You are on page 1of 9

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

DITINJAU DARI MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK


PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS XI
SMA NEGERI 2 NANGA PINOH

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
SINTA NAULI PASARIBU
NIM. F1042161021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS


DITINJAU DARI MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS XI
SMA NEGERI 2 NANGA PINOH

ARTIKEL PENELITIAN
SINTA NAULI PASARIBU
NIM F1042161021

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Edy Yusmin, M.Pd Drs. Munaldus, MA


NIP. 196011301987031003 NIP. 196303121989031004

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan P.MIPA

Dr. H. Ahmad Yani T, M.Pd Dr. Masriani, S.Si, M.Si, Apt.


NIP. 196604011991021001 NIP. 197105092000032001
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
DITINJAU DARI MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS XI
SMA NEGERI 2 NANGA PINOH

1
Sinta Nauli Pasaribu, 2Edy Yusmin, 3Munaldus
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan
Email:sintanaulip@gmail.com

Abstract.
The ability to solve mathematical problems is one of the most important mathematical competencies to be
mastered by students. One of the factors that influence students' mathematical problem-solving abilities is
the students' interest in learning. The purpose of this research was to find out how students' mathematical
solving abilities were viewed from students' learning interests in linear programming material. The
method used in this study is a qualitative method with a descriptive form. The research instruments used
were questionnaires of interest in learning, tests of mathematical problem solving abilities and
interviews. All data were then analyzed through 3 stages, namely data reduction, data presentation, and
verification. The subjects in this study were 22 students of class XI SMA Negeri 2 Nanga Pinoh. Of the 22
students, 9 students were selected to be interviewed. The results showed that students with high interest
categories were able to solve problems from the stages of problem solving correctly. Students with
moderate interest categories in solving given problems, are able to solve problem solving questions and
fulfill indicators, but in several other stages they are still less systematic in their completion. Students
with low interest categories are only able to complete at the stage of understanding the problem, and
have not been able to plan strategies, implement strategies, and re-examine.
Keywords: Mathematical Problem Solving Ability, Interest to Learn, Linear Programming

PENDAHULUAN
Berdasarkan Keputusan Menteri No. 22 Tahun 2006, salah satu tujuan pendidikan
matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menginterpretasikan solusi yang diperoleh. Demikian pula dengan tujuan pembelajaran
matematika oleh National Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) mensyaratkan
lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa, yaitu kemampuan pemecahan
masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi
(connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation).
Made Wena (2010, h.52) berpendapat bahwa pembelajaran formal, informal, dan nonformal
pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu tidak hanya untuk memahami dan menguasai
apa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga untuk memberikan pemahaman dan juga
keterampilan tentang “mengapa hal itu terjadi”. Alasan utama hal ini terjadi adalah bagian dari
konsep pemecahan masalah menjadi sangat penting untuk diajarkan. Dari kelebihan kemampuan
pemecahan masalah, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan
kemampuan yang sangat penting dimiliki oleh peserta didik pada kurikulum 2013 yang
menyatakan bahwa pusat dari pembelajaran adalah student center.
Hasil ulangan harian pada materi program linear peserta didik di kelas XI SMAN 2 Nanga
Pinoh, dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yakni 75. Peserta didik yang memperoleh
hasil ulangan harian di atas nilai KKM ada 6 dengan presentasi sebesar 27,27% dari 22 peserta
didik, sedangkan peserta didik yang memperoleh hasil ulangan haian di bawah KKM ada 16
dengan persentasi 72,72% dari 22 peserta didik. Hal ini menunjukkan kemampuan pemecahan
masalah matematis dan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika di SMAN 2 Nanga
Pinoh sangatlah rendah. Peserta didik cenderung masih kesulitan dalam menyelesaikan soal
matematika terutama pada pemecahan masalah.
Pada tanggal 21 April 2021 dilakukan pra-riset kepada dua orang peserta didik SMAN 2
Nanga Pinoh yang telah mempelajari materi program linear dengan memberikan soal yang
mengandung indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Berikut hasil tes kemampuan
pemecahan masalah matematis peserta didik pada materi program linear.

