Professional Documents
Culture Documents
Oleh : Hamidah*
NPM : 208080005
*dedehamidah71.dh@gmail.com
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan
ABSTRACT
Kajian Literatur
Teori Fenomenologi (Alfred Schutz)
Pendekatan fenomenologi merupakan salah satu yang menjadi landasan
pemahaman terhadap fenomena atau gejala sosial yang terjadi di masayarakat.
Fenomenologi Schutz merupakan cara pandang baru terhadap fokus kajian
penelitian dan penggalian terhadap makna yang terbangun dari realitas kehidupan
sehari-hari yang terdapat di dalam penelitian secara khusus dan dalam kerangka
luas pengembangan sosial Stefanus Nindito, (2005:79).
Menurut Schutz melihat kedepan pada masa yang akan datang (looking
forward into the future) merupakan hal yang esensial bagi konsep tindakan atau
action. Tindakan adalah perilaku yang diarahkan untuk mewujudkan tujuan pada
masa yang telah ditetapkan (determinate). Kalimat tersebut sebenarnya
mengandung makna bahwa seseorang memiliki masa lalu (pastness). Dengan
demikian tujuan tindakan memiliki elemen ke masa depan (futurity) dan elemen
masa lalu (pastness) untuk menggambarkan bahwa tujuan suatu tindakan sosial
seseorang cukup kompleks (Schutz, 1972).
Dalam pandangan fenomenologis Schutz interaksi tatap muka, makna
rangsangan yang dicari dan ditafsirkan oleh sang aktor secara khas merujuk
kepada motif aktor lainnya. Schutz menggolongkan motif ini sebagai “motif
untuk” (in order motives) dan “motif karena” (because motives). Motif jenis
pertama merupakan tujuan yang digambarkan sebagai maksud, rencana, harapan,
minat yang diinginkan aktor dan berorientasikan masa depan (misalnya “saya
pergi ke Bandung untuk menuntut ilmu”). Motif jenis kedua merujuk kepada
pengalaman masa lalu aktor dan tertanam dalam pengetahuannya yang
terpendamkan (preconstitude knowledge) dan berorientasikan masa lalu (misalnya
“saya pergi ke Bandung karena saya memenangkan beasiswa dari Pascasarjana
Unpas). Motif jenis kedua ini lazimnya disebut alasan atau sebab.
Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia, tanpa
komunikasi manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena manusia
sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri dan sangat tergantung dengan
manusia lainnya sehingga sangat membutuhkan interaksi. Maka disadari ataupun
tidak dalam kehidupan kita sehari-hari disetiap ruang dan waktu kita melakukan
komunikasi dengan lingkungan sekitar kita. Komunikasi tersebut dapat berupa
komunikasi verbal maupun non verbal. Menurut Soekanto (1969:123), masyarakat
dapat memiliki arti yang sempit dan luas. Masyarakat dalam arti sempit
merupakan sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu,
misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya, sedangkan masyarakat
dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama
dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya, dengan kata lain
kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat.
Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan skema
pemikiran yang menjadi latar belakang penelitian. Dalam kerangka pemikiran ini
peneliti akan mencoba menjelaskan pokok masalah penelitian dengan
menggunakan teori fenomenologi. Manusia merupakan makhluk sosial yang
hidup berkelompok dan bergantung antara individu yang satu dengan individu
yang lainnya, keberagaman terkadang menjadi penghalang mereka untuk
berinteraksi. Tidak adanya interaksi yang baik diantara anggotanya dapat
menjadikan munculnya miskomunikasi yang terjadi dalam masyarakat. Adanya
perbedaan sudut pandang atau salah persepsi (misperseption) terhadap suatu
masalah sering terjadi dalam masyarakat. Sehingga hal inilah yang menarik
perhatian peneliti untuk mengkaji lebih dalam mengenai Pola Komunikasi
Masyarakat Perkotaan di Perumahan Bougenville Estate Antapani Kota Bandung.
