You are on page 1of 8

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA

DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN


DI TK RAUDHATUL JANNAH KABUPATEN BENGKAYANG
Apriyani Elok Mawarni, Marmawi R, Dian Miranda
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak
Email : ellokellok96@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the relationship between parenting styles and children's self-
confidence in Raudhatul Jannah Kindergarten, Bengkayang Regency. The research
method used is quantitative in the form of quantitative-correlational research. The sample
used in this study were 30 parents, namely parents of children aged 4-6 years. The
research location is in Raudhatul Jannah Kindergarten, Bengkayang Regency. Data
collection techniques using observation and questionnaires. Data from the questionnaire
were analyzed using correlation analysis. The results of the correlation calculation show
that the relationship between authoritarian parenting and children's self-confidence is -
0.414 including the sufficient category, which means that there is a sufficient relationship
between the X1 variable and the Y variable. it means that there is a weak relationship
between variable X2 and variable Y, the correlation count shows the relationship between
democratic parenting and children's self-confidence of 0.905 including a very strong
category, which means that there is a very strong relationship between variable X3 and
variable Y. There is a relationship between democratic parenting with very strong
children's self-confidence in Raudhatul Jannah Kindergarten, Bengkayang Regency.
Keywords: Parenting stlye, Children's Confidence

PENDAHULUAN
Pola asuh orang tua merupakan memiliki rasa percaya diri, memiliki rasa
gambaran tentang sikap dan perilaku orang ingin tahu, bersahabat, dan berorientasi untuk
tua kepada anak dalam berinteraksi, sukses( Agency, 2014).
berkomunikasi selama mengadakan kegiatan Pola asuh juga diartikan orang tua yang
pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan mendidik, membimbing, dan mendisplinkan,
pengasuhan, orang tua akan memberikan serta melindungi anak untuk mencapai
perhatian, peraturan, disiplin, hadiah, dan kedewasaan sesuai dengan norma-norma
hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan yang berlaku dalam lingkungan setempat dan
anak. Perilaku dan kebiasaan orang tua selalu masyarakat. Orang tua mempunyai peran
dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anak yang yang sangat penting dalam menjaga,
kemudian semua itu secara sadar atau tidak mengajar, mendidik, serta memberi contoh
sadar akan diserapi kemudian menjadi suatu bimbingan kepada anak-anak untuk
kebiasaan bagi anak-anak. Pola asuh yang mengetahui, mengenal, mengerti, dan
diberikan orang tua akan berpengaruh akhirnya dapat menerapkan tingkah laku
terhadap perkembangan anak ketika anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma
beranjak dewasa. Al-Tridhonanto dan yang ada dalam masyarakat. Menurut Al-
Beranda Agency mengatakan bahwa, Pola Tridhonanto dan Beranda Agency, Ada 3
asuh adalah suatu keseluruhan interaksi orang jenis pola asuh orang tua diantaranya: (a)
tua dan anak, dimana orang tua yang Pola asuh otoriter pola asuh orang tua yang
memberikan dorongan bagi anak dengan lebih mengutamakan membentuk kepribadian
mengubah tingkah laku, pengetahuan dan anak dengan cara menetapkan standard
nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi
anak agar bisa mandiri, tumbuh serta dengan ancaman-ancaman, (b) Pola asuh
berkembang secara sehat dan optimal, permisif adalah pola asuh orang tua pada

