Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada.
Materi – materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua sebagai calon pendidik.
Penulis
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Semantik dan Ilmu Lainnya yang Terkait.............................................3
B. Hubungan Semantik dengan Ilmu Lainnya.............................................................4
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Linguistik merupakan ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek
kajiannya. Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dalam komunikasi baik secara lisan maupun tidak lisan. Pada
umumnya bahasa yang digunakan dalam suasana formal akan berbeda jika
dibandingkan dengan suasana tidak formal dan bahasa tertulis sering berbeda
pula dengan bahasa lisan. Namun, baik bahasa formal maupun tidak formal
atau bahasa lisan maupun tertulis terdapat satu komponen yang sangat penting
di dalamnya. Komponen penting ini disebut “makna”. Dalam tataran ilmu
linguistik, makna diberi istilah semantik.
Semantik merupakan ilmu yang dapat dikatakan luas cakupannya. Tidak
hanya mempelajari semantik tetapi juga mempelajari kaitan semantik itu
sendiri dengan bidang ilmu lainnya. Pateda (2001:11) mengemukakan bahwa
masalah makna tidak hanya menjadi urusan ahli yang bergerak di bidang
semantik tetapi juga menjadi kajian ahli yang bergerak di bidang filsafat,
logika dan psikologi. Oleh karena itu, seperti yang sudah disebutkan bahwa
ilmu-ilmu yang terkait pasal semantik di dalamnya antara lain linguistik,
psikologi, logika, dan filsafat. Menarik jika kita paham mengapa semantik
memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu tersebut. Atas dasar inilah kami dari
kelompok tiga berusaha menemukan sumber bagaimana semantik itu
berhubungan dengan disiplin ilmu lain. Pembahasan tentang hubungan ilmu
semantik dengan ilmu linguistik, psikologi, logika, dan filsafat akan diuraikan
satu per satu pada bagian pembahasan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari semantik, linguistik, psikologi, logika, dan filsafat?
C. Tujuan Penulisan
Secara umum makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Semantik sebagai tugas presentasi kelompok. Secara khusus, makalah ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang ilmu semantik
dan hubungannya dengan disiplin ilmu yang lain sehingga ilmu semantik
mampu diterapkan tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga dalam
kehidupan bermasyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
harusnya memiliki makna yang beralasan dan masuk akal sehingga diterima oleh
orang yang membaca atau mendengar kalimat tersebut.
Ilmu selanjutnya adalah Filsafat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Setiawan 2012) filsafat memiliki arti pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Kalimat-
kalimat yang ditulis atau diujarkan seseorang akan berbeda segi analisis
maknanya menurut ahli filsafat yang disebut filsuf. Biasanya filsuf akan
mempermasalahkan makna dari sebuah kata itu sampai ke akar-akarnya yang
dalam pengertian disebutkan sebagai sebab dan asal.
Sudah dibahas sebelumnya bahwa semantik merupakan salah satu cabang ilmu
linguistik. Tentu antara semantik dengan cabang ilmu linguistik lainnya memiliki
hubungan yang bisa dikatakan sangat dekat. Seseorang yang melakukan
komunikasi dengan orang lainnya tentu memiliki makna yang ingin disampaikan
dalam struktur bahasa yang diutarakan. Jadi, pemaknaan itu penting dalam
berbahasa karena jika berbahasa tanpa makna sama saja dengan berbicara tanpa
arah dan tujuan yang jelas. Penjelasan tentang hubungan semantik dengan cabang
ilmu linguistik lainnya akan dibahas pada paragraf berikutnya.
Pada tataran cabang ilmu linguistik, cabang ilmu tingkat pertama adalah
fonologi. Fonologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bunyi bahasa.
Dalam ilmu fonologi, bunyi bahasa itu dapat membedakan makna. Contoh
perbedaan bunyi bahasa yang membedakan makna yaitu :
• Kata apel yang bermakna buah dengan kata apel yang bermakna upacara.
• Kata perang yang bermakna pertempuran dengan kata perang yang bermakna
merah kecoklatan atau kekuningan.
4
Makna yang berhubungan dengan ilmu fonologi ini lebih kepada makna yang
muncul karena perbedaan bunyi pada beberapa kata yang berbeda dan perbedaan
satu huruf saja pada sebuah kata yang mampu memunculkan makna baru.
