You are on page 1of 7

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2018 ISSN : 2548-8112

Politeknik Penerbangan Surabaya, 20 September 2018

RANCANGAN ALAT PRAKTIK AIRCRAFT SAFETYING SEBAGAI


PENUNJANG PEMBELAJARAAN DI POLITEKNIK PENERBANGAN
SURABAYA
Dimas Aditya Farisuna1, Rudi Fikus Prihanto2
1,2)
Politeknik Penerbangan Surabaya
Jl. Jemur Andayani I/73, Surabaya 60236
Email: dimasadityafarisuna@gmail.com

Abstrak
Hanggar harus memiliki alat penunjang pembelajaran praktik untuk menguji kebenaran
dari suatu teori yang dipelajari di kelas, maka diperlukan alat peraga untuk melengkapi
sarana belajar di hanggar Politeknik Penerbangan Surabaya. Hanggar di Poltekbang
Surabaya sudah memiliki alat penunjang praktik safety wiring, cotter pin, dan
turnbuckle namun ketika praktik masih membutuhkan bench vise sebagai alat bantu
penjepit dalam praktik aircraft safetying.
Dengan alat praktik aircraft safetying yang satu alat dapat digunakan dalam tiga praktik
sekaligus, yang mengacu kepada teori ergonomi. Ditinjau secara manajemen dan
desain/perencangan sehingga lebih efisien ketika digunakan. Pada locking wire dan
cotter pin dapat dikerjakan oleh empat Taruna dengan mengerjakan dua pekerjaan setiap
Tarunanya, dan pada turnbuckle dapat dikerjakan dua Taruna dengan dua pekerjaan
setiap Tarunanya yang dikerjakan secara bersama.
Alat ini mempermudah Taruna dalam pelaksanaan praktik aircraft safetying secara
bersama, sehingga Taruna dapat dengan mudah memahami safety wiring, cotter pin, dan
turnbuckle. Untuk pengembangan lebih lanjut, masukan berupa ide – ide dan saran yang
membangun sangat diharapkan.

Kata kunci : Aircraft Safetying, Safety Wiring, Cotter Pin, Turnbuckle.

1. PENDAHULUAN Sebagai penunjang pembelajaran pada sekolah


Latar Belakang ini terdapat laboratorium khusus pada tiap-tiap
Politeknik Penerbangan Surabaya atau biasa Program Studi. Khusus pada Program Studi
disingkat Poltekbang Surabaya adalah salah Teknik Pesawat Udara sendiri terdapat AMTO
satu sekolah kedinasan dibawah naungan yang telah di approved oleh DKUPPU yang
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia memiliki Hanggar 147D/010. Pada Hanggar
Perhubungan (BPSDM). Berfungsi sebagai AMTO sendiri terdapat berbagai macam shop
tempat belajar, melatih dan mencetak sumber untuk menunjang pembelajaran Taruna,
daya manusia khususnya pada bidang matra sebagai contoh : General Work Shop, Engine
udara. Sekolah ini memiliki beberapa Shop, Welding Shop, Avionic Shop, Aircraft
program studi, yakni DIII Teknik Listrik System Shop, dll.
Bandara, DIII Teknik Navigasi Udara, DIII Pada dasarnya harus memiliki alat penunjang
Lalu Lintas Udara, DIII Teknik Pesawat pembelajaran praktik untuk menguji kebenaran
Udara, DIII Komunikasi Penerbangan, DIII dari suatu teori yang dipelajari di kelas, maka
Manajemen Transportasi Udara, dan DIII diperlukan alat peraga untuk melengkapi
Teknik Bangunan Landasan. sarana belajar di hanggar Politeknik
Penerbangan Surabaya.

