You are on page 1of 24

JURNAL PSIKOLOGI

VOLUME 8 No. 1, APRIL 2013: 633 – 654

MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU


TAMAN KANAK-KANAK

Ninik Yuliani1
Universitas PGRI Nusantara Kediri

Niken Titi Pratitis2


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Abstract,
This research aims to find out the relationship between the interest in the profession of the
teacher and the teacher's morale with the creativity of the kindergarten teacher. The
subject of research is the kindergarten teachers se-Gampengrejo Regency Kediri
Subdistrict totaling 108 men from 32 schools kindergartens in the area. Research sample
amounted to 108 people. Data retrieval using three questionnaires each interest in the
profession of teachers to gauge the extent of the respondent's interest in the profession of
the teacher and the morale of teachers to gauge the extent of the respondent's morale after
becoming a teacher as well as the creativity of teachers to gauge how big the creativity of
teachers by having their interest to become a teacher and their morale becomes a teacher.
To use data analysis regression analysis with two predictors (variables X1 and X2) and
one kriterium (variable Y). The results showed that 1) interest in the profession theacher
and Creativity kindergarten correlates positively and significantly. Thus the first
hypothesis of this research is acceptable. 2) teacher morale and creativity kindergarten
correlates positively and significantly. Thus the second hypothesis of this research, can be
accepted. 3) interest in the profession of teachers and teacher morale with the creativity of
teachers kindergarten is significant. Thus the third hypothesis of this research, can be
accepted. While interest in the profession and teacher morale contributed effectively
amounted to 40.1%, rest of 59,9% were other factors that proved more influential to the
creativity of teachers but not examined in this study.
Keyword: interest in the profession of teachers, teacher morale, creativity teacher

Guru yang kreatif dan kreativitas guru sangatlah penting sebagaimana tertuang
merupakan dua hal penting dalam dunia dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru
pendidikan. Dalam pendidikan Taman Kanak- dan dosen Bab 1 Pasal 1) yaitu guru adalah
kanak (TK) keberadaan guru sangat penting pendidik yang tugas utamanya mendidik,
dalam rangka menyiapkan dan mendorong agar mengajar, membimbing, mengarahkan,
anak-anak peserta didik menjadi anak yang melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
cerdas dan kreatif. Untuk mencetak anak-anak didik pada pendidikan anak usia dini jalur
yang cerdas dan kreatif, maka peran guru pendidikan formal, pendidikan dasar dan
1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat pendidikan menengah.
dilakukan dengan menghubungi: pascauntag@yahoo.com
2
Korespondensi mengenai artikel ini dapat Kreativitas adalah suatu proses upaya
dilakukan dengan menghubungi: pascauntag@yahoo.com
manusia untuk membangun dirinya dalam

JURNAL PSIKOLOGI 633


YULIANI & PRATITIS

berbagai aspek kehidupan. Tujuan misalnya bagaimana mengeksplorasi


pembangunan diri adalah untuk menikmati kemampuan anak didik, menciptakan alat
kualitas kehidupan yang semakin baik. peraga, menerapkan metode pembelajaran atau
Kreativitas akan memunculkan sesuatu yang menggunakan berbagai media pembelajaran
baru tanpa ada contoh sebelumnya atau suatu yang mampu membuat anak-anak menjadi
proses yang menghasilkan karya baru yang bisa tertarik, senang, dan gembira, karena pada
diterima oleh komunitas tertentu dan diakui dasarnya pendidikan TK merupakan
oleh mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat. “pendidikan bermain”.
Munandar (1985) mengemukakan Menumbuhkan kreativitas guru TK dapat
kreativitas adalah kemampuan untuk membuat diawali dari menanamkan pemahaman bahwa
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi menjadi guru merupakan panggilan hati nurani.
atau unsur-unsur yang ada dan hasil yang Artinya menjadi guru harus didahului oleh
diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi adanya minat yang ada pada masing-masing
dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal- (calon) guru. Kalau (calon) guru memiliki
hal yang sudah ada sebelumnya. Rogers (dalam minat menjadi guru (bukan karena terpaksa)
Zulkarnain, 2002), mengatakan bahwa merupakan modal utama untuk mencapai
kreativitas merupakan kecenderungan- tujuan pendidikan. Minat inilah yang kemudian
kecenderungan manusia untuk diwujudkan dalam bentuk komitmen dan
mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan kecintaan mereka terhadap profesi guru.
kemampuan yang dimilikinya sehingga sangat Sebenarnya profesi apa pun diperlukan
jelas disini bahwa kreativitas merupakan hal adanya minat untuk mendorong agar seseorang
penting dalam rangka mendidik dan melatih mencintai profesinya, menekuni pekerjaannya
anak menjadi cerdas dan kreatif. Artinya anak- dan pada akhirnya berhasil dalam bekerja
anak perlu dibimbing dan diarahkan untuk sesuai dengan profesinya. Minat inilah yang
menjadi cerdas dan kreatif agar bisa membawa akan menumbuhkan semangat kerja mereka
kemajuan bangsa. untuk merealisasikan apa yang menjadi
Keberhasilan pendidikan yang pilihannya. Demikian juga pilihan seseorang
menekankan kreativitas akan tercapai apabila yang berprofesi sebagai guru TK hendaknya
para guru juga kreatif. Lebih-lebih, di lembaga dilandasi oleh minat terhadap dunia pendidikan
pendidikan TK sebagai tempat pendidikan bagi dan dunia anak-anak. Minat inilah yang
anak-anak usia dini. Untuk menjadikan anak- menjadi landasan bagi seseorang dalam
anak yang cerdas dan kreatif tersebut maka menentukan pilihan dan menunjang kesuksesan
harus dimulai dari para guru yang seseorang di bidang yang ditekuninya.
mendidiknya. Sebagai guru TK dituntut kreatif,

634 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

Menurut Ancok (1986) dalam Suharti kemampuan dirinya dengan baik. Semangat
(2005) minat seseorang dalam memilih jenis kerja yang tinggi akan mendorong seseorang
kegiatan merupakan hal yang penting bagi untuk selalu berpikir keras mencapai tujuan.
keberhasilan seseorang dalam memilih dan Berpikir keras dalam arti mau dan berusaha
menekuni sebuah profesi. Minat seseorang mencari dan menemukan cara-cara untuk
terhadap sesuatu dapat membantu mencapai mencapai tujuan. Cara-cara yang cerdas dan
keberhasilan, karena hal itu dapat unik atau tidak lazim inilah yang disebut
memunculkan tumbuhnya perasaan suka, rasa berpikir kreatif. Dengan demikian kreativitas
tertarik dan bahkan mencintai yang pada dapat dipacu lebih cepat apabila seseorang
akhirnya dapat berpengaruh terhadap intensitas telah memiliki minat terhadap suatu obyek dan
respon atau motivasi seseorang terhadap obyek kemudian didorong oleh adanya semangat
yang sedang ditekuninya. kerja untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Allen (dalam Hasibuan,1996) Guru TK yang tidak memiliki minat pada
menyatakan minat merupakan kepribadian profesinya dan semangat kerja yang tinggi,
yang dimiliki seseorang yang dapat bahkan tidak memiliki kreativitas maka tidak
mempengaruhi sikap seseorang terhadap akan membuahkan sebuah karya atau hasil
sesuatu dan merupakan kekuatan yang dapat kerja yang maksimum. Dengan minat yang
mendorong seseorang melakukan suatu kuat dan semangat kerja yang tinggi akan
kegiatan. Hal itu sesuai dengan amanat menghasilkan kreativitas yang tinggi pula.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Demikian pula pada penyelenggaraan
guru dan dosen Bab III Pasal 7 bahwa profesi pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di
guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri,
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip: sering ditemui kendala atau permasalahan
memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan antara lain belum maksimalnya para guru TK
idealisme; memiliki komitmen untuk melaksanakan tugasnya karena berbagai alasan,
meningkatkan mutu pendidikan; memiliki misalnya: pengetahuan terhadap penggunaan
kompetensi atau kualifikasi akademik dan latar alat atau media pembelajaran untuk
belakang pendidikan sesuai dengan bidang direalisasikan kepada anak didik TK masih
tugasnya; dan memiliki tanggung jawab atas kurang, akibatnya dalam kegiatan belajar
pelaksanaan tugas keprofesionalan. mengajar (KBM) juga kurang maksimal,
Guru TK juga harus memiliki semangat penggunaan sumber belajar nyata (SBN) atau
kerja yang tinggi. Semangat kerja seorang guru pemanfaatan barang bekas yang mestinya bisa
TK akan tumbuh dengan sendirinya jika setiap digunakan sebagai media pembelajaran yang
guru berusaha memiliki dan mengembangkan lebih menarik juga kurang. Hal ini