1
anak dalam rangka membentuk kepribadian rangsangan dan stimulasi yang tepat sejak
anak dengan cara memberikan pengawasan dini serta kepercayaan diri dipengaruhi juga
yang sangat longgar dan memberikan beberapa faktor yang dapat menumbuh
kesempatan pada anaknya untuk melakukan kembangkan kepercayaan diri anak. Faktor
sesuatu tanpa pengawasan yang cukup yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri
darinya, (c) Pola asuh demokratis adalah pola anak diantaranya faktor8 orang tua,
asuh orang tua yang menerapkan perlakuan kebebasan waktu yang orang tua berikan
pada anak dalam rangka membentuk harus diikuti oleh peran orang tua untuk
kepribadian anak dengan cara bertanggung jawab dalam mendidik anak-
memprioritaskan kepentingan anak yang anak.
bersikap rasional atau pemikiran-pemikiran Menurut Imam mengatakan bahwa
(Agency, 2014). kepercayaan diri yang rendah pada anak akan
Pola asuh orang tua yang diberikan membawa dampak baik secara langsung
kepada anak dengan tepat akan membuat maupun tidak langsung. Saat anak memasuki
anak merasa dirinya berharga, dan percaya tahap pra sekolah anak yang pemalu akan
diri. Orang tua yang sibuk bekerja juga wajib memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk
untuk memperhatikan perkembangkan sehingga anak tidak memiliki teman. Selain
anaknya, memantau, memberikan bimbingan, itu potensi anak tidak bisa tergali seluruhnya
mengawasi, dan menegur bila anak-anak (dalam Astriani, 2012).
berada dijalur yang salah. Menurut Upoyo Anak yang rendah percaya dirinya
mengatakan bahwa salah satu aspek memiliki sifat pesimis dalam menghadapi
perkembangan sosial emosional yang paling tantangan, takut, ragu-ragu dalam
penting untuk anak setelah ia menjadi dewasa menyampaikan pendapat, bimbingan dalam
nanti adalah percaya diri (Upoyo, 2009). menentukan pilihan, dan sering membanding-
Percaya diri (self confidence) adalah bandingkan diri dengan orang lain. Selain itu,
keyakinan seseorang akan kemampuan yang anak yang kurang percaya diri memiliki sifat
dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu yang pemalu. Anak yang kurang percaya diri
atau untuk mencapai target tertentu. ini dikarenakan orang tua yang terlalu
Kepercayaan diri anak dibangun pada memanjakan anak, memaksa anak untuk
dasarnya sedini mungkin. Rasa percaya diri seperti apa yang mereka inginkan dan pola
yang dimiliki anak dapat membuat mereka asuh yang diberikan orang tua kepada anak
mampu mengatasi tekanan dan penolakkan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
dari teman-teman sebayanya. Kepercayaan anak.
diri pada anak dapat dibentuk dari METODE PENELITIAN
pengalaman bersosialisasi dengan lingkungan Dalam melakukan penelitian tentunya
sekitar. seseorang peneliti akan menemukan metode
Menurut Hanisah menyatakan bahwa dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Orang yang memiliki rasa percaya diri Sugiyon mengatakan bahwa metode ini
memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu disebut metode kuantitatif karena data
melakukan tugas-tugas yang harus dikerjakan penelitian berupa angka-angka dan analisis
dan menyelesaikan dengan cara yang kreatif menggunakan statistik (Sugiyono, 2015).
dan sikap positif terhadap kemampuan yang Adapun metode yang digunakan dalam
ada pada dirinya. Apabila kita memberi penelitian ini adalah metode kuantitaif karena
stimulasi yang baik, secara menyeluruh, data yang dijabarkan berbentuk angka dan
kecerdasaan anak akan berkembang secara juga menggunakan analisis berupa statistik.
optimal (dalam Sinta, 2018). Bentuk penelitian yang penulis gunakan
Kepercayaan diri terbentuk dan dalam penelitian ini adalah penelitian
berkembang melalui proses belajar dalam kuantitatif-korelasional, Arikunto
interaksi seseorang dengan lingkungan menyatakan bahwa penelitian kuantitatif-
sekitar. Potensi ini sangat membutuhkan korelasional merupakan penelitian untuk

