You are on page 1of 12

Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,

Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH GLASS FIBRE REINFORCED POLYMER (GFRP)


TERHADAP PERKUATAN SENGKANG KOLOM BETON BERTULANG

Zia Betros Malikul A1, Atika Ulfah Jamal2


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: ziabetros@gmail.com
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: atika.ulfah@uii.ac.id

Abstract: In this study, Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) is used as a restraint on
stirrups reinforcement, as it is known that as a result of the axial force, the column on one side
will experience a shortening but on the other hand the column will expand to one side, because
the stirrup’s purpose is to bind the core of the column so that the concrete does not break, and
also the closer the distance between stirrups will increase the effectiveness of restraint
(confined). The more distance between stirrups then the more volume of concrete that will be
unfettered (unconfined) and the possibility of collapse. The purpose of this study was to
determine the behavior of column damage, maximum load and determine the effect with and
without GFRP as stirrups reinforcement in the column. The examination is done with concentric
loading where the specimens were continuously loaded until failure occurs. The test object in
the form of reinforced concrete columns with dimensions of 150 x 150 x 1200 mm is in 3 pieces
in which the first piece serve as the standart columns without GFRP reinforcement and 2 pieces
of columns with GFRP reinforcement are in the field column. The test results shows that the
behavioral damage that occurs in the test object KS is the destruction of buckling in the column
field area, the behavioral damage that occurs in KG1 and KG2 changed from KS which is
damage on the field area to be damage on the top and bottom pedestal. The maximum load
capable to be detained by the column, for the test object KS is 634.2333 KN, for KG1 it is
amounted to 847.7563 KN and 548.9146 KN of the test object KG2. The use of GFRP as a
restraint on stirrups reinforcement were able to increase the axial load capacity of the column
and the column suffered no damage on the part that is confined with GFRP.

Keywords: GFRP, Column, Stirrup Reinforced, Buckling

1. PENDAHULUAN bertulang dapat menahan beban aksial lebih


besar jika dibandingkan dengan kolom beton
Struktur beton bertulang banyak digunakan
tanpa tulangan baja. Tulangan baja pada
pada konstruksi bangunan gedung di
kolom ada dua jenis, yaitu tulangan baja
Indonesia, yaitu pada elemen balok, kolom,
yang berfungsi sebagai penahan tekan atau
pelat maupun pondasi. Kolom merupakan
tulangan longitudinal, kemudian tulangan
salah satu elemen dari struktur rangka yang
baja yang berfungsi sebagai penahan
mengalami desak dan lentur serta
tegangan lateral pada inti penampang kolom
pemakaiannya selalu dihubungkan dengan
atau tulangan sengkang. Selain menahan
elemen struktur yang lain yaitu balok
tegangan lateral tulangan sengkang juga
sebagai satu kesatuan. Kolom juga berfungsi
berfungsi sebagai pengekang (confinement)
menahan gaya-gaya yang berkerja pada
agar akibat gaya aksial suatu kolom tetap
balok dan meneruskannya ke pondasi.
menyatu tidak pecah. Sebagaimana
Sebagai bagian dari suatu kerangka
diketahui bahwa akibat gaya aksial, kolom
bangunan dengan fungsi tersebut maka
disatu sisi akan mengalami pemendekan
kolom menempati posisi penting di dalam
tetapi disisi lain kolom akan mengembang
sistem struktur bangunan. Kolom beton
kearah samping, sebagai penahan tekuk

Prosiding Kolokium FTSP UII - ………..


