You are on page 1of 21

POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT PERKOTAAN

“Studi Fenomenologi di Perumahan Bougenville Estate Antapani Bandung”

Oleh : Hamidah*
NPM : 208080005

*dedehamidah71.dh@gmail.com
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan

ABSTRACT

Hamidah, 2022. Urban Community Communication Patterns


(Phenomenological Studies at Bougenville Estate Antapani Housing Bandung)
Thesis of Master of Communication Studies Program, University of Pasundan
Under the Guidance of Dr, Sutrisno, M.Si and Dr. H. Asep Saepudin.
The purpose of this study is to find out how the communication motives of
urban communities in Bougenville Estate housing, actions of urban community
communication in Bougenville Estate housing and the meaning of urban
community communication in Bougenville Estate housing.
The research method used is qualitative with a phenomenological study
approach. Data were obtained by conducting observations, interviews and
document studies on 5 informants and one expert informant.
The results of the study indicate that the motives of the community to
communicate are based on the motives for the reasons and motives for the
purposes of communication. The motives of reason are based on factors of
residence and organizational communication systems built by the community,
both formal and informal which are conveyed directly or through social media.
While the goal motive is due to personal interests and organizational interests.
People's actions in communicating depend on people's motives for
communicating, based on the results of the study there are four types in social life,
first: communication acts to maintains relationships, second: communication
actions solves problems, third: communication actions create problems, fourth:
people who don't care about what is happening in their environment. The meaning
of communication for the community is the need for intense communication
through two media channels, either through face-to-face media or virtual media
(such as social media). There needs to be mutual respect, respect for each other,
be wise in dealing with problems, assess problems that must be seen from various
perspectives, the importance of maintaining relationships, socialization and
communication to maintain friendship and create harmonious relationships with
others so that life will be more meaningful.
Keywords: Communication Patterns, Motives, Actions and Meaning of Urban
Community Communication
PENDAHULUAN
Masyarakat perkotaan disebut juga urban community, community atau
masyarakat setempat merupakan masyarakat yang secara geografis tinggal dalam
suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang memiliki interaksi yang lebih
besar diantara anggotanya dibandingkan dengan masyarakat yang berada di luar
batas wilayahnya menurut Selo Soemarjan dalam Soerjono Soekanto (2017:130).
Secara geografis tanah daratan sebuah kota lebih banyak namun sebagian besar
lahan tersebut dipakai untuk bangunan, jumlah penduduk kota lebih padat dengan
tempat tinggal yang berjejal dan berhimpitan antara yang satu dengan yang
lainnya.
Pada umumnya bagi mereka yang berpendapatan menengah ke bawah,
biasanya hidup berkelompok dalam satu komunitas yang padat penduduk baik
yang letaknya di tengah kota ataupun di daerah pinggiran kota-kota besar.
Sebagian besar dari mereka memiliki kualitas hidup yang terbatas baik dari segi
sandang, pangan maupun papan, begitu juga kualitas sanitasi yang kurang
memadai. Namun demikian, ditengah keterbatasan mereka juga memiliki
kelebihan diantaranya interaksi antara yang satu dengan yang lainnya lebih intens.
Sedangkan bagi masyarakat perkotaan yang memiliki pendapatan
menengah ke atas biasanya mereka tinggal di daerah kota, atau berada dalam satu
wilayah yang tertata dan terstruktur, memiliki fasilitas lingkungan yang memadai,
baik fasilitas umum maupun fasilitas sosial, namun adakalanya tidak saling
mengenal. Menurut Soekandar Wiratmaja dalam Bob Andrian (2020:33). Kota
merupakan suatu himpunan penduduk masal yang tidak agraris, yang bertempat
tinggal di dalam dan di sekitar suatu pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan,
kesenian dan ilmu pengetahuan.
Menurut Aristoteles manusia itu sebagai makhluk sosial (zoon politicon),
hidup berkelompok dalam satu komunitas tertentu dengan sosial dan kultural yang
beragam (heterogen). Pada umumnya hidup anggotanya berpisah-pisah, saling
tidak mengenal antara yang satu dengan yang lainnya, dan lebih terikat kontak
kekeluargaan, hubungannya serba lugas, lepas dari pribadi dan sentimen serta
ikatan tradisi dengan tanpa kepemimpinan mapan seperti dikutip dari Adon
Nasrullah Jamaluddin (2017:80).
Komunikasi masyarakat perkotaan biasanya dilakukan secara langsung
dan tidak langsung baik verbal maupun non verbal dalam bentuk formal maupun
informal. Masyarakat perkotaan yang heterogen memiliki pola komunikasi yang
beragam sesuai dengan komunitas dimana mereka tinggal.Antapani merupakan
salah satu kecamatan di Kota Bandung dengan pertumbuhan dan perkembangan
pembangunan yang sangat pesat. Hal ini didukung oleh lokasi yang sangat
strategis, tidak jauh dari pusat kota. Lokasi yang sangat strategis ini mendorong
para pebisnis atau pengembang untuk membangun sejumlah perumahan baru
untuk memenuhi permintaan yang sangat signifikan dari warga yang ingin tinggal
di daerah Antapani.
Tabel 1
Perumahan Terstuktur di Kecamatan Antapani

Sumber : Data di Kecamatan Antapani

Berdasarkan Tabel 1 terdapat beberapa perumahan yang ada di Kecamatan


Antapani. Tabel tersebut menunjukkan bahwa setiap perumahan terstruktur di
wilayah Antapani terdiri dari jumlah rumah yang bervariasi. Bougenville Estate,
adalah salah satu perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani, Kota Bandung.
Bougenville Estate merupakan satu hunian modern yang dikembangkan sejak
tahun 1992 yang merupakan model hunian kuldesak dengan satu pintu masuk di
gerbang depan dan model rumah semuanya tanpa pagar. Perumahan ini memiliki
fasilitas umum dan fasilitas sosial yang memadai. Berikut kami sampaikan data
penduduk warga Bougenville sebagai berikut:
Tabel 2
Komposisi Penduduk Bougenville estate dilihat dari Jenis Kelamin

Sumber: IWABE 2018

Pada Tabel 2 menunjukkan komposisi jumlah warga cenderung statis tidak


mengalami perubahan signifikan setiap tahunnya. Perumahan Bougenville terdiri
dari tiga Rukun Tetangga (RT) yang dihuni oleh 158 Kepala Keluarga (KK),
warganya sangat heterogen yang berasal dari daerah, suku, agama, budaya, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, dan strata sosial dan unsur-unsur lainnya yang
beragam. Penduduknya merupakan para eksekutive yang dianggap berhasil di
lingkungan usaha atau kantornya dan sebagian merupakan purnabakti. Penelitian
ini dilakukan di Perumahan Bougenville Estate, Kelurahan Antapani Kidul,
Kecamatan Antapani, Kota Bandung. Antapani merupakan daerah yang padat
penduduk dengan tingkat perkembangan pembangunan yang pesat, dari mulai
perumahan-perumahan baru, perkantoran dan pusat-pusat perdagangan.
Perumahan di Kecamatan Antapani didominasi oleh komplek perumahan dari
kalangan sosial menengah ke atas salah satunya perumahan Bougenville Estate,
namun demikian Perumahan Bougenville berada di Kelurahan terpadat
penduduknya.