JURNAL PSIKOLOGI 635


YULIANI & PRATITIS

menyebabkan waktu penyelesaian tugas sebaik-baiknya sehingga akan memunculkan


menjadi lebih lama dari yang seharusnya ide-ide atau kreativitas guru dalam
ditempuh, dan hasil capaian atau kinerja guru melaksanakan pekerjaan dan tugas
yang dianggap masih kurang. tanggungjawabnya.
Pemilihan profesi sebagai guru TK yang Berdasarkan uraian di atas, maka ada
didasari minat akan menimbulkan semangat pertanyaan yang menggelitik dalam diri
kerja sehingga seseorang akan selalu berusaha peneliti yaitu apakah guru yang kreatif akan
mengembangkan potensi dirinya dan memiliki semangat kerja yang tinggi? Begitu
kreativitasnya untuk memenuhi kualifikasi pun apakah seseorang yang memiliki minat
sesuai tuntutan profesi. Minat pada profesi, pada profesi guru akan memiliki kreativitas
semangat kerja dan kreativitas guru merupakan yang tinggi? Bagaimana minat pada profesi
tiga faktor penting dalam kaitannya dengan guru dan semangat kerja guru dengan
profesi para guru TK. Minat pada profesi guru kemampuan berpikir kreatif atau kreativitas
merupakan sebuah pondasi yang akan yang dimilikinya?
menopang tumbuhnya semangat kerja dan Kreativitas Guru
kreativitas guru TK. Oleh karena itu ketiga- Kreativitas merupakan proses yang
tiganya harus diwujudkan oleh para guru TK dilakukan seorang individu di tengah-tengah
itu sendiri, baik secara individual maupun pengalamannya dan menyebabkannya mau
kelompok. memperbaiki dan mengembangkan dirinya.
Seseorang yang telah memutuskan untuk Pada dasarnya kreativitas seseorang bersifat
menekuni profesi sebagai pendidik secara ekspresionis. Ini dikarenakan pengungkapan
otomatis akan terikat dengan organisasi dan (ekspresi) merupakan sifat yang dilahirkan dan
harus mau menerima segala konsekuensi dan dapat berkembang melalui proses latihan. Oleh
tuntutan profesi. Pendekatan teori karakteristik karenanya menurut Munandar (2009)
Y dari McGregor (dalam Manullang, 1987) kreativitas dapat diidentifikasi dan dipupuk
yang dikutip oleh Suharti (2005) menyatakan melalui pendidikan yang tepat.
bahwa pekerja tidak selalu menolak untuk Menurut Ulfah (2008) kreativitas
bekerja memikul tanggung jawab dan mampu merupakan segala pemikiran baru, cara,
mengembangkan potensinya tetapi ia pemahaman atau model baru yang dapat
menyadari atas kemampuan tersebut dan ingin disampaikan, kemudian digunakan dalam
mempunyai harga diri serta mendapatkan kehidupan. Menurut Maslow (dalam
kepuasan atas pekerjaannya. Peran minat disini Munandar, 2009), kreativitas merupakan salah
akan menimbulkan dorongan dan semangat satu kebutuhan pokok manusia, yaitu
kerja tinggi untuk melakukan pekerjaan itu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi

636 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi biasa, yang tidak lazim yang memadukan
bagi manusia. informasi yang sepertinya tidak berhubungan
Kreativitas adalah suatu proses adanya dan mencetuskan solusi-solusi baru atau ide-
sesuatu yang baru, apakah itu gagasan atau ide yang menunjukkan kelancaran, kelenturan
benda dalam bentuk atau rangkaian yang baru dan orisinil dalam berpikir (Munandar, 1999).
dihasilkan (Meitasari, 2000). Menurut Santrock Dijelaskan lebih lanjut oleh Munandar (1999)
(2007), kreativitas adalah kemampuan untuk bahwa pada umumnya hampir setiap orang
berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak memiliki kreativitas yang tinggi pada masa
biasa serta menghasilkan pemecahan masalah kanak-kanak, tapi hanya sedikit yang mampu
yang unik. Sedangkan Perkins (1988) mempertahankan sampai usia dewasa.
mengatakan kreativitas merupakan suatu hasil Sehingga dapat dikatakan bahwa kreativitas
kreatif yaitu suatu hasil yang baru dan layak, adalah sintesa dari empat fungsi, yaitu berpikir,
sehingga seseorang yang kreatif atau seseorang merasa, mengindera dan intuisi. Bila salah satu
dengan kreativitas adalah seseorang yang saja dari keempat fungsi di atas dihambat,
hampir secara rutin menghasilkan sesuatu yang maka kreativitas pun akan menurun.
kreatif. Proposisi Perkins tersebut cukup luas, Menurut Basuki (2005) kreativitas adalah
yang mengaitkan bersama-sama konsep orang suatu proses upaya manusia untuk membangun
kreatif dan aktivitas kreatif dalam suatu paket dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya,
yang rapi dan praktis. dan tujuan pembangunan diri itu sendiri adalah
Menurut Starko (1995) sebagian besar untuk menikmati kualitas kehidupan yang
definisi memiliki dua kriteria utama untuk semakin baik. Jawwad (2002) mengatakan
mempertimbangkan sebuah kreativitas, yaitu kreativitas adalah memunculkan sesuatu yang
mengandung unsur originalitas (novelty or baru tanpa ada contoh sebelumnya. Artinya,
originality) dan kelayakan (appropriateness). kreativitas adalah suatu proses yang
Dalam hal ini dijelaskan bahwa originalitas menghasilkan karya baru yang bisa diterima
dapat merupakan karakteristik dengan serta- oleh komunitas tertentu atau bisa diakui oleh
merta yang sangat berkaitan dengan kreativitas. mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat.
Untuk disebut kreatif, suatu ide atau produk Menurut Munandar (1985), kreativitas
(hasil) harus yang baru (novelty). Ketepatan adalah kemampuan untuk membuat kombinasi
(appropriateness) adalah salah satu faktor baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-
utama dalam menentukan ketepatan di mana unsur yang ada dan hasil yang diciptakan tidak
kreativitas didasarkan. selalu hal-hal yang baru, tetapi dapat berupa
Kreativitas merupakan kemampuan untuk gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah
melihat dan memikirkan hal-hal yang luar ada sebelumnya. Bahkan Guilford (dalam

JURNAL PSIKOLOGI 637


YULIANI & PRATITIS

Munandar, 2009) menyatakan kreativitas g. Memiliki kemampuan elaborasi yaitu


merupakan kemampuan berpikir divergen atau mengembangkan atau memerinci suatu
pemikiran menjajaki bermacam-macam gagasan.
alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, h. Keaslian (orisinalitas) tinggi dalam
yang sama benarnya. Sedangkan Rogers mengungkapkan gagasan, atau dalam
(dalam Zulkarnain,2002) mengatakan bahwa pemecahan masalah menggunakan cara-cara
kreativitas merupakan kecenderungan- orisinal yang jarang diperlihatkan orang
kecenderungan manusia untuk lain.
mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan Dari uraian mengenai ciri-ciri kreativitas
kemampuan yang dimilikinya. di atas maka seseorang dikatakan kreatif
Ada beberapa indikator-indikator yang apabila dalam interaksinya dengan lingkungan
menyebabkan seseorang itu disebut kreatif. ciri-ciri dari kreativitas tersebut mendominasi
Indikator sebagai ciri dari kreativitas dapat dalam aktivitas kehidupannya. Semua ciri-ciri
diamati dalam dua aspek yakni aspek aptitute tersebut secara konstruktif dapat dimunculkan
dan nonaptitute. Ciri-ciri aptitute adalah ciri- dalam diri setiap individu, sebab setiap
ciri yang berhubungan dengan kognisi atau individu memiliki potensi kreatif.
proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitute Campbell (dalam Mangunhardjana,
adalah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan 1986) mengemukakan kreativitas sebagai suatu
sikap atau perasaan. Indikator kreativitas kegiatan yang mendatangkan hasil yang
seperti dikemukan oleh Munandar (1992) sifatnya :
adalah : a. Baru (novel) artinya sesuatu yang inovatif,
a. Memiliki rorongan ingin tahu yang besar. belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh
b. Bebas dalam menyatakan pendapat dan dan mengejutkan.
memberikan banyak gagasan atau usul b. Berguna (useful) artinya sesuatu yang lebih
terhadap suatu masalah. enak, lebih praktis, mempermudah,
c. Memiliki rasa keindahan dan menonjol mendorong, mengembangkan, mendidik,
dalam salah satu bidang seni. memecahkan masalah, mengurangi
d. Mempunyai pendapat sendiri dan dalam hambatan, mengatasi kesulitan,
mengungkapkannya, tidak mudah mendatangkan hasil yang baik.
terpengaruh oleh orang lain. c. Dapat dimengerti (understandable) artinya
e. Memiliki rasa humor yang tinggi dan sesuatu hasil yang sama dapat dimengerti
memiliki daya imajinasi yang kuat. dan dapat dibuat di lain waktu, atau
f. Dapat bekerja sendiri dan senang mencoba sebaliknya peristiwa-peristiwa yang terjadi
hal-hal baru.