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

(buckling), semakin langsing atau semakin Komposit serat kaca adalah jenis serat yang
panjang suatu kolom, kekuatan relatif lebih murah dibanding serat karbon
penampangnya akan berkurang bersamaan dan serat aramid. Serat kaca memiliki
dengan timbulnya masalah tekuk (buckling) regangan yang lebih besar dibandingkan
yang dihadapi dan juga sebagai pengikat serat karbon (Parmo dan Taufikurrahman,
tulangan pokok, pada fungsi ini merupakan 2014).
fungsi teknis yang paling praktis yaitu untuk
Fikri A dan Ratna W (2010) telah
mengikat tulangan pokok agar tempat, jarak
melakukan studi eksperimental perkuatan
atau posisinya dalam kondisi yang benar.
geser balok beton bertulang dengan GFRP.
Oleh karena itu, untuk mencegah Hasil penelitian didapat penambahan GFRP
keruntuhan kolom yang terjadi secara tiba- pada kedua sisi balok sepanjang bentang
tiba, tanpa adanya peringatan, maka dalam geser mempengaruhi pola retak yang terjadi.
merencanakan struktur kolom harus Retak pada beton beralih/terjadi ke posisi
diperhitungkan secara cermat dengan yang tidak ada perkuatan GFRP. Hal
memberikan kekuatan cadangan lebih tinggi tersebut membuat beton bertambah
atau penambahan kekuatan dari pada untuk kedaktailanya.
komponen struktur lainnya, sehubungan
Fitriana dkk (2012) telah melakukan
dengan faktor keselamatan jiwa. Sehingga
penelitian perkuatan kolom bulat dari beton
dalam suatu struktur keruntuhan kolom
bertulang dengan menggunakan GFRP-
struktural merupakan hal yang sangat
Sheet. Hasil penelitian menunjukan adanya
penting untuk ditinjau.
peningkatan kapasitas beban aksial dengan
Tujuan penelitian ini adalah: penambahan 1 lapis GFRP-S jacketing dan 2
a. untuk mengetahui perilaku kerusakan lapis GFRP-S jacketing masing-masing
kolom tanpa perkuatan tulangan sebesar 30.0% dan 42.1% terhadap kolom
sengkang menggunakan GFRP, bulat beton bertulang normal, peningkatan
b. untuk mengetahui perilaku kerusakan kapasitas beban lentur dengan penambahan
kolom dengan perkuatan tulangan 1 lapis GFRP-S jacketing dan 2 lapis GFRP-
sengkang menggunakan GFRP, S jacketing masing-masing sebesar 114.5 %
c. untuk mengetahui beban maksimal yang dan 156.5 % terhadap kolom bulat beton
dapat diterima kolom beton bertulang bertulang normal dan model kegagalan yang
setelah diperkuat (strengthening) dengan terjadi adalah kegagalan geser pada kolom
GFRP, dan bulat beton bertulang normal dan model
d. untuk mengetahui pengaruh GFRP kegagalan yang terjadi pada kolom bulat
terhadap perkuatan sengkang sebagai beton bertulang dengan GFRP-S jacketing
pengekang pada kolom. adalah kegagalan lentur dan sobeknya
GFRP-S setelah tulangan tarik meleleh
2. TINJAUAN PUSTAKA
(rupture failure of GFRPS).
2.1 Glass Fibre Reinforced Polymer
Ginardi (2014) telah melakukan penelitian
Fibre Reinforced Polymer (FRP) adalah perbandingan kekuatan lentur balok beton
inovasi perkuatan komposit yang saat ini bertulang dengan menggunakan perkuatan
banyak digunakan sebagai perkuatan CFRP dan GFRP. Hasil penelitian didapat
eksternal tambahan pada struktur karena bahwa CFRP dan GFRP berpengaruh
sifatnya setelah dipasang pada struktur beton terhadap kuat lentur balok. Beban maksimal
mampu menghilangkan kekurangan beton yang bisa ditahan balok dengan perkuatan
yang getas menjadi struktur yang ductile. CFRP maupun GFRP lebih besar dari pada
Dua jenis serat yang umum digunakan untuk beban maksimal yang dapat ditahan balok
perkuatan struktur adalah Glass Fibre kontrol. CFRP lebih baik dalam menambah
Reinforced Polymer (GFRP) dan Carbon kekuatan lentur balok daripada GFRP.
Fibre Reinforced Polymer (CFRP). Pertambahan besar beban yang bisa ditahan
… - Prosiding Kolokium FTSP UII
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

balok BC dari balok kontrol lebih besar dari Ae  b 


2

pertambahan beban BG dari balok kontrol. ka    (4)


Ac  h 
Hal ini dikarenakan mutu dan bahan dasar
CFRP yang lebih baik dalam menahan  f E f nt f  fe
fl  (5)
beban daripada mutu dan bahan dasar b h
2 2