2
mengetahui ada tidaknya hubungan antara harus melakukan beberapa uji, yaitu uji
dua atau beberapa variabel (Arikunto,2005), validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas
dengan variabel-variabel dalam penelitian merupakan uji yang digunakan didalam
sebagai berikut: (1) Pola asuh otoriter (X1), sebuah penelitian statistik yang bertujuan
(2) Pola asuh permisif (X2), (3) Pola asuh untuk mengetahui apakah suatu kuesioner
Demokratis (X3), (4) Kepercayaan diri anak sudah dapat dikatakan sudah tepat atau dapat
(Y). Dari analisis korelasional tersebut akan digunakan untuk disebarkan kepada
disimpulkan apakah variabel-variabel responden yang menjadi sasaran, kuesioner
tersebut memiliki hubungan yang signifikan tersebut dapat dikatakan sudah dapat
antara variabel X dengan Variael Y yaitu digunaka untuk disebarkan apabilah
antara pola asuh orang tua dengan percaya kuesioner tersebut cocok (valid). Sedangkan
diri anak. Uji reliabilitas merupakan suatu uji dalam
Lokasi penelitian adalah tempat penelitian statistik yang bertujuan untuk
dilakukan kegiatan penelitian. Penentuan mengetahui apakah suatu instrument tersebut
lokasi dimaksudkan untuk mempermudah reliable atau tidak. Syofian Siregar ,
dan memperjelas objek yang menjadi sasaran menyatakan bahwa kriteria suatu instrument
penelitian. Lokasi dalam penelitian ini adalah penelitian dikatakan reliable dengan
TK Raudhatul Jannah Kabupaten menggunakan teknik ini, bila koefisien
Bengkayang yang beralamat di reliabilitas (r11) > 0,6 (Syofian Siregar,
JL.Pendidikan Kecamatan Tujuh Belas. 2017) .
Subjek penelitian ini adalah orang tua murid Syofian Siregar, mengatakan bahwa
usia 4-6 tahun dari orang tua murid kelompok analisis korelasi adalah suatu bentuk analisis
A dan B, untuk melengkapi data penelitian data dalam penelitian yang bertujuan untuk
agar lebih lengkap. Teknik pengumpulan data mengetahui kekuatan atau bentuk arah
merupakan langkah yang paling strategis hubungan diantara dua variabel atau lebih
dalam penelitian, karena tujuan utama dari dan besarnya hubungan yang disebabkan oleh
penelitian adalah mendapatkan data. Dalam variabel yang satu (variabel bebas) terhadap
penelitian ini, peneliti menggunakan variabel variabel lainnya (variabel terikat) (
beberapa tekhnik dalam proses pengumpulan Syofian Siregar, 2017). Untuk mengetahui
data, yaitu: teknik observasi atau pengamatan seberapa kuat hubungan antara variabel X1
tidak langsung dan tekhnik komunikasi tidak (pola asuh otoriter) terhadap variabel Y
langsung dengan alat berupa angket. (kepercayaan diri anak), pengaruh variabel
Observasi atau pengamatan secara langsung X2 (pola asuh permisif) terhadap Y
disini berguna untuk melihat atau mengetahui (kepercayaan diri anak), dan pengaruh
kondisi atau keadaan responden ataupun variabel X3 (pola asuh demokratis) terhadap
tempat yang akan diteliti peneliti serta dalam Y (kepercayaan diri anak) peneliti
rangka pengumpulan data mengenai jumlah menggunakan rumus uji signifikan:
atau sesuatu yang dibutuhkan peneliti selama 𝑁∑𝑋2𝑦 − (∑𝑋2)(∑𝑦)
penelitian. Sedangkan angket merupakan rx2y =
√{𝑁∑𝑋22 − (𝑋2)2}{𝑁∑𝑦2 − (𝑦)2}
suatu alat yang didalamnya berisi beberapa
pernyataan-pernyataan yang akan peneliti
berikan kepada responden untuk diisi yang
nanti hasil jawaban responden tersebut akan
diolah dengan menggunakan analisis data
yang telah ditentukan.
Sebelum sebuah angket disebarkan atau
diberikan kepada responden, peneliti harus
menyebarkan angket tersebut kepada
responden yang bukan menjadi subjek
penelitian. Setelah itu, data-data tersebut

