You are on page 1of 21

PENGARUH KONDISI EKONOMI ORANG TUA TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD INPRES 34


RAWANG DESA ADOLANG KECAMATAN PAMBOANG

Nurwahida
NIM: 10156122017

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Kata pendidikan berasal dari kata “mendidik” dengan awalan “pe” dan

akhiran “kan” yang berarti “tindakan” (hal, cara, dan sebagainya). Istilah

pendidikan awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu “paedagogie” yang berarti

bimbingan atau pengajaran yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian

diterjemahkan ke dalam bahasa inggris sebagai “education” yang berarti

pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab, istilah ini sering

diterjemahkan sebagai “Tarbiyah” yang berarti pendidikan.1 Pendidikan itu

sendiri pada dasarnya adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi


seseorang dengan mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.

Pendidikan menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, bab I, pasal

I, tentang “Sistem Pendidikan Nasional”, bahwa pendidikan didefinisikan sebagai

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.2

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. 4; Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 1.
2
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Jakarta : Cemerlang,
2003), h. 17.

1
2

Pendidikan adalah proses belajar mengajar yang didalamnya terjadi

interaksi antara pendidik dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,

dimana peserta didik dalam interaksi tersebut diharapkan dapat mengembangkan

keterampilan dan gagasannya. Pendidikan itu sendiri dapat diperoleh melalui tiga

jalur yaitu jalur pendidikan formal, non-formal dan informal. Oleh karena itu,

pendidikan dapat diperoleh dari berbagai sumber diantaranya dengan cara belajar

sendiri, dari lingkungan, dari pendidik dan orang tua.3

Orang tualah yang membesarkan anak-anaknya sejak dini, sebelum

mereka belajar di lembaga pendidkan. Orang tua adalah pendidik pertama dan

terpenting bagi anak-anaknya. Sejak awal kelahiran, seseorang diberkahi dengan

ilmu pengetahuan oleh orang tuanya. Orang tua yang baik akan mengajarkan

anak-anak mereka hal-hal yang baik. Misalnya, memberi anak pengetahuan

tentang apa yang baik dan apa yang buruk sehingga mereka membutuhkan

perhatian orang tua. Oleh karena itu, rumah, sekolah, dan lingkungan memiliki

pengaruh yang besar terhadap perkembangan peserta didik.

Hubungan dalam keluarga yang hidup dalam status sosial ekonomi serba

cukup, akan kurang atau bahkan tidak mengalami tekanan-tekanan seperti dalam

memperoleh nafkah hidup yang memadai. Orang tua tidak merasa terbebani

dengan persoalan kebutuhan primer hidup, sehingga mereka dapat fokus

melanjutkan pendidikan anaknya.

Pada umumnya anak-anak dari keluarga menengah keatas lebih banyak

mendapatkan bimbingan yang layak dari orang tuanya, sedangkan anak-anak dari

keluarga yang kurang mampu secara ekonomi cenderung tidak mendapatkan

3
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), h.
286.
3

bimbingan yang cukup dari orangnya karena lebih memusatkan perhatiannya pada

bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.4

Selain itu, peserta didik dari latar belakang kelas menengah lebih

dilengkapi dengan fasilitas belajar seperti buku dan android berbeda dengan

peserta didik dari latar belakang keluarga berpenghasilan rendah. Hal ini

merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar seorang

peserta didik.

Motivasi berasal dari kata “motiv”. Oleh karena itu, motivasi dapat

diartikan sebagai kekuatan pendorong yang membuatnya aktif. Motivasi aktif

pada saat-saat tertentu, terutama ketika kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan

sanagat dirasakan. Motivasi juga dapat digambarkan sebagai rangkaian upaya

untuk menciptakan tertentu, agar seseorang mau atau ingin melakukan sesuatu,

dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau menghilangkan

perasaan tidak suka itu. Oleh karena itu motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari

luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.5

Motivasi belajar merupakan kekuatan yang menggerakkan dan

mengarahkan kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi belajar, peserta didik

akan berusaha mencari informasi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.6

Berdasarkan hasil observasi awal penulis di SD Inpres 34 Rawang, terkait

dengan kondisi ekonomi keluarga peserta didik dapat dilihat ketika peserta didik

tiba di sekolah rata-rata berjalan kaki dan tiba di sekolah tidak tepat waktu.

