Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL PENELITIAN
OLEH
ADHALIA ZATALINI
NIM: F2281181006
ART量KEL PENELITLEN
ADHALIA ZATALINI
N重M: F228重重81006
Raha正, M.Si
N重P. 1958宣拙86021001
Mengetahui,
Dekan FKIP
1
Abstract
The title of this study is "The Effect of Hyperreality in Social Media on the Consumptive
Lifestyle of Public High School Students in Pontianak City". The purpose of this study is
to describe the influence of hyperreality in social media on consumptive lifestyles that
occur among state high school students in Pontianak City. The results of this study prove
the use of social media supports activities, interests, and opinions in shaping and
improving the consumptive lifestyle of state high school students in Pontianak City.
Hyperreality in social media also has a contribution in the daily lives of state high school
students in Pontianak City. In the hypothetical test with a significance level of 5% of the
two-party test and dk = 341 - 2 = 339, obtained 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (9,486 > 1,960) then
𝐻1 is accepted and 𝐻0 is rejected. Furthermore, the correlation test 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.458 with
an alpha coefficient of 0.400 < R < 0.599 can be said to be quite strongly correlated.
Based on the coefficient of determination and from the regression test output obtained
determination (R Square) of 0.210 with the understanding that hyperreality in social
media (X) affects consumptive lifestyle (Y) with a value of 21%, the rest is influenced by
variables not studied in this study.
Keywords: hyperreality, social media, consumptive lifestyle
dari kehidupan sosial sehari-hari masyarakat Hiperrealitas dalam media sosial saat
di dunia modern. Perihal ini serupa dengan ini dapat dikatakan sebagai rekayasa makna
yang dikemukakan oleh Kotler (2002, p. 192) dalam sebuah media. Hiperrealitas dalam
yang menerangkan jika “gaya hidup media sosial muncul karena dampak dari
merupakan pola hidup seorang di dunia yang perkembangan teknologi yang kini terus
diekspresikan dalam aktivitas, minat, serta berkembang. Hal ini dikarenakan berbagai
opininya. Gaya hidup menggambarkan“ bentuk simulasi yang dilakukan media untuk
totalitas diri seorang” dalam berhubungan membuat pencitraan yang menarik. Pilliang
dengan lingkungannya”. (2004, p. 194), menyatakan “melalui media,
Gaya hidup seorang menampilkan pola realitas tidak hanya diproduksi,
hidup yang diperlihatkan dalam aktivitas. disebarluaskan atau direproduksi, bahkan juga
Gaya hiduplah yang menggambarkan totalitas dimanipulasi. Realitas simulasi seperti ini
pola bertindak dalam pola interaksi seorang. membentuk sebuah kesadaran baru bagi
Seperti halnya penggunaan fasilitas masyarakat saat ini”. Keadaan yang saat ini
komunikasi yang dari tahun ke tahun semakin terjadi yang disebut dengan hiperrealitas oleh
canggih, memberikan peluang untuk Jean Baudrillard. Baudrillard 1(983, p. 146)
mengakses informasi sesuai keinginan tanpa mengartikan jika“ hiperrealitas merupakan
batas. Masyarakat pada era modern ini suatu simulasi yang lebih nyata dari yang
beradaptasi agar dapat mengikuti nyata, serta lebih menawan dari yang
perkembangan zaman. Salah satunya dengan menawan, lebih benar dari yang benar.
adanya penggunaan media sosial sebagai Hiperrealitas menghapuskan perbandingan
sarana untuk menjadi bagian dari sebuah antara yang nyata (real) serta yang imajiner”.
komunitas pada jejaring maya. Hiperealitas media (hyperreality of media)
Seiring perkembangan zaman, jejaring digunakan oleh Baudrillard untuk
maya memberikan ruang baru bagi menerangkan perekayasaan arti dalam media.
masyarakat, salah satunya dengan adanya Pilliang (Adlin, 2006, p. 7) mengung-
media sosial. Berawal dari Friendster lalu kapkan pandangannya bahwa “keberadaan
berkembang menjadi berbagai media sosial citra dan gaya hidup selalu memiliki
yang banyak digunakan pengguna internet di hubungan timbal balik dan tak terpisahkan”.
