Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pemanfaatan cangkang dan serat kelapa sawit sebagai bahan bakar
boiler. Penelitian ini langsung dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit. Boiler yang digunakan adalah jenis water
2
tube boiler dengan kapasitas uap 20 ton/jam dan tekanan kerja maksimal 19 kg/cm . Perbandingan
bahan bakar cangkang dan serat kelapa sawit yang digunakan adalah 1 : 3 yaitu 25% cangkang dan 75%
serat. Berdasarkan diagram Material Balance di Pabrik, jumlah bahan bakar yang tersedia adalah 1800
kg/jam cangkang dan 3760 kg/jam serat, sedangkan dari hasil perhitungan adalah jumlah bahan bakar
rata-rata yang dibutuhkan 301,36 kg/jam cangkang dan 904,09 kg/jam serat. Hal ini menunjukan bahwa
kebutuhan cangkang dan serat sebagai bahan bakar boiler selalu terpenuhi. Dari perhitungan didapatkan
nilai kalor bawah yaitu Lower Heating Value (LHV) sebesar 13734,7 kkal/kg, nilai kalor atas yaitu Higher
Heating Value (HHV) sebesar 15278,6 kkal/kg, Efisiensi boiler secara teori dan secara perhitungan sama
nilai rata-ratanya yaitu 75%.
Kata kunci : boiler, cangkang kelapa sawit, serat kelapa sawit, water tube boiler, nilai kalor, lower
heating value, higher heating value.
ABSTRACT
Research on the use of shells and oil palm fibers as boiler fuel. This research was directly carried
out at the Palm Oil Mill. The boiler used is a type of water tube boiler with a steam capacity of 20 tons /
hour with a maximum working pressure of 19 kg / cm2. The use of shells and palm oil as a boiler fuel with
a ratio of 1 : 3 is 25% shell and 75% fiber. Based on the Material Balance diagram at the Factory, the
amount of available fuel is 1800 kg / hour of shell and 3760 kg/ hour of fiber, while the results of the
calculation are the average amount of fuel needed 301.36 kg / hour of shell and 904.09 kg / hour fiber.
This shows that the need for shells and fiber as boiler fuel is always fulfilled. From the calculation the
lower heating value is Lower Heating Value (LHV) of 13734.7 kcal / kg, the upper heating value of Higher
Heating Value (HHV) is 15278.6 kcal / kg, Boiler Efficiency in theory and calculation equals the average
value the average is 75%.
Keywords : boiler, palm kernel shell, palm fiber, water tube boilers, calorific value, lower heating value,
higher heating value.
18
ketel harus lah memiliki nilai kalor yang
cukup untuk mengubah air menjadi uap,
serta nilai kalor suatu bahan bakar juga
sangat berpengaruh terhadap efisiensi boiler
itu sendiri.
Pada penelitian ini Boiler yang
digunakan berbahan bakar cangkang dan
fiber sebagai bahan penggerakan alat pabrik
kelapa sawit. Cangkang dan fiber kelapa
sawit merupakan limbah padat yang
dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit yang
dapat dimanfaatkan sebagai biomassa untuk
memenuhi kebutuhan energi dalam
pengolahan minyak kelapa sawit melalui
pembakaran langsung cangkang dan fiber.
Fiber adalah bahan bakar padat yang
berbentuk seperti rambut, serabut ini
terdapat dibagian kedua dari buah kelapa
sawit setalah kulit buah kelapa sawit,
Gambar 2. Fiber/ Serat Sawit
didalam serabut dan daging buah sawitlah
minyak Crude Palm Oil (CPO) terkandung.
