Professional Documents
Culture Documents
Agus Dwi Febrianto1, Listyo Yudha Irawan2, Abdul Barid1, Ana Yulina1, Binti Robita1
1
Mahasiswa Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
2
Dosen Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
Email: augustd.febrianto@gmail.com
Diterima 18 September 2018, Direvisi 18 November 2018, Disetujui Publikasi 30 Desember 2018
Abstract
Development of the potential of coastal tourism objects, there are various problems, especially environmental
problems that can hinder the process of developing tourism objects. Dlodo Beach has waste and used iron sand
mining. The purpose of this study is to provide a description of the conditions of iron sand mining located at the
location of the Dlodore Coast tourist attraction. This study was conducted using a qualitative method by
describing some of the ecological impacts of iron sand mining activities in the coastal area of Dlodo Beach
combined with coastal tourism potential. The results of the study revealed that iron sand mining activities left
scars at several locations along the coastline. This condition has an effect on changes in tidal areas and
accelerates the rate of coastal abrasion. While on the other hand, the former and existing mining waste damage
the scenery in the tourist attraction of Dlodo Beach so that it needs revitalization efforts to restore the function
of the coastal area of Dlodo Beach as a tourism cultivation area.
Keywords: Mining, Iron Sand, Dlodo Beach, Tourism, Ecological Impact
Abstrak
Pengembangan potensi objek wisata pantai, terdapat berbagai masalah terutama masalah lingkungan yang dapat
menghambat proses pengembangan objek wisata. Pantai Dlodo memiliki limbah dan bekas penambangan pasir
besi. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan deskripsi tentang kondisi penambangan pasir besi yang
bertempat dengan lokasi objek wisata Pantai Dlodo.Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif
dengan mendeskripsikan beberapa dampak ekologi dari aktivitas penambangan pasir besi di kawasan pesisir
Pantai Dlodo dengan dipadukan dengan potensi pariwisata pantai. Hasil penelitian diketahui bahwa aktivitas
penambangan pasir besi meninggalkan bekas- bekas di beberapa titik lokasi sepanjang garis pantai. Kondisi ini
berpengaruh terhadap perubahan daerah pasang surut air laut serta mempercepat laju abrasi pantai. Sementara di
sisi lain, bekas dan limbah penambangan yang ada merusak pemandangan di objek wisata Pantai Dlodo
sehingga perlu usaha revitalisasi untuk memulihkan fungsi wilayah pesisir Pantai Dlodo sebagai kawasan
budidaya pariwisata.
Kata Kunci: Penambangan, Pasir Besi, Pantai Dlodo, Pariwisata, Dampak Ekologi
semakin berkembang karena jarak antara penurunan pada sektor industri (Martono,
Jalur Lintas Seletan (JLS) dan objek 2008). Mengacu pada hal tersebut, tidak
wisata Pantai Dlodo hanya berjarah 100 terjadi demikian pada sektor pariwisata
meter (dprd-tulungagungkab.go.id, 2017). dan pertambangan. Pada kondisi nyata
Berdasarkan hal tersebut, apabila potensi sumberdaya lintas sektoral seperti
dibandingkan dengan potensi pariwisata pada keadaan di Pantai Dlodo dapat
pantai lain yang ada di Kecamatan menimbulkan permasalahan pengelolaan
Pucanglaban, Pantai Dlodo memiliki potensi yang ada sekaligus mengancam
unsur-unsur pariwisata yang cukup baik proses pengembangan wilayah yang
mencakup infrastruktur jalan yang sedang dilakukan.
