You are on page 1of 11

Islamika

(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

PERAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK


MENURUT PENDIDIKAN ISLAM
Ikwal Septiana Rahim
Institut Agama Islam Al Khoziny Sidoarjo
ikwalseptianarahim@gmail.com
Rachmania Widya Ningrum
Institut KH. Abdul Chalim Mojokerto
rachmaniawidya0@gmail.com
Abstract
Parents have a position as the head of the family or household. Parents as the main personal form
in a child's life. "The personality of the parents, their attitudes and ways of life are elements of
education which will not directly affect the child's personality. This study used the Library
Research method (library research) whose sources were obtained from books, journals and
previous research. Through this method, the problem is explained from the data that has been
collected and examined after conducting identification. Then grouping the data, comparing, and
then conducting selective analysis to draw conclusions with inductive logic and systematically
formulated. The results of the study show that parents have a responsibility to provide Islamic
education. In addition, parents act as a model of behavior for their children and provide various
infrastructure in the process of developing children's creativity. By providing Islamic education,
modeling good behavior, expanding the influence of formal and informal education, and providing
proper coaching and praise, parents can effectively help their children develop their creativity
within the framework of Islamic values and principles.

Keywords: Parents, creativity and Islamic education

Abstrak
Orang tua mempunyai posisi sebagai pemimpin keluarga atau rumah tangga. Orang tua sebagai
bentuk pribadi utama dalam kehidupan anak. “Kepribadian orang tua, sikap dan tata cara hidup
mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya akan masuk
pada pribadi anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Library Research (penelitian
kepustakaan) yang sumbernya didapatkan melalui buku-buku, jurnal, dan penelitian terdahulu.
Melalui metode ini dipaparkan masalah dari data-data yang berhasil dihimpun dan diteliti setelah
mengadakan identifikasi. Kemudian mengelompokkan data-data itu, membandingkan, dan
selanjutnya mengadakan analisa selektif untuk pengambilan kesimpulan dengan logika induktif
dan dirumuskan secara sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua memiliki
tanggung jawab untuk memberikan pendidikan islam. Selain itu, orang tua berperan sebagai
model perilaku bagi anak-anak mereka dan menyediakan sarana prasarana yang beragam dalam
proses pengembangan kreativitas anak. Dengan memberikan pendidikan Islami, menjadi model
perilaku yang baik, memperluas pengaruh pendidikan formal dan informal, serta memberikan
1
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

pembinaan dan pujian yang tepat, orang tua dapat secara efektif membantu anak-anak
mengembangkan kreativitas mereka dalam kerangka nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam.

Kata Kunci: Orang tua, kreativitas, dan Pendidikan Islam.

A. Pendahuluan Kreativitas menurut Guilford bahwa


kreativitas adalah kemampuan berfikir
Tiga hal yang saling berkaitan dalam divergen untuk menjajaki bermacam-macam
kehidupan yaitu anak, keluarga dan masa alternatif jawaban terhadap suatu persoalan
depan bangsa. Keluarga memiliki kedudukan yang sama benarnya. Sejalan dengan
kunci diantara ketiga hal tersebut. pandangan Renzulli, bahwa dalam kreativitas
Perkembangan dimulai dalam keluarga terdapat kemampuan untuk menampilkan
bagaimana membentuk pribadi anak dengan alternatif baru dari apa yang sudah ada atau
komunikasi, sikap dan perlakuan orang tua dari prosedur yang biasa dilakukannya.2
terhadap anaknya akan membawa dampak
terhadap potensi kreatif anak. Karakteristik anak kreatif menurut
Reni Akbar antara lain memiliki rasa ingin
Begitupun guru dalam lingkungan tahu yang mendalam, sering mengajukan
sekolah, orang tua dalam lingkungan rumah pertanyaan-pertanyaan yang berbobot,
memegang peranan penting dalam memberikan banyak gagasan, usul-usul
pendidikan anak. Sebagai pendidik pertama terhadap suatu masalah, mampu menyatakan
orang tua semestinya berupaya menciptakan pendapat secara spontan dan tidak malu-
iklim yang sehat dan kondusif bagi malu, mampu mengahadapi masalah dari
perkembangan kreatifitas anak. berbagai sudut pandang, senantiasa senang
memikirkan hal-hal yang baru, dan
Orang tua berperan besar dalam
menghargai keindahan dan mempunyai daya
tumbuh kembangk, menenukan, menenali,
imajinasi.3 Pentingnya menghargai rasa ingin
menggali potensi kreatif anak. Orang tua juga
tahu dan menghargai pertanyaaan-
harus berperan sebagai fasilitator utama bagi
pertanyaan yang anak berikan.
perkembangan dan pertumbuhan krativitas
anak. Faktor internal sebagai salah satu
faktor yang mendukung kreativitas anak dari
Menurut Utami Munandar kreativitas
dalam diri individu, diantaranya kecerdasan
sebagai ungkapan ddan perwujudan dari
atau intelegensi dan pengalaman dan
individu termasuk kebutuhan pokok manusia
keterampilan, kepribadian yang terdiri dari
yang bila terwujud memberikan rasa
rasa ingin tahu, harga diri, kepercayaan, sifat
kepuasan dan rasa keberhasilam yang
mandiri, berani mengambil resiko dan
mendalam.1 Kreativitas juga merupakan
asertif.4
Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia serta meningkatkan manusia Faktor eksternal yang berasal dari luar
mencapai kesejahteraan fisik dan mental. individu yang didebut lingkungan sehat.