3
HASIL PENELITIAN DAN 14

Jumlah Jawaban Responden


PEMBAHASAN 13 13 13 13 13
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 11 11 11
Hasil Penelitian 10 10 10 10
9 9
10 10 10
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan 8
6
Kepercayaan Diri Anak Usia 4-6 Tahun Di
4
TK Raudhatul Jannah Kabupaten 2
Bengkayang 0
1. Paparan Data Deskriptif Hubungan 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pola Asuh Orang Tua dengan Jumlah Responden
Kepercayaan Diri Anak Usia 4-6 Tahun
Di TK Raudhatul Jannah Kabupaten Grafik 2. Contoh gambar Jumlah dari Jawaban
Bengkayang RespondenVariabel X2 (Pola Asuh Permsif)
a. Data Dari Jumlah Jawaban c. Data Dari Jumlah Jawaban
Responden Pola Asuh Otoriter Responden Pola Asuh Demokratis
Dari data mentah Variabel X1 (pola Dari data mentahVariabel, X3,
asuh otoriter), didapat nilai jumlah dari didapat nilai jumlah dari responden X3
jawaban responden X1 (pola asuh (pola asuh demokratis) orang tua yang
otoriter) orang tua yang ada di TK TK ada di TK Raudhatul Jannah Kabupaten
Raudhatul Jannah Kabupaten Bengkayang menerapkan pola asuh
Bengkayang menerapkan pola asuh demokratis dalam dalam pembentukan
otoriter dalam pembentukan kepercayaan kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun.
diri anak usia 4-6 tahun. 30
Jumlah Jawaban Responden

16 25 25 24
23 23 23 23 23 22 22 22 22 22
21 21 21 20 20212021202121
Jumlah Jawaban Responden

14 14 14 20
1313 13 18 19 19 19 19 19 19
12 12 12 12 12 121212 15
11 1111 1111 11 11 11 111111
10 10 10 10 10 10 1010 10
8 5
6 0
1. 3. 5. 7. 9. 11.13.15.17.19.21.23.25.27.29.
4
Jumlah Respponden
2
0
1. 3. 5. 7. 9. 11. 13. 15. 17. 19. 21. 23. 25. 27. 29. Grafik 3. Contoh Gambar Jumlah dari Jawaban
Jumlah Responden RespondenVariabel X3 (Pola Asuh Demokratis).
Grafik 1. Contoh gambar Jumlah Dari Jawaban d. Data Dari Jumlah Jawaban
Responden Variabel X1 (Pola Asuh Otoriter). Responden Kepercayaan Diri Anak
b. Data Dari Jumlah Jawaban Dari tabel data mentah
Responden Pola Asuh Premisif Y(Kepercayaan Diri Anak), didapat nilai
Dari data mentah variable X2(pola jumlah dari hasil jawaban responden
asuh premisif), didapat nilai jumlah dari terhadap variabel Y (kepercayaan diri
jawaban responden X2 (pola asuh anak) di TK Raudhatul Jannah
permisif) orang tua yang ada di TK Kabupaten Bengkayang memiliki
Raudhatul Jannah Kabupaten kepercayaan diri.
Bengkayang menerapkan pola asuh
permisif dalam dalam pembentukan
kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun.

4
80 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Jumlah Jawaban Responden 70 74 73 73 72 69 67 Kepercayaan Diri Anak Usia 4-6 Tahun Di
65 65 65 64 63 63 63 62 6262
60
54 55 56 57 58 58
59 59 60 TK Raudhatul Jannah Kabupaten
50 52
47 48 50 Bengkayang
40 40
30 2. Hasil Nilai r Pada Hubungan Pola
20 Asuh orang Tua Dengan Kepercayaan
10 Diri Anak
0
1. 3. 5. 7. 9. 11. 13. 15. 17. 19. 21. 23. 25. 27. 29.
a. Nilai r Pada Hubungan Pola
Jumlah Responden Asuh Otoriter Dengan
Kepercayaan Diri Anak
Grafik 4. Contoh Gambar Jumlah dari Jawaban Dari nilai r hasil hitungan
Responden Variabel Y (Kepercayaan diri Anak korelasi yang dilakukan pada X1
e. Perbandingan Nilai Rata-Rata (pola asuh otoriter) dengan Y
Variabel X1, X2, X3, dan Y (kepercayaan diri anak) didapat
Dari tabel variabel X1, X2, X3, dan sebesar -0,414, variabel X1 (pola
Y dan juga penjelasan diatas, maka asuh otoriter) terdapat hubungan
perbandingan nilai rata-rata untuk yang cukup dengan variabel Y
masing-masing variabel didapat bahwa (kepercayaan diri anak) karena nilai
nilai rata-rata variabel X1 (pola asuh rh -0,414 dan jika dilihat dari nilai
otoriter) sebesar 11,40, rata-rata variabel rX1Y = -0,414 dapat dikatakan
X2 (pola asuh permisif sebesar 11,30, bahwa variabel X1 (pola asuh
rata-rata variabel X3 (pola asuh otoriter) mempunyai hubungan yang
demokratis) sebesar 21,10, dan rata-rata cukup dengan variabel Y
variabel Y (kepercayaan diri anak) (kepercayaan diri anak).
sebesar 60,50. b. Nilai r Pada Hubungan Pola Asuh
70 60,50
Premisif Dengan Kepercayaan Diri
60 Anak
50 Dari nilai r hasil hitungan
Rata-Rata