GFRP. Selain itu, inersia penampang balok


yang diperkuat CFRP lebih kecil daripada fe  min 0,004, k e  fu  (6)
inersia dari balok yang diperkuat GFRP.
Keterangan:
2.2 Kapasitas Kolom Persegi Tanpa Pu = beban aksial ultimate, MPa
GFRP f’cc = kuat tekan beton terkekang FRP, MPa
Kondisi kolom yang akan dianalisis adalah fl = kuat tekan maksimum oleh selubung
kondisi terbebani sentris pada kolom, beban FRP, MPa
sentris menyebabkan tegangan tekan yang ka = faktor efisiensi perkuatan FRP dalam
merata diseluruh bagian penampang yang penentuan f’cc
menyebabkan saat terjadi keruntuhan, = faktor reduksi kekuatan FRP
tegangan dan regangannya akan merata n = jumlah lapis FRP
diseluruh bagian penampang. Kondisi ini Ef = modulus elastis FRP, MPa
adalah kondisi dimana beban bekerja tepat Pu = beban aksial ultimate, MPa
pada titik berat potongan kolom (beban
= tingkat tegangan efektif pada perkuatan
aksial murni), sehingga tidak ada momen.
FRP saat mencapai keruntuhan
Kapasitas beban aksial kolom nonslender
dapat dihitung dengan rumus: 3. METODE PENELITIAN
Pu  0,8 0,85 f ' c Ag  Ast   fyAst  (1) 3.1 Benda Uji
Keterangan: Benda uji dalam penelitian ini adalah kolom
Pu = beban aksial ultimate, MPa beton bertulang dengan ukuran 15 cm x 15
f’c = kuat tekan beton, MPa cm x 120 cm. Benda uji kolom diberi
fy = kuat leleh baja, MPa tulangan longitudinal 4P10 dan sengkang
Ag = luas bruto kolom persegi, mm2 pada daerah tumpuan P8-200 dan pada
Ast = luas penampang total tulangan daerah lapangan P8-200. Benda uji dibuat
longitudinal, mm2 sebanyak 3 buah yaitu 1 kolom tidak diberi
Ø = faktor reduksi perkuatan GFRP sebagai kolom standar
sedangkan 2 kolom diberi perkuatan GFRP.
2.3 Kapasitas Kolom Persegi Dengan Benda uji dalam penelitian ini diberi nama
GFRP KS (Kolom Standar) yaitu kolom yang
Kapasitas beban aksial kolom nonslender belum diberi GFRP dan KG (Kolom Glass)
perkuatan FRP dengan pengekangan tied yaitu kolom yang telah diberi GFRP. Detail
menurut ACI.2R-08 dapat dihitung dengan kolom dapat dilihat pada Gambar 1 dan
rumus: Tabel 1 berikut.
Pu  0,8 0,85 f ' cc  Ag  Ast   fyAst  (2)

f ' cc  f ' c  3,3k a f l (3)

Prosiding Kolokium FTSP UII - ………..


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

Gambar 1 Detail benda uji kolom beton bertulang dan posisi strain gauge

Tabel 1 Perincian Benda Uji 3.2 Persiapan Benda Uji


Ukuran Benda Jumlah
Nama Benda Posisi benda uji adalah vertikal, instalasi
uji Lapis
uji dan kalibrasi sensor-sensor yang digunakan
(cm) GFRP
KS 15 x 15 x 120 pada mesin pembaca data logger, letakan
KG1 15 x 15 x 120 1 lapis load cell dan hydraulic pump pada
KG2 15 x 15 x 120 1 lapis posisinya. Persiapan benda uji dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2 persiapan benda uji kolom tanpa dan dengan perkuatan GFRP