Sedangkan mengenai motivasi belajar peserta didik, saat proses pembelajaran

sedang berlangsung ada beberapa peserta didik yang suka keluar kelas lalu pergi
4
Sri Rejeki, Pengaruh Kondisi Ekonomi Keluarga, Motivasi Belajar, dan Gaya Bealajr
Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Skripsi Sarjan: Prodi Ekonomi BKK Administrasi Perkantoran,
FKIP Universitas Sebelas Maret: Surakarta, 2012), h. 1-2.
5
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 73-75.
6
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan, (Cet. I; Depok, PT RajaGrafindo Persada,
2021), hal. 65.
4

ke kantin, ada pula beberapa peserta didik yang sibuk dengan kegiatannya sendiri

ketika guru sedang menjelaskan, dan para peserta didik juga seringkali tidak

mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh ekonomi keluarga terhadap motivasi belajar peserta

didik di SD Inpres 34 Rawang Desa Adolang Kecamatan Pamboang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jelaskan di atas, maka yang

menjadi permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi ekonomi keluarga peserta didik SD Inpres 34

Rawang ?

2. Adakah pengaruh ekonomi keluarga terhadap motivasi belajar peserta

didik SD Inpres 34 Rawang?

C. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh ekonomi keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik

di SD Inpres 34 Rawang.

H1 : Ada pengaruh ekonomi keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik di SD

Inpres 34 Rawang

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan

Ekonomi keluarga merupakan suatu kajian yang mempelajari tentang

usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya melalui aktivitas-aktivitas yang

dilakukan oleh seseorang yang bertanggung jawab atas kebutuhan dan

kebahagiaan bagi kehidupannya.7

7
Megi Tindangen , Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, (Vol.20, No. 03 Tahun 2020), h. 82. (Diakses pada 16 September
5

Keluarga didefinisikan sebagai unit sosial terkecil yang dimiliki manusia

sebagai makhluk sosial dan dicirikan adanya kerjasama ekonomi. Fungsi keluarga

adalah mengasuh, mensosialisasi atau mendidik anak, menolong, melindungi dan

merawat orang tuanya.8

Kemudian adapun motivasi belajar merupakan kekuatan yang mendorong

dan mengarahkan kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi belajar, peserta didik

akan berusaha mencari informasi dan memecahkan tantangan yang diberikan. 9

Sehingga ruang lingkup pembahasan dari penelitian ini ialah pengaruh ekonomi

keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik di SD Inpres 34 Rawang Desa

Adolang Kecamatan Pamboang.

E. Kajian Pustaka

Kajian Pustaka Beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan

judul skripsi ini dan penulis jadikan dasar diantaranya:

1. Skripsi yang diteliti oleh Rini Darsini, mahasiswi program studi Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri

Syekh Nurjati Cirebon tahun 2012 yang berjudul “Pengaruh Ekonomi

Keluarga Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di MTs Mafatihul Huda

Padakaton Brebes”10. Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa pengaruh ekonomi keluarga siswa terhadap prestasi belajar siswa

di MTs Maftihul Huda Padakaton Brebes mempunyai pengaruh yang

sangat signifikan terhadap proses pembelajaran peserta didik.

Hubungan penelitian dengan yang diteliti oleh penulis yakni memiliki

persamaan pada variabel terikat ekonomi keluarga peserta didik,


8
M. Munandar Sulaeman, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung, PT: Refika Aditama, 2000), h.
115
9
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan, hal. 65.
10
Rini Darsini, Pengaruh Ekonomi Keluarga Sswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di
MTs Maftihul Huda Padakaton Brebes, (Skripsi Sarjana: Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon: 2012).
6

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel bebas yakni prestasi

belajar peserta didik, sedangkan yang dibahas oleh calon peneliti yaitu

motivasi belajar peserta didik.

