberikan treatment dan diingatkan kembali dengan penguatan positif
berupa verbal. Dan ketiga, ketika tingkah laku yang diinginkan sudah dapat dilakukan dengan
baik, maka penguatan diberikan secara berlanjut dan pada akhirnya akan dihentikan.
Hasil dari penelitian ini dapat dirujuk kepada edukasi terhadap orang tua bahwa
penguatan positif pada anak memiliki pengaruh yang tinggi dalam meningkatkan motivasi
belajar. peran orang tua terhadap anak diperlukan sebagai salah satu support system yang akan
mendorong perilaku sesuai dengan ajaran norma dan etika di keluarga tersebut. Pada era gawai
ini, penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan ilmu psikologi dalam keluarga dengan
variabel lainnya seperti pengaruh positive reinforcement dalam membangun kelekatan antara
orang tua dan anak.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dapat disimpulkan bahwa positive reinforcement memberi pengaruh yang sangat besar pada
peningkatan motivasi belajar siswa. Terbukti melalui pengamatan peneliti pada subjek sebelum dan
sesudah diberikan treatment, terdapat perilaku-perilaku yang dikurangi dan juga ditambah oleh subjek,
dan perilaku-perilaku tersebut berkaitan dengan meningkatnya motivasi belajar subjek. Peningkatan ini
juga terbukti dari nilai evaluasi belajar yang didapatkan subjek setelah diberikan treatment meningkat
lebih besar dibanding nilai sebelum treatment. Diketahui juga bahwa lingkungan subjek menjadi faktor
yang mempengaruhi peningkatan motivasi belajar tersebut, terkhusus pada dukungan orang tua sebagai
support system utama bagi subjek.

Penelitian ini berfokus pada evaluasi subjek tunggal terhadap treatment yang diberikan oleh
peneliti. Maka sebagai saran untuk penelitian selanjutnya, pengambilan data dapat dilakukan secara
heterogen sehingga penelitian memiliki banyak data yang dapat dianalisis secara. Fokus pengamatan
pada faktor eksternal subjek juga dapat menjadi pertimbangan besar, dikarenakan lingkungan yang
memang menjadi pengaruh besar bagi gerak perilaku individu.
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Apriani dkk, Penerapan Konseling Behavioral Dengan Teknik Penguatan Positif Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII F SMPN 1 Sukasada. (Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Undiksha, Vol 1 No 1. 2013)

Azizah Nurul. (2019). Efektivitas Teknik Reinforcement Dalam Layanan Konseling Kelompok Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Pekanbaru. Uin
Suska Riau, 3, 1–9.

Avissina, R. (2015). HUBUNGAN ATTACHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH. Etheses UIN Malang, 10-22.

Emda, A. (2017). KEDUDUKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN.


Lantanida Journal, 93-196.

Febianti, Y. N. (2018). Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Pemberian Reward and Punishmentyang
Positif. Jurnal Edunomic, 6(2), 93-102.

Komalasari, dkk. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks.

Lailatul, L. (2008). Pemberian penguatan (reinforcement) dalam meningkatkan motivasi belajar


pendidikan agama islam (pai) siswa di smp negeri 18 malang. 1–131.

Nurcahya, A & Hadijah, H. S. (2020). Pemberian Penguatan (reinforcement) dan Kreatifitas Mengajar
Guru Sebagai Determinan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran,
5(1), 83-96.

Ramadhan, R. S., & Hidayat, T. (2020). Pengaruh Reinforcement Negatif dan Positif Terhadap
Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Servis Atas Bolavoli. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan
Kesehatan, 8(1), 301–305.

https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikanjasmani/article/view/35309

Ricardo & Meilani, Impak Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa. (Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol 2 No 2. 2017)

You might also like