memudahkan masyarakat dalam Potensi pariwisata pantai tidak dapat
mengakses objek wisata sekaligus berjalan beriringan dengan aktivitas
memberikan kenyamanan saat berada di pertambangan. Menurut Rencana Tata
kawasan wisata. Dengan pengembangan Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
objek pariwisata pantai yang maksimal, Tulungagung tahun 2012 – 2032 yang
diharapkan pendapatan dari sektor diterbitkan dalam UU No.11 Tahun 2012,
pariwisata dapat mendukung Pantai Dlodo bersama dengan Pantai
pembangunan di daerah Tulungagung Molang di Kecamatan Pucanglaban
Selatan. termasuk pada kawasan budidaya dengan
Usaha dalam pengelolaan dan jenis pariwisata pantai. Hal ini bertolak
pembangunan wilayah umumnya dapat belakang dengan kondisi nyata yang ada
dilakukan melalui pemanfaatan sector- di lapangan dimana beberapa titik di
sektor yang saling mendukung. Seperti Pantai Dlodo juga dilakukan aktivitas
yang terjadi pada sektor pertanian dan pertambangan. Tumpang tindih lintas
sektor industri, dimana keduanya saling sektor inilah yang menyebabkan
mempengaruhi. Peningkatan atau pengelolaan wilayah di sekitar Pantai
penurunan output pada sektor pertanian Dlodo menjadi tidak maksimal.
akan mempengaruhi peningkatan atau
Gambar 1. Pantai Dlodo di Kecamatan Pucanglaban Gambar 2. Aktivitas Penambangan Pasir Besi di
(Sumber: Tulungagung Tourism) Pantai Dlodo (Sumber: Kompasiana.com)
dapat dijadikan sebagai pertimbangan pada interview) juga dilakukan kepada beberapa
fokus pengembangan daerah pesisir Pantai masyarakat yang bermukim disekitar
Dlodo. Pantai Dlodo antara lain; pengelola objek
. wisata (juru parkir, ticketing dan
B. Metode Penelitian pedagang), kelompok sadar wisata
Penelitian ini dilakukan (Pokdarwis) serta masyarakat Kampung
menggunakan metode kualitatif. Strategi KB Desa Penggungkalak, Kecamatan
dalam metode kualitatif menurut (Stake Pucanglaban secara umum. Proses
dalam Cresswel, 2013) menyatakan bahwa pengumpulan data dengan menggunakan
salah satu teknik penelitian menggunakan teknik wawancara ini diperlukan untuk
metode ini dapat dilakukan menggunakan memperkuat temuan-temuan selama proses
strategi studi kasus atau dengan observasi dilakukan.
menyelidiki secara cermat program, 1.Lokasi Penelitian
peristiwa, aktivitas, proses, atau Wilayah kajian penelitian ini
sekelompok individu. Berdasarkan hal dilakukan di Desa Panggungkalak,
tersebut objek kajian dalam penelelitian ini Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten
adalah penambangan pasir besir Tulungagung. Secara lebih spesifik fokus
dilakukan identifikasi secara spesifik penelitian dilakukan di wilayah pesisir
mengenai dampak dari aktivitas tersebut Pantai Dlodo dengan objek kajian
terhadap pengembangan pariwisata di penelitian yaitu areal penambangan pasir
Pantai Dlodo. Pengumpulan data besi yang terletak di titik sebelah barat
dilakukan melalui teknik observasi untuk Pantai Dlodo. Selain hal tersebut
mendapatkan data primer, meliputi: masyarakat yang bermukim di wilayah
kondisi pariwisata pantai serta peninjauan kepesisiran Pantai Dlodo merupakan
terhadap titik lokasi penambangan pasir subjek yang akan diwawancarai untuk
besi yang masih termasuk ke dalam areal mendukung temuan–temuan selama
wisata berdasarkan kajian literatur yang obeservasi dilakukan. Lokasi penelitian
telah dilakukan sebelumnya. Selain hal dapat dilihat dalam Gambar 3.
tersebut wawancara mendalam (indept
yang dijadikan sebagai objek kajian Analisis potensi wisata Pantai Dlodo,
penelitian. Selanjutnya proses mengetahui keunggulan Pantai Dlodo
pengumpulan data lapangan mencakup dibandingkan potensi pariwisata pantai
diantaranya observasi dan wawancara, lain baik dari segi keindahan mauapun
dimana keduanya dilakukan untuk kelengkapan infrastrukturnya.