• Kaki
• Kaki meja
• Kaki gunung
Dari ketiga contoh tersebut, contoh pertama dan kedua pasti kita ketahui
maknanya meskipun membaca sepintas. Makna yang kita tangkap dari contoh
kaki meja dan kaki gunung tentu berbeda dengan bentuk dasar kaki yang sudah
memiliki arti tersendiri di dalam kamus. Penambahan-penambahan kata pada kata
atau bentuk dasar dapat mempengaruhi makna dari bentuk dasar itu sendiri.
5
Dari kedua contoh kalimat tersebut, memang secara struktur kalimat dapat
dikatakan benar tetapi makna yang dimiliki kalimat ini tidak benar karena tidak
logis. Pada kalimat pertama, ketidaklogisan terdapat pada katak yang berlari
karena pada kenyataannya katak tidak dapat berlari tetapi hanya dapat melompat.
Jadi tidak masuk akal jika katak itu berlari. Pada kalimat kedua, ketidaklogisan
terdapat pada subjek wahyu yang seorang manusia makan batu. Tidak logis jika
manusia makan batu selapar apapun orang itu. Intinya, kalimat tidak hanya harus
benar sesuai struktur tetapi juga harus sinkron antara makna dan kenyataan.
Contoh yang pertama, Ucha sedang malas bertemu dengan Sri dapat dimaknai
oleh seorang psikolog dengan mengaitkan makna kalimat ini dengan keadaan jiwa
atau suasana hati penulis atau pembicara. Analisis yang dilakukan seorang
psikolog dari kalimat tersebut antara lain:
6
Contoh yang kedua, Iswani ingin melompat dari lantai tiga gedung FKIP.
Analisis yang dilakukan oleh psikolog terhadap pemaknaan kalimat tersebut
antara lain :
Contoh yang ketiga, kalimat sapu itu terlihat terbang tadi malam juga dianalisis
oleh seorang psikolog tidak jauh berbeda dengan dua contoh kalimat sebelumnya.
Analisis tersebut antara lain:
Dalam berbahasa memang dituntut agar berbahasa yang logis atau masuk akal
sehingga dapat diterima apa yang ingin disampaikan tersebut. Bahasa ilmiah
berbeda dengan bahasa sastra yang tidak menuntut harus selalu menggunakan
bahasa yang bermakna logis karena sastra itu pembebasan pikiran menuju alam
imajinasi yang mampu menciptakan dunia baru yang berbeda dengan dunia nyata
7
yang kita jalani sebagaimana mestinya. Kembali kepada bahasa yang kita pelajari
adalah kalimat-kalimat yang harus logis. Perhatikan contoh kalimat berikut.
Kalimat yang pertama secara struktur kalimat dapat diterima karena unsurnya
lengkap mulai dari subjek, predikat, dan adanya kehadiran objek. Namun, secara
ilmu logika tentu tidak berterima karena tidak masuk akal jika hewan bernama
kambing menangkap manusia yang bernama Ina. Kambing merupakan hewan
pemamah biak yang memakan rumput dan biasa dijadikan hewan ternak. Tidak
mungkin jika hewan ternak mampu menangkap seorang manusia. Tentu tidak ada
alasan bagi seekor kambing untuk melakukan pekerjaan menangkap manusia. Jadi
kalimat ini tentu sangat tidak masuk akal.
Kalimat kedua kotak itu tidak dapat diangkat dijelaskan oleh (Parera 1991:187)
bahwa kalimat ini tidak masuk akal karena belum jelas tidak dapat diangkat oleh
siapa dan berapa orang. Di samping itu, tidak diketahui kotak tersebut terbuat dari
apa sehingga tidak dapat diangkat oleh orang yang tidak diketahui jumlahnya
sehingga kalimat ini masih tergolong kalimat yang tidak masuk akal.
Contoh ketiga juga secara struktur kalimat dapat diterima tetapi secara logika
kalimat aku akan mencintaimu sampai si bisu mengatakan bahwa si tuli
mendengar si buta melihat si pincang sedang berjalan sangat tidak logis. kata-kata
seperti bisu yang dapat berbicara, tuli yang dapat mendengar, buta yang dapat
melihat dan pincang yang dapat berjalan merupakan rangkaian kata yang mustahil
dalam bahasa ilmiah karena terjadi kontradiksi antar kata tersebut. Misalanya kata
bisu yang berkontradiksi dengan berkata, kata tuli yang berkontradiksi dengan
mendengar, kata buta berkontradiksi dengan melihat, begitu pula kata pincang
yang berkontradiksi dengan kata berjalan.
