You are on page 1of 12

Strategi Manajemen Krisis Public Relations PT.

Angkasa
Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali
dalam Menghadapi Dampak Erupsi Gunung Agung 2017
1) 2) 3)
Made Widya Sekarbuana , I Gusti Agung Alit Setyawati , Ni Nyoman Dewi Pascarani
1,2,3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Email: widya849@yahoo.com , igaalitsuryawati@yahoo.com, dewi.pascarani@yahoo.com

ABSTRACT

The crisis is an unexpected occurrence and the impact of the dramatic situation in an organization
or company without having any time constraints and objectives, as well as airport services
management company PT Angkasa Pura I Airport International I Gusti Ngurah Rai of Bali that is
experiencing a crisis due to the eruption of Mount Agung in the year 2017 which resulted in the
closure of the airport operations that occurred November 27, 2017 until November 29, 2017. The
impact of the presence of such matters is the buildup of passenger numbers as many as 59,000
and 443 cancellations. Public Relations Ngurah Rai play a role in the crisis situation of the company
by forming a crisis management strategy are related through public relations work program. Public
relations crisis management strategy which became reference in this study is based on a concept
expressed by Rhenald Kasali with mempertimbangan stages of the crisis that occurred in the field
of appropriate concepts Steven Fink. This study uses qualitative methods ' descriptive data
collection techniques in the form of an interview and documentation study based on purposive
technique. Results of the study show that there are four strategy crisis management at PT. Angkasa
Pura I international airport I Gusti Ngurah Rai Bali, namely identification and analysis, program
execution, and recovery strategy governing programme, contained in the four stages of crisis due to
Mount Agung 2017 for the company are pre-alert, phase interference, the stage of crisis, and the
recovery phase.

Keywords: Crisis, Crisis management Strategy, Public Relations

1. PENDAHULUAN
Berkembangnya sebuah perusahaan Public Relations adalah fungsi manajemen
profit maupun non profit tidak terlepas dari yang membangun dan mempertahankan
peran serta divisi humas (hubungan hubungan baik bermanfaat antara organisasi
masyarakat) atau Public Relations dalam dengan publik yang menentukan kesuksesan
berorganisasi. Pada dasarnya Public atau kekacauan organisasi, sehingga peran
Relations berperan dalam membangun penting PR sebagai fasilitator atas
hubungan baik dengan publiknya, dengan permasalahan yang terjadi, termasuk dalam
harapan terciptanya citra yang positif situasi yang tidak terduga seperti halnya
terhadap perusahaan. Cutlip, Center and krisis.
Broom (2009 :5) juga berpendapat bahwa Tujuan Public Relations dicapai melalui