40 korelasi yang di lakukan X2 (pola


30 21,10 asuh permisif) dengan Y
20 11,40 11,30 (kepercayaan diri anak) didapat
10 sebesar 0,370, variabel X2 (pola asuh
0 permisif) terdapat hubungan yang
X1 X2 X3 Y
lemah dengan variabel Y
Variabel X1, X2, X3, dan Y (kepercayaan diri anak) karena nilai
Grafik 4.6 Perbandingan Nilai Rata-Rata rh 0,370 dan jika dilihat dari nilai
Variabel X1, X2, X3, Dan Y Rx2Y = 0,370 dapat dikatakan
bahwa variabel X2 (pola asuh
permisif) mempunyai hubungan yang
lemah dengan variabel Y
(kepercayaan diri anak).
c. Nilai r Pada Hubungan Pola Asuh
Demokratis Dengan Kepercayaan
Diri Anak
Dari nilai r hasil hitungan
korelasi yang di lakukan X3 (pola
asuh demokratis) dengan Y
(kepercayaan diri anak) didapat
sebesar 0,905, variabel X3 (pola asuh
demokratis) terdapat hubungan yang

5
signifikan dengan variabel Y takut untuk menunjukkan rasa percaya
(kepercayaan diri anak) karena nilai dirinya.
rh 0,905, dan jika dilihat dari nilai 2. Hubungan Pola Asuh Permisif Dengan
rX3Y 0,905 dapat dikatakan bahwa Kepercayaan Diri Anak 4-6 Tahun
variabel X3 (pola asuh demokratis) Data pola asuh premisif menunjukan
mempunyai hubungan yang sangat sebanyak 0,370 dari hasil hitungan rX2Y
kuat positif dengan variabel Y dan hasil korelasi lemah positif, artinya
(kepercayaan diri anak). terjadi hubungan yang lemah antara
Sedangkan untuk perbandingan dari variabel X2 dengan variabel Y. Oleh
ketiga variabel, jika dilihat dari nilai r atau karena itu orang tua yang menerapkan
hasil korelasi variabel X3 lebih besar dari pola asuh permisif memiliki ciri yaitu
pada variabel X1 dan variabel X2. Dengan cenderung memberikan kebebasan
demikian, dapat dikatakan bahwa variabel X3 kepada anaknya dalam melakukan
(pola asuh demokratis) sangat berhubungan sesuatu, tidak pernah memberi aturan dan
dengan Y (kepercayaan diri anak). pengarahan kepada anak, semua
Pembahasan keputusan diserahkan kepada anak tanpa
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan pertimbangan dari orang tua. Dan dalam
Kepercayaan Diri Anak Usia 4-6 Tahun Di pola asuh ini rasa kepercayaan diri anak
TK Raudhatul Jannah Kabupaten akan merasa terganggu karena yang ada
Bengkayang di diri anak akan lebih ada keraguan
1. Hubungan Pola Asuh Otoriter Dengan untuk melakukan sesuatu. Pernyataan di
Kepercayaan Diri Anak 4-6 Tahun atas sesuai dengan teori yang
Data pola asuh otoriter menunjukan dikemukakan Al-Tridhonanto dan
sebanyak -0,414 dari hasil hitungan rX1Y Beranda Agency, mengatakan bahwa
dan hasil kategori korelasi cukup, dan Pola asuh permisif adalah pola asuh
memiliki hubungan yang negatif untuk orang tua pada anak dalam rangka
kepercayaan diri anak , artinya terjadi membentuk kepribadian anak dengan
hubungan yang tidak searah antara cara memberikan pengawasan yang
variabel X3 dengan variabel Y. Hal ini sangat longgar dan memberikan
sesuai dengan Teori yang dikemukakan kesempatan pada anaknya untuk
Wong dkk menyatakan bahwa orang tua melakukan sesuatu tanpa pengawasan
dengan pola asuh otoriter mencoba untuk yang cukup darinya (Al-Tridhonanto dan
mengontrol perilaku dan sikap melalui Beranda Agency, 2014).
perintah yang tidak boleh dibantah, Dari penjelasan diatas, maka tidak
mereka menerapkan aturan dan standar ada hubungan antara pola asuh premisif
perilaku yang dituntut untuk diikuti dengan kepercayaan diri anak usia 4-6
secara kaku dan tidak boleh tahun di TK Raudhatul Jannah
dipertanyakan Wong dkk (2008). Kabupaten Bengkayang. Anak yang
Dari penjelasan diatas, maka tidak mendapatkan pengasuhan dari pola asuh
ada hubungan antara pola asuh otoriter premisif memiliki rasa percaya diri yang
dengan kepercayaan diri anak usia 4-6 sangat lemah , karena orang tua
tahun di TK Raudhatul Jannah memberikan pola asuh yang
Kabupaten Bengkayang. Anak yang membebaskan anak untuk melakukan apa
mendapatkan pengasuhan dari pola asuh saja tanpa pengawasan dari orang tua.
otoriter memiliki rasa percaya diri yang Dan dalam pola asuh ini rasa
rendah, karena dengan mengontrol kepercayaan diri anak akan merasa
prilaku anak yang melalui perintah yang terganggu karena karena tidak ada arahan
tidak boleh di bantah, akan membuat dari orang tua.
anak merasa tertekan dan anak mearasa