1
S. C. Utami Munandar, Kreativitas Sepanjang Masa, 3
Reni Akbar, Keterbakatan Intelektual, (Jakarta :
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1988), cet, ke-1 h.8 ss Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001) cet, Ke-1
2
H. Fuad Nashori, Mengembangkan Kretivitas Anak h.14
dalam Perspektif Psikologi Islam, (Jogyakarta : Menara 4
H. Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam,,
Kudus, 2002), cet ke-1 h. 34 Mengembangkan Kretivitas Anak dalam Perspektif
2
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

Menurut S.C. Utami Munandar ada tiga hal bermain yang terstruktur seperti boneka yang
yang dapat mempengaruhi perkembangan lengkap dengan pakaiannya sehingga anak
kreativitas diantaranya lingkungan keluarga, kehilangan kesempatan bermain yang dapat
lingkungan sekolah, dan lingkungan mendorong perkembangan kreativitasnya.
masyarakat. Orang tua konservatif sering bersikeras agar
anaknya mengikuti langkah-langkah mereka.
Lingkungan keluarga yang sehat Orang tua terlalu melindungi anaknya
dipengaruhi oleh sikap orang tua apabila ada sehingga mengurangi kesempatan untuk
dukungan dari orang tua anak akan lebih mencari cara mengerjakan sesuatu yang baru
bebas mengekspresikan daya kreatifnya. atau berbeda. Disiplin yang otoriter.5
Beberapa sikap orang tua yang
mempengaruhi kreativitas anak menurut Guru mempunyai peran penting
Amabile antara lain memberikan kebebasan dalam pengembangan kreativitas anak di
kepada anak, tidak otoriter, tidak terlau sekolah. Menurut David ciri-ciri guru yang
cemas, serta tidak terlalu membatasi. Orang mampu menunjang kreativitas siswanya
tua yang menghargai dan menghormati antara lain bersikap demoktatis, ramah, dan
kemampuan anak serta keunikan anak. memberi perhatian terhadap masalahanak,
Kedekatan emosional yang sedang antara sabar penampilan menyenangkan, adil, tidak
anak dan orang tuatetapi tidak menjadi terlalu memihak, memiliki rasa humor, konsisten,
ketergantungan kepada orang tua. Prestasi fleksibel, memberikan penghargaan dan
anak orang tua mendorong agar anak pujian, dan profesional dalam bidang yang
menghasilkan karya yang baik dengan tidak dipegangnya.
menekankan untuk mencapai nilai yang
tinggi. Orang tua yang aktif dan mandiri, Lingkungan sekolah adalah media
yakin terhadap diri sendiri, tidak untuk meningkatkan kreativitas siswa, tidak
memperdulikan status sosial, dan tidak hanya guru yang memiliki peran besar tapi
terpengaruh oleh tuntutan sosial, kompeten tentunya ditunjang dengan terpenuhinya
baik didalam maupun diluar rumah. sarana dan prasarana yang merangsang
perkembangan kreativitas siswa.
Menurut Elizabeth B Hurlock
terdapat beberapa kondisi rumah yang Lingkungan masyarakat besar
menghambat kreativitas diantaranya orang pengaruhnya dalam memberi arah terhadap
tua membatasi eksplorasi atau pertanyaan kreativitas anak. Kondisi lingkungan yang
anak, keterpaduan waktu terlalu mengatur dapat menumbuhkan krativitas anak adalah
anak sehingga hanya merasa tersisa sedikit keamanan psikologis dan kebebasan
waktu bebas untuk mengembangkan psikologis.
kreativitas, dorongan kebersamaan keluarga
Alex Sobur juga sependapat, bahwa
tanpa memperdulikan minat dan pilihan
kondisi yang dapat menumbuhkan kreativitas
pribadi masing-masing, membatasi khayalan
anak adalah keamanan dan kebebasan
atau kreativitas anak berupaya untuk
psikologis, pendidik harus menerima anak
menjadikan anaknya realistis, peralatan