2. Skripsi yang telah diteliti oleh Sri Rejeki, mahasiswa program studi

Ekonomi BKK Administrasi perkantoran FKIP Universitas sebelas

Maret tahun 2012 yang berjudul “Pengaruh Kondisi Ekonomi Keluarga,

Motivasi Belajar, dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa”. 11

Berdasarkan dari hasil penelitiannya dapat kita pahami bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara kondisi ekonomi keluarga, motivasi

belajar,dan gaya belajar terhadap hasil belajar peserta didik. Hubungan

penelitian yang akan diteliti oleh penulis dengan yang diteliti oleh Sri

Rejeki memiliki pesamaan pada variabel bebas yakni pengaruh kondisi

ekonomi keluarga dan memiliki perbedaan pada variabel bebas yang

diteliti oleh Sri Rejeki selain kondisi ekonomi keluarga dan motivasi

belajar juga meneliti gaya belajar sedangkan yang dibahas calon peneliti

berfokus pada pengaruh ekonomi keluarga. Perbedaan yang kedua yaitu

terletak pada variabel terikat yaitu hasil belajar sedangkan yang akan

dibahas calon peneliti yaitu motivasi belajar.

3. Skripsi yang telah diteliti oleh Muflihah, mahsiswa program studi

Pendidikan Agama Islam jurusan Tarbiyah dan Adab Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Parepare tahun 2017 yang berjudul “Pengaruh

Strategi Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Motivasi

Belajar Peseta Didik Kelas VIII MTs Al-Wasilah Lemo Di Desa

Kuajang Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar”. 12 Hubungan


11
Sri Rejiki, Pengaruh Kondisi Ekonomi Keluarga, Motivasi Belajar, dan Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Skripsi Sarjana: Prodi Ekonomi BKK Administrasi Perkantoran,
FKIP Universitas Sebelas Maret: Surakarta, 2012).
12
Muflihah, Pengaruh Strategi Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap
Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs Al-Wasilah Lemo Di Desa Kuajang Kecamatan
7

penelitian yang diteliti oleh penulis dengan yang diteliti oleh Muflihah

yakni memiliki persamaan pada variabel terikat yakni motivasi belajar

peserta didik, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel bebas

yakni strategi mengajar guru pendidikan agama Islam, sedangkan yang

dibahas calon peneliti yaitu kondisi ekonomi keluarga.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tercapainya penelitian ini

bertujuan menggali informasi tentang:

a. Mengetahui kondisi ekonomi keluarga peserta didik di SD Inpres 34

Rawang.

b. Mengetahui pengaruh kondisi ekonomi keluarga peserta didik

terhadap motivasi belajar peserta didik

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut:

a. Sebagai sumbangsih bagi dunia ilmu pendidikan sehingga dapat

memberikan masukan terhadap masalah pendidikan terutama hal-hal

yang berkaitan dengan motivasi belajar.

b. Eksploitasi akademik dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

daftar pustaka dan menjadi bacaan utama bagi individu yang

berkecimpung di dunia pendidikan.

c. Kegunaan bagi peneliti adalah hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai acuan untuk penelitian-penelitian pada mata pelajaran yang

sejenis atau berebeda guna dijadikan acuan ilmiah.

Binuang Kabupaten Polewali Mandar”, (Skripsi Sarjana: Jurusan Tarbiyah dan Adab Pendidikan
Agama Islam Parepare: 2017).
BAB II

TINJAUAN TEORTIS

A. Kondisi Ekonomi Keluarga

1. Pengertian Kondisi Ekonomi

Kondisi adalah situasi atau keadaan yang ada baik di luar maupun di dalam

diri seseorang. Sedangkan ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang

berarti rumah tangga atau keluarga dan “nomos” yang berarti aturan, akidah atau

pengelolaan. Jadi, dalam pengertian sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai

aturan, regulasi atau pengelolaan suatu rumah tangga.13

2. Pengertian Keluarga

Dalam bahasa Arab kata keluarga berasal dari kata ahlun, ahlunna yang

artinya ahli rumah atau keluarga.14 Pada darsarnya keluarga adalah unit sosial

terkecil yang terdiri dari orang-orang yang hidup dalam suatu rumah tangga yang

paling sedikit terdiri dari suami, istri, dan anak.15

Menurut George Murdock dalam bukunya Social Structure yang dikutip

oleh Ulfiah menguraikan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang

memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi

proses reproduksi.16

Dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan suatu unit sosial terkecil

dari masyarakat yang dimana anggotanya terdiri dari pria dan wanita degan ikatan

perkawinan yang sah dan didasari dengan cinta dan kasih sayang, saling

mengharagai sehingga mampu berkorban untuk kepentingan keluarga. Kemudian

13
Deli Arnov, Perkembanagan Pemikiran Ekonomi, (Cet. IV; Jakarta: Rajawali Pers,
2010), h. 2.
14
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989), h. 52.
15
Achamad Hufad, Keluarga dan Pendidikan, h. 2. (Diakses pada 13 September 2022
pukul 00:00).
16
Ulfah. Psikologi Keluarga, (Cet. I; Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 1.