1
alternatif optimal yang tertuang dalam bentuk status pemantuan menjadi tim krisi yang
strategi yang telah dirancang secara disebut Emergency Operational Center
terintegrasi. Strategi manajemen krisis (EOC) yang terdiri dari instansi eksternal
merupakan suatu pendekatan yang yang memiliki kewenangan dalam hal lalu
terstruktur dalam menangani suatu peristiwa, lintas dan kondisi bahaya di sekitar bandara.
dengan tujuan untuk memberikan pelayanan Berdasarkan atas pertemuan dalam
yang tepat, dengan harapan informasi yang EOC, Perusahaan Umum Lembaga
diberikan kepada publik dapat tersalurkan Penyelenggara Navigasi Penerbangan
dengan cepat, meminimalisir resiko (Perum LPPNPI/AirNav Indonesia)
kesalahan informasi dan mengurangi menerbitkan notice to airmen (NOTAM)
kerugian (Murray, 2001). nomor A4242/17 mengenai informasi waktu
Public Relations atau humas memiliki dan alasan penutupan, maka Kepala Otoritas
strategi manajemen untuk menangani krisis Wilayah IV Bandara bersepakat dengan
dalam perusahaannya, seperti yang dialami General Manager menyatakan, Bandara
oleh perusahaan pengelola jasa Bandar Internasional I Gusti Ngurah Rai dinyatakan
udara (bandara) yang telah memperoleh “close” sementara waktu mulai 27 November
rd
penghargaan The 3 World Best Airport pada 2017 pada pukul 07.00 WITA.
tahun 2015, 2016, dan 2017 untuk kategori Dampak dari penutupan operasional
Bandar udara dengan 15-25 juta penumpang bandara mengakibatkan penumpukan jumlah
pertahun yang diadakan oleh Airport Council penumpang sebanyak 59.000 dan 443
International (ACI) dalam program penerbangan pada hari tersebut, mengenai
Benchmarking Global Airport Service Quality keberlangsungan aktifnya kembali
(ASQ) dan kapasitas penumpang dan operasional bandara didasarkan dari hasil
penerbangan yang setiap tahunnya evaluasi EOC setiap 6 jam, hingga pada
mengalami pertumbuhan 5,3 persen dari akhirnya membaiknya situasi lalu lintas
tahun 2016. penerbangan setelah dinyatakan aman dan
Krisis yang dialami akibat dari erupsi operasional bandara kembali dibuka pada 29
Gunung Agung berpengaruh pada November 2017 pada pukul 14.28 WITA.
operasional bandara. Adanya letuasan Adanya fenomena alam yang tidak
freaktik ketiga yang menimbulkan abu dapat dihindari mengharuskan Public
vulkanik tebal dengan ketinggian 30.000 kaki Relations Bandara Internaisonal I Gusti
dengan 10-15 notes kea rah selatan Ngurah Rai Bali mempersiapkan strategi
mengganggu ruang lalu lintas penerbangan dalam menghadapi situasi krisis yang terjadi.
di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Maka peneliti tertarik dengan sebuah
Bali, sehingga pada tanggal 27 November penelitian yang berkaitan dengan Strategi
2018 pihak pengelola bandara mengubah Manajemen Krisis Public Relations.

2
Menururt Ruslan (2013: 10) terdapat
Rumusan Masalah empat peran utama Public Relations yakni :
Berdasarkan latar belakang tersebut
1. Sebagai komunikator atau penghubung
maka permasalahan dirumuskan sebagai
antara organisasi atau perusahaan yang
berikut : Bagaimana Strategi Manajemen
diwakili dengan publiknya.
Krisis Public Relations PT. Angkasa Pura I
2. Membina hubungan, yaitu berupaya
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali
membina hubungan yang positif dan
dalam Menghadapi Dampak Erupsi Gunung
saling menguntungkan dengan
Agung tahun 2017?
publiknya.
3. Peran back up managemet, yakni
Tujuan Penelitian
sebagai pendukung dalam fungsi
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
manajemen organisasi atau perusahaan.
untuk mengetahui Strategi Manajemen Krisis
4. Membentuk corporate image, yakni
Public Relations PT. Angkasa Pura I Bandara
Public Relations berperan dalam
Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dalam
menciptakan citra positif bagi organisasi
Menghadapi Dampak Erupsi Gunung Agung
atau perusahaan.
tahun 2017.
Peran dan fungsi Public Relations dapat
terwujud dan terealisasi dengan adanya
2. KERANGKA KONSEPTUAL
strategi yang terencana matang sesuai
Public Relations
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
Scott M.Cutlip, Allen H. Center dan
perusahaan. Menurut Ahmad S. Adnanputra
Glen M. Broom (2006:5) mendefinisikan
batasan pengertian strategi Public Relations
fungsi manajemen dari Public Relations
adalah alternatif optimal yang ditentukan agar
yakni membangun dan mempertahankan
dapat mencapai tujuan dalam rencana Public
hubungan baik dan bermanfaat antara
Relations yang tertuang dalam kerangka
organisasi atau perusahaan dengan publik
terencana. . Strategi dipilih untuk mencapai
yang mempengaruhi sukses atau gagalnya
hasil, seperti pernyataan dalam sasaran yang
organisasi. Peran Public Relations erat
sudah dipastikan. Menurut H.Fayol
kaitannya dengan fungsi manajemen yang
menyatakan sasaran kegiatan Public
menggaris bawahi pada tanggung jawab
Relations yakni: (Nova, 2017:56)
mengelola dan mengembangkan reputasi
perusahaan. Mengembangkan komunikasi 1. Membangun identitas dan citra

antara perusahaan dan pubik dianggap perusahaan (building corporate identity

penting untuk menciptakan dan and image)

mempertahankan goodwill dan mutual a. Membentuk identitas dan citra

understanding publik (Nova, 2017:47). perusahan yang positif.

3
b. Mendukung kegiatan komunikasi dua Nova (2017:75) menyatakan faktor penyebab
arah dengan publiknya. krisis yakni : karena bencana alam, karena
2. Menghadapi situasi krisis (facing of crisis) kecelakaan industri, karena kurang
Menangani berbagai aduan (complain) sempurnanya produk yang dihasilkan, karena
dan menghadapi situasi krisis yang terjadi persepsi publik, karena keharmonisan
dengan merancang manajemen krisis dan hubungan kerja, karena kesalahan strategi
Public Relations recovery of image yang bisnis, karena terkait masalah kriminal,
bertugas menanggulangi lost of image karena pergantian manajemen dan karena
and damage. persaingan bisnis
Krisis juga memiliki siklus kehidupan,
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan
yang memiliki waktu berbeda pada setiap
(promotion public causes)
tahapan. Dalam peramalan krisis,
a. Mempromosikan kegiatan mengenai
manajemen akan mempertimbangkan
kepentingan publik.
tahapan krisis yang sedang dalami oleh
b. Mendukung gerakan sosial.
organisasi sesuai anatominya, seperti yang
Situasi krisis Public Relations berperan untuk
diungkapkan oleh Steven Fink:
memberikan penilaian sehingga mampu
menarik kesimpulan atas opini, sikap serta 1. Tahap Prodromal, tahapan ini disebut
aspirasi atas dampak yang berpengaruh sebagai warning starge karena disini
kepada publik intenal atau eksternal. letak krisis muncul melalui gejala
yang perlu diatasi dengan segera.
Manajemen Krisis Tahap ini muncul dalam tiga bentuk
G Harison dalam Kriyantono yakni : jelas sekali, samar-samar dan
menjelaskan bahwa krisis merupakan suatu tidak terlihat sama sekali.
keadaan kritis yang berkaitan dengan
2. Tahap acute crisis, pada tahap ini
berbagai kemungkinan yang berpengaruh
mulai terbentuk situasi krisis karena
negatif terhadap organisasi, sehingga
media juga publik mulai mengetahui
diperlukan keputusan cepat dan tepat agar
permasalahan, perusahaan juga
tidak mempengaruhi keseluruhan organ
mulai memindah tangankan krisis ini
organisasi (2006:173)
kepada tim krisis perusahaan (Crisis
Krisis yang akan, sedang atau sudah
Management Team) untuk
terjadi tidak dapat dipreiksi datangnya. Jalan
merealisasikan manajemen krisis
terbaik yang harus dilakukan untuk
yang telah dirancang secara matang.
menghadapi situasi krisis adalah menentukan
perencanaan dan memahami krisis 3. Tahap Kronik, dianggap badai telah
berdasarkan penyebabnya. Menurut Firsan berlalu yang disusul dengan langkah

