FUNDAMENTALS OF REPRODUCTION  Mengekspulsi ovum saat ovulasi The human oocyte, after its escape from the follicle,

The human oocyte, after its escape from the follicle, retains a covering
 Menghasilkan hormon sex perempuan: estrogen, progesteron, of granulosa cells known as the corona radiata derived from the
Gametogenesis; The process involved in the maturation of the two
inhibin cumulus oophorus.
highly specialized cells, spermatozoon in male and ovum in female
before they unite to form zygote Saat intragestasi, oogenia (germ cells) (46XX) bermitosis
1. SPERMATOGENESIS menghasilkan banyak sekali dan berhenti diusia gestasi 20 minggu
Testis punya 2 fungsi utama: jumlah hingga 7 million.
Saat masih dalam fetal development, oogonia →→meiosis1 tapi
 Membuat sperma
BELUM selesai, hence [meiotic arrest]→→ menjadi primary oocyte
 Membuat hormon testosteron
46XX, also known as premordial follicles and present at the cortex
Didalam testis ada sel sertoli yang membentuk seminifeous tubules →
of ovaries.
sperma dibentuk diatara sel sertoli → lalu sperma ke epididymis untuk
At birth, no more meiotic division and all oogonia is replaced by
maturation and stored a while → akan ejakulasi dengan bantuan
primary oocyte (masih resting diantara profase dan metafase). Primary
smooth muscle-like layer dari lumen tubules
oocyte berkisar 400,000, sisanya atresia. Dari 400,000 itu sekitar 400
Dan sel leydig (diluar tubulus) → tempat membuat testosteron
ovulasi.
Germ cells differentiate →→mitosis→→ (jadi 2 sel) [satu
spermatogonia] dan [satu primary spermatocyte (46,XY)].
{skenario pertama} Puberty → terjadi pematangan folikel de graaf
Satu Primary spermatocyte melewati tight junction (memisahkan basal
[complete meiosis 1] just before the ovulation occurs → menghasilkan
compartment dan luminal compartment, dimana beda chemical
satu secondary oocyte (23X) dan satu polar body #1 (23X) →
environment nya) →→meiosis1→→ menghasilkan dua secondary
ovulasi → terfertilisasi oleh sperma →→meiosis2→→ menghasilkan
spermatocyte (@ 23X/Y) →→meiosis2→→ empat spermatids (@
satu ovum (23X) dan satu polar body (23X) #2
23X/Y) *polar body #1 juga undergo meiosis2, namun karna tidak dibuahi jadi mati
Another function of the tight junctions is to protect the haploid cells
{skenario kedua} Puberty → terjadi pematangan folikel de graaf
from our own immune system because they only have half the
[complete meiosis 1] just before the ovulation occurs → menghasilkan
chromosomes so the body thinks it’s foreign.
satu secondary oocyte (23X) dan satu polar body #1 (23X) →
Spermatids dapat nutrisi dari sel sertoli → undergo spemiogenesis →
ovulasi → tidak difertilisasi → tidak lanjut meiosis, dengenerate in 24
menghasilkan spermatozoa → nanti ke epididymis acquired more
hours
michtocondria and longer flagella
1 primary spermatocyte = 4 spermatozoa

Funfact: Ovum (oocyte yang sudah difertilisasi) adalah sel terbesar

didalam tubuh manusia.
The ovum is surrounded by a cell membrane called vitelline
membrane.
Zona pellucida, an outer transparent mucoprotein envelope, is
penetrated by tiny channels which are thought to be important for the
transport of the materials from the granulosa cells to the oocyte. In
between the vitelline membrane and the zona pellucida, there is a
narrow space called perivitelline space which accommodates the
2. OOGENESIS polar bodies.
Oogenesis: pembentukan oocyte saat masih didalam gestasi
Fungsi ovarium:
DECIDUA
Desidualisasi /desidual reaction adalah suatu proses transformasi dari
endometrium menjadi desidua, dipengaruhi oleh estrogen dan
progesteron dan faktor2 lain yang disekresi oleh blastosit yang
implantasi.
Functions:
 It provides a good nest for the implantation of the blastocyst
 It supplies nutrition to the early stage of the growing ovum
by its rich sources of glycogen and fat (produced by the
glands)
 Deeper penetration of the trophoblast is controlled by local
peptides, cytokines and integrins.
 Decidua basalis takes part in the formation of basal plate of
the placenta
Berdasarkan lokasi, desidua dibagi 3;
 Desidua basalis/ serotina – terletak dibawah implantasi blastosit,
berdempet dengan chorion frondosum
 Desidua capsularis/ reflexa – melapisi blastosit, dempet dengan
chorion laeve d.parietalis dan d.basalis terdiri atas 3 layer:
 Decidua parietalis/ vera – melapisi sisa endometrium 1. zona compacta /superficial compact layer – desidual cells, duktus
Awalnya ada jarak antara d.capsularis dan d.parietalis karena kelenjar, kapiler. Lapisan permukaan epitelium sudah sangat tipis/
gestasional sac belum besar. Usia gestasi 14-16 minggu, jarak ini hilang
menutup. (W24: aposisi d.capsularis dan d.parietalis = d.vera) 2. zona spongiosa /intermediate spongy layer (cavernous layer) – isi
d. basalis retains its characteristic appearance till term and becomes the kelenjar dilated dan pembuluh darah. Dari layer ini lah pemisahan
maternal portion of the placenta. plasenta
*z.compacta + z.spongiosa = zona functionalis

3. zona basal /thin basal layer – basal portion of the gland, opposed to
uterine muscle. Regenerasi dari lapisan endometrium dari lapisan ini
3. FERTILIZATION; almost always take place in ampullary part
of tuba
Setelah ovulasi → ovum is picked up by tubal fimbriae, facilitated by
might be muscular/ by suction/ by positive chemotaxis exerted by tubal
secretion, later transported to ampullary part
Life span of fertilizable oocyte: 12-24hrs, sperm 48-72 hrs
Sperma (akrosom) menembus corona radiata ovum → menembus zona
pelusida → menuju oocyte cytoplasm → fusion of two nuclei (ovum
and sperm) → zygote
Zygote → [(30 hours, mitosis) 2 cells → 4 cells → 8 cells → 16 cells/
morula] berlangsung selama 3 hari di tuba fallopian → Hari 3-4
MORULA (16 cells) → morula remains free in the uterine cavity →
early blastocyst.
Blastosit: >= 32 sel. blastula 58 sel “terpisah” menjadi → 5cells: inner
cell mass & 53 cells: trophoblast
Blastocyst membesar → zona pellusida merenggang, menipis, lalu
menghilang, embryo escape /also called zona hatching.
Hatching allows the blastocysts produce cytokines and hormones to Sel2 trophoblast yang menempel ke dinding endometrium beberapa
directly influence the endometrial receptivity (IL-1α and IL-1β, hCG). akan menyatu (fuse) – hence the name syncytiotrophoblast. Scty nanti
Endometrium juga merespon dengan memproduksi leukemia akan saling menyatu membentuk lakuna yang besar.
inhibitory factor (LIF) and colony stimulating factor-1 (CSF-1) {D8 Sel2 trophoblast lain yang mempertahankan uniselularitasnya disebut
prostagladin, COX-2, progesteron} dimana meningkatkan produksi cytotrophoblast/ Langhans’ layer
protease trophoblast. Hal ini membantu mendegradasi Scty penetrasi lebih dalam ke stroma, dan ke endothelium kapiler
endometrium dan membantu invasi trophoblast. maternal. Nah dinding kapiler maternal akan erosi, digantikan oleh
Outer cells of the morula (polar) → trophectoderm → differentiates lakuna.
to chorion (plasenta) Proses ini selesai di hari ke 10 atau 11 setelah fertilisasi.
Inner cell of the morula (apolar) → inner cell mass /mediated by Interstitial implantation: blastosit sudah ditutupi disegala sisi oleh
epithelial cadherin (E-cadherin) → differentiate to embryo endometrium (desidua). Akan terjadi peningkatan aluran darah ke
Other undifferentiated cells → embryonic stem cells (ES cells) / ruang2 lakuna. Hal ini akan merusak lakuna dan terjadi ekstravasai
produce somatic cells of any germ layer, ecto/meso/endoderm. darah ke kavum uterus. Hal ini terjadi di hari ke 13 setelah fertilisasi
Trophoblast
4. IMPLANTATION/ Nydation → dikontrol oleh sitokin (IL-3, 4, 5, Outer cells of the morula (polar) → trophectoderm → differentiates
6, 10, 13), epidermal growth factor (EGF), insulin like growth factor to chorion (plasenta)
(IGF), dan prostaglandins, dihasilkan oleh embrio dan desidua. Inner cell of the morula (apolar) → inner cell mass /mediated by
Hari 6-7 post fertilisasi, embryo menempel di dinding rahim, bisa di epithelial cadherin (E-cadherin) → differentiate to embryo
dinding anterior atau posterior dekat fundus. (W24 3 tahap: apposition, Explanation
adhesion, invasion/ D8 4 tahap: apposition, adhesion, penetration, Hari 8 post fertilisasi; Trophectoderm berdiferensiasi menjadi
invasion) syncytiotrophoblast dan cytotrophoblast
In order for an implantation to be successful, it has to occur within
days 20 to 24 of the cycle. This time period provides a receptive
endometrium that has been appropriately primed with estrogen and
progesterone by corpus luteum. Has it done later than 24th day, the
potential for adhesion is diminished because the presence of
antiadhesives glycoprotein synthesis that prevents receptor
interaction.
 Apposition; initial contact of the blastocyst to the uterine wall
The blastocyst loosely adheres to endometrial epithelium usually
in the upper posterior uterine wall.
Microvili (mengelilingi si trophoectoderm) berinteraksi dengan
sel desidua (pinopods) membentuk junctional complexes.
Pinopods (finger like projections from endometrial cell surface)
absorbs the endometrial fluids yang dikeluarkan dari endometrial
glands. Fluids ini harus diabsorbsi supaya bisa terjadi adhesi.
Fluid ini berisi glikogen, mucin, isinya nutrisi untuk si blastosit. Syncytiotrophoblast; lapisan terluar dari trofoblas, sel-selnya tidak
memiliki batas interselular karena membrannya telah hilang
 Adhesion; increased physical contact between the blastocyst and
(syncytium) /sudah fuse antar selnya, karna banyak sudah saling fused,
uterine epithelium
dia multinucleated. Dibuat oleh cytotrophoblast
Keberhasilan adhesi melibatkan adanya cellular adhesion
Cytotrophoblast /Langhans’ layer; mononuclear cell layer, bisa
molecules (CAMs), salah satunya integrins yang diregulasi secara
mitosis, merupakan germinal cell untuk syncytiotrophoblast.
hormonal, secara spesifik αVβ3 and α4β1 adalah marker
After implantation is complete, trophoblast further differentiate along
receptivity untuk penempelan blastosit.
two main pathways, giving rise to villous and extravillous trophoblast.
 Invasion; trophoectoderm nanti differensiasi menjadi
Villous cytotrophoblast → menjadi chorionic villi (fungsi: transport
syncytiotrophoblast dan cytotrophoblast → penetration and
oksigen, nutrient, dll antara fetus dan ibu)
invasion of syncytiotrophoblast and cytotrophoblasts into the
Extravillous trophoblast ada 2;
endometrium, and uterine vasculature.
 Interstitial trophoblast → masuk ke desidua, membentuk
Penetration;
placental bed giant cells, mengelilingi spiral arteries
invasi terjadi melalui karena adanya aktifitas blastosit
melakukan histolytic action sel stroma diantara glands. Dengan  Intravascular trophoblast → penetrasi ke lumen arteri spiral
meningkatnya lisis di sel stroma, blastosit lama2 semakin
tertanam didalam stratum compactum dari desidua.
Early Trophoblast Invasion
Hari ke 10 post fertilisasi, trophoblast sudah sepenuhnya ‘tertanam’
dalam endometrium.