You are on page 1of 7

SINAU: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran

Vol X, No X, Month 2022, pp. x-x (filled by editor)


ISSN XXX-XXXX (online)
Available online at https://instructionaljournal.com/index.php/sinau/issue/archive

Peningkatan Profesionalisme Guru IPS


(Kiri, Tebal, Sitka Heading 14, maks 12 kata dalam bahasa Indonesia)
Nama Penulis Nama Nama Penulis  (size 10)
1, 2 3

1. Yusup Mubaroq
2. Rahmat
Email Korespondensi : 1)

SEJARAH ARTIKEL Abstrak


Diterima (diisi oleh editor) Educators are professionals whose job is to plan and implement the learning process, assess
Direvisi (diisi oleh editor) learning outcomes, conduct mentoring and training, and conduct research and commu
Diterima (diisi oleh editor) service. This paper aims to find the meaning of the existence of professional social stu
educators or teachers. In this case it aims to determine the extent of the important role of
teacher in increasing professionalism in teaching and learning activities,
studies teachers.
In this study we used a qualitative method. Increasing the Professionalism of Social Sciences
teachers has its own challenges to measure the success of student learning activities, so that
KATA KUNCI learning objectives are achieved. Universal social studies lessons are a challenge
Peningkatan Profesionalisme teacher to improve their ability to create interesting teaching methods. Characteristics Skills in
Guru the modern era need to be mastered by all social studies te
d i g i t a l i z a t i o n a n d c o l l a b o r a t i o no fo nl i ft eh ei nv as louc ei es t y . I t c a n b e s a i d t h a t
p r o f e s s i o n a l i s m o f s o
v a l u e so f h u m a n c i v i l i z a t i o n o n t h i s e a r t h . T h e q u a l i t a t i v e m e t h o d u s e d i n t h i s s t u
sociological approach and the application of behavioral psychology theory.
Hak Cipta © 2023 Penulis. 
Semua hak dilindungi undang-undang. 

Pendahuluan
Diera globalisasi peran guru tidak bisa digantikan oleh teknologi modern

Seorang guru tidak hanya melaksanakan pembelajaran di kelas, melainkan mendidik, mengasuh,

membimbing, dan membentuk kepribadian siswa yang memiliki kemampuan mempersia

dan mengembangkan diri sebagai sumber daya manusia yang kritis dan kreatif. Oleh karena itu,

guru harus meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.

P e n i n g k a t a n P r o f e s i o n a l i s m e g u r u d a p a t d i h a s i l k a n

perkembangan jaman. Dalam hal ini Peningkatan Profesionalisme guru khususnya mata pelajaran

CONTACT: Correspondent Author Name, emailname@gmail.com, University, City, Country


2 Author name et al.: Article title

IPS, karena Pembelajaran IPS merupakan upaya menerapkan teori-konsep-prinsip

untuk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala dan masalah sosial yang secara nyata terja

m a s y a r a k a t . M e l a l u i u p a y a i n i , p e m b e l a j a r a n I P S m e l a t i h

keterampilan fisik maupun kemampuan berpikirnya dalam mengkaji dan mencari pem

dari masalah sosial yang dialamainya. Menciptakan suasana pembelajar

menyenangkan juga merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Salah satu masalah yang

mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha me

mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien, tid

pelajaran IPS.

Tatangan dalam kegiatan pembelajaran saat ini, menuntut guru untuk m

strategi atau metode yang menarik sehingga memovitasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

Sehingga Peningkatan Profesionalisme guru, menjadi suatu yang penting keberha

keberlangsungan pendidikan.

Guru profesional dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikasi guru serta tunjangan profesi

yang memadai menurut standar tertentu. Sekarang ini, terdapat seju

tersertifikasi, akan tersertifikasi, telah memperoleh tunjangan profesi, da

tunjangan profesi. Wujud dari guru profesional dalam pandangan ahli pendidikan adalah mereka

yang telah memenuhi persyaratan. Diantaranya adalah: memiliki kode etik sebagai acuan dalam

melakukan tugas dan fungsinya, memiliki klien atau objek layanan yang tetap sep

d e n g a n p a s i e n n y a , s e r t a d i a k u i o l e h m a s y a r a k a t k a r e n a m

masyarakat (Usman,2005, hal. 15). Dengan demikian, tugas pokok keguruan a

dengan baik dan mampu memenuhi tuntutan masyarakat untuk hidup cerdas

amanat yang tercantum dalam UUD 1945.

Metode Penelitian
D a l a m p e n e l i t i a n i n i m e t o d e y a n g p e n u l i s g u n a k a n

naturalistic, dengan pendekatan studi kepustakaan. Dipilihnya studi kepustak

alasan bahwa penelitian yang dihasilkan berupa katakata tertulis atau lisan yang dik

b e rb agai su mb er at au pe ndapat ahli. Me tode natu ralis tik d

https://instructionaljournal.com/index.php/sinau/issue/archive
SINAU: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran
Vol X, No X, Month 2022, pp. x-x (filled by editor)
ISSN XXX-XXX (online)

dipandang sesuai, karena data yang banyak menyangkut perbuatan dan kata-kata bersifat alami

apa adanya. Tetapi walaupun demikian penulis bukan berarti tidak mengabai

bersifat dokumenter. Data dokumenter penulis pergunakan sepanjang data-data tersebut dapa

menunjang pencapaian tujuan penelitian.

Hasil dan Analisis


Guru adalah tenaga profesional yang membantu orang tua untuk mendidik anak-anak pada

jenjang pendidik sekolah (Suparlan, 2006, hal. 15). Secara terminologis, profesi merupakan suatu

pekerjaan yang didasarkan atas pendidikan dan latihan khusus yang tujuannya

pelayanan yang terampil dengan gaji yang ditentukan (Robinson & Ba

Definisi lain menyebutkan, profesi adalah suatu pernyataan atau sua

menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jab

karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu (Piet, 1994, hal. 26). Secara

lebih singkat Homby (Roestiyah, 1982) menunjukkan pengertian profesi sebagai suatu pekerjaan

yang memerlukan pendidikan lebih lanjut dan latihan khusus.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecak

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan Pendidikan profesi. Sementara

itu, perwujudan untuk kerja profesional guru ditunjang dengan jiwa profesionalisme, yaitu sikap

mental yang senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan diri sebagai guru prof

Pada dasarnya, profesionalisme itu merupakan motivasi intri

pendorong untuk mengembangkan dirinya ke arah perwujudan profesional.

mempunyai makna penting, karena profesionalisme memberikan jaminan perlindungan kepada

kesejahteraan masyarakat umum, profesionalisme merupakan suatu cara untuk

profesi pendidikan, dan profesionalis me memberikan kemungkinan guru dapat m

pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan kompetensinya (Surya, 2004).

Dengan demikian, kemampuan guru dalam melaksanakan fungsi d

l a p a n g a n p e n d i d i k a n y a n g d i p e r o l e h m e l a l u i p e n d i d i k a n

pekerjaannya dan mampu menekuni bidang profesinya selama hidupnya. Mereka itu adalah para
4 Author name et al.: Article title

profesional yang memiliki kompetensi keguruan berkat pendidikan dan

pendidikan guru dalam waktu tertentu. Melihat pengertian tersebut, berarti tugas dan tanggung

jawab guru sangatlah berat, apalagi bila dibandingkan dengan pekerjaan atau jabatan lain. Tugas

dan tanggung jawab guru, yaitu guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing

s e b a g a i a d m i n i s t r a t o r k e l a s . G u r u s e b a g a i p e n g a j a r

merencanakan dan melaksanakan pengajaran.

Untuk itu guru dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik

mengajar di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diaj

pembimbing memberi tekanan pada tugas dan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah

yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak hanya berkenaan dengan

penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga menyangkut penge

pembentukan nilai-nilai pada siswa.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah sebagai pekerjaan

yang sudah terorganisasi, dimana untuk menjabatnya diperlukan

menuntut tanggung jawab, karena itu untuk menjabatnya juga diperlukan motivasi yang

bukan karena ragu-ragu dan pelarian belaka. Profesi pada dasarnya merupakan suatu pekerjaan

berdasarkan basic sains dan teknologi tertentu, untuk itu dalam mendapat-kannya dipe

pendidikan dan keahlian (skill) tertentu pula. Profesi menuntut persyara

keterampilan teknis yang lebih rinci, serta kepribadian tertentu.

Faktor yang mengakibatkan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yakni

kelemahan yang terdapat pada diri guru itu sendiri, salah satu diantaranya adalah rend

tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Dari kenyataan- kenyataan ini sekalipun pahit bagi

guru, sudah saatnya kompetensi guru ditingkatkan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya, di antaranya meliputi:

penyelenggaraan lokakarya, supervisi klinis, dan pembelajaran mikro (Sumiati & Asri, 2007, hal.

248).

a. Penyelenggaraan lokakarya dan diklat Pendidikan adalah segala usaha untuk membin

k e p r i b a d i a n d a n m e n g e m b a n g k a n k e m a m p u a n m a n u s i a

rohaniah, yang berlangsung seumur hidup baik di dalam maupun di luar sekolah dalam

https://instructionaljournal.com/index.php/sinau/issue/archive
SINAU: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran
Vol X, No X, Month 2022, pp. x-x (filled by editor)
ISSN XXX-XXX (online)

rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil makmur

Pancasila. Sedangkan pelatihan adalah bagian pendidikan yan

belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem

y a n g b e r l a k u , d a l a m w a k t u y a n g r e l a t i f s i n g k a t d a n d

mengutamakan praktik dari pada teori (Hasibuan, 2001, hal. 68).

