You are on page 1of 12

PROJECT BASE LEARNING (PBL)

PRAKTIKUM FITOKIMIA
“SKRINING FITOKIMIA DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID
SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DARI EKSTRAK ETANOL
HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.)”

OLEH :
KELOMPOK 5 SELASA

FADLI MUBAROQ NASUTION 211501078


ROZATUL FAHIRA 211501079
NATASYA ASSYIFA NASUTION 211501080
PUTRISION HUTABARAT 211501081
NATASHA OLGA SIDABUTAR 211501083
ADELIA SYAHFITRI 211501091

LABORATORIUM FITOKIMIA
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
“SKRINING FITOKIMIA DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID
SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DARI EKSTRAK ETANOL
HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.)”

OLEH
KELOMPOK 5 SELASA

Asisten

( Carlos Nofanolo Lase )

Kepala Laboratorium Fitokimia

( Dr. Denny Satria, S.Farm., M.Si., Apt. )


NIP: 1989072820201210
“SKRINING FITOKIMIA DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID
SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DARI EKSTRAK ETANOL
HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.)”
Fadli Mubaroq Nasution1), Rozatul Fahira2), Natasya Assyifa Nasution3),
Putrision Hutabarat4), Natasha Olga Sidabutar5), Adelia Syahfitri6)
Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

ABSTRACT

Sambiloto herb (Andrographis paniculata) is a plant that is widely used in


traditional medicine for various diseases. Sambiloto herb has been identified as
having antiinflammatory, antibacterial, antipyretic, antioxidant, hepatoprotective
and antidiabetic activities. Sambiloto herb (Andrographis paniculata) is known to
contain many chemical compounds, especially flavonoids. Flavonoids have activity
as antioxidants. Based on the utilization of the bitter herb, it is necessary to extract
it by maceration method using 96% ethanol with a ratio of 1:5 for 24 hours. The
viscous extract was then subjected to phytochemical screening for the flavonoid test
using concentrated hydrochloric acid and magnesium powder and analyzed using
the thin layer chromatography (TLC) method using the mobile phase of chloroform:
methanol (8:2) and the stationary phase of silica gel GF²⁵⁴.The resulted of the
phytochemical screening were positive for flavonoids and the resulted of thin layer
chromatography were positive for flavonoids and after spraying 10% AlCl 3 they
were positive for flavonoids.
Keywords: Maceration, Screening, Thin Layer Chromatography (TLC), Flavonoids

ABSTRAK

Herba sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan salah satu tanaman yang


