Professional Documents
Culture Documents
Abstract: In this study, Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) is used as a restraint on
stirrups reinforcement, as it is known that as a result of the axial force, the column on one side
will experience a shortening but on the other hand the column will expand to one side, because
the stirrup’s purpose is to bind the core of the column so that the concrete does not break, and
also the closer the distance between stirrups will increase the effectiveness of restraint
(confined). The more distance between stirrups then the more volume of concrete that will be
unfettered (unconfined) and the possibility of collapse. The purpose of this study was to
determine the behavior of column damage, maximum load and determine the effect with and
without GFRP as stirrups reinforcement in the column. The examination is done with concentric
loading where the specimens were continuously loaded until failure occurs. The test object in
the form of reinforced concrete columns with dimensions of 150 x 150 x 1200 mm is in 3 pieces
in which the first piece serve as the standart columns without GFRP reinforcement and 2 pieces
of columns with GFRP reinforcement are in the field column. The test results shows that the
behavioral damage that occurs in the test object KS is the destruction of buckling in the column
field area, the behavioral damage that occurs in KG1 and KG2 changed from KS which is
damage on the field area to be damage on the top and bottom pedestal. The maximum load
capable to be detained by the column, for the test object KS is 634.2333 KN, for KG1 it is
amounted to 847.7563 KN and 548.9146 KN of the test object KG2. The use of GFRP as a
restraint on stirrups reinforcement were able to increase the axial load capacity of the column
and the column suffered no damage on the part that is confined with GFRP.
(buckling), semakin langsing atau semakin Komposit serat kaca adalah jenis serat yang
panjang suatu kolom, kekuatan relatif lebih murah dibanding serat karbon
penampangnya akan berkurang bersamaan dan serat aramid. Serat kaca memiliki
dengan timbulnya masalah tekuk (buckling) regangan yang lebih besar dibandingkan
yang dihadapi dan juga sebagai pengikat serat karbon (Parmo dan Taufikurrahman,
tulangan pokok, pada fungsi ini merupakan 2014).
fungsi teknis yang paling praktis yaitu untuk
Fikri A dan Ratna W (2010) telah
mengikat tulangan pokok agar tempat, jarak
melakukan studi eksperimental perkuatan
atau posisinya dalam kondisi yang benar.
geser balok beton bertulang dengan GFRP.
Oleh karena itu, untuk mencegah Hasil penelitian didapat penambahan GFRP
keruntuhan kolom yang terjadi secara tiba- pada kedua sisi balok sepanjang bentang
tiba, tanpa adanya peringatan, maka dalam geser mempengaruhi pola retak yang terjadi.
merencanakan struktur kolom harus Retak pada beton beralih/terjadi ke posisi
diperhitungkan secara cermat dengan yang tidak ada perkuatan GFRP. Hal
memberikan kekuatan cadangan lebih tinggi tersebut membuat beton bertambah
atau penambahan kekuatan dari pada untuk kedaktailanya.
komponen struktur lainnya, sehubungan
Fitriana dkk (2012) telah melakukan
dengan faktor keselamatan jiwa. Sehingga
penelitian perkuatan kolom bulat dari beton
dalam suatu struktur keruntuhan kolom
bertulang dengan menggunakan GFRP-
struktural merupakan hal yang sangat
Sheet. Hasil penelitian menunjukan adanya
penting untuk ditinjau.
peningkatan kapasitas beban aksial dengan
Tujuan penelitian ini adalah: penambahan 1 lapis GFRP-S jacketing dan 2
a. untuk mengetahui perilaku kerusakan lapis GFRP-S jacketing masing-masing
kolom tanpa perkuatan tulangan sebesar 30.0% dan 42.1% terhadap kolom
sengkang menggunakan GFRP, bulat beton bertulang normal, peningkatan
b. untuk mengetahui perilaku kerusakan kapasitas beban lentur dengan penambahan
kolom dengan perkuatan tulangan 1 lapis GFRP-S jacketing dan 2 lapis GFRP-
sengkang menggunakan GFRP, S jacketing masing-masing sebesar 114.5 %
c. untuk mengetahui beban maksimal yang dan 156.5 % terhadap kolom bulat beton
dapat diterima kolom beton bertulang bertulang normal dan model kegagalan yang
setelah diperkuat (strengthening) dengan terjadi adalah kegagalan geser pada kolom
GFRP, dan bulat beton bertulang normal dan model
d. untuk mengetahui pengaruh GFRP kegagalan yang terjadi pada kolom bulat
terhadap perkuatan sengkang sebagai beton bertulang dengan GFRP-S jacketing
pengekang pada kolom. adalah kegagalan lentur dan sobeknya
GFRP-S setelah tulangan tarik meleleh
2. TINJAUAN PUSTAKA
(rupture failure of GFRPS).