Panas yang dihasilkan fiber jumlahnya
Sedangkan cangkang adalah sejenis bahan
lebih kecil dari yang dihasilkan oleh
bakar padat yang berwarna hitam berbentuk
cangkang, oleh karena itu perbandingan
seperti batok kelapa dan agak bulat,
lebih besar fiber dari pada cangkang.
terdapat pada bagian dalam pada buah
Disamping fiber lebih cepat habis menjadi
kelapa sawit yang diselubungi oleh serabut.
abu apabila dibakar, pemakaian fiber yang
(Gideon Rewin Napitupulu, dkk., 2015.)
berlebihan akan berdampak buruk pada
Cangkang dan fiber tersebut memiliki
proses pembakaran karena dapat
kandungan nilai kalor yang cukup tinggi
menghambat proses perambatan panas
yaitu 2.770,544 kkal dan 3.881,15 kkal.
pada pipa water wall, akibat abu hasil
Perbandingan yang dilakukan saat
pembakaran beterbangan dalam ruang
pembakaran pada boiler yaitu fiber 30% dan
dapur dan menutupi pipa water wall,
cangkang 70% dilaku kan setiap hari.
disamping mempersulit pembuangan dari
pintu ekspansion door (pintu keluar untuk
abu dan arang) akibat terjadinya
penumpukan yang berlebihan.
Agar kualitas uap yang dihasilkan dari
ketel uap sesuai dengan yang diinginkan
maka dibutuhkan sejumlah panas untuk
menguapkan air tersebut, dimana panas
tersebut diperoleh dari pembakaran bahan
bakar di ruang bakar ketel. Untuk
mendapatkan pembakaran yang sempurna
di dalam ketel maka diperlukan beberapa
syarat, yaitu :
1. Perbandingan pemakaian bahan bakar
harus sesuai (cangkang dan fiber)
2. Udara yang dipakai harus mencukupi
3. Waktu yang diperlukan untuk proses
pembakaran harus cukup.
Gambar 1. Cangkang Kelapa Sawit 4. Panas yang cukup untuk memulai
pembakaran
19
5. Kerapatan yang cukup untuk uap yang didapatkan dari perbandingan
merambatkan nyala api antara energi yang dipindahkan atau diserap
6. Dalam hal ini bahan bakar yang oleh fluida kerja didalam ketel dengan
digunakan adalah cangkang dan fiber. masukan energi kimia dari bahan bakar.
Adapun alasan mengapa digunakan Terdapat dua metode pengkajian efisiensi
cangkang dan fiber sebagai bahan bakar boiler :
adalah :
1. Bahan bakar cangkang dan fiber cukup Metode Langsung
tersedia dan mudah diperoleh dipabrik. Energi yang didapat dari fluida kerja (air
2. Cangkang dan fiber merupakan limbah dan steam) dibandingkan dengan energi
dari pabrik kelapa sawit apabila tidak yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
digunakan. Dikenal juga sebagai “metode input-
3. Nilai kalor bahan bakar memenuhi output” karena kenyataan bahwa metode ini
persyaratan untuk menghasilkan panas hanya memerlukan keluaran/output (steam)
yang dibutuhkan. dan panas masuk/input (bahan bakar) untuk
4. Sisa pembakaran bahan bakar dapat evaluasi efisiensi.
digunakan sebagai pupuk untuk tanaman
kelapa sawit. Keuntungan metode langsung
5. Harga lebih ekonomis. 1. Pekerja pabrik dapat dengan cepat
Cangkang adalah sejenis bahan bakar mengevaluasi efisiensi boiler
padat yang berwarna hitam berbentuk 2. Memerlukan sedikit parameter untuk
seperti batok kelapa dan agak bulat, perhitungan
terdapat pada bagian dalam pada buah 3. Memerlukan sedikit instrumen untuk
kelapa sawit yang diselubungi oleh serabut. pemantauan
Pada bahan bakar cangkang ini terdapat 4. Mudah membandingkan rasio
berbagai unsur kimia antara lain Carbon penguapan dengan data benchmark
(C), Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen
(O2) dan Abu. Dimana unsur kimia yang Kerugian metode langsung
terkandung pada cangkang mempunyai 1. Tidak memberikan petunjuk kepada
persentase (%) yang berbeda jumlahnya, operator tentang penyebab dari
bahan bakar cangkang ini setelah efisiensi sistem yang lebih rendah.
mengalami proses pembakaran akan 2. Tidak menghitung berbagai kehilangan
berubah menjadi arang, kemudian arang yang berpengaruh pada berbagai
tersebut dengan adanya udara pada dapur tingkat efisiensi.
akan terbang sebagai ukuran partikel kecil
yang dinamakan partikel pijar. Apabila Metode Tidak Langsung
pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari Efisiensi merupakan perbedaan antar
fiber akan menghambat proses pembakaran kehilangan dan energi masuk. Metodologi
akibat penumpukan arang dan nyala api Standar acuan untuk Uji Boiler di tempat
kurang sempurna, dan jika cangkang dengan menggunakan metode tidak
digunakan sedikit, panas yang dihasilkan langsung adalah British Standard, BS
akan rendah, karena cangkang apabila 845:1987 dan USA Standard ASME PTC-4-1
dibakar akan mengeluarkan panas yang Power Test Code Steam Generating Units.
besar. Metode tidak langsung juga dikenal
Perlu diteliti kecukupan ketersediaan dengan metode kehilangan panas. Efisiensi
bahan baku cangkang sawit dan fiber dapat dihitung dengan mengurangkan
sebagai bahan bakar boiler dan efisiensinya bagian kehilangan panas dari 100 sebagai
untuk menjaga kinerja boiler tersebut. berikut:
20
Dimana kehilangan yang terjadi 1. Steam pressure superheater (bar)
dalam boiler adalah kehilangan panas yang 2. Temperatur feed tank (oC)
diakibatkan oleh: 3. Temperatur deaerator (oC)
1. Gas cerobong yang kering 4. Temperatur out let steam (oC)
2. Penguapan air yang terbentuk karena 5. Steam flow (ton uap/jam)
H2 dalam bahan bakar
3. Penguapan kadar air dalam bahan Neraca Panas
bakar Proses pembakaran dalam boiler dapat
4. Adanya kadar air dalam udara digambarkan dalam bentuk diagram alir
pembakaran energi. Diagram ini menggambarkan secara
5. Bahan bakar yang tidak terbakar grafis tentang bagaimana energi masuk dari
dalam abu terbang/ fly ash bahan bakar diubah menjadi aliran energi
6. Bahan bakar yang tidak terbakar dengan berbagai kegunaan dan menjadi
dalam abu bawah/ bottom ash aliran kehilangan panas dan energi. Panah
7. Radiasi dan kehilangan lain yang tidak tebal menunjukan jumlah energi yang
terhitung dikandung dalam aliran masing-masing.
Kehilangan yang diakibatkan oleh
kadar air dalam bahan bakar dan yang
disebabkan oleh pembakaran hidrogen
tergantung pada bahan bakar, dan tidak
dapat dikendalikan oleh perancangan.
Data yang diperlukan untuk
perhitungan efisiensi boiler dengan
menggunakan metode tidak langsung
adalah:
1. Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S,
C, kadar air, kadar abu)
2. Persentase oksigen atau CO2 dalam gas
buang
3. Suhu gas buang dalam oC (Tf)
4. Suhu awal dalam oC (Ta) dan
kelembaban udara dalam kg/kg udara
kering
5. LHV bahan bakar dalam kkal/kg
6. Persentase bahan yang dapat terbakar
dalam abu (untuk bahan bakar padat)
7. LHV abu dalam kkal/kg (untuk bahan
bakar padat
Gambar 3. Diagram neraca Energi Boiler
Keuntungan metode tidak langsung
Dapat diketahui neraca bahan dan Neraca panas merupakan
energi yang lengkap untuk setiap aliran, keseimbangan energi total yang masuk
yang dapat memudahkan dalam boiler terhadap yang meninggalkan boiler
mengidentifikasi opsi-opsi untuk dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut
meningkatkan efisiensi boiler. memberikan gambaran berbagai kehilangan
yang terjadi untuk pembangkitan steam.
