Professional Documents
Culture Documents
Sesi 5 Pelaksanaan Dan Pengendalian Kontrak Fahrurrazi, LPKN 2
Sesi 5 Pelaksanaan Dan Pengendalian Kontrak Fahrurrazi, LPKN 2
Oleh :
Dr. Fahrurrazi, M.Si.
Pengadaan
4,5
dan azas kontrak 4
3,5
3
Para pihak harus 2,5
1,5
memahami konsekuensi 0
dan kewajiban
AZAS BERKONTRAK
Kaitan Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Freedom of contract
Good faith
Concensualism
Personality
Pasal 1320
KUHPerdata
3 4
BENTUK DAN JENIS KONTRAK
PENGADAAN
Terdapat kekhususan Bentuk dan Jenis Kontrak
Bentuk dan Jenis
Dalam Pengadaan Kontrak Pengadaan
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Surat perjanjian > 200 juta > 200 juta > 200 juta > 100 juta
x
Barang/ Jasa Konsultansi Jasa Konsultansi Pekerjaan
Jasa Lain Nonkontruksi Kontruksi Konstruksi
Kuitansi
Perlu perlakuan
Surat Perjanjian secara khusus dalam
pelaksanaan dan
pengendalian kontrak
Surat Pesanan
PENGENDALIAN KONTRAK
BERDASARKAN BUKTI KONTRAK
Apabila Penyedia tidak dapat menunjukan bukti sertifikat maka Pejabat Penandatangan
Kontrak meminta Penyedia untuk mengganti personel yang memenuhi persyaratan yang
sudah ditentukan. Penggantian personel harus dilakukan dalam jangka waktu mobilisasi dan
sesuai dengan kesepakatan.
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) / Surat Perintah
Pengiriman (SPP)
SPMK → PK / JL / JK 5
4,5
3,5
SPP → B 2,5
1,5
0,5
1 2 3
Ketentuan
• Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak
• Menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan
• Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kondisi lapangan atau
• Mengubah jadwal pelaksanaan
• Penambahan nilai Kontrak akhir tidak melebihi 10% dari nilai kontrak awal dan
tersedia anggaran
• Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, Pejabat Penandatangan
Kontrak dapat menetapkan tim atau tenaga ahli.
Dalam hal terdapat perbedaan
antara kondisi lapangan pada
saat pelaksanaan dengan
menambah atau mengurangi volume yang gambar dan/atau spesifikasi
tercantum dalam Kontrak
teknis/KAK yang ditentukan
Pasal 54 Perpres 16/2018 beserta perubahannya
PERUBAHAN KONTRAK
perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan/atau
Kontrak hanya dapat diubah Masa Pelaksanaan
melalui adendum Kontrak
Catatan :
1) Apabila terdapat perubahan pekerjaan, maka penentuan harga baru dilakukan dengan negosiasi
2) Ketentuan terkait penyesuaian harga diatur dalam SSKK.
3) Ketentuan ganti rugi akibat Peristiwa Kompensasi mengacu pada pasal Peristiwa Kompensasi.
PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAN/ATAU MASA PELAKSANAAN
No. Kondisi Aspek Penyebab
1 Kebutuhan perubahan jadwal a. perubahan pekerjaan
dari kondisi semula b. perpanjangan Masa Pelaksanaan
c. Peristiwa Kompensasi
Catatan :
1) Perpanjangan Masa Pelaksanaan dapat diberikan atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal:
perubahan pekerjaan, Peristiwa Kompensasi, dan/atau Keadaan Kahar.
2) Masa Pelaksanaan dapat diperpanjang paling kurang sama dengan waktu terhentinya Kontrak akibat
Keadaan Kahar atau waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
3) Perpanjangan Masa Pelaksanaan atas Kontrak setelah penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh Penyedia dalam jangka waktu sesuai pertimbangan yang wajar setelah Penyedia meminta
perpanjangan. Jika Penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat
bekerja sama untuk mencegah keterlambatan sesegera mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang Masa Pelaksanaan.
4) Memperhatikan pertimbangan Pengawas Pekerjaan dan Pejabat/Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
5) Persetujuan perubahan jadwal pelaksanaan dan/atau perpanjangan Masa Pelaksanaan dituangkan
dalam Adendum Kontrak.