4
pembersihan, sehingga dikatakan formula 5W+1H yang berfungsi untuk
sebagai the clean phase yang menjabarkan lebih mendalam penyebab
ditandai dengan berubahnya sistem sampai dengan hal apa yang perlu
atau struktur bahkan mengubah dilakukan. Analisis memiliki cakupan luas
kebijakan. yang membahas krisis dari parsial sampai
dengan integral yang saling berkaitan
4. Tahap Resolusi, merupakan
pengembalian kondisi perusahaan 3. Mengisolasi Krisis, merupakan tahapan
yang harus tetap diwaspadai karena pencegahan meluasnya krisis ke berbagai
krisis dapat saja kembali ke tahap sektor di perusahaan, maka krisis perlu di
prodnormal, maka perlu dirumuskan karantina dengan melihat jangka waktu
strategi pemulihan untuk mencegah terjadinya krisis.
adanya krisis kembali.
4. Strategi Pemulihan Krisis, merupakan
Penyelesaian krisis harus ditanggapi dengan strategi lanjutan dalam menghadapi daur
serius oleh manajemen perusahaan dengan hidup krisis berdasarkan analisa yang
merancang crisis management plans untuk telah dilakukan sebelumnya, yang
mencegah meluasnya krisis dengan tertuang dalam tiga strategi generik yakni :
menerapkan strategi manajemen krisis yang
a. Startegi Defensif, dengan mengulur
tepat untuk meminimalisir resiko kesalahan
waktu, tidak berbuat sesuatu, dan
(Murray, 2001).
bertahan dengan kuat.
Penetapan strategi didasarkan atas
b. Strategi Adaptif, dengan mengubah
identifikasi dan analisis situasi agar dapat
kebijakan, memodifikasi operasional,
menentukan pengelolaan pada situasi krisis
kompromi dan meluruskan citra.
dengan tepat. Rhenald Kasali menjabarkan
strategi dalam mengelola krisis sebagai c. Startegi Dinamis, sifatnya besar-besaran
berikut: dan dapat mengakibatkan berubahnya
profil dan karakter perusahaan.
1. Mengidentifikasi Krisis, merupakan suatu
awal untuk mengetahui permasalahan 5. Program Pengendali, merupakan langkah
dengan melihat faktor apa yang penerapan menuju strategi generik yang
menyebabkan krisis terjadi. Tujuan telah dirumuskan.
adanya identifikasi adalah menentukan
3. Metode Penelitian
langkah penanggulangan dengan tepat
Penelitian ini menggunakan metode
sasaran.
kualitatif dan tipe penelitian deskriptif, yang
2. Menganalisa Krisis, pengembangan dari bertujuan menggambarkan situasi yang
proses identifikasi dengan bantuan terjadi secara sistematis dan mendalam

5
berdasarkan fakta yang terjadi (Surnadi, krisis merupakan pendekatan terstruktur
1983:19). penelitian ini menggunakan unit dalam penanganan suatu peristiwa, tujuanya
analisis humas PT. Angkasa Pura I Bandara untuk memberikan strategi komunikasi yang
Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dengan tepat sehingga informasi yang disampaikan
menggunakan teknik penentuan informan kepada khalayak dapat diterima dengan
secara purposive yakni melalui pertimbangan cepat dan membantu mengurangi resiko atau
tertentu. Teknik pengumpulan data yang kerugian (Muray, 2001).
digunakan berupa wawancara dan studi Terbentuknya suatu manajemen
dokumentasi.serta Teknik analisis data krisis bagi tim krisis yang dikomando oleh
dengan mereduksi data, menyajikan data humas Ngurah Rai tidak terlepas pada
dan penarikan kesimpulan. tahapan krisis itu sendiri, hal tersebut
berkaitan karena strategi yang tertuang
4. Analisis Penelitian dalam program melalui tahapan krisis yang
Penelitian ini menemukan bahwa telah dipaparkan, humas dapat menentukan
krisis yang terjadi pada PT. Angkasa Pura I manajemen krisis secara efektif dan efisien,
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali seperti halnya konsep yang dikemukakan
disebabkan oleh bencana alam yakni dampak oleh Steven Fink mengenai anatomi krisis,
dari erupsi Gunung Agung. Proses krisis humas memadukan konsep tersebut sebagai
terjadi pada 27 November 2017 sampai pertimbangan untuk membentuk manajemen
dengan 29 November 2017 berdasarkan atas krisis yang dikemukakan oleh Rhenald Kasali
notice to airmen (NOTAM) oleh pihak airnav sebagai berikut :
yang kemudian pada pertemuan EOC 1. Identifikasi Krisis
(Emergency Operational Center) Ketua Praktik kerja humas Ngurah
Otoritas Bandara Wilayah IV bersama Rai ketika awal mengetahui suatu
dengan General Manager PT. Angkasa Pura permasalahan langsung melakukan
I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai identifikasi yang merupakan suatu
Bali memutuskan untuk menutup operasional langkah yang terdapat pada tahapan
bandara demi keselamatan penumpang. pre alert. Menurut Steven Fink tahap
Adanya suatu tim krisis internal peringatan disebut sebagai tahap
(Airport Disaster Management Plant) dan tim prodromal yang mengindikasi krisis
krisis eksternal (Emergency Operational mungkin terjadi dalam suatu
Center) dalam situasi krisis akan melakukan perusahaan dan menimbulkan
koordinasi yang dijembatani oleh humas kehancuran apabila tidak dilakukan
Ngurah Rai untuk menentukan strategi yang penanganan dengan cepat dan tepat.
tertuang dalam program atau kebijakan
sesuai dengan analisis situasi. Manajemen

6
Humas pada langkah ini 2. Analisa Krisis
mulai melakukan pembacaan situasi Analisis terhadap hasil
atas penyebab terjadinya krisis, identifikasi yang dilakukan pada
dengan melakukan koordinasi dan tahapan sebelumnya diharapkan
konfirmasi terkait penyebab krisis dapat memberikan pengembangan
dengan meminta kepastian berupa informasi melalui formula yang
data dan fakta yang terjadi di dijelaskan oleh Rhenald Kasali
lapangan. Hal tersebut merupakan bahwa penggunaan formula 5W+1H
salah satu proses kerja humas dalam merupakan suatu cara agar dapat
membantu manajemen untuk mengungkapkan dan
menanggapi pendapat publiknya, mengembangkan secara mendalam
bertindak sebagai suatu sistem untuk sistematis, informatif dan deskriptif
membantu perusahaan dalam mengenai krisis yang terjadi. Formula
berjaga-jaga dalam menghadapi tersebut direalisasikan dalam salah
kemungkinan terburuk. satu strategi manajemen krisis yang
dihadapi PT. Angkasa Pura I
Early warning system (sistem
Bandara Internasional I Gusti Ngurah
tanda bahaya) dalam langkah
Rai, pada tahap prodromal atau pre-
pertama manajemen krisis dianggap
alert analisis terhadap hasil temuan
sebagai hal yang penting bagi
dapat direalisasikan.
kegagalan atau keberhasilan bagi
perusahaan tersebut. Keberhasilan Kegiatan analisa krisis pada
membaca situasi dengan mengetahui perusahaan dalam menghadapi krisis
secara cepat sumber dan datangnya akibat erupsi Gunung Agung
bahaya atau yang disebut sebagai disatukan dalam kegiatan identifikasi
sinyal krisis. krisis, karena humas beranggapan
bahwa analisa krisis merupakan satu
Melalui tahapan identifikasi
kesatuan dari identifikasi, sehingga
memungkinkan humas melakukan
ketika mendapatkan informasi atau
persiapan, dengan bersikap waspada
data di lapangan pada kegiatan
terhadap situasi yang terjadi. Humas
identifikasi maka akan langsung
dalam hal ini merupakan penggerak
dilakukan analisis. PT. Angkasa Pura
dari signal yang ditangkap atas hasil
I Bandara Ngurah Rai
identifikasi yang dilakukan humas itu
menggabungkan kegiatan analisa
sendiri dan instansi terkait.
krisis dengan identifikasi krisis dalam

7
satu rangkaian pada manajemen pada situasi yang terjadi akibat
krisis Gunung Agung. erupsi Gunung Agung yang
berdampak pada bandara. Bagi
3. Isolasi Krisis
perusahaan penyedia jasa Bandar
Rangkaian dari sebuah
udara belum mengetahui tujuan dari
manajemen krisis memungkinkan
adanya karantina dari situasi krisis.
perusahaan melakukan isolasi yang
berarti upaya dari pencegahan krisis Kegiatan isolasi diartikan
yang dapat menyebar ke berbagai sebagai hal yang penting seperti
bagian dalam perusahaan, sehingga pendapat Renald Kasali bahwa
krisis perlu dikelola sebaik mungkin isolasi krisis merupakan upaya
dengan melakukan karantina sembari pencegahan krisis agar tidak
menentukan kebijakan yang tepat menyebar luas, dari pendapat
dalam situasi tersebut. tersebut maka perusahaan
berkewajiban untuk melakukan
Isolasi atau karantina sebuah
karantina terhadap krisis yang terjadi
krisis dilakukan pada tahapan akut,
saat dampak erupsi Gunung Agung.
menurut Steven Fink
Kelumpuhan operasional akibat
mengkonsepkan sebagai tahapan
erupsi yang terjadi memungkinkan
akut dalam sebuah situasi krisis
krisis yang menyebar, karena bagi
ditandai dengan gambaran nyata
perusahaan yang bergerak dalam hal
krisis yang akan semakin dekat
transportasi udara, keberlangsungan
terjadi pada sebuah organisasi atau
dan kelancaran operasional adalah
perusahaan. Tahapan ini krisis telah
penggerak perusahaan ini dapat
tercium oleh publik dan media sudah
beroperasi, namun ada hal-hal
mulai memberitakan peristiwa yang
krusial yang harus dilindungi agar
sedang terjadi, untuk itu perusahaan
tidak terkena dampak dari krisis
pada tahapan ini sudah melakukan
tersebut, sehingga sektor-sektor
pergerakan dengan mengeluarkan
yang lain akan tetap berjalan normal.
dokumen atau modul sebagai
panduan perusahaan menangani 4. Strategi Pemulihan
krisis ini. Berdasarkan definisi yang
dikemukakan oleh Rhenald Khasali
Berdasarkan hasil temuan
mengenai strategi pemulihan krisis
penelitian humas PT. Angkasa Pura I
bahwa hal ini merupakan strategi
Bandara Internasional I Gusti Ngurah
lanjutan dalam daur hidup krisis
Rai, tidak melakukan isolasi krisis
berdasarkan analisa situasi. Humas

8
Ngurah Rai melakukan eksekusi kembali situasi yang terjadi untuk
program setelah melakukan analisa beroperasi normal kembali.
terhadap situasi yang terjadi.
Merujuk pada pernyataan
Eksekusi yang dilakukan pada tahap
Ahmad S. Adnanputra bahwa strategi
gangguan sejak tanggal 21
adalah bagian terpadu dari suatu
November 2017 kemudian setelah
rencana (plan), yang merupakan
dinyatakan penutupan operasional
produk dari suatu perencanaan
pada tanggal 27 November sampai
(planning) yang akhirnya
dengan tanggal 29 November 2017
perencanaan menjadi bagian dari
yang dinyatakan pada tahap krisis
berjalannya manajemen. Maksud dari
bagi perusahaan, hingga dibukanya
strategi tersebut diharapkan
kembali operasional bandara pada
perusahaan untuk mencapai win-win
tanggal 29 November 2017
solution (menguntungkan kedua
merupakan sebuah fase yang
belah pihak) antara perusahaan
dianggap rawan apabila tidak
untuk tetap mendapatkan
dilaksanakan dengan baik, karena
kepercayaan publik, penumpang
eksekusi program yang telah
untuk tetap berkunjung dengan
direncanakan pada awal
aman, nyaman dan damai di Bali,
mengidentifikasi dan menganalisa
serta dunia pariwisata Bali yang tetap
merupakan penentu keberhasilan
berkembang demi perekonomian
atau kegagalan perusahaan dalam
masyarakatnya.
menghadapi krisis.
PT. Angkasa Pura I Bandara
Pasca terjadinya krisis akibat
Internasional I Gusti Ngurah Rai
erupsi Gunung Agung yang
menggunakan strategi adaptif untuk
berdampak pada penumpukan
memulihkan situasi krisis yang
jumlah penumpang di Bandara
terjadi. Seperti pendapat Rhenald
Ngurah Rai, pada tanggal 29
Kasali mengenai pilihan strategi
November 2017 pukul 14.28 WITA
pemulihan yang dibagi dalam tiga
operasional mulai normal kembali,
hal, salah satu dari strategi pilihan
pengelolaan krisis bagi humas
tersebut adalah strategi adaptif yang
Ngurah Rai bersama tim krisis tidak
merupakan cara untuk memulihkan
dinyatakan selesai begitu saja.
kembali keadaan dengan mengubah
Diperlukan strategi pemulihan yakni
kebijakan, memodifikasi operasional,
upaya lanjutan dari penanganan
kompromi dan meluruskan citra.
situasi krisis untuk memulihkan

