Professional Documents
Culture Documents
1. Yusup Mubaroq
2. Rahmat
Email Korespondensi : 1)
Pendahuluan
Diera globalisasi peran guru tidak bisa digantikan oleh teknologi modern
Seorang guru tidak hanya melaksanakan pembelajaran di kelas, melainkan mendidik, mengasuh,
dan mengembangkan diri sebagai sumber daya manusia yang kritis dan kreatif. Oleh karena itu,
P e n i n g k a t a n P r o f e s i o n a l i s m e g u r u d a p a t d i h a s i l k a n
perkembangan jaman. Dalam hal ini Peningkatan Profesionalisme guru khususnya mata pelajaran
untuk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala dan masalah sosial yang secara nyata terja
m a s y a r a k a t . M e l a l u i u p a y a i n i , p e m b e l a j a r a n I P S m e l a t i h
keterampilan fisik maupun kemampuan berpikirnya dalam mengkaji dan mencari pem
menyenangkan juga merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Salah satu masalah yang
pelajaran IPS.
strategi atau metode yang menarik sehingga memovitasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
keberlangsungan pendidikan.
Guru profesional dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikasi guru serta tunjangan profesi
tunjangan profesi. Wujud dari guru profesional dalam pandangan ahli pendidikan adalah mereka
yang telah memenuhi persyaratan. Diantaranya adalah: memiliki kode etik sebagai acuan dalam
melakukan tugas dan fungsinya, memiliki klien atau objek layanan yang tetap sep
d e n g a n p a s i e n n y a , s e r t a d i a k u i o l e h m a s y a r a k a t k a r e n a m
dengan baik dan mampu memenuhi tuntutan masyarakat untuk hidup cerdas
Metode Penelitian
D a l a m p e n e l i t i a n i n i m e t o d e y a n g p e n u l i s g u n a k a n
alasan bahwa penelitian yang dihasilkan berupa katakata tertulis atau lisan yang dik
https://instructionaljournal.com/index.php/sinau/issue/archive
SINAU: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran
Vol X, No X, Month 2022, pp. x-x (filled by editor)
ISSN XXX-XXX (online)
dipandang sesuai, karena data yang banyak menyangkut perbuatan dan kata-kata bersifat alami
apa adanya. Tetapi walaupun demikian penulis bukan berarti tidak mengabai
bersifat dokumenter. Data dokumenter penulis pergunakan sepanjang data-data tersebut dapa
jenjang pendidik sekolah (Suparlan, 2006, hal. 15). Secara terminologis, profesi merupakan suatu
pekerjaan yang didasarkan atas pendidikan dan latihan khusus yang tujuannya
karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu (Piet, 1994, hal. 26). Secara
lebih singkat Homby (Roestiyah, 1982) menunjukkan pengertian profesi sebagai suatu pekerjaan
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan Pendidikan profesi. Sementara
itu, perwujudan untuk kerja profesional guru ditunjang dengan jiwa profesionalisme, yaitu sikap
mental yang senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan diri sebagai guru prof
l a p a n g a n p e n d i d i k a n y a n g d i p e r o l e h m e l a l u i p e n d i d i k a n
pekerjaannya dan mampu menekuni bidang profesinya selama hidupnya. Mereka itu adalah para
4 Author name et al.: Article title
pendidikan guru dalam waktu tertentu. Melihat pengertian tersebut, berarti tugas dan tanggung
jawab guru sangatlah berat, apalagi bila dibandingkan dengan pekerjaan atau jabatan lain. Tugas
dan tanggung jawab guru, yaitu guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing
s e b a g a i a d m i n i s t r a t o r k e l a s . G u r u s e b a g a i p e n g a j a r
Untuk itu guru dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik
pembimbing memberi tekanan pada tugas dan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah
yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak hanya berkenaan dengan
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah sebagai pekerjaan
menuntut tanggung jawab, karena itu untuk menjabatnya juga diperlukan motivasi yang
bukan karena ragu-ragu dan pelarian belaka. Profesi pada dasarnya merupakan suatu pekerjaan
berdasarkan basic sains dan teknologi tertentu, untuk itu dalam mendapat-kannya dipe
Faktor yang mengakibatkan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yakni
kelemahan yang terdapat pada diri guru itu sendiri, salah satu diantaranya adalah rend
tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Dari kenyataan- kenyataan ini sekalipun pahit bagi
guru, sudah saatnya kompetensi guru ditingkatkan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
penyelenggaraan lokakarya, supervisi klinis, dan pembelajaran mikro (Sumiati & Asri, 2007, hal.
248).
a. Penyelenggaraan lokakarya dan diklat Pendidikan adalah segala usaha untuk membin
k e p r i b a d i a n d a n m e n g e m b a n g k a n k e m a m p u a n m a n u s i a
rohaniah, yang berlangsung seumur hidup baik di dalam maupun di luar sekolah dalam
https://instructionaljournal.com/index.php/sinau/issue/archive
SINAU: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran
Vol X, No X, Month 2022, pp. x-x (filled by editor)
ISSN XXX-XXX (online)
y a n g b e r l a k u , d a l a m w a k t u y a n g r e l a t i f s i n g k a t d a n d
J a d i p e n d i d i k a n d a n p e l a t i h a n m e r u p a k a n s u a t
keahlian dan pengembangan sikap atau tingkah laku. Pendidikan dan pelatiha
ingin mengubah masukan menjadi keluaran, akan tetapi dari segi waktu te
pendidikan lebih lama dari proses pelatihan. Maka biasanya proses pelatihan d
dengan materi-materi praktis dan metode pembelajaran aktif, instruktur pengajarnya juga
bukan sekadar guru tapi orang yang sudah lulus uji kom
Jadi pendidikan dan pelatihan saling melengkapi dan keduanya tidak bertentangan, maka
saat ini banyak instansi pendidikan yang menggunakan perpaduan konsep pendid
dan pelatihan.
b. Supervisi Klinis
Secara etimologi, kata supervisi berasal dari bahasa Inggris, supervision yang terdiri dari 2
(dua) kata, yaitu “super” dan “vision” yang berarti melihat dengan teliti pekerjaan secara
perbaikan (Sumiati & Asri, 2007, hal. 248). Sedangkan “klinis”, bisa dilihat dari kata klinik
itu sendiri, yakni clinical yang artinya berkenaan dengan menangani orang sakit. S
aspek mana yang membuat guru itu tidak dapat mengajar dengan baik (Priatna, 2002, hal.
251).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa “supervisi klinis”
merupakan supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang
sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif terhadap
profesional guru atau calon guru khususnya dalam penampilan mengajar berda
observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubaha
c. Pembelajaran mikro
pembelajaran, dapat dilaksanakan oleh sekelompok guru (biasanya antara 5-10 orang) di
suatu sekolah. Karena praktik latihan ini bersifat khusus, maka pelaksanaannya dilakukan
seorang guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru-guru yang lain menjadi siswa
jawabnya.
Simpulan
Guru profesional adalah mereka yang telah memenuhi persyaratan, di antaranya (1) guru IPS
harus berpegang teguh pada kode etik keguruan sebagai acuan dalam melakukan
fungsinya, (2) guru IPS memiliki klien atau obyek layanan yang tetap seperti d
pasiennya, dan (3) diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.
Referensi
Hasibuan, M. P. (2001). Manajemen dasar,pengertian, dan masalah. Jakarta: Gunung Agung.
Robinson, P., & Basari, H. (1986). Beberapa perspektif sosiologi pendidikan. Jakarta:Rajawali.
https://instructionaljournal.com/index.php/sinau/issue/archive
SINAU: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran
Vol X, No X, Month 2022, pp. x-x (filled by editor)
ISSN XXX-XXX (online)