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 1


Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2018 ISSN : 2548-8112
Politeknik Penerbangan Surabaya, 20 September 2018

Kenyataannya hanggar di Poltekbang Surabaya Manfaat Penelitian


sendiri sudah memiliki alat penunjang praktik 1. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh
Safety Wiring yang sesuai dengan standar penelitian pendidikan Diploma III Teknik
praktik Aircraft Safetying yang ada, namun Pesawat Udara di Politeknik Penerbangan
Taruna masih kesulitan dalam melaksanakan Surabaya.
praktik Saftaety Wiring tersebut. Sehingga 2. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh
membutuhkan alat yang dapat menunjang selama mengikuti pendidikan di Politeknik
pemebelajaran. Penerbangan Surabaya untuk
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka menyelesaikan penelitian ini.
peneliti mengambil judul penelitian 3. Untuk mempermudah Taruna dalam
“RANCANGAN ALAT PRAKTIK proses pembelajaran praktik aircraft
AIRCRAFT SAFETYING SEBAGAI safetying di Politeknik Penerbangan
PENUNJANG PEMBELAJARAN DI Surabaya.
POLITEKNIK PENERBANGAN
SURABAYA”. 2. METODE PENELITIAN
Desain Alat
Rumusan Masalah 1. Design dan Cara Kerja Alat
Berdasarkan pokok masalah yang telah Berikut ini adalah desain dan cara kerja
diuraikan, dapat diidentifikasikan beberapa alat berupa blok diagram, dan cara kerja
permasalahan yang ada diantaranya yaitu: dari rancangan penelitian yang akan dibuat
1. Dalam praktik safety wire masih oleh peneliti.
membutuhkan bench vise sebagai penjepit. A. Desain alat
2. Dalam praktik cotter pin masih
membutuhkan bench vise sebagai penjepit.
3. Dalam praktik turnbuckle masih
membutuhkan bench vise sebagai penjepit.

Pembatasan Masalah
Dalam penelitian penelitian ini peneliti
membatasi permasalahan yang diangkat supaya Gambar 1. Desain Aircraft Safetying
tidak meluas dan tidak keluar dari konteks
judul, yaitu dengan berfokus pada pembuatan B. Blok Diagram perancangan dan Cara
alat untuk penunjang pembelajaran mengenai Kerja Alat
aircraft safetying di Politeknik Penerbangan
Surabaya, antara lain sebagai berikut:
1. Penampang yang digunakan terbuat dari
plat besi yang cukup tebal.
2. Dalam satu alat dapat digunakan tiga
praktik secara bersama-sama yaitu safety
wire/lock wire, cotter pin, dan turnbuckle.
3. Sebagai parameter perbandingan adalah
alat yang menggunakan bantuan penjepit
Gambar 2. Alur Kerja Rancangan
bench vise.
C. Konsep Perancangan Alat

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 2


Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2018 ISSN : 2548-8112
Politeknik Penerbangan Surabaya, 20 September 2018

Pada proses praktik Aircraft


Hardware pada semester ke-3, b. Kondisi Yang Diinginkan
terdapat berbagai macam tugas yang Peneliti mencoba untuk
harus dikerjakan salah satunya adalah melakukan penelitian dan
pelepasan dan pengecekan Lock Wire mewujudkan suatu alat sebagai
dan Cotter Pin. Kegiatan dilakukan media pembelajaran khususnya
sebagai bentuk pelatihan bagi taruna untuk proses praktikum aircraft
agar dapat mengetahui bagaimana safetying sebagai penerapan
perawatan pesawat yang benar dan materi yang telah didapatkan.
aman sesuai prosedur yang sudah Pembuatan rancangan alat ini
ditentukan di dalam Maintenance diharapkan dapat menambah
Manual. Untuk itu peneliti produktifitas waktu,
menguraikan kondisi sebagai berikut: meminimalisir kesalahan, dan
a. Kondisi Sat Ini dapat memudahkan pembelajaran
Pada saat ini Politeknik khususnya saat praktikum.
Penerbangan Surabaya memiliki
sarana praktikum yang sangat 2. Penentuan alat dan komponen
memadai mulai dari ruang A. Penentuan alat yang digunakan
laboratorium, alat ukur analog Alat - alat yang dapat akan digunakan
maupun digital, perangkat trainer dalam proses pembuatan suatu rancangan
untuk praktikum dan beberapa diantaranya adalah mesin bor, mesin
komponen-komponen yang dapat gerindra, mesin las, vernier caliper,
menunjang materi pembelajaran, welding machine, dan perlengkapan
namun masih terdapat beberapa layout, dan peralatan-peralatan yang
sarana praktikum yang belum akan digunakan dibengkel las yang
tersedia untuk dapat melengkapi peneliti gunakan.
sarana pembelajaran di Politeknik B.Penentuan komponen yang akan
Penerbangan Surabaya. digunakan
Komponen atau bahan yang
digunakan dalam pembuatan, secara
umum menggunakan plat besi jenis low
carbon steel, hexagonal bolts,
hexagonal nut, castle nut, wire, cable,
dan turnbuckle.

