Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
PENDAMPING :
1
HALAMAN PENGESAHAN
Mini Project
Penyusun :
Pendamping,
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul……………………………………………………….......…….1
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………2
DAFTAR ISI ……………...………………………………………………...........3
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang……………………….…………………...…………………5
1.2 Rumusan Masalah…………………………………….……………………..6
1.3 Tujuan……………………………………….…...….………………………6
1.3.1 Tujuan Umum…………………………………………………………6
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………………...6
1.4 Manfaat…………………………………………………...…………….…...7
1.4.1 Manfaat Teoritis…………………………………………………….....7
1.4.2 Manfaat Praktis………………………………………………………..7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................8
2.1 Definisi Hipertensi...………...………………………………………………8
2.2 Etiologi Hipertensi ……………………...…………………………………..9
2.3 Patogenesis Hipertensi ..…………………………………………………...14
2.4 Gejala Klinis Hipertensi ..………………………………………………….16
2.5 Diagnosis Hipertensi ....……………………………………………………17
2.6 Penatalaksanaan Hipertensi ..………………………………………………18
BAB III
METODE PENELITIAN....................................................................................26
3.1 Perancangan Penelitian…………………………………………………….26
3.2 Populasi dan Sampel……………………………………………………….26
3.3 Instrumen Penelitian………………………………………………………..26
3.4 Variabel Penelitian…………………………………………………………26
3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………26
3
3.6 Cara Analisis Data………………………………………………………….26
3.7 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………...27
BAB IV
PROFIL UMUM PUSKESMAS SUKAMAJU……………………………….28
4.1 Profil Komunitas Umum………………………………………………….. 28
4.2 Data Geografis……………………………………………………………..28
4.3 Data Demografis…………………………………………………………...29
4.4 Keadaan Sosial Ekonomi.………………..………………………………...31
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………37
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………40
6.1 Kesimpulan………………………………………………………………..40
6.2 Saran………………………………………………………………………40
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…..41
4
BAB I
PENDAHULUAN
lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90
menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak
diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu,
hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara
berkala.1
dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur, sosial, dan ekonomi.
5
Di Amerika diperkirakan sekitar 64 juta lebih penduduknya yang berusia
pada awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sedang diincar oleh pembawa maut
munculnya risiko tersebut.2 Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam
Sulawesi Selatan.
6
1.4 Manfaat
Manfaat teoritis
Manfaat Praktis
2. Bagi Puskesmas
3. Bagi Penulis
4. Bagi masyarakat
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mencapai 140 mmHg atau lebih tinggi dan atau peningkatan tekanan darah
diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih tinggi. Hipertensi dibagi menjadi dua
tingkatan baik bersadarkan sistolik maupun diastolik darah (Tabel 1). Tekanan
darah sistolik antara 120 dan 139 mmHg atau tekanan darah diastolik antara 80
8
Tabel II. Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7
2.2 Etiologi
peningkatan tekanan darah primer, yaitu hipertensi esensial yang tidak diketahui
penyebabnya.5
Faktor genetik
riwayat orang tua hipertensi. Hal ini menunjukkan tendensi faktor risiko
Janin faktor
9
perubahan jangka panjang dalam darah Kapal struktur atau fungsi penting
sisstem hormonal.
Faktor-faktor lingkungan
(a) Obesitas. Orang gemuk memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
tambahan.
(c) Asupan Garam. Asupan Garam yang tinggi telah disarankan untuk
10
asupan garam telah menunjukkan efek yang menguntungkan pada
(d) Stres. Nyeri akut atau stress dapat meningkatkan tekanan darah.
Mekanisme Hormonal
yang terjadi pada pasien yang mengalami retensi garam dan air dapat
dijelaskan.
Resistensi Insulin
Hubungan antara diabetes dan hipertensi telah lama telah diakui dan
11
b. Hipertensi Sekunder 5
akibat dari penyakit spesifik dan berpotensi dapat diobati. Bentuk-bentuk dari
Penyakit Ginjal
- Nefropati diabetik
- Glomerulonefritis Kronik
- Penyakit renovaskuler.
ginjal. Mekanisme peningkatan tekanan darah ini akibat retensi garam dan
plasma renin.