Indonesia seperti, Facebook, YouTube, Seperti yang dikatakan Sugihartati (2010:44):
WhatsApp, Instagram, Twitter, Line, FB “...setiap orang yang hidup dalam masyarakat
Messenger, LinkedIn, Pinterest, WeChat, modern akan menggunakan konsep gaya
Snapchat, Skype, Tik Tok, Tumblr, Telegram, hidup untuk menggambarkan perilaku diri
Spoon, Reddit, QQ, QZone, Sina Weibo, sendiri dan orang lain…”. Dengan demikian
WordPress, Blogger dan sebagainya, sehingga individu yang memutuskan menggunakan
media sosial sudah menjadi suatu kebutuhan media sosial, didasari oleh faktor pendukung
sehari-hari. sarana komunikasi atau didorong oleh
Transformasi teknologi berhasil keinginan untuk mendapatkan prestise atau
menggiring metode pandang berbeda tentang kepentingan menjalin relasi demi pengakuan
interaksi sosial, yang setelah itu menjadi style dan penerimaan di dalam peer group.
hidup baru digolongan anak muda paling Berdasarkan prariset pada akhir tahun
utama siswa sekolah menengah atas. Sebagian 2019 s/d Januari 2020, pengamatan peneliti
besar siswa sepatutnya mempunyai prestasi terhadap gaya hidup remaja khususnya siswa
yang lebih baik, tata krama yang lebih SMA Negeri di Kota Pontianak, melalui
beradab, namun bersamaan berkembangnya pengamatan pada media online, diskusi teman
era nampak mengalami kemunduran mutu. sejawat, dan diskusi dikalangan masyarakat.
Hal ini terjadi sedikit banyak karena ada Ternyata sebagian besar siswa sudah
pengaruh media sosial yang menayangkan menggunakan telpon pintar yang harganya
hiperrelitas untuk dikonsumsi dan ditiru. pun relatif mahal. Terdapat juga siswa yang
memiliki gaya berseragam yang tidak lagi
3
teratur dan tidak sesuai aturan yang sekolah menamatkan sekolah. Pemilihan siswa SMA
tetapkan. Mewarnai kuku, menggunakan Negeri dalam penelitian ini juga berdasarkan
aksesoris gelang, cincin permata, topi pada ketersediaan fasilitas wifi dan tidak ada
kekinian, sepatu warna-warni dan aksesoris larangan untuk membawa telpon genggam
lainnya. dari pihak sekolah, berbeda dengan sekolah
Label trendi, modis, cosmopolitan, swasta dengan aturan sekolah yang lebih ketat
modern, dianggap sebagai simbol bahwa sehingga sebagian besar sekolah swasta
seseorang mengikuti perkembangan zaman. melarang siswa mereka untuk membawa
Hal ini didukung dengan pendapat Hurlock telpon genggam ke sekolah. Berdasarkan latar
(2011) bahwa “salah satu cara yang digunakan belakang yang telah dipaparkan diatas,
remaja untuk mengangkat dirinya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
individu adalah dengan menggunakan simbol lebih lanjut guna mengkaji tentang Pengaruh
dan status melalui gaya hidupnya agar dapat Hiperrealitas dalam Media Sosial Terhadap
dilihat oleh orang lain”. Bagi sejumlah siswa Gaya Hidup Konsumtif Siswa SMA Negeri di
mengkonsumsi hal-hal kekinian adalah sesuai Kota Pontianak.
dengan gaya hidup masa kini, baik cara
berpakaian, cara berbicara, selera terhadap METODE PENELITIAN
musik, makanan atau hiburan. Apalagi dengan Pada penelitian ini peneliti
adanya media sosial semakin mempermulus menggunakan pendekatan penelitian
aksi dengan menampilkan citra kehidupan kuantitatif karena lebih objektif, terukur,
yang bebas dan mewah. Keinginan yang rasional, dan sistematis. Metode penelitian
didorong gengsi dan stigma masyarakat kuantitatif digunakan kerena data penelitian
menuntut siswa untuk mengikuti berupa angka-angka dan analisis
perkembangan zaman. Saat keingingan untuk menggunakan statistik. Penelitian ini peneliti
mewujudkan citra tersebut tidak tercapai, tuangkan dalam bentuk variabel penelitian.
maka siswa tidak jarang mengambil jalan Ada dua variabel yang dikaji dalam penelitian
pintas untuk mewujudkan keinginan. Mereka ini, yakni: 1) Variabel bebas (independent
membuat citra diri yang tidak kalah menawan (X)) hiperrealitas dalam media sosial. 2)
di media sosial, untuk mengikuti gaya hidup Variabel terikat (dependent (Y)) gaya hidup
masa kini demi tuntutan citra pergaulan konsumtif.
lingkungan, sehingga dapat menonjol dari Pada penelitian ini peneliti melakukan
yang lain dan menjadi pusat perhatian didalam penelitian non-eksperimental yang mengukur
lingkungan sepergaulan baik di dunia nyata variabel yang terjadi secara alami di dunia
dan maya. Hal ini sesuai dengan pernyataan nyata (lingkungan sosial). Dengan tujuan
Kasali (2000, p. 226) bahwa “gaya hidup pemilihan jika menggunakan studi non-
mempengaruhi perilaku seseorang dan pada eksperimental untuk menggambarkan situasi
akhirnya menentukan perilaku konsumen”. atau proses dan memprediksi kondisi variabel.