Gambar 1

Gambar 1 menunjukan bahwa peserta didik dilihat dari jawabannya memiliki kemampuan
pemecahan masalah tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari lembar jawaban peserta didik
hanya mampu menuliskan kembali apa yang diketahui namun tidak dapat menyelesaikan soal
dengan baik.
Selain itu hasil observasi di kelas XI MIA SMAN 2 Nanga Pinoh menunjukkan minat
peserta didik terhadap pelajaran matematika tergolong rendah. Hal ini bisa dilihat ketika peneliti
melakukan wawancara dengan salah satu peserta didik kelas XI MIA, peserta didik mengatakan
kurangnya minat untuk belajar khususnya pada mata pelajaran matematika karena pelajaran
matematika banyak rumusnya, peserta didik juga mengungkapkan mereka belajar matematika
di rumah hanya ketika ada tugas saja. Dan hal ini terlihat juga ketika pembelajaran berlangsung
peserta didik cenderung ramai sendiri, mengobrol dengan temannya, dan tidak fokus terhadap
materi yang disampaikan oleh guru.
Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap peserta didik dalam mencapai sesuatu
yang diinginkan oleh peserta didik itu sendiri. Seseorang atau peserta didik dengan minat yang
kuat juga memiliki semangat yang kuat bahwa apapun yang diinginkannya psti dapat tercapai.
Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang
besar terhadap sesuatu merupakan modal yang sangat berarti untuk mencapai tujuan yang
diminati. Minat belajar yang tinggi biaanya menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat
belajar yang rendah akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 2009, h.56-57).
Salah satu materi yang dapat digunakan dalam memecahakan masalah adalah program
linear karena program linear merupakan materi yang dalam menyelesaikannya diperlukan
pengetahuan dan pemahaman yang telah didapatkan untuk menyelesaikan masalah.
Dari uraian yang dijelaskan maka yang menjadi pokok penelitian ini mengenai
“kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari minat belajar peserta didik pada materi
program linear di kelas XI SMA Negeri 2 Nanga Pinoh”

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalaha metode deskriptif. Jenis penelitian ini
adalah kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah pada materi program linear. subjek dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMAN 2 Nanga Pinoh. Banyak peserta didik yang
dijadikan subjek adalah sembilan orang. Subjek dipilih sesuai dengan kategori minat belajar.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah soal pemecahan masalah matematis, angket,
serta wawancara. Proses penelitian terdiri dari tiga tahap, diantaranya:
Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan terdiri dari: (1) Melakukan
observasi di SMAN 2 Nanga Pinoh; (2) Menyusun desain penelitian; (3) Menyusun angket dan
intrument penelitian berupa kisi-kisi tes, soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis
dan alternatif penyelesaiannya serta pedoman wawancara; (4) seminar desain penelitian; (5)
Merevisi desain penelitian berdasarkan hasil seminar desain penelitian; (6) Melakukan revisi
angket minat belajar dan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis; (7) melakukan uji
coba; (8) menganalisis data uji coba; (9) Mengurus surat perizinan untuk melakukan penelitian
di SMAN 2 Nanga Pinoh; dan (10) menjadwalkan waktu penelitian.

Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari: (1) Menyebarkan angket
minat belajar di kelas penelitian; (2) Melakasanakan tes kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik di kelas penelitian; (3) Memilih subjek penelitian yang akan
diwawancari; (4) Melaksanakan wawancara; (5) Mengelola dan menganalisis data yang telah
dikumpulkan; dan (6) Mendeskripsikan analisis kualitatif tes kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik.