Psikologi Islam, (Jogyakarta : Menara Kudus, 2002), 5


Elizabeth Hurlock, Alih Bahasa, Meitasari Tjandra,
cet ke-1 h. 53-54 perkembangan Anak (Jakarta, Erlangga, 1992), cet Ke-
3 h.29
3
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

sebagaimana adanya, mengikuti sudut potensi yang dapat menunjang tugas-


pandang dan tidak terlalu cepat memberikan tugasnya sebagai makhluk sosial. Dengan
kritik pada tingkah lakunya, kedua demikian, pendidikan agama Islam sebagai
lingkungan harus memberikan kebebasan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk
pada anak untuk mecurahkan perasaan dan lebih mampu memahami, menghayati dan
pikirannya.6 mengamalkan nilai-nilai agama Islam.7
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.
Maka dapat disimpulkan Ali Imran/ 3: 110, yaitu: Kamu (umat Islam)
kerkembangnya kreativitas anak tidak hanya adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
tergantung pada faktor internal saja, tetapi manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat)
faktor eksternal juga turut mempengaruhi yang makruf, dan mencegah dari yang
perkembangan krativitas anak. Orang tua munkar, dan beriman kepada Allah.
agar menjadi rumah, sekolah dan masyarakat Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu
sebagai pusat perkembangan kreativitas, lebih baik bagi mereka. Di antara mereka
sarana dan prasarana yang tersedia, tetapi ada yang beriman, namun kebanyakan
yang ebih penting adalah mempuk iklim mereka adalah orang-orang yang fasik.8
lingkungan baik di rumah maupun diluar
rumah sekolah atau masyarakat mendorong Penegasan pada ayat diatas bahwa
anak merasa tertarik dan tertantang untuk indikator muslim terbaik adalah muslim yang
bersibuk diri secara kratif. senantiasa membimbing kepada kebaikan dan
mencegah berbuat kemunkaran, serta
Pendidikan megembangkan potensi menjadikan tauhid sebagai dasar
dan membenahi diri manusia secara menjalankan tugas tersebut.
maksimal agar menjalankan tugas sebagai
khalifah secara profesional. Pembentukan Dalam pelaksanaan pendidikan
pribadi secara komprehensif, baik pada Islam, esensi dan fungsi manusia dididik,
asintelektual, spiritual, kreativitas emosional, tahap perkembangan manusia dalam konteks
vokasional, maupun pada aspek kesehatan pemerolehan hidayah spiritualitas.
jasmani dan rohani merupakan orientasi Sebagaimana dijelaskan oleh H. M. Quraish
pendidikan. Shihab bahwa terdapat empat tahapan
hidayah (petunjuk) dari Allah swt. ke dalam
Dalam pendidikan Islam terjadi diri anak, yaitu naluri, pancaindra, akal,
proses internalisasi ketauhidan dalam pribadi agama.9 Tahapan tersebut dapat menjadi
seseorang, terhadap karakter pribadi dan petunjuk untuk menerapkan strategi dan
akhlak mulia. Pendidikan Islam diawali metode pendidikan Islam.
dengan penguatan kepribadian agar dapat
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Menurut Harun Nasution menilai
individu, selanjutnya mengembangkan bahwa dalam diri manusia terdapat tiga
6
Alex Sobur, Anak Masa Depan, (Bandung : Angkasa 8
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya,
1996), h. 89-90 Edisi Revisi Terbaru (Surabaya: Karya Agung, 2006),
7
Abu Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu h. 80
Pendidikan, (Yogyakarta: CV. Aditya Media bekerja 9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim: Tafsir
sama dengan IAIN Walisngo Press, 1992) h. 20 atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya
Wahyu (Cet. 2; Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), h.
46-48.
4
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