Penyakit Endokrin
- Sindrom Conn
- Adrenalhiperplasia
- Pheochromasitoma
- Sindrom Cushing
- Acromegali
12
Penyakit kardiovaskular Kongenital
Obat-obatan
Kehamilan
biasanya lebih rendah dari pada mereka yang tidak hamil. Hipertensi
dicatat dalam 8-10% dari kehamilan; bila terdeteksi pada trimester pertama
13
kehamilan, bersama dengan emboli paru, adalah penyebab kematian ibu
yang paling umum, dengan kejadian 10 per 1 juta kehamilan. Selain itu,
Tekanan darah arteri adalah hasil dari resistensi perifer totoal dan curah
atau volume sekuncup atau keduanya. Resistensi perifer meningkat oleh faktor-
Abnormalitas peningkatan tonus dalam sistem saraf simpatik yang berasal dari
meningkat
14
Hipertensi yang berkepanjangan meningkatkan beban kerja jantung sebagai
kerja jantung meningkat. Dilatasi jantung dan kegagalan dapat terjadi ketika
hipertrofi tidak bisa lagi mempertahankan curah jantung yang memadai. Karena
aterosklerosis dan kerusakan organ target, seperti cedera retina, gagal ginjal,
Penyebab paling umum dari hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal kronik.
Kerusakan ginjal kronis akibat dari glomerulonefritis atau stenosis arteri ginjal
15
Tingginya kadar aldosteron menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan
resistensi perifer.
secara umum, hipertensi tidak bergejala. Namun beberapa tanda dan gejala
akibat dari peningkatan tekanan intrakranial); mual dan muntah juga dapat
terjadi
Bruits (yang dapat didengar melalui aorta perut atau karotis, arteri ginjal, dan
filtrasi glomerular
16
Jika hipertensi sekunder ada, tanda-tanda dan gejala lain yang timbul
dapat menyebabkan obesitas dan striae trunkal berwarna ungu, sedangkan pasien
Unrinalisis dapat menunjukkan adanya protein, sel darah merah atau sel darah
urea dan kadar kreatinin serum dari penyakit ginjal, atau hipokalemia
mengarah ke penyakit ginjal kronik. Satu ginjal lebih kecil dari ginjal
17
2.6 Penatalaksanaan Hipertensi
Pasien dengan tekanan diastolik 90 mmHg atau tekanan sistolik 140 mmHg
harus ditangani. Pasien dengan hipertensi sistolik terisolasi (level 160 mmHg
dengan tekanan diastolik 89 mmHg) harus juga diobati jika mereka di atas usia 65
tahun. Pasien dengan hipertensi dengan tekanan darah yang tidak stabil atau
hipertensi sistolik terisolasi yang tidak diobati harus memiliki tindak lanjut
pemeriksaan rutin pada interval 6 bulan karena hipertensi dapat menjadi progresif
aterosklerotik atau diabetes mellitus dan tekanan darah diastolik antara 85 dan 90
diasumsikan 140/90 mmHg adalah tingkat yang diinginkan. Hal ini tampaknya
masih wajar untuk pasien nondiabetes sejak studi Pengobatan Optimal Hipertensi
antara pasien nondiabetes dirawat untuk tujuan penurunan tekanan darah diastolic
diobati secara efektif. Jumlah kegagalan terhitung kecil terkait dengan obat yang
18
untuk melanjutkan perawatan sekali untuk rejimen yang efektif yang telah
a. Pengobatan Non-Farmakologi
sebagai terapi awal untuk beberapa orang dengan hipertensi stadium 1. Perlu
pada pasien dengan prehipertensi atau hipertensi tahap. Rencana makan DASH
meliputi mengkonsumsi diet kaya buah-buahan, sayuran (kalium yang tinggi), dan
produk susu rendah lemak (kalsium tinggi) dengan pengurangan kandungan dari
obesitas. Peningkatan tekanan darah sering seiring dengan berat badan, dan uji
atau 6 gr garam) menurunkan tekanan darah pada sejumlah pasien tapi tidak
semua pasien hipertensi. Sensitivitas terhadap garam lebih umum pada orang-
orang ras African American, obesitas, atau orang tua atau yang memiliki
19
hipertensi rendah renin, tingkat tekanan darah yang lebih tinggi, atau penyakit
ginjal kronik, efek antihipertensi dari banyak obat yang ditingkatkan oleh
langsung dan secara tidak langsung dengan memfasilitasi penurunan berat badan.