Gambar 3. Kondisi Awal Safety Wire


3. Kriteria perancangan
Agar tercapai hasil yang diinginkan
peneliti membagi beberapa bagian. Bagian
ini mempunyai kriteria masing-masing
guna menunjang terciptanya alat praktik
Aircraft Safetying. Berikut ini adalah
Gambar 4. Kondisi Awal Safety Wire bagian dari alat praktik Aircraft Safetying:
Turnbuckle a. Safety Wire/Locking Wire

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 3


Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2018 ISSN : 2548-8112
Politeknik Penerbangan Surabaya, 20 September 2018

Rancangan ini terdapat dua Penggunaan rancangan ini diperuntukkan


penampang Locking Wire, diharapkan untuk praktik safety wiring Taruna Teknik
satu penampang dapat digunakan dua Pesawat Udara agar lebih mudah
Taruna dalam dua pekerjaan. memahami dan mempelajari safety wiring.
Sehingga bila dua penampang maka Dalam praktik dan cara kerjanya, safety
empat taruna diharapkan dapat wiring membutuhkan ketelitian dan
melaksanakan praktikum secara kekuatan agar wire yang diapasang tidak
bersama tanpa mengandalkan bench longgar ataupun ketat sehingga tidak
vise. Selain memudahkan dalam membahayakan safety maintenance pesawat
praktiknya, alat ini diharapkan dapat tersebut. Begitu juga dengan cotter pin yang
menunjang Taruna agar lebih diharapkan taruna mampu memahami dan
memahami dan mendalami bagaimana melaksanakan praktik mengunci pada castle
cara lock wire yang benar. nut agar castle nut yang dipasang tidak
b. Cotter Pin lepas sehingga tidak membahayakan safety
Rancangan ini terdapat dua maintenance di pesawat.
penampang Cotter Pin, diharapkan
satu penampang dapat digunakan dua 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Taruna dalam dua pekerjaan, sehingga Perencanaan merupakan proses yang
bila dua penampang maka empat dilakukan terhadap alat, mulai dari
Taruna diharapkan dapat rancangan kerja rangkaian hingga hasil
melaksanakan praktikum secara jadi yang akan difungsikan. Perencanaan
bersama tanpa mengandalkan bench dan pembuatan alat merupakan bagian
vise. Selain memudahkan dalam terpenting dari seluruh pembuatan Tugas
praktiknya, alat ini diharapkan dapat Khusus ini. Pada prinsipnya perancangan
menunjang Taruna agar lebih dan sistematika yang baik akan memberikan
memahami dan mendalami bagaimana kemudahan-kemudahan dalam proses
cara cotter pin yang benar. pembuatan alat..
c. Turnbuckle Dengan teori dasar yang telah dijelaskan
Rancangan ini terdapat dua dalam bab II dan perencanaan pada bab III
penampang Wire Tunbuckle, maka pada bab ini akan dijadikan acuan
diharapkan satu penampang dapat dalam penjelasan cara kerja penggunaan
digunakan satu Taruna dengan dua alat Aircraft Safetying untuk menunjang
pekerjaan dalam praktikum, sehingga proses pembelajaran di Politeknik
bila dua penampang maka dua Taruna Penerbangan Suarabaya.
diharapkan dapat melaksanakan 1. Pengujian Lock Wire
praktikum secara bersama tanpa Dari hasil pengujian didapatkan
mengandalkan bench vise. Selain kesimpulan alat lock wire untuk
memudahkan dalam praktiknya, alat menunjang praktik Taruna dapat
ini diharapkan dapat menunjang digunakan dengan baik dalam
Taruna agar lebih memahami dan praktiknya. Gambar dibawah
mendalami bagaimana Turnbuckle menunjukkan hasil dari percobaan.
yang benar.

4. Penggunaan rancangan

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 4


Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2018 ISSN : 2548-8112
Politeknik Penerbangan Surabaya, 20 September 2018

Gambar 5. Alat Lock Wire di Papan 45 Gambar 8. Alat Cotter Pin di Meja

Dapat diketahui bahwa setiap Taruna


akan melaksanakan praktik dengan
jumlah sepuluh bolt per Tarunanya,
sedangkan setiap bolt nya memiliki
jarak 5cm dan jarak antara satu Taruna
Gambar 6. Alat Lock Wire di Meja dengan Taruna lain sekitar 30cm. Serta
terdapat dua meja maupun seperti
Dapat diketahui bahwa setiap Taruna papan 45 yang saling berhadapan. Ini
akan melaksanakan praktik dengan
memungkinkan untuk Taruna bekerja
jumlah sepuluh bolt per Tarunanya,
lebih leluasa dan lebih efektif. Maka
sedangkan setiap bolt nya memiliki
dapat disimpulkan bahwa alat praktik
jarak 5cm dan jarak antara satu Taruna
cotter pin lebih bermanfaat karena satu
dengan Taruna lain sekitar 30cm. Serta
meja dapat digunakan empat Taruna
terdapat dua meja maupun seperti
dan dapat dikerjakan dalam kondisi
papan 45 yang saling berhadapan. Ini
papan 45 maupun seperti meja.
memungkinkan untuk Taruna bekerja
lebih leluasa dan lebih efektif. Maka
3. Pengujian Turnbuckle
dapat disimpulkan bahwa alat praktik
Dari hasil pengujian didapatkan
lock wire lebih bermanfaat karena satu
kesimpulan alat turnbuckle untuk
meja dapat digunakan empat Taruna
menunjang praktik Taruna dapat
dan dapat dikerjakan dalam kondisi
digunakan dengan baik dalam
papan 45 maupun seperti meja. praktiknya. Gambar dibawah
menunjukkan hasil dari percobaan.
2. Pengujian Cotter Pin
Dari hasil pengujian didapatkan
kesimpulan alat cotter pin untuk
menunjang praktik Taruna dapat
digunakan dengan baik dalam
praktiknya. Gambar dibawah
menunjukkan hasil dari percobaan.
Gambar 9. Alat Turnbuckle di Papan 45

Gambar 7. Alat Cotter Pin di Papan 45


Gambar 10. Alat Turnbuckle di Meja

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 5


Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2018 ISSN : 2548-8112
Politeknik Penerbangan Surabaya, 20 September 2018

sesuai dengan keinginan dalam setiap


praktiknya, bisa digunakan dalam
bentuk meja maupun juga seperti papan
tulis yang memiliki sudut 45