daya yaitu, pertama, daya fisik/material tinggi terhadap agama yang dipelajari.
yaitu mendengar, merasa, meraba, mencium Dengan demikian, pendidikan Islam
dan daya gerak; kedua, daya rasa yaitu ada di menekankan peserta didik dalam
hati (kalbu); ketiga, daya akal yaitu berpusat beraktivitas senantiasa berdimensi
di kepala.10 Sedangkan menurut Quraish transenden secara konsisten dan
Shihab bahwa Allah menganugrahkan menumbuhkan kreativitas dalam
manusia empat daya, antara lain daya tubuh, mewujudkan misi khalifah sebagai tugas
daya hidup, daya akal, dan daya kalbu.11 utama menjadikan Islam sebagai agama
rahmatan lil alamin.
Pendidikan Islam terus mengalami
dinamika perubahan dan inovasi sebagai hasil B. Metode Penelitian
dari kreativitas rekonstruksi konsep yang
dilakukan oleh para pelaku sejarah pada Penelitian ini menggunakan metode
zamannya, adalah suatu yang mustahil deskriptif, dan analitik. Mencoba
perubahan akan terwujud dengan tanpa memaparkan masalah dari data-data yang
adanya rekonstruksi bahkan –kalau perlu– berhasil dihimpun dan diteliti setelah
revolusi yang bersifat discontinue. Dalam mengadakan identifikasi. Kemudian
realitasnya terdapat beberapa paradigma mengelompokkan data-data itu, dan
dalam pengembangan pendidikan Islam.Dari membandingkan selanjutnya mengadakan
sisi sebagai respons perubahan sosial analisis selektif untuk mengambil kesimpulan
masyarakat, setidaknya muncul tiga dengan logika induktif dan dirumuskan
paradigma yang menonjol sebelum hadirnya secara sistematis.
paradigma Neo-modernisme- yaitu: Teknik pengumpulan datanya
ortodoksi, islamisasi, modernisasi. 12
dilakukan dengan cara membaca berbagai
Kehadiran pendidikan Islam di tengah literatur yang berkaitan dengan informasi
masyarakat memberikan „warna‟ baru bagi serta relevansi terhadap topik penelitian yang
konstruksi tatanan nilai dan sosial. digunakan sumber-sumber datanya diperoleh
Pendidikan Islam sebagai konsep melalui penelitian kepustakaan (Library
pendidikan holistik yang mengakomodasi Research). Penelitian tersebut maksudnya
seluruh pandangan dunia yang „diikat‟ dalam dengan cara menelaah berbagai literatur yang
nalar tauhid Islam. Orientasi pendidikan pada erat kaitannya dengan masalah yang akan
akherat dengan menekankan pada dibahas seperti buku-buku, majalah, jurnasl,
pendalaman ilmu-ilmu keagamaan, artikel, buletin, kamus, kitab dan sebagainya.
pendekatan pendidikannya bersifat Sedangkan menurut Lexy J. Moleong
keagamaan yang normatif, doktriner dan penelitian pustaka dan penelitian lapangan
absolut, peserta didik diarahkan untuk menggunakan pendekatan kualitatif yakni
menjadi pelaku yang loyal, memiliki sikap penelitian yang prosedurnya menghasilkan
keberpihakan, dan memiliki pengabdian yang data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis
10
Harun Nasution, Islam Rasional-Gagasan dan 12
Lihat H. Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi
Pemikiran (Cet. 4; Bandung: Mizan, 1996), h. 37. Pengembangan Pendidikan Islam (Jakarta:PT.
11
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Rja Grafindo Persada,2011), h. 11.
Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat (Cet. 21; Bandung: Mizan, 2000), h. 281.
5
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang konteks pendidikan Islam, orang tua juga
diamati.13 harus menunjukkan sikap yang baik dan
patuh terhadap prinsip-prinsip agama yang
Oleh karena itu penelitian Pustaka memungkinkan anak-anak mereka meniru
meliputi proses umum seperti: dan mengembangkan kreativitas mereka
mengidentifikasi teori secara sitematis, dalam kerangka nilai-nilai Islam.
penemuan Pustaka, dan analisis dokumen
yang memuat informasi yang berkaitan Pendidikan Formal dan Informal:
dengan topik penelitian. Secara teknis kajian Orang tua dapat memperluas pengaruh
Pustaka adalah proses pendalaman, mereka dalam pendidikan anak dengan
penelaahan dan pengidentifikasian mengoptimalkan kesempatan pendidikan
pengetahuan yang ada dalam kepustakaan formal dan informal. Mereka dapat memilih
(sumber bacaan, buku-buku referensi, atau sekolah yang mendukung kreativitas anak,
hasil penelitian yang lain. mendorong partisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang mengasah keterampilan
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan kreatif, dan memberikan pengalaman nyata
1. Peran Orang Tua melalui kunjungan ke tempat-tempat budaya
atau keagamaan. Selain itu, pengajaran dalam
Pendidikan Islam mengakui keluarga melalui cerita, dongeng, dan
pentingnya peran orang tua dalam aktivitas seni juga dapat merangsang
membentuk perkembangan dan pembentukan kreativitas anak.
karakter anak-anak. Orang tua memiliki
tanggung jawab untuk memberikan Pembinaan dan Pujian: Orang tua
pendidikan yang Islami kepada anak-anak harus memberikan dorongan, pembinaan, dan
mereka. Ini mencakup pemahaman nilai-nilai pujian yang tepat kepada anak-anak dalam
Islam, pengajaran tentang ajaran Islam, serta mengembangkan kreativitas mereka. Hal ini
praktik ibadah yang terintegrasi dalam mencakup memberikan kesempatan untuk
kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islami bereksperimen, menantang mereka untuk
memberikan dasar moral yang kuat yang berpikir out-of-the-box, dan memberikan
memungkinkan anak-anak mengembangkan apresiasi dan pujian yang positif atas usaha
kreativitas mereka dalam batasan-batasan dan hasil kreatif mereka. Orang tua juga harus
etika dan nilai-nilai Islam. melihat setiap kegagalan sebagai kesempatan
untuk belajar dan tumbuh.
Model Perilaku: Orang tua
merupakan model perilaku pertama bagi Anak sebagai manusia yang belum
anak-anak. Mereka dapat membantu sempurna perkembangannya dipengaruhi dan
meningkatkan kreativitas anak dengan diarahkan orang tuanya untuk mencapai
menjadi teladan yang baik. Orang tua harus kedewasaan. Orang tua secara sadar
menunjukkan sikap terbuka terhadap ide-ide mendidik anak-anaknya yang selalu dituntun
baru, merangsang pemikiran kritis, dan oleh tujuan pendidikan, yaitu kearah yang
memberikan kesempatan untuk dapat berdiri sendiri dan berkepribadian yang
bereksperimen dan mengeksplorasi. Dalam utama. Seseorang akan menajdi anak yang
baik atau justru menjadi beban masyarakat,
13
Lexy J. Moleong dalam Fandi Ahmad, 2015: 147.
6
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

