You are on page 1of 4

‫‪CINTA DUNIA TAKUT MATI‬‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA:‬‬
‫لََّ‬ ‫ات َّأ َْع َمالِنَا َّ َم َّْن َّيَ ْه ِدَّهِ َّ َّ‬
‫اللُ َّفَ َّ‬ ‫الل َّ ِم َّْن َّ ُش ُرْوَِّر َّأَنْ ُف ِسنَا َّ َو َسيّئَ َِّ‬ ‫لل َّ ََْن َم ُدَّهُ َّ َونَ ْستَعِْي نَُّوُ َّ َونَ ْستَ غْ ِف ُرَّهُ َّ َونَعُ ْوَّذُ َّبِ َِّ‬
‫اْلَ ْم ََّدَِّ َِّ‬
‫إِنَّ َّ ْ‬
‫يَّلََّوَُّأَ ْش َه َُّدَّأَ َّْنَّ َّلََّإِ ََّلوَّإِ َّلَّّ َّ‬
‫اللَُّ َوأَ ْش َه َُّدَّأَ َّّنَّ ُُمَ ّم ًداَّ َعْب ُدَّهَُّ َوَر ُس ْولَُّوُ‬ ‫ضلِ َّْلَّفَ َّ‬
‫لََّ َى ِاد ََّ‬ ‫مِ‬
‫ض َّّلَّلََّوَُّ َوَم َّْنَّيُ ْ‬ ‫ُ‬
‫اللََّ َح َّّقَّتُ َقاتَِِّوَّ َو َّلََََّتُْوتُ َّّنَّإِلََّّ َوأَنْتُ َّْمَّ ُم ْسلِ ُم ْو ََّن َّ‬
‫يَاأَيّ َهاَّال َذيْ ََّنَّ َآمنُ ْواَّات ُقواَّ َّ‬
‫ث َّ ِمْن ُه َما َّ ِر َجا َّلًََّّ َكثِْي ًرا َّ َونِ َس ًَّ‬
‫اءَّ‬ ‫س َّ َو ِاح َدَّةٍ َّ َو َخلَ ََّق َّ ِمْن َها َّ َزْو َج َها َّ َوبَ َّّ‬ ‫اس َّاتّ ُق ْوا َّ َربّ ُك َُّم َّالّ ِذي َّ َخلَ َق ُك َّْم َّ ِم َّْن َّنَ ْف ٍَّ‬ ‫يَاأَيُّ َها َّالنَ َُّ‬
‫اللََّالَ ِذيَّتَ َساءَلُْو ََّنَّبَِِّوَّ َواْأل َْر َحامَََّّإِ َّّنَّاللَََّّ َكا ََّنَّ َعلَْي ُك َّْمَّ َرقِْيبًا َّ‬ ‫َواتّ ُقواَّ َّ‬
‫صلِ َّْحَّلَ ُك َّْمَّأ َْع َمالَ ُك َّْمَّ َويَ ْغ ِف ْرلَ ُك َّْمَّذُنُ ْوبَ ُك َّْمَّ َوَم َّْنَّيُ ِط َِّعَّ َّ‬
‫اللََّ َوَر ُس ْولََّوَُّ‬ ‫ِ‬ ‫يَاأَيُّ َهاَّالّ ِذيْ ََّنَّ َآمنُ ْواَّاتّ ُقواَّ َّ‬
‫اللََّ َوقُ ْولُْواَّقَ ْو َّلًَّ َسدَّيْ ًداَّيُ ْ‬
‫ازَّفَ ْوًزاَّ َع ِظْي ًما‬ ‫فَ َق َّْدَّفَ ََّ‬
‫صلّى َّالل َّ َعلَْي َِّو َّ َو َسلّ َم‪َ َّ ،‬و َشَّّر َّاْأل ُُم ْوَِّر َّ ُُْم َدثَاتُ َها‪َ َّ ،‬وُك َّّلَّ‬ ‫ى َّى ْد َّ ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ثََّّكِتَ َّ ِ‬ ‫ق َّ ْ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ى َّ ُُمَ ّم َّد َّ َ‬ ‫اب َّالل‪َ َّ ،‬و َخْي ََّر َّا ْْلَ ْد َّ َ ُ‬ ‫اْلَديْ َّ ُ‬ ‫َص َد ََّ‬‫فَأنَّ َّأ ْ‬
‫ضلَلََِّةَِّ َّ‬
‫فَّالنّا َِّر‬ ‫ضلَلَ ًة‪َ َّ،‬وُك َّّلَّ َ‬
‫ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ُُْم َدثََّةَّبِ ْد َع َّةٌَّ َوُك َّّلَّبِ ْد َع َّةَّ َ‬
‫لَّيَ ْوَِّمَّال ّديْن‪ .‬أ َّماَّبَ ْع َُّد‪:‬‬ ‫َص َحابَِِّوَّ َوَم َّْنَّتَبِ َع ُه َّْمَّبِِإ ْح َس ٍَّ‬
‫انَّإِ ََّ‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫صلََّّ َو َسل َّْمَّ َعلىَّ ُُمَ ّم َّدَّ َو َعلىَّآل َّوَّ ِوأ ْ‬
‫اَلل ُه َّّمَّ َ‬
‫‪Kaum Muslimin rohimakumulloh‬‬
‫‪Dalam sebuah hadisnya, Rosululloh‬‬ ‫‪bersabda:‬‬
‫ول َّالل ِو َّأ َِم ْن َّقِل ٍةَّ‬
‫اَّر ُس َ‬ ‫ىَّاألَ َكلَةَُّعلَىَّقَ ِ‬
‫ص َعت َهاَّقَ َال َّقُلْنَاَّيَ ََّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫اع ْ‬ ‫ك َّأَ ْن َّتَ َداعىَّعلَي ُكم ْ ِ‬
‫َّاأل َُم ُم َّم ْن َّ ُك ِّل َّأُفٍُق َّ َك َماَّتَ َد َ‬ ‫َ َْ ْ‬ ‫وش ُ‬ ‫ي ِ‬
‫ُ‬
‫َّع ُد ِّوُك ْم َّ َوََيْ َع ُل َِّفَّ‬
‫وب َ‬ ‫بِنَاَّي ومئِ ٍذ َّقَ َال َّأَنْتُم َّي ومئِ ٍذ َّ َكثِري َّولَ ِكن َّتَ ُكونُو َن َّغُثَاء َّ َكغُثَ ِاء َّالسْي ِل َّي نْتَ ِزعُ َّالْمهابةَ َِّمن َّقُلُ ِ‬
‫ََ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫ٌَ ْ‬ ‫ْ ََْ‬ ‫ََْ‬
‫ت َّ‬‫بَّا ْْلَيَ ِاة ََّوَكَر ِاىيَةَُّالْ َم ْو َِّ‬
‫َّح ُّ‬
‫اَّوَماَّالْ َو ْى ُنَّقَ َال ُ‬ ‫قُلُوبِ ُك ْمَّالْ َو ْى َنَّقَ َالَّقُ ْلنَ َ‬
‫‪“Akan datang suatu zaman yang ketika itu umat-umat lain akan memperebutkan‬‬
‫‪kalian seperti memperebutkan makanan dalam hidangan. Sahabat bertanya‬‬
‫‪“Apakah kami jumlahnya sedikit pada saat itu?’. Jawab Rosululloh; “Bukan, bahkan‬‬
‫‪sesungguhnya jumlah kalian banyak, tetapi kalian ibarat buih yang terapung di atas‬‬
‫‪air dan di dalam hati dijadikan kelemahan jiwa’’. Sahabat bertanya ‘Apa yang‬‬
‫‪dimaksud kelemahan jiwa?’ Rosululloh‬‬ ‫‪menjawab, yaitu cinta dunia dan‬‬
‫)‪membenci kematian”. (HR. Ahmad‬‬

‫‪65‬‬
Sungguh tepat isyarat yang digambarkan oleh Rosululloh dalam sabdanya
di atas bahwa pada akhir zaman nanti umat Islam akan mengalami kelemahan dan
penurunan kualitas iman. Sehingga mereka mudah diombang-ambingkan oleh
berbagai macam cobaan dan kegemerlapan dunia yang serba menggiurkan. Ibarat
buih yang terapung di atas air akan terhempas kemana-mana. Padahal
sesungguhnya lezat dan pahitnya dunia ini sangatlah sebentar. Sama seperti halnya
makanan, yang kenikmatannya hanya terasa lezat sampai di tenggorokan saja.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Alloh
Salah satu penyebab ketergelinciran manusia adalah karena kecintaan
terhadap dunia. Orang yang sangat mencintai dunia segala pikiran dan
pandangannya selalu diukur oleh perhitungan dunia, bahkan kadang-kadang ada di
antara umat Islam yang melaksanakan urusan akhirat bukan untuk tujuan akhirat
akan tetapi hanya sebagai pengelabuan kepada orang lain untuk mencapai cita-cita
dunia.
Bangsa kita khususnya, yang umat terbanyaknya adalah umat Islam, tentu saja
agama kita sangat mengharapkan prilaku umatnya berjalan sesuai dengan aturan
agamanya. Tetapi realitanya masih sangat jauh dari apa yang diharapankan.
Persoalan bangsa kita yang kian hari makin bertambah, belum terselesaikan.
Bahkan secercah cahaya untuk sekedar menemukan titik terang menuju suatu
perubahan pun belum terlihat.
Memang dunia ini manis rasanya dan sangat sedap dipandang, maka pantas
jika manusia juga sangat tertarik untuk mendapatkannya. Betapa banyak manusia
yang hanya sibuk memburu dunia setiap saat tanpa mengenal waktu, siang dan
malam, panas dan dingin. Apapun rela dilakukan, hanya untuk mengejar
kenikmatan yang hanya sementara itu. Semuanya siap dikorbankan untuk
mendapatkan keuntungan terbesar di dunia, tanpa memperdulikan keselamatan
akhirat. Sampai-sampai ada sebagian orang yang rela menggadaikan agama dan
keyakinannya, demi memperoleh sedikit harta dunia yang dijanjikan calon
pemimpin yang dibelanya. Bahkan sering kita jumpai pula orang-orang yang yang
rela mengorbankan akidahnya, hanya untuk memenangkan pimpinan yang bahkan
tidak seakidah dengannya. Semua itu dilakukan demi memuluskan langkah ia
memperoleh jabatan yang diinginkannya.
Jamaah Jum’at rohimakumulloh
Harus kita pahami, bahwa bukan berarti agama Islam melarang kita untuk
mencari dunia dari jalan yang halal. Agama kita tetap memberikan peluang seluas-
luasanya bagi umatnya untuk mendapatkan dunia sebanyak-banyaknya. Islam tidak
melarang untuk kaya. Akan tetapi, cara mendapatkan dan memanfaatkan harta

66
itulah yang harus sesuai dengan syari‘at Islam. Dan tidak menjadikan dunia sampai
menjadi segala-galanya.
Demikian pula sebaliknya, jangan meninggalkan dunia hanya karena hendak
fokus dalam ibadah kepada-Nya. Agama kita menyatakan bahwa dunia adalah
sarana untuk mendapatkan kehidupan akhirat yang lebih baik. Dunia dengan segala
fasilitasnya, seharusnya kitalah yang mengendalikannya. Bukan sebaliknya, malah
dunia yang mengatur kita. Begitu pun harta yang kita miliki, kitalah yang harus
harus mengatur dan memanfaatkan harta itu untuk mencukupi kesejahteraan
keluarga dan membela agama Alloh .
Hal ini berlaku juga bagi sebagian diantara kita yang diamanahkan
dipundaknya sebuah jabatan, jangan sampe kita diperbudak olehnya. Bekerjalah
dengan amanah, karena apapun perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di
hadapan-Nya. Bekerjalah dengan adil, karena pemimpin yang adil dicintai rakyatnya
di dunia, dan dicintai Robbnya, Alloh . Bahkan Alloh menjanjikan naungan pada
hari dimana hari itu tidak ada naungan selain naungan Alloh , salahsatu dari tujuh
golongan itu adalah pemimpin yang adil. Bekerjalah dengan jujur, akan negri kita
makmur dan mendapat keberkahan Alloh .
Semoga Alloh selalu menganugerahi kita dengan pemimpin-pemimpin yang
sholih, jujur, adil, amanah, mau mendahulukan kepentingan bangsa dan agama dan
akhiratnya, serta tidak hanya mementingkan dunianya saja. Amiin

ٰ ‫أَقُ ْو ُل َّقَ ْوِِل‬.َّ ‫َّالذ ْك ِر َّا ْْلَ ِكْي ِم‬


ِّ ‫ات َّو‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
َّ‫َّى َذا‬ َ َ‫بَ َارَك َّاللُ َِِّل ََّولَ ُك ْم َِّف َّالْ ُق َّْرﺁن َّالْ َعظْي ِم ََّو َّنَ َف َع ِِن ََّو َّإيا ُك ْم َِّبَاَّفْيو َّم َن َّاْلۤي‬
.‫َّى َوَّالْغَ ُف ْوَُّرَّالرِحْي ُم‬ ِ َ‫َّف‬.‫ب‬ ِ ‫وأَستَ غْ ِفرَّالل َِِّلَّولَ ُكمَّوَّلِسائِِرَّالْمسلِ ِم‬
ُ ُ‫َّإِنو‬،ُ‫استَ غْف ُرْوه‬
ْ ٍ ْ‫ْيَّم ْنَّ ُك ِّلَّذَن‬ َْ ْ ُ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ
KHUTBAH KEDUA:

ََّ‫ات ََّّأَ ْع َمالِنَا ََّم ْن َّيَ ْه ِدهِ َّاللُ َّفَل‬


ِ َ‫َّشروِر َّأَنْ ُف ِسنَا َّوسيئ‬
َّ َ
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ُ ُ ‫ََّن َم ُدهُ ََّونَ ْستَعْي نُوُ ََّونَ ْستَ ْغف ُرهُ ََّونَعُ ْوذُ َّبالل َّم ْن‬
َْ ‫لل‬ِ َِّ‫َّاْلم َد‬
ْ َْ ‫إِن‬
َُّ‫اَّعْب ُدهُ ََّوَر ُس ْولُو‬ ُ ‫َّى ِاد َيَّلَوَُّأَ ْش َه ُدَّأَ ْنَّلََّإِ َلوَّإِلَّّاللُ ََّوأَ ْش َه َُّدَّأَ ّن‬ ِ ْ ‫ضلَّلَوَّومنَّي‬ ِ
َ ‫َُّمَ ّم ًد‬ َ َ‫ضل ْلَّفَل‬ ُ ْ َ َ ُ ّ ‫ُم‬
Kaum Muslimin rohimakumulloh
Jika umat Islam sudah menomorsatukan dunia di atas segala-galanya, enggan
menyuarakan kebenaran dan melarang kemungkaran maka Alloh akan mencabut
keberkahan, kebesaran dan kejayaan umat Islam dari permukaan bumi ini.
Ketika umat Islam sangat mencintai dunia, dengan sendirinya pasti muncul
sifat kedua yaitu takut akan mati. Pertanyaannya, mengapa mereka takut mati?
Padahal semua makhluk yang bernyawa pasti akan mati, bersembunyi di balik
benteng yang tertutup rapat sekalipun.

67
Hal ini sebagaimana firman Alloh dalam surat an-Nisa ayat 78:
َ َّ َ ُّ ُ ُ ُ َ ُ ۡ ُّ ُۡ ْ ُ ُ َ ََۡ
ٖٖۗ‫وج مشيدة‬ ٖ ‫أين َما تكونوا يدرِكك ُم ٱل َم ۡوت َول ۡو كنت ۡم ِِف ب ُر‬
“Di mana saja kalian berada, kematian akan mendapatkan kalian, kendatipun kalian
di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...”
Orang yang takut mati mungkin saja karena takut meninggalkan hartanya atau
mungkin juga mereka takut karena belum ada persiapan untuk menghadapi
kematian itu. Takut mati termasuk salah satu di antara penyakit umat manusia
dalam perjuangannya. Sebab dalam perjuangannya selalu diliputi oleh rasa
kehawatiran akan terkena resiko. Akibatnya, mereka baru mau berjuang kalau tidak
ada resiko yang menimpa, asal dirinya selamat. Dan untuk menyelamatkan diri
maka dalam memperjuangkan Islam kadang memutarbalikkan fakta, yang hak
dinyatakan batil, yang batil dinyatakan hak. Na‘udzubillah.
Padahal kita harus sadari dan membuka mata lebar-lebar serta mengambil
pelajaran beberapa peristiwa yang terjadi, baik peristiwa bencana alam seperti
banjir, tanah longsor, gempa bumi dan bencana lainya yang sering menghampiri
kita. Ataupun kejadian non-alam termasuk mahalnya harga-harga pokok dan
sebagainya, itu semua adalah peringatan bagi kita semua dari Alloh .
Dipenghujung khutbah ini, marilah kita berdoa kepada Alloh senantiasa
memperbaiki diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dan para pemimpin negeri ini
agar kembali kepada aturan Alloh .Sehingga akhirnya, keberkahan pun akan
kembali diraih oleh kita semua.
‫اَّعلَْي ِو ََّو َسلِّ ُم ْواَّتَ ْسلَِّْي ًما‬
َ ‫اَّصلُّ ْو‬
ِ
َ ‫صلُّ ْو َن‬
َ ‫َّعلَىَّالنِِبَّيَاَّاَيُّ َهاَّالذيْ َنَّاََمنُ ْو‬
ِ
َ ُ‫َّاللَّوَم َلَّئ َكتَوَُّي‬
َ ‫إ َن‬
َّ‫َّوبَا ِرْك‬. َِ ‫ََّحي ٌد‬ِ َ ‫ىَّآل َّإِب ر ِاىيم َّإِن‬ ِ َ‫َّعلَىَّإِب ر ِاىيم َّو َعل‬ ٍ ُ ‫ىَّآل‬ ِ َ‫ىَُّمَم ٍد َّو َعل‬
َ ‫ََّميْ ٌد‬ َْ ‫ك‬ َ ْ َْ َ َ ْ َْ َ ‫ت‬ َ ‫اَّصلْي‬
ّ ‫َُّمَمد َّ َك َم‬ َ ُ َ‫َّعل‬ َ ‫َّص ِّل‬
َ ‫اَلل ُهم‬
ِ َ ‫َّآلَّإِب ر ِاىيمَّإِن‬
َِ ‫ََّحي ٌد‬
.‫ََّمْي ٌَّد‬ ِ ‫َّعلَىَّإِب ر ِاىيمَّو َع‬ ٍ ُ ‫َّآل‬ ِ ‫ىَُّمَم ٍدَّو َعلى‬
َْ ‫ك‬ َ ْ َْ ‫لى‬ َ َ َ ْ َْ َ ‫ت‬ َ ‫َُّمَمدَّ َك َماَّبَ َارْك‬ َ َ ُ َ‫َعل‬
َِّ ‫اتََّّاَلَ ْحيَ ِاء ِمْن ُه ْم ََّواْلَ ْم َو‬
‫ات‬ ِ َ‫اتَّوالْم ْؤِمنِْيَّوالْم ْؤِمن‬ ِ ِ
ُ َ َْ ُ َ ‫ْي ََّواْملُ ْسل َم‬
ِِ ِ ِ
َْ ‫اَلل ُهمَّاَ ْغف ْرَّللْ ُم ْسلم‬
َ‫كَّاْل َك َفَرَّةَ َوالْ ُمْبتَ ِد َعَّة‬ ِ ِ‫وانْصر ِعب َاد َكَّاْملو ِّح ِدي ِنَّواَ ْىل‬.َّ‫اَللهمَّاَ ِعزاْ ِلسلَمَّواْملسلِ ِمْيَّواَِذلَّالشِّرَكَّوالْم ْش ِركِْي‬
َ ْ َُ َ ْ ُ َ َْ ُ َ ْ َ َْ ْ ُ َ َ ْ ُ
َِّ ْ‫كَّاِ َلَّيَ ْوِمَّالدِّي‬
.‫ن‬ ِ
َ ِ‫َّواَ ْع ِلَّ َكل َمات‬.َّ
َ ‫ْي‬
ِِ
َْ ‫َوالظالم‬
َّ.‫ابَّالنّا ِر‬ ِ ِ ِ َ‫َربَنَاَّءاتِن‬
َ ‫اَّع َذ‬ َ ‫اَّح َسنَ ًة ََّوِفَّاْألَخَرِة‬
َ َ‫َّح َسنَ ًة ََّوقن‬ َ َ‫اَّفَّال ّدنْي‬ َ
ِّ ‫اَّوا ْْلَ ْم ُدَّلِل ِو ََّر‬
ََّ ‫بَّالْ َعالَ ِم‬
.‫ْي‬ َ َ‫اَّوآخرَّد ْعوان‬
َ َ ‫مدَّتسليماَّ َك ْثي ر‬
ً ً َ‫ىَُّم‬
ُ َ‫لمَّعل‬
َ ‫لىَّاللَّوس‬
َ ‫ص‬َ ‫َو‬

68

You might also like