Harapan peneliti dengan penelitian ini pada akhirnya dapat diketahui
realitas sosial yang sebenarnya mengenai pola komunikasi yang digunakan pada
masyarakat Bougenville Estate Antapani Bandung selama ini. Sehingga penelitian
ini dapat menjadi solusi untuk menciptakan komunikasi yang lebih efektif di
masyarakat. Peneliti gambarkan bagan kerangka pemikiran pada gambar sebagai
berikut:
Fenomenologi (Alfred
Schutz)
Realitas sosial
Gambar 1
Bagan Kerangka Pemikiran
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merujuk kepada
prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif berupa ungkapan atau
catatan orang itu sendiri atau tingkah laku yang diobservasi, serta mengarah
kepada keadaan-keadaan secara holistik.Metode kualitatif memungkinkan peneliti
memahami secara personal dan memandang subjek penelitian sebagaimana
mereka sendiri dalam mengungkapkan pandangan dunianya (Bodgan & Taylor,
1993 : 30).
Menurut Sugiyono (2018:16) metode penelitian kualitatif itu dilakukan
secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-
hati apa yang terjadi, melalkukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen
yang ditemukan di lapanga, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.
Pendekatan kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang
diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Pendekatan
kualitatif harus bersifat “perspektif emik” artinya memperoleh data bukan
“sebagai seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti
(perspektif ethik), tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi
dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan data.
Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi
secara umum, penelitian Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang
berasal dari kesadaran atau cara kita memaknai suatu obyek dan peristiwa yang
menjadi pengalaman seseorang secara sadar. selain itu juga fenomenologi
merupakan gagasan realitas sosial, fakta sosial atau fenomena sosial yang menjadi
masalah penelitian. Fenomenologi menawarkan model pertanyaan yang deskriptif,
reflektif, interpretatif untuk memperoleh esensi pengalaman.
Sumber: Bandungisme
Gambar 2
Peta Kecamatan Antapani Kota Bandung
Secara geografis Kecamatan Antapani berada di wilayah tengah Kota
Bandung yang berbatasan langsung dengan kecamatan lain. Batas-batas wilayah
Kecamatan Antapani sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Mandalajati
Sebelah Selatan : Kecamatan Buah Batu
Sebelah Barat : Kecamatan Kiaracondong
Sebelah Timur : Kecamatan Arcamanik
Kecamatan Antapani terbagi menjadi 4 (empat) wilayah kelurahan
diantaranya Kelurahan Antapani Kulon, Kelurahan Antapani Tengah, Kelurahan
Antapani Wetan dan Kelurahan Antapani Kidul. Perumahan Bougenville
merupakan salah satu perumahan yang terletak di Kelurahan Antapani Kidul
tepatnya terletak di Jalan Purwakarta, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan
Antapani, Kota Bandung.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
mengetahui adanya temuan baru dalam fenomena yang diamati dan dapat
tercapainya tujuan penelitian melalui uraian pembahasan. Pembahasan sangat
diperlukan dalam suatu laporan penelitian, hal ini dimaksudkan untuk
menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, menafsirkan,
mengintegrasikan temuan-temuan penelitian kedalam sebuah pengetahuan,
memodifikasi teori atau menyusun teori baru, menjelaskan implikasi lain dari
hasil penelitian, termasuk keterbatasan penelitian.
a. Motif Komunikasi Masyarakat Bougenville Estate
Menurut Shutz (Basrowi,2002) untuk memahami motif dan makna dari
tindakan seseorang, maka harus dikaitkan dengan motif tujuan (in order motive)
dan motif alasan (because motive). Motif tujuan berorientasi terhadap masa depan
dan digambarkan sebagai maksud, tujuan, harapan, minat dan sebagainya,
sedangkan motif alasan berorientasi pada masa lalu.
Berdasarkan pada hasil wawancara dengan Dr. Idi Subandy Ibrahim, M.Si
menyampaikan bahwa komunikasi sosial atau hubungan kemasyarakatan bisa
dipengaruhi oleh banyak faktor. Tempat tinggal atau ruang hidup atau pemukiman
adalah salah satu faktor. Anggota masyarakat atau orang-orang yang tinggal di
perumahan kota umumnya memiliki cara atau gaya komunikasi yang berbeda
ketimbang orang di desa. Orang-orang yang tinggal di kompleks perumahan
tertentu juga mungkin berbeda perilaku komunikasinya dibandingkan dengan
kompleks perumahan lainnnya, atau dengan orang-orang yang tidak tinggal di
kompleks perumahan. Singkatnya, tempat tinggal langsung atau tidak ikut
membentuk cara kita berhubungan, bersosialisasi, dan berkomunikasi.