Kajian Literatur
Teori Fenomenologi (Alfred Schutz)
Pendekatan fenomenologi merupakan salah satu yang menjadi landasan
pemahaman terhadap fenomena atau gejala sosial yang terjadi di masayarakat.
Fenomenologi Schutz merupakan cara pandang baru terhadap fokus kajian
penelitian dan penggalian terhadap makna yang terbangun dari realitas kehidupan
sehari-hari yang terdapat di dalam penelitian secara khusus dan dalam kerangka
luas pengembangan sosial Stefanus Nindito, (2005:79).
Menurut Schutz melihat kedepan pada masa yang akan datang (looking
forward into the future) merupakan hal yang esensial bagi konsep tindakan atau
action. Tindakan adalah perilaku yang diarahkan untuk mewujudkan tujuan pada
masa yang telah ditetapkan (determinate). Kalimat tersebut sebenarnya
mengandung makna bahwa seseorang memiliki masa lalu (pastness). Dengan
demikian tujuan tindakan memiliki elemen ke masa depan (futurity) dan elemen
masa lalu (pastness) untuk menggambarkan bahwa tujuan suatu tindakan sosial
seseorang cukup kompleks (Schutz, 1972).
Dalam pandangan fenomenologis Schutz interaksi tatap muka, makna
rangsangan yang dicari dan ditafsirkan oleh sang aktor secara khas merujuk
kepada motif aktor lainnya. Schutz menggolongkan motif ini sebagai “motif
untuk” (in order motives) dan “motif karena” (because motives). Motif jenis
pertama merupakan tujuan yang digambarkan sebagai maksud, rencana, harapan,
minat yang diinginkan aktor dan berorientasikan masa depan (misalnya “saya
pergi ke Bandung untuk menuntut ilmu”). Motif jenis kedua merujuk kepada
pengalaman masa lalu aktor dan tertanam dalam pengetahuannya yang
terpendamkan (preconstitude knowledge) dan berorientasikan masa lalu (misalnya
“saya pergi ke Bandung karena saya memenangkan beasiswa dari Pascasarjana
Unpas). Motif jenis kedua ini lazimnya disebut alasan atau sebab.
Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia, tanpa
komunikasi manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena manusia
sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri dan sangat tergantung dengan
manusia lainnya sehingga sangat membutuhkan interaksi. Maka disadari ataupun
tidak dalam kehidupan kita sehari-hari disetiap ruang dan waktu kita melakukan
komunikasi dengan lingkungan sekitar kita. Komunikasi tersebut dapat berupa
komunikasi verbal maupun non verbal. Menurut Soekanto (1969:123), masyarakat
dapat memiliki arti yang sempit dan luas. Masyarakat dalam arti sempit
merupakan sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu,
misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya, sedangkan masyarakat
dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama
dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya, dengan kata lain
kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat.

Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan skema
pemikiran yang menjadi latar belakang penelitian. Dalam kerangka pemikiran ini
peneliti akan mencoba menjelaskan pokok masalah penelitian dengan
menggunakan teori fenomenologi. Manusia merupakan makhluk sosial yang
hidup berkelompok dan bergantung antara individu yang satu dengan individu
yang lainnya, keberagaman terkadang menjadi penghalang mereka untuk
berinteraksi. Tidak adanya interaksi yang baik diantara anggotanya dapat
menjadikan munculnya miskomunikasi yang terjadi dalam masyarakat. Adanya
perbedaan sudut pandang atau salah persepsi (misperseption) terhadap suatu
masalah sering terjadi dalam masyarakat. Sehingga hal inilah yang menarik
perhatian peneliti untuk mengkaji lebih dalam mengenai Pola Komunikasi
Masyarakat Perkotaan di Perumahan Bougenville Estate Antapani Kota Bandung.
Harapan peneliti dengan penelitian ini pada akhirnya dapat diketahui
realitas sosial yang sebenarnya mengenai pola komunikasi yang digunakan pada
masyarakat Bougenville Estate Antapani Bandung selama ini. Sehingga penelitian
ini dapat menjadi solusi untuk menciptakan komunikasi yang lebih efektif di
masyarakat. Peneliti gambarkan bagan kerangka pemikiran pada gambar sebagai
berikut:

Bagaimana Pola Komunikasi Masyarakat


Perkotaan di Perumahan Bougenville Estate

Fenomenologi (Alfred
Schutz)