banyak digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit. Herba
sambiloto telah diidentifikasi memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, antibakteri,
antipiretik, antioksidan, hepatoprotektor, dan antidiabetes. Herba sambiloto
(Andrographis paniculata) diketahui banyak mengandung senyawa kimia, terutama
flavonoid. Flavonoid memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Berdasarkan
pemanfaatan herba sambiloto tersebut, maka perlu dilakukan ekstraksi dengan
metode maserasi menggunakan etanol 96% dengan perbandingan 1:5 selama 24
jam. Ekstrak kental tersebut kemudian dilakukan skrining fitokimia untuk uji
flavonoid dengan pereaksi asam klorida pekat dan serbuk magnesium dan dianalisis
menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fase gerak
klorofom : metanol (8:2) dan fase diam silika gel GF254. Hasil dari skrining
fitokimia adalah positif flavonoid dan hasil dari kromatografi lapis tipis
menunjukkan positif flavonoid dan setelah penyemprotan AlCl3 10%
positif flavonoid.
Kata kunci: Maserasi, Skrining, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Flavonoid
PENDAHULUAN faringotonsilits, infeksi saluran
Secara umum tumbuhan kemih, dan diare akut. Pada
sambiloto (Andrographis paniculata) penggunaan sambiloto untuk
mengandung diterpen, lakton, dan pengobatan tradisional meliputi
flavonoid. Kandungan utama dari pengobatan disentri basiler, kolitus,
daun sambiloto adalah andrografolid batuk, dispepsia, demam, hepatitis,
dan flavonoid. Kandungan yang dapat malaria, ulser pada mulut, luka,
dipercaya melawan penyakit adalah tuberkulosis, gigitan ular berbisa,
andrografolid. Di samping itu, daun otitis media, vaginitis, penyakit
sambiloto mengandung saponin, radang panggul, cacar air, eksim, dan
alkaloid, dan tanin (Bialangi, 2022). luka bakar. Aktivitas lain dari
sambiloto antara lain sebagai anti
mikroba, antifungi, antihipertensi,
antiinflamasi, antipiretik, antirombin,
analgesik, hipoglekemik,
antispasmodik, eratogenik anti
Taksonomi tanaman sambiloto fertilitas, antitumor, hepatoprotektif,
adalah sebagai berikut: sitotoksik, antileishmaniasis, anti
Kingdom : Plantae HIV, stimulan pertumbuhan rambut,
Divisi : Spermatophyta pengobatan sindrom nefrotik,
Kelas : Dicotyledoneae koleretik, perlindungan membran
Ordo : Solanaceae eritrosit, aktivitas kardiovaskuler,
Famili : Acanthaceae antialergi, antiflu, dan industri
Genus : Andrographis fagositosis (Yanti, 2017).
Spesies : Andrographis paniculata, Kromatografi lapis tipis (KLT)
Nees. dan kromatografi kertas tergolong
(Athoo’Illah, 2014). kromatografi planar. KLT adalah yang
Kegunaan dari sambiloto yang metode kromatografi paling
didukung dari data klinis antara lain sederhana yang banyak digunakan.
sebagai profilaksis dan pengobatan Peralatan dan bahan yang dibutuhkan
gejala infeksi pernafasan atas, seperti untuk melaksanakan pemisahan dan
flu dan sinusitis, bronkitis, dan analisis sampel dengan metode KLT
cukup sederhana yaitu sebuah bejana diabetes, antikanker, antipenuaan,
tertutup (chamber) yang berisi pelarut antioksidan dan lain-lain. Flavonoid
dan lempeng KLT. Pada KLT, terdapat dalam semua tumbuhan hijau
identifikasi awal suatu senyawa sehingga dapat ditemukan pada setiap
didasarkan pada perbandingan nilai ekstrak tumbuhan (Arifin, 2018).
Rf dibandingkan Rf standar. Nilai Rf Pelarut yang digunakan untuk
umumnya tidak sama dari ekstraksi daun sambiloto pada
laboratorium ke laboratorium bahkan penelitian ini adalah etanol 96% yang
pada waktu 4 analisis yang berbeda sering dipakai sebagai pelarut
dalam laboratorium yang sama, ekstraksi senyawa aktif karena mudah
sehingga perlu dipertimbangkan menembus membran sel sehingga
penggunaan Rf relatif yaitu nilai Rf baik digunakan untuk mengekstrak
noda senyawa dibandingan noda senyawa antibakteri seperti tanin,
senyawa lain dalam lempeng yang fenol, dan flavonoid. Etanol juga
sama. Faktor - faktor yang memiliki polaritas 5,2 sehingga
menyebabkan nilai Rf bervariasi senyawa polar dan nonpolar yang
meliputi dimensi dan jenis ruang, sifat terkandung, etanol 96% juga terbukti
dan ukuran lempeng, arah aliran fase tidak memberikan efek antibakteri
gerak, volume dan komposisi fase (Brigitta, 2021).
gerak, kondisi kesetimbangan, Maserasi merupakan proses
kelembaban, dan metode persiapan perendaman sampel menggunakan
sampel KLT sebelumnya. Prinsip pelarut organik pada temperatur
kerja KLT adalah perpindahan suatu ruangan, pelarut yang sesuai dengan
zat berdasarkan perbedaan kepolaran senyawa aktif yang akan diambil
antara sampel dan pelarut (Wulandari, dengan pemanasan rendah atau tanpa
2011). adanya proses pemanasan. Pada
Flavonoid adalah metabolit proses perendaman, sampel
sekunder dari polifenol, ditemukan tumbuhan akan mengalami
secara luas pada tanaman serta pemecahan dinding dan membran sel
makanan dan memiliki berbagai efek akibat perbedaan tekanan antara di
bioaktif termasuk antivirus, dalam dan di luar sel, sehingga
antiinflamasi, kardioprotektif, anti metabolit sekunder yang ada dalam
sitoplasma akan terlarut dalam pelarut Pembuatan ekstrak herba
organik. Faktor-faktor yang sambiloto dilakukan dengan cara
mempengaruhi ekstraksi antara lain memaserasi dengan perbandingan
waktu, suhu, jenis pelarut, pelarut 1:5 selama 24 jam. Serbuk
perbandingan bahan dan pelarut, dan simplisia herba sambiloto sebanyak
ukuran partikel (Handayani, 2014). 25,5 g dimasukkan ke dalam toples
METODE PENELITIAN kaca direndam menggunakan pelarut
Alat dan Bahan etanol 96% sebanyak 127,5 mL,
Alat yang digunakan dalam sesekali diaduk. Filtrat hasil ekstraksi
penelitian ini yaitu : alu, alumunium diuapkan dengan waterbath hingga
foil, beaker glass 25 mL, cawan diperoleh ekstrak kental (Ramonah
porselen, chamber, gelas ukur 5 mL, dkk., 2023).
gelas ukur 10 mL, lumpang, neraca Skrining Fitokimia
analitik, oven, penjepit tabung, Uji flavonoid dilakukan dengan
perkamen potong, pelat KLT GF254, cara memasukkan 0,5 g serbuk
pipa kapiler, pipet tetes, tabung simplisia kemudian dipanaskan
reaksi, spatula, dan waterbath. selama 5 menit, disaring dan diambil
Bahan yang digunakan dalam 2 mL filtrat dimasukkan ke tabung
penelitian ini yaitu : alumunium (III) reaksi lalu ditambahkan 0,5 g serbuk
klorida, amil alkohol, asam klorida magnesium dan amil alkohol 2 mL
pekat, ekstrak etanol herba sambiloto, lalu ditambahkan 1 mL asam klorida
etanol 96%, serbuk magnesium, dan pekat. Positif jika pada lapisan amil
simplisia herba sambiloto. alkohol berwarna (Farnsworth, 1996).
Prosedur Penelitian Uji Kualitatif dengan
Ekstraksi Sampel Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis
Maserasi Pelat KLT dibuat dengan
menggunakan silika gel GF254 dengan
panjang 10 cm dan lebar 2 cm,
kemudian diaktivasi dalam oven pada
suhu 100°C selama 30 menit. Untuk
deteksi dengan KLT fase diam yang
digunakan yaitu pelat silika gel GF254
Gambar 1. Sampel saat di maserasi
dan fase geraknya dibuat dengan tertutup terlindung dari sinar matahari
melarutkan kloroform : metanol (8:2) selama 24 jam. Kemudian disaring
dalam 10 mL. Ekstrak diteteskan pada dan dilakukan pemekatan. Pemekatan
pelat KLT dengan bantuan pipa dilakukan dengan cara memindahkan
kapiler yang sebelumnya sudah dicuci ekstrak cair ke dalam beaker glass di
dengan metanol. Kemudian di cek atas hot plate dan dilanjutkan dengan
bercak nodanya pada UV 254 nm dan pemanasan dan dibiarkan hingga
UV 366 nm dengan penampak bercak kering sehingga diperoleh ekstrak
AlCl3 10%, terbentuknya warna yang kental. Filtrat yang didapatkan
kuning atau kuning gelap, hijau, atau berwarna hijau pekat dan kental
biru menunjukkan adanya flavonoid (Aprillia, 2020).
(Rochmat, 2015 ; Yasmin dkk., 2019). Tujuan maserasi adalah untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mengekstraksi komponen senyawa
Senyawa golongan flavonoid fitokimia yang terdapat dalam
merupakan senyawa polifenol dengan sampel. Metode maserasi dipilih
susunan C6-C3-C6 sebagai kerangka karena merupakan proses ekstraksi
dasar. Flavonoid mempunyai tipe yang mudah dan lebih efisien sebab
yang beragam dan dapat berbentuk proses perendaman sampel dapat
bebas (aglikon) maupun terikat dilakukan berulang dengan pelarut
sebagai glikosida. Aglikon yang baru sehingga proses ekstraksi
polimetoksi bersifat non polar, lebih maksimal. Penggunaan etanol
aglikon polihidroksi bersifat semi 96% sebagai pelarut karena bersifat
polar, sedangkan glikosida flavonoid universal, polar, mudah didapat dan
bersifat polar karena mengandung lebih mudah masuk berpenetrasi ke
sejumlah gugus hidroksil dan gula. dalam dinding sel ekstrak sehingga
Ekstrak didapatkan melalui menghasilkan ekstrak yang pekat.
metode ekstraksi dingin yaitu Ekstrak kental yang telah didapatkan
maserasi. Proses maserasi dilakukan kemudian di uji skrining fitokimia
dengan cara merendam simplisia (Aprillia, 2020).
dengan etanol 96% dengan Hasil percobaan uji skrining yang
perbandingan 1:5 kemudian diaduk dilakukan adalah uji flavonoid.
dan didiamkan dalam wadah kaca Tujuan penambahan serbuk Mg dan
HCl pekat pada uji reaksi warna untuk berdasarkan pada pembagian
senyawa flavonoid adalah untuk campuran senyawa dalam dua fase
mereduksi inti benzopiron yang dimana fase gerak bergerak pada fase
terdapat pada struktur flavonoid diam. KLT dapat digunakan untuk
sehingga terbentuk garam flavilium. mengidentifikasi senyawa yang
Serbuk Mg dan HCl bereaksi terdapat dalam campuran secara
membentuk gelembung yang kualitatif, yaitu dengan
merupakan gas H2 (Dewi dkk, 2021). membandingkan Rf baku
Menurut Harborne (1987) pembanding dengan Rf sampel.
Flavonoid positif ditandai dengan Identifikasi kandungan senyawa
menghasilkan warna merah, kuning, menggunakan KLT dengan penampak
jingga atau biru menunjukkan positif bercak AlCl3 10%. Pengujian
flavonoid. Uji flavonoid flavonoid menggunakan fase diam
menggunakan herba sambiloto silika gel GF254 dan fase gerak yaitu
menunjukkan hasil positif pada kloroform : metanol (8:2) dalam 10
lapisan amil alkoholnya berwarna, hal mL. Fase diam silika gel GF254
ini sesuai dengan literatur bahwa memiliki sifat relatif polar,
herba sambiloto mengandung mengandung silika dengan gipsum
flavonoid. sebagai agen pengikat, dan indikator
fluoresensi yang dapat berfluorosensi.
Pembentukan warna dapat diamati di
bawah sinar ultraviolet. Silika gel
GF254 merupakan pelat yang dapat
menghasilkan fluorosensi pada
panjang gelombang 254 nm karena