9
10

dari hasil cinta dan kasih sayang mereka lahirlah anak yang melengkapi sebuah

keluarga. Jadi didalam suatu keluaraga terdapat seorang ayah, ibu serta anak yang

saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lain dan menghasilkan

bentuk-bentuk interaksi sosial antar sesama anggota.

3. Peran Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak untuk

membentuk kepribadian dan mencapai tugas-tugas perkembangannya. Oleh

karena itu, keluarga merupakan faktor terpenting dalam membentuk sikap dan

perilaku anak, baik dari segi kepribadian anak maupun sosial dan emosional

anak. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan

kepribadian anak. Pengasuhan dan pendidikan orang tua yang penuh kasih tentang

nilai-nilai kehidupan agama maupun sosial budaya yang merupakan faktor yang

sangat mendukung dalam mempersiapkan anak menjadi individu dan anggota

masyarakat yang baik.17

Mengacu pada makna keluarga dalam konteks sosiokultural Indonesia

pada khususnya, diketahui bahwa keluarga memiliki peran :

a. Sebagai persekutuan primer, yaitu hubungan antara anggota keluarga

bersifat mendasar dan eksklusif karena faktor ikatan biologis, ikatan

hukum karena adanya kebersamaan dalam mempertahankan

kehidupan.

b. Sebagai pemberi afeksi (kasih sayang) atas dasar ikatan biologis atau

ikatan hukum yang didorong oleh rasa kewajiban dan tanggung jawab.

c. Sebagai lembaga pembentukan yang disebabkan faktor anutan,

keyakinan, agama, nilai budaya, nilai moral, baik bersumber dari

dalam keluarga maupun dari luar.

17
Ulfah, Psikologi Keluarga, h. 5.
11

d. Sebagai lembaga pemenuhan kebutuhan, baik yang bersifat material

maupun mental spritual.

e. Sebagai lembaga partisipasi dari kelompok masyarakatnya, yaitu

berinteraksi dalam berbagai aktivitas, baik dengan keluarga lain,

masyarakat banyak maupun dengan lingkungan alam sekitarnya.18

B. Motivasi Belajar Peserta didik

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motiv”. Maka, motivasi dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motiv menjadi aktif pada saat-saat

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sanagat dirasakan.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau menghilangkan perasaan tidak

suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu

tumbuh di dalam diri seseorang.19

Menurut Binti Maunah motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau

pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak

utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang

diinginkannya sama ada secara negatif atau positif. Oleh itu, kita boleh definisikan

bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarah tujuan seseorang

dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif atau positif.20

18
Achamad Hufad, Keluarga dan Pendidikan, h. 11. (Diakses pada 13 September 2022
pukul 00:21).

19
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 73-75.
20
Binti Maunah, Psikologi Pendidikan,(Tulungagung: Lingkar Media Yogyakarta, 2014),
h. 99.
12

Motivasi belajar merupakan kekuatan yang menggerakkan dan

mengarahkan kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi belajar, peserta didik

akan berusaha mencari informasi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.21

Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan atau

penggerak yang mengarahkan peserta didik untuk selalu berusaha mendapatkan

apa yang menjadi tujuannya dalam kegiatan belajar.

2. Pengertian Peserta Didik

Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4

dinyatakan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangakan potensi diri melalui proser pembelajaran yang tersedia pada

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.22

Menurut Arikunto dalam kutipan Muhammad Rifa’i menyatakan bahwa

peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga

pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapatlah dipahami bahwa peserta

didik adalah seorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga

pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada

aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang

diselenggarakan.23

C. Kerangka Pikikir

Kerangka berpikir adalah sebuah model atau gambaran yang berupa

konsep yang didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara variabel yang satu

dengan variabel yang lainnya.24

21
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan, hal. 65.
22
Muhammad Rifa’i, Manajemen Peserta Didik, (Cet. I; Medan: CV. Widya Puspita,
2018), h. 1.
23
Muhammad Rifa’i, Manajemen Pesrta Didik, h.2.
24
Hardani dkk, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Cet. I; Yogyakarta: CV.
Pustaka Ilmu Group, 2020), h. 321.
13

Sehingga dasar pemikiran yang memuat perpaduan antara teori dan fakta,

observasi dan kajian kepustakaan, yang akan di jadikan dasar dalam penelitian ini.