Analisis peneliti berdasarkan hasil penelitian salah satu upaya masyarakat
Bougenville Estate dalam menjaga hubungan, bersosialisasi dan berkomunikasi
dengan warganya, sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar (AD)
IWABE pasal 3 yaitu dengan membentuk suatu organisasi IWABE berbentuk
Badan Sosial kemasyarakatan dan tidak berpolitik, dan pasal 4 ayat 1 yaitu
IWABE didirikan dengan maksud untuk menjadi wadah bagi warga komplek
perumahan Bougenville Estate dalam rangka mempererat hubungan kerukunan
dan semangat saling tolong menolong antar warga serta memelihara keamanan,
ketertiban dan keindahan lingkungan Antapani Bougenville Estate.
Selain itu yang menjadi motif alasan melakukan komunikasi pada
masyarakat perkotaan di Perumahan Bougenville Estate memiliki alasan pribadi
berdasarkan dari kesadaran mereka sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri, perlu interaksi dengan orang lain karena adanya kepentingan pribadi,
selain kepentingan pribadi didasari karena untuk kepentingan organisasi dalam
menjaga silaturahmi, menjalin persahabatan, bekerja sama, saling berbagi dengan
penuh kekeluargaan dan kebersamaan. Analisis peneliti dari hasil penelitian
dengan para informan, komunikasi yang dibangun selama ini telah membuat
masyarakat merasa senang dalam melakukan komunikasi karena bisa saling
mengenal, dibawakan dengan canda tetapi sangat situasional juga tergantung
pada gestur lawan bicara.
Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa kebiasaan
masyarakat Bougenville Estate dalam berkomunikasi baik dengan individu atau
kelompok dalam organisasi ini ada yang dilakukan secara formal maupun
informal. Sebagaimana dijabarkan dalam hasil penelitian, komunikasi tersebut
dilakukan secara langsung atau melalui media. Komunikasi formal yang secara
langsung contohnya dalam kegiatan acara serah terima jabatan Ketua IWABE,
acara penandatanganan kontrak kerja karyawan, apel pagi karyawan, rapat
pengurus, acara silaturahmi tahunan, upacara HUT Kemerdekaan RI.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum pola
komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bougenville
Estate terbagi dua ada yang bersifat formal dan informal. Menurut Denis McQuail
dalam Ngalimun (2017) secara umum kegiatan atau proses komunikasi dalam
masyarakat berlangsung enam tingkatan yaitu: Komunikasi intra-pribadi
(intrapersonal communication), komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication), komunikasi dalam kelompok, komunikasi antar kelompok,
komunikasi organisasi dan komunikasi masyarakat. Komunikasi tersebut terjadi di
masyarakat perumahan Bougenville diantaranya sebagai berikut:
Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication)
Komunikasi intrapribadi atau intrapersonal merupakan proses komunikasi
yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui panca
indera dan sistem syaraf. Hal ini biasa dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat,
sebelum seseorang melakukan komunikasi maka akan berpikir, merenung,
menulis atau menggambar dan lain-lain. Sebagai salah satu upaya menghindari
konflik dan kritik.
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang dilakukan secara
langsung antara seseorang dengan orang lainnya misalnya: percakapan, tatap
muka dan lain-lain. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan keseharian
masyarakat Bougenville Estate dalam berkomunikasi baik dengan individu atau
kelompok biasanya dilakukan secara langsung atau melalui media.
Komunikasi dalam kelompok
Komunikasi dalam kelompok merupakan kegiatan komunikasi yang
berlangsung diantara suatu kelompok. Setiap individu yang terlibat masing-
masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian, di perumahan Bougenville Estate memiliki
komunitas atau kelompok yang terstruktur diantaranya: komunitas/kelompok
arisan Ibu-ibu Bougenville dan komunitas pengajian ibu-ibu
Komunitas atau kelompok tersebut memiliki tupoksinya masing-masing
sesuai peran dan kedudukannya, dalam komunitas ini masing-masing memiliki
struktur organisasi tersendiri. Kegiatan arisan ibu-ibu Bougenville dibawah
pimpinan Koordinator Kegiatan Ibu dibawah payung IWABE, sedangkan
komunitas pengajian ibu-ibu atau Majlis Taklim Ibu-ibu dibawah payung DKM
An-Nur Bougenville yang merupakan bagian kegiatan masyarakat Bougenville
Estate.