PERUBAHAN PERSONEL MANAJERIAL DAN/ATAU
PERALATAN UTAMA
No. Kondisi Tindaklanjut
1 Personel Manajerial dinilai : Penyedia berkewajiban untuk menyediakan
1. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pengganti dan menjamin Personel Manajerial
pekerjaan dengan baik; tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam
2. tidak menerapkan prosedur SMKK; waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak diminta
3. mengabaikan pekerjaan yang menjadi oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
tugasnya.
2 Peralatan Utama dinilai : Penyedia berkewajiban untuk menyediakan
1. tidak dapat berfungsi sesuai dengan pengganti dan menjamin peralatan utama
spesifikasi peralatan; tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam
2. tidak sesuai peraturan perundangan waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak diminta
terkait beban dan dimensi kendaraan. oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
Catatan :
1) Dalam hal penggantian Personel Manajerial dan/atau Peralatan Utama perlu dilakukan, maka Penyedia
berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih baik dari tenaga
kerja konstruksi dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun
2) Perubahan Personel Manajerial dan/atau Peralatan Utama harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Pejabat Penandatangan Kontrak dan dituangkan dalam adendum kontrak.
PERUBAHAN PERUBAHAN KONTRAK YANG DISEBABKAN
MASALAH ADMINISTRASI
Catatan :
1) Perubahan didasari sebab dan dokumentasi yang jelas
2) Dituangkan dalam perubahan kontrak
Kontrak Kritis
1. Dalam periode I (rencana fisik
pelaksanaan 0% - 70% dari Kontrak),
selisih keterlambatan antara realisasi
fisik pelaksanaan dengan rencana
lebih besar 10%
2. Dalam periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100% dari
Kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan
rencana lebih besar 5%;
3. Dalam periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100% dari
Kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan
rencana pelaksanaan kurang dari 5%
dan akan melampaui tahun anggaran
berjalan
1. Pada saat Kontrak dinyatakan kritis, Pejabat Penandatangan
Kontrak berdasarkan laporan dari Pengawas Pekerjaan
memberikan peringatan secara tertulis kepada Penyedia dan
selanjutnya Pejabat Penandatangan Kontrak menyelenggarakan
Rapat Pembuktian (SCM) Tahap I.
2. Dalam SCM Tahap I, Pejabat Penandatangan Kontrak, Pengawas
Pekerjaan dan Penyedia membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam periode
waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap I.
Penanganan 3. Apabila Penyedia gagal pada uji coba pertama, maka Pejabat
KontrakKritis Penandatangan Kontrak menerbitkan Surat Peringatan Kontrak
Kritis I dan harus diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas
Penanganan kontrak kritis dilakukan dengan
rapat pembuktian (Show Cause Meeting) dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan
dalam Berita Acara SCM Tahap II.
4. Apabila Penyedia gagal pada uji coba kedua, maka Pejabat
Penandatangan Kontrak menerbitkan Surat Peringatan Kontrak Kritis
II dan harus diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan
dalam Berita Acara SCM Tahap III.
5. Apabila Penyedia gagal pada uji coba ketiga, maka Pejabat
Penandatangan Kontrak menerbitkan Surat Peringatan Kontrak Kritis
III dan Pejabat Penandatangan Kontrak dapat melakukan pemutusan
Penanganan Kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan Pasal 1266 dan
Keadaan Kahar
• Pelaksanaan kontrak dapat dihentikan.
• Dalam hal pelaksanaan kontrak dilanjutkan, para pihak dapat melakukan
perubahan kontrak.
• Perpanjangan waktu untuk penyelesaian kontrak dapat melewati Tahun
Anggaran.
• Tindak lanjut setelah terjadinya keadaan kahar diatur dalam Kontrak.
Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak
Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan kontrak
berakhir, namun Pejabat Penandatangan Kontrak menilai bahwa Penyedia mampu
menyelesaikan pekerjaan, Pejabat Penandatangan Kontrak memberikan kesempatan
Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dengan pengenaan sanksi denda
keterlambatan.