Kerugian metode tidak langsung Kehilangan energi dapat dibagi kedalam
1. Perlu waktu lama kehilangan yang tidak atau dapat
2. Memerlukan fasilitas laboratorium untuk dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih
analisis. dan/atau pengkajian energi harus
Di dalam penelitian ini penulis mengurangi kehilangan yang dapat dihindari,
mengambil data secara langsung dilapangan dengan meningkatkan efisiensi energi.
meliputi :
21
Kehilangan berikut dapat dihindari b. Kebutuhan Bahan Bakar
atau dikurangi: Kehilangan gas cerobong:
1. Udara berlebih (diturunkan hingga ke
nilai minimum yang tergantung Wbb =
dari teknologi burner, operasi
(kontrol), dan pemeliharaan). Keterangan :
2. Suhu gas cerobong (diturunkan Wbb = Kebutuhan bahan bakar
dengan mengoptimalkan perawatan Mu = Massa uap yang dihasilkan ketel
(pembersihan), beban; burner yang Hsh = Entalpi uap keluar ketel
lebih baik dan teknologi boiler). Ha = Entalpi air masuk ketel
= Efesiensi ketel uap
Kehilangan karena bahan bakar yang tidak LHV = Lower Heating Value
terbakar dalam cerobong dan abu Mu = 20.000 kg/jam
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan;
teknologi burner yang lebih baik), Pemakaian Bahan Bakar Cangkang
Kehilangan dari blowdown (pengolahan air = % cangkang X Wbb
umpan segar, daur ulang kondensat),
Kehilangan kondensat (manfaatkan Pemakaian Bahan Bakar Serat (Fibre)
sebanyak mungkin kondensat) Kehilangan = % Fibre X Wbb
konveksi dan radiasi (dikurangi dengan
isolasi boiler yang lebih baik).
Efesiensi Boiler
METODOLOGI PENELITIAN
22
bakar. Dikenal dua jenis pembakaran (Ir. Dimana A = kandungan abu dalam bahan
Syamsir A. Muin, Pesawat- pesawat bakar (ash) Gas asap yang terjadi terdiri
Konversi Energi 1 (Ketel Uap) 1988:160), dari:
yaitu: 1. Hasil reaksi atas pembakaran unsur-
unsur bahan akar dengan O2 dari
1. Nilai Kalor Pembakaran Tinggi udara seperti CO2, H2O, SO2
Nilai kalor pembakaran tinggi atau juga 2. Unsur N2 dari udara yang tidak ikut
dikenal dengan istilah High Heating bereaksi
Value (HHV) adalah nilai pembakaran 3. Sisa kelebihan udara
dimana panas pengembunan air dari
proses pembakaran ikut diperhitungkan Dari reaksi pembakaran sebelumnya
sebagai panas dari proses pembakaran. diketahui :
Dirumuskan dengan:
HHV = 33950 C + 144200 (H2 – O2/8) + 1 kg C menghasilkan 3,66 kg CO2
9400 S kj/kg 1 kg S menghasilkan 1,996 kg SO2
1 kg H menghasilkan 8,9836kg H2O
2. Nilai Kalor Pembakaran Rendah
Nilai kalor pembakaran rendah atau juga Maka untuk menghitung berat gas asap
dikenal dengan istilah Low Heating pembakran perlu dihitung dulu masing-
Value (LHV) adalah nilai pembakaran masing komponen gas asap tersebut (Ir.
dimana panas pengembunan uap air Syamsir A. Muin, Pesawat-pesawat
dari hasil pembakaran tidak ikut dihitung konversi 1 (Ketel Uap) 1988:196):
sebagai panas dari proses pembakaran.