Selain kelompok arisan dan pengajian ada juga kelompok-kelompok atau
komunitas lainnya yang tidak terorganisir seperti, komunitas pejalan kaki, kuliner,
senam, tenis atau bulutangkis.
Komunikasi antar kelompok
Komunikasi antar kelompok merupakan kegiatan komunikasi yang
berlangsung antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi antar
kelompok sering terjadi contohnya saja IWABE dan DKM selama ini sering
melakukan kerjasama misalnya dalam penyediaan tempat untuk Sholat Ied,
pemotongan hewan qurban dan lain-lain yang menyangkut pemakaian sarana
prasarana IWABE. Kelompok arisan dan pengajian karena orang-orangnya masih
beririsan jadi komunikasi selalu berjalan baik.
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan atau
kepengurusan IWABE, dilakukan dalam pola komunikasi formal dan
informal. Adapun pola komunikasi yang biasa dilakukan oleh IWABE
diantaranya:
1. Pola Komunikasi Formal
Pola komunikasi formal yang dilakukan IWABE dalam acara-acara
yang bersifat resmi seperti yang telah dijabarkan dalam hasil penelitian
diantaranya:
a) Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi atasan dengan bawahan bertujuan untuk menyampaikan
informasi, mengarahkan, mengoordinasikan, memotivasi, memimpin dan
mengendalikan semua kegiatan yang terjadi di level bawah. Komunikasi dari
atas ke bawah merupakan penyampaian pesan yang dapat berbentuk perintah,
intruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-
baiknya. Komunikasi ini juga dapat berbentuk lisan (oral communications)
maupun tulisan (written communications) menurut Djoko Purwanto
(2011:50).
Komunikasi ini terjadi antara pimpinan dan bawahan seperti tercantum
jelas dalam bagan struktur organisasi IWABE. Komunikasi dari atas ke
bawah juga terjadi antara Koordinator Satpam dan Karyawan, Koordinator
pertamanan dan Lingkungan dan Koordinator sarana gedung dan olah raga
dengan karyawannya.
b) Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas merupakan komunikasi yang alur
pesannya berasal dari bawahan atau anggota kepada atasan atau ketua.
Komunikasi ini merupakan salah satu penyelesaian masalah yang terjadi
dalam organisasi atau untuk mengambil keputusan yang tepat. Maka seorang
ketua sudah sepantasnya menerima masukan atau aspirasi dari bawah.
Adanya keterlibatan anggota dalam proses penyelesaian masalah atau
pengambilan keputusan merupakan salah satu cara yang positif dalam upaya
mencapai tujuan organisasi jadi kepercayaan ketua kepada bawahan sangat
diperlukan untuk menghindari rasa curiga. Contohnya: komunikasi yang
terjadi pada saat rapat pengurus yang secara rutin diadakan 3 (tiga) bulan
sekali atau rapat yang diadakan secara situasional. yang waktunya tidak bisa
diprediksi, bisa terjadi kapan saja disaat diperlukan.
a. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal yang disebut juga komunikasi lateral,
merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki
posisi sejajar dalam organisasi, komunikasi horizontal biasanya digunakan
untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada
bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Contohnya
komunikasi yang sering dilakukan antar koordinator dalam kepengurusan
IWABE contohnya antara Koordinator Satpam dan Karyawan dengan
Koordinator Gedung atau Koordinaror Pertamanan dan Lingkungan. Para
koordinator tersebut sering berkoordinasi dan erat kaitannya dengan kerja
karyawan setiap harinya.
d. Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara atasan dua
level yang berbeda misalnya komunikasi formal yang terjadi pada bagian
konsumsi dengan bagian dokumentasi atau dengan bagian acara. Biasanya
hal ini terjadi pada saat ada momen atau acara resmi yang diselenggarakan
oleh IWABE dengan membentuk panitia, contohnya panitia HUT
Kemerdekaan RI. Komunikasi formal ini terjadi antara bagian/seksi dalam
kepanitiaan yang telah dibentuk tersebut, sehingga acara dapat terlaksana
dengan baik dan sukses.
.
2. Pola Komunikasi Informal
Komunikasi informal lainnya yang biasa dilaksanakan masyarakat
Bougenville Estate yang merupakan program kerja dari IWABE diantaranya:
Acara Arisan Ibu-ibu Bougenville Estate, Acara senam bugar, Acara Wisata
Bougenville Estate, kunjungan kegiatan sosial, pengajian dan lain-lain.
Komunikasi dengan masyarakat secara luas.
Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas.
Bentuk komunikasinya dapat dilakukan dengan dua cara melalui komunikasi
massa dan komunikasi langsung. Cara komunikasi seperti inipun sesuai hasil
penelitian di lakukan juga oleh masyarakat Bougenville Estate. Berdasarkan fakta
di lapangan ada beberapa media komunikasi warga yang aktif digunakan
diantaranya:
- WhatsApp Group Bougenville Market sesuai dengan namanya digunakan
sebagai media berdagang warga namun selain itu digunakan oleh Ibu-ibu
untuk saling menyapa, informasi kegiatan IWABE seperti arisan, senam,
warga sakit, ulang tahun, meninggal dunia, share kegiatan personal warga dan
lain-lain.
- WhatsApp Group Silaturahmi warga bgvl digunakan oleh group warga yang
terdiri dari Bapak/Ibu warga Bougenville tetapi lebih didominasi oleh Bapak-
bapak yang membicarakan mengenai politik, berita terbaru mengenai
Indonesia yang beragam sesuai masalah yang lagi booming.
- WhatsApp Group Jamaah An-Nur Bougenville merupakan Group jamaah
mesjid An-Nur Bougenville yang aktif melaksanakan sholat berjamaah di
mesjid, media WA group yang membicarakan mengenai masalah keagamaan
dan politik.
- WhatsApp Group Pengurus IWABE periode 2021-2023 merupakan group
pengurus IWABE yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, bendahara, para
Koordinator IWABE dan para Koordinator Blok. Group ini digunakan untuk
Koordinasi pengurus IWABE.
- Setiap Koordinator Blok yang terdiri dari 12 Blok memiliki WhatsApp
Groupnya masing-masing, digunakan untuk memudahkan penyampaian
informasi IWABE kepada warganya.
- WhatsApp Group IWABE Centre merupakan komunikasi satu arah dari
pengurus IWABE kepada warga yang digunakan untuk laporan keuangan,
informasi penting seperti hasil rapat IWABE, himbauan dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi langsung warga Bougenville yang merupakan
kebersamaan biasanya dilaksanakan dalam Acara Silaturahmi Tahunan Warga
Bougenville Estate dan acara HUT Kemerdekaan RI yang merupakan acara
tahunan yang sangat ditunggu-tungu warga Bougenville Estate, acara ini
merupakan acara silaturahmi warga Bougenville Estate secara menyeluruh tanpa
mengenal perbedaan yang diisi dengan acara yang menarik dan menyenangkan
warga.
Tindakan Komunikasi Masyarakat Bougenville Estate
Tindakan dan makna komunikasi sangat tergantung kepada motif alasan
dan motif tujuan seseorang melakukan komunikasi, berdasarkan hasil penelitian
ada yang mengacu kepada kepentingan pribadi semata dan ada juga karena
kepentingan organisasi atau kepentingan bersama. Dalam bermasyarakat
seseorang memiliki cara dan gaya yang beragam dalam menyampaikan ide,
gagasan, keluhan, ataupun kritik dalam kehidupan bermasyarakat baik yang
disampaikan kepada pengurus atau dengan warga itu sendiri.
Menurut analisis peneliti dalam hal ini sebagai pengurus sudah berusaha
menghindari kritik dan konflik dalam komunikasi melalui program-program yang
disampaikan selalu berdasarkan pada aturan yang berlaku juga berdasarkan
kesepakatan mufakat dari warganya namun masyarakat Bougenville Estate sangat
beragam dalam menanggapi kinerja pengurus. Tindakan komunikasi tersebut
sangat tergantung kepada motif alasan dan motif tujuan seseorang dalam
melakukan komunikasi. Hal tersebut diimplementasikan masyarakat dalam
kehidupan sehari-harinya yang dapat dilihat dari sikap atau prilaku masyarakat
dalam merespon sebuah kebijakan atau masalah yang muncul. Seperti halnya
yang disampaikan oleh informan ahli bahwa tindakan komunikasi masyarakat
perkotaan ada 4 tipe, berdasarkan analisis dari hasil penelitian diantaranya
Pertama, tindakan komunikasi menjaga hubungan dengan bersikap baik
menghindari konflik dan kritik dengan selalu berpijak pada aturan dan
kesepakatan bersama, Kedua, tindakan komunikasi menyelesaikan masalah, orang
selalu berkomunikasi bila ada masalah dan tipe pencari solusi. Ketiga, tindakan
komunikasi membuat masalah, orang yang tidak menghargai hasil kesepakatan
bersama, menilai masalah dari sudut pandangnya sendiri, Keempat, si apatis alias
“egepe” (emang gue pikirin). Orang-orang yang tidak peduli dengan apa yang
terjadi di lingkungannya, cenderung terbawa arus ke mana angin berhembus.
5.2. Saran
Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dengan
memperhatikan berbagai permasalahan penelitian, maka ada beberapa
rekomendasi atau saran-saran, diantaranta; perlu adanya intensitas pertemuan
yang berkualitas sehingga yang dibangun adalah komunikasi yang bersifat
dialogis, egaliter, dan kegotongroyongan; adanya saling menghargai dengan
sesama warga maupun pengurus, pola komunikasi yang lebih terbuka dan inklusif.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat
sebagai masukan sekaligus evaluasi dalam menjalankan interaksi dan komunikasi
dalam bermasyarakat sehingga dapat terciptanya komunikasi yang harmonis.
Penelitian ini diharapkan menjadi edukasi bagi calon-calon pemimpin Ketua
IWABE kedepannya, untuk menciptakan komunikasi yang lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Adon Nasrullah Jamaluddin, 2017. Sosiologi Perkotaan, CV. Pustaka Setia,
Bandung
Adon Nasrullah Jamaluddin, 2017. Sosiologi Perkotaan, CV. Pustaka Setia,
Bandung
Ananda Putri Utami. 2018, Pola Komunikasi Organisasi Untuk Meningkatkan
Motivasi di Perkebunan Nusantara VIII, Tesis: Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Pasundan Bandung.
Bagdan, Robert dan Steven J. Taylor. 1993, Kualitatif-Dasar-Dasar Penelitian,
Surabaya, Usaha Nasional
Bob Andrian, Vol.3 No. 1, 2020 Budaya Masyarakat Perkotaan, Pontianak, Jurnal
Syiar
Bob Andrian, Vol.3 No. 1, 2020 Budaya Masyarakat Perkotaan, Pontianak, Jurnal
Syiar
Bungin, Burhan. 2014. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan
Diskursus
Burhan Bungin, 2014. penelitian Kualitatif. Jakarta Persada
Creswell, J. W. 1998. Qualitative Inqury and Research Design: Choosing Among
Five Tradition, The United States of America: Stage Publications Inc.
Deddy, Mulyana. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Deddy, Mulyana. 2011. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Djoko Purwanto, 2011 Komunikasi Bisnis, Jakarta :Erlangga
Gita Eka Sila, 2018 Pola Komunikasi Keluarga” Executive Lady Banker” di Bank
BJB Kantor Pusat, Tesis : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Pasundan Bandung
I Kade Teja Suastika & Muhammad Arsyad Al-Banjari, 2020. Pola Komunikasi
Masyarakat Multikultural (Studi Kasus Masyarakat Multikultural di
Kecamatan Basarang), Jurnal : Universitas Islam Kalimantan (Uniska)
Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosda
Karya.
Moleong, Lexy. J 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya.
Mulyana, Deddy. 2003 Metodologi Penelitian Kualitatif. (Paradigma baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial) Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2010 Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2010 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ngalimun, 2017. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktis,
Yogyakarta:Pustaka Baru Pres
Ngalimun,2017, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktis. Yogyakarta: PT
Pustaka Baru Pers.
Silalahi, Ulber. 2012 Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Situmeang Corporate Social Responsibility, Yogyakarta:Graha Ilmu
Situmeang,2016. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Jakarta.
PT. Rajagrafindo Persada
Soekanto, Soejono, 1969 Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta :Yayasan Penerbit
UISoekanto, Soejono. 2012 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers
Soerjono Soekanto, 2017 Sosiologi suatu pengantar, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV