You are on page 1of 11

Nyi Raden: Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental...

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Teknikal terhadap


Dividend Payout Ratio
Nyi Raden Sella Ayu Ardiyanti1

¹ Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640

INFO ARTIKEL A B S T R A C T
JEL Classification: This study aims to examine the extent to which the implementation of
G10 the cash ratio, debt to equity ratio, return on asstes, earning per share, inflation
G32 and interest and dividend payout ratio impact on the results of an empirical study
on manufacturing companies in indonesia stock exchange during the period
Keywords : 2010-2014. The sample used in this study as many as 11 companies for 5 years
cash ratio, consecutive issued dividend. The analysis technique used in this research is
debt to equity ratio, multiple linear regression and hypothesis testing using t-statistic to test the partial
return on asstes, regression coefficient and f-statistic to test the feasibility of the research model
earning per share, with 5% level of significance. It also conducted a classic assumption test including
inflasi suku bunga, normality test, multicolinearity test, heteroscedasticity test and autocorrelation
and dividend payout ratio test. Results of the analysis showed that the variable cash ratio, return on asstes,
and earning per share, positive and significant impact on the dividend payout
ratio, while the variable debt to equity ratio, inflation and interest rate negative
and not significant to the dividend payout ratio.

A B S T R A K

Riset ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana implementasi cash ratio,
debt to equity ratio, return on asstes, earning per share, Inflasi dan Suku Bunga
dan dampaknya pada dividend payout ratio hasil studi empiris pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 11 perusahaan yang selama 5 tahun
berturut-turut mengeluarkan deviden Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linear berganda dan uji hipotesis menggunakan
t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji
kelayakan model penelitian dengan level of significance 5%. Selain itu juga
dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas,
uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Hasil analisis menunjukan bahwa
variabel cash ratio, return on asstes, dan earning per share, berpengaruh positif
dan signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan variabel debt to equity
ratio, Inflasi dan Suku Bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
dividend payout ratio.

1. Pendahuluan
ke perusahaan mana modal akan ditanamkan.
Dalam menanamkan modalnya, investor Dalam kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk
akan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang

*Email Korespondensi:1nyi_raden@ymail.com

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


218
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 218 - 229
ISSN 2339 - 1545

cukup tinggi agar tetap mempunyai keunggulan 2. Telaah Teori dan Pengembangan Hipotesis
dan daya saing dalam upaya menghasilkan
Menurut Sawir (2005:4), Analisis
laba bersih seoptimal mungkin. Menurut
fundamental adalah aktivitas meneliti kondisi
Darmadji (2006:177) Perusahaan yang akan
keuangan untuk mengetahui lebih baik tentang
membagikan dividen dihadapkan pada berbagai
operasi perusahaan yang mengeluarkan
macam pertimbangan antara lain perlunya
saham. Analisis fundamental  merupakan suatu
menahan sebagian laba untuk reinvestasi yang
proses yang memerlukan waktu yang lama
mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana
dengn menyelidiki keadaan ekonomi, politik,
perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang
sosial, industri dan laporan-laporan keuangan
saham, target tertentu yang berhubungan dengan
perusahaan.
rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang
Menurut Husnan (2001:315) analisa
berhubungan dengan kebijakan dividen.
Teknikal adalah sebuah metode peramalan
Berdasarkan keadaan perekonomian
atau estimasi pergerakan harga dengan melihat
diindonesia selama 2010-2014 maka kebijakan
data historis harga yang terjadi di pasar. Dalam
dividen perusahaan sendiri dapat tergambar
menggunakan metode analisa teknikal apapun
pada Dividend Payout Ratio, yaitu persentase
adalah kembali ke dasar teorinya, yang secara
laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai,
metodologi telah terbukti kinerja untuk periode
artinya besar kecilnya Dividend Payout Ratio
waktu yang signifikan.
akan mempengaruhi keputusan investasi para
Menurut Darmadji (2005:177) Dividend
pemegang saham dan disisi lain berpengaruh
Payout Ratio adalah persentase dari pendapatan
pada kondisi keuangan perusahaan. Pertimbangan
yang akan dibayarkan kepada pemegang
mengenai Dividend Payout Ratio ini diduga sangat
saham sebagai dividen tunai. Jika rasio yang
berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.
ditunjukkan dalam dividend payout ratio cukup
Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka
tinggi, terdapat indikasi bahwa perusahaan
perusahaan tersebut akan mampu menetapkan
membayarkan dividen dalam jumlah besar namun
besarnya Dividend Payout Ratio sesuai dengan
jika hanya membayarkan sedikit bagian dari laba
harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa
perusahaan untuk pembayaran dividen tunai,
mengabaikan kepentingan perusahaan untuk
tetap sehat dan tumbuh.

Gambar 1. Grafik DPR periode 2010-2014

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


219
Nyi Raden: Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental...

menandakan sisa pembayaran tersebut digunakan digunakan sebagai acuan para pelaku pasar
untuk kegiatan operasional perusahaan yang dalam mengikuti pelelangan. BI Rate digunakan
kemudian akan sangat membantu perusahaan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi
dalam menaikkan harga saham biasa perusahaan pengendalian moneter untuk mengarahkan
setelah tanggal pembagian dividen. agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI satu
Menurut Harahap (2009:85) Cash Ratio bulan hasil lelang operasi pasar terbuka
merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas berada di sekitar BI Rate. Selanjutnya suku
yang merupakan kemampuan perusahaan bunga SBI satu bulan diharapkan mempengaruhi
memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui suku bunga pasar uang antar bank dan suku
sejumlah kas dan setara kas (giro atau simpanan bunga jangka yang lebih panjang.
lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Cash Ratio Hubungan Konseptual Cash Ratio terhadap
menunjukkan kemampuan kas perusahaan Dividend Payout Ratio
untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka
Menurut Susan Irawati (2006:27) Cash
pendeknya.
Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan
Menurut Riyanto (2000:54), salah satu
perusahaan untuk membayar utangnya yang
rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas atau
segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia
leverage adalah Debt to Equity Ratio. Rasio ini
didalam perusahaan dan efek yang dapat segera
digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari
diuangkan. Semakin tinggi nilai Cash Ratio
setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
untuk keseluruhan hutang perusahaan atau untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka
menilai banyaknya hutang yang dipergunakan
semakin besar Cash Ratio perusahaan maka
oleh perusahaan.
semakin besar kemampuan perusahaan dalam
Menurut Ang (1997) Return on Asset
membayar dividen. Berdasarkan hasil penelitian
adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil
yang dilakukan oleh Rowland, dkk (2014) bahwa
diperoleh perusahaan dalam menjalankan
Cash Ratio tidak berpengaruh terhadap Dividend
operasionalnya. Return On Asset diukur dari laba
Payout Ratio.
bersih setelah pajak terhadap total assetnya yang
Cash Ratio perusahaan merupakan faktor
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
penting yang harus dipertimbangkan sebelum
penggunaan investasi yang digunakan untuk
mengambil keputusan untuk menetapkan
operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan
besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada
probabilitas perusahaan. Menurut Halim
para pemegang saham. Dividen merupakan
(2003:12), Earning Per Share (EPS) adalah
cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas
perbandingan antara keuntungan bersih setelah
perusahaan berarti makin besar kemampuan
pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah
perusahaan membayar dividen. Cash Ratio
saham yang beredar.
merupakan salah satu ukuran dari likuiditas
Menurut Bank Indonesia, Indikator yang
(liquidity ratio) yang merupakan kemampuan
sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
adalah indeks harga konsumen (IHK). Perubahan
pendeknya (current liability) melalui sejumlah
IHK dari waktu ke waktu menunjukkan
kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan
pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang
lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang
dikonsumsi masyarakat. Sejak awal Juli 2005,
dimiliki perusahaan.
Bank Indonesia menggunakan mekanisme BI
Rate (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan
Hubungan Konseptual Debt to Equity Ratio
target suku bunga SBI yang diinginkan oleh
terhadap Dividend Payout Ratio
Bank Indonesia untuk pelelangan pada masa
periode tertentu. BI Rate ini kemudian yang Menurut Sawir (2000:13) menjelaskan

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


220
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 218 - 229
ISSN 2339 - 1545

bahwa Debt to Equity Ratio adalah rasio yang (DPR). ROA merupakan rasio keuangan yang
menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas digunakan untuk mengukur tingkat dengan mana
dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan aktiva telah digunakan untuk menghasilkan
kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut laba. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Kreditur perusahaan yang semakin baik, karena tingkat
melihat ekuitas atau dana yang diberikan oleh pengembalian investasi semakin besar. Sehingga
pemilik sebagai batas pengaman. Dengan meningkatnya ROA juga akan meningkatkan
menghimpun dana melalui hutang maka pemegang pendapatan dividen. Kemampuan perusahaan
saham dapat mengendalikan perusahaan dengan dalam memperoleh laba merupakan indikator
jumlah investasi ekuitas yang terbatas. Rasio utama dalam kemampuan perusahaan untuk
ini dapat menggambarkan potensi manfaat dan membayar dividen, sehingga profitabilitas sebagai
resiko yang berasal dari penggunaan utang. faktor penentu terpenting terhadap dividen.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Marietta dan Sampurno (2013) Debt To Hubungan Konseptual Earnings Per Share
Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Dividend dan Dividend Payout Ratio
Payout Ratio, sedangkan penelitian yang telah
Menurut Baridwan (1992:333),
dilakukan oleh Rowland,dkk (2014) dikatakan
Earnings Per Share adalah Jumlah pendapatan
bahwa Debt To Equity Ratio berpengaruh
yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
lembar saham yang beredar, dan akan dipakai
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan suatu
oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan
rasio keuangan yang mengindikasikan proporsi
besarnya dividen yang akan dibagikan. Semakin
hubungan antara hutang dan ekuitas yang
tinggi nilai EPS yang dihasilkan perusahaan,
digunakan untuk membiayai aset perusahaan.
maka semakin besar kemampuan perusahaan
Peningkatan hutang pada gilirannya akan
dalam membagikan dividen. Berdasarkan
mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang
penelitian yang telah dilakukan oleh Ebenezer
tersedia bagi para pemegang saham, termasuk
(2013), menunjukkan bahwa Earnings Per Share
dividen yang diterima karena kewajiban untuk
berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout
membayar hutang lebih diutamakan daripada
Ratio.
pembagian dividen.
Pendapatan per lembar saham (Earnings
Per Share) merupakan total keuntungan
Hubungan Konseptual Return on Asset
yang diperoleh investor untuk setiap lembar
terhadap Dividend Payout Ratio
sahamnya. Total keuntungan tersebut diukur dari
Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), rasio antara laba bersih setelah pajak (Earnings
Return on Assets merupakan rasio keuangan After Tax) terhadap jumlah lembar saham yang
perusahaan yang berhubungan dengan beredar (outstanding share). Laba bersih yang
profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan diperhitungkan tersebut setelah dikurangi dengan
menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat dividen untuk para pemegang saham prioritas/
pendapatan, aset dan modal saham tertentu. minoritas (preffered stock). Semakin besar
Semakin besar nilai ROA yang dihasilkan earning after tax maka pendapatan dividen kas
perusahaan maka semakin besar kemampuan per lembar saham (cash dividend per share) yang
perusahaan dalam membagikan dividen kepada akan diterima oleh para pemegang saham biasa
pemegang saham (stakeholders). (common stock) juga semakin besar. Hal tersebut
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan asumsi jika dividen bagi para pemegang
oleh Marietta dan Sampurno (2013), menunjukan saham minoritas dan jumlah saham yang beredar
bahwa Return on Assets memiliki pengaruh (saham biasa) relatif tetap.
yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Dalam menanamkan modal di perusahaan

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


221
Nyi Raden: Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental...

emiten, pemegang saham mempunyai harapan Investasi melalui pasar modal selain
keuntungan dari modal yang ditanamkannya memberikan hasil, juga mengandung resiko.
itu. Dalam hal ini ada dua jenis dividen yang Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat di
biasa diperoleh pemegang saham, yaitu dividen pengaruhi oleh keadaan negara khususnya di
kas dan non kas. Dividen kas (cash dividend) bidang ekonomi, politik dan sosial. beberapa
adalah dividen yang dibayar oleh emiten kepada faktor yang mempengaruhi dividen adalah
pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Profitabilitas, Tingkat suku bunga SBI, inflasi dan
Dividen non kas adalah dividen yang dibayarkan nilai tukar. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian
dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat
Contoh dividen non kas adalah dividen saham bunga SBI, terhadap naik turunnya dividen.
(stock dividend) dan dividen aktiva. Tingkat bunga SBI adalah Variabel yang paling
dominan berpengaruh terhadap dividen.
Hubungan Konseptual Inflasi dan Dividend
Payout Ratio 3. Metode

Meningkatnya suku bunga secara langsung Objek dalam penelitian ini adalah Cash
akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return
yang memiliki leverage yang tinggi akan On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS),
mendapatkan dampak yang sangat berat Inflasi, Suku Bunga dan variabel Dependent ialah
terhadap kenaikan tingkat bunga. Harga bahan Dividend Payout Ratio (DPR). Metode penelitian
baku juga akan meningkat, jika kenaikan biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
ini tidak dapat diserap oleh harga jual terhadap kuantitatif yang berdasarkan pada data sekunder
konsumen, maka profitabilitas perusahaan akan berupa laporan keuangan dengan data Dividend
menurun. Menurunnya profitabilitas ini, akan Payout Ratio (DPR) pada masing–masing
mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
pendapatan deviden yang harus diterima oleh berdasarkan fungsinya penelitian ini merupakan
investor, yang gilirannya investasipada saham jenis penelitian kausalitas yang bertujuan untuk
di pasar modal menjadi hal yang kurang mendeskriptifkan hubungan sebab akibat antara
menarik. Pada akhirnya investor akan berpindah variabel dan menarik kesimpulan dari hubungan
ke jenis investasi yang lain, yang memberikan antara variabel tersebut.
return yang lebih baik dalam hal ini bunga yang Penelitian ini yang menjadi populasi
tinggi, misalnya deposito. penelitian adalah perusahaan manufaktur yang
Berdasarkan hal itu diketahui secara terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-
tidak langsung inflasi berpengaruh terhadap 2014. Alasan digunakannya data mulai dari tahun
harga saham. Meningkatnya inflasi secara 2010 adalah adanya pergerakan fluktuatif pada
relatif adalah signal negatif bagi para investor. Dividend Payout Ratio (DPR), dan data yang
Terutama bagi perusahaan yang memiliki digunakan adalah laporan keuangan lima tahun
solvabilitas yang tinggi karena dapat mengurangi terakhir. Sedangkan sampel adalah sebagian
profit dan akhirnya harga saham pun akan turun. dari populasi yang diteliti, dalam penelitian ini
Selain itu tingginya tingkat inflasi pada tahun sampel diambil dengan menggunakan purposive
tersebut juga dipicu oleh adanya ekspektasi sampling dengan tujuan untuk mendapatkan
dari masyarakat bahwa rupiah akan semakin sampel yang representative. Teknik pengelolahan
terdepresiasi dimasa yang akan datang dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
akibatnya tingkat harga akan terus naik. persamaan regresi linear berganda yang bertujuan
untuk melihat apakah variabel independen (X)
Hubungan Konseptual Suku Bunga dan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Dividend Payout Ratio dependen (Y). Bentuk umum persamaan linear

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


222
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 218 - 229
ISSN 2339 - 1545

berganda dengan menggunakan lima variabel Berdasarkan hipotesis alternatif (H1)


adalah sebagai berikut: menyatakan bahwa Cash Ratio berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +b4X4+ b5X5 +
Pada parameter statistik hasil perhitungan uji-t
b6X6+e
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,930 dengan nilai
Keterangan signifikansi sebesar 5%. Karena nilai t hitung
Y = Dividend Payout Ratio 2,930 lebih besar dari nilai t tabel 2,010 dan nilai
(DPR) signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu sebesar
a = konstanta 0,5%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi Cash Ratio berpengaruh positif dan signifikan
XI = Cash Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio, dan dapat
X2 = Debt to Equity Ratio disimpulkan bahwa Hipotesis pertama (H1)
(DER) diterima dan Hipotesis (Ho) ditolak.
X3 = Return On Asset (ROA) Berdasarkan hipotesis alternatif (H2)
X4 = Earning Per Share (EPS) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio
X5 = Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout
X6 = Suku Bunga Ratio. Pada parameter statistik hasil perhitungan
e = erorr term, diasumsikan 0 uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar 1,585 dengan
nilai signifikansi sebesar 5%. Karena nilai t
Pengujian statistik dilakukan dengan 2 tahap. hitung 1,585 lebih kecil dari nilai t tabel 2,010
Pertama, uji asumsi klasik, dan kedua, uji dan nilai signifikansi lebih besar dari 5% yaitu
hipotesisi penelitian. Pengujian hipotesis sebesar 12%. Dengan demikian dapat dinyatakan
penelitian diawali dengan uji model dengan Uji bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh
F dan Uji koefisien determinasi. Pembuktian signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, dan
hipotesis penelitian dilakukan dengan Uji t. dapat disimpulkan bahwa Hipotesis kedua (H2)
ditolak dan Hipotesis (Ho) diterima.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hipotesis alterantif (H3) menyatakan
bahwa Return On Assets berpengaruh signifikan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
terhadap Dividend Payout Ratio. Pada parameter
uji regresi linier berganda. Uji asumsi klasik
statistik hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai t
memberikan hasil bahwa model yang diuji
hitung sebesar 2,317 dengan nilai signifikansi
telah memenuhi asumsi klasik yang mencakup
sebesar 5%. Karena nilai t hitung 2,317 lebih
normalitas, multikolineariras, heteroskedastisitas
dan autokorelasi.
Tabel 1. Rangkuman Hasil Pengujian
Variabel
CR 27.648 9.436 0.524 2.93 0.005
DER 16.775 10.585 0.286 1.585 0.12
ROA 0.661 0.285 0.375 2.317 0.025
EPS 0.007 0.003 0.368 2.242 0.03
Inflasi 12.999 7.219 0.244 1.801 0.078
Suku Bunga -0.058 3.706 -0.002 -0.016 0.987
(Constant) -78.23 52.556 -1.489 0.143
R Square 0.323
Adjusted R-Square 0.238
F-hitung 3.811
Sig-F 0.003