Dirumuskan dengan: Berat CO2 = 3,66 C kg/kg
LHV = HHV – 2411 (9H2) kj/kg Berat SO2 = 2 S kg/kg Berat H2O
= 9 H2 kg/kg
Kebutuhan Udara Pembakaran Berat N2 = 77% Us kg/kg
Kebutuhan udara pembakaran Berat O2 = 23% 20% Ut
didefinisikan sebagai kebutuhan oksigen
yang diperlukan untuk pembakaran 1 kg Dari perhitungan di atas maka akan
bahan bakar secara sempurna yang meliputi didapatkan jumlah gas asap:
:
Berat gas asap (Gs) = W CO2 + W SO2
a. Kebutuhan udara teoritis + W H2O + W N2 + W O2
(Ut) Ut = 11,5 C + 34,5 (H-O/8) + 4,32 S b. Berat gas asap sebenarnya (Gs) Gs =
kg/kgBB Us + (1-A) kg/kgBB
Untuk menetukan komposisi dari gas
b. Kebutuhan udara pembakaran asap didapatkan: Kadar gas = (W gas
sebenarnya/aktual tersebut / W total gas) x 100%
23
Parameter yang dipantau untuk perhitungan (%) (%)
efisiensi boiler dengan metode langsung
adalah : Carbon (C) 51,14 40,14
1. Jumlah steam yang dihasilkan per jam Hidrogen (H) 3,26 4,25
(Ws) dalam kg uap/jam
2. Jumlah bahan bakar yang digunakan Sulfur (S) 0,07 0,66
perjam ( Wf ) dalam kg/jam
3. Tekanan kerja ( dalam kg/cm2) dan suhu Oksigen (O) 43,16 30,12
lewat panas (oC), jika ada
4. Suhu air umpan (oC) Nitrogen (N) 1,65 22,29
24
bakar cangkang dan serabut dengan Saran
perbandingan 1:3 untuk nilai kalor bawah Dari hasil penelitian bahan bakar
yaitu lower heating value (LHV) sebesar pada boiler yang telah didapat, sebaiknya,
13734,69782 kkal/kg dan untuk nilai kalor bahan bakar fiber sangat cocok digunakan
atas yaitu higher heating value (HHV) untuk bahan bakar boiler, karena fiber
sebesar 15278,59785 kkal/kg. Efesiensi sama sekali tidak memiliki nilai untuk dijual
boiler yang didapat dari hasil perhitungan berbeda dengan bahan bakar cangkang
metode secara langsung adalah rata-rata yang masih memiliki nilai jual ke
sebesar 75%. Efesiensi boiler secara teori konsumen.
dan secara perhitunga sama nilai rata-
ratanya. Hasil Perbandingan Penelitian
menurut Kunarto, S.T , M.T, Nilai efisiensi DAFTAR PUSTAKA
boiler tertinggi yang dihasilkan sebesar
83,6236948 dengan menggunakan bahan Daya, Budi. dkk. 2017.Kelapa Sawit.
bakar boiler fiber murni dan bahan bakar Penebar Swadaya: Bogor
campuran B yaitu 80% fiber + 20%
cangkang, sedangkan nilai efisiensi boiler Djokosetyarjo, M.J. 1987. Ketel Uap.
terendah yang dihasilkan sebesar 83,62 % Pradaya Paramitri: Jakarta.
dengan menggunakan bahan bakar boiler
campuran A yaitu 90% fiber + 10% Haryanti, Andi, dkk. 2014. Studi
cangkang, nilai Efesiensi boiler tertinggi Pemanfaatan Limbah pada Kelapa
yang dihasilkan sebesar 71,05% dan nilai Sawit. Universitas Mulawarman
efesiensi boiler terendah yang dihasilkan Samarinda: Kalimantan Timur.
sebesar 69,49%.
Dengan beberapa faktor yang Holman J.P. 1933. Perpindahan Kalor Edisi
mempengaruhi efesiensi boiler adalah Enam. Erlangga: Jakarta.
tekanan superheater, temperatur air umpan,
temperatur uap, jumlah uap yang dihasilkan, Muin, Syamsir A. 1988. Pesawat-pesawat
jumlah konsumsi bahan bakar, dan nilai Konversi Energi I (Ketel Uap).
kalor pembakar bahan bakar. Rajawali pers: Jakarta
25
Alternatif, Universitas Kunarto, S.T , M.T. 2019. Analisa Efesiensi
Muhammadryah Yogyakarta: Boiler Pabrik Kelapa Sawit dengan
Yogyajarta. Menggunakan Bahan Bakar Fiber
dan Cangkang. Program Studi Teknik
Tambunan, Diman Reymond. 2010. Ketel Mesin. Teknik Mesin: Universitas
uap. PTKI : Medan. Bandar Lampung.
26