digalakkan. 4,8
Pembatasan asupan alkohol setiap hari ]kurang dari 1 oz (30 ml) dari
etanol (<0.5 oz untuk perempuan atau laki-laki ringan) sering dikaitkan dengan
Asupan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi yang tidak stabil
yang sulit untuk mengontrol dalam hubungan dengan gejala lain (pembilasan dan
menurunkan risiko penyakit jantung dan hipertensi yang sedang berkembang. Ini
mencakup instruksi dalam diet rendah lemak, penurunan berat badan; dorongan
20
berolahraga secara teratur, dan penggunaan obat-obatan untuk menurunkan kadar
serum lipid, tekanan darah, dan sensitivitas insulin bila diperlukan. 4,8
b. Pengobatan Farmakologi
Dalam lebih dari 50% dari orang dengan tahap 1 hipertensi, tekanan darah
dapat dikontrol dengan terapi obat tunggal. Faktor penting untuk pertimbangkan
ketika memilih obat untuk terapi awal adalah khasiat sebagai monoterapi, rute
eliminasi, interaksi obat, efek samping, dan biaya. Pemilihan obat yang tepat
awal lebih dari 20/10 mm Hg di atas batas, dan mereka ditargetkan untuk
menurunkan tekanan darah (penyakit ginjal kronis atau diabetes) sering akan
memerlukan dua atau lebih obat untuk mengontrol tekanan darah. Pertimbangan
terapi awal dengan kombinasi dua obat (salah satunya adalah diuretik yang tepat
Blockers (ARBs). Kombinasi dosis rendah juga dapat digunakan untuk terapi
awal. Tiazid sebaiknya diberikan sebagai terapi awal pasien hipertensi tanpa
komplikasi yang tidak memiliki pilihan yang jelas untuk jenis lain. 4,8
efektif atau ada kontraindikasi atau dengan pengaturan obat lain yang memiki
alternative pada kondisi tertentu (misalnya ACEIs pada pasien hipertensi dengan
21
methyldopa, guanabenz dan guanfacine) dan vasodilator (hydralazine dan
jangka panjang. Oleh karena itu sejumlah obat tidak diberikan sendiri. Obat efek
sentral (-agonist cocok ketika diberikan dengan diuretic, vasodilator paling baik
diberikan sebagai obat ketiga dalam kombinasi diuretic dan adrenergik inhibitor.
Adapula obat yang lebih baik pada sejumlah umur dan ras tertentu (diuretik dan
CCB lebih efektif pada ras Afro-Amerika dan pasien usia: beta-bloker , ACEI dan
ARB lebih efektif pada pasien kulit putih dan dan pasien yang lebih muda.