J a d i p e n d i d i k a n d a n p e l a t i h a n m e r u p a k a n s u a t

kompetensi baik dari segi pengetahuan umum dan pemahama

keahlian dan pengembangan sikap atau tingkah laku. Pendidikan dan pelatiha

dilakukan oleh lembaga pemerintah ataupun swasta atau oleh

sendiri. Pendidikan dan pelatihan memiliki perbedaan, walaupun keduanya sama

ingin mengubah masukan menjadi keluaran, akan tetapi dari segi waktu te

pendidikan lebih lama dari proses pelatihan. Maka biasanya proses pelatihan d

dengan materi-materi praktis dan metode pembelajaran aktif, instruktur pengajarnya juga

bukan sekadar guru tapi orang yang sudah lulus uji kom

Walaupun begitu, pendidikan tetap perlu karena proses mengubah masuk

keluaran tidak bisa selalu cepat, seperti menjadikan calon gur

pendidikan dan pelatihan memiliki keterampilan yang sangat erat

teoretis sifat-sifatnya sedangkan pelatihan bersifat lebih praktis.

Jadi pendidikan dan pelatihan saling melengkapi dan keduanya tidak bertentangan, maka

saat ini banyak instansi pendidikan yang menggunakan perpaduan konsep pendid

dan pelatihan.

b. Supervisi Klinis

Secara etimologi, kata supervisi berasal dari bahasa Inggris, supervision yang terdiri dari 2

(dua) kata, yaitu “super” dan “vision” yang berarti melihat dengan teliti pekerjaan secara

keseluruhan. Istilah supervisi ini sering diartikan sebagai mengamati, meng

membimbing dan menstimulus kegiatan- kegiatan orang lain denga

perbaikan (Sumiati & Asri, 2007, hal. 248). Sedangkan “klinis”, bisa dilihat dari kata klinik

itu sendiri, yakni clinical yang artinya berkenaan dengan menangani orang sakit. S

halnya dengan mendiagnosa dalam proses belajar mengajar, untuk menemukan as


6 Author name et al.: Article title

aspek mana yang membuat guru itu tidak dapat mengajar dengan baik (Priatna, 2002, hal.

251).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa “supervisi klinis”

merupakan supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang

sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif terhadap

penampilan pembelajaran guru dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran;

atau suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk memb

profesional guru atau calon guru khususnya dalam penampilan mengajar berda

observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubaha

tingkah laku mengajar tersebut.

c. Pembelajaran mikro

Praktik pembelajaran mikro untuk melatih kemampuan gur

pembelajaran, dapat dilaksanakan oleh sekelompok guru (biasanya antara 5-10 orang) di

suatu sekolah. Karena praktik latihan ini bersifat khusus, maka pelaksanaannya dilakukan

di luar kegiatan belajar mengajar sebenarnya. Pelaksanaan

seorang guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru-guru yang lain menjadi siswa

yang melakukan proses belajar. Kegiatan semacam ini merupakan

bekerja sama meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan

jawabnya.

Simpulan
Guru profesional adalah mereka yang telah memenuhi persyaratan, di antaranya (1) guru IPS

harus berpegang teguh pada kode etik keguruan sebagai acuan dalam melakukan

fungsinya, (2) guru IPS memiliki klien atau obyek layanan yang tetap seperti d

pasiennya, dan (3) diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.

Referensi
Hasibuan, M. P. (2001). Manajemen dasar,pengertian, dan masalah. Jakarta: Gunung Agung.

Piet, A. S. (1994). Profil pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Offset.

Priatna, M. (2002). Manajemen Pendidikan Indonesia. (R. Cipta, Ed.). Jakarta.

Robinson, P., & Basari, H. (1986). Beberapa perspektif sosiologi pendidikan. Jakarta:Rajawali.

https://instructionaljournal.com/index.php/sinau/issue/archive
SINAU: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran
Vol X, No X, Month 2022, pp. x-x (filled by editor)
ISSN XXX-XXX (online)

Roestiyah, N. . (1982). Masalah-masalah Ilmu keguruan. Jakarta: Bina Aksara.

Soetjipto, & Kosasi, R. (1999). Profesi keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumiati, & Asri. (2007). Metode pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Suparlan. (2006). Guru sebagai profesi.Yogyakarta: Hikayat Publishing.

You might also like