9
Humas Ngurah Rai bersama terjadinya krisis merupakan suatu
dengan tim krisis ADMP memilih upaya pengendalian, dengan
strategi adaptif sebagai strategi harapan daur hidup krisis tidak terjadi
terbaik karena melakukan kompromi, lagi. Walaupun krisis yang
menciptakan program melalui disebebkan oleh bencana alam yang
kebijakan atas pertimbangan General dalam hal ini ada erupsi yang terjadi
Manager dan meluruskan keadaan dari Gunung Agung tidak dapat
dengan melakukan update Informasi. dihindari, namun PT. Angkasa Pura I
Menjadi suatu yang dianggap gagah Bandara Internasional I Gusti Ngurah
berani untuk memberikan Informasi Rai dapat lebih tanggap dan
secara transparan kepada publik. melakukan sesuatu. Humas Ngurah
Segala sesuatu yang sedang Rai bersama dengan tim krisis
dihadapi perusahaan, baik memaknai program pengendali tidak
perusahaan dalam keadaan berhasil jauh berbeda dengan strategi
bahkan perusahaan sedang dalam pemulihan, kedua program yang
kondisi terpuruk sekalipun harus dilakukan pada situasi krisis
berani menghadapi dengan merupakan program yang dilakukan
memberikan informasi yang sebenar- pada saat krisis menghadapi tahap
benarnya atas apa yang sedang pemulihan.
dialami perusahaan. Berusaha
Bagi perusahaan, keduanya
menghadapi dengan menerapkan
memiliki tingkat kepentingan yang
strategi atas hasil analisis merupakan
sama pasca terjadinya krisis, hanya
bagian dari bentuk pengelolaan
saja strategi pemulihan lebih
informasi, dengan tujuan
bertujuan untuk memulihkan kembali
pemberitaan yang beredar di media
keadaan untuk beroperasi normal
cetak, elektronik maupun media
kembali dengan sasaran dari
online tidak “liar” dalam hal ini terarah
program ini adalah publik eksternal
pada kasus yang sebenarnya,
yang berarti pengguna jasa Bandar
sehingga perusahaan lebih mudah
udara Ngurah Rai (penumpang),
mengambil langkah selanjutnya
dengan adanya berbagai event yang
untuk melakukan apa yang terbaik
digalakan serta berbagai interior
bagi perusahaannya.
pendukung di dalam bandara dapat
5. Program Pengendali membantu mengalihkan ingatan
Program yang dikatakan penumpang atas terjadinya situasi
sebagai langkah penerapan pasca krisis pada November 2017,

10
sehingga publik tetap merasa mengelola situasi krisis akibat erupsi Gunung
nyaman ketika mendarat maupun Agung yang berdampak pada operasional
lepas landas melalui Bandara bandara.
Internasional I Gusti Ngurah Rai. Hasil penelitian ini juga menjelaskan
bahwa humas memiliki empat strategi
Program pengendali pada
manajemen krisis yang dituangkan dalam
tahap pemulihan bertujuan untuk
empat tahapan krisis, yakni identifikasi dan
menerapkan kebijakan pasca krisis
analisis ada pada tahap pre-alert, eksekusi
bersama dengan instansi terkait
program pada tahap gangguan, strategi
berupaya untukpencapaian
pemulihan ada pada tahap krisis dan
keamanan dan keselamatan
program pengendali.
penumpang. Berbeda halnya dengan
Strategi yang dilakukan humas memiliki
strategi pemulihan, program
perbedaan dengan konsep strategi
pengendali ini merupakan kegiatan
manajemen krisis Rhenald Kasali mengenai
pengendalian dengan melakukan
isolasi krisis, dimana pihak humas belum
pemantauan dan koordinasi yang
memahami adanya isolasi dalam situasi
dilakukan secara berkelanjutan.
krisis.
Rhenald Kasali Strategi manajemen krisis humas
mengungkapkan bahwa program ini Ngurah Rai juga menekankan strategi adaptif
adalah langkah penerapan yang dengan melakukan modifikasi operasional,
dilakukan menuju strategi generik kompromi dan pengalihan fasilitas yang
yang sudah dirumuskan untuk tertuang dalam program kerja humas,
menjadi pedoman untuk mengambil sehingga strategi yang direalisasikan dalam
langkah pasti. Pada kenyataannya, menghadapi situasi krisis dirasa cukup
perusahaan menggunakan program efektif, karena berdasarkan data yang
pengendali sebagai upaya menuju diperoleh bahwa jumlah penumpang
strategi generik yang melibatkan menglami pertumbuhan sebanyak 7% dari
publik internal maupun publik tahun lalu dengan periode yang sama.
eksternal.
6. Daftar Pustaka
5. Kesimpulan
Afrizal. (2016). Metode Penelitian Kualitatif.
Kesimpualn yang dapat ditarik adalah: Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Cutlip, Scoot M, Center, Allen. H, & Broom,
manajemen krisis yang dilakukan oleh humas Glen. M. (2006) Effective Public
th
Relations, 9 Edition. Jakarta:
PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional I
Kencana
Gusti Ngurah Rai Bali bertujuan untuk

11
Jefkins, Frank (2003). Public Relations, Edisi Ardiyat Ningrum Mustikasari. Strategi Public
kelima. Jakarta: Erlangga. Relations PT. Kompas Gramedia
dalam Membangun Citra Perusahaan
Kasali, R. (2000). Manajemen Public (Studi Kasus Program Corporate
Relations: Konsep dan Aplikasinya Social Responsibility Bentara Budaya
di Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Jakarta). 2014. Skripsi (online)
Utama Grafiti. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bits
Murray, A. (2011). Public Relations. tream/123456789/26645/1/ARDIYAT%
Berkshire: Hooder and Stoughton 20NINGRUM%20MUSTIKASARI-
Ltd. FDK.pdf

Nova, Firza. (2009). Crisis Public Relations. Citra Ayu Mandiri. Hotel dan Convention
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Center Kota Makasar dalam
Menyelesaikan Krisis Publik. 2017.
Nova, Firza. (2017). Crisis Public Relations. Skripsi (online)
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/
handle/123456789/24584/skripsi%201
Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public 1%20fix%20%28Autosaved%29-
Relations dan Media Komunikasi : 1.pdf?sequence=1
Konsepsi dan Aplikasi. Ed. Revisi 9.
Jakarta: Rajawali Pers.

Ocha Witnesteka Putra. Manajemen Krisis


PT. Lion Mentari Airlines dalam
Menangani Berita Negatif di Media
Massa (Kasus : Maskaai Sring delayed
dan Skandal Pilot Sabu). 2012. Skripsi
(online)
https://slidedokumen.com/universitas-
indonesia-manajemen-krisis-pt-lion-
mentari_5a0d2b161723dda585d0a69d
.html

Nur Aline Wisudani.Manajemen Krisis Public


Relations PT. Pertamina (Persero) Unit
Pengelolaan IV Cilacap (Studi Kasus
tentang Manajemen Krisis oleh Humas
PT. Pertamina (Persero) UP IV Cilacap
pasca Predikat Hitam dalam Program
Audit “POPER” Periode tahun 2002-
2003). 2009. Skripsi (online).
http://repository.unair.ac.id/17056/1/gdl
hub-gdl-s1-2009-wisudaninu-17931-
abstrak-0.pdf

Zahari Afifa. Manajemen Krisis Public


Relations dalam Perusahaan (Studi
Kasus pada Dynasty Fashion
Yogyakarta Pasca Musibah
Kebakaran). 2015. Skripsi
(online).http://digilib.uin-
suka.ac.id/19608/1/11730001_BAB-
I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

12

You might also like