mendapatkan data primer sekaligus 4. Interpretasi Data
data pendukung dari temuan – temuan Interpretasi Data merupakan
dari hasil observasi. identifikasi lebih lanjut mengenai hasil
3. Analisis Data dari analisis data yang tela dilakukan
Proses analisis data dilakukan sebelumnya. Menurut teori lain proses
dengan melakukan kajian atau interpretasi data dapat merujuk pada
memaknai data yang telah diperoleh manfaat dari proses penelitian yang
selama proses pengumpulan data. Agar dilakukan. Menurt Cresswel (2013)
lebih spesifik proses analisis data yang menyatakan bahwa bentuk dari
dilakukan dibagi berdasarkan beberapa interpretasi dapat diorientasikan pada
tema yang dikelompokkan berdasarkan agenda aksi menuju reformasi dan
informasi yang diperoleh. Adapun perubahan. Dalam hal ini hasil dari
analisis data dalam penelitian ini proses penelitian yang dilakukan dapat
dibagi kedalam beberapa sub diproyeksikan untuk perbaikan atau
pembahasan diantaranya; (1) Analisis pemanfaatan hasil penelitian di masa
kajian topografi wilayah, yang yang akan datang. Melalui hasil
dilakukan untuk mengetahui faktor – penelitian ini diharapkan dapat menjadi
faktor yang mempengaruhi acuan untuk pengelolaan wilayah
pembentukan pantai dan sedimentasi pesisir Pantai Dlodo yang
pasir besi di Pantai Dlodo, (2) Analisis berkelanjutan di masa yang akan
potensi pasir besi di Pantai Dlodo, datang.
untuk mengetahui potensi bahan galian
pasir besi di Pantai Dlodo dan (3)
INTERPRET
1. Kondisi geologi dan geomorfologi Pantai Dlodo
ASI DATA
2. Dampak ekologi penambangan pasir besi terhadap
tipologi dan pariwisata di Pantai Dlodo
penentuan strategi dan pengelolaan proses geologi dan geomorfik yang terjadi
sumberdaya alam yang tepat agar potensi di masa lampau. Evolusi bentuklahan
yang ada memiliki prospek yang meninggalkan bekas berupa endapan
berkelanjutan dan menghasilkan material pasir besi yang tersebar di
keuntungan yang lebih maksimal. sepanjang garis pantai Pantai Dlodo.
Proses geologi dan geomorfologi Material pasir besi yang terendapkan di
erat kaitannya dengan proses pembentukan daerah pesisir Pantai Dlodo menghasilkan
bentangalam di Indonesia. Khususnya di bentangalam kepesisiran yang khas dengan
Pulau Jawa, beberapa bentuklahan yang material pasir berwarna gelap yang
tersebar di sebagian besar Pulau Jawa berebeda dengan Pantai Utara Jawa.
seperti bentang alam vulkanik dan marine, Identifikasi bentuklahan dan karakteristik
dimana kedua proses geomorfik dari geologi wilayah daerah Tulungagung
bentuklahan tersebut masing – masing Selatan menggambarkan proses – proses
mempengaruhi sebaran potensi pembentukan daerah endapan aluvial di
sumberdaya alam dan dinamika Pantai Dlodo. Gambaran umum
kepesisiran pantai selatan Pulau Jawa. karakteristik geologi daerah Tulungagung
Pantai Dlodo merupakan salah satu situs Selatan dapat dilihat dalam gambar 5.
yang mendapatkan pengaruh dari masifnya
banyak dipengaruhi oleh aktivitas geologi Dlodo menjadi tidak indah. Hal ini
vulkanik kuarter (Hermawan dalam diperparah dengan keadaan dimana Pantai
Utama, 2017). Hal ini diperjelas dengan Dlodo marupakan kawasan pariwisata
keberadaan mineral pasir besi di Pantai yang saat ini sedang dikembangkan,
Dlodo, dimana jenis pasir besi tersusun sehingga dengan kerusakan pantai yang
merupakan hasil dari pelapukan batuan terjadi wisatawan menjadi enggan untuk
basalt dan andesit vulkan. Dengan mengunjungi objek wisata Pantai Dlodo.