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


223
Nyi Raden: Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental...

besar dari nilai t tabel 2,010 dan nilai signifikansi positif dan signifikan secara statistik terhadap
lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 2,5%. Dengan Dividend Payout Ratio. Variabel Cash Ratio
demikian dapat dinyatakan bahwa Return On memiliki koefisien positif, ini berarti bahwa
Assets berpengaruh positif signifikan terhadap apabila Cash Ratio meningkat maka kemungkinan
Dividend Payout Ratio, dan dapat disimpulkan dibagikannya dividen akan semakin besar. Hasil
bahwa Hipotesis ketiga (H3) diterima dan pengujian ini konsisten dengan hasil penelitian
Hipotesis (Ho) ditolak. yang dilakukan oleh Ebenezer (2013) yang
Hipotesis alternatif (H4) menyatakan menguji Determinants of dividend payout policy
bahwa Earning Per Share berpengaruh signifikan of some selected manufacturing firms listed on
terhadap Dividend Payout Ratio. Pada parameter the Ghana Stock Exchange. Hasil penelitian
statistik hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai t tersebut menunjukkan bahwa variabel Cash Ratio
hitung sebesar 2,242 dengan nilai signifikansi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout
sebesar 5%. Karena nilai t hitung 2,242 lebih Ratio. Nilai positif dalam variabel Cash Ratio ini
besar dari nilai t tabel 2,010 dan nilai signifikansi menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah
lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 3%. Dengan kas dan setara kas dalam perusahaan maka akan
demikian dapat dinyatakan bahwa Earning Per meningkatkan dividend payout ratio.
Share berpengaruh positif signifikan terhadap Semakin likuid perusahaan maka akan
Dividend Payout Ratio, dan dapat disimpulkan semakin besar kemungkinan pembayaran yang
bahwa Hipotesis keempat (H4) diterima dan dilakukan oleh perusahaan tersebut. Meningkatnya
Hipotesis (Ho) ditolak. Cash Ratio juga dapat meningkatkan harapan
Hipotesis alterntif (H5) menyatakan investor terhadap kemampuan perusahaan
bahwa Inflasi berpengaruh signifikan terhadap untuk membagikan dividen. Meningkatnya
Dividend Payout Ratio. Pada parameter statistik Cash Ratio juga dapat meningkatkan harapan
berdasarkan hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai investor terhadap kemampuan perusahaan untuk
t hitung sebesar 1,801 dengan nilai signifikansi membagikan dividen. Namun penelitian ini tidak
sebesar 5%. Karena nilai t hitung 1,801 lebih sesuai dengan peneitian yang dilakukan oleh
kecil dari nilai t tabel 2,010 dan nilai signifikansi Agung Hardinugroho dengan penelitian Analisis
lebih besar dari 5% yaitu sebesar 7,8%. Dengan Faktor-faktor yang mempengaruhi DPR pada
demikian dapat dinyatakan bahwa inflasi tidak perusahaan Manufaktur di BEI periode 2009-
berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout 2010, dimana dari hasil penelitiannya dijelaskan
Ratio, dan dapat disimpulkan bahwa Hipotesis bahwa Cash Ratio tidak mempunyai pengaruh
kelima (H5) ditolak dan Hipotesis (Ho) diterima. yang signifikan terhadap DPR. Namun hal ini
Hipotesis alternatif (H6) menyatakan tidak didukung oleh Mollah dan Keasen (2000)
bahwa Suku Bunga berpengaruh signifikan yang menyatakan bahwa Cash Ratio merupakan
terhadap Dividend Payout Ratio. Pada parameter variabel penting yang dipertimbangkan oleh
statistik hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai t manajemen dalam penentuan kebijakan dividen.
hitung sebesar -0,016 dengan nilai signifikansi Pembayaran dividen merupakan arus kas
sebesar 5%. Karena nilai t hitung -0,016 lebih keluar sehingga free cash flow yang tinggi akan
kecil dari nilai t tabel 2,010 dan nilai signifikansi memungkinkan perusahaan lebih berfokus pada
lebih besar dari 5% yaitu sebesar 98,7%. Dengan pembiayaan dividen atau pelunasan hutang untuk
demikian dapat dinyatakan bahwa Suku Bunga mengurangi biaya keagenan.
tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Hasil pengujian hipotesis kedua (H2)
Payout Ratio, dan dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio
Hipotesis keenam (H6) ditolak dan Hipotesis tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout
(Ho) diterima. Ratio. Sehingga Semakin rendah DER belum
Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) tentu semakin tinggi kemampuan perusahaan
menunjukkan bahwa Cash Ratio berpengaruh untuk membayar seluruh kewajibannya.

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


224
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 218 - 229
ISSN 2339 - 1545