Gaya hidup pada dasarnya adalah cara Penelitian ini juga bertujuan untuk
seseorang berurusan dengan waktu dan uang. mengetahui pengaruh hiperrealitas dalam
Permasalahan gaya hidup konsumtif media sosial terhadap gaya hidup konsumtif
yang terjadi dikarenakan hipperrealitas dalam siswa SMA Negeri se-Kota Pontiana,
media sosial inilah yang peneliti ungkapkan sehingga bentuk penelitian yang digunakan
dengan merujuk pada teori-teori yang relevan. adalah survey korelasional.
Pemilihan siswa kelas XI SMA Negeri Paradigma dalam penelitian ini adalah
sebagai populasi penelitian dengan paradigma sederhana dimana penelitian ini
pertimbangan bahwa kelas XI merupakan terdiri dari satu variabel independen dan satu
masa transisi dari kelas X yang mengharuskan variabel dependen, maka untuk mencari
untuk beradaptasi di sekolah yang baru, dan besarnya hubungan dan pengaruh X dengan Y
masa sebelum naik ke kelas XII yang digunakan teknik korelasi dan regresi
mengharuskan mereka fokus untuk sederhana.
4
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA dari uji asumsi klasik. Sedangkan uji linearitas
Negeri se-Kota Pontianak yang sekaligus dilakukan melalui test of linearity. Standar
menjadi populasi penelitian dengan jumlah 10 yang berlaku adalah jika nilai signifikansi
sekolah, yang penelitian dilaksanakan pada linier lebih besar dari 0,05 maka dapat
bulan November 2020. Adapun penelitian ini diartikan sebagai hubungan linier antara
menjadikan siswa kelas XI SMA Negeri se- variabel bebas dengan variabel terikat.
Kota Pontianak sebagai populasi penelitian Pengujian hipotesis menggunakan uji
yang seluruhnya berjumlah 3.088 orang siswa analisis regresi sederhana, uji analisis
yang terbagi menjadi 10 sekolah. Untuk korelasi, uji analisis koefisien determinasi,
menentukan sampel dalam penelitian ini dan uji signifikansi parsial (uji-t). Analisis
peneliti merujuk pada tabel jumlah sampel regresi sederhana digunakan untuk
berdasarkan tabel Krejcie & Morgan. Peneliti mempelajari hubungan antara dua variabel,
merujuk pada jumlah tabel sampel Krejcie & terutama untuk mempelajari model hubungan
Morgan apabila jumalah populasi 3.088 orang yang modelnya tidak diketahui secara
dengan taraf kepercayaan 95% maka sample lengkap, atau untuk mengetahui bagaimana
yang didapat sebanyak 341 orang. Sampel perubahan beberapa variabel bebas
yang digunakan dalam penelitian ini mempengaruhi variabel terikat dalam
merupakan hasil dari teknik simple random fenomena one-effect yang kompleks. Uji
sampling. korelasi dimaksudkan untuk melihat
Penelitian ini menggunakan teknik hubungan dari dua hasil pengukuran atau dua
pengumpulan data berupa metode angket. variabel yang diteliti, untuk mengetahui
Skala pengukuran yang digunakan didalam derajat hubungan antara variabel X dengan
angket adalah skala likert. Sebuah instrumen variabel Y. Analisis korelasi juga untuk
dikatakan valid apabila dapat mengungkap mengetahui arah hubungan antara variabel
data dari variabel yang diteliti secara tepat. independen dengan variabel dependen apakah
Untuk mengetahui tingkat validitas suatu positif atau negatif, dan untuk memprediksi
instrumen, digunakan koefisien korelasi nilai dari variabel dependen apabila nilai
dengan menggunakan rumus Product Moment variabel independen mengalami kenaikan atau
dari Pearson. Peneliti merujuk pada jumlah penurunan.
tabel r Product Moment dari Pearson apabila Untuk menyatakan besar kecilnya
jumlah sampel validitas 175 orang dengan sumbangan variabel X terhadap Y maka dapat
taraf kepercayaan 1% maka taraf signifikan ditentukan rumus koefisien determinanasi.