6
3. Hubungan Pola Asuh Demokratis atau menyatakan keinginannya tetapi
Dengan Kepercayaan Diri Anak 4-6 tetap dalam pengawasan orang tua.
Tahun SIMPULAN DAN SARAN
Data pola asuh orang tua demokratis Simpulan
didapatkan bahwa sebanyak 0,905 dari Berdasarkan hasil penelitian dan
hasil hitungan rX3Y artinya memiliki pembahasan dapat disimpulkan secara umum
kategori yang sangat kuat positif, yang bahwa “Terdapat hubungan antara pola asuh
artinya terjadi hubungan yang sangat orang tua dengan kepercayaan diri anak, pada
kuat antara variabel X3 dengan variabel pola asuh demokratis memiliki hubungan
Y. Dan dari hasil data tersebut orang tua yang sangat kuat dangan kepercayaan diri
di TK Raudhatul Jannah Kabupaten anak di TK Raudhatul Jannah Kabupaten
Bengkayang lebih banyak menerapkan Bengkayang”. Hal ini ditunjukan dari hasil
pola asuh demokratis dalam mengasuh perhitungan statistik berikut:
anaknya. Hal tersebut menunjukkan 1. Terdapat hubungan yang cukup antara
bahwa orang tua lebih banyak pola asuh otoriter dengan kepercayaan
menerapkan pola asuh demokratis. Orang diri anak, dan memiliki hubungan yang
tua lebih bersikap terbuka, dan negatif untuk kepercayaan diri anak yang
memberikan kebebasan pada anak untuk rendah, diperoleh hasil sebesar -0,414,
dapat mengeksplorasi kemampuan yang artinya terjadi hubungan yang rendah
dimiliki dengan adanya pertimbangan- antara variabel X1 dengan variabel Y.
pertimbangan dari orang tua. Orang tua 2. Terdapat hubungan yang lemah antara
yang menerapkan pola asuh demokratis pola asuh permisif dengan kepercayaan
kepada anaknya akan membawa dampak diri anak, dan memiliki hubungan yang
yang positif terhadap perkembangan anak lemah untuk kepercayaan diri anak
terutama kepercayaan diri anak, Ayu kategori lemah, diperoleh hasil sebesar
Sadewo mengatakan bahwa Pola Asuh 0,370, artinya terjadi hubungan yang
Demokratis “pola asuh yang akan lemah antara variabel X2 dengan variabel
membentuk anak menjadi anak yang Y.
dapat mengontrol diri, mempunyai 3. Terdapat hubungan yang sangat kuat
hubungan baik dengan teman, dan antara pola asuh demokratis dengan
terbuka pada orang tua Ayu Sadewo, kepercayaan diri anak, dan memiliki
2009). Bornstein mengatakan bahwa hubungan yang positif untuk kepercayaan
Dalam banyak situasi, adopsi gaya diri anak kategori sangat kuat, diperoleh
pengasuhan fleksibel dan otoritatif atau hasil sebesar 0,905, artinya terjadi
demokratis yang paling bermanfaat bagi hubungan sangat kuat antara variabel X3
pertumbuhan sosial, intelektual, moral dengan variabel Y.
dan emosional anak (Bornstein, 2007) Saran
Dari penjelasan diatas, maka terdapat Berdasarkan hasil penelitian dan
hubungan yang signifikan pada pola asuh kesimpulan yang telah peneliti uraikan di
demokratis dengan kepercayaan diri anak atas, maka peneliti ingin memberikan
usia 4-6 tahun di TK Raudhatul Jannah beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai
Kabupaten Bengkayang. Anak yang bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang
mendapatkan pengasuhan dari pola asuh berkepentingan dalam hal hubungan pola
demokratis akan membuat anak memiliki asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak
rasa percaya diri yang tinggi, karena usia 4-6 tahun di TK Raudhaul Jannah
dalam membentuk kepribadian anak Kabupaten Bengkayang. Adapun saran-saran
orang tua selalu memprioritaskan tersebut adalah sebagai berikut :
kepentingan anak dan memberikan anak
kesempatan untuk melakukan sesuatu 1. Sebagai orang tua sebaiknya dapat
memberikan pola asuh yan tepat kepada