Motif ,Tindakan, Makna

Realitas sosial
Gambar 1
Bagan Kerangka Pemikiran
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merujuk kepada
prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif berupa ungkapan atau
catatan orang itu sendiri atau tingkah laku yang diobservasi, serta mengarah
kepada keadaan-keadaan secara holistik.Metode kualitatif memungkinkan peneliti
memahami secara personal dan memandang subjek penelitian sebagaimana
mereka sendiri dalam mengungkapkan pandangan dunianya (Bodgan & Taylor,
1993 : 30).
Menurut Sugiyono (2018:16) metode penelitian kualitatif itu dilakukan
secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-
hati apa yang terjadi, melalkukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen
yang ditemukan di lapanga, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.
Pendekatan kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang
diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Pendekatan
kualitatif harus bersifat “perspektif emik” artinya memperoleh data bukan
“sebagai seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti
(perspektif ethik), tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi
dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan data.
Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi
secara umum, penelitian Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang
berasal dari kesadaran atau cara kita memaknai suatu obyek dan peristiwa yang
menjadi pengalaman seseorang secara sadar. selain itu juga fenomenologi
merupakan gagasan realitas sosial, fakta sosial atau fenomena sosial yang menjadi
masalah penelitian. Fenomenologi menawarkan model pertanyaan yang deskriptif,
reflektif, interpretatif untuk memperoleh esensi pengalaman.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan di Perumahan Bougenville Estate Antapani Kota
Bandung, dengan subjek penelitian pengurus dan warga yang tinggal di
perumahan Bougenville Estate Antapani Bandung yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan. Hasil penelitian ini diperoleh melalui tehnik wawancara
mendalam dengan para informan di lapangan yang merupakan proses pencarian
data dan dokumentasi, yang kemudian peneliti analisis. Fokus analisis ini adalah
pengurus dan warga yang terlibat langsung dalam proses komunikasi yang terjadi
di perumahan Bougenville Estate baik secara langsung maupun melalui media.
Agar penelitian ini lebih objektif dan akurat, peneliti mencari informasi-informasi
tambahan dengan mengikuti langsung kegiatan atau komunikasi yang dilakukan
oleh masyarakat Bougenville Estate secara langsung maupun yang dilakukan
melalui WhatsApp Group (WAG).
Penelitian kualitatif ini untuk menjelaskan suatu fenomena secara
mendalam melalui proses pengumpulan data yang intensif, menunjukkan
pentingnya kedalaman dan detail data penelitian. Penelitian kualitatif bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik, dan
dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai motode alamiah
menurut Moleong (2005:6). Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang
secara sadar disampaikan oleh informan secara langsung dan utuh berdasarkan
pengalaman subjek yang diteliti.

Gambaran Umum Masyarakat Perumahan Bougenville Estate Antapani


Bandung
Letak Geografis
Kecamatan Antapani merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota
Bandung. Kecamatan Antapani sebagian besar merupakan pemukiman penduduk
dan komplek perumahan. Lokasi yang strategis dekat dengan pusat bisnis dan
pemerintahan kota Bandung, sehingga Kecamatan Antapani banyak diminati
untuk dijadikan tempat tinggal baik oleh penduduk asli maupun para pendatang.
Topografi permukaan daratan kecamatan ini relatif datar. Berdasarkan
letak geografis, luas wilayah Kecamatan Antapani adalah 400,543 hektar.
Kelurahan Antapani Wetan merupakan Kelurahan yang memiliki wilayah terluas
dengan luas wilayah 115 hektar. Peta lokasi Kecamatan Antapani Kota Bandung
sebagai berikut:

Sumber: Bandungisme
Gambar 2
Peta Kecamatan Antapani Kota Bandung
Secara geografis Kecamatan Antapani berada di wilayah tengah Kota
Bandung yang berbatasan langsung dengan kecamatan lain. Batas-batas wilayah
Kecamatan Antapani sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Mandalajati
Sebelah Selatan : Kecamatan Buah Batu
Sebelah Barat : Kecamatan Kiaracondong
Sebelah Timur : Kecamatan Arcamanik
Kecamatan Antapani terbagi menjadi 4 (empat) wilayah kelurahan
diantaranya Kelurahan Antapani Kulon, Kelurahan Antapani Tengah, Kelurahan
Antapani Wetan dan Kelurahan Antapani Kidul. Perumahan Bougenville
merupakan salah satu perumahan yang terletak di Kelurahan Antapani Kidul
tepatnya terletak di Jalan Purwakarta, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan
Antapani, Kota Bandung.

Sumber: Arsip IWABE


Gambar 3
Peta Perumahan Bougenville Estate

Pada Gambar-3 menunjukkan peta perumahan Bougenville Estate


Antapani Bandung yang merupakan salah satu perumahan terstruktur yang ada di
Antapani yang menjadi lokasi penelitian, pada gambar tesebut terlihat perumahan
Bougenville Estate yang dikelilingi benteng dan parit anak Kali Cidurian, area 1
dan 2 yang merupakan area hijau milik pemerintah yang sekarang telah berubah
fungsi menjadi area pembangunan liar dan area 3 dan 4 merupakan perumahan
penduduk sekitar Bougenville Estate. Peta tersebut menunjukkan perumahan
Bougenville Estate merupakan perumahan kuldesak yang hanya memiliki satu
pintu masuk terdiri dari 158 rumah dan terbagi menjadi 12 Blok dari Blok A
sampai dengan Blok L.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini merupakan analisis deskriptif dari data yang diperoleh
peneliti dari hasil wawancara dan observasi mendalam dengan kelima informan
yang merupakan warga dan pengurus Bougenville Estate sebagai informan
kunci,dan satu orang informan ahli serta berdasarkan fakta dan data yang ada di
lapangan.
Berdasarkan hal tersebut pada hasil penelitian ini peneliti akan membahas
mengenai profil informan dan analisis deskriptif mengenai bagaimana motif,
tindakan dan makna komunikasi masyarakat perkotaan di perumahan Bougenville
Estate Antapani Bandung.
Profil Informan
Peneliti melakukan wawancara dengan para informan, untuk akses dengan
para informan dalam hal ini peneliti tidak mengalami kesulitan yang berarti, para
informan merupakan orang-orang terdekat dan sudah terbiasa melakukan
komunikasi yang intens dengan peneliti. Selain itu peneliti merupakan warga yang
telah menetap cukup lama dan merupakan bagian dari kepengurusan yang ada di
perumahan Bougenville Estate. Sehingga untuk mengadakan wawancara, dalam
hal ini peneliti tidak mengalami hambatan sedikitpun semua berjalan lancar dan
dapat dilaksanakan sesuai harapan. Antusias dan dukungan dari para informan
menjadikan peneliti merasa tersanjung dan semakin termotivasi untuk
menyelesaikan penelitian ini tepat waktu sesuai arahan pembimbing dan Ketua
Jurusan Magister Ilmu Komunikasi.
Tabel 3
Data Informan

NO INISIAL USIA PENDIDIKAN JABATAN LAMA


NAMA TERAKHIR BEKERJA
1. JS 53 Tahun S3 -Penasehat IWABE 6 tahun
-Ketua IWABE dua periode
2017-2021
2. SS 76 Tahun SMA Ketua IWABE 13 tahun
3 DW 64 Tahun S1 Ketua RT 2 tahun
4 KR 72 Tahun S1 Koord. Keamanan & 13 tahun
Karyawan
5 NS 53 Tahun S1 Wkl Koord. Remaja 13 tahun
6. IS S3 Peneliti Budaya dan
Komunikasi & Dosen
Pascasarjana

Bagaimana Motif Komunikasi Masyarakat Bougenville Estate


Berdasarkan fakta dan data di lapangan, masyarakat Bougenville
merupakan sebuah komunitas yang tinggal dalam perumahan terstruktur yang
memiliki satu pintu masuk komplek atau kuldesak, perumahan ini memiliki tipe
rumah yang cukup besar dengan model rumah tanpa pagar. Pada awal
pembangunan perumahan ini, pengembang memiliki konsep dengan bentuk
rumah yang sama, namun seiring berjalannya waktu dan pergantian penghuni
baru, karena pindah, dijual atau disewakan, bentuk rumah berbeda-beda sesuai
keinginan dari pemilik rumah.
Perumahan Bougenville memiliki sarana prasarana yang memadai dari
mulai fasilitas umum maupun fasilitas sosial. Fasilitas umum yang dimiliki
diantaranya Jalan dua arah dengan Boulevard di tengahnya, Taman Bougenville,
Mesjid, Gedung Serba Guna, Lapangan Tenis, lapangan Bulutangkis, Tenis Meja,
Wifi, CCTV dan lainnya sedangkan fasilitas sosial yang dimiliki masyarakat
Bougenville adalah sebuah organisasi paguyuban warga yang disebut Ikatan
Warga Bougenville Estate (IWABE), seperti tercantum berdasarkan Anggaran
Dasar (AD) IWABE BAB I Umum pasal 1 tahun 2003 nama organisasi
“Organisasi paguyuban warga Antapani Bougenville Estate dinamakan Ikatan
Warga Bougenville Estate, atau disingkat "IWABE". Karena itu mungkin motif
orang pun akan berbeda-beda pula dalam berkomunikasi. Orang akan lebih
menjaga privasinya atau kepentingan pribadinya masing-masing. Jika tidak ada
kepentingan yang menyangkut dirinya biasanya orang kota akan cenderung
terlihat cuek atau tidak terlalu peduli dengan persoalan umum. Mungkin karena
kehidupan kota semakin mengarahkan orientasi yang bersifat individu atau orang
menyebutnya individualisme. Tak usah heran biasanya jabatan RT/RW itu
diperebutkan oleh orang-orang yang sudah purnabakti, karena ada di antaranya
yang ingin mengisi waktu dengan kegaiatan sosial, tapi ada juga yang masih
butuh pengakuan. Tidak usah heran kalau sering muncul perbedaan
antargenerasi termasuk dalam mengelola kepentingan masyarakat di tingkat RT
atau RW. Jadi, gaya komunikasi di kantor mungkin juga masih di bawa dalam
berkomunikasi sampai ke rumah, tingkat RT, atau RW. Singkatnya, dalam
berkomunikasi orang kota biasanya akan lebih membawa motif kepentingan
pribadi ketimbang motif kepentingan bersama, kecuali itu akan terkait langsung
dengan dirinya. Jika ada yang mementingkan kepentingan umum, pasti langka,
karena inilah ciri pertumbuhan penduduk kota.

Bagaimana Tindakan Komunikasi Masyarakat Bougenville Estate


Dengan dibentuknya organisasi IWABE merupakan salah satu tindakan
komunikasi yang dilakukan masyarakat Bougenville seperti tercantum dalam
Anggaran Dasar (AD) pasal 4. Hal serupa seperti yang disampaikan dari hasil
wawancara dengan KR (4) yang mengatakan: Dalam kehidupan bersosial dan
bermasyarakat di perumahan Bougenville Estate yang dibangun dengan sistem
kekeluargaan, dengan masyarakat yang heterogen, yang berasal dari beragam
budaya dan adat yang dianut masing-masing, hidup serasa bersaudara, dibawah
payung Ikatan Warga Antapani Bougenville Estate (IWABE), suatu organisasi
paguyuban yang mengayomi warga dengan aturan komplek, yang menggiring
warga untuk selalu rukun damai dan tenang serta aman.
Pada akhirnya IWABE mengundang seluruh warga Blok tersebut untuk
mengadakan rapat, namun ternyata dalam rapat tersebut ada beberapa orang yang
tidak bisa hadir, tetapi mereka menyatakan ikut saja apa yang menjadi keputusan
rapat. Atas kesepakatan warga Blok yang bersangkutan melalui rapat tersebut,
hasil rapat memutuskan tanaman besar ditebang dan tanaman kecil yang berpotensi
pohon besar dipindahkan ke tempat yang tidak mengganggu area jalan. Akhirnya
apa yang telah diputuskan dilaksanakan oleh pengurus dengan biaya dari warga
dan dilaporkan di media WA group.Responnya ada salah satu warga yang protes di
media WhatsApp group sehingga semua orang tahu dan komunikasi sedikit
memanas. Seperti disampaikan informan ahli Dr. Idi Subandy Ibrahim bahwa
tindakan komunikasi masyarakat perkotaan diantaranya sebagai berikut: Pertama,
tindakan komunikasi menjaga hubungan.....Kedua, tindakan komunikasi
menyelesaikan masalah......Ketiga, tindakan komunikasi membuat
masalah....Keempat, si apatis alias “egepe” (emang gue pikirin). Orang-orang
yang tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungannya.....

Bagaimana Makna Komunikasi Masyarakat Bougenville Estate


Komunikasi memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
setiap orang memiliki makna tersendiri dalam berkomunikasi dan penjabaran
setiap orang berbeda dalam memaknai komunikasi. “Komunikasi itu penting
untuk yang pertama sebagai media silaturahmi, kemudian yang ke-2 untuk
menyampaikan gagasan dan juga salah satu saluran untuk menyelesaikan
masalah, apabila tidak dikomunikasikan akan menjadi perbedaan pemahaman
(miss communication) dan miss understanding, Komunikasi yang buruk akan
menyebabkan manajemen yang buruk menyebabkan salah faham dan salah
komunikasi maka dari itu perlu adanya komunikasi dalam bermasyarakat”
Menurut Dr. Idi Subandy :”Dalam konteks ini, mungkin komunikasi yang
bermakna akan sulit ditemukan kecuali kalau orang merasa ruang dimana
mereka tinggal diwarnai kehidupan yang harmoni, damai, dan saling
menghormati satu sama lain secara rukun, serta setiap hal-hal yang menyangkut
kepentingan warganya diputuskan dengan melibatkan partisipasi dari warganya
sendiri dan selalu berpijak pada kepentingan bersama dan kebaikan kehidupan
warganya pula”.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
mengetahui adanya temuan baru dalam fenomena yang diamati dan dapat
tercapainya tujuan penelitian melalui uraian pembahasan. Pembahasan sangat
diperlukan dalam suatu laporan penelitian, hal ini dimaksudkan untuk
menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, menafsirkan,
mengintegrasikan temuan-temuan penelitian kedalam sebuah pengetahuan,
memodifikasi teori atau menyusun teori baru, menjelaskan implikasi lain dari
hasil penelitian, termasuk keterbatasan penelitian.
a. Motif Komunikasi Masyarakat Bougenville Estate
Menurut Shutz (Basrowi,2002) untuk memahami motif dan makna dari
tindakan seseorang, maka harus dikaitkan dengan motif tujuan (in order motive)
dan motif alasan (because motive). Motif tujuan berorientasi terhadap masa depan
dan digambarkan sebagai maksud, tujuan, harapan, minat dan sebagainya,
sedangkan motif alasan berorientasi pada masa lalu.
Berdasarkan pada hasil wawancara dengan Dr. Idi Subandy Ibrahim, M.Si
menyampaikan bahwa komunikasi sosial atau hubungan kemasyarakatan bisa
dipengaruhi oleh banyak faktor. Tempat tinggal atau ruang hidup atau pemukiman
adalah salah satu faktor. Anggota masyarakat atau orang-orang yang tinggal di
perumahan kota umumnya memiliki cara atau gaya komunikasi yang berbeda
ketimbang orang di desa. Orang-orang yang tinggal di kompleks perumahan
tertentu juga mungkin berbeda perilaku komunikasinya dibandingkan dengan
kompleks perumahan lainnnya, atau dengan orang-orang yang tidak tinggal di
kompleks perumahan. Singkatnya, tempat tinggal langsung atau tidak ikut
membentuk cara kita berhubungan, bersosialisasi, dan berkomunikasi.
Analisis peneliti berdasarkan hasil penelitian salah satu upaya masyarakat
Bougenville Estate dalam menjaga hubungan, bersosialisasi dan berkomunikasi
dengan warganya, sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar (AD)
IWABE pasal 3 yaitu dengan membentuk suatu organisasi IWABE berbentuk
Badan Sosial kemasyarakatan dan tidak berpolitik, dan pasal 4 ayat 1 yaitu
IWABE didirikan dengan maksud untuk menjadi wadah bagi warga komplek
perumahan Bougenville Estate dalam rangka mempererat hubungan kerukunan
dan semangat saling tolong menolong antar warga serta memelihara keamanan,
ketertiban dan keindahan lingkungan Antapani Bougenville Estate.
Selain itu yang menjadi motif alasan melakukan komunikasi pada
masyarakat perkotaan di Perumahan Bougenville Estate memiliki alasan pribadi
berdasarkan dari kesadaran mereka sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri, perlu interaksi dengan orang lain karena adanya kepentingan pribadi,
selain kepentingan pribadi didasari karena untuk kepentingan organisasi dalam
menjaga silaturahmi, menjalin persahabatan, bekerja sama, saling berbagi dengan
penuh kekeluargaan dan kebersamaan. Analisis peneliti dari hasil penelitian
dengan para informan, komunikasi yang dibangun selama ini telah membuat
masyarakat merasa senang dalam melakukan komunikasi karena bisa saling
mengenal, dibawakan dengan canda tetapi sangat situasional juga tergantung
pada gestur lawan bicara.
Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa kebiasaan
masyarakat Bougenville Estate dalam berkomunikasi baik dengan individu atau
kelompok dalam organisasi ini ada yang dilakukan secara formal maupun
informal. Sebagaimana dijabarkan dalam hasil penelitian, komunikasi tersebut
dilakukan secara langsung atau melalui media. Komunikasi formal yang secara
langsung contohnya dalam kegiatan acara serah terima jabatan Ketua IWABE,
acara penandatanganan kontrak kerja karyawan, apel pagi karyawan, rapat
pengurus, acara silaturahmi tahunan, upacara HUT Kemerdekaan RI.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum pola
komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bougenville
Estate terbagi dua ada yang bersifat formal dan informal. Menurut Denis McQuail
dalam Ngalimun (2017) secara umum kegiatan atau proses komunikasi dalam
masyarakat berlangsung enam tingkatan yaitu: Komunikasi intra-pribadi
(intrapersonal communication), komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication), komunikasi dalam kelompok, komunikasi antar kelompok,
komunikasi organisasi dan komunikasi masyarakat. Komunikasi tersebut terjadi di
masyarakat perumahan Bougenville diantaranya sebagai berikut:
Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication)
Komunikasi intrapribadi atau intrapersonal merupakan proses komunikasi
yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui panca
indera dan sistem syaraf. Hal ini biasa dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat,
sebelum seseorang melakukan komunikasi maka akan berpikir, merenung,
menulis atau menggambar dan lain-lain. Sebagai salah satu upaya menghindari
konflik dan kritik.
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang dilakukan secara
langsung antara seseorang dengan orang lainnya misalnya: percakapan, tatap
muka dan lain-lain. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan keseharian
masyarakat Bougenville Estate dalam berkomunikasi baik dengan individu atau
kelompok biasanya dilakukan secara langsung atau melalui media.
Komunikasi dalam kelompok
Komunikasi dalam kelompok merupakan kegiatan komunikasi yang
berlangsung diantara suatu kelompok. Setiap individu yang terlibat masing-
masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian, di perumahan Bougenville Estate memiliki
komunitas atau kelompok yang terstruktur diantaranya: komunitas/kelompok
arisan Ibu-ibu Bougenville dan komunitas pengajian ibu-ibu
Komunitas atau kelompok tersebut memiliki tupoksinya masing-masing
sesuai peran dan kedudukannya, dalam komunitas ini masing-masing memiliki
struktur organisasi tersendiri. Kegiatan arisan ibu-ibu Bougenville dibawah
pimpinan Koordinator Kegiatan Ibu dibawah payung IWABE, sedangkan
komunitas pengajian ibu-ibu atau Majlis Taklim Ibu-ibu dibawah payung DKM
An-Nur Bougenville yang merupakan bagian kegiatan masyarakat Bougenville
Estate.
Selain kelompok arisan dan pengajian ada juga kelompok-kelompok atau
komunitas lainnya yang tidak terorganisir seperti, komunitas pejalan kaki, kuliner,
senam, tenis atau bulutangkis.
Komunikasi antar kelompok
Komunikasi antar kelompok merupakan kegiatan komunikasi yang
berlangsung antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi antar
kelompok sering terjadi contohnya saja IWABE dan DKM selama ini sering
melakukan kerjasama misalnya dalam penyediaan tempat untuk Sholat Ied,
pemotongan hewan qurban dan lain-lain yang menyangkut pemakaian sarana
prasarana IWABE. Kelompok arisan dan pengajian karena orang-orangnya masih