638 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat munculnya variasi atau perbedaan kreativitas
diramalkan dan tak dapat diulangi. yang dimiliki individu, yaitu:
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan a. Jenis Kelamin. Umumnya, anak laki-laki
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan kreativitas yang lebih besar
melihat dan memikirkan hal-hal yang luar daripada anak perempuan.
biasa, untuk menghasilkan suatu produk yang b. Status Sosial Ekonomi. Dalam hal ini, anak
baru atau kombinasi dari hal-hal yang sudah dari kelompok sosial ekonomi yang lebih
ada sebelumnya, sehingga dapat dimengerti tinggi cenderung lebih kreatif daripada anak
serta bisa diterima dan diakui oleh orang lain yang berasal dari sosial ekonomi kelompok
sebagai sesuatu yang bermanfaat. yang lebih rendah.
Kreativitas memang tidak dapat c. Urutan Kelahiran. Berdasarkan penelitian,
dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk anak dari berbagai urutan kelahiran
tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang menunjukkan tingkat kreativitas yang
mampu dan memungkinkan individu tersebut berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan
mengembangkan sendiri potensinya. Oleh pada lingkungan daripada bawaan. Anak
karena itu penting mengupayakan lingkungan yang lahir di tengah, lahir belakangan dan
(kondisi eksternal) yang dapat memupuk anak tunggal mungkin lebih kreatif daripada
dorongan dalam diri individu untuk yang lahir pertama.
mengembangkan kreativitasnya. d. Ukuran Keluarga. Umumnya, anak dari
Menurut Munandar (1985) ada dua faktor keluarga kecil bilamana kondisi lain sama
yang dapat mempengaruhi kreativitas cenderung lebih kreatif daripada anak dari
seseorang, yaitu : keluarga besar.
a. Kemampuan berpikir. Yaitu terdiri dari e. Lingkungan Kota vs Lingkungan Pedesaan.
intelegensi dan pemerkayaan bahan. Penelitian menunjukkan bahwa anak dari
berpikir berupa pengalaman dan lingkungan kota cenderung lebih kreatif
keterampilan. daripada anak lingkungan pedesaan.
b. Sifat kepribadian yang berinteraksi dengan f. Intelegensi. Dikatakan bahwa setiap anak
lingkungan tertentu. Dalam hal ini, faktor yang lebih pandai menunjukkan kreativitas
kepribadian terdiri dari rasa ingin tahu, yang lebih besar daripada anak yang kurang
harga diri dan kepercayaan diri, sifat pandai.
mandiri, berani mengambil resiko dan sifat Kreativitas memberi seseorang
asertif. kesenangan dan kepuasan pribadi yang dapat
Sementara, Hurlock (2000) mengatakan mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
ada enam faktor yang menyebabkan Sebagai contoh, tidak ada yang dapat memberi

JURNAL PSIKOLOGI 639


YULIANI & PRATITIS

seseorang rasa puas yang lebih besar daripada waktu bebas. Tidak ada bukti bahwa
menciptakan sesuatu sendiri, karya sendiri, menurunnya kreativitas pada puncak
apakah itu berupa rumah, kursi dan alat peraga perkembangan karena faktor hereditas. Yang
belajar, dan sebagainya. Tidak ada yang lebih pasti, pengaruh lingkungan lebih berpengaruh
mengurangi harga dirinya daripada kritik atau terhadap munculnya ekspresi kreativitas.
ejekan terhadap kreasi itu atau pertanyaan apa Minat pada Profesi Guru
sesunggguhnya bentuk yang dibuatnya itu. Secara bahasa minat berarti keinginan
Menurut Santrock (2007), kreativitas yang kuat, gairah atau kecenderungan hati yang
berharga bagi diri individu tetapi ini tidak tinggi terhadap sesuatu (Tim Prima Pena, tanpa
berarti bahwa hanya karena itu semakin kreatif tahun). Minat merupakan sifat yang relatif
seseorang semakin besar sumbangannya pada menetap pada diri seseorang. Minat
kelompok sosial dan semakin bahagia dan baik berpengaruh besar terhadap kegiatan
penyesuaiannya. Bagaimanapun, terlalu kreatif seseorang, karena dengan minat dia akan
mungkin membuat orang menjadi “pemimpi melakukan sesuatu yang diminatinya.
yang tidak praktis” yaitu mereka yang Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak
mencipta secara mental tetapi tampaknya tidak mungkin melakukan sesuatu.
pernah mampu mewujudkan mimpinya ke Wardiman (1988) mengatakan bahwa
dalam bentuk praktis yang menguntungkan minat diartikan sebagai suatu kondisi yang
dirinya atau masyarakat. Akibatnya, mereka terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau
tidak pernah mencapai sesuatu yang sebetulnya arti sementara situasi yang dihubungkan
mereka mampu lakukan. Ini akan menimbulkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-
perasaan gagal yang membahayakan kebutuhannya sendiri. Sementara Pasaribu dan
penyesuaian pribadi dan sosial. Simanjuntak (1983) mengartikan minat sebagai
Kreativitas bisa tampil dini dalam suatu motif yang menyebabkan individu
kehidupan anak dan terlihat pada saat ia berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang
bermain. Secara bertahap akan terpencar di menariknya. Sedangkan Daradjat, dkk. (1995)
bidang kehidupan yang lain. Suatu studi mengartikan minat sebagai kecenderungan jiwa
menunjukkan bahwa puncak kreativitas dapat yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang
diraih pada usia 30 tahunan, akhirnya mendatar berharga bagi orang.
saja dan tahap demi tahap akan menurun Minat merupakan suatu hal yang
(Akbar, 2001). Menurut Lehman (dalam mendasari seseorang menentukan pilihan untuk
Akbar, 2001) menjelaskan beberapa faktor menekuni suatu kegiatan atau pemilihan jenis
yang mempengaruhi kreativitas yaitu profesi. Sebagai kata benda, profesi berarti
lingkungan, tekanan keuangan, dan kurangnya pekerjaan yang dilandasi pengetahuan atau

640 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

pendidikan tertentu. Sebagai kata sifat, profesi orang tersebut akan mencurahkan dan
atau disebut sebagai profesional berarti mengorbankan segenap kesadaran, tenaga,
berkenaan dengan suatu pekerjaan yang waktu, dan fasilitas yang dimiliki untuk
memerlukan kepandaian khusus untuk mempelajari, mengamati, dan mendalami suatu
melaksanakannya (Tim Prima Pena, tanpa obyek tersebut.
tahun). Suatu profesi menyajikan jasa Seseorang yang memiliki minat terhadap
berdasarkan ilmu pengetahuan dan hanya suatu obyek, maka orang tersebut cenderung
dipahami oleh orang-orang tertentu yang secara memberi perhatian besar terhadap obyek
sistematik diformulasikan dan diterapkan untuk tersebut. Sujanto (2001) mengatakan bahwa
memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu minat ialah suatu pemusatan perhatian yang
contoh profesi itu adalah profesi guru TK. tidak disengaja yang terlahir dengan penuh
Seseorang dikatakan memiliki minat kemauannya dan yang tergantung dari bakat
apabila seseorang tersebut menunjukkan dan lingkungannya. Artinya minat sebagai
sikapnya atau perhatiannya terhadap obyek salah satu aspek tingkah laku afektif memiliki
tertentu. Winkel (2004) berpendapat bahwa karakteristik. Slameto (2003) mengatakan
minat adalah kecenderungan subyek yang bahwa minat tidak dibawa sejak lahir dan
menetap untuk merasa tertarik pada bidang minat selalu diikuti dengan perasaan senang
studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa dan dari itu diperoleh kepuasaan. Artinya suatu
senang mempelajari materi itu. Minat sangat minat bisa ditumbuhkan kepada seseorang
besar pengaruhnya terhadap kreativitas sejak dini dan bisa dipupuk melalui proses
seseorang. Sebab dengan adanya minat maka belajar. Dalam hal ini Purwanto (1990)
seseorang akan melakukan sesuatu yang lebih mengatakan bahwa sesuatu yang menarik
baik, lebih bagus dan lebih dari pada minat tidak hanya menyenangkan tapi juga
umumnya. menakutkan. Bahkan menurut Sardiman (2004)
Samana (1994) mengatakan bahwa minat minat tidak timbul secara tiba-tiba, melainkan
sebagai kecenderungan untuk memperhatikan timbul dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan.
suatu obyek tertentu serta rela mencurahkan Dan menurut Usman (2001), minat merupakan
kesadarannya, tenaganya, waktu yang sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.
dimilikinya dan fasilitas yang dimilikinya Seseorang yang memiliki ketertarikan
untuk mendalami obyek tersebut dan dengan terhadap sesuatu obyek, maka orang tersebut
sadar menghindarkan diri dari tarikan obyek- akan mencurahkan dan mengorbankan segenap
obyek pengamatan lain yang dapat kesadarannya, tenaganya, waktunya, dan
mengganggu. Jadi seseorang memiliki fasilitas yang dimilikinya untuk mempelajari,
ketertarikan terhadap sesuatu obyek, maka mengamati, dan mendalami suatu obyek

