You are on page 1of 5

TUGAS MATA KULIAH

PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS


Ujian Tengah Semester (UTS)

Dosen Pengampu :
Nia Nurzia, SKM, M.Kes

Nama Mahasiswa:
Indah Rizeki Febriana Sari
NIM.223001070092
Kelas Reguler B2.2

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2023
SOAL KEBIDANAN KOMUNITAS
Petunjuk : Jawablah soal dibawah ini dengan tepat dan benar!
1. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih kategori tinggi, salah satu penyebab AKI
terlambat mendapat pertolongan dan terlambat mengambil keputusan dikarenakan
adanya kultur peran dan fungsi keluarga dalam pengambilan keputusan. Bagaimana
cara mengatasi permasalahan diatas untuk mencegah terjadi AKI di komunitas?
Jawaban
Indonesia adalah sebuah negara yang masih memiliki kaitan kekerabatan yang
sangat kental. Semua keputusan dari hal yang ringan sampai gawat darurat diambil
dengan kegiatan berunding. Astuti (2008) melakukan penelitian yang hasilnya juga
mengatakan bahwa kematian ibu bersalin salah satu penyebabnya adalah
keterlambatan dalam pengambilan keputusan dari pihak keluarga untuk melakukan
rujukan. Budaya berunding yang berkembang di masyarakat juga sering
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk merujuk ibu ke rumah sakit. Akibat
perkembangan zaman, budaya musyawarah atau rundingan mengalami pergeseran
nilai yang mana menyebabkan pengambilan keputusan dalam suatu rundingan
sekarang lebih didominasi oleh suami. Namun dalam pelaksanaannya harus tetap
mengumpulkan pendapat dari sejumlah anggota keluarga yang menyita waktu cukup
lama yang akhirnya mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan (Bata et
al, 2019). 8) Hubungan dukungan suami dengan keterlambatan pengambilan keput
keputusan untuk dapat segera merujuk ibu ke fasilitas kesehatan. Keterlambatan
dalam pengambilan keputusan rujukan disebabkan oleh keluarga yang terlambat
dalam mengenali risiko tinggi ibu bersalin, terlambat dalam mencari pertolongan
persalinan, terlambat dalam mencari transportasi, dan terlambat dalam mengambil
keputusan untuk membawa ibu ke rumah sakit karena faktor adat istiadat (Bappeda
Aceh, 2016; Juwita, 2015).
Dari hasil penelitian Nurhayati tahun 2017, menyatakan bahwa peran suami
mengambil keputusan sangat dominan baik sebelum persalinan maupun saat
persalinan. Hal ini menggambarkan bahwa laki-laki sebagai suami lebih mendominasi
dalam proses pengambilan keputusan untuk penanganan kehamilan dan persalinan.
Pengambilan keputusan masih didominasi oleh suami menunjukkan bahwa di
masyarakat masih terjadi ketimpangan gender dengan arti adanya perbedaan status
dan peran antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh masyarakat sesuai
dengan nilai budaya yang berlaku dalam periode tertentu, dimana peran istri
hanyalah sebagai anggota keluarga bukan sebagai pengambil keputusan. Peran aktif
suami tetap sangat dibutuhkan karena suami memiliki tanggung jawab atas
kehamilan tersebut. Namun, perempuan pun memiliki hak atas kebebasan berpikir
dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksi yang bebas diskriminasi,
paksaan, dan kekerasan. Peran suami yang berbentuk diskusi bersama istri selama
kehamilan akan berdampak besar terhadap perencanaan dan pengambilan
keputusan selama kehamilan dan persalinan. Ini dapat terlihat dari hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa pengambilan keputusan bersama antara suami dan istri
cenderung lebih cepat.
Di sinilah bidan berperan penting di masyarakat. Memberikan edukasi kepada suami
dan keluarga besar mengenai apa saja tanda bahaya kehamilan dan perdalinan yang
dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi, komplikasi yang dapat terjadi, system
rujukan jika ibu perlu untuk dirujuk ke fasilitas Kesehatan yang lebih tinggi,
Pembiayaan, kelengkapan administrasi dan asuransi Kesehatan. Dengan pengetahuan
yang baik diharapkan keluarga dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat
untuk merujuk Ibu.
Bidan bisa bekerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama setempat memberi
penyuluhan bagaimana menurunkan angka kematian Ibu melalui keluarga dengan
cara mengambil keputusan yang tepat dan tepat di saat kegawatdaruratan untuk
mencegah kematian Ibu dan bayi karena keterlambatan merujuk di akibatkan
keterlambatan keputusan
Asuransi Kesehatan mutlak diperlukan ibu saat ini karena terkadang keluarga enggan
merujuk ibu kef askes yang lebih tinggi dikarenakan ketiadaan biaya. Untuk Itu ibu
bisa mengikuti asuransi BPJS dengan premi paling rendah sehingga ibu terjamin
dalam hal pembiayaan.

2. Seiring dengan kemajuan IPTEK dengan berbagai produk inovasi yang berkembang
saat ini menyebabkan terjadi pergeseran nilai akan privasi dalam pelayanan
kesehatan terutama pelayanan kebidanan. Sebagai contoh, pasien/ keluarga pasien
dapat dengan bebas mempublikasikan pelayanan yang diberikan, maupun
sebaliknya. Bagaimana pendapat anda menghadapi fenomena tersebut?
Jawaban
Di era yang serba cepat dan canggih ini, hampir semua gadget yang ada memiliki
kamera dan koneksi internet. Hanya dengan telepon genggam, kita sudah bisa
dengan mudahnya mengambil foto setiap saat dan menyampaikan foto itu ke banyak
orang dengan jangkauan yang luasd.
Namun, tidak di semua tempat seseorang boleh mengambil foto tanpa izin. Salah
satunya adalah di rumah sakit,  di ruang pelayanan dan perawatan khususnya terkait
dengan pelayanan dan tindakan medis. Berikut dasar hukum atas peraturan larangan
mengambil gambar di ruang pelayanan dan perawatan rumah sakit :
1. Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009, Pasal 29, Pasal 32 huruf i,
Pasal 38 ayat (1) dan Pasal 44 ayat (1)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012, Pasal 4

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2014, Pasal 28 huruf a dan c.

4. Dan dasar hukum lain yang relevan atau terkait.


Atas dasar hukum di atas, larangan pengambilan gambar di rumah sakit penting
sebagai upaya untuk :
1. Menjaga rahasia kedokteran mencakup data dan informasi mengenai:
a. Identitas pasien;
b. Kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, penegakan diagnosis, pengobatan dan/atau tindakan kedokteran; dan
c. Hal lain yang berkenaan dengan pasien.
2. Menghormati hak-hak pasien dan pengunjung lain
3. Menghormati hak Tenaga Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di
rumah sakit.
Mari kita saling menghormati hak sebagai nakes dan hak sebagai pasien sehingga
pelayanan kesehatan dapat dilakukan secara maksimal.

3. Seorang Bidan Desa baru bertugas di Desa X, berdasarkan hasil pendataan yang
dilakukan; didapat jumlah penduduk sebanyak 1978 jiwa, 75% PUS menjadi akseptor
KB, 70% ibu hamil mengalami anemia dan hampir sebagian besar tidak
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan dan pertolongan persalinan
dilakukan oleh dukun. Ditemukan 8 kasus filariasis, rata-rata rumah tidak memiliki
jamban sehat. Warga desa sangat tergantung pada pemuka adat di Desa tersebut.
Strategi apa yang harus dilakukan oleh bidan untuk menentukan prioritas masalah
dalam komunitas tersebut?

You might also like