Menurut Sawir (2000:13) ada beberapa faktor terhadap Dividend Payout Ratio menjelaskan
yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan
kebutuhan dana bagi perusahaan, likuiditas berdampak pada peningkatan pembagian dividen
perusahaan, dan pengendalian perusahaan. yang akan dibayarkan. Tanda positif dalam
Dilihat dari perkembangan periode pengamatan, penelitian ini sesuai dengan teori information
perusahaan manufaktur rata-rata memiliki content or signaling hypothesis yang dikemukan
nilai Debt to Equity Ratio yang rendah, hal ini oleh Miller dan Mondigliani yang menyatakan
menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur bahwa kenaikan dividen merupakan suatu
lebih menyukai pembiayaan dengan modal sinyal kepada para investor bahwa manajemen
sendiri daripada menggunakan dana dari pihak meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa
luar. Hal tersebut sejalan dengan Pecking Order yang akan datang. Berdasarkan teori tersebut,
Theory yang menyatakan bahwa perusahaan dapat ditunjukkan bahwa penghasilan yang tinggi
menyukai Internal Financing (pendanaan melalui asset yang dimiliki yang tercermin dari
dari hasil operasi perusahaan berwujud laba nilai Return On Asset menunjukkan pengaruh
ditahan) daripada pendanaan dari luar. Hal ini yang positif terhadap kebijakan dividen. Hal
tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan ini disebabkan oleh meningkatnya kemampuan
kredibilitas perusahaan di mata pihak eksternal perusahaan untuk menghasilkan laba yang
karena hutang memberikan risiko yang tinggi, tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan dan
artinya perusahaan harus mampu mengambil memberikan sinyal baik kepada investor tentang
keputusan di tengah tawaran akan manfaat dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
leverage atau menjaga kesejahteraan pemegang laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
saham, dengan menjauhkannya dari risiko penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
tersebut. Hasil pengujian penelitian ini konsisten Marietta dan Sampurno (2013) Namun hasil
dengan hasil penelitian sebelumnya yang penelitian kali ini bertolak belakang dengan hasil
dilakukan oleh Marietta dan Sampurno (2013) penelitian sebelumnya. Damayanti dan Achyani
yang meneliti tentang Pengaruh Cash Ratio, (2006). Hasil penelitian ini konsisten dengan
Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to penelitian yang dilakukan oleh Rowland, dkk
Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio (2014).
: ( Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Pada hipotesis keempat (H4) menunjukan
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008- bahwa variabel Earning Per Share berpengaruh
2011), penelitian tersebut menyimpulkan bahwa positif dan signifikan terhadap Dividend Payout
kebijakan hutang (diproksi dengan leverage) Ratio, tanda positif pada koefisien regresi
tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout menunjukkan bahwa apabila Earning Per Share
Ratio. Hasil penelitian ini juga mendukung meningkat maka Dividend Payout Ratio juga
penelitian yang dilakukan Rahayuningtyas dkk meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(2014) yang meneliti tentang Pengaruh Rasio- pengaruh positif variabel Earning Per Share
Rasio keuangan terhadap Dividend Payout Ratio terhadap Dividend Payout Ratio menjelaskan
(DPR) (Studi Pada Perusahaan Yang Listing Di bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan
BEI Tahun 2009 – 2011). berdampak pada peningkatan pembagian dividen
Pada hipotesis ketiga (H3) menunjukan yang akan dibayarkan. Earning Per Share
bahwa variabel Return On Asset berpengaruh digunakan mengukur kemampuan perusahaan
positif dan signifikan terhadap Dividend Payout dalam mencetak laba berdasarkan saham
Ratio, tanda positif pada koefisien regresi yang dimiliki. Angka Earning Per Share juga
menunjukkan bahwa apabila Return On Asset digunakan dalam publikasi mengenai kinerja
meningkat maka Dividend Payout Ratio juga perusahaan yang menjual sahamnya kepada
meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat umum. Menurut Sawidji (2005:59)
pengaruh positif variabel Return On Asset Perhitungan Earning Per Share mempunyai

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


225
Nyi Raden: Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental...

beberapa tujuan yaitu untuk melihat kemajuan untuk membayar seluruh kewajibannya. Tingkat
dan operasi perusahaan, menentukan harga pasar bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi
saham, dan menentukan besarnya dividen yang nilai sekarang aliran kas perusahaan, sehingga
akan dibagi. Hasil penelitian ini sesuai dengan kesempatan investasi yang ada tidak akan
penelitan Ebenezer (2013). menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi akan
Pada hipotesis kelima (H5) menunjukan menyebabkan biaya modal yang ditanggung
bahwa variabel Inflasi tidak berpengaruh perusahaan tinggi, disisi lain tingkat bunga
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, tinggi menyebabkan return yang disyaratkan
Sehingga Semakin rendah Inflasi belum tentu dari investor atas suatu saham akan meningkat.
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk Di samping itu dengan tingkat bunga tinggi
membayar seluruh kewajibannya. Inflasi adalah dapat menyebabkan investor akan memindahkan
kecenderungan terjadinya peningkatan harga investasi dari saham ke investasi tabungan atau
produk secara keseluruhan. Inflasi tinggi dapat deposito. Dapat disimpulkan bahwa tingkat suku
mengurangi tingkat pendapatan riil yang diterima bunga merupakan sinyal negatif terhadap dividen.
investor dari investasinya. Menurut Sukirno Hasil penelitian ini sesuai dengan Sugiharti
(2008:14) Inflasi dapat meningkatan pendapatan Binastuti (2011) Faktor Fundamental terhadap
perusahaan, di satu sisi juga meningkatkan biaya Kebijakan Deviden Studi Kasus pada Perusahaan
operasional. Jika peningkatan biaya produksi Manufaktur di BEI, dari hasil penelitan ini
lebih tinggi dari peningkatan inflasi secara menghasilkan bahwa Suku Bunga tidak memiliki
relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pengaruh terhdap Dividend Payout Ratio.
pasar modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan Tingkat suku bunga tinggi menunjukkan bahwa
Sugiharti Binastuti (2011) Faktor Fundamental risiko investasi tinggi. Risiko investasi tinggi
terhadap Kebijakan Deviden Studi Kasus pada menyebabkan investor mengharapkan tingkat
Perusahaan Manufaktur di BEI, dari hasil pengembalian tinggi juga. Pada saat tingkat
penelitan ini menghasilkan bahwa Inflasi tidak suku bunga tinggi, investor mengharapkan
memiliki pengaruh terhdap Dividend Payout tingkat pengembalian tinggi, sehingga memaksa
Ratio. Menurut Sukrino (2008:14) Inflasi dapat pengelola perusahaan untuk membayar dividen
mempengaruhi kinerja perusahaan. Inflasi tinggi. Hal ini sesuai dengan tradeoff antara risk
menyebabkan pendapatan masyarakat secara riil and return yaitu semakin tinggi tingkat risiko
menurun, sehingga dengan inflasi yang tinggi maka tingkat pengembalian yang diharapkan dari
menyebab-kan daya beli masyarakat turun. investasi juga tinggi.
Inflasi tinggi mendorong investor untuk meminta
tingkat pengembalian tinggi atas investasinya, 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Implikasi
sehingga inflasi tinggi mendorong investor untuk Hasil Penelitian
lebih memilih dividen yang tinggi, karena dividen Berdasarkan hasil penelitian dan
dianggap lebih pasti dari pada capital gain. Inflasi pembahsan yang diuraikan pada bab sebelumnya,
tinggi mendorong perusahaan untuk membagi maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
dividen dalam jumlah yang tinggi. Kebijakan 1. Cash Ratio berpengaruh positif dan signifikan
ini memberikan persepsi kepada investor bahwa terhadap Dividend Payout Ratio. Variabel
dengan tekanan inflasi, perusahaan masih bias Cash Ratio memiliki koefisien positif, hal ini
mempertahankan keuntungan yang dapat dibagi berarti bahwa apabila Cash Ratio meningkat
kepada pemegang saham. maka kemungkinan dibagikannya dividen
Pada hipotesis keenam (H6) menunjukan akan semakin besar. Nilai positif dalam
bahwa variabel Suku Bunga tidak berpengaruh variabel Cash Ratio ini menunjukkan bahwa
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, adanya peningkatan jumlah kas dan setara kas
Sehingga Semakin rendah Suku Bunga belum dalam perusahaan maka akan meningkatkan
tentu semakin tinggi kemampuan perusahaan dividend payout ratio. Semakin likuid