JURNAL PSIKOLOGI 641


YULIANI & PRATITIS

tersebut. Selain itu, demi mendalami obyek seseorang mempelajarinya. Seseorang


yang diminatinya, seseorang akan berupaya dikatakan berminat terhadap sesuatu apabila ia
menghindarkan diri dengan sadar dari obyek- merasa tertarik pada obyek tertentu sepenuh
obyek pengamatan lain yang dapat jiwanya, dan ia akan menerima obyek itu
mengganggu pengamatannya. sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
Suatu minat dapat diekspresikan melalui (Winkel,2004).
suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa Menurut Damayanti (2005) minat
seseorang lebih menyukai suatu hal daripada memiliki empat aspek, yaitu: Kesadaran,
hal lainnya. Seseorang yang memiliki minat Perhatian, Perasaan senang, dan Kemauan.
terhadap suatu obyek, maka orang tersebut Keempat aspek tersebut dapat diuraikan
cenderung memberi perhatian besar terhadap sebagai berikut :
obyek tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat a. Kesadaran. Artinya, seseorang memiliki
dari Sujanto (2001) bahwa minat adalah suatu minat terhadap suatu obyek bila ia memiliki
pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang kesadaran. Pada individu yang belajar, bila
terlahir dengan penuh kemauannya dan yang ia belajar dengan dilandasi oleh minat yang
tergantung dari bakat dan lingkungannya. tinggi, maka prestasi akademik yang
Berdasarkan definisi di atas maka dapat diperoleh juga akan tinggi.
disimpulkan minat pada profesi guru adalah b. Perhatian. Umumnya, Orang yang memiliki
kecenderungan perasaan senang yang ada pada minat terhadap suatu obyek disebabkan
diri seseorang, sehingga ia memberikan karena ia memiliki perhatian terhadap suatu
perhatian, aktif berbuat, dan memiliki obyek tersebut.
ketertarikan untuk mempelajari keahlian c. Perasaan Senang. Yaitu aspek yang
khusus sebagai tenaga pendidik atau pengajar berhubungan erat dengan terciptanya minat
maupun hal-hal lain yang terkait dengan seseorang. Tanpa adanya perasaaan senang
pekerjaan sebagai guru. terhadap sesuatu obyek, sulit untuk
Minat terhadap sesuatu perlu dipelajari membangun suatu minat pada diri individu.
dan akan mempengaruhi belajar selanjutnya d. Kemauan. Yaitu dorongan yang terarah
serta mempengaruhi penerimaan minat-minat terhadap suatu tujuan serta dikendalikan
baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan oleh akal pikiran. Dengan adanya kemauan
hasil dari proses belajar dan mendukung belajar dalam diri individu, maka akan
selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu mengakibatkan timbulnya perhatian
tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat terhadap suatu obyek, sehingga muncul
mempelajari sesuatu, tapi asumsi umum minat.
menyatakan bahwa minat akan membantu

642 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

Ekspresi minat dapat diketahui melalui dari minat, dapat diperbaiki secara relatif
suatu pernyataan dan aktivitas yang mudah ketika seorang individu bertambah
menunjukkan seseorang lebih menyukai dewasa. Sedangkan merubah aspek afektif
sesuatu daripada yang lain. Hurlock (2000) minat seorang individu lebih sulit.
menyebutkan bahwa minat adalah sumber Menurut Lamb dan Arnold (dalam
motivasi yang mendorong seseorang Rahim, 2005), ada beberapa faktor yang
melakukan apa yang diinginkannya. Minat mempengaruhi minat, yaitu :
individu terhadap suatu objek mengandung a. Faktor fisiologis
aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik,
berkaitan dengan konsep bidang yang diminati, pertimbangan neurologis, dan jenis
diperoleh dari pengalaman di rumah, sekolah kelamin. Kelelahan merupakan kondisi
dan masyarakat (lingkungan sosial). Sedangkan yang tidak menguntungkan bagi seseorang
aspek afektif minat dinyatakan dalam sikap (guru) untuk melakukan atau melaksanakan
terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat dari proses belajar-mengajar.
pengalaman pribadi serta sikap orang-orang b. Faktor intelektual
sekitarnya. Intelegensi itu sendiri menurut Henmon
Selanjutnya Hurlock (2000) menjelaskan (dalam Azwar, 1996) terdiri atas dua
bahwa meskipun kedua aspek tersebut sama macam faktor, yaitu: kemampuan untuk
pentingnya, tapi aspek afektif mempunyai memperoleh pengetahuan dan pengetahuan
peran yang lebih penting dari aspek kognitif. yang telah diperoleh.
Hal ini disebabkan: (1) aspek afektif lebih c. Faktor lingkungan
besar peranannya dalam memotivasi tindakan Faktor lingkungan meliputi :
daripada aspek kognitif. Perasaan yang 1) Faktor latar belakang dan pengalaman
menyenangkan akan memperkuat minat individu di rumah
individu. Sebaliknya, perasaan yang tidak Lingkungan dapat membentuk pribadi,
menyenangkan akan melemahkan minat sikap, nilai, dan kemampuan bahasa
individu. Perasaan itu mengakibatkan individu. Kondisi di rumah
kebosanan disertai pengaruh yang mempengaruhi pribadi dan penyesuaian
memperlemah motivasi yang menganggu diri individu dalam masyarakat.
penyesuaian diri. (2) aspek afektif yang sudah Kondisi itu pada gilirannya dapat
terbentuk cenderung tahan terhadap perubahan membantu individu, atau menghalangi
dibandingkan aspek kognitif. Informasi yang individu dalam beraktifitas. Individu
tidak tepat tentang suatu hal yang berkaitan yang tinggal dalam rumah tangga yang
dengan minat, yang merupakan aspek kognitif harmonis, rumah yang penuh dengan

JURNAL PSIKOLOGI 643


YULIANI & PRATITIS

cinta kasih dan mempersiapkan seorang harus mempelajari dan mempraktekkan


individu dengan harga diri yang tinggi, pengajaran dengan minat dan
maka tidak akan menemukan kendala pengalaman individu, sehingga individu
yang berarti. memahami belajar itu sendiri sebagai
2) Faktor sosial ekonomi suatu kebutuhan.
Faktor sosio ekonomi, orang tua, dan 2) Kematangan sosial, ekonomi, emosi
lingkungan tetangga merupakan faktor dan penyesuaian diri
yang membentuk lingkungan rumah Individu yang lebih mudah mengontrol
individu. Beberapa penelitian emosinya, akan lebih mudah
memperlihatkan bahwa status sosio memusatkan perhatiannya pada
ekonomi individu mempengaruhi kegiatan yang sedang dilakukan,
kemampuan verbal individu. Semakin daripada individu yang mudah marah,
tinggi status sosio ekonomi individu menangis, dan bereaksi secara
maka semakin tinggi kemampuan berlebihan, atau menarik diri akan
verbal individu. Misalnya, guru yang mendapat kesulitan dalam melakukan
mendapat pelatihan dan contoh bahasa aktifitas mengajar. Individu yang
yang baik dari orang lain akan kurang percaya diri, tidak akan bisa
mendukung perkembangan bahasa dan mengerjakan tugas yang diberikan
intelegensi guru. Begitu pula dengan kepadanya, walaupun tugas itu sesuai
kemampuan mengajar individu. dengan kemampuannnya. Mereka akan
Individu yang memberikan banyak sangat bergantung kepada orang lain
kesempatan mengajar, dalam sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan
lingkungan yang penuh dengan secara mandiri.
hubungan antar individu yang baik akan Semangat Kerja
mempunyai kemampuan hubungan Seorang guru yang memiliki semangat
yang baik pula. kerja yang tinggi, maka akan mempunyai
d. Faktor psikologis kesediaan perasaan untuk melakukan pekerjaan
Faktor psikologis ini juga mencakup dengan lebih cepat untuk mencapai hasil yang
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut: lebih baik. Nitisemito (1992) mengatakan
1) Motivasi bahwa semangat kerja adalah melakukan
Motivasi adalah faktor kunci dalam pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan
mengajar. Kunci motivasi itu demikian pekerjaan akan diharapkan lebih
sederhana, tetapi tidak mudah untuk cepat dan lebih baik. Semangat kerja adalah
mencapainya. Kuncinya adalah guru suatu kegiatan dalam melaksanakan pekerjaan

