You are on page 1of 18

ANALISIS POLA PERJALANAN TRANSPORTASI

PENDUDUK DAERAH PINGGIRAN

Bambang Sugiyarto
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229

Abstract : To get residence in the center of the city is very difficult at this time especially because of the
high-rising prices. For this reason, middle class and lower class residents solve the problem by looking
for residence in the outskirts of town, but as a consequence they are far from their workplace and from
schools. The flow of these middle class and lower class people to the outskirts of town has brought
about a special impact. The sampling method employed in this research was proportional random
sampling, a method in which samples are chosen randomly from the districts under investigation by
paying special attention to group I (the poor), group II (the middle class) and group III (the have) . Trip
distribution for the residents of Mijen and Gunungpati districts is mostly spread only around the
respective districts [i.e. Mijen and Gunungpati], while for the residents of Ngaliyan district, the targets of
most of their trips are the various districts of Semarang city. From the point of view of moda used, most
outskirts residents use the motorbike to do their daily trips. Residents of Ngaliyan and Mijen districts
mostly cover the distance between their residence and the places of their daily activities (around 1 - 5
km) within 20 - 30 minutes. While those of Gunungpati district mostly cover the distance (5 - 10 km)
within 10 - 20 minutes.

Abstract: transportation moving pattern, fringe area

Abstrak : Untuk mendapatkan tempat tinggal di pusat kota saat ini sangatlah sulit terutama karena
faktor harga yang relatif mahal. Maka bagi penduduk golongan menengah kebawah solusinya adalah
mencari tempat tinggal di daerah pinggiran kota dengan konsekuensi jauh dari tempat kerja atau tempat
pendidikan. Mengalirnya golongan ini dari daerah dekat pusat kota ke daerah pinggiran ternyata
mempunyai dampak tersendiri. Metode pengambilan sampel adalah sampling random proporsional yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dari lokasi kecamatan yang diamati dengan
memperhatikan golongan I (ekonomi lemah), golongan II (menengah) dan golongan III (ekonomi kuat).
Sebaran tujuan perjalanan untuk penduduk kecamatan Mijen dan Gunungpati sebagian besar hanya di
sekitar wilyah kecamatannya masing – masing, sedangkan untuk penduduk kecamatan Ngaliyan,
sebagian besar tujuan perjalanan mereka adalah berbagai kecamatan di Kota Semarang. Dari sisi moda
yang digunakan, sebagian besar penduduk daerah pinggiran menggunakan sepeda motor untuk
melakukan perjalanan sehari - hari. Penduduk kecamatan Ngaliyan dan Mijen sebagian besar
menempuh jarak ke tempat aktifitas sehari – hari sejauh antara 1 – 5 km dengan lama perjalanan rata-
rata antara 20 – 30 menit. Sedangkan penduduk kecamatan Gunungpati sebagian besar menempuh
jarak ke tempat aktifitas sehari – hari sejauh 5 10 km dengan lama perjalanan antara 10 – 20 menit.

Kata Kunci : Pola perjalanan transportasi, Daerah pinggiran

PENDAHULUAN serta hubungannya dengan perkembangan


Kegiatan pembangunan kota daerah lainnya. Kota dipandang sebagai suatu
merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat obyek studi dimana didalamnya terdapat
dipisahkan dari kegiatan pembangunan secara masyarakat manusia yang sangat komplek
keseluruhan dalam kerangka ruang dan waktu. (Yunus, 2004).
Hal ini terjadi karena adanya tuntutan Saat ini di kota Semarang banyak
kebutuhan yang selalu timbul berupa bermunculan kawasan perumahan baru untuk
perkembangan kota yang berhubungan memenuhi kebutuhan penduduk akan
dengan perkembangan penduduk serta perumahan yang semakin meningkat.
aktivitas atau kegiatan yang dilakukannya, Perumahan tersebut disesuaikan dengan

Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto


kondisi masyarakat di kota Semarang pada berikut sebelah utara Laut Jawa, sebelah
umumnya. Untuk mendapatkan tempat tinggal selatan Kabupaten Ungaran, sebelah barat
di pusat kota saat ini sangatlah sulit terutama Kabupaten Kendal dan sebelah timur adalah
karena faktor harga yang relatif mahal. Maka Kabupaten Demak. Kota Semarang terbagi
bagi penduduk golongan menengah kebawah dalam 16 (enam belas) kecamatan dimana
solusinya adalah mencari tempat tinggal di ada beberapa yang merupakan daerah
daerah pinggiran kota dengan konsekuensi pinggiran untuk kota Semarang, adapun
jauh dari tempat kerja atau tempat kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :
pendidikannya. Teori model Harris – Ullman kecamatan Tugu, kecamatan Ngaliyan,
menyebutkan bahwa zone tempat tinggal di kecamatan Mijen, kecamatan Gunungpati,
daerah pinggiran membentuk komunitas kecamatan Banyumanik, kecamatan
tersendiri dalam artian lokasinya. Penduduk di Tembalang, kecamatan Pedurungan dan
daerah pinggiran sebagian besar bekerja di kecamatan Genuk. Kecamatan tersebut
pusat – pusat kota dan zone ini semata – mata merupakan wilayah yang terletak di pinggiran
digunakan untuk tempat tinggal. Walaupun kota yang akan dipercepat pertumbuhannya,
demikian daerah pinggiran semakin lama akan dan berfungsi menampung perkembangan
semakin berkembang dan menarik fungsi – penduduk dari pusat kota Semarang.
fungsi lain juga, seperti pusat perbelanjaan, Disamping itu juga berfungsi sebagai
perkantoran dan sebagainya dan proses hinterland dari pusat Kota Semarang, yaitu
pekermbangannya akan serupa dengan kota sebagai wilayah konservasi serta sebagai
yang sudah ada. Daerah pinggiran adalah wilayah pengembangan kota yang mempunyai
daerah yang letaknya berbatasan dengan fasilitas penunjang bagi kegiatan lokal dan
daerah lain. Kota Semarang secara regional
administratif batas-batasnya adalah sebagai
.