… - Prosiding Kolokium FTSP UII


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

3.3 Batasan Masalah 9. Pemasangan GFRP hanya pada daerah


lapangan kolom, hal ini dilakukan
Adapun batasan dari penelitian ini adalah
karena kemungkinan kerusakan
sebagai berikut.
terparah akan terjadi pada daerah
1. Pada penelitian ini, beton yang
lapangan kolom.
digunakan adalah beton normal dengan
10. Jenis pembebanan yaitu pembebanan
mutu 20 MPa, sesuai SNI 2847-2013
aksial dengan beban terpusat atau
pasal 21.1.4.2 bahwa kekuatan beton
beban titik dan mekanisme
yang ditetapkan f’c untuk beton pada
pembebanan diberikan secara bertahap
rangka momen khusus tidak boleh
dengan menggunakan hydrolick pump
kurang dari 20 MPa.
sesuai besar pembebanan tiap benda
2. Baja tulangan menggunakan baja polos
uji.
dengan mutu baja minimal 240 MPa.
11. Penelitian dilakukan di laboratorium
3. Metode campuran (mix design) yang
Bahan Konstruksi Teknik (BKT) dan
digunakan sesuai SNI 03-2834-2000.
Laboratorium Struktur dan Mekanika
4. Pengujian kuat tekan silinder beton
Rekayasa Program Studi Teknik Sipil
dilakukan pada saat umur beton 7 hari.
FTSP UII
5. Agregat halus (pasir) berasal dari
Merapi. 3.4 Tahapan Penelitian
6. Agregat kasar (kerikil) berasal dari
Secara keseluruhan tahapan penelitian dapat
Merapi.
dilihat secara skematis dalam bentuk bagan
7. Bahan perkuatan yang digunakan
alir pada Gambar 3 dan 4 berikut.
adalah GFRP tipe Tyfo SEH 51A.
8. Perekat digunakan epoxy tipe Tyfo S.

Gambar 3 bagan alir pengujian material

Prosiding Kolokium FTSP UII - ………..


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

Gambar 4 bagan alir pembuatan dan pengujian kolom

4. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Kolom Beton Bertulang
Hasil pengujian berupa respon beban-
simpangan, beban-penurunan, dan
tegangan-regangan baja tulangan strain
gauge pada benda uji KS, KG1 dan KG2
yang dipresentasikan dalam bentuk grafik
sebagai berikut.
Grafik Hubungan Beban-Simpangan Benda
Uji Kolom Gambar 5 Posisi penempatan LVDT

Pada pengujian ini data simpangan diambil


dari 4 sisi dan diambil pada tengah bentang.
Besarnya simpangan ini diukur dengan
menempatkan LVDT pada tempat-tempat
tersebut. Penempatan LVDT dapat dilihat
pada Gambar 5 berikut.

Gambar 6 grafik hubungan beban-simpangan


LVDT benda uji KS

… - Prosiding Kolokium FTSP UII


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

Tabel 2 Simpangan maksimum pada semua


benda uji

Gambar 7 grafik hubungan beban-simpangan


LVDT benda uji KG1

Pada benda uji KS nilai simpangan untuk


arah timur dan barat lebih besar
dibandingkan dengan arah utara dan
selatan, hal ini disebabkan terjadi
penggembungan pada arah tersebut.
Sebagaimana diketahui bahwa akibat gaya
aksial, kolom disatu sisi akan mengalami
pemendekan tetapi disisi lain kolom akan
Gambar 8 grafik hubungan beban-simpangan mengembang kearah samping. Benda uji
LVDT benda uji KG2 KG1 dan KG2 nilai simpangan untuk arah
timur dan barat terdapat selisih yang besar,
Dari grafik pada Gambar 6 sampai dengan dimana pada arah timur nilai simpangan
gambar 8 terdapat perbedaan simpangan lebih besar dari arah barat, untuk arah utara
yang terjadi pada kolom-kolom tersebut. dan selatan juga terdapat selisih yang besar,
Kolom-kolom yang diuji pada pengujian ini dimana pada arah selatan nilai simpangan
mempunyai dimensi yaitu tinggi dan luasan lebih besar dari arah utara, hal ini mungkin
yang sama akan tetapi terdapat 1 buah disebabkan karena posisi pembebanan yang
kolom tanpa perkuatan sebagai kolom kurang sentris dimana posisi pembebanan
standar dan 2 buah kolom dengan perkuatan lebih cendrung ke arah timur dan selatan,
pada bagian lapangan dengan menggunakan dan juga kemungkinan bisa disebabkan
GFRP sehingga kemampuan menahan karena adanya tegangan yang tinggi
beban dan nilai simpangan pun berbeda- terhadap kolom, karena bagian lapangan
beda. LVDT 1, LVDT 2, LVDT 3, dan kolom terkekang oleh GFRP sehingga
LVDT 4 digunakan untuk mengetahui menyebabkan terjadinya kerusakan pada
besarnya simpangan pada daerah tengah daerah atas dan daerah bawah terlebih
kolom dimana pada daerah ini dahulu.
kemungkinan mengalami daerah simpangan
terbesar. Nilai pembacaan simpangan Grafik Hubungan Beban-Penurunan Benda
maksimum dari setiap benda uji dapat Uji Kolom
dilihat pada Tabel 2 berikut. Pada pengujian ini besarnya penurunan
pada kolom diukur dengan menempatkan
dial dibawah load cell yang ditahan dengan
plat penghubung antara load cell dengan
permukaan kolom.

Prosiding Kolokium FTSP UII - ………..


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

tulangan tarik dipasang pada tulangan


sengkang dengan jumlah dua buah untuk
sengkang di bagian tengah bentang dan dua
buah untuk sengkang bagian bawah. Pada
grafik di bawah ini dapat dilihat hubungan
tegangan dan regangan baja tulangan untuk
ketiga benda uji.

Gambar 9 Grafik hubungan beban-penurunan


dial KS, KG1 dan KG2
Dari grafik pada Gambar 9 dapat dilihat
pada saat peningkatan pembebanan nilai
penurunan pun semakin meningkat,
pembacaan dial dilakukan dengan nilai
pembebanan kelipatan 10 KN. Beban Gambar 10 Grafik hubungan tegangan-regangan
maksimum dan nilai penurunan pada kolom baja tulangan strain gauge-1,2,3, dan 4 (Tul.
dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut. Pokok) KS

Tabel 3 Beban maksimum dan nilai penurunan Dari grafik pada Gambar 10 dapat dilihat
pada semua benda uji hasil pembacaan besarnya nilai regangan
Benda
Beban
Penurunan
Rata-rata Rata-rata baja tulangan pokok benda uji KS untuk SG
Maksimal Beban Penurunan
Uji
(KN)
(mm)
(KN) (mm)
1 sebesar -0,001491, SG 2 sebesar -
0,001257, SG 3 sebesar -0,002306, dan SG
KS 634.2333 6,74 634,2333 6,74
4 sebesar -0,001750. Nilai regangan untuk
KG1 847.7563 8,18 baja tulangan pokok hasilnya minus, hal ini
698,3355 7,995
KG2 548.9146 7,81 dikarenakan baja tulangan pokok
mengalami tekan. Dari besarnya nilai
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa benda uji
regangan baja pada tulangan pokok yang
kolom yang dilapisis GFRP mempunyai
terbaca oleh strain gauge, nilainya lebih
beban lebih besar dan mengalami
rendah dibandingkan dengan regangan leleh
penurunan yang lebih besar dibandingkan
teoritis baja tulangan sebesar 0,001733.
dengan benda uji yang tidak dilapisi GFRP.
Pada benda uji KS baja tulangan menjadi
Hal ini membuktikan bahwa pengaruh
tekuk akibat ditekan, hal ini menunjukan
GFRP sebagai pengekang dan perkuatan
bahwa baja tulangan yang tertekuk atau
kolom mampu meningkatkan kapasitas
bengkok karena ditekan belum tentu sudah
beban aksial
mencapai batas leleh.
Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Baja
Tulangan Strain gauge Kolom
Hubungan tegangan dan regangan pada baja
tulangan ini meninjau pada dua titik yaitu
pada bagian baja tulangan yang mengalami
tarik (sengkang) dan baja tulangan yang
mengalami tekan (pokok). Strain gauge
pada baja tulangan tekan dipasang di bagian
tengah bentang dengan jumlah empat buah, Gambar 11 Grafik hubungan tegangan-regangan
setiap tulangan pokok mempunyai satu baja tulangan strain gauge- 5,6, dan 7 (Tul.
buah strain gauge, sedangkan untuk Sengkang) KS

… - Prosiding Kolokium FTSP UII


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

Dari besarnya nilai regangan baja tulangan 4, dapat disimpulkan bahwa regangan baja
yang terbaca oleh strain gauge pada Tabel tulangan sengkang KG1 belum mencapai
4, dapat disimpulkan bahwa regangan baja regangan leleh. Hal ini dapat dilihat dari
tulangan sengkang KS belum mencapai nilai regangan pengujian lebih kecil
regangan leleh. Hal ini dapat dilihat dari dibandingkan dengan nilai regangan leleh
nilai regangan pengujian lebih kecil teoritis baja tulangan sengkang sebesar
dibandingkan dengan nilai regangan leleh 0,001559. Hal ini disebabkan karena kolom
teoritis baja tulangan sengkang sebesar sudah mencapai tegangan maksimum
0,001559. Hal ini disebabkan karena sebelum baja tulangan mencapai batas
keruntuhan beton yang terjadi lebih dahulu regangan leleh.
sebelum baja tulangan mencapai batas
regangan leleh.

Gambar 14 Grafik hubungan tegangan-regangan


baja tulangan strain gauge- 1,2,3, dan 4 (Tul.
Pokok) KG2
Gambar 12 Grafik hubungan tegangan-regangan
baja tulangan strain gauge- 1,2, dan 3 (Tul. Nilai regangan untuk baja tulangan pokok
Pokok) KG1 hasilnya minus, hal ini dikarenakan baja
Nilai regangan untuk baja tulangan pokok tulangan pokok mengalami tekan. Dari
hasilnya minus, hal ini dikarenakan baja besarnya nilai regangan baja pada tulangan
tulangan pokok mengalami tekan. Dari pokok yang terbaca oleh strain gauge pada
besarnya nilai regangan baja pada tulangan Tabel 4, nilainya lebih rendah dibandingkan
pokok yang terbaca oleh strain gauge pada dengan regangan leleh teoritis baja tulangan
Tabel 4, nilainya lebih rendah dibandingkan sebesar 0,001733. Pada benda uji KG2 baja
dengan regangan leleh teoritis baja tulangan tulangan menjadi tertekuk akibat ditekan,
sebesar 0,001733. Pada benda uji KG1 baja hal ini menunjukan bahwa baja tulangan
tulangan menjadi tekuk akibat ditekan, hal yang tertekuk atau bengkok karena ditekan
ini menunjukan bahwa baja tulangan yang belum tentu sudah mencapai batas leleh.
tertekuk atau bengkok karena ditekan
belum tentu sudah mencapai batas leleh.

Gambar 15 Grafik hubungan tegangan-regangan


baja tulangan strain gauge- 5,6, dan 7 (Tul.
Gambar 13 Grafik hubungan tegangan-regangan Sengkang) KG2
baja tulangan strain gauge- 5,6,7, dan 8 (Tul.
Sengkang) KG1
Dari besarnya nilai regangan baja tulangan
yang terbaca oleh strain gauge pada Tabel
Dari besarnya nilai regangan baja tulangan 4, dapat disimpulkan bahwa regangan baja
yang terbaca oleh strain gauge pada Tabel tulangan sengkang KG2 belum mencapai

Prosiding Kolokium FTSP UII - ………..


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

regangan leleh. Hal ini dapat dilihat dari Kerusakan yang terjadi pada KS adalah
nilai regangan pengujian lebih kecil kerusakan tekuk (buckling) pada daerah
dibandingkan dengan nilai regangan leleh lapangan kolom dan saat beban maksimum
teoritis baja tulangan sengkang sebesar terjadi kolom mengalami keruntuhan
0,001559. Hal ini disebabkan karena mendadak (sudden failure) disertai dengan
keruntuhan beton yang terjadi lebih dahulu suara ledakan keras akibat energi disipasi
sebelum baja tulangan mencapai batas pada beton saat mengalami pembebanan,
leleh. karena tidak memberikan tanda-tanda
Dapat disimpulkan bahwa regangan baja kerusakan seperti retakan atau
tulangan benda uji yang diperkuat dengan terkelupasnya selimut beton, hal ini
GFRP nilainya lebih rendah dibandingkan mungkin karena beton menjadi getas. Selain
dengan benda uji tanpa perkuatan GFRP, itu juga kerusakan yang terjadi pada benda
hal ini mungkin dikarenakan beton yang uji KS adalah kerusakan tekuk (buckling)
terkekang oleh GFRP sehingga dan kegagalan kolom yang tidak terkekang
menyebabkan baja tulangan seperti (unconfined concrete) yang terjadi
tulangan sengkang dan pokok ikut diakibatkan karena jarak tulangan sengkang
terkekang sehingga terjadinya peregangan yang berfungsi sebagai pengekang yang
pada baja tulangan menjadi lebih kecil. terlalu jauh, dimana jarak tulangan
Nilai regangan baja tulangan pokok dapat pengekang digunakan adalah 200 mm.
dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4 Nilai regangan baja tulangan maksimum
semua benda uji