7
anak agar anak dapat berkembang sesuai Tridhonanto.Al & Agency Beranda.(2014).
dengan kompetensinya. Mengembangkan Pola Asuh
2. Sebagai orang tua sebaiknya memantau Demokratis. Jakarta: PT Gramedia.
perkembangan anak secara saksama dan
memantau kegiatan sehari-hari yang Upoyo, S. 2009. Hubungan Pola Asuh Orang
dilakukan anak, apabila terjadi Tua Terhadap Kemampuan
penyimpangan dapat diatasi sedini Sosialisasi pada Anak Prasekolah Di
mungkin. TK Pertiwi Purwokerto Utara.
3. Sebagai orang tua hendaknya mendukung Purwokerto: universitas Soedirman.
kegiatan yang melibatkan anak sehingga Diakses pada Tanggal 10 Agustus
potensi yang dimiliki anak dapat 2020.
berkembang dengan baik.
4. Sebagai orang tua harus bisa berperan Wong, Donna L. dkk. 2008. Buku Ajar
sesuai dengan fungsinya dan sebagai Keperawatan Pediatrik. Volume 1.
ayah maupun ibu dapat memberikan Edisi Keenam. Jakarta: EGC.
kebutuhan dasar anak (asah, asih, asuh)
sesuai dengan kebutuhan anak.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.

Astriani, P. 2012. Hubungan Pola Asuh


Orang Tua Dengan Kepercayaan
Diri Pada Anak Prasekolah usia 3-5
Tahun di TK lV Saraswati Denpasar.
Denpasar: Universitas Udayan
Denpasar. Disakses Pada Tanggal 10
Agustus 2020.

Bornstein Marc. 2007. Parenting Styles And


Child Social Development). In:
Tremblay

Sadewo, S. A. (2009). Mudahnya Mendidik


Anak Beda Karakter Dan Bakat,
BedaPerlakuan. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Siregar, Syofian. (2017).Metode Penelitian


Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual
dan SPSS. Jakarta: KENCANA.

Sugiyono.(2015). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

You might also like