644 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

secara cepat dan lebih baik menyelesaikan datang dan pulang tepat waktu, sehingga
suatu kegiatan. Alexander Leigton seperti pekerjaan tidak tertunda. Ketidakhadiran
dikutip oleh Moekijat (1989) mengatakan seorang guru akan berpengaruh terhadap
bahwa semangat kerja adalah kemampuan produktivitas kerja, sehingga sekolah tidak bisa
sekelompok orang untuk bekerjasama dengan mancapai tujuan secara optimal. Presensi atau
giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan kehadiran guru dapat diukur melalui kehadiran
bersama. guru di tempat kerja, ketepatan guru datang
Semangat kerja merupakan perasaan atau pulang kerja, dan kehadiran guru apabila
yang memungkinkan seseorang bekerja untuk mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan
menghasilkan yang lebih banyak dan lebih baik atau acara di sekolah.
(Hasley, 1992). Semangat kerja merupakan b. Disiplin Kerja
suatu sikap individu atau kelompok terhadap Disiplin kerja merupakan ketaatan
kesukarelaannya untuk bekerjasama agar seorang guru terhadap suatu peraturan yang
mencurahkan kemampuannya secara berlaku di sekolah yang dilakukan atas dasar
menyeluruh (Westra, 1988). kesadaran, bukan karena adanya paksaan
Berdasarkan uraian di atas dapat (Wursanto, 1985). Disiplin merupakan suatu
disimpulkan semangat kerja merupakan sikap kekuasaan yang berkembang dalam
mental individu atau kelompok yang terdapat penyesuaian diri dengan sukarela kepada
dalam suatu organisasi yang menunjukkan rasa ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan
kegairahan dalam melaksanakan tugas atau nilai-nilai dari pekerja (Moekijat, 1997).
pekerjaan dan mendorong mereka untuk c. Kerjasama
bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Kerjasama merupakan tindakan konkret
Semangat kerja dapat diukur melalui seseorang dengan orang lain (Winardi, 1975).
presensi pegawai (guru) di tempat kerja, Kerjasama juga diartikan sebagai suatu sikap
tanggungjawabnya terhadap pekerjaan, disiplin dari individu maupun kelompok terhadap
kerja, kerjasama dengan pimpinan atau teman kesukarelaannya untuk bekerjasama agar dapat
sejawat dalam organisasi serta tingkat mencurahkan kemampuannya secara
produktivitas kerja (Hasley,1988). Unsur-unsur menyeluruh (Westra, 1980). Keberhasilan atau
semangat kerja sendiri dapat diamati melalui : kegagalan suatu organisasi tergantung pada
a. Presensi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jika
Presensi merupakan kehadiran pegawai diterapkan di dalam profesi guru maka untuk
(guru) yang berkenaan dengan tugas dan mengukur tingkat kerjasama tersebut
kewajibannya. Pada umumnya organisasi digunakan kriteria sebagai berikut:
(sekolah) selalu mengharapkan para guru

JURNAL PSIKOLOGI 645


YULIANI & PRATITIS

1) Kesadaran guru untuk bekerjasama dengan Produktivitas adalah rasio antara


atasan dan teman sejawat. produksi yang dapat dihasilkan dengan
2) Adanya kemauan untuk membantu teman keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan
guru yang mengalami kesulitan dalam untuk keperluan produk itu (Saksono, 1988).
melaksanakan pekerjaan. Produktivitas juga diartikan sebagai efisiensi
3) Adanya kemauan untuk memberi dan modal dan waktu yang digunakan untuk
menerima kritik serta saran dari orang lain. menghasilkan barang dan jasa (Ravianto,
4) Bagaimana tindakan seseorang guru apabila 1985).
mengalami kesulitan dalam melaksanakan Produktivitas kerja dipengaruhi oleh
pekerjaannya. beberapa faktor yang berhubungan dengan
d. Tanggung jawab tenaga kerja itu sendiri maupun faktor lain
Tanggung jawab merupakan kewajiban seperti ketrampilan, disiplin, sikap dan mental,
seseorang untuk melaksanakan segala sesuatu etika kerja, motivasi kerja, kesehatan,
yang diwajibkan kepadanya, dan jika terjadi penghasilan, jaminan sosial, lingkungan kerja,
kesalahan yang disebabkan karena manajemen dan berprestasi (Ravianto, 1985).
kelalaiannya, maka seseorang dapat dituntut, Jika diterapkan dalam profesi guru maka
dipersoalkan atau diberi sanksi. Tanggung tingkat produktivitas kerja guru dapat diukur
jawab merupakan keharusan pada seseorang melalui ketepatan penggunaan waktu dan hasil
yang melaksanakan kegiatan selayaknya apa kerja yang dicapai. Jadi produktivitas kerja
yang telah diwajibkan kepadanya guru adalah kemampuan seorang guru untuk
(Westra,1975). Jika diterapkan dalam profesi menghasilkan barang atau jasa dengan
guru maka tingkat tanggung jawab guru dapat menggunakan berbagai sumber produksi sesuai
diukur dengan hal-hal seperti : dengan mutu dan jangka waktu yang
1) Kesanggupan dalam melaksanakan ditentukan oleh sekolah.
perintah dan kesanggupan dalam bekerja. Setiap orang memiliki kecenderungan
2) Kemampuan menyelesaikan tugas dengan atau dorongan untuk mewujudkan potensi diri
tepat dan benar. atau kreativitasnya. Begitu pula dengan
3) Melaksanakan tugas atau perintah yang seseorang yang bekerja sebagai guru atau
diberikan dengan sebaik-baiknya. berprofesi sebagai pengajar. Ia akan berusaha
4) Mempunyai kesadaran bahwa pekerjaan mewujudkan apa yang menjadi harapan,
yang diberikan bukan hanya untuk keinginan, atau impiannya. Untuk itu
kepentingan sekolah, tetapi juga untuk diperlukan kondisi yang memungkinkan
kepentingan dirinya sendiri. individu tersebut mengembangkan potensinya.
e. Produktivitas Kerja Seperti mengupayakan lingkungan (kondisi

646 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

eksternal) yang dapat memupuk dorongan Bagi seorang yang berprofesi sebagai guru, ada
dalam diri individu. Selain itu dibutuhkan tiga faktor yang harus dicermati yaitu; Pertama,
media yang berfungsi sebagai pendorong atau guru harus memiliki minat terhadap profesi
memotivasi terwujudnya keinginan tersebut. guru. Seseorang dikatakan berminat terhadap
Dorongan ini merupakan motivasi primer sesuatu apabila ia merasa tertarik pada objek
untuk mengarahkan dan mencapai tujuan yang tertentu sepenuh jiwanya, dan ia akan
diharapkan. Misalnya seseorang yang ingin menerima obyek itu sebagai sesuatu yang
menjadi guru maka ia harus memiliki minat bermanfaat bagi dirinya (Winkel,2004).
terlebih dahulu terhadap objek (profesi guru) Menurut Damayanti (2005) minat
tersebut. memiliki empat aspek, yaitu: Kesadaran,
Seseorang yang berprofesi sebagai guru Perhatian, Perasaan senang, dan Kemauan.
tentu saja dia tidak boleh pasif dan tidak Seseorang memiliki minat terhadap suatu objek
memiliki kreativitas sama sekali. Sebab bisa bila ia memiliki kesadaran, perhatian,
dibayangkan jika seorang memiliki dua ciri kemauan, dan perasaan senang mengenai objek
tersebut, lantas bagaimana dia (guru) mampu yang dimaksud. Tanpa adanya perasaaan
menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada senang terhadap sesuatu obyek, sulit untuk
para siswa yang diajarnya. Begitu juga membangun suatu minat pada diri individu.
bagaimana kondisi siswa jika diajar oleh Dengan adanya kemauan dalam diri individu,
seorang guru yang tidak memiliki kreativitas maka akan mengakibatkan timbulnya perhatian
yang tinggi. terhadap suatu objek, sehingga muncul minat.
Untuk menjadi seorang guru, idealnya Ekspresi minat dapat diketahui melalui
harus memiliki minat terhadap profesi guru, pernyataan dan aktivitas yang ditunjukkan
memiliki semangat kerja yang tinggi dan seseorang. Hurlock (2000) menyebutkan
memiliki kreativitas yang tinggi pula, sehingga bahwa minat adalah sumber motivasi yang
proses belajar mengajar akan berlangsung mendorong seseorang melakukan apa yang
dengan baik dan menyenangkan. Syarat-syarat diinginkannya. Minat individu terhadap suatu
tersebut mutlak dibutuhkan oleh seorang guru. objek mengandung aspek kognitif dan afektif.
Namun untuk mencapai hal itu dibutuhkan Aspek kognitif berkaitan dengan konsep
adanya dorongan dalam diri individu (motivasi bidang yang diminati, diperoleh dari
intrinsik) dan dorongan dari lingkungan pengalaman di rumah, sekolah dan masyarakat
(motivasi ekstrinsik). (lingkungan sosial). Sedangkan aspek afektif
Minat, semangat dan kreativitas memang minat dinyatakan dalam sikap terhadap
tidak dapat dipaksakan, tetapi harus kegiatan yang ditimbulkan minat dari
dimungkinkan untuk tumbuh dan berkembang.