Jadi kerangka pikir dibuat sendiri oleh peneliti. Bahan yang membuat kerangka

pikir ini adalah kerangka teori yang bisa diambil oleh peneliti secara seratus

antara pemikiran dengan kerangka teori. Dalam kerangka pikir akan

memperlihatkan variabel mana mempengaruhi variabel mana.

MTs Husnul Kahtimah


Manding

Guru Peserta didik Orang Tua

Motivasi Motivasi Ekstrinsik Kondisi Ekonomi


Instrinsik
 Adanya hasrat dan  Pekerjaan atau
keinginan untuk profesi
melakukan  Pendapatan
pembelajaran  Pengeluaran
 Dorongan dan  Fasilitas yang
kebutuhan melakukan dimiliki
kegiatan (Soerjono Soekanto)
 Harapan dan cita-cita
 Penghargaan dan
penghormatan atas diri
 Adanya kegiatan yang
menarik.
(Hamzah B. Uno)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pengaruh ekonomi

keluarga terhadap motivasi belejar peserta didik di SD Inpres 34 Rawang.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan desain

penelitian kuantitatif asosiatif yang mengkaji dua variabel yaitu variabel

independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Dalam

penelitian ini kondisi ekonomi keluarga sebagai variabel independen dan motivasi

belajar peserta didik sebagai variabel dependen.

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen, sedangkan

variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel independen. Kegiatan penelitian ini dilakukan di SD

Inpres 34 Rawang Desa Adolang Kecamatan Pamboang.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sesuai dengan

namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

penfsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga

pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih apabila juga disertai dengan

tabel, grafik, bagan, atau tampilan lain. Selain data yang berupa angka, dalam

penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif.25

25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 27.

14
15

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsismi Arikunto populasi adalah kesuluruhan subjek

penelitian.26 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SD 34

Inpres Rawang, Desa Adolang, Kec. Pamboang. Pemilihan seluruh peserta didik

di SD Inpres 34 rawang sebagai subjek penelitian berdasarkan pada beberapa

pertimbangan, antara lain:

a. Memiliki kemampuan untuk berkolaborasi, saling ketergantungan

positif, interaksi dengan yang lain, berkomunikasi antara yang lain,

tanggung jawab pribadi dan sikap saling menghormati.

b. Memiliki ciri-ciri yang sama dengan rumusan masalah yang akan

diteliti.

c. Untuk mengetahui seberapa besar atau adakah pengaruh kondisi

ekonomi orang tua peserta didik terhadap motivasi belajar peserta

didik di SD Inpres 34 Rawang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah populasi yang diteliti. 27

Sampel penelitian yang digunakan adalah sampel bertujuan atau purposivesample.

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas

strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Jadi penelitian

ini menggunakan sampel, sehubungan subjek kurang dari 100 siswa, maka cara-

cara untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 173.
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 173.
16

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak data.

c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti.28

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam

menyelesaikan penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan

sesuatu dengan menggunakan mata. Peneliti mengamati langsung dalam artian

observasi dilakukan dengan kuesioner atau angket, rekaman gambar, dan rekaman

suara.29

2. Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal

yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen.

Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner yang dipakai adalah

angket atau kuesioner.30

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki hal-hal

yang berhubungan dengan peserta didik seperti aktifitas peserta didik, nilai harian,

nilai ulangan, nilai tugas-tugas dan nilai ketelitian catatan peserta didik. 31

E. Instrumen Penelitian

28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 177.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 199.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 194.
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 204.
17

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulka data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis atau daftar centang,

pedoman wawancara, pedoman pengamatan.32 Jadi dalam penelitian ini peneliti

menggunakan instrumen angket, pedoman wawancara, dan pedoman pengamatan.

F. Validasi dan Realibilitas Instrumen

Untuk mendapatkan data dengan baik, instrumen penelitian khususnya

angket dan tes harus memenuhi setidaknya dua syarat yaitu validasi dan

realibilitas.