sebagian besar merupakan gambaran dari anak, serta menumbuhkan rasa kecintaannya
pendidikan yang diperoleh dalam keluarga. terhadap ilmu pengetahuan.
Orang tua bila dapat mendidik anak-anaknya
dengan baik dan benar akan melahirkan e. Tanggung jawab pendidikan
generasi penerus yang baik, yang sebagian kejiwaan, dengan cara menghindarkan anak
besar menjadi tanggung jawab orang tua di dari rasa minder dan rendah hati, mencegah
dalam keluarga. anak dari penakut dan manja, serta
mendorong anak untuk menumbuhkan
Dr. Abdillah Nashih Ulwan dalam kepercayaan diri.14
bukunya "Ringakasan Pedoman Pendidikan
Anak Dalam Islam", menjelaskan tentang Setiap orang tua mengharapkan kelak
tanggung jawab orang tua terhadap anaknya mampu mengembangka potensi
pendidikan anak harus diperhatikan sebagai kreatif yang dimilikinya. Para orang tua
berikut: bertanggung jawab untuk membesarkan
anaknya sebagai amanah Allah dengan cara
a. Tanggung jawab pendidikan yang terbaik. Dalam segala hal mereka harus
keimanan, yaitu dengan cara membuka memudahkan jalan bagi pertumbuhan,
kehidupan anak dengan kalimat "laa ilaha perkembangan, mempertajam intelegensinya
illalah", ketika anak ini baru lahir, agar yang melindunginya dan senantiasa memotivasi
pertama ia dengar adalah dengan nama segala kegiatan-kegiatan yang memicu
Tuhannya, yang dilanjutkan dengan perkembangan kreativitasnya.
memperkenalkan hukum halal dan haram
setelah ia mampu membedakan mana yang 2. Kreativitas Anak
baik dan yang buruk. Setiap manusia memiliki kadar
b. Tanggung jawab pendidikan kemampuan berkreativitas yang berbeda-
moral, agar cara membiasakkan anak untuk beda. Berdasarkan pengembangan
hidup sederhana, dan menghindarkannya dari kemampuan yang dimiliki itu, manusia
kemewahan yang berlebihan serta diharapkan dapat menguasai keterampilan
menjauhkannya dari pergaulan bebas. professional. Maksudnya dengan
kemampuan berkreativitas yang dimiliki itu
c. Tanggung jawab pendidikan ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
fisik, dengan cara memberinya nafkah yang Kreativitas sebagai sebuah keahlian yang
halal dan baik, agar ia menjadi anak yang dapat diandalkan untuk digunakan dalam
baik dan yang sehat fisiknya dari berbagai mencari nafkah hidup.
penyakit.
Adanya perbedaan dalam bidang
d. Tanggung jawab pendidikan kemampuan berkreativitas tersebut,
akal (rasio), yaitu mengajarkan anak berbagai menyebabkan potensi manusia pun jadi
ilmu, dan menumbuhkan kesadaran berfikir beragam. Manusia yang memiliki potensi
seni, mungkin akan memilih profesinya
sebagai seniman,. Demikian pula mereka
14
Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak
Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999), cet Ke-
11, jilid ke-1 h. 223
7
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