JURNAL PSIKOLOGI 647


YULIANI & PRATITIS

pengalaman pribadi serta sikap orang-orang kesukarelaannya untuk bekerjasama agar


sekitarnya. mencurahkan kemampuannya secara
Jadi minat pada profesi guru adalah menyeluruh (Westra, 1988; Alexander Leigton
kecenderungan perasaan senang yang ada pada dalam Moekijat,1989).
diri seseorang, sehingga ia memberikan Jadi semangat kerja adalah sikap mental
perhatian, aktif berbuat, dan memiliki individu atau kelompok guru yang terdapat
ketertarikan untuk mempelajari keahlian dalam suatu organisasi (sekolah) yang
khusus sebagai tenaga pendidik atau pengajar menunjukkan rasa kegairahan dalam
maupun hal-hal lain yang terkait dengan melaksanakan tugas atau pekerjaan dan
pekerjaan sebagai guru. mendorong mereka untuk bekerja secara lebih
Guru juga harus memiliki semangat kerja baik dan lebih produktif.
yang tinggi. Seorang guru yang memiliki Guru harus memiliki kreativitas yang
semangat kerja yang tinggi, maka akan tinggi. Seseorang dikatakan kreatif apabila
mempunyai kesediaan perasaan untuk dalam interaksinya dengan lingkungan ciri-ciri
melakukan pekerjaan dengan lebih cepat untuk dari kreativitas tersebut mendominasi dalam
mencapai hasil yang lebih baik. Semangat kerja aktivitas kehidupannya, dan melakukan
adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat segalanya dengan cara-cara yang unik. Semua
sehingga pekerjaan akan dapat diselesaikan ciri-ciri tersebut secara konstruktif dapat
lebih cepat, lebih banyak dan lebih baik dimunculkan dalam diri setiap individu.
(Nitisemito, 1992; Hasley, 1992). Semangat Berdasarkan uraian di atas maka dapat
kerja adalah kemampuan sekelompok orang disampaikan kerangka pemikiran penelitian ini
untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuen seperti tampak pada Gambar 1.
dalam mengejar tujuan bersama,

Minat pada profesi


guru (X1)

Kreativitas Guru
Semangat Kerja (Y)
(X2)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

648 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

Berdasarkan pada beberapa konsep mengambil semuanya sebagai sampel


yang telah dijelaskan di atas, maka dapat penelitian. Namun setelah penyebaran skala,
dikemukakan hipotesis penelitian ini sebagai data yang kembali hanya 96 subyek saja.
berikut : Dalam penelitian ini hanya ada tiga
1. Ada hubungan yang signifikan antara Minat macam variabel, yaitu variabel terikat
pada profesi guru dan Semangat kerja (Dependent Variable) yaitu: Kreativitas guru
dengan Kreativitas guru Taman Kanak- (Y), dan variabel bebas (Independent Variable)
kanak. yang terdiri atas: variabel Minat pada profesi
2. Ada hubungan yang signifikan antara Minat guru (X1) dan variabel Semangat kerja (X2).
pada profesi guru dengan Kreativitas guru Analisis data dilakukan untuk
Taman Kanak-kanak. mengetahui derajat atau keeratan hubungan
3. Ada hubungan yang signifikan antara antara ketiga variabel dalam penelitian ini yaitu
Semangat kerja dengan Kreativitas guru Minat pada profesi guru (X1), Semangat kerja
Taman Kanak-kanak. (X2) dan Kreativitas guru. Untuk mengetahui
derajat hubungan variabel-variabel tersebut
Metodologi Penelitian digunakan koefisien korelasi pearson product
Populasi adalah seluruh obyek penelitian moment. Untuk mengetahui bentuk hubungan
yang ingin diketahui besaran karakteristiknya. antara variabel maka dilakukan uji statistik
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yaitu analisis regresi (anareg).
kuantitatif di mana populasinya adalah para
guru Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) se- Hasil Penelitian
Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri Analisis data dilakukan untuk
yang berjumlah 108 orang mengetahui derajat atau keeratan hubungan
Sampel merupakan sebagian obyek antara ketiga variabel dalam penelitian ini yaitu
populasi yang memiliki karakteristik yang Minat pada profesi guru (X1), Semangat kerja
sama dengan karakteristik populasi. Menurut (X2) dan Kreativitas guru (Y). Untuk
Arikunto (2002) jika subyeknya kurang dari mengetahui derajat hubungan variabel-variabel
100, lebih baik diambil semuanya sehingga tersebut digunakan koefisien korelasi pearson
penelitiannya disebut penelitian populasi. Jika product moment. Untuk mengetahui bentuk
jumlah subyek lebih besar dari 100 maka dapat hubungan antara variabel maka dilakukan uji
diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih. statistik yaitu analisis regresi (anareg).
Dalam penelitian ini karena jumlah populasi Hasil olah statistik menggunakan SPSS
108 orang, maka peneliti memutuskan untuk 16 for Windows melalui program Analisa

JURNAL PSIKOLOGI 647


YULIANI & PRATITIS

Regresi untuk menguji korelasi antara variabel dengan Kreativitas adalah signifikan. Artinya,
Minat pada Profesi Guru dan Semangat Kerja hipotesis penelitian yang berbunyi : “Ada
dengan Kreativitas terhadap 96 sampel hubungan antara Minat pada Profesi Guru dan
penelitian, menunjukkan harga F = 31,170 pada Semangat Kerja dengan Kreativitas” dapat
p = 0,000 (p < 0,05) sehingga dapat ditarik diterima. Hasil selengkapnya dapat dilihat dari
kesimpulan bahwa korelasi antara variabel hasil uji anova sebagai berikut :
Minat pada Profesi Guru dan Semangat Kerja

Hasil Uji ANOVA

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressio 741.207 2 370.604 31.170 .000a
n
Residual 1105.751 93 11.890
Total 1846.958 95
a. Predictors: (Constant), SEMANGAT, MINAT
b. Dependent Variable: KREATIVITAS
Analisis regresi juga menunjukkan harga signifikan. Oleh karenanya hipotesis penelitian
koefisien korelasi lugas rx1y = 0,170 pada p = ini yang berbunyi : “Ada korelasi positif antara
0,020 (p < 0,05) pada korelasi antara variabel variabel Semangat Kerja dan Kreativitas”,
Minat pada Profesi Guru dengan variabel dapat diterima. Sehingga asumsi peneliti
Kreativitas. Artinya, variabel Minat pada bahwa semakin tinggi semangat kerja
Profesi Guru berkorelasi positif dan signifikan seseorang, maka semakin tinggi kreativitasnya
dengan variabel Kreativitas. Maka hipotesis adalah terbukti.
penelitian ini yang berbunyi : “Ada hubungan Dengan melihat harga R2 dari hasil
positif antara Minat pada Profesi Guru dengan analisis regresi dapat disimpulkan bahwa kedua
Kreativitas”, dapat diterima. Sehingga asumsi variabel Minat pada Profesi Guru dan
peneliti bahwa semakin tinggi Minat pada Semangat Kerja memberikan sumbangan
Profesi Guru maka semakin tinggi Kreativitas efektif sebesar 40,1% terhadap variabel y
adalah terbukti. (Kreativitas). Artinya, ada banyak variabel lain
Sementara harga koefisien korelasi lugas (59,9%) yang lebih berpengaruh pada variabel
rx2y = 0,081 pada p = 0,167 (p < 0,05) yang Kreativitas selain kedua variabel x yang diteliti
berarti antara variabel Semangat Kerja dan dalam penelitian ini.
Kreativitas terdapat korelasi positif yang

648 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

Hasil lain dari analisa regresi adalah jasa berdasarkan ilmu pengetahuan dan hanya
koefisien Bheta / β sebesar 17,566 dan dipahami oleh orang-orang tertentu yang secara
koefisien X1 sebesar 0,155, serta koefisien X2 sistematik diformulasikan dan diterapkan untuk
sebesar 0,215 yang dipakai sebagai dasar memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu
penentuan garis regresi. contoh profesi itu adalah profesi guru TK.
Seseorang dikatakan memiliki minat jika
Pembahasan seseorang tersebut menunjukkan sikapnya atau
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang perhatiannya terhadap obyek tertentu. Winkel
dilakukan dengan uji secara parsial (uji t) dan (2004) berpendapat bahwa minat adalah
uji serentak (uji F) menunjukkan adanya hasil kecenderungan subyek yang menetap untuk
model yang cukup baik, jika digunakan untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok
fungsi prediksi. Hal ini berarti kemampuan bahasan tertentu dan merasa senang
model dalam menjelaskan hubungan-hubungan mempelajari materi itu. Minat sangat besar
yang ditentukan cukup baik. pengaruhnya terhadap kreativitas seseorang.
Pada penelitian ini variabel Minat pada Sebab dengan adanya minat maka seseorang
Profesi Guru dengan variabel Kreativitas akan melakukan sesuatu yang lebih baik, lebih
ditemukan berkorelasi positif dan signifikan. bagus dan lebih dari pada umumnya.
Artinya hipotesis pertama penelitian ini yang Kreativitas adalah proses adanya sesuatu
berbunyi : “Ada hubungan positif antara Minat yang baru, apakah itu gagasan atau benda
pada Profesi Guru dengan Kreativitas”, dapat dalam bentuk atau rangkaian yang baru
diterima. Sehingga asumsi peneliti bahwa dihasilkan. Menurut Santrock (2007),
semakin tinggi Minat pada Profesi Guru maka kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir
semakin tinggi Kreativitas adalah terbukti. dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta
Minat merupakan suatu hal yang menghasilkan pemecahan masalah yang unik.
mendasari seseorang menentukan pilihan untuk Sedangkan menurut Perkins (1988) kreativitas
menekuni suatu kegiatan atau profesi. Sebagai merupakan suatu hasil kreatif yaitu suatu hasil
kata benda, profesi berarti pekerjaan yang yang baru dan layak, sehingga seseorang
dilandasi pengetahuan atau pendidikan tertentu. dengan kreativitas adalah seseorang yang
Sebagai kata sifat, profesi atau disebut sebagai hampir secara rutin menghasilkan sesuatu yang
profesional berarti berkenaan dengan suatu kreatif.
pekerjaan yang memerlukan kepandaian Kreativitas juga merupakan kemampuan
khusus untuk melaksanakannya (Tim Prima untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang
Pena, tanpa tahun). Suatu profesi menyajikan luar biasa, yang tidak lazim yang memadukan

JURNAL PSIKOLOGI 649


YULIANI & PRATITIS

informasi yang sepertinya tidak berhubungan dan motivasi terhadap prestasi belajar sebesar
dan mencetuskan solusi-solusi baru atau ide- 55,8% berarti memiliki kontribusi positif.
ide yang menunjukkan kelancaran, kelenturan Sedangkan dalam penelitian di atas sumbangan
dan orisinil dalam berpikir (Munandar, 1999). efektif minat pada profesi guru terhadap
Pada umumnya hampir setiap orang memiliki kreativitas guru sebesar 37,5% menunjukkan
kreativitas yang tinggi pada masa kanak-kanak, angka yang relatif baik.
tapi hanya sedikit yang mampu Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
mempertahankan sampai usia dewasa. Semangat Kerja dan Kreativitas terdapat
Penelitian di atas tampaknya mendukung korelasi positif yang signifikan. Oleh
penelitian tentang minat yang pernah dilakukan karenanya hipotesis kedua penelitian ini yang
oleh Suharti (2005). Hipotesis yang berbunyi : “Ada korelasi positif antara variabel
menyatakan ada hubungan positif antara minat Semangat Kerja dan Kreativitas”, dapat
pada profesi sebagai pendidik dan motivasi diterima. Sehingga asumsi peneliti bahwa
menjadi pendidik dengan kepuasan sebagai semakin tinggi semangat kerja seseorang, maka
pendidik yang dalam penelitian Suharti semakin tinggi kreativitasnya adalah terbukti.
menunjukkan ada hubungan yang sangat Hasil penelitian ini mendukung
signifikan antara minat terhadap profesi penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahayu
pendidik dan motivasi menjadi pendidik (2005) bahwa hipotesa yang menyatakan ada
dengan kepuasan kerja sebagai pendidik pengaruh antara variabel kualitas pelayanan
tampaknya tidak jauh berbeda dengan hasil dan semangat kerja pegawai terhadap kepuasan
penelitian di atas. Korelasi antara minat masyarakat dapat diterima. Hasil penelitian
terhadap profesi pendidik dengan kepuasan Rahayu menunjukkan bahwa semangat kerja
sebagai pendidik sangat signifikan maupun memiliki pengaruh yang lebih dominan
korelasi yang signifikan antara minat pada dibandingkan dengan kualitas pelayanan.
profesi guru dengan kreativitas guru TK. Sedangkan dalam penelitian di atas sumbangan
Penelitian di atas senada dengan efektif semangat kerja terhadap kreativitas guru
penelitian Sujatmiko (2009) yang meneliti sebesar 45,1% menunjukkan angka yang relatif
tentang kontribusi minat dan motivasi terhadap baik, masih lebih baik dari pada variabel minat.
prestasi belajar mahasiswa prodi D III Penelitian ini juga mendukung penelitian
Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk. yang dilakukan Sari (2006), yang menyatakan
Bahwa minat memiliki kontribusi yang bahwa hasil analisis deskriptif semangat kerja
signifikan terhadap IPK dan memiliki pengaruh karyawan termasuk kategori baik (71,91%).
relatif kuat 44,44%. Besarnya kontribusi minat Hasil analisis menunjukkan ada hubungan

650 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

antara motivasi kerja dengan semangat kerja mengubah posisi tempat duduk mereka setiap
karyawan di toko Buku Gramedia Semarang. seminggu sekali.
Pengaruh yang diberikan oleh motivasi kerja Penelitian yang sama tentang kreativitas
terhadap semangat kerja karyawan sebesar guru juga dilakukan oleh Khotimah (2007).
33,11%. Hasil analisis deskriptif prosentase
Dalam penelitian ini juga ditemukan menunjukkan bahwa variabel kreativitas guru
bahwa Minat pada Profesi Guru dan Semangat dalam proses belajar mengajar termasuk dalam
Kerja dengan Kreativitas adalah signifikan. kategori kreatif dengan persentase sebesar
Artinya, hipotesis penelitian yang berbunyi : 69,57%, fasilitas belajar dalam kategori
“Ada hubungan antara Minat pada Profesi lengkap dengan persentase 54,35%, hasil
Guru dan Semangat Kerja dengan Kreativitas” belajar mata pelajaran produktif dalam kategori
dapat diterima. tuntas dengan persentase 63,04%. Hasil
Kreativitas guru pernah diteliti oleh analisis regresi menunjukkan bahwa kreativitas
Zamroni (2010) yang menyimpulkan bahwa: a) guru dalam proses belajar mengajar
Proses pembelajaran dilakukan dengan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
beberapa langkah kreativitas guru seperti: belajar mata pelajaran produktif sebesar
dalam penyampaian materi guru menggunakan 13,84%, fasilitas belajar berpengaruh secara
bahasa Inggris yang disesuaikan dengan signifikan terhadap mata pelajaran produktif
materinya, dengan mengelola kelas, yaitu sebesar 6,15%. Secara simultan kreativitas
mengubah-ubah tempat duduk siswa secara guru dalam proses belajar mengajar dan
berkala dan menggunakan media elektronik fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil
dengan memutar CD yang disesuaikan dengan belajar mata pelajaran produktif sebesar 36,6%.
materi pelajaran. b) Faktor-faktor yang Jadi secara parsial maupun simultan kreativitas
mempengaruhi pembelajaran Pendidikan guru dalam proses belajar mengajar dan
Agama Islam (PAI) disebabkan antara lain fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil
karena latar belakang siswa yang berbeda-beda belajar mata pelajaran produktif.
lulusannya, dan solusi yang dipakai oleh guru Sedangkan variabel Minat pada Profesi
dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Guru dan Semangat Kerja memberikan
c) Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam sumbangan efektif sebesar 40,1% terhadap
belajar membaca Al-Quran, guru memberikan Kreativitas guru. Sehingga kreativitas guru
solusi agar antar siswa saling membantu dalam juga dipengaruhi oleh faktor minat dan
bentuk kelompok diskusi. d) Siswa ramai semangat kerja guru cukup besar, meskipun
sendiri dengan temannya sebangku, maka guru ada faktor lain yang tidak termasuk dalam

JURNAL PSIKOLOGI 651


YULIANI & PRATITIS

penelitian ini diduga dapat berpengaruh atau minat. Minat pada profesi guru dan
mempengaruhi kreativitas guru yaitu sebesar kreativitas guru TK merupakan dua hal yang
59,9%. Jadi untuk menumbuhkembangkan erat hubungannya. Penelitian ini
kreativitas guru perlu adanya dukungan dan menyimpukan bahwa Minat pada Profesi
penciptaan suasana kondusif di lingkungan Guru dan Kreativitas guru TK di Kecamatan
para guru. Karena kreativitas guru bukanlah Gampengrejo Kabupaten Kediri berkorelasi
faktor yang berdiri sendiri tetapi membutuhkan positif dan signifikan, sehingga hipotesis
faktor lain yang turut mempengaruhinya. penelitian yang berbunyi : Ada hubungan
Keterlibatan faktor lain inilah yang senantiasa positif antara variabel Minat pada Profesi
perlu dicari dan digali, sehingga bukan hanya Guru dengan Kreativitas, dapat diterima.
faktor minat saja atau semangat saja. Masih Sehingga asumsi peneliti bahwa semakin
banyak faktor diluar keduanya yang secara tinggi Minat pada Profesi Guru maka
empiris turut memberikan kontribusi terhadap semakin tinggi Kreativitas adalah terbukti.
munculnya kreativitas guru di mana saja dan 2. Guru TK harus memiliki semangat kerja
kapan saja. yang tinggi dalam bekerja dan mengajar.
Semangat kerja seorang guru TK akan
Simpulan tumbuh dengan sendirinya jika setiap guru
1. Guru yang kreatif dan kreativitas guru berusaha memiliki dan mengembangkan
merupakan dua hal penting dalam dunia kemampuan dirinya dengan baik. Semangat
pendidikan Taman Kanak-kanak (TK). kerja yang tinggi akan mendorong seseorang
Keberadaan guru juga sangat penting dalam untuk selalu berpikir keras mencapai tujuan
rangka menyiapkan dan mendorong anak yang diharapkan. Berpikir keras dalam arti
peserta didik menjadi anak yang cerdas dan mau dan berusaha mencari dan menemukan
kreatif. Kreativitas adalah proses sebagai cara-cara untuk mencapai tujuan. Cara-cara
usaha manusia untuk membangun dirinya yang cerdas dan unik atau tidak lazim inilah
dalam berbagai aspek kehidupan. yang disebut berpikir kreatif. Sehingga
Kreativitas akan memunculkan sesuatu atau kreativitas dapat dipacu lebih cepat apabila
karya yang baru meskipun tanpa adanya seseorang telah memiliki minat terhadap
contoh sebelumnya dimana karya tersebut suatu obyek dan kemudian didorong adanya
pada akhirnya bisa diterima oleh komunitas semangat kerja untuk mencapai tujuan yang
tertentu dan diakui oleh mereka sebagai diharapkan. Dalam penelitian ini
sesuatu yang bermanfaat. Untuk memicu disimpulkan bahwa semangat kerja dan
kreativitas tersebut harus ada yang namanya kreativitas guru TK di Kecamatan

652 JURNAL PSIKOLOGI


MINAT PADA PROFESI GURU, SEMANGAT KERJA DAN KREATIVITAS GURU

Gampengrejo Kabupaten Kediri berkorelasi Craft, Ana. (2005). Membangun Kreativitas


Anak. Depok: Insani Press.
positif dan signifikan. Sehingga hipotesis
Hasibuan, JJ (1996). Proses Belajar Mengajar.
penelitian yang berbunyi : Ada hubungan Bandung: Remaja Karya.
positif antara variabel Semangat Kerja Hasley, George D. (2003). Supervising People
dengan Kreativitas, dapat diterima. (Terjemahan). Jakarta: Rineka Cipta.
Sehingga asumsi peneliti bahwa semakin Hastuti, Umayah Dwi (2009). Hubungan
Antara Kreativitas dan Interaksi Guru
tinggi semangat kerja seseorang, maka Pada Anak Didik Dengan Keefektifan
semakin tinggi kreativitasnya adalah Belajar di Taman Kanak-Kanak. Tesis.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah
terbukti. Surakarta.
3. Baik minat pada profesi maupun semangat Hurlock, Elizabeth B. (1996). Psikologi
kerja merupakan dua hal yang dapat memicu Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
adanya kreativitas guru maka keduanya Erlangga.
sangat positif berperan dalam mendongkrak Jainudin (2000). Hubungan Antara Minat Pada
kreativitas guru. Dalam penelitian ini faktor Profesi Dengan Motivasi Mengikuti PBM
di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel
minat pada profesi guru dan semangat kerja Surabaya. Tesis Program Pascasarjana
berpengaruh terhadap kreativitas guru TK di Untag Surabaya.

Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri. Jawwad, Abdul Ahmad (2002).


Mengembangkan Inovasi dan Kreativitas
Kedua variabel itu mempengaruhi variabel Berpikir. Bandung: Syamil Cipta Media.
kreativitas secara signifikan. Artinya, Khotimah, Khusnul (2007). Pengaruh
Kreativitas Guru Dalam Proses Belajar
hipotesis penelitian yang berbunyi : Ada
Mengajar dan Fasilitas Belajar
hubungan antara Minat pada Profesi Guru Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Produktif Siswa Kelas II Jurusan
dan Semangat Kerja dengan Kreativitas,
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2
dapat diterima. Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006.
Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Semarang.
Kepustakaan Mangunhardjana, A.M. (1986).
Mengembangkan Kreativitas.
Ancok, Djamaludin (1986). Motivasi Sebagai Yogyakarta: Kanisius.
Penggerak Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Biro Pelayanan Jasa Moekijat (1989). Manajemen Personalia.
Psikologi Validita. Bandung: Alumni.

Akbar, R.Hawadi, Mardi W. (2001). Munandar, Utami. (2009). Pengembangan


Kreativitas. Jakarta: Gramedia – Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Widiasarana Indonesia. Rineka Cipta.

Basuki, A. (2005). Potensi Kreativitas Dalam Munandar, Ashar Sunyoto. (2001). Psikologi
Menghadapi Krisis Sosial Budaya. Industri dan Organisasi. Jakarta:
Jakarta: Gramedia. Universitas Indonesia.

JURNAL PSIKOLOGI 653


YULIANI & PRATITIS

Nitisemito, Alex S. (1996). Manajemen Simamora, Henry (2006). Manajemen Sumber


Personalia (MSDM). Jakarta: Ghalia Daya Manusia. Yogyakarta : STIE
Indonesia. YKPN.
Notoatmodjo, Soekidjo (2009). Pengembangan Slameto (1991). Belajar dan Faktor-faktor
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. Cipta.
Perkin, E.J. (1988). Kreativitas Dalam Starko, A.J. (1995). Creativity in the
Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Classroom. New York: Longman.
Prawirosentono, Suryadi (1999). Kebijakan Sugiyono (2008). Metode Penelitian Bisnis.
Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Bandung: Alfabeta.
Organisasi Kompetitif Menjelang
Suharti (2005). Hubungan Antara Minat Pada
Perdagangan Bebas. Yogyakarta: BPFE Profesi dan Motivasi Kerja Dengan
UGM. Kepuasan Kerja Guru Sebagai Pendidik.
Rahayu, Anita (2005). Pengaruh Kualitas Tesis. Surabaya: Magister Psikologi
Pelayanan dan Semangat Kerja Pegawai Pasca Sarjana Untag Surabaya.
terhadap Kepuasan Masyarakat yang Sujatmiko (2009). Kontribusi Minat dan
Dilayani Pada Kantor Kecamatan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Rembang Kabupaten Rembang. Skripsi. Mahasiswa Prodi D III Keperawatan
Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Jurusan STIKes Satria Bhakti Nganjuk. Tesis
Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Program Pascasarjana Universitas
Ravianto, J. (1985). Produktifitas dan Sebelas Maret Surakarta.
Manajemen. Yogyakarta: UGM Press. Syah, Muhibbin (2000). Psikologi Pendidikan
Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan. Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Remaja Rosdakarya.
Sardiman A.M. (1988). Interaksi dan Motivasi Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Tentang Guru dan Dosen.
Sari, Dety Novita (2006). Pengaruh Motivasi Zamroni, Mohamad (2010). Kreativitas Guru
Terhadap Semangat Kerja Karyawan Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan
pada Toko Buku Gramedia Semarang Agama Islam (PAI) di SMK Barunawati
Tahun 2005. Skripsi. Jurusan Ekonomi. Surabaya. Tesis. Surabaya: IAIN Sunan
Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Ampel Surabaya.
Semarang. Zulkarnain (2002). Hubungan Kontrol Diri
Sedarmayanti (2004). Pengembangan dan Kreativitas Pekerja. Tesis. Medan:
Kepribadian Pegawai. Bandung : Prodi Psikologi Fak.Kedokteran
Mandar Maju. Universitas Sumatera Utara.
Siagian, Sondang P, (2004). Teori Motivasi
dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

654 JURNAL PSIKOLOGI

You might also like