2.1 Glass Fibre Reinforced Polymer
Ginardi (2014) telah melakukan penelitian
Fibre Reinforced Polymer (FRP) adalah perbandingan kekuatan lentur balok beton
inovasi perkuatan komposit yang saat ini bertulang dengan menggunakan perkuatan
banyak digunakan sebagai perkuatan CFRP dan GFRP. Hasil penelitian didapat
eksternal tambahan pada struktur karena bahwa CFRP dan GFRP berpengaruh
sifatnya setelah dipasang pada struktur beton terhadap kuat lentur balok. Beban maksimal
mampu menghilangkan kekurangan beton yang bisa ditahan balok dengan perkuatan
yang getas menjadi struktur yang ductile. CFRP maupun GFRP lebih besar dari pada
Dua jenis serat yang umum digunakan untuk beban maksimal yang dapat ditahan balok
perkuatan struktur adalah Glass Fibre kontrol. CFRP lebih baik dalam menambah
Reinforced Polymer (GFRP) dan Carbon kekuatan lentur balok daripada GFRP.
Fibre Reinforced Polymer (CFRP). Pertambahan besar beban yang bisa ditahan
… - Prosiding Kolokium FTSP UII
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159
Gambar 1 Detail benda uji kolom beton bertulang dan posisi strain gauge
Gambar 2 persiapan benda uji kolom tanpa dan dengan perkuatan GFRP
Tabel 3 Beban maksimum dan nilai penurunan Dari grafik pada Gambar 10 dapat dilihat
pada semua benda uji hasil pembacaan besarnya nilai regangan
Benda
Beban
Penurunan
Rata-rata Rata-rata baja tulangan pokok benda uji KS untuk SG
Maksimal Beban Penurunan
Uji
(KN)
(mm)
(KN) (mm)
1 sebesar -0,001491, SG 2 sebesar -
0,001257, SG 3 sebesar -0,002306, dan SG
KS 634.2333 6,74 634,2333 6,74
4 sebesar -0,001750. Nilai regangan untuk
KG1 847.7563 8,18 baja tulangan pokok hasilnya minus, hal ini
698,3355 7,995
KG2 548.9146 7,81 dikarenakan baja tulangan pokok
mengalami tekan. Dari besarnya nilai
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa benda uji
regangan baja pada tulangan pokok yang
kolom yang dilapisis GFRP mempunyai
terbaca oleh strain gauge, nilainya lebih
beban lebih besar dan mengalami
rendah dibandingkan dengan regangan leleh
penurunan yang lebih besar dibandingkan
teoritis baja tulangan sebesar 0,001733.
dengan benda uji yang tidak dilapisi GFRP.
Pada benda uji KS baja tulangan menjadi
Hal ini membuktikan bahwa pengaruh
tekuk akibat ditekan, hal ini menunjukan
GFRP sebagai pengekang dan perkuatan
bahwa baja tulangan yang tertekuk atau
kolom mampu meningkatkan kapasitas
bengkok karena ditekan belum tentu sudah
beban aksial
mencapai batas leleh.
Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Baja
Tulangan Strain gauge Kolom
Hubungan tegangan dan regangan pada baja
tulangan ini meninjau pada dua titik yaitu
pada bagian baja tulangan yang mengalami
tarik (sengkang) dan baja tulangan yang
mengalami tekan (pokok). Strain gauge
pada baja tulangan tekan dipasang di bagian
tengah bentang dengan jumlah empat buah, Gambar 11 Grafik hubungan tegangan-regangan
setiap tulangan pokok mempunyai satu baja tulangan strain gauge- 5,6, dan 7 (Tul.