Gambar 2. Hasil Uji Flavonoid adanya gugus kromofor pada noda.

Metode identifikasi pada Gugus kromofor adalah gugus yang

percobaan ini menggunakan KLT dapat menghasilkan warna. Pada

yang dapat memisahkan komponen panjang gelombang 254 nm, gugus

berdasarkan perbedaan tingkat kromofor akan menunjukkan noda

interaksi dalam dua fase pemisah. yang berwarna gelap, sedangkan pada

KLT merupakan pemisahan yang panjang gelombang 366 nm gugus


kromofor akan menghasilkan bercak teridentifikasi di pelat silika gel, dan
yang berfluoresensi (memancarkan pada UV 366 nm terdapat 8 noda yang
cahaya) (Husna dkk, 2020). teridentifikasi di pelat silika gel. Pada
Fase gerak yang digunkaan UV 254 nm didapat nilai Rf1 = 0,05
kloroform dan metanol. Alasan (hijau gelap), Rf2 = 0,1625 (hijau
menggunakan eluen tersebut karena gelap), Rf3 = 0,35 (hijau gelap), Rf4 =
dari komposisinya, eluen masing- 0,45 (hijau gelap), Rf5 = 0,525 (hijau
masing bersifat polar sehingga dapat gelap), Rf6 = 0,7125 (hijau gelap),
memisahkan senyawa-senyawa yang Rf7 = 0,875 (hijau gelap), Rf8 = 1
ada didalamnya yang juga bersifat (hijau gelap). Pada UV 366 nm
polar. Eluen yang baik ialah eluen didapat nilai Rf1 = 0,0875 (biru tua),
yang sifat memisahkannya senyawa Rf2 = 0,1625 (biru), Rf3 = 0,225
dalam jumlah yang banyak yang (hijau), Rf4 = 0,5375 (hijau), Rf5 =
ditandai dengan munculnya noda. 0,6 (hijau gelap), Rf6 = 0,6875 (biru),
Noda yang terbentuk tidak berekor Rf7 = 0,825 (ungu), Rf8 = 1 (cokelat).
dan jarak antara noda satu dengan Spektrofotometri UV-Vis untuk
noda yang lain jelas (Husna dkk, mengetahui seberapa besar kadar
2020). flavonoid total yang terkandung pada
Berdasarkan percobaan yang ekstrak herba sambiloto, karena
dilakukan diperoleh hasil yaitu flavonoid mengandung sistem
terdapat 4 noda yang teridentifikasi di aromatik yang terkonjugasi sehingga
pelat silika gel sebelum visualisasi menunjukkan pita serapan kuat pada
dengan fase diam, yaitu silika gel daerah spektrum sinar ultraviolet dan
GF254 dan fase gerak, yaitu kloroform spektrum sinar tampak.
: metanol (8:2), didapatkan nilai Rf
berurut adalah Rf1 = 0,0625 (hijau
muda), Rf2 =0,5625 (hijau muda),
Rf3 = 0,75 (hijau muda), Rf4 = 0,9625
(hijau muda).
Berdasarkan percobaan yang
Gambar 3. Hasil Pelat Kromatogram
dilakukan diperoleh hasil yaitu, pada
setelah dilakukan spektrofotometri UV
UV 254 nm terