You are on page 1of 8

PUBLIKASI PENELITIAN TERAPAN DAN KEBIJAKAN 6 (1) (2023) : HLM.

38-45

PUBLIKASI PENELITIAN TERAPAN DAN KEBIJAKAN


e-ISSN: 2621-8119
DOI: https://doi.org/10.46774/pptk.v6i1.523

Faktor-Faktor yang Mendasari Pelayanan Komplementer pada Kehamilan


Factors Based on Complementary Services in Pregnancy
Almira Gitta Novika, Dewi Setyaningsih*, Masruroh, Redaneya Centaury
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati, Yogyakarta, Indonesia
*
Korespondensi Penulis: Phone : +6285729633681, e-mail : dewisetyaningsih@respati.ac.id

Diterima : 07 Januari 2023 ABSTRACT


Complementary therapy services are an essential part of health services.
Direvisi : 12 Mei 2023 So far, most of the approaches used are conventional, even though
Indonesia is a country rich in herbal plants that can be used for health.
Diterbitkan : 27 Juni 2023 Women are the biggest users of health services with complementary
medicine used by pregnant women are massage, herbal medicine, and
aromatherapy. Research objective was to determine the supporting factors
and inhibiting factors of complementary services in pregnancy by midwives
in the Sleman District. This type of research was qualitative with a
This is an open access article under descriptive approach—data collection techniques using in-depth
the CC BY-SA license interviews. The data analysis used in this research was Miles and
(https://creativecommons.org/licenses Huberman's interactive model. Results: Supporting factors in providing
/by-sa/4.0) complementary pregnancy services by midwives are knowledge,
supporting infrastructure, and opportunities. While the inhibiting factors
PPTK is indexed Journal and
in providing complementary pregnancy services by midwives were time,
accredited as Sinta 4 Journal place, lack of human resources in providing complementary pregnancy
(https://sinta.kemdikbud.go.id/journal services, midwife communication, lack of public awareness, and most
s/profile/7050) midwives had not attended complementary training. It was concluded that
field knowledge and supporting advice are critical factors for the success
of complementary services in pregnancy.
Keywords: Midwives, Pregnancy, Complementary, Services

ABSTRAK
Pelayanan terapi komplementer menjadi salah satu bagian yang penting dalam
pelayanan kesehatan. Selama ini pendekatan yang digunakan masih banyak
dilakukan dengan pendekatan konvensional meskipun Indonesia merupakan salah
satu negara yang kaya akan tanaman herbal dan dapat dimanfaatkan untuk
kesehatan. Wanita merupakan kelompok pengguna paling besar dari pelayanan
kesehatan dengan pengobatan komplementer alternatif, khususnya pijat, jamu, dan
aromaterapi untuk wanita hamil. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor
pendukung dan faktor penghambat pelayanan komplementer pada kehamilan oleh
bidan di Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan
pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
wawancara mendalam. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model interaktif Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
pendukung dalam memberikan pelayanan komplementer kehamilan oleh bidan,
yaitu pengetahuan, sarana prasarana yang mendukung, dan adanya peluang.
Sedangkan faktor penghambat dalam memberikan pelayanan komplementer
kehamilan oleh bidan yaitu waktu, tempat, kurangnya SDM dalam memberikan
pelayanan komplementer kehamilan, komunikasi bidan, kurangnya kesadaran
masyarakat, dan sebagian besar bidan belum mengikuti pelatihan komplementer.
Disimpulkan bahwa pengetahuan bidan dan sarana pendukung menjadi faktor
penentu keberhasilan pelayanan komplementer pada kehamilan.
Kata Kunci: Bidan, Kehamilan, Komplementer, Pelayanan kesehatan
PPTK : Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 6 No 1 Tahun 2023

PENDAHULUAN konvensional dan mengabaikan pendekatan


holistik, serta kekhawatiran tentang efek
Dalam pelayanan kebidanan, bidan samping obat (Eid and Jaradat 2020). Jenis
mempunyai peran penting dalam menurunkan pengobatan komplementer alternatif yang
angka kematian ibu dan anak. Bidan juga paling banyak dari digunakan oleh wanita
bertindak sebagai ujung tombak pemberian hamil adalah pijat, jamu, dan aromaterapi. Ibu
asuhan kebidanan. Selain itu, bidan berperan hamil merasakan ada manfaat setelah
aktif dalam memberi pendidikan kesehatan mengikuti yoga, massage, dan teknik relaksasi
dan mengubah perilaku masyarakat terhadap bagi fisik dan psikis (Purba and Sembiring
pola hidup dan gaya hidup yang tidak sehat. 2021). Dalam penelitian ini, jenis pelayanan
Selama kehamilan, seorang ibu terkadang komplementer yang akan diteliti adalah
mengalami masalah-masalah yang berkaitan pelayanan komplementer pada ibu hamil.
dengan kehamilannya. Pelayanan antenatal Dari seluruh anggota IBI cabang Sleman,
sesuai standar meliputi 10 indikator termasuk lebih dari 60% memiliki izin praktik bidan
pengukuran berat badan dan tinggi badan, secara mandiri, tetapi untuk pelaksanaan
tekanan darah, LILA, TFU, penentuan pelayanan komplementer oleh bidan baru
presentasi janin dan DJJ, pemberian imunisasi mencapai sekitar 50% dari seluruh PMB.
TT, pemberian tablet tambah darah, tes Berdasarkan Permenkes Nomor 37 Tahun
laboratorium, tata laksana kasus dan temu 2017, pelayanan komplementer kehamilan
wicara (Permenkes 2021). merupakan pelengkap pelayanan kesehatan
Pelayanan terapi komplementer menjadi konvensional yang dapat menjadi pilihan
bagian yang penting dalam pelayanan bidan. Pelayanan kesehatan konvensional
kesehatan. Selama ini pendekatan yang adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang
digunakan masih berupa pendekatan dilakukan oleh dokter dan/atau tenaga
konvensional, padahal negara Indonesia kesehatan lainnya berupa mengobati gejala
merupakan salah satu negara yang kaya akan dan penyakit dengan menggunakan obat,
tanaman herbal, tetapi baru sebagian yang pembedahan, dan/atau radiasi.
dimanfaatkan untuk kesehatan (Yulianto Banyak faktor yang dapat
2017). Regulasi pelayanan komplementer di mempengaruhi pelaksanaan pelayanan
Indonesia saat ini sudah cukup baik, tetapi kebidanan komplementer, antara lain: usia,
perlu adanya penelitian, kajian literatur ilmiah, masa kerja, keikutsertaan pelatihan, sumber
serta pengembangan penelitian lebih lanjut informasi, pengetahuan, dan sikap yang
yang mendukung. Pelayanan komplementer didapat tentang praktik kebidanan
merupakan pelengkap dari pelayanan komplementer (Septiani and Lestari 2020).
konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
Sesuai dengan (Permenkes 2017) pendukung dan faktor penghambat pelayanan
pengobatan komplementer atau alternatif komplementer pada kehamilan oleh bidan di
adalah pengobatan nonkonvensional yang Kabupaten Sleman.
ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi promotif, METODE PENELITIAN
preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan
kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif
Komplementer dilakukan dengan tujuan dengan pendekatan deskriptif. Teknik
melengkapi pengobatan medis konvensional pengumpulan data dengan menggunakan
dan bersifat rasional yang tidak bertentangan wawancara mendalam. Analisis data yang
dengan nilai dan hukum kesehatan di digunakan dalam penelitian ini adalah model
Indonesia (Purwanto 2014). interaktif Miles and Huberman yang terdiri
Wanita merupakan pengguna paling dari 4 langkah, yaitu pengumpulan data,
besar dari pelayanan kesehatan, dan ini mulai reduksi data, penyajian dan analisis data
bergeser ke pemanfaatan obat komplementer (Sugiyono 2016).
dan alternatif. Salah satu alasannya adalah Informan kunci dan informan utama
perasaan ketidakpuasan dengan pengobatan penelitian ini adalah 6 orang stakeholder,

39
Faktor-faktor yang Mendasari Pelayanan Komplementer pada Kehamilan

informan kunci yaitu ketua PC IBI Sleman, …….Segi wilayah, kita di pinggir jadi untuk
sedangkan informan utama meliputi ketua IBI komplementer ini masih jarang. Jadi ini
ranting timur Sleman, ketua IBI ranting barat menjadi sebuah peluang untuk bidan praktik
Sleman, ketua IBI ranting tengah Sleman, mau melakukan asuhan komplementer, jadi
ketua IBI ranting utara Sleman, ketua IBI sebenarnya bagus namun masyarakat masih
ranting selatan Sleman. Informan pendukung kurang informasi ……. (Hasil wawancara S5)
adalah anggota IBI sebanyak 4 bidan PMB …….Faktor pendukungnya, yaitu karena itu
yang memenuhi kriteria. Wawancara salah satu peluang bidan kan kalau mau
dilakukan baik kepada informan kunci, mencari pasien itu salah satu nilai plusnya
informan utama maupun informan pendukung kenapa saya kok harus ke bidan ini, nah ini kan
(triangulasi). berarti saya harus mendapat nilai plusnya di
situ…….(Hasil wawancara S6)
HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor penghambat bidan dalam
memberikan pelayanan komplementer
Berdasarkan hasil wawancara mendalam kehamilan yaitu waktu, tempat, kurangnya
diketahui bahwa faktor pendukung bidan SDM dalam memberikan pelayanan
dalam memberikan pelayanan komplementer komplementer kehamilan, komunikasi bidan,
kehamilan adalah pengetahuan dan sarana dan kurangnya kesadaran masyarakat. Hal ini
prasarana yang mendukung. Hal ini sesuai sesuai pernyataan responden yang menjawab
pernyataan informan dalam menjawab pertanyaan mengenai faktor penghambat
pertanyaan mengenai apakah faktor dalam memberikan pelayanan komplementer
pendukung dalam memberikan pelayanan pada kehamilan:
komplementer pada kehamilan: …….jadi manajemen waktu. Kalau untuk
…….untuk promosi juga kami sudah punya membukanya mungkin ruangan karena kalau
admin untuk promosi dan sudah jalan sudah saya nanti ruangannya hanya ini nanti tak set
banyak peminatnya juga sih…….(Hasil jadi ruang senam…….(Hasil wawancara B1)
wawancara B2) …….Nah untuk penghambatnya,
…….Persiapan alat sudah mulai penghambatnya adalah tempat. Tempatnya
lengkap…….(Hasil wawancara B3) ternyata masih kurang untuk ketika ada
…….Pengetahuan kita, sekarang lebih terbuka partus, ada tindakan kebidanan yang murni
kemudian merasa mengetahui banyak teori, kebidanannya, ada reservasi ternyata
banyak baca, itu kemudian skill dan mental ruangannya habis, kemudian kadang minta
sudah dapat untuk melakukan…….(Hasil home care pasiennya, termasuk SDM juga
wawancara B4) tenaganya kurang, tapi saat-saat tertentu
Berdasarkan hasil wawancara dengan untuk klinik komplementernya masih campur.
stakeholder, dalam hal ini Ketua IBI Cabang Jadi ketika kasurnya tidak dipakai pasien
dan Ketua IBI Ranting, faktor pendukung untuk suntik KB dan lain-lain tak pakai untuk
bidan dalam memberikan pelayanan treatment, jadi ke depannya pinginnya punya
komplementer kehamilan adalah pengetahuan, tempat khusus untuk tambahan
sarana prasarana yang mendukung, dan komplementer…….(Hasil wawancara B2)
peluang. ……. SDM yang kurang dan lebih ke
…….Kalau sebagai faktor pendukung kesadaran masyarakat dan motivasi
sebenarnya peluang ya, nah peluang itu masyarakat ……. (Hasil wawancara B3)
sebagai faktor pendukung yang sangat besar ……. Faktor komunikasi karena saya tidak
sebenarnya…….(Hasil wawancara S3) bekerja sendiri. Di klinik ada bidan juga yang
…….Kalau faktor pendukungnya mungkin kadang mereka itu masih berpacu dapat dari
yang pertama sudah punya tempat praktik, akademis seperti ini sehingga memberikan
artinya sudah punya pasaran, pernah belajar konseling ke pasien itu kadang-kadang tress
tentang komplementer jadi dia merasa bisa sama saya atau beda sama saya. Jadi itu
nih, mampu nih seperti itu …….(Hasil komunikasi dengan sesama nakes, kemudian
wawancara S4) bidan sesama kita pun komunikasi jadi
penghambat seperti pijat bayi, bilang “itu

40
PPTK : Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 6 No 1 Tahun 2023

bukan kompetensi kita, itu kompetensi kita.” kentara, hanya saja kalau buka seperti itu
Jadi masih ada saja yang masih harus ada sertifikat. Yang buka pelatihan
miskom…….(Hasil wawancara B4) komplementer itu belum tentu punya sertifikat
Hal ini sesuai hasil wawancara dengan pelatihan ……. (Hasil wawancara S2)
stakeholder dalam hal ini Ketua IBI Cabang …….tapi kendalanya mungkin karena
dan Ketua IBI Ranting faktor penghambat pelatihan itu sendiri berbayar ya dan
bidan dalam memberikan pelayanan pelatihan itu membutuhkan waktu yang agak
komplementer kehamilan adalah waktu dan menyita, terus biayanya juga dirasa cukup
sebagian besar bidan belum mengikuti lumayan ya. Nah itu mungkin nanti
pelatihan komplementer. kendalanya kita belum semua PMB ini punya
…….Faktor penghambat bidan belum keinginan menuju ke sana…….(Hasil
membuka pelayanan komplementer mungkin wawancara S3)
ya karena pelatihannya biayanya tidak …….belum mengikuti pelatihan dan mendapat
gratis…waktu..waktunya sudah lelah sehingga ilmu tentang itu…….(Hasil wawancara S4)
PMB-nya hanya sisa waktu.. ketiganya tidak …….Belum semua pelatihan mungkin terus
telaten. Jadi walaupun sudah punya ilmunya terang saya belum punya datanya pelatihan
dan sudah pelatihan tidak telaten, ya gimana komplementer ini mungkin hanya beberapa
karena perlu pendekatan khusus ……. (Hasil bidan…….(Hasil wawancara S6). Faktor
wawancara S1) pendukung dan penghambat pelayanan
……. Sebenarnya hampir tidak ada hambatan komplementer dapat dilihat pada Gambar 1.
karena itu tidak ada ikatan dan tidak diatur.
Jadi untuk penghambat itu mungkin tidak

Faktor Pendukung
1. Pengetahuan
2. Sarana Prasarana
3. Peluang

Faktor yang mendasari Faktor Penghambat


pelayanan komplementer 1. Waktu
pada kehamilan 2. Tempat
3. Kurangnya SDM
4. Komunikasi Bidan
5. Kurangnya keadaran
masyarakat
6. Sebagian besar bidan
belum mengikuti
pelatihan

Gambar 1. Faktor pendukung dan faktor penghambat pelayanan komplementer pada kehamilan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan belum mengikuti pelatihan


faktor pendukung bidan dalam memberikan komplementer. Sekarang ini banyak wanita
pelayanan komplementer kehamilan yaitu hamil memilih menggunakan terapi
pengetahuan, sarana prasarana yang komplementer sebagai salah satu pelayanan
mendukung, dan peluang. Sedangkan faktor pelengkap dalam asuhan kehamilan. Selain itu
penghambat bidan dalam memberikan kesadaran untuk menentukan jenis pelayanan
pelayanan komplementer kehamilan yaitu yang akan digunakan, serta untuk
waktu, tempat, kurangnya SDM dalam mendapatkan persalinan yang alami dan aman
memberikan pelayanan komplementer menjadi alas an pemilihan pelayanan
kehamilan, komunikasi bidan, kurangnya komplementer. Sehingga pemberian terapi
kesadaran masyarakat, dan sebagian besar komplementer dapat menjadi salah satu
41
Faktor-faktor yang Mendasari Pelayanan Komplementer pada Kehamilan

alternatif pilihan yang dapat digunakan untuk komplementer, kurangnya dukungan dari
meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin organisasi profesi, masyarakat beranggapan
serta dapat digunakan sebagai pelayanan bahwa pemberian terapi komplementer bukan
merupakan tugas tenaga kesehatan, sehingga
tambahan selama kehamilan yang diberikan
mengurangi minat masyarakat akan pengobatan
oleh bidan (Novika, Setyaningsih, and Safety menggunakan terapi komplementer oleh tenaga
2020; Setyaningsih, Novika, and Safety 2021). kesehatan, dan masih banyak dukun aktif yang
Hasil penelitian Septiani and Lestari menjalankan tradisi memberikan terapi
(2020) menunjukkan bahwa ada hubungan komplementer dan alternatif. Namun pada
bermakna antara variabel usia, masa kerja, penelitian ini organisasi profesi IBI mendukung
keikutsertaan pelatihan dan sumber informasi, pelayanan komplementer kehamilan sebagai
pelengkap pelayanan kesehatan konvensional.
pengetahuan, dan sikap bidan PMB dengan
Menurut hasil penelitian (Khadijah et al.
praktik kebidanan komplementer. Selain itu, 2022) masih banyak keterbatasan pada analisis
menurut hasil penelitian (Febriati, Rahayu, and input, proses, dan output pelaksanaan
Zakiyah 2020; Dariani et al. 2023; Khadijah et pelayanan kebidanan komplementer. Bidan
al. 2022) menunjukkan bahwa terdapat perlu melakukan optimalisasi layanan dengan
hubungan antara pelatihan komplementer bidan peningkatan pelatihan asuhan kebidanan
dengan praktik kebidanan komplementer. komplementer. Pelatihan sebagai salah satu
upaya pengembangan kemampuan teoretis dan
Selanjutnya pengetahuan dan pendidikan juga
keterampilan dalam melakukan pekerjaan.
merupakan salah satu faktor penentu dalam Kesiapan bidan dalam pelaksanaan
pengambilan keputusan yang mendukung pelayanan kebidanan komplementer
pembangunan kesehatan reproduksi dan dipengaruhi oleh self efficacy. Diperlukan
penurunan risiko kehamilan tinggi (Novriadhy pelatihan untuk meningkatkan keterampilan
et al. 2015). bidan dalam kebidanan komplementer agar siap
memberikan pelayanan kebidanan
Peningkatan pengetahuan ini bisa
komplementer (Jumiatun and Nani 2020). Hal
diberikan sejak Pendidikan di kampus. Karena ini sejalan dengan hasil penelitian yang didapat
berdasarkan penelitian mahasiswa kesehatan bahwa masih banyak bidan yang belum
memiliki pandangan positif dengan pemberian mengikuti pelatihan komplementer menjadi
pelayanan komplementer kepada klien. Selain faktor penghambat pelayanan komplementer
pengetahuan teoritis dan penempatan klinis pada kehamilan.
yang cocok, pelatihan keterampilan dalam Dalam pemberian pelayanan
komplementer masih diperlukan pemahaman
pencarian literatur dan praktik berbasis bukti
yang luas tentang pelayanan komplementer
disarankan untuk dimasukkan dalam desain oleh penyedia layanan untuk meningkatkan
kurikulum sejak masa pendidikan. Karena komunikasi pasien-penyedia tentang risiko dan
selama ini sumber informasi tentang pelayanan manfaat pelayanan komplementer. Sikap dan
komplementer masih banyak didapatkan dari partisipasi dalam penggunaan pelayanan
internet. Sehingga peningkatan latihan dan kesehatan oleh dokter di institusi berpengaruh
praktik di lapangan sangat di perlukan sebelum dalam pemberian pelayanan komplementer.
Intervensi yang diperlukan untuk peningkatan
seorang tenaga kesehatan terjun langsung
pelayanan melibatkan pembuatan seri seminar
memberikan pelayanan komplementer (Zhao et bulanan, kursus pengembangan profesional
al. 2022). berkelanjutan (Laiyemo et al. 2015).
Selain itu, sesuai hasil penelitian Berdasarkan penelitian untuk
(Kostania, 2015) penyebab masih rendahnya mengintegrasikan pelayanan komplementer ke
penggunaan terapi komplementer oleh BPM dalam pelayanan primer, harus ada upaya
adalah kurangnya akses bidan untuk terkoordinasi di antara semua entitas yang
menjangkau tercapainya pengetahuan dan terlibat. Dokter dan tenaga kesehatan lain harus
keterampilan yang baik tentang terapi terbiasa dengan terapi komplementer yang telah

42
PPTK : Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 6 No 1 Tahun 2023

terbukti untuk memberi saran kepada pasien praktik kebidanan. Karena sebagian besar
tentang modalitas ini dan potensi manfaat serta tindakan praktik pelayanan komplementer
keterbatasannya. Praktisi komplementer harus kurang jelas dalam kaitannya perlindungan
dilisensikan dan diatur dalam ruang lingkup hukum bagi tenaga kesehatan dan pasien
praktik untuk memberikan standar perawatan penerima pelayanan komplementer.
yang tinggi, dan dididik secara memadai dalam
ilmu kedokteran /kesehatan konvensional untuk KESIMPULAN
mengenali bagaimana, di mana, dan mengapa
praktik pelengkap masing-masing paling efektif Berdasarkan Permenkes Nomor 37
untuk integrasi. Tahun 2017, pelayanan komplementer
Menurut WHO (2019) ada keharusan kehamilan merupakan pelengkap dari
bagi pemerintah untuk menetapkan mekanisme pelayanan kesehatan konvensional. Faktor
untuk mengenali dan memantau praktik dan pendukung pelayanan komplementer
praktisi komplementer, dan mempromosikan kehamilan yang dilakukan oleh bidan di
integrasi atau pembatasan yang sesuai dalam wilayah Kabupaten Sleman yaitu pengetahuan,
sistem perawatan kesehatan. Meskipun saat ini sarana prasarana, dan peluang. Sedangkan
pemanfaatan komplementer oleh konsumen faktor penghambatnya yaitu waktu, tempat,
semakin meluas, jangkauan praktik ini meluas, kurangnya SDM, komunikasi bidan, kurangnya
dan kecenderungan yang meningkat untuk kesadaran masyarakat, dan sebagian besar
mengatur profesi pemberi pelayanan bidan belum mengikuti pelatihan
komplementer, hal yang masih belum diketahui komplementer.
dan membutuhkan pemahaman yang lebih
besar adalah sikap dan persepsi terhadap SARAN
regulasi komplementer di seluruh pemangku
Hendaknya Praktik Mandiri Bidan
kepentingan perawatan kesehatan (Carè et al.
menambah SDM yang kompeten dalam
2021).
memberikan asuhan kebidanan komplementer
Dalam mempertimbangkan penggunaan
serta mengikuti pelatihan komplementer untuk
pelayanan komplementer sebagai bagian dari
meningkatkan pelayanan komplementer pada
solusi untuk tantangan perawatan kesehatan,
kehamilan sebagai layanan pelengkap.
penciptaan kesehatan, dan perawatan diri yang
dihadapi pada tahun 2020, sangat penting bidan DAFTAR PUSTAKA
untuk mendapatkan gambaran yang kuat
tentang penggunaan pelayanan komplementer Carè, Jenny, Amie Steel, and Jon Wardle.
dan informasi yang andal tentang biaya, 2021. “Stakeholder Attitudes to the
keamanan, dan efektivitasnya di dalam praktik Regulation of Traditional and
nyata sehari-hari. Diperlukan pertimbangan Complementary Medicine Professions: A
dalam ketersediaan, aksesibilitas, dan Systematic Review.” Human Resources
keterjangkauan dalam pelayanan for Health 19 (1): 1–36.
komplementer (Fischer et al. 2014). https://doi.org/10.1186/s12960-021-
Adanya modalitas penyembuhan dengan 00579-y.
penggunaan pemanfaatan pelayananan
komplementer dan alternatif yang semakin Dariani, Lili, Siti Khadijah, Sania Lailatu
populer perlu menjadi perhatian semua pihak Rahmi, and Rosa Mesalina. 2023.
terutama tenaga kesehatan. Dalam menanggapi “Pelatihan Pelayanan Kebidanan
permintaan klien dan sebagian merasa karena Komplementer Bagi Bidan Sebagai
sejarah yang kuat dalam memberikan Upaya Inovasi Enterpreneur Di Kota
perawatan yang mencakup seluruh orang, Bukittinggi.” Jurnal Pengabdian Dan
tenaga kesehatan telah menanggapi dengan Pemberdayaan Masyarakat 5 (1): 29–34.
menggabungkan terapi alternatif yang dipilih
dalam layanan profesional tertentu. Namun, Eid, Ahmad M., and Nidal Jaradat. 2020.
masih ada kendala seperti apakah beberapa atau “Public Knowledge, Attitude, and
semua modalitas ini berada dalam batas-batas Practice on Herbal Remedies Used

43
Faktor-faktor yang Mendasari Pelayanan Komplementer pada Kehamilan

During Pregnancy and Lactation in West Novika, Almira Gitta, Dewi Setyaningsih, and
Bank Palestine.” Frontiers in Henny Safety. 2020. “Pendekatan
Pharmacology 11 (46): 1–10. Komplementer Pada Suami Ibu Hamil
https://doi.org/10.3389/fphar.2020.0004. Description About a Counseling
Regarding the Discomfort Management
Febriati, Listia Dwi, Puspito Panggih Rahayu, During Pregnancy Using Complementary
and Zahrah Zakiyah. 2020. “Hubungan Approach To the Husbands Of.” In
Karakteristik Dengan Praktik Seminar Nasional UNR, 1–6.
Komplementer Kebidanan.” Seminar
Nasional UNRIYO, 211–19. Novriadhy, Dian, Nuryanto, and Dani Saputra.
2015. “Karakteristik Rumah Tangga Dan
Fischer, Felix, George Lewith, Claudia M. Peningkatan Kejadian Kehamilan Resiko
Witt, Klaus Linde, Klaus Ammon, Tinggi Di Indonesia.” Jurnal
Francesco Cardini, Torkel Falkenberg, et Pembangunan Manusia 9 (1): 1–15.
al. 2014. “A Research Roadmap for
Complementary and Alternative Permenkes. 2017. “Peraturan Menteri
Medicine - What We Need to Know by Kesehatan Republik Inonesia Nomor 37
2020.” Forschende Tahun 2017 Tentang Pelayanan
Komplementarmedizin 21 (2). Kesehatan Tradisional Integrasi.”
https://doi.org/10.1159/000360744.
Purba, Agnes, and Rinawati Sembiring. 2021.
Jumiatun, Jumiatun, and Shinta Ayu Nani. “Implementasi Pelayanan Terapi
2020. “Analisis Kesiapan Bidan Dalam Relaksasi Dalam Asuhan Kehamilan.”
Pelaksanaan Pelayanan Kebidanan Abdimas Mutiara 2 (2): 41–46.
Komplementer.” Jurnal SMART
Kebidanan 7 (2): 71–75. Purwanto, Budhi. 2014. Herbal Dan
https://doi.org/10.34310/sjkb.v7i2.400. Keperawatan Komplementer (Teori,
Praktik, Hukum Dalam Asuhan
Khadijah, Siti, Lili Dariani, Rosa Mesalina, Keperawatan). Yogyakarta: Nuha
and Evi Susanti. 2022. “Pelaksanaan Medika.
Pelayanan Kebidanan Komplementer
Pada Praktik Mandiri Bidan.” In Septiani, Ranny, and Gangsar Indah Lestari.
Proceeding 1ST Andalas International 2020. “Hubungan Karakteristik Bidan
Cenference of Midwifery, 54–59. Dengan Praktik Kebidanan
https://doi.org/10.24252/kesehatan.v7i2. Komplementer Di Praktek Mandiri
53. Bidan.” Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai
Betik 15 (2): 114–19.
Kostania, Gita. 2015. “Pelaksanaan Pelayanan https://doi.org/10.26630/jkep.v15i2.169.
Kebidanan Komplementer Pada Bidan
Praktek Mandiri Di Kabupaten Klaten.” Setyaningsih, Dewi, Almira Gitta Novika, and
Gaster 12 (1): 46–72. Henny Safety. 2021. “Pemanfaatan
Terapi Komplementer Pada Asuhan
Laiyemo, Maryam A., Gail Nunlee-Bland, Antenatal : Studi Kualitatif Utilization of
Frederic A. Lombardo, R. George Complementary Therapies in Antenatal
Adams, and Adeyinka O. Laiyemo. 2015. Care : Qualitative Study.” In Seminar
“Characteristics and Health Perceptions Nasional UNRIYO, 172–79.
of Complementary and Alternative https://prosiding.respati.ac.id/index.php/
Medicine Users in the United States.” PSN/article/view/279.
American Journal of the Medical
Sciences 349 (2): 140–44. Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian
https://doi.org/10.1097/MAJ.000000000 Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
0000363.

44
PPTK : Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 6 No 1 Tahun 2023

Yulianto, Susilo. 2017. “Penggunaan Tanaman


Herbal Untuk Kesehatan.” Jurnal
Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional 2
(1): 1–7.
https://doi.org/10.37341/jkkt.v2i1.37.

Zhao, Fei Yi, Gerard A. Kennedy, Sonja


Cleary, Russell Conduit, Wen Jing
Zhang, Qiang Qiang Fu, and Zhen Zheng.
2022. “Knowledge about, Attitude
toward, and Practice of Complementary
and Alternative Medicine among Nursing
Students: A Systematic Review of Cross-
Sectional Studies.” Frontiers in Public
Health 10: 1–41.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.9468
74.

45

You might also like