Gambar 1. Peta Adiminstrasi Kota Semarang

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: –
Bagi yang baru bertempat tinggal di perumahan yang padat penduduknya
kota Semarang ataupun pasangan – pasangan sedangkan pada sisi lain prasarana jalan yang
muda yang belum lama bekerja (golongan dibangun pemerintah perkembangannya
bridgeheaders) diperkirakan mereka adalah sangat kecil yang mengakibatkan lalulintas di
golongan dengan segala keterbatasannya, jalan menjadi mudah macet dan kinerja jalan
sehingga belum mampu mengangkat dirinya cepat mengalami penurunan.
ke jenjang sosial ekonomi yang lebih tinggi.
PEMBATASAN MASALAH
Keterbatasan ekonomi belum memungkinkan
Mempertimbangkan luasnya kajian
untuk memiliki rumah sendiri. Oleh karena
yang dapat diambil dalam penelitian dan
lokasi pekerjaan pada umumnya terletak di
karena keterbatasan pada pelaksanaan
pusat kota maka pada awalnya mereka lebih
penelitian maka digunakan batasan ;
senang bertempat tinggal di dekat lokasi
Penelitian hanya dilakukan di Kecamatan
kerjanya dengan cara menyewa rumah untuk
Ngaliyan, Kecamatan Mijen dan Kecamatan
tempat tinggal walaupun terkadang di
Gunungpati Semarang. Variabel analisis yang
lingkungan pemukiman dan kondisi tempat
digunakan berdasarkan pada pendapatan,
tinggal yang dibawah standar. Hal ini dilakukan
kepemilikan kendaraan dan pemilihan moda.
dengan maksud supaya pengeluaran untuk
transportasi dapat dihemat. TINJAUAN PUSTAKA
Seiring dengan berjalannya waktu,
Sistem Tata Guna Lahan dan Transportasi
mereka makin lama makin mapan
Sistem transportasi perkotaan terdiri
kehidupannya dalam artian makin meningkat
dari berbagai aktifitas seperti bekerja, sekolah
penghasilannya. Kemampuan ekonominya pun
olahraga, belanja, dan bertamu. Untuk
meningkat sehingga mampu menyisihkan
memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan
penghasilannya untuk kebutuhan perumahan,
perjalanan diantara tata guna lahan dengan
sehingga mereka mulai memikirkan untuk
menggunakan sistem jaringan transportasi.
memiliki rumah sendiri. Golongan ini mulai
Hal ini menimbulkan pergerakan arus
mengalihkan pilihan tempat tinggal di daerah
manusia, kendaraan dan barang. Pergerakan
pinggiran kota yang lebih menjanjikan
arus manusia, kendaraan dan barang
beberapa kenyamanan antara lain kondisi
mengakibatkan berbagai macam interaksi.
lingkungan yang masih alami, harga relatif
Terdapat interaksi antara pekerja dengan
murah, kepadatan rumah rendah, dan
tempat mereka bekerja, antara ibu rumah
kepadatan lalulintas yang masih rendah.
tangga dengan pasar, antara pelajar dengan
Mengalirnya golongan ini dari daerah dekat
sekolah dan lain sebagainya. Hampir semua
dengan pusat kota ke daerah pinggiran
interaksi memerlukan perjalanan, dan oleh
ternyata mempunyai dampak tersendiri. Ketika
sebab itu menghasilkan pergerakan arus
pemikiran diarahkan ke masa yang akan
lalulintas.
datang dimana kawasan perumahan di
Sasaran umum perencanaan
pinggiran kota yang semula sepi akan
transportasi adalah membuat interaksi tersebut
berkembang pesat menjadi kawasan

Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto


menjadi semudah dan seefisien mungkin. dipandang sebagai masalah –
Menurut Tamin (1997) cara perencanaan masalah perancangan perkotaan
transportasi untuk mencapai sasaran umum itu c. kaitan proses menyangkut dengan
antara lain dengan menetapkan kebijakan aspek hukum, administratif, finansial
sebagai berikut : dan institusional dalam koordinasi
a. Sistem kegiatan pengembangan lahan dan
Rencana tata guna lahan yang baik (lokasi transportasi.
toko, sekolah, perumahan perkantoran dan
Pengembangan sistem transportasi
lain-lain yang benar) dapat mengurangi
dan tata guna lahan seringkali dipandang
kebutuhan akan perjalanan yang panjang
sebagai masalah yang terpisah. Pada
sehingga membuat interaksi menjadi
kenyataanya tata guna lahan dan transportasi
mudah.
membentuk suatu sistem lingkaran tertutup.
b. Sistem jaringan
Tata guna lahan merupakan salah satu faktor
Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan
penentu dari pergerakan dan aktifitas. Aktifitas
meningkatkan kapasitas prasarana yang
ini akan menentukan jenis prasarana dan
ada, yaitu melebarkan jalan, menambah
sarana transportasi yang dibutuhkan, misalnya
jaringan jalan baru, dan lain-lain.
sistem angkutan umum. Bila disediakan suatu
c. Sistem pergerakan
prasarana dan sarana transportasi, sistem
Hal yang dapat dilakukan antara lain
secara alamiah akan menambah nilai
mengatur teknik dan manajemen lalulintas
aksesibilitas. Bila nilai aksesibilitas bertambah,
(jangka pendek), fasilitas angkutan umum
biasanya akan merubah nilai tanah yang akan
yang lebih baik (jangka pendek dan
berakibat pada pola penggunaan tanah
menengah), atau pembangunan jalan
tersebut. Bila perubahan tata guna lahan
(jangka panjang).
terjadi, maka tingkat bangkitan dan tarikan
Secara alamiah ada interaksi langsung perjalanan akan berubah begitu pula siklus
antara tata guna lahan dan pasokan prasarana secara keseluruhan.
transportasi. Alvinsyah (1997) Gambaran bangkitan lalu lintas secara
mengelompokkan keterkaitan antara sederhana dijelaskan oleh Tamim (1997) yang
transportasi dengan perkembangan lahan menerangkan pola perjalanan antar fungsi
ditinjau dari tiga konteks yang berbeda, yaitu : kegiatan. Digambarkan terdapat tiga zona
kegiatan, yaitu pusat permukiman (residential
a. keterkaitan fisik pada skala makro
center), pusat perkantoran (employment
yang merupakan kepentingan jangka
center) dan pusat perdagangan (commercial
panjang dan biasanya dipandang
center). Tiga orang pelaku kegiatan berasal
sebagai bagian dari proses
dari zona asal yang sama yaitu zona
perencanaan
permukiman. Orang pertama berangkat
b. keterkaitan fisik pada skala mikro
meninggalkan rumah menuju tempat kerja dan
yang merupakan kepentingan jangka
kembali pada sore harinya. Orang kedua
panjang dan pendek dan umumnya

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: –
meninggalkan rumah menuju tempat kerja terselenggara dengan baik, aman, tertib dan
kemudian dari tempat kerja menuju pusat lancar sesuai dengan keinginan, maka perlu
perdagangan dan akhirnya kembali ke rumah. adanya rencana operasi atau prosedur
Orang ketiga berangkat dari rumah langsung pengaturan yang mengikat. Secara umum
menuju ke pusat perdagangan dan kembali komponen sistem transportasi dapat diuraikan
lagi ke rumah. sebagai berikut :

a. Lintasan atau jalur sebagai tempat


Perencanaan Transportasi
benda tadi bergerak
Morlok (1988) mendefinisikan
b. Terminal yang merupakan simpul
transportasi berarti memindahkan atau
keluar masuk kendaraan dari maupun
mengangkut sesuatu dari satu tempat ke
ke sistem dan sebagai tempat
tempat lain. Transportasi bisa juga diartikan
pergantian moda transportasi
sebagai usaha pemindahan atau pergerakan
c. Kendaraan yang memberikan sesuatu
sesuatu dari suatu lokasi ke lokasi yang
mobilitas terhadap benda yang
lainnya dengan menggunakan suatu alat
diangkut untuk suatu jalur gerak
tertentu. Dengan demikian maka transportasi
tertentu dan dapat digerakkan di jalur
memiliki dimensi seperti lokasi (asal dan
tersebut.
tujuan), alat (teknologi) dan keperluan tertentu.
d. Rencana operasi atau prosedur
Jadi dalam suatu transportasi selalu
pengaturan yang dapat menjamin
berhubungan dengan ketiga dimensi tersebut.
kegiatan transportasi (lalu lintas orang
Secara umum dapat disimpulkan, bahwa
dan barang) bergerak secara aman,
transportasi adalah suatu kegiatan untuk
lancar dan tertib.
memindahkan sesuatu (orang dan / atau
barang) dari suatu tempat ke tempat lain, baik
Permodelan dan Prakiraan Permintaan
dengan atau tanpa sarana (kendaraan, pipa,
Perjalanan
dan lain – lain).
Salah satu bagian terpenting dari
Menurut Alvinsyah & Soehodho (1997) proses perencanaan transportasi perkotaan
terdapat tiga karakteristik dasar untuk hampir adalah melakukan analisis permintaan akan
semua permasalahan sistem transportasi, transportasi yang merupakan estimasi
yaitu (1) wilayah yang dikaji meliputi terhadap permintaan pelaku perjalanan akan
perjalanan orang dan barang; (2) keberadaan prasarana atau sarana dan pelayanan
berbagai teknologi transportasi dan cara yang transportasi. Pemodelan transportasi
berbeda dalam operasional, aturan dan harga, perkotaan mencakup prakiraan jumlah
yang kesemuanya menimbulkan berbagai cara perjalanan yang terjadi dalam wilayah
dalam rangka merubah sistem transportasi perkotaan berdasarkan jenis perjalanan, waktu
pada suatu wilayah tertentu; (3) tujuan yang perjalanan, asal – tujuan perjalanan, moda
hendak dicapai oleh peningkatan sistem kendararaan yang digunakan dan rute
transportasi. Agar kegiatan transportasi dapat perjalanan yang dipilih dari jaringan

Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto


transportasi yang ada. Produk akhir dari tersebut terletak di daerah pinggiran kota
permodelan ini adalah serangkaian prediksi Semarang dan melalui penelitian ini akan
arus kendaraan pada ruas – ruas jalan / transit diketahui karakteristik perjalanan penduduk
di dalam jaringan transportasi. Masukan utama dari daerah pinggiran di Kota Semarang.
untuk model ini adalah aktifitas sistem dan Survai Pendahuluan
karakteristik sistem transportasi. Model ini Untuk mendapatkan data awal perlu
dikenal dengan model perencanaan dilakukan survai pendahuluan. Dengan survai
transportasi empat tahap (Alvinsyah, 1997), pendahuluan dapat diketahui kondisi dan
yang terdiri dari : karakteristik lokasi penelitian serta untuk dapat
memperkirakan waktu dan biaya survai.
Bangkitan perjalanan, yaitu prediksi jumlah
Sebagian data sekunder dari penelitian ini
perjalanan yang dihasilkan dan ditarik dari
diperoleh dari survai pendahuluan. Data
tiap zona yaitu jumlah perjalanan yang
sekunder berarti data yang diperoleh dari
dibangkitkan dalam wilayah perkotaan.
sumber-sumber luar bukan dari hasil penelitian
Dengan kata lain model ini hanya
sendiri. Data sekunder ini digunakan karena
memprediksi jumlah perjalanan total yang
peneliti tidak dapat mengusahakan data-data
masuk dan keluar ke zona tanpa
yang diperlukan dengan melakukan penelitian
mengetahui arah perjalanannya.
ini.
Distribusi perjalanan, yaitu prediksi asal
dan tujuan dari suatu arus perjalanan Studi Literatur
yaitu mengkaitkan perjalanan dari setiap Studi literatur sangat diperlukan untuk
zona yang diprediksi oleh model bangkitan melengkapi dan mendukung data yang
perjalanan sehingga membentuk suatu dihasilkan dari penelitian di lapangan. Literatur
arus perjalanan. yang digunakan adalah yang membahas
Pemilihan moda, yaitu prediksi prosentase mengenai bangkitan dan tarikan perjalanan,
arus perjalanan untuk setiap moda yang teori penganalisisan data, hasil-hasil penelitian
ada pada tiap pasangan zona asal tujuan. serupa sebelumnya, teori yang menguraikan
Pembebanan perjalanan, yaitu tentang lalu lintas dan transportasi secara
mengalokasikan arus perjalanan dari umum. Hasil studi literatur ini diharapkan dapat
setiap moda ke rute tertentu pada jaringan menjadi pedoman dalam melakukan penelitian
jalan yang menghubungkan zona asal – maupun membuat kesimpulan akhir dari
tujuan. penelitian tersebut.

Teknik Pengumpulan data


METODE ANALISIS PENELITIAN
Menurut Richardson (1982) besaran
Lokasi Penelitian yang sebaiknya diambil dari suatu populasi
Wilayah / daerah yang dipilih dalam agar mampu merepresentasikan kondisi
penelitian ini adalah di Kecamatan Ngaliyan, seluruh populasi pada dasarnya dipengaruhi
Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati oleh tiga faktor utama :
Semarang dengan pertimbangan daerah

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: –
1. Tingkat variabilitas dari parameter yang terdistribusi secara normal ketika ukuran
ditinjau dari seluruh populasi yang ada. sampel n bertambah. Kenormalan rerata dari
Tingkat ketelitian yang dibutuhkan untuk sampel berlaku dengan tidak
mengukur parameter yang dimaksud. memperhitungkan distribusi populasi dari
3. Besarnya populasi di mana parameter akan mana sampel itu diambil asalkan ukuran
disurvai. sampel itu masih rasional (n>30).
Menurut Sugiyono (2005) secara
Teori limit pusat menyatakan bahwa
matematis besarnya sampel dari suatu
perkiraan rerata dari suatu sampel cenderung
populasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

  .z 
2

n  ……………………… …………………… ( )


 b 
dengan :
n = ukuran sampel yang diperlukan
b = perbedaan antara yang ditaksir dengan tolok ukur penafsiran
z = harganya tergantung pada taraf kepercayaan yang ditetapkan
misal pada taraf kepercayaan 68 %, z = 95 %, z = 1,96; 99 %, z = 2,58
σ = simpangan baku

Analisis Data nilai chi-square hitung terhadap chi-square


tabel. Jika chi-square hitung > chi-square tabel
Pendekatan Permodelan
berarti ada keterkaitan antara kedua
Pendekatan permodelan merupakan
variabel tersebut.
pertimbangan faktor yang menentukan arus
b. Koefisien Korelasi ( r ) untuk mengetahui
pergerakan penduduk yang diasumsikan
hubungan antara varibel tidak bebas yaitu
sebagai berikut :
jumlah perjalanan dengan variabel
Arus pergerakan penduduk dipengaruhi
bebasnya apakah hubungannya kuat atau
oleh karakteristik daerah asal dan tujuan
tidak. Hubungan dinyatakan kuat bila nilai r
Arus pergerakan penduduk dipengaruhi
mendekati 1 atau -1 sedangkan hubungan
oleh karakteristik sosial – ekonomi
dinyatakan lemah jika nilai r mendekati 0
penduduk atau pelaku pergerakan
(nol)
Arus pergerakan penduduk dipengaruhi
c. Koefisien Determinasi ( R ) digunakan
oleh karakteristik oleh pelayanan
untuk mengetahui kontribusi variabel
transportasi berupa jarak, waktu tempuh,
bebas terhadap variabel tidak bebas.
biaya dan jenis moda yang digunakan.
Pengujian Model HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Uji Chi-square untuk mengetahui pengaruh
Responden untuk kepentingan
keterkaitan antara variabel yang ditinjau.
pengolahan data tidak menggunakan semua
Dasar pengambilan keputusan adalah dari

Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto


populasi yang ada tetapi menggunakan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
sampel. Prinsip dalam pengambilan sampel squre = 14,058 ; df = 24 (chi-square tabel =
dengan metode sampling random 36,415) yang berarti tidak ada keterkaitan
proporsional, maksudnya sampel diambil acak antara jenis pekerjaan dengan tujuan
di 3 kecamatan yaitu kecamatan Ngaliyan, perjalanan. Sedangkan bagi penduduk Mijen,
Mijen dan Gunungpati dengan memperhatikan sebanyak 57,7 % penduduk Mijen golongan I
golongan I (ekonomi lemah), golongan II tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di
(menengah) dan golongan III (ekonomi kuat). sekitar wilayah kecamatan Mijen dengan nilai
Untuk mendapatkan jumlah sampel minimum korelasi r = 0,448 yang berarti jenis pekerjaan
maka dilakukan survai pendahuluan. Hasil dari penduduk Mijen pengaruhnya kecil terhadap
survai pendahuluan ini kemudian direkap dan tujuan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan
dijumlah tiap komponen variabelnya, kemudian nilai chi-square = 17,877 ; df = 20 (chi-square
dihitung n sampling untuk survai yang mewakili tabel = 31,410) yang berarti tidak ada
3 kecamatan. keterkaitan antara jenis pekerjaan dengan
tujuan perjalanan. Dan bagi penduduk
Analisis Pola Perjalanan Transportasi
Gunungpati sebanyak 52,3 % penduduk tujuan
Penduduk Daerah Pinggiran
perjalanan sehari – harinya hanya di sekitar
Untuk mengetahui pola perjalanan
wilayah kecamatan Gunungpati dengan nilai r
transportasi penduduk daerah pinggiran
= 0,581 yang berarti jenis pekerjaan penduduk
(dalam hal ini data diambil dari Kecamatan
Gunungpati pengaruhnya kecil terhadap tujuan
Ngaliyan, Kecamatan Mijen dan Kecamatan
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
Gunungpati, maka dilakukan analisis klasifikasi
square = 22,475 ; df = 20 (chi-square tabel =
silang terhadap variabel - variabel bebas yang
31,410), tidak ada keterkaitan antara jenis
mempunyai pengaruh kuat terhadap pola
pekerjaan dengan tujuan perjalanan.
perjalanan transportasi. Variabel tersebut yaitu
sebaran pergerakan, jarak waktu tempuh,
Analisis Pemilihan Hunian dengan Sebaran
moda yang digunakan, jumlah pendapatan,
Perjalanan Bagi Golongan I
kepemilikan kendaraan dan biaya transportasi.
Untuk mengetahui sebaran tujuan
Berdasarkan hasil analisis klasifikasi
perjalanan dari penduduk daerah pinggiran
silang dari penduduk daerah pinggiran,
golongan I, maka dilakukan analisis klasifikasi
terdapat sebanyak 36,5 % penduduk Ngaliyan
silang antara alasan memilih hunian di daerah
golongan I yang tujuan perjalanan sehari –
pinggiran dengan lokasi tujuan perjalanannya
harinya tersebar ke berbagai kecamatan di
yang hasilnya dapat dilihat pada tabel – tabel
kota Semarang dengan nilai korelasi r = 0,400
berikut ini.
yang berarti jenis pekerjaan dari penduduk
Ngaliyan pengaruhnya kecil terhadap tujuan

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: –
Tabel Alasan Pemilihan Hunian dengan Sebaran Pergerakan Penduduk Ngaliyan Gol. I

Sebaran Pergerakan
Alasan memilih hunian TOTAL
Ngaliyan Mijen Tugu Smg Barat Lainnya (kota Smg) Pusat kota Luar kota

Dekat jalan raya

Harga rumah murah

Strategis utk usaha

Warisan

Lainnya

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Tabel Alasan Pemilihan Hunian dengan Sebaran Pergerakan Penduduk Mijen Gol. I

SEBARAN PERGERAKAN
ALASAN TINGGAL TOTAL
Ngaliyan Mijen Tugu Smg Barat Luar kota

Dekat jalan raya

Dilewati Angk. Umum

Harga rumah murah

Strategis utk usaha

Warisan

Lainnya

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Tabel Alasan Pemilihan Hunian dengan Sebaran Pergerakan Penduduk Gunungpati Gol. I
Sebaran Pergerakan
Jenis Pekerjaan TOTAL
Ngaliyan Gnpati Tugu Smg Barat Lainnya (kota Smg) Luar kota

Dekat jalan raya

Harga rumah murah

Strategis utk usaha

Warisan

Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto


Sebaran Pergerakan
Jenis Pekerjaan TOTAL
Ngaliyan Gnpati Tugu Smg Barat Lainnya (kota Smg) Luar kota

Lainnya

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi Analisis Pemilihan Hunian dengan Sebaran


silang dari penduduk daerah pinggiran, Perjalanan Bagi Golongan II
terdapat sebanyak 36,5 % penduduk Ngaliyan Berdasarkan hasil analisis klasifikasi
golongan I yang tujuan perjalanan sehari – silang dari penduduk daerah pinggiran,
harinya tersebar ke berbagai kecamatan di terdapat sebanyak 41,9 % penduduk Ngaliyan
kota Semarang dengan nilai korelasi r = 0,400 golongan II yang tujuan perjalanan sehari –
yang berarti jenis pekerjaan dari penduduk harinya tersebar ke berbagai kecamatan di
Ngaliyan pengaruhnya kecil terhadap tujuan kota Semarang dengan nilai korelasi r = 0,534
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi- yang berarti jenis pekerjaan penduduk
squre = 14,058 ; df = 24 (chi-square tabel = Ngaliyan pengaruhnya kecil terhadap tujuan
36,415) yang berarti tidak ada keterkaitan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
antara jenis pekerjaan dengan tujuan squre = 17,129 ; df = 20 (chi-square tabel =
perjalanan. Sedangkan bagi penduduk Mijen, 31,410), yang berarti tidak ada keterkaitan
sebanyak 57,7 % penduduk Mijen golongan I antara jenis pekerjaan dengan tujuan
tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di perjalanan. Sedangkan bagi penduduk Mijen,
sekitar wilayah kecamatan Mijen dengan nilai sebanyak 51,3 % penduduk Mijen golongan I
korelasi r = 0,448 yang berarti jenis pekerjaan tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di
penduduk Mijen pengaruhnya kecil terhadap sekitar wilayah kecamatan Mijen dengan nilai
tujuan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan korelasi r = 0,620 yang berarti jenis pekerjaan
nilai chi-square = 17,877 ; df = 20 (chi-square berpengaruh terhadap tujuan perjalanan tetapi
tabel = 31,410) yang berarti tidak ada pengaruhnya kecil, yang ditunjukkan dengan
keterkaitan antara jenis pekerjaan dengan nilai chi-square = 24,333 ; df = 20 (chi-square
tujuan perjalanan. Dan bagi penduduk tabel = 31,410). Dan bagi penduduk Gunungpati
Gunungpati sebanyak 52,3 % penduduk tujuan sebanyak 56,7 % penduduk tujuan perjalanan
perjalanan sehari – harinya hanya di sekitar sehari – harinya hanya di sekitar wilayah
wilayah kecamatan Gunungpati dengan nilai r kecamatan Gunungpati dengan nilai korelasi r
= 0,581 yang berarti jenis pekerjaan penduduk = 0,591 yang berarti jenis pekerjaan tidak
Gunungpati pengaruhnya kecil terhadap tujuan mempengaruhi tujuan perjalanan. Hal ini
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi- dikuatkan dengan nilai chi-square = 16,141 ; df
square = 22,475 ; df = 20 (chi-square tabel = = 12 (chi-square tabel = 21,026), yang berarti
) tidak ada keterkaitan antara jenis tidak ada keterkaitan antara jenis pekerjaan
pekerjaan dengan tujuan perjalanan. dengan tujuan perjalanannya.

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: –
Analisis Pemilihan Hunian dengan Sebaran square = 11,505 ; df = 12 (chi-square tabel =
Perjalanan Bagi Golongan III 21,026). Dan bagi penduduk Gunungpati
Untuk mengetahui sebaran golongan III, sebanyak 62,5 % penduduk
pergerakan dari penduduk daerah pinggiran tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di
golongan III, maka dilakukan analisis sekitar wilayah kecamatan Gunungpati dengan
klasifikasi silang antara alasan memilih hunian nilai korelasi r = 0,589 yang berarti jenis
di daerah pinggiran dengan lokasi tujuan pekerjaan pengaruhnya kecil terhadap tujuan
perjalanannya. erdasarkan hasil analisis perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
klasifikasi silang dari penduduk daerah square = 8,507 ; df = 9 (chi-square tabel =
pinggiran, terdapat sebanyak 34,6 % 16,929) yang berarti tidak ada keterkaitan
penduduk Ngaliyan golongan III tujuan antara jenis pekerjaan dengan tujuan
perjalanan sehari – harinya hanya di sekitar perjalanan.
wilayah kecamatan Ngaliyan dengan nilai
Analisis Jumlah Pendapatan, Kepemilikan
korelasi r = 0,636 yang berarti jenis pekerjaan
Kendaraan dan Moda yang Digunakan Bagi
penduduk Ngaliyan mempengaruhi tujuan
Penduduk Golongan I
perjalanan, tetapi keterkaitannya kecil yang
Untuk mengetahui moda yang
ditunjukkan dengan nilai chi-squre = 17,677 ;
digunakan untuk melakukan perjalanan dari
df = 20 (chi-square tabel = ). Sedangkan
penduduk daerah pinggiran golongan I
bagi penduduk Mijen, sebanyak 51,9 %
berdasarkan jumlah pendapatan dan
penduduk Mijen golongan III tujuan perjalanan
kepemilikan kendaraan pribadi, maka
sehari – harinya hanya di sekitar wilayah
dilakukan analisis klasifikasi silang antara
kecamatan Mijen dengan nilai korelasi r =
Jumlah Pendapatan, kepemilikan kendaraan
0,547 yang berarti jenis pekerjaan penduduk
dengan moda yang digunakan yang hasilnya
Mijen pengaruhnya kecil terhadap tujuan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-

Tabel Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Ngaliyan Gol. I
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Naik sepeda Motor Angk. umum Lainnya

Tidak punya

Motor

Motor & Mobil

Tidak punya
-
Motor

Tidak punya

- Motor
%

Mobil

Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto


JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Naik sepeda Motor Angk. umum Lainnya

Tidak punya
-
Motor & Mobil

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Tabel 5. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Mijen Gol. I

JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA


TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Naik sepeda Motor Angk. umum

Tidak punya

Motor

Tidak punya
-
Motor

Motor
-
Motor & Mobil

Motor
-
Motor & Mobil

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Tabel Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Gunungpati Gol. I

JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA


TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Naik sepeda Motor Angk. umum

Tidak punya

Motor

Tidak punya
-
Motor

Motor
-
Motor & Mobil

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: –
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Naik sepeda Motor Angk. umum

1.500 – Motor

TOTAL
%
Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Bagi penduduk Ngaliyan golongan I penduduk Gunungpati golongan I, terdapat


terdapat 18,9 % penduduk yang sebanyak 25 % penduduk yang
berpenghasilan < Rp. 500.000,- dan tidak berpenghasilan < Rp. 500.000,- dan tidak
memiliki kendaraan pribadi dalam melakukan memiliki kendaraan pribadi dalam melakukan
perjalan sehari-hari menggunakan angkutan perjalanan sehari-hari dengan berjalan kaki
umum, disamping itu juga terdapat 18,9 % dengan nilai korelasi r = 0,638 yang berarti
penduduk Ngaliyan golongan I yang jumlah pendapatan mempengaruhi
berpenghasilan Rp. 500.000,- s/d Rp. kepemilikan kendaraan dan moda yang
999.000,- yang mempunyai sepeda motor digunakan.
menggunakan angkutan umum untuk
melakukan perjalanan sehari-hari dengan nilai Analisis Jumlah Pendapatan, Kepemilikan
korelasi r = 0,810 yang berarti jumlah Kendaraan dan Moda yang Digunakan Bagi
pendapatan mempengaruhi kepemilikan Penduduk Golongan II
kendaraan pribadi dan moda yang digunakan. Untuk mengetahui moda yang
Bagi penduduk Mijen golongan I digunakan untuk melakukan perjalanan dari
terdapat sebanyak 19,7 % penduduk yang penduduk daerah pinggiran golongan II
berpenghasilan < Rp. 500.000,- dan tidak berdasarkan jumlah pendapatan dan
memiliki kendaraan pribadi dalam melakukan kepemilikan kendaraan pribadi, maka
perjalan sehari-hari menggunakan angkutan dilakukan analisis klasifikasi silang antara
umum dengan nilai korelasi r = 0,707 yang Jumlah Pendapatan, kepemilikan kendaraan
berarti jumlah pendapatan berpengaruh dengan moda yang digunakan yang hasilnya
terhadap kepemilikan kendaraan pribadi dan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
moda yang digunakan. Sedangkan bagi

Tabel Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Ngaliyan Gol. II
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Motor Mobil Angk. Umum

Tidak punya

Motor

Motor & Mobil

- Motor

Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto


JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Motor Mobil Angk. Umum

Motor
-
Motor & Mobil

Motor
-
Motor & Mobil

Motor
-
Motor & Mobil

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Tabel Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Mijen Gol. II
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Motor Mobil Angk. umum

Tidak punya
-
Motor

- Motor

Motor

- Mobil

Motor & Mobil

- Motor & Mobil

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Tabel Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Gunungpati Gol. II
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Motor Mobil Angk. umum

Tidak punya

Motor

Tidak punya
-
Motor

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: –
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Jalan kaki Motor Mobil Angk. umum

Motor & Mobil

Motor
-
Motor & Mobil

- Motor & Mobil

- Motor & Mobil

Motor

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Bagi penduduk Ngaliyan golongan II 1.000.000,- s/d Rp. 1.499.000,- dan memiliki
terdapat sebanyak 39,5 % penduduk yang sepeda motor dalam melakukan perjalanan
berpenghasilan Rp. 1.500.000,- s/d Rp. sehari-hari menggunakan sepeda motor
1.999.000 dan memiliki sepeda motor dalam dengan nilai korelasi r = 0,777 yang berarti
melakukan perjalan sehari-hari menggunakan jumlah pendapatan berpengaruh terhadap
sepeda motor dengan nilai korelasi r = 0,707 kepemilikan kendaraan pribadi dan moda yang
yang berarti jumlah pendapatan berpengaruh digunakan.
terhadap kepemilikan kendaraan pribadi dan
Analisis Jumlah Pendapatan, Kepemilikan
moda yang digunakan. Bagi penduduk Mijen
Kendaraan dan Moda yang Digunakan Bagi
golongan II terdapat sebanyak 28,2 %
Penduduk Golongan III
penduduk yang berpenghasilan Rp.
Untuk mengetahui moda yang
00,- s/d Rp. 1.499.000,- dan memiliki
digunakan untuk melakukan perjalanan dari
sepeda motor dalam melakukan perjalan
penduduk daerah pinggiran golongan III
sehari-hari menggunakan sepeda motor
berdasarkan jumlah pendapatan dan
dengan nilai korelasi r = 0,707 yang berarti
kepemilikan kendaraan pribadi, maka
jumlah pendapatan berpengaruh terhadap
dilakukan analisis klasifikasi silang antara
kepemilikan kendaraan pribadi dan moda yang
Jumlah Pendapatan, kepemilikan kendaraan
digunakan. Sedangkan bagi penduduk
dengan moda yang digunakan yang hasilnya
Gunungpati golongan II, terdapat sebanyak
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
23,3 % penduduk yang berpenghasilan Rp.