beririsan jadi komunikasi selalu berjalan baik.
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan atau
kepengurusan IWABE, dilakukan dalam pola komunikasi formal dan
informal. Adapun pola komunikasi yang biasa dilakukan oleh IWABE
diantaranya:
1. Pola Komunikasi Formal
Pola komunikasi formal yang dilakukan IWABE dalam acara-acara
yang bersifat resmi seperti yang telah dijabarkan dalam hasil penelitian
diantaranya:
a) Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi atasan dengan bawahan bertujuan untuk menyampaikan
informasi, mengarahkan, mengoordinasikan, memotivasi, memimpin dan
mengendalikan semua kegiatan yang terjadi di level bawah. Komunikasi dari
atas ke bawah merupakan penyampaian pesan yang dapat berbentuk perintah,
intruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-
baiknya. Komunikasi ini juga dapat berbentuk lisan (oral communications)
maupun tulisan (written communications) menurut Djoko Purwanto
(2011:50).
Komunikasi ini terjadi antara pimpinan dan bawahan seperti tercantum
jelas dalam bagan struktur organisasi IWABE. Komunikasi dari atas ke
bawah juga terjadi antara Koordinator Satpam dan Karyawan, Koordinator
pertamanan dan Lingkungan dan Koordinator sarana gedung dan olah raga
dengan karyawannya.
b) Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas merupakan komunikasi yang alur
pesannya berasal dari bawahan atau anggota kepada atasan atau ketua.
Komunikasi ini merupakan salah satu penyelesaian masalah yang terjadi
dalam organisasi atau untuk mengambil keputusan yang tepat. Maka seorang
ketua sudah sepantasnya menerima masukan atau aspirasi dari bawah.
Adanya keterlibatan anggota dalam proses penyelesaian masalah atau
pengambilan keputusan merupakan salah satu cara yang positif dalam upaya
mencapai tujuan organisasi jadi kepercayaan ketua kepada bawahan sangat
diperlukan untuk menghindari rasa curiga. Contohnya: komunikasi yang
terjadi pada saat rapat pengurus yang secara rutin diadakan 3 (tiga) bulan
sekali atau rapat yang diadakan secara situasional. yang waktunya tidak bisa
diprediksi, bisa terjadi kapan saja disaat diperlukan.
a. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal yang disebut juga komunikasi lateral,
merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki
posisi sejajar dalam organisasi, komunikasi horizontal biasanya digunakan
untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada
bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Contohnya
komunikasi yang sering dilakukan antar koordinator dalam kepengurusan
IWABE contohnya antara Koordinator Satpam dan Karyawan dengan
Koordinator Gedung atau Koordinaror Pertamanan dan Lingkungan. Para
koordinator tersebut sering berkoordinasi dan erat kaitannya dengan kerja
karyawan setiap harinya.
d. Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara atasan dua
level yang berbeda misalnya komunikasi formal yang terjadi pada bagian
konsumsi dengan bagian dokumentasi atau dengan bagian acara. Biasanya
hal ini terjadi pada saat ada momen atau acara resmi yang diselenggarakan
oleh IWABE dengan membentuk panitia, contohnya panitia HUT
Kemerdekaan RI. Komunikasi formal ini terjadi antara bagian/seksi dalam
kepanitiaan yang telah dibentuk tersebut, sehingga acara dapat terlaksana
dengan baik dan sukses.
.
2. Pola Komunikasi Informal
Komunikasi informal lainnya yang biasa dilaksanakan masyarakat
Bougenville Estate yang merupakan program kerja dari IWABE diantaranya:
Acara Arisan Ibu-ibu Bougenville Estate, Acara senam bugar, Acara Wisata
Bougenville Estate, kunjungan kegiatan sosial, pengajian dan lain-lain.
Komunikasi dengan masyarakat secara luas.
Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas.
Bentuk komunikasinya dapat dilakukan dengan dua cara melalui komunikasi
massa dan komunikasi langsung. Cara komunikasi seperti inipun sesuai hasil
penelitian di lakukan juga oleh masyarakat Bougenville Estate. Berdasarkan fakta
di lapangan ada beberapa media komunikasi warga yang aktif digunakan
diantaranya:
- WhatsApp Group Bougenville Market sesuai dengan namanya digunakan
sebagai media berdagang warga namun selain itu digunakan oleh Ibu-ibu
untuk saling menyapa, informasi kegiatan IWABE seperti arisan, senam,
warga sakit, ulang tahun, meninggal dunia, share kegiatan personal warga dan
lain-lain.
- WhatsApp Group Silaturahmi warga bgvl digunakan oleh group warga yang
terdiri dari Bapak/Ibu warga Bougenville tetapi lebih didominasi oleh Bapak-
bapak yang membicarakan mengenai politik, berita terbaru mengenai
Indonesia yang beragam sesuai masalah yang lagi booming.
- WhatsApp Group Jamaah An-Nur Bougenville merupakan Group jamaah
mesjid An-Nur Bougenville yang aktif melaksanakan sholat berjamaah di
mesjid, media WA group yang membicarakan mengenai masalah keagamaan
dan politik.
- WhatsApp Group Pengurus IWABE periode 2021-2023 merupakan group
pengurus IWABE yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, bendahara, para
Koordinator IWABE dan para Koordinator Blok. Group ini digunakan untuk
Koordinasi pengurus IWABE.
- Setiap Koordinator Blok yang terdiri dari 12 Blok memiliki WhatsApp
Groupnya masing-masing, digunakan untuk memudahkan penyampaian
informasi IWABE kepada warganya.
- WhatsApp Group IWABE Centre merupakan komunikasi satu arah dari
pengurus IWABE kepada warga yang digunakan untuk laporan keuangan,
informasi penting seperti hasil rapat IWABE, himbauan dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi langsung warga Bougenville yang merupakan
kebersamaan biasanya dilaksanakan dalam Acara Silaturahmi Tahunan Warga
Bougenville Estate dan acara HUT Kemerdekaan RI yang merupakan acara
tahunan yang sangat ditunggu-tungu warga Bougenville Estate, acara ini
merupakan acara silaturahmi warga Bougenville Estate secara menyeluruh tanpa
mengenal perbedaan yang diisi dengan acara yang menarik dan menyenangkan
warga.
Tindakan Komunikasi Masyarakat Bougenville Estate
Tindakan dan makna komunikasi sangat tergantung kepada motif alasan
dan motif tujuan seseorang melakukan komunikasi, berdasarkan hasil penelitian
ada yang mengacu kepada kepentingan pribadi semata dan ada juga karena
kepentingan organisasi atau kepentingan bersama. Dalam bermasyarakat
seseorang memiliki cara dan gaya yang beragam dalam menyampaikan ide,
gagasan, keluhan, ataupun kritik dalam kehidupan bermasyarakat baik yang
disampaikan kepada pengurus atau dengan warga itu sendiri.
Menurut analisis peneliti dalam hal ini sebagai pengurus sudah berusaha
menghindari kritik dan konflik dalam komunikasi melalui program-program yang
disampaikan selalu berdasarkan pada aturan yang berlaku juga berdasarkan
kesepakatan mufakat dari warganya namun masyarakat Bougenville Estate sangat
beragam dalam menanggapi kinerja pengurus. Tindakan komunikasi tersebut
sangat tergantung kepada motif alasan dan motif tujuan seseorang dalam
melakukan komunikasi. Hal tersebut diimplementasikan masyarakat dalam
kehidupan sehari-harinya yang dapat dilihat dari sikap atau prilaku masyarakat
dalam merespon sebuah kebijakan atau masalah yang muncul. Seperti halnya
yang disampaikan oleh informan ahli bahwa tindakan komunikasi masyarakat
perkotaan ada 4 tipe, berdasarkan analisis dari hasil penelitian diantaranya
Pertama, tindakan komunikasi menjaga hubungan dengan bersikap baik
menghindari konflik dan kritik dengan selalu berpijak pada aturan dan
kesepakatan bersama, Kedua, tindakan komunikasi menyelesaikan masalah, orang
selalu berkomunikasi bila ada masalah dan tipe pencari solusi. Ketiga, tindakan
komunikasi membuat masalah, orang yang tidak menghargai hasil kesepakatan
bersama, menilai masalah dari sudut pandangnya sendiri, Keempat, si apatis alias
“egepe” (emang gue pikirin). Orang-orang yang tidak peduli dengan apa yang
terjadi di lingkungannya, cenderung terbawa arus ke mana angin berhembus.

Makna Komunikasi Masyarakat Bougenville Estate


Menurut analisis peneliti dari hasil penelitian ini, komunikasi memiliki
peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bougenville
Estate, makna komunikasi dapat dilihat dari kebersamaan yang selama ini
dibangun melalui program-program IWABE sebagai media atau ajang silaturahmi
warga, terlihat kekompakan, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan warga.
Pertemuan secara langsung dan intens dapat mempererat tali silaturahmi, namun
semenjak adanya pandemi hampir semua program IWABE yang dilakukan secara
langsung berhenti dan hanya sebagian saja melalui media sosial sehingga
kebersamaan seakan memudar dan sering terjadi miskomunikasi. Jadi makna yang
bisa diambil jika komunikasi itu dilakukan dengan intens dan lewat dua jalur
media, baik lewat media tatap muka atau media virtual (seperti media sosial)
sudah tentu ikatan itu akan lebih kuat, sebagaimana disampaikan oleh Dr. Idi
Subandy Ibrahim, M.Si dalam wawancara dengan beliau.
Selain menciptakan kebersamaan, melalui komunikasi juga masyarakat
dapat menyampaikan ide atau gagasan untuk menciptakan lingkungan yang lebih
nyaman, namun pada prakteknya dalam kehidupan bermasyarakat sekalipun
merupakan ide serta solusi yang baik, bagi orang-orang tertentu dapat
menimbulkan konflik, Jadi maknanya dalam hidup bermasyarakat harus bisa
saling menghargai antara yang satu dengan yang lain.
Selain itu komunikasi bisa dijadikan sarana untuk menyelesaikan masalah
atau mencari solusi, adanya umpan balik atau respon dari komunikan terhadap
komunikator jadi ada saling mengisi antara yang satu dengan yang lainnya.
Makna dari komunikasi, masalah sebesar apapun dapat diselesaikan dengan
musyawarah apabila masing-masing anggota menyadari bahwa posisi mereka
sama ketika hidup bermasyarakat, sehingga yang dibangun adalah komunikasi
yang bersifat dialogis, egaliter, dan kegotongroyongan, seperti halnya dari hasil
wawancara dengan Dr. Idi Subandy Ibrahim dalam wawancara sebagai informan
ahli.
Berdasarkan data di lapangan masyarakat Bougenville merupakan
masyarakat heterogen karena berasal dari berbagai suku atau daerah yang
beragam, agama, pekerjaan, status jabatan, namun pendidikan masyarakatnya
homogen, sebagian besar merupakan lulusan sarjana. Menurut analisis peneliti
masyarakat Bougenville memiliki cara dan gaya tersendiri dalam berkomunikasi
dengan membentuk sebuah paguyuban yang merupakan organisasi sosial
kemasyarakatan yang dinamakan IWABE. Pengurus IWABE dalam menjalankan
kepengurusan merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat tanpa dibayar,
sedangkan untuk biaya pemeliharaan sarana prasarana dan karyawan IWABE
menggunakan dua sumber dana fix income dan variabel income, Dana fix income
didapat secara rutin dari iuran warga sedangkan variabel income dari aset yang
dimiliki IWABE berupa penyewaan gedung untuk pernikahan, sarana olah raga
bulu tangkis dan tenis juga lahan parkir yang digunakan oleh penghuni dan orang
luar komplek yang bukan penghuni, sebagian besar pemilik ruko depan komplek.
Dalam pelaksanaannya organisasi IWABE selalu mengacu kepada AD/ART
IWABE yang berlaku, dengan membangun komunikasi yang terbuka dan
transparan kepada warganya dalam setiap pelaksanaan program yang dilakukan.
Seperti halnya disampaikan Dr. Idi Subandy Ibrahim diperlukan pola komunikasi
yang lebih terbuka dan inklusif.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Komunikasi sosial atau hubungan dalam kemasyarakatan bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satu faktor adalah tempat tinggal atau pemukiman
dimana mereka tinggal. Perumahan Bougenville Estate merupakan perumahan
testruktur yang memiliki satu pintu masuk di bagian depan untuk keluar masuk
komplek atau tipe perumahan kuldesak serta memiliki sistem komunikasi
organisasi yang dibangun yang bersifat formal dan informal yang disampaikan
secara langsung dan melalui media sosial.
Untuk memahami motif dan makna dari tindakan seseorang sangat
dipengaruhi oleh motif alasan dan motif tujuan dalam komunikasi. Motif alasan
yang berorientasi pada masa lalu sedangkan motif tujuan berorientasi pada masa
yang akan datang. Motif, tindakan dan makna masyarakat dalam berkomunikasi
dapat dilihat dari prilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapat kesimpulan sebagai berikut:
a. Motif Masyarakat Perkotaan di Perumahan Bougenville Estate
Motif alasan masyarakat Bougenville Estate melakukan komunikasi selain
faktor tempat tinggal yang nyaman juga karena sistem yang dibangun di
perumahan ini, masyarakat merasakan adanya perasaan senang dan kepuasan atas
komunikasi yang dibangun melalui program-program IWABE selama ini
sehingga sebagai makhluk sosial masyarakat dapat beriteraksi, berkomunikasi,
dapat menjalin silaturahmi saling mengenal, adanya kebersamaan dan lain-lain.
b.Tindakan Masyarakat Perkotaan di Perumahan Bougenville Estate
Setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat memiliki cara dan gaya
yang beragam dalam menyampaikan ide, gagasan, keluhan, ataupun kritik, baik
yang disampaikan kepada pengurus atau dengan warga itu sendiri. Berdasarkan
analisis hasil penelitian, masyarakat Bougenville Estate memiliki 4(empat) tipe
masyarakat dalam melakukan tindakan komunikasi diantaranya sebagai berikut:
a. Tindakan komunikasi menjaga hubungan.
b. Tindakan komunikasi menyelesaikan masalah
c. Tindakan komunikasi membuat masalah
d. Orang apatis atau orang yang tidak peduli dengan apa yang terjadi di
lingkungannya. .
c. Makna Masyarakat Perkotaan di Perumahan Bougenville Estate
Makna yang bisa diambil dari komunikasi masyarakat Bougenville Estate
dari hasil analisis penelitian sebagai berikut:
1) Kurangnya komunikasi dapat menimbulkan miskomunikasi, namun
sebaliknya jika komunikasi itu dilakukan dengan intens dan lewat dua
jalur media, baik lewat media tatap muka (face to face) atau media virtual
(seperti media sosial) sudah tentu ikatan itu akan lebih kuat, apalagi jika
masing-masing anggota masyarakat menyadari bahwa posisi mereka sama
ketika hidup bermasyarakat.
2) Berbuat baik terkadang mendapat respon kurang baik dari masyarakat
tertentu, perlu adanya rasa saling menghargai, menghormati antara
sesama. Adanya kesadaran dari anggota masyarakat bahwa posisi mereka
sama ketika hidup bermasyarakat.
3) Bersikap bijak dalam menghadapi masalah, menilai masalah harus dilihat
dari berbagai sudut pandang, tidak hanya menilai suatu masalah dari sudut
pandangnya sendiri atau benar menurut sendiri, lebih mendahulukan
kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
4) Meningkatkan kepedulian untuk menjaga hubungan, sosialisasi dan
komunikasi itu penting untuk menjaga silaturahmi dan menciptakan
hubungan harmonis dengan sesama, sehingga hidup akan semakin
bermakna.

