Professional Documents
Culture Documents
Dodo Gunawan
Pusat Penelitian dan Pengembangan, Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta
email : dgunawan@bmg.go.id
ABSTRACT
355
Dodo Gunawan
356
Tinjauan Kondisi Hidro-Klimatologi Daerah
357
Dodo Gunawan
Neraca air yang disajikan adalah sirkulasi monsun Asia dan Australia.
keseimbangan secara meteorologi Monsun Asia terjadi pada periode
karena tidak mempertimbangkan jumlah Oktober-Maret yang membawa banyak
air dalam bentuk irigasi. Nilai dari neraca uap air sehingga periode munson Asia di
air bulanan tersebut dapat dilihat pada daerah Jawa dikenal sebagai periode
Gambar 4 yaitu terdapat nilai neraca air musim hujan Keadaan sebaliknya adalah
surplus (curah hujan lebih besar dari periode monsun Australia. Di daerah
evapotranspirasi) dan nilai neraca air kajian, curah hujan bulanan di atas 150
defisit. Nilai neraca air defisit terdapat mm/bulan sebagai batas musim hujan dan
pada bulan Agustus-Oktober, sementara kemarau (BMG 2007) terjadi di bulan
nilai neraca air surplus terjadi pada bulan Desember-Juni. Sementara pada periode
Desember-Juli. Tingkat surplus air Juli-November, curah hujan di sebagian
berfluktuasi secara spasial yang besar kurang dari 150 mm/bulan yang
menunjukkan semakin ke arah dataran menandakan periode musim kemarau.
tinggi (Kuningan dan Majalengka), Pola penyebaran secara spasial
surplus air semakin besar. Sementara itu untuk evapotranspirasi menunjukkan pola
distribusi nilai neraca air defisit berada sesuai dengan ketinggian, dimana
di daerah Cirebon dan Indramayu penguapan lebih tinggi terjadi di daerah
sebagai daerah dataran rendah. dataran rendah sedangkan di daerah
pegunungan penguapan lebih rendah.
PEMBAHASAN Rendahnya evapotranspirasi di daerah
pegunungan adalah sesuai dengan lebih
Pola distribusi curah hujan di daerah rendahnya nilai panas laten di daerah
kajian menunjukan spasial curah hujan pegunungan dibandingkan dataran
makin tinggi sesuai ketinggian tempat. rendah. Distribusi jumlah penguapan
Hal ini dikarenakan proses pembentukan secara temporal menunjukkan pola yang
hujan yang salah satu faktornya adalah sama dengan curah hujan, dimana pada
adanya pegunungan yang dikenal dengan bulan April-Oktober penguapan lebih
tipe hujan orografi. Di daerah Ciayu- besar dibanding periode November-
Maja-Kuning hal ini dapat terjadi karena Maret. Periode tersebut sesuai dengan
terdapat Gunung Ciremai di daerah periode musim kemarau dan musim hujan
Kuningan, yang memungkinkan uap air walaupun tidak kongruen dengan periode
yang terangkat ke udara mengikuti distribusi temporal curah hujan.
ketinggian permukaan dan berkondensasi Dari kedua parameter hidro-
membentuk awan sehingga terjadi curah klimatologi yang telah dibahas tersebut
hujan dengan jumlah yang lebih besar di di atas, telah dihitung nilai neraca air yang
daerah pegunungan dibandingkan merupakan selisih curah hujan dan
dataran rendah. penguapan (Gambar 4). Pola distribusi
Bila dilihat dari pola sebaran secara spasial nilai neraca air di daerah Ciayu
temporal, tampak bahwa penyebaran Maja Kuning sesuai dengan pola
pola hujan bulanan dipengaruhi oleh distribusi spasial curah hujan, yaitu pada
358
Tinjauan Kondisi Hidro-Klimatologi Daerah
Gambar 2. Fluks Panas Laten (Watt m-2) bulanan rata-rata periode 2001-2007
359
Dodo Gunawan
360
Tinjauan Kondisi Hidro-Klimatologi Daerah
361