Gambar 16 Kerusakan KS
Pola Kerusakan Benda Uji Kolom Glass-1
(KG1)
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa regangan Kerusakan kolom mengalami kegagalan
baja pada tulangan tarik untuk kolom yang material dimana kolom mengalami
terkekang oleh GFRP nilainya lebih kecil keretakan dan spalling pada bagian ujung
dibandingkan dengan nilai regangan baja kolom. Awalnya permukaan kolom
tulangan tarik kolom yang tidak terkekang, mengalami retak rambut, dengan
akan tetapi pada benda uji KG1 nilai meningkatnya beban, penjalaran dan lebar
regangan baja tulangan tarik sedikit lebih retak permukaan makin banyak dan
besar dibandingkan dengan benda uji KS, membesar hingga selimut beton terkelupas
hal ini disebabkan beban yang diterima oleh (spalling), hal ini dikarenakan posisi load
benda uji KG1 lebih besar dari pada benda cell yang tidak sentris dengan permukaan
uji KS. kolom, sehingga kerusakan hanya terjadi
pada bagian atas kolom, untuk daerah
4.2 Pola Keretakan Dan Kerusakan lapangan yang diselimuti oleh GFRP tidak
Kolom Beton Bertulang menunjukan kerusakan sama sekali seperti
Pola Kerusakan Benda Uji Kolom Standar terkelupasnya lapisan GFRP dengan beton
(KS) atau sobeknya lapisan GFRP itu sendiri.

… - Prosiding Kolokium FTSP UII


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

Hal ini membuktikan bahwa pengaruh terhadap kolom mampu merubah pola dan
GFRP sebagai pengekang terhadap kolom posisi kerusakan yang awalnya diperkirakan
mampu merubah pola dan posisi kerusakan kerusakan akan terjadi pada bagian tengah
yang awalnya diperkirakan kerusakan akan kolom seperti benda uji KS berpindah ke
terjadi pada bagian tengah kolom seperti bagian bawah kolom.
benda uji KS berpindah ke bagian atas
kolom.

Gambar 19 Kerusakan KG2


Gambar 17 Pola keretakan KG1
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
a. Perilaku kerusakan yang terjadi pada
benda uji KS adalah kerusakan tekuk
(buckling) pada daerah lapangan
kolom, beton menjadi pecah dan
terkelupas dari baja tulangan akibat
Gambar 18 Kerusakan KG1 tidak terkekang (unconfined concrete)
dan mengalami keruntuhan mendadak
Pola Kerusakan Benda Uji Kolom Glass-2 (sudden failure).
(KG2)
b. Perilaku kerusakan benda uji KG1 dan
Kerusakan KG2 mengalami keruntuhan KG2 yang terjadi mengalami
pada bagian bawah kolom. Awalnya pada perubahan dari benda uji KS yaitu
bagian bawah mengalami retak rambut rusak bagian lapangan menjadi rusak
dengan arah horizontal (lentur), dengan pada bagian atas dan bawah. Hal ini
meningkatnya beban, penjalaran dan lebar dikarena pada bagian tengah kolom
retak permukaan bagian bawah kolom diperkuat dengan GFRP sehingga
makin banyak dan membesar, saat beban beton menjadi terkekang (confined
maksimum terjadi keruntuhan mendadak concrete).
(sudden failure) disertai dengan suara
c. Beban maksimum yang mampu
ledakan keras akibat energi disipasi pada
ditahan oleh kolom, untuk benda uji
beton selama mengalami pembebanan.
KS sebesar 634,2333 KN, KG1
Untuk daerah lapangan yang diselimuti oleh
sebesar 847,7563 KN, dan benda uji
GFRP tidak menunjukan kerusakan sama
KG2 sebesar 548,9146 KN.
sekali seperti terkelupasnya lapisan GFRP
dengan beton atau sobeknya lapisan GFRP d. Pengunaan GFRP sebagai pengekang
itu sendiri. Hal ini membuktikan bahwa pada perkuatan sengkang kolom beton
bertulang mampu meningkatkan
pengaruh GFRP sebagai pengekang
kapasitas beban aksial kolom tersebut