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


226
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 218 - 229
ISSN 2339 - 1545

perusahaan maka akan semakin besar seluruh kewajibannya. Tingkat bunga yang
kemungkinan pembayaran yang dilakukan terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai
oleh perusahaan tersebut. sekarang aliran kas perusahaan, sehingga
2. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh kesempatan investasi yang ada tidak akan
positif dan signifikan terhadap Dividend. menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi akan
Hal ini menunjukkan Semakin rendah DER menyebabkan biaya modal yang ditanggung
belum tentu semakin tinggi kemampuan perusahaan tinggi, disisi lain tingkat bunga
perusahaan untuk membayar seluruh tinggi menyebabkan return yang disyaratkan
kewajibannya. Dilihat dari perkembangan dari investor atas suatu saham akan
periode pengamatan, nilai positif pada meningkat
Debt to Equity Ratio menunjukkan bahwa 7. Cash Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
perusahaan manufaktur lebih menyukai (DER), Return On Assets (ROA), Earning
pembiayaan dengan modal sendiri daripada Per Share (EPS), Inflasi dan Suku Bunga
menggunakan dana dari pihak luar. secara simultan memiliki pengaruh positif
3. Return on Asset berpengaruh positif dan dan signifikan terhadap Dividend Payout
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Ratio. Tanda positif pada koefisien regresi
Penelitian ini masih terdapat keterbatasan-
menunjukkan bahwa apabila Return On
keterbatasan yang penting untuk diperhatikan
Asset meningkat maka Dividend Payout
oleh peneliti berikutnya, pertama, yaitu sampel
Ratio juga meningkat. Hasil penelitian
masih terbatas pada perusahaan manufaktur
menunjukkan bahwa pengaruh positif
di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimungkinkan
variabel Return On Asset terhadap Dividend
mengganti dengan perusahaan lain yang lebih
Payout Ratio menjelaskan bahwa tingkat
luas untuk melihat pengaruh secara signifikan
profitabilitas perusahaan akan berdampak
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Kedua,
pada peningkatan pembagian dividen yang
dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan
akan dibayarkan.
data tahunan dengan periode 5 tahun dan sampel
4. Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif
perusahaan yang membagikan dividen secara
dan signifikan terhadap Dividend Payout
konsisten atau berturut-turut selama periode
Ratio (DPR). Tanda positif pada koefisien
penelitian
regresi menunjukkan bahwa apabila Earning
Saran bagi peneliti berikutnya adalah
Per Share meningkat maka Dividend Payout
perlu dilakukan penelitian sejenis dengan interval
Ratio juga meningkat.
waktu dan data yang berbeda, serta sampel yang
5. Inflasi tidak berpengaruh positif dan
lebih besar mengingat perkembangan dunia
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
pasar modal di Indonesia, serta dapat menambah
(DPR). Sehingga Semakin rendah Inflasi
beberapa faktor yang mungkin dapat berpengaruh
belum tentu semakin tinggi kemampuan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
perusahaan untuk membayar seluruh
Bagi investor dalam melakukan pengambilan
kewajibannya. Inflasi adalah kecenderungan
keputusan investasi saham pada sekuritas yang
terjadinya peningkatan harga produk secara
listing di Bursa Efek Indonesia sebaiknya tidak
keseluruhan. Inflasi tinggi dapat mengurangi
hanya melihat dari kondisi Inflasi yang rendah
tingkat pendapatan riil yang diterima investor
dan juga tingkat Suku Bunga yang tinggi,
dari investasinya.
dikarenakan Inflasi dapat meningkatan pendapatan
6. Suku Bunga tidak berpengaruh positif
perusahaan, di satu sisi juga meningkatkan biaya
dan signifikan terhadap Dividend Payout
operasional, Jika peningkatan biaya produksi
Ratio (DPR). Sehingga Semakin rendah
lebih tinggi dari peningkatan inflasi secara relatif
Suku Bunga belum tentu semakin tinggi
merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar
kemampuan perusahaan untuk membayar