4. PENUTUP
Gambar 11. Pengukuran Cable Tension
1. Kesimpulan
Turnbuckle Dari hasil keseluruhan pengujian dan
pengukuran terhadap rancangan, yaitu
Dapat diketahui bahwa setiap Taruna dapat diambil kesimpulan sebagai
akan melaksanakan praktik dengan berikut :
jumlah dua turnbuckle per Tarunanya, 1) Kemampuan alat ini dapat
sedangkan setiap turnbuckle nya membantu Taruna dalam proses
memiliki jarak 20cm dari atas ke bawah pembelajaran praktik aircraft
antara satu turnbuckle ke turnbuckle safetying di Politeknik Penerbangan
yang kedua. Dan terdapat dua meja Surabaya.
maupun seperti papan 45 yang saling 2) Pada alat ini dapat mempermudah
berhadapan. Ini memungkinkan untuk Taruna untuk melaksanakan praktik
Taruna bekerja lebih leluasa dan lebih secara bersamaan yaitu locking wire,
efektif. Selain itu, juga dapat digunakan cotter pin, dan turnbuckle. Karena
sebagai alat pembelajaran pengukuran ketiga praktik tersebut dapat
cable tension turnbuckle. Maka dapat dilaksanakan dalam satu alat.
disimpulkan bahwa alat praktik 3) Alat ini juga mempertimbangkan
turnbuckle lebih bermanfaat karena satu dalam segi ergonomi yang ditinjau
meja atau seperti papan 45 dapat secara manajemen dan
digunakan satu Taruna yang saling desain/perencangan sehingga lebih
berhadapan dan dapat dikerjakan dalam efisien ketika digunakan.
kondisi papan 45 maupun seperti 2. Saran
meja. Peneliti menyadari bahwa rancangan
4. Perbandingan Pengujian Alat Praktik aircraft safetying untuk praktik lock
Aircraft Safetying wire,cotter pin dan turnbuckle di
Dari hasil pengujian dapat Hanggar Politeknik Penerbangan
disimpulkan bahwa alat praktik Aircraft Surabaya masih belum sempurna. Oleh
Safetying yang telah dibuat lebih efektif karena itu, untuk masa yang akan
dibanding dengan Aircraft Safetying datang perlu diadakan pengembangan.
yang telah ada. Aircraft Safetying yang Beberapa saran yang dapat peneliti
telah ada dinilai kurang efektif dalam sampaikan demi kesempurnaan alat
praktiknya karena dirasa kurang efisien antara lain :
yang membutuhkan penjepit (bench 1) Rancangan ini dapat dikembangkan
vise) dalam setiap praktiknya. dengan memperbanyak alat tersebut
Dari hasil pengujian juga dapat sehingga dalam praktik alat tersebut
diketahui bahwa alat Aircraft Safetying dapat digunakan satu kelas tidak
yang telah dibuat dapat digunakan hanya dalam beberapa kelompok
saja.

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 6


Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2018 ISSN : 2548-8112
Politeknik Penerbangan Surabaya, 20 September 2018

2) Rancangan ini agar selalu M. Eng. 1986. PERENCANAAN TEKNIK


diperhatikan dalam segi MESIN (edisi 4). Jakarta: Penerbit Erlangga.
perawatannya karena dikhawatirkan Tim Penyusun. 2016. Pedoman Penelitian :
alat yang terbuat dari plat besi PK-SAK-16 REVISI 00 ATKP Surabaya.
mudah berkarat. Wetan, Katon. 2015. AIRCRAFT
3) Rancangan alat ini masih perlu HARDWARE. Diambil dari:
dilakukan pengembangan alat lebih https://www.slideshare.net/KatoningWetan/ma
lanjut, untuk dapat mempermudah h-smk (19 Mei 2015).
dalam penggunaan praktik aircraft www.wikipedia.com/indonesia
safetying.
4) Pada cotter pin diharapkan tidak di
aplikasikan di bolt saja, namun juga
diaplikasikan pada screw, nut, dan
pin yang lain, dan berbagai
penerapan yang membutuhkan
penguncian.
5) Penyempurnaan alat aircraft
safetying dengan penambahan alat
uji getaran pada cable turnbuckle.

DAFTAR PUSTAKA
AERODYNAMICS, AIRCRAFT
ASSEMBLY, AND RIGGING.
Hamrock, Bernard J., Steven R. Schmid, & Bo
Jacobson. 2005. FUNDAMENTALS OF
Khurmi, R.S., J.K Gupta. 2005. A TEXTBOOK
OF MACHINE DESIGN (14th ed.). Diambil
dari:
www.academia.edu/8756977/A_Textbook_of_
Machine_ Design_S.I._Unit_2
005_Edition_by_R.s._Khurmi_and_J.k._Ghupt
a. (9 Mei 2015).
MACHINE ELEMENTS (2nd ed.). New York:
McGraw-Hill.
MAINTENANCE PRACTICES. 2014.
MODULE 07. AIRCRAFT TECHNICAL
BOOK COMPANY.
Mott, Robert L., Alih bahasa oleh Ir. Rines
M.T, dkk.2009. ELEMEN –ELEMEN MESIN
DALAM PERANCANGAN MEKANIS (buku
2). Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Shigley, Joseph Edward., Larry D.
Mitchell,Alih bahasa oleh Ir. Gandhi Harahap

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 7

You might also like