Denda dan Ganti Rugi
1. Sanksi finansial yang dikenakan
kepada Penyedia sesuai ketentuan
yang berlaku karena terjadinya cidera
janji/wanprestasi yang tercantum
dalam Kontrak.
2. Sanksi finansial dapat berupa sanksi
ganti rugi atau denda keterlambatan.
3. Cidera janji/wanprestasi dapat berupa
kegagalan bangunan, menyerahkan
jaminan yang tidak bisa dicairkan,
melakukan kesalahan dalam
perhitungan volume hasil pekerjaan
berdasarkan hasil audit, menyerahkan
barang/jasa yang kualitasnya tidak
sesuai dengan Kontrak berdasarkan
hasil audit, dan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
PEMBAYARAN PRESTASI KERJA
1. Pembayaran dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Kontrak dan tidak boleh melebihi
kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai dan diterima oleh Pejabat Penandatangan Kontrak.
2. Pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang sudah terpasang, tidak termasuk bahan/material
dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan.
3. Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem termin atau pembayaran secara
sekaligus setelah kemajuan hasil pekerjaan dinyatakan diterima sesuai ketentuan dalam Kontrak.
4. Pembayaran bulanan/termin dipotong angsuran uang muka, uang retensi (untuk pekerjaan yang
mensyaratkan masa pemeliharaan) dan pajak. Untuk pembayaran akhir, dapat ditambahkan
potongan denda apabila ada.
5. Untuk pekerjaan yang di subkontrakkan, permintaan pembayaran dilengkapi bukti pembayaran
kepada subpenyedia/subkontraktor sesuai dengan kemajuan hasil pekerjaan.
6. Pembayaran termin terakhir hanya dapat dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai 100%
(seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Kontrak dan para pihak
menandatangani Berita Acara Serah Terima pekerjaan.
7. Untuk pekerjaan yang mensyaratkan masa pemeliharaan, uang retensi dibayarkan setelah masa
pemeliharaan berakhir (serah terima kedua/FHO). Dalam hal masa pemeliharaan berakhir pada
tahun anggaran berikutnya yang menyebabkan retensi tidak dapat dibayarkan, maka uang retensi
dapat dibayarkan dengan syarat Penyedia menyampaikan Jaminan Pemeliharaan senilai uang
retensi tersebut.
1. Pastikan setiap proses mengacu kepada ketentuan di dalam
kontrak. Terhadap hal-hal yang belum diatur di kontrak maka
dapat disepakati sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
dan tidak merugikan negara
2. Selalu perkuat justifikasi aturan dan pertimbangan teknis setiap
keputusan akan melakukan perubahan kontrak.
3. Tidak melakukan perubahan jika bersifat menutupi kelalaian
penyedia. Jika akan dilakukan perubahan, pastikan disertai
Critical Point kompensasi atas pemberian kesempatan tersebut.
Perubahandan 4. Tertib administrasi atas setiap proses kerja yang dilakukan.
5. Khusus untuk PPK, walaupun sudah memberdayakan Konsultan
Pengawas, Tim Teknis, dan Pendamping Lainnya, pastikan alat
Penyelesaian bukti pengendalian kontrak tetap tersedia rapi, seperti dengan
dokumentasi rapat, peninjauan lapangan, pengambilan sampling
Kontrak hasil pekerjaan, penerbitan teguran/peringatan.
6. Pastikan sinkronisasi dan ketersediaan laporan harian, mingguan,
bulanan yang dibuat oleh Pelaksana Konstruksi dan sudah
diperiksa konsultan pengawas.
7. Selalu kontrol hal-hal yang sudah diamanatkan di dalam kontrak
yang belum terlaksana, seperti penerapan K3, sertifikasi operator
dan teknisi.
8. Keputusan untuk menerima hasil pekerjaan didasari keyakinan
dan bukti yang memadai hasil pekerjaan dapat diterima. PPK perlu
mengoptimalkan peran konsultan pengawas dan melibatkan tim
Critical Point teknis (seperti Tim PHO) untuk melakukan pemeriksaan
Perubahandan dokumentasi, pemantauan lapangan, dan sampling hasil
pekerjaan.
Kontrak
Terima Kasih
WA : 085624222715 / Weblog : fahrurrazi.id