buah strain gauge, sedangkan untuk Sengkang) KS
Dari besarnya nilai regangan baja tulangan 4, dapat disimpulkan bahwa regangan baja
yang terbaca oleh strain gauge pada Tabel tulangan sengkang KG1 belum mencapai
4, dapat disimpulkan bahwa regangan baja regangan leleh. Hal ini dapat dilihat dari
tulangan sengkang KS belum mencapai nilai regangan pengujian lebih kecil
regangan leleh. Hal ini dapat dilihat dari dibandingkan dengan nilai regangan leleh
nilai regangan pengujian lebih kecil teoritis baja tulangan sengkang sebesar
dibandingkan dengan nilai regangan leleh 0,001559. Hal ini disebabkan karena kolom
teoritis baja tulangan sengkang sebesar sudah mencapai tegangan maksimum
0,001559. Hal ini disebabkan karena sebelum baja tulangan mencapai batas
keruntuhan beton yang terjadi lebih dahulu regangan leleh.
sebelum baja tulangan mencapai batas
regangan leleh.
regangan leleh. Hal ini dapat dilihat dari Kerusakan yang terjadi pada KS adalah
nilai regangan pengujian lebih kecil kerusakan tekuk (buckling) pada daerah
dibandingkan dengan nilai regangan leleh lapangan kolom dan saat beban maksimum
teoritis baja tulangan sengkang sebesar terjadi kolom mengalami keruntuhan
0,001559. Hal ini disebabkan karena mendadak (sudden failure) disertai dengan
keruntuhan beton yang terjadi lebih dahulu suara ledakan keras akibat energi disipasi
sebelum baja tulangan mencapai batas pada beton saat mengalami pembebanan,
leleh. karena tidak memberikan tanda-tanda
Dapat disimpulkan bahwa regangan baja kerusakan seperti retakan atau
tulangan benda uji yang diperkuat dengan terkelupasnya selimut beton, hal ini
GFRP nilainya lebih rendah dibandingkan mungkin karena beton menjadi getas. Selain
dengan benda uji tanpa perkuatan GFRP, itu juga kerusakan yang terjadi pada benda
hal ini mungkin dikarenakan beton yang uji KS adalah kerusakan tekuk (buckling)
terkekang oleh GFRP sehingga dan kegagalan kolom yang tidak terkekang
menyebabkan baja tulangan seperti (unconfined concrete) yang terjadi
tulangan sengkang dan pokok ikut diakibatkan karena jarak tulangan sengkang
terkekang sehingga terjadinya peregangan yang berfungsi sebagai pengekang yang
pada baja tulangan menjadi lebih kecil. terlalu jauh, dimana jarak tulangan
Nilai regangan baja tulangan pokok dapat pengekang digunakan adalah 200 mm.
dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4 Nilai regangan baja tulangan maksimum
semua benda uji
Gambar 16 Kerusakan KS
Pola Kerusakan Benda Uji Kolom Glass-1
(KG1)
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa regangan Kerusakan kolom mengalami kegagalan
baja pada tulangan tarik untuk kolom yang material dimana kolom mengalami
terkekang oleh GFRP nilainya lebih kecil keretakan dan spalling pada bagian ujung
dibandingkan dengan nilai regangan baja kolom. Awalnya permukaan kolom
tulangan tarik kolom yang tidak terkekang, mengalami retak rambut, dengan
akan tetapi pada benda uji KG1 nilai meningkatnya beban, penjalaran dan lebar
regangan baja tulangan tarik sedikit lebih retak permukaan makin banyak dan
besar dibandingkan dengan benda uji KS, membesar hingga selimut beton terkelupas
hal ini disebabkan beban yang diterima oleh (spalling), hal ini dikarenakan posisi load
benda uji KG1 lebih besar dari pada benda cell yang tidak sentris dengan permukaan
uji KS. kolom, sehingga kerusakan hanya terjadi
pada bagian atas kolom, untuk daerah
4.2 Pola Keretakan Dan Kerusakan lapangan yang diselimuti oleh GFRP tidak
Kolom Beton Bertulang menunjukan kerusakan sama sekali seperti
Pola Kerusakan Benda Uji Kolom Standar terkelupasnya lapisan GFRP dengan beton
(KS) atau sobeknya lapisan GFRP itu sendiri.
Hal ini membuktikan bahwa pengaruh terhadap kolom mampu merubah pola dan
GFRP sebagai pengekang terhadap kolom posisi kerusakan yang awalnya diperkirakan
mampu merubah pola dan posisi kerusakan kerusakan akan terjadi pada bagian tengah
yang awalnya diperkirakan kerusakan akan kolom seperti benda uji KS berpindah ke
terjadi pada bagian tengah kolom seperti bagian bawah kolom.
benda uji KS berpindah ke bagian atas
kolom.
DAFTAR PUSTAKA
[1]American Concrete Institute, 2008,
Guide For The Design And