Dengan terapi kombinasi, memastikan obat bekerja kombinasi dan dua obat dari
kelas yang sama tidak boleh diberikan. Biasanya, salah satu obat kombinasi
Dikenal ada 2 kelompok obat lini pertama yang lazim digunakan untuk
pengobatan awal hipertensi yang itu diuretic, beta-bloker, ACE-inhbitor, ARB dan
1. Diuretik
22
penelitian besar membuktikan bahwa efek proteksi kardiovaskuler diuretic belum
dikalahkan oleh obat lain sehingga diuretic dianjurkan untuk sebagian besar
kasus hipertensi ringan dan sedang. Bahkan bila menggunakan kombinasi dua
distal ginjal, sehingga ekskresi Na+ dan Cl- meningkat.Beberapa obat golongan
2. Beta bloker
prostasiklin. 9
Dosis lazim 50-100 mg per oral sehari. Metoprolol diberikan dua kali sehari
dengan dosis 50-100 mg. Labetolol diberikan dua kali sehari maksimal 300 mg,
23
3. Angiotensin Converting Enzym (ACE) inhibitor dan Angiotensin Reseptor
Blocker (ARB)
aldosteron. Pada gagal jantung kongestif, ACEI mengurangi beban jantung dan
efek renal serta efek jangka panjang berupa hipertrofi otot polos pembuluh
darah dan miokard. Obat ARB seperti Losartan 25-100 mg 1-2x sehari,
4. Antagonis Kalsium
resistensi perifer ini sering diikuti oleh reflek takikardia dan vasokontriksi,
nifedipin 3-4x sehari tab 100 mg. Sedangkan diltiazem 80-180 mg 3x sehari dan
24
kronotropik negative langsung pada jantung. Bila reflex takikardia kurang baik,
seperti pada orang tua, maka pemberian antagonis kalsium dapat menimbulkan
25
BAB III
METODE PENELITIAN
populasi pada penelitian ini ialah pasien yang datang berobat di poli umum
hipertensi.
Sukamaju.
26
1.6 Waktu dan Tempat Penelitian
27
BAB IV
beralamat di Jalan Pramuka No.19 Sukamaju, Kec Sukamaju, Kab Luwu Utara
yang terdiri atas UGD 24 jam, instalasi rawat inap umum dan bersalin, instalasi
rawat jalan (poli umum, poli gigi, KIA, laboratorium sederhana dan apotek).
tidak jauh dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya,
yakni giat gotong royong dan perilaku kekeluargaan masih sangat menonjol dalam
kehidupan masyarakatnya.
Sukamaju yang beribu kota Sukamaju terletak antara 01 53, 19-02 55 36
dengan :
28
Luas wilayah kecamatan Sukamaju tercatat 208,2 km dan secara
iklim tropis, dengan curah hujan rata-rata 188,75 mm dan hari hujan rata-rata
Dari 14 desa yang terluas adalah Desa Tamboke dengan luas wilayah
63,11 km2, sedangkan yang terkecil adalah desa Wonosari dengan luas wilayah
0,89 km2.
25.636 jiwa yang terdiri dari laki-laki 12.873 jiwa perempuan 12.763 jiwa dan
tersebar di 14 desa, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 3.558 jiwa mendiami
desa Sukamaju, dan jumlah penduduk terkecil yakni 847 jiwa mendiami desa
Sukadamai
Tabel 1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Desa Tahun 2016 s/d 2019
29
9 Tulung Sari 1.106 1.110 1.270 1.113
disebabkan karena luas wilayah tiap desa tidak sama. Desa Sukadamai yang
terkecil luas wilayahnya mempunyai jumlah penduduk 847 jiwa, sedangkan desa
Sukamaju yang terluas wilayahnya mempunyai jumlah penduduk 3.558 jiwa dari
Gambar 2.2 Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Sukamaju Tahun 2016 s.d. 2019
30
[Y VALUE]
[Y VALUE]
[Y VALUE] [Y VALUE]
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2019 jumlah
penduduk mengalami penurunan hal ini disebabkan karena 3 desa yang ada di
desa yang ada di kecamatan sukamaju saat ini sebanyak 14 desa, faktor mata
ke daerah lain, dalam arti bahwa sebagian penduduk tidak menetap atau bertempat
Pertumbuhan ekonomi dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 tidak
terdapat data yang pasti di BPS kecamatan Sukamaju, tapi menurut perkiraan
besar petani diperkirakan berkisar 70,10%, PNS 8,20 %, ABRI 0,50 % dan
31
70.10%
8.90% 17.19%
0.50% 4.01%
4.4.2 Pendidikan
unit taman kanak-kanak, 17 unit sekolah dasar Negeri/ MI/ swasta, 4 Unit
sekolah lanjutan tingkat pertama Negeri/ MTs/ swasta, dan 4 unit sekolah
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
bulan; 4) menggunakan air bersih; 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan
32
sabun; 6) Menggunakan jamban sehat; 7) memberantas jentik di rumah sekali
seminggu; 8) makan buah dan sayur setiap hari; 9) melakukan aktifitas fisik
5 pilar, antara lain : Stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai
sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang aman di tingkat rumah
melaksanakan STBM.
beberapa area di wilayah kec. Sukamaju yang bekerja sama dengan Puskesmas
di desa Tulung indah, wonosari, Sukadamai, Sukamaju, Mital dan Tulung sari.