Tabel Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Ngaliyan Gol. III
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Motor Mobil Angk. Umum

- Motor

Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto


JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Motor Mobil Angk. Umum

Motor & Mobil

- Motor & Mobil

- Motor & Mobil

- Motor & Mobil

Motor & Mobil

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Tabel Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Mijen Gol. III
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Motor Mobil Angk. umum

- Tidak punya

Tidak punya

- Motor

Motor & Mobil

- Motor & Mobil


%

- Motor & Mobil

Motor & Mobil

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Tabel Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Gunungpati Gol. III
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Motor Mobil Angk. umum

Motor

- Mobil

Motor & Mobil

- Motor & Mobil

- Motor & Mobil

Motor & Mobil

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: –
JML PENDAPATAN PEMILIKAN MODA
TOTAL
(dalam ribuan) KENDARAAN Motor Mobil Angk. umum

TOTAL

Sumber : Hasil Analisis Data 2006

Bagi penduduk Ngaliyan golongan III karena di kecamatan Mijen apabila dilihat
terdapat sebanyak 26,9 % penduduk yang merupakan salah satu wilayah pengembangan
berpenghasilan > Rp. 3.000.000,- dan memiliki kota yang mempunyai fasilitas penunjang lokal
sepeda motor dan mobil dalam melakukan dan regional yang cukup lengkap. Kecamatan
perjalan sehari-hari menggunakan mobil Mijen merupakan wilayah yang terletak di
dengan nilai korelasi r = 0,707 yang berarti pinggiran kota yang akan dipercepat
jumlah pendapatan berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Di kecamatan Mijen juga
kepemilikan kendaraan pribadi dan moda yang terdapat penggunaan lahan terencana (real
digunakan. Bagi penduduk Mijen golongan III estate), dengan perumahan yang dibangun
terdapat sebanyak 25,9 % penduduk yang merupakan perumahan berskala besar dengan
berpenghasilan Rp. 1.500.000,- s/d Rp. kelengkapan fasilitas dan utilitas penunjang
1.99.000,- dan memiliki sepeda motor dan mandiri. Sedangkan sebaran pergerakan
mobil dalam melakukan perjalan sehari-hari penduduk kecamatan Ngaliyan berbeda
menggunakan sepeda motor dengan nilai dengan kedua kecamatan tersebut diatas
korelasi r = 0,816 yang berarti jumlah dimana sebaran pergerakan penduduknya
pendapatan berpengaruh terhadap sebagian besar menuju ke berbagai
kepemilikan kendaraan pribadi dan moda yang kecamatan lain di kota Semarang.
digunakan. Sedangkan bagi penduduk Hal ini karena kecamatan Ngaliyan
Gunungpati golongan III, terdapat sebanyak 25 dilewati jalur arteri primer yang
% penduduk yang berpenghasilan > Rp. menghubungkan kota Semarang dengan Kota
3.000.000,- dan memiliki sepeda motor dan Jakarta dan mempunyai batas administratif
mobil dalam melakukan perjalanan sehari-hari disebelah timur adalah kecamatan Semarang
menggunakan mobil dengan nilai korelasi r = Barat juga kecamatan Ngaliyan merupakan
0,500 yang berarti jumlah pendapatan kurang daerah pinggiran yang paling dekat dengan
berpengaruh terhadap kepemilikan kendaraan pusat kota, sehingga dalam aktifitas penduduk
pribadi dan moda yang digunakan. untuk pemenuhan sehari-hari penduduk
cenderung memilih keluar dari wilayahnya.
PENUTUP Hasil analisis diketahui bahwa
Terdapat kesamaan sebaran penggunaan kendaraan pribadi menjadi pilihan
pergerakan penduduk kecamatan Mijen utama bagi penduduk di daerah pinggiran,
dengan penduduk Gunungpati, dimana khususnya untuk golongan menengah dan
sebaran pergerakan sehari-hari penduduknya, golongan ekonomi kuat. Hal ini karena selain
sebagian besar hanya di dalam wilayah sudah memiliki kendaraan pribadi, juga karena
kecamatannya masing - masing. Hal terjadi ada kendala transportasi, yaitu belum seluruh

Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto


wilayah didaerah pinggiran terlayani angkutan Morlok, E.K., 1988, Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi, Penerbit
umum terutama di wilayah kecamatan
Erlangga, Jakarta Pusat.
Ngaliyan. Dan untuk kecamatan Mijen,
Richardson, A.J., 1982, Transport Survey
angkutan umum yang ada belum menjangkau Methods, Departmen of Civil
Engineering Monash University
seluruh wilayah kecamatan terutama untuk
desa-desa yang ada di daerah pedalaman. Sugiyono, 2005, Statistika untuk Penelitian,
Alfabeta, Bandung.
Sedang untuk wilayah kecamatan Gunungpati,
angkutan umum yang ada sudah cukup Tamin, O.Z., 1997, Perencanaan dan
Permodelan Transportasi, Institut
memadai, hal ini terlihat dengan telah
Teknologi Bandung.
tersedianya beberapa sarana angkutan seperti
Yunus, H.S., 2004, Struktur Tata Ruang Kota,
minibus dan mobil umum penumpang, tetapi
Penerbit Pustaka Pelajar Offset,
penggunaaan kendaraan pribadi tetap menjadi Yogyakarta
pilihan penduduk khususnya sepeda motor.

DAFTAR PUSTAKA

Alvinsyah & Soehodho, S., 1997, Dasar –


Dasar Sistem Transportasi,
Laboratorium Transportasi Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Indonesia,
Jakarta.

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: –

You might also like