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


227
Nyi Raden: Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental...

modal. Sedangkan tingkat Suku Bunga yang ratio pada perusahaan manufaktur yang
tinggi akan menyebabkan biaya modal yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal
ditanggung perusahaan tinggi dan hal ini akan Manajemen dan Akuntansi, Vol.2, No.1, p.
mempengaruhi keputusan perusahaan dalam 1-14.
membagikan dividen. Husnan, Suad. (2004). Dasar-dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:
Daftar Pustaka UPP AMP-YKPN.
Imam, Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis
Agnes Sawir. (2005). Analisis Kinerja Keuangan
Multivariate Dengan Program SPSS,
dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
Semarang: Badan Penerbit UNDIP, .
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kamaruddin, ahmad (2005) Akuntansi
Alfigari. (2002). Analisis Regresi Teori, Kasus,
manajemen: dasar-dasar konsep biaya dan
dan Solusi. Edisi kedua. Yogyakarta : BPFE.
pengambilan keputusan. Jakarta : PT Raja
Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal
Grafindo Persada.
Indonesia. Jakarta:Media Staff Indonesia.
Magister Akuntansi Universitas Pancasila. (2014)
Boanyah, Ayentimi. (2013) “Determinants
Pedoman Penyusunan Thesis : Jakarta.
of Dividend Payout Policy of Some
Marietta, Sampurno. (2013) Analisis pengaruh
SelectManufacturing Firms Listed on the
cash ratio, return on assets, gowth, firm
Ghana Stock Exchange”, Research Journal
size, bebt to Equity Ratio terhadap Dividend
of Finance and Accounting Vol.4, No.5,
Payaout Ratio: Studi Pada Perusahaan
p.49-60.
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Brigham, Eguene & Houston Joel, (2001)
Indonesia Tahun 2008-2011, Diponegoro
“Manajemen Keuangan”, Jakarta: Erlangga.
Journal of Management Vol.2, No.3, p.2337-
Darmadji dan Fakhrudin, (2006) Pasar Modal
3792.
di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab,
Pasaribu, Kowanda, Nawawi, 2014, Determinan
Jakarta: Salemba Empat.
Dividend Payout Ratio pada Emiten LQ 45
Darsono, Azhari. (2005) Pedoman Praktis
di Bursa Efek Indonesia,Vol.8 No.1 p 1-12.
Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta:
Raharjaputra, Hendra Sumantri. 2009. Manajemen
ANDI
Keuangan dan Akuntansi untuk eksekutif
Erni Masdupi. (2005) Analisis dampak struktur
Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
kepemilikan pada kebijakan hutang dalam
Riyanto, Bambang. (2001) Dasar-dasar
mengkontrol konflik keagenan. Jurnal
pembelanjaan perusahaan, yogyakarta:
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.2,
BPFE
No.1,hal.57-69
Sartono, Agus. (2010) manajemen Keuangan
Gitman, Lawrence J. (2003) Principles Of
”Teori dan Aplikasi”. Edisi Keempat.
Managerial Finance. Edisi kesepuluh. San
Yogyakarta: BPFE.
Fransisco: Addison Wesley
Suhandak, Handayani. (2014) Pengaruh rasio-
Halim, Abdul. (2003). Analisis investasi. Jakarta:
rasio keuangan terhadap dividend payout
Salemba Empat.
ratio: pada perusahaan yang listing di BEI
Hanafi M. Mamduh. (2004). Manajemen
tahun 2009-2011, Jurnal Administarsi Bisnis,
Keuangan, Yogyakarta : BPFE.
Vol.7, No.2, p.1-9.
Harahap, Sofyan Syafri. (2006) Analisis kritis
Sutrisno. (2003). Manajemen Keuangan Teori,
atas laporan keuangan. Jakarta: PT Raja
Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit
Grafindo Persada.
Ekonisia
Hikmah, Astuti, (2013) Growth of Sale,
Van Horne, Wachowicz. (2002). Financial
investment, liquidity, profitability, dan size
Management. Edisi keduabelas. Prentice
of Firm terhadap kebijakan dividend payout
Hall: Penerbit Upper Sadle River.

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


228

You might also like