Prosiding Kolokium FTSP UII - ………..


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2017,
Februari 2017, ISSN 9-772477-5B3159

dan kolom tidak mengalami kerusakan Construction Of Externally Bonded


pada bagian yang terkekang dengan FRP Systems For Strenghtening
GFRP. Concrete Structure (ACI 440.2R-08) :
Reported By ACI Committe 440, ACI
5.2 SARAN Committe 440.
Adapun, saran yang dapat diberikan adalah [2]Fitriana, N., Parang, H., dan Amiruddin,
sebagai berikut. A.A., 2012, Perkuatan Kolom Bulat
a. Pada penelitian selanjutnya untuk Dari Beton Bertulang Dengan Glass
mendapatkan data regangan yang lebih Fibre Reinforced Polymer Sheet,
akurat, sebaiknya pembebanan yang Universitas Hasanuddin, Makasar.
diberikan jangan hanya aksial saja [3]Fikri, A., dan Ratna, W., 2010, Studi
tetapi diberikan juga beban dari arah Eksperimental Perkuatan Geser Balok
samping (horizontal) agar tulangan Beton Bertulang Dengan GFRP,
longitudinal tidak hanya mengalami Universitas Lampung, Bandar
gaya tekan saja akan tetapi mengalami Lampung
gaya tarik juga. Cara pemasangan dan [4]Ginardi, I.P., 2014, Perbandingan
penempatan strain gauge harus Kekuatan Lentur Balok Beton
sangatlah diperhatikan, ketika salah Bertulang Dengan Menggunakan
tempat pemasangan maka hasil yang Perkuatan CFRP Dan GFRP, Jurnal
didapatkanpun tidak akurat dan Mahasiswa, Vol.I No.2, Universitas
pemasangannya harus sangat hati-hati Brawijaya, Malang.
sehingga regangan dapat dibaca [5]Parmo dan Taufikurrahman., 2014,
dengan baik. Perbaikan Kekuatan Dan Daktilitas
b. Untuk penelitian selanjutnya apabila Balok Beton Bertulang Menggunakan
ingin menggunakan GFRP sebagai Glass Fibre Reinforced Polymer
bahan perkuatan (strengthening) atau Strips, Jurnal Ilmu Ilmu Teknik, Vol.X
perbaikan (retrofitting) pada kolom, No.3, Universitas Wisnuwardhana,
pemasangannya dilakukan dengan Malang.
menyelimuti seluruh permukaan (full [6]Standar Nasional Indonesia, 2000, Tata
wrap) kolom, bukan hanya pada Cara Pembuatan Rencana Campuran
bagian tertentu saja, agar kapasitas Beton Normal, SNI 03-2834,
beban aksialnya benar-benar tercapai. Indonesia.
c. Untuk penelitian selanjutnya perlu [7]Standar Nasional Indonesia, 2013,
diperhatikan jarak antar tulangan Persyaratan Beton Struktural Untuk
sengkang pada daerah tumpuan agar Bangunan Gedung, SNI 03-2847,
dihitung secara cermat dan jangan Indonesia.
disamakan dengan jarak tulangan
daerah lapangan agar tidak terjadi
kerusakan pada bagian tumpuan
terlebih dahulu dibandingkan dengan
daerah lapangan dan juga agar
tercapainya beban maksimum yang
dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA
[1]American Concrete Institute, 2008,
Guide For The Design And

… - Prosiding Kolokium FTSP UII

You might also like