didapat sebesar 0,194. Selanjutnya Koefisien determinasi adalah kuadrat dari
berdasarkan hasil pengolahan data uji koefisien korelasi product moment yang
reabilitas koefisien alpha menggunakan dikalikan dengan 100%. Proses yang peneliti
program Statistical Product and Service lakukan untuk uji hipotesis dengan
Solution (SPSS) versi 26.0 tahun 2020 hasil menggunakan uji t. Dengan ketentuan: a)
uji instrumen dari kedua variabel dinyatakan Nilai signifikansi (Sig.) > 0,05, maka
reliabel. H0 diterima, artinya tidak terdapat hubungan
Teknik analisis data menggunakan yang signifikan antara variabel X dan Y. (b)
pengujian prasyarat yaitu uji normalitas dan Nilai signifikansi (Sig.) < 0,05, maka 𝐻1
uji linearitas. Tujuan dari uji normalitas data diterima, artinya terdapat hubungan yang
adalah untuk mengetahui nilai residual yang signifikan antara variabel X dan Y.
diolah, memiliki distribusi normal atau tidak.
Jika angka signifikansi (Sig.) > 0,05 maka data HASIL DAN PEMBAHASAN
dikatakan normal. Namun jika angka Hasil
signifikansi (Sig.) < 0,05 maka data dikatakan Hasil penelitian menggambarkan
abnormal. Pada penelitian ini peneliti bahwa indikator pengaruh hiperrealitas dalam
menggunakan uji normalitas One-Sampel media sosial terhadap gaya hidup konsumtif
Kolmogorov Smirnov yang merupakan bagian dikalangan siswa SMA Negeri se-Kota
5
Pontianak termasuk kedalam kategori cukup Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
berpengaruh. dari 341 orang responden, menyatakan ada
kecenderungan gaya hidup konsumtif yang
Tabel 1. Deskriptif statistik tinggi pada 233 orang responden, sangat
Statistics tinggi pada 100 orang responden, dan 8 orang
responden terlihat rendah. Sehingga dapat
Kategori
dikatakan gaya hidup konsumtif cenderung
Hiperrealitas Kategori
tinggi sebesar 97,6%.
dalam Gaya Hidup
Uji normalitas dimaksudkan untuk
Media Konsumtif
mengetahui nilai residual yang diolah,
Sosial
memiliki distribusi normal atau tidak.
N Valid 341 341 Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas
Missing 0 0 diketahui nilai signifikansi 0,200 > 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
nilai residual berdistribusi normal.
Tabel 2. Kategori Hiperrealitas dalam Uji linearitas dilakukan melalui test of
Media Sosial linearity. Berdasarkan hasil perhitungan uji
Kategori Hiperrealitas dalam Media Sosial linearitas nilai deviation from linearity 0,010
Frequency Percent
Valid Cumulative < 0,05 tetapi nilai signifikansi linearity < 0,05.
Percent Percent
Valid Rendah 12 3,5 3,5 3,5
Dengan demikian X dan Y sudah memiliki
Tinggi 294 86,2 86,2 89,7 hubungan linear tetapi masih menyisakan
Sangat error yang juga masih berpola. Artinya
35 10,3 10,3 100,0
Tinggi kemungkinan hubungan X dan Y tersebut
Total 341 100,0 100,0 tidak mengakomodir semua data. Meskipun
sedikit data yang sudah tidak bisa diterangkan,
Berdasarkan tabel diatas dilihat dari namun jika masih memiliki pola tertentu,
341 orang responden, menyatakan ada besar kemungkinan ada model lain yang lebih
kecenderungan hiperrealitas dalam media tepat untuk menjelaskan keseluruhan data.
sosial yang tinggi pada 294 orang responden,
sangat tinggi pada 35 orang responden, dan 12 Tabel 4. Hasil Analis Regresi Sederhana
orang responden terlihat rendah. Sehingga Model Summaryb
dapat dikatakan hiperrealitas dalam media Std.
Adjusted Change Statistics
sosial cenderung tinggi sebesar 96,5%. R Error
Model R R
Square of the R Square F Sig. F
Square df1 df2
Tabel 3. Kategori Gaya Hidup Konsumtif Estimat Change Change Change
Kategori Gaya Hidup Konsumtif 1 .458a 0,210 0,208 4,509 0,210 90,176 1 339 0,000
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid Gaya Uji regresi menghasilkan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
hidup
8 2,3 2,3 2,3 = 90,176 dengan tingkat signifikansi sebesar
konsumtif
rendah
0,000 < 0,05 maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel atau
Gaya
hidup dengan kata lain ada pengaruh variabel X
233 68,3 68,3 70,7
konsumtif hiperrealitas dalam media sosial terhadap
tinggi
variabel Y gaya hidup konsumtif siswa. Tabel
Gaya diatas juga menjelaskan nilai hubungan R
hidup
konsumtif 100 29,3 29,3 100,0 yaitu sebesar 0,458.
sangat
tinggi
Total 341 100,0 100,0
6
DAFTAR RUJUKAN