5.2. Saran
Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dengan
memperhatikan berbagai permasalahan penelitian, maka ada beberapa
rekomendasi atau saran-saran, diantaranta; perlu adanya intensitas pertemuan
yang berkualitas sehingga yang dibangun adalah komunikasi yang bersifat
dialogis, egaliter, dan kegotongroyongan; adanya saling menghargai dengan
sesama warga maupun pengurus, pola komunikasi yang lebih terbuka dan inklusif.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat
sebagai masukan sekaligus evaluasi dalam menjalankan interaksi dan komunikasi
dalam bermasyarakat sehingga dapat terciptanya komunikasi yang harmonis.
Penelitian ini diharapkan menjadi edukasi bagi calon-calon pemimpin Ketua
IWABE kedepannya, untuk menciptakan komunikasi yang lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Adon Nasrullah Jamaluddin, 2017. Sosiologi Perkotaan, CV. Pustaka Setia,
Bandung
Adon Nasrullah Jamaluddin, 2017. Sosiologi Perkotaan, CV. Pustaka Setia,
Bandung
Ananda Putri Utami. 2018, Pola Komunikasi Organisasi Untuk Meningkatkan
Motivasi di Perkebunan Nusantara VIII, Tesis: Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Pasundan Bandung.
Bagdan, Robert dan Steven J. Taylor. 1993, Kualitatif-Dasar-Dasar Penelitian,
Surabaya, Usaha Nasional
Bob Andrian, Vol.3 No. 1, 2020 Budaya Masyarakat Perkotaan, Pontianak, Jurnal
Syiar
Bob Andrian, Vol.3 No. 1, 2020 Budaya Masyarakat Perkotaan, Pontianak, Jurnal
Syiar
Bungin, Burhan. 2014. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan
Diskursus
Burhan Bungin, 2014. penelitian Kualitatif. Jakarta Persada
Creswell, J. W. 1998. Qualitative Inqury and Research Design: Choosing Among
Five Tradition, The United States of America: Stage Publications Inc.
Deddy, Mulyana. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Deddy, Mulyana. 2011. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Djoko Purwanto, 2011 Komunikasi Bisnis, Jakarta :Erlangga
Gita Eka Sila, 2018 Pola Komunikasi Keluarga” Executive Lady Banker” di Bank
BJB Kantor Pusat, Tesis : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Pasundan Bandung
I Kade Teja Suastika & Muhammad Arsyad Al-Banjari, 2020. Pola Komunikasi
Masyarakat Multikultural (Studi Kasus Masyarakat Multikultural di
Kecamatan Basarang), Jurnal : Universitas Islam Kalimantan (Uniska)
Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosda
Karya.
Moleong, Lexy. J 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya.
Mulyana, Deddy. 2003 Metodologi Penelitian Kualitatif. (Paradigma baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial) Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2010 Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2010 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ngalimun, 2017. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktis,
Yogyakarta:Pustaka Baru Pres
Ngalimun,2017, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktis. Yogyakarta: PT
Pustaka Baru Pers.
Silalahi, Ulber. 2012 Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Situmeang Corporate Social Responsibility, Yogyakarta:Graha Ilmu
Situmeang,2016. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Jakarta.
PT. Rajagrafindo Persada
Soekanto, Soejono, 1969 Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta :Yayasan Penerbit
UISoekanto, Soejono. 2012 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers
Soerjono Soekanto, 2017 Sosiologi suatu pengantar, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV

You might also like