Tahap Akhir
Pada tahap akhir, peneliti menyusun laporan penelitian berdasarkan data-data yang telah
diperoleh selama melaksanakan penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Hasil angket minat belajar dari 20 peserta didik diperoleh 5 peserta didik pada kategori
tinggi, 10 peserta didik pada kategori sedang dan 5 peserta didik pada kategori rendah. Hasil
angket yang diperoleh dipilih tiga peserta didik yang memiliki tingkat minat belajar tinggi, tiga
peserta didik yang memiliki tingkat miant belajar sedang, serta tiga peserta didik yang memiliki
tingkat minat belajar rendah.
Tabel 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ditinjau dari Minat Belajar
Kode Tingkat
Peserta Minat Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
didik Belajar
Kemampuan pemecahan masalah dari soal sangat baik, yakni mampu
memahami soal yang diberikan, mampu membuat rencana
JDA Tinggi
penyelesaian, mampu menyelesaiakan soal dari rumus yang dituliskan,
dan mampu melakukan pemeriksaan kembali.
Kemampuan pemecahan masalah dari soal sangat baik, diantaranya
mampu memahami maksud soal, dapat merencanakan penyelesaian
NA Tinggi
dari masalah yang diberikan, mampu melaksanakan rencana, serta
dapat melakukan pemeriksaan kembali.
Kemampuan pemecahan masalah dari soal sangat baik, antara lain
mampu memahami maksud soal, mampu membuat rencana
MRA Tinggi
penyelesaian, mampu menjalankan rencana penyelesaian, dan mampu
melakukan pemeriksaan kembali.
Kemampuan pemecahan maalah dari soal baik, dapat memahami
masalah, dapat merencanakan penyelesaian, mampu melakukan
A Sedang
rencana penyelesaian, tetapi belum mampu melakukan pemerikaan
kembali.
Kemampuan pemecaan masalah dari soal baik, diantaranya mampu
memahami masalah dari soal, mampu membuat rencana penyelesaian,
ARS Sedang
dapat melaksanakan rencana yang telah dibuat, tidak dapat melakukan
pemeriksaan kembali.
Kemampuan pemecahan masalah dari soal baik, dapat memahami
masalah, dapat merencanakan penyelesaian masalah, dapat
LA Sedang
melaksanakan rencana penyelesaian, tapi belum mampu melakukan
pemeriksaan kembali.
Kemampuan pemecahan masalah dari soal cukup, dapat memahami
masalah, tidak dapat menyusun rencana penyelesaian, tidak mampu
BS Rendah
menyelesaikan soal yang diberikan, dan tidak mampu mengerjakan
pemeriksaan kembali dari jawaban yng diperoleh.
Kemampuan pemecahan masalah cukup, dapat memahami masalah,
R Rendah tidak mampu membuat rencana penyelesaian, tidak mampu
menyelesaikan soal, dan tidak dapat memeriksa kembali jawaban.
Kemampuan pemecahan masalah kurang, karena masih tidak mampu
memahami masalah, tidak mampu membuat rencana penyelesaian,
SGK Rendah
tidak mampu menyelesaikan soal, dan tidak mampu memeriksa
kembali jawaban.

Berdasarkan tabel 1 diperoleh rekapitulasi hasil penelitian pada tabel 2 berikut:


Tabel 2. Hasil Penelitian
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Kode Tingkat
Melaksanaka
Peserta Minat Memahami Merencanaka Memeriksa
n
Didik Belajar Masalah n Penyelesaian Kembali
Penyelesaian
JDA    
NA Tinggi    
MRA    
A    -
ARS Sedang    -
LA    -
BS  - - -
R Rendah  - - -
SGK - - - -

Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa data subjek JDA, NA, dan MRA bahwa peserta didik dapat
memenuhi semua langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah matematis. Peserta didik
mampu memahami masalah dari soal, dapat menuliskan rencana penyelesaian masalah seperti
rumus yang digunakan, mampu melaksanakan rencana, serta melakukan pemeriksaan kembali
dengan benar. Untuk peseta didik yang memiliki minat belajar tinggi dapat mengerjakan soal
dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis data subjek A, ARS, dan LA yang memiliki tingkat minat belajar
sedang diperoleh bahwa A, ARS, dan LA mampu memahami soal, mampu menyusun rencana
penyelesaian, mampu melaksanakan rencana penyelesaian, namun tidak menuliskan langkah
pemeriksaan kembali hasil yang diperoleh. Hal tersebut menunjukan bahwa A, ARS, dan LA
hanya memenuhi tiga langkah dalam menyelesaikan soal.
Menurut Schunk (dalam Hendriana dkk, 2017, h.288) ketika pembelajar merasa tidak
mengerti selama pembelajaran, maka pembelajar akan lebih aktif untuk memahami hal-hal yang
belum diketahuinya, mulai dari perencanaan yang dipelajri, melaksanakan pemantauan terhadap
hasil belajar, dan mengevaluasi hasil belajar yang dicapai.
Berdasarkan hasil analisis data subjek BS, R, dan SGK diperoleh bahwa peserta didik
rendah hanya memenuhi satu langkah diantara empat langkah dalam menyelesaikan soal.
Langkah yang dipenuhi oleh peserta didik adalah memahami masalah itupun hanya BS yang
mampu menjawab pada soal nomor 1. Peserta diidk belum sanggup untuk merencanakan
penyelesaian, dan menyelesaikan soal dari perencanaan yang dibuat, serta pemeriksaan hasil
yang diperoleh.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik dengan minat
belajar tinggi mampu memenuhi indikator kemampuan pemecahan masalah matematis menurut
Polya secara lengkp, peserta didik yang memiliki minat belajar sedang mampu memenuhi
indikator 1, 2 dan 3 kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya, sedangkan
peserta yang memiliki minat belajar rendah hanya mampu menyelesaikan indikator 1
pemecahan masalah matematis menurut Polya. Pada penelitian ini juga terdapat penemuan baru
dari hasil triangulasi pekerjaan peserta didik dan wawancara dapat disimpulakan bahwa tahap
yang paling banyak terdapat kesalahan dan tidak dikerjakan sama sekali adalah pada tahap
merencanakan masalah di mana peserta didik harus membuat model matematika dan
menentuka fungsi kendala dan fungsi objektif. Sedangkan tahap mudah diselesaikan oleh
subyek adalah pada tahap memahami masalah di mana peserta didik hanya menyebutkan unsur-
unsur yang diketahui dan menyebutkan unsur yang ditanya atau yang dicari dari soal. Salah satu
solusi untuk memperbaiki pemahaman peserta didik dari permasalahan ini yaitu pendidik harus
memberikan perhatian yang lebih kepada peserta didik ketika proes pembelajaran,
menggunakan strategi pembelajaran yang baik, sehingga materi yang disampaikan mudah
dipahami oleh peserta didik, mewajibkan peserta didik proaktif ketika proses pembelajaran
berlangsung dan memberikan banyak latihan soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik agar
pemahaman peserta diidk lebih meningkat salah satunya pada tahap merencanakan masalah.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa 1) peserta didik pada minat
belajar tinggi relatif dapat memahami masalah pada soal, melakukan perencanaan,
menyelesaikan rencana, dan dapat melakukan pemeriksaan kembali dengan baik dan benar. 2)
peserta didik pada minat belajar sedang memiliki kemampuan memahami masalah,
merencanakan penyelesaian masalah, menjalankan rencana penyelesaian masalah, tetapi tidak
dapat melakukan pemeriksaan kembali terhadap hasil yang diperoleh. 3) peserta didik pada
minat belajar rendah dari empat langkah kemampuan pemecahan masalah matematis hanya
dapat memahami masalah pada soal, sedangkan untuk membuat rencana penyelesaian,
melaksanakan rencana penyelesaian serta memeriksa kembali jawaban peserta didik belum
mampu.

Saran
Bagi Peserta didik diharapkan lebih berperan aktif dalam belajar disertai semangat dan
minat belajar yang tinggi, baik dalam pelajaran matematika maupun pelajaran lainya. Peserta
didik diharapkan bersungguh-sungguh dalam belajar dan mendengarkn nasehat dan arahan yang
diberikan oleh guru.
Bagi guru diharapkan memerhatikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik
agar mampu memahami apa saja yang menjadi kendala bagi peserta didik. Guru perlu
mengajarkan pemecahan masalah sesuai dengan kategori minat belajar matematika masing-
masing peserta didik.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan lanjutan agar menambah subjek penelitian
karena penelitian ini terbatas pada sembilan peserta didik, sehingga data yang dipeoleh tidak
begitu luas.

DAFTAR PUSTAKA
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. USA: The National
Council of Teacher Mathematics.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016. Standar Isi
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Wena, Made. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: PT.
Bumi Aksra.
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Hendriana, H.,Rohaeti, E. E., & Sumarmo, U. (2017). Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa. Bandung: Refika Aditama.

You might also like