didukung oleh proses geomorfik dan Dampak kelingkungan dari penambangan
tenaga eksogen yang mengikis batuan pasir besi di Pantai Dlodo seperti
vulkan, maka proses transportasi dan diantaranya; perubahan daerah pasang
sedimentasi material yang terkisis terjadi surut air laut hingga abrasi. Pasang surut
secara berkelanjutan hingga terendapkan merupakan dinamika gelombang laut yang
di daerah pesisir pantai. Material halus umum terjadi sebagai akibat dari gaya
akan terbawa oleh sistem gelombang laut gravitasi antara bumi dengan bulan atau
sedangkan material pasiran akan bumi dengan matahari (Surinati, 2007).
mengendap di pesisir pantai. Proses Fenomena ini mengakibatkan perbedaan
sedimentasi batuan vulkan inilah yang intensitas gelombang air laut pada kala
menyebabkan daerah selatan pulau jawa waktu tertentu. Pada saat gelombang
khususnya di Pantai Dlodo memiliki pasang, maka tinggi gelombang lebih
potensi yang cukup menjanjikan untuk mendekat ke daratan. Sedangkan ketika
pertambangan pesir besi. gelombang surut, maka tinggi gelombang
2. Dampak Ekologi Penambangan Pasir lebih jauh dari daratan.
Besi Pantai Dlodo dan Perkembangan Di Pantai Dlodo perubahan daerah
Pariwisata Pantai pasang surut akibat penambangan pasir
Penambangan pasir besi di Pantai besi dapat diamati. Bekas – bekas galian
Dlodo memiliki potensi yang cukup besar meninggalkan lubang yang tersebar di
apabila di eksploitasi. Namun disisi lain beberapa titik di Pantai Dlodo. Apabila
terdapat dampak buruk terhadap terjadi pasang, maka lubang-lubang bekas
lingkungan apabila tidak dikelola dengan galian pasir besi akan tergenang oleh air
baik. Dampak kelingkungan dari laut, mamun lubang tersebut tidak akan
penambangan pasir besi berimbas pada kembali surut saat gelombang laut kembali
pemandangan di beberapa titik di Pantai surut atau normal.
Gambar 7. Daerah Pantai Dlodo yang Tergerus Gambar 8. Timbunan Material Pasir Besi Pantai
Gelombang (Sumber: Dokumentasi lapangan) Dlodo (Sumber: Dokumentasi lapangan)
Pada tahun 2015 aktivitas penambangan lapak pedagang, spot foto, dan perbaikan
pasir besi di Pantai Dlodo dihentikan secara aksesibilitas menuju lokasi wisata. Seiring
paksa oleh masyarakat setempat. Sebelum dengan bertambahnya fasilitas, jumlah
pemberhentian tersebut, banyak truk wisatawan juga bertambah dari tahun ke
bermuatan pasir berat yang berlalu-lalang tahun. Dampak ekonomi juga dapat
dijalanan sehingga membuat jalanan rusak dirasakan oleh masyarakat sekitar seperti
parah. Selain itu, gundukan pasir kuning bertambahnya lapak-lapak pedagang atau
juga menjadi gardu pandang bagi lapak jasa lainnya yang dapat mengurangi
wisatawan yang berkunjung ke Pantai angka pengangguran di daerah tersebut. Hal
Dlodo. POKDARWIS sangat berperan ini juga mengubah pola pikir masyarakat
dalam pemulihan objek wisata Pantai mengenai pengelolaan dan pemanfaatan
Dlodo. Dengan dana yang telah Pantai Dlodo yang berkesinambungan
dianggarkan, POKDARWIS menambah dengan kearifan lokal setempat.
jumlah fasilitas yang ada, seperti kamar
mandi, musholla, lahan parkir, gazebo,
P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 3, No: 2, Desember 2018 | 58|
https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Agus Dwi Febrianto, Listyo Yudha Irawan , et.al
Kajian Ekologis Penambangan Pasir Besi...