yang memilik potensi dagang, tekhnik, Islam dengan syariat-syariatnya yang


intelektual, dll. Mungkin mereka memilih luhur dan prinsip-prinsipnya yang bijak,
sebagai pedagang, tekhinisi, ilmuan. mengharamkan kepada para pemiliknya
Kemampuan khusus dalam bidang tertentu beberapa macam kreasi yang mengotorkan
ini, pada puncaknya akan berkembang jiwa, karena bahayanya sangat besar terhadap
menjadi kemampuan professional. moral individu, ekonomi masyarakat,
eksistensi Negara, kehormatan bangsaa dan
Dalam dimensi professional ini keteguhan keluarga. Kreasi yang diharamkan
pendidikan Islam juga mempunyai tujuan tersebut seperti menyanyi atau mendengarkan
tersendiri. Tujuannya diarahkan kepada musik, tarian dan melukis yang tidak Islami.
upaya untuk membimbing dan Contohnya menyanyi yang lirik dan syairnya
mengembangkan potensi kreatif anak didik, mengarahkan kemurtadan (lagu-lagu
dengan demikian diharapkan mereka dapat pemujaan). Dan tarian-tarian yang
memiliki kemampuan berkreativitas yang memperlihatkan aurat dan sebagainya.
dapat digunakan untuk mencari nafkah Hendaknya orang tua mengarahkan anak-
sebagai penopang hidup. Hanya saja perlu anaknya kepada kegiatan kreatif yang
diperhatikan, bahwa kemampuan terdapat unsure mendidik secara Islami
professional itu terkait pada nilai. seperti, menyanyikan lagu-lagu untuk
Kemampuan professional yang dimiliki harus mengagumkan nama-nama Allah (Nasyid),
diarahkan kepada dua nilai pokok, yaitu melukis keindahan ciptaan Allah dan
keimanan dan aktivitas yang bermanfaat bercerita kisah-kisah para nabi dan rasul dan
(iman dan amal shaleh). lain-lain.
Dalam hal ini kreativitas bukan hanya Dengan demikian pengembangan
terkait dengan motorik (gerakan) semata, kreativitas diharapkan mampu mengantarkan
tetapi juga terkait dengan kemampuan anak kepada kedudukan yang lebih terhormat
intelektual dan mentalis, ini didukung dengan dan mulia, dengan adanya jaminan bahwa
adanya temuan bahwa orang-orang kreatif manusia yaitu akan melaksanakan
biasanya memiliki kemampuan membangun pengembangang kreativitasi itu sesuai
hubungan sosial yang lebih baik seperti dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dengan
kemampuan beradaptasi dan kemampuan demikian dengan kreativitas yang dihasilkan
mengungkapkan gagasan, hal diatas juga melalui pendidikan Islam memungkinkan
membantah anggapan masyarakat yang manusia itu akan mengantarkannya pada
selama ini mengangap bahwa kreativitas kehidupan yang lebih berkualitas. Apalagi di
hanya terkait dengan bentuk yang konkrik, era globalisasi dan era reformasi sangatlah
mislalnya, kemampuan anak dalam dibutuhkan generasi-generasi muslim yang
membangun balok-balik kayu menjadi kreatif, sehingga hasil-hasil teknologi dan
bentuk yang indah. Akan tetapi kreativitas penemuan-penemuan baru dapat
juga terkait dengan bentuk yang abstrak, dimanfaatkan untuk kepentingan umat
misalnya kemampuan yang berimajinasi, manusia.
kemampuan memberikan gagasan atau
mengelolah gagasan menjadi ide yang
cemerlang.

8
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

3. Peran Orang Tua dalam cerita tersebut. Dengan demikian, anak


mengembangkan kreatifitas anak dirangsang memikirkan bermacam-macam
menurut islam kemungkinan jawaban terhadap suatu
masalah bukan hanya satu jawaban.
Kemampuan orang tua dalam
mengasuh anak dengan berbagai cara Kesenangan dan kegembiraan anak
menunjukkan bahwa orang tua sangat penting mendengarkan cerita dongeng ini hendaknya
dalam proses pengembangan kreativitas anak. dimanfaatkan oleh segenap orang tua, dalam
Orang tua dikatakan sebagai fasilitator dan rangkan mendidik anaknya. Misalnya;
juga motivator dalam mengembangkan menceritakan kisah Nabi atau para sahabat
kreativitas anaknya. Kreativitas anal akan Nabi dan kisah-kisah yang bermanfaat
berkembang jika baik orang tua dan anak lainnya yang dapat diajukan contoh atau
mempunyai kebiasaan kreatif. Jaudah tauladan mereka dalam kehidupan.
Muhammad Awwad dalam bukunya yang
berjudul mendidik anak secara Islami Oleh karena itu Islam mengeksloitasi
menyebutkan beberapa hal yang harus cerita itu untuk dijadikan salah satu tehnik
diperhatikan orang tua agar daya kreativitas pendidikan. Al-Qur'an mempergunakan cerita
anak tumbuh dan berkembang melalui sebagai alat pendidikan seperti cerita-cerita
permainan diantaranya: tentang Nabi atau Rasul terdahulu, cerita
kaum yang hidup terdahulu baik yang ingkar
1) Sebaiknya orang tua terhadap Allah ataupun yang beriman
membekrikan alternative permainan yang kepadaNya.
bervariasi kepada anak-anaknya terutama
yang berhubungan latihan penguatan otot dan Allah telah menceritakan kepada
pikiran, misalnya permainan bongkar pasang. Rasulullah SAW, cerita-cerita yang paling
baik, tentang kejadian-kejadian yan baik,
2) Sebaiknya orang tua sebagai cerminan bagi umat manusia dan
memprioritaskan permainan yang dapat menjadi peneguh Rasulullah SAW, seperti
membangkitkan daya kreativitas anak dalam firman Allah:
misalnya permainan yang sudah memiliki
kejelasan tujuan sebagai peralihan dari )176 :‫فاقصص القصص لعلهم يتفكرون (االعراف‬...
permainan yang tidak bermanfaat.
Artinya: " …..Maka ceritakanlah
3) Sebaiknya orang tua kisah-kisah itu agar mereka berfikir." (Q. S.
memotivasi anak agar melibatkan Al-Araf: 176).
perasaannya terhadap permainannya mislanya
D. Kesimpulan
ketika anak-anak berbicara pada bonekanya,
orang tua jangan lantas menghinanya.15 Dari uraian pembahasan diatas, maka
peneliti dapat berikan kesimpulan bahwa
Kegiatan lain misalnya: orang tua
Peranan orang tua dalam mendukung
membacakan bagian sebua cerita, lalu anak
perkembangan kreativitas anak yaitu dengan
diminta menulis beberapa penyelesaian dari
15
Jaudah Muhammad Awwad, Mendidik Anak Secara
Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996)cet Ke-3 h.
30
9
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