1. Validasi

Validasi adalah istilah yang menggambarkan kemampuan sebuah instrumen

untuk mengukur apa yang ingin diukur. Validasi berarti membicarakan kesahihan

sebuah alat ukur (angket atau kuesioner) untuk mendapatkan data.33

Sebelum alat ukur digunakan pada penelitian perlu dilakukan uji coba

kepada subjek yang relatif sama dengan penelitian yang sebenarnya. Hasil uji

coba, selanjutnya diuji validasi dengan menggunakan teknik statistik dengan

melakukan perhitungan menggunakan rumus Product Moment dengan bantuan

aplikasi SPSS. Uji validasi ini menggunakan rumus Product Moment yaitu:

r xy =N ∑ XY −¿ ¿

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 203.
33
Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Citapustaka Media,
2012), h. 133.
18

N = banyak subjek

∑ X = Jumlah skor variabel X


∑ Y = Jumlah skor variabel Y

2. Realibilitas

Insturumen penelitian harus memenuhi syarat berikutnya, yaitu realibilitas.

Realibilitas adalah kemampuan alat ukur untuk tetap konsisten meskipun ada

perubahan waktu yang berbeda, atau tempat yang berbeda. 34 Uji reliabilitas

instrumen menggunakan bantuan aplikasi SPSS dengan rumus Alpha Cronbach

yaitu sebagai berikut :

∑ Si ) 2
r= ( )
n
n−1
(1−
St
2

Keterangan :

r = koefisien reliabilitas

n = banyak butir soal

∑ S b2 = jumlah varian skor butir

2
St = varian skor total

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

34
Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 134.
19

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.35

35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Cet. XIII; Bandung:
ALFABETA, CV, 2013), h. 244.
20

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.

Amri, Muhammad, dkk. Akidah Akhlak, Cet. I; Makassar: Semesta Aksara, 2016.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2014.

Arnov, Deli. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Cet. IV; Jakarta: Rajawali Pers,
2010.

Bodi, Muh. Idham Khalid. Koroang Mala’bi, Al-Qur’an Terjemahan Bahasa


Mandar dan Indonesia, Makassar: Balitbang Agama Makassar, 2019.

Darsini, Rini. Pengaruh Ekonomi Keluarga Siswa Terhadap Prestasi Belajar


Siswa di MTs Miftahul Huda Padakaton Brebes, Skripsi Sarjana: Jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
Syekh Nurjati Cirebon, 2012.

Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Cet. I; Yogyakarta:


CV. Pustaka Ilmu Group, 2020.

Maunah, Binti. Psikologi Pendidikan, Tulungagung: Lingkar Media Yogyakarta,


2014.

Muflihah. Pengaruh Strategi Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap


Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs Al-Wasilah Lemo di Desa
Kuajang Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar, Skripsi
Sarjana: Jurusan Tarbiyah dan Adab Pendidikan Agama Islam Parepare,
2017.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

Rejeki, Sri. Pengaruh Kondisi Ekonomi Keluarga, Motivasi Belajar, dan Gaya
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi Sarjana: Prodi Ekonomi
BKK Administrasi Perkantoran, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2012.

Rifa’i, Muhammad. Manajemen Peserta Didik, Cet. I; Medan: CV. Widya


Puspita, 2018.
21

Safri, Hendra. Pengantar Ilmu Ekonomi, Cet. I; Palopo: Lembaga Penerbit


Kampus IAIN Palopo, 2018.

Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif, R&D, Cet. I; Bandung:


ALFABETA, CV, 2013.

Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan, Bandung: PT. Refika Aditama,


2013.

Sulaiman, M.Munandar. Ilmu Sosial Dasar, Bandung: PT. Refika Aditama, 2000.

Suralaga, Fadhilah. Psikologi Pendidikan, Cet. I; Depok: PT. Raja Grafindo


Persada, 2021.

Syahrum dan Salim. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung: Ciptapustaka


Media, 2012.

Tindangen, Megi. 2020. Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi


Keluarga, Vol. 20. Manado: Ejournal.unsrat. ac.id.

Undang-undang RI. NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Surabaya:


Cemerlang, 2003.

Ulfah. Psikologi Keluarga, Cet. I; Bogor: Ghalia Indonesia, 2016.

Yunus, Muhammad. Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1989.

Zaiful. Pengantar Eekonomi Teori dan Aplikasi, Cet. I; Makassar: CV. Nur Lina,
2018.
22

You might also like