33
4.5.4 Posyandu
yang memberikan 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Promosi
11%
11% Mandiri
Madya
Purnama
78%
Pratama
gizi. Pada bab ini kondisi derajat kesehatan masyarakat di Kec. Sukamaju dinilai
melalui Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Kematian Balita (AKBA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas
4.6.1 Mortalitas
demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan
34
komposisi umur penduduk, WHO mendefenisikan kematian sebagai suatu
Dalam bab ini akan disajikan angka kematian pada Kec. Sukamaju di
tahun 2019.
kelahiran hidup pada tahun yang sama. Jumlah kematian neonatal di Kec.
Secara garis besar dari sisi penyebabnya kematian bayi ada dua macam
yaitu endogen dan eksogen. Kematian endogen biasa juga disebut dengan
kematian neonatal merupakan kematian yang terjadi ada bulan petama setelah
lahir. Kematian eksogen atau kematian post neonatal adalah kematian bayi
35
yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang
kematian bayi di Kec. Sukamaju tahun 2019 sebanyak (1 Kasus) per 433
Kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (41 hari setelah
sukamaju.
4.6.2 Morbiditas
36
BAB V
rawat inap dan rawat jalan serta total pasien dispepsia yang menggunakan BPJS
dan Umum. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder berdasarkan data rekam
dirawat jalan sebanyak 94% dan rawat inap sebanyak 6%. Setelah dilakukan
anamnesis pasien dan data dari rekam medis yang didiagnosis hipertensi di
37
Poliklinik Umum Puskesmas Sukamaju, pasien lebih mengerti mengenai penyakit
terhadap penyakit. Salah satunya ada faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti
usia dan genetik. Hal ini dilihat bahwa pasien yang berobat rata-rata berusia di
atas 40 tahun. Selain itu faktor genetik dalam hal ini faktor keturunan turut
Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok merupakan faktor risiko yang
dapat dimodifikasi yang paling sering ditemukan pada pasien hipertensi, setelah
komsumsi rokok. Hal ini bisa diamati terutama pada pasien kontrol yang telah
mengurangi komsumsi rokok. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kondisi
pasien menjadi lebih baik terutama pasien yang sedang dalam pengobatan. Selain
rokok, faktor lain yang berpengaruh seperi komsumsi garam yang berlebihan,
38
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat jumlah penderita hipertensi yang
memiliki kepesertaan BPJS sebanyak 96% dan umum sebanyak 4%. Hal ini
ABRI 0,50 % dan Wiraswasta 17,19%, dan lain-lain 4,01%. Selain sosial
ekonomi yang rendah, hal yang sering menjadi kendala di puskemas adalah
hidup sehat seperti diet rendah garam. Selain itu pasien juga membatasi
Mengingat usia pasien rata-rata di atas 40 tahun maka pasien perlu mengetahui
olah raga apa yang sesuai untuk usia tersebut yaitu olah raga ringan seperi
39
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Puskesmas Sukamaju.
6.2 Saran
perubahan pola hidup dewasa ini yang dapat meningkat risiko kejadian
hipertensi
40
DAFTAR PUSTAKA
Micheal, editors. Kumar & Klark’s Clinicak Medicine. Seventh Edition. UK:
p.120-4
editors. Mayo Clinic Internal Medicine Concise Textbook. USA: Mayo Clinic
41
9. Hafrialdi. 2007. Antihipertensi. Gunawan Gan Sulistia, editor. Farmakologi
42