8
Bahasa merupakan sarana berpikir logis sehingga kehadiran makna menjadi hal
yang sangat urgen di sana. Bahasa yang tidak logis seperti bahasa yang tidak
memberikan keterukuran, pengalaman, nyata, dan bersifat kontradiksi tidak
memenuhi bahasa keilmuan atau bahasa ilmiah yang menuntut kelogisan makna
di dalamnya.
contoh kalimat pertama akan dianalisis pemaknaannya oleh ahli filsafat antara
lain:
• Mengapa manusia yang berkumpul lebih dari satu orang itu disebut kelompok?
• Mengapa setiap yang di awal atau yang menjadi yang pertama itu disebut satu?
bukan sati atau sata?
Contoh kalimat kedua pun tidak jauh berbeda bentuk analisisnya oleh filsuf
seperti yang telah dianalisis pada kalimat sebelumnya. Analisisnya antara lain:
9
• Mengapa digunakan kata kami? mengapa tidak digunakan kata kama, kimi dan
sebagainya?
Ada satu ilmu lagi yang sangat mementingkan semantik di dalamnya. Ilmu
tersebut adalah ilmu politik. Ilmu politik merupakan ilmu yang memperlajari
tentang seluk-beluk ketatanegaraan baik mengenai sistem, dasar, maupun siasat
negara. Pateda (2001:14) menjelaskan beberapa contoh keterkaitan semantik
dengan ilmu politik. Perhatikan cotoh kalimat berikut ini.
• Jika tarif BBM naik tahun ini dikhawatirkan masyarakat akan mengganggu
ketertiban.
Urutan kata menyesuaikan tarif pada contoh kalimat pertama digunakan untuk
menggantikan urutan kata menaikkan harga karena pertimbangan politik.
Sebenarnya makna dari kedua urutan kata tersebut sama. Namun digunakan
urutan kata menyesuaikan tarif karena dirasa urutan kata tersebut lebih halus dan
dapat diterima masyarakat dengan mudah. Begitu pula urutan kata mengganggu
ketertiban digunakan untuk menggantikan kata berontak. Hal yang sama terjadi
pada urutan kata ini yaitu digunakan karena lebih halus, sopan, berpendidikan,
dan mudah diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, semantik dalam hal ini
pemaknaan terhadap kata-kata yang dipilih oleh politikus sangat penting. Tidak
10
heran jika politikus yang profesional itu sangat ahli dalam berbahasa dan biasanya
bahasa mereka lebih halus sehingga sampai ke masyarakat dan menjadi mudah
membujuk masyarakat jika terjadi sesuatu yang menyebabkan perdebatan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bagian pembahasan tentang hubungan
semantik dengan ilmu lainnya dapat kita ambil kesimpulan bahwa cabang
ilmu linguistik yang disebut semantik ini berperan penting dalam berbagai
disiplin ilmu bahkan ilmu yang sangat mendasar. Oleh karena semantik
merupakan ilmu yang mempelajari makna dalam artian yang luas ia menjadi
sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu sehingga banyak bermanfaat.
Tidak hanya bermanfaat untuk ilmu yang membahas seputar bahasa tetapi
juga bermanfaat dibidang ilmu lainnya seperti psikologi, logika, filsafat,
bahkan ilmu politik.
Setelah mempelajari ilmu semantik ini semoga kita dapat menerapkannya
dalam ilmu yang lain seperti yang sudah diuraikan
B. Saran
Semantik dapat dikatakan cabang ilmu yang sulit karena berbagai macam
aspek makna dan dari segi mana makna itu akan dilihat. Keterkaitannya
dengan ilmu lain pun berbeda cara pemaknaannya sehingga perlu bagi kita
untuk benar-benar memahami kembali dasar semantik ini. semoga setelah
mempelajari ilmu semantik kita dapat menerapkannya dalam ilmu yang lain
seperti yang sudah diuraikan sehingga ilmu linguistik kita menjadi
sempurna.
12
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Ebta. 2012. “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.” KBBI
Indonesia.