memberikan bimbingan, dorongan, perhatian,


dan pendidikan yang baik bagi anak. Di
samping itu, menciptakan suasana dalam
lingkungan rumah yang memberikan
pengaruh dalam menunjang kreativitas.
Salah satu cara mengembangkan
kreativitas pada anak yaitu pada sast di rumah
orang tua harus memberikan kebebasan pada
anak untuk mengungkapkan atau
mengekspresikan perasaan pikiran dan
prilakunya secara kreatif mendorong anak
untuk bersibuk diri secara kreatif.
Membangun suasana kasih sayang, menerima
anak apa adanya, merupakan jawaban nyata
agar anak tumbuh cerdas dan kreatif.
Kreativitas yang sesuai dengan
pendidikan Islam dalam proses sampai
kepada hasil atau produknya tidak
bertentangan pada ajaran agama Islam.
Misalnya, melukis keindahan alam,
menyanyi untuk mengagungkan kebesaran
Allah atau nasyid, memainkan drama dengan
kisah-kisah para Nabi, dan lain-lain. Dengan
demikian pengembangan kreativitasnya
diharapkan mampu mengantarkan anak
kepada kedudukan yang lebih terhormat dan
mulia, dengan adanya jaminan bahwa
manusia akan melaksanakan pengembangan
kreativitas itu sesuai dengan nilai-nilai ajaran
Islam.

10
Islamika
(Jurnal Agama, Pendidikan, dan Sosial Budaya) P-ISSN: 1858-0386 Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2023
E-ISSN: 2686-5653

Referensi Lihat H. Muhaimin, Pemikiran dan


Aktualisasi Pengembangan
Abu Achmadi, Islam sebagai Paradigma Pendidikan Islam (Jakarta:PT.
Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: CV. Rja Grafindo Persada,2011), h. 11.
Aditya Media bekerja sama dengan
IAIN Walisngo Press, 1992) h. 20 Lexy J. Moleong dalam Fandi Ahmad, 2015:
147.
Alex Sobur, Anak Masa Depan, (Bandung :
Angkasa 1996), h. 89-90 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-
Karim: Tafsir atas Surat-surat Pendek
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Berdasarkan Urutan Turunnya
Terjemahnya, Edisi Revisi Terbaru Wahyu (Cet. 2; Bandung: Pustaka
(Surabaya: Karya Agung, 2006), h. Hidayah, 1997), h. 46-48.
80
M. Quraish Shihab, Membumikan al-
Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu
Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka dalam Kehidupan Masyarakat (Cet.
Amani, 1999), cet Ke-11, jilid ke-1 h. 21; Bandung: Mizan, 2000), h. 281.
223
Reni Akbar, Keterbakatan Intelektual,
Elizabeth Hurlock, Alih Bahasa, Meitasari (Jakarta : Gramedia Widia Sarana
Tjandra, perkembangan Anak Indonesia, 2001) cet, Ke-1 h.14
(Jakarta, Erlangga, 1992), cet Ke-3
h.29 S. C. Utami Munandar, Kreativitas
Sepanjang Masa, (Jakarta: Pustaka
Harun Nasution, Islam Rasional-Gagasan Sinar Harapan, 1988), cet, ke-1 h.8 ss
dan Pemikiran (Cet. 4; Bandung:
Mizan, 1996), h. 37.

H. Fuad Nashori, Mengembangkan


Kretivitas Anak dalam Perspektif
Psikologi Islam, (Jogyakarta :
Menara Kudus, 2002), cet ke-1 h. 34

H. Fuad Nashori dan Rachmy Diana


Mucharam,, Mengembangkan
Kretivitas Anak dalam Perspektif
Psikologi Islam, (Jogyakarta :
Menara Kudus, 2002), cet ke-1 h. 53-
54
Jaudah Muhammad Awwad, Mendidik Anak
Secara Islami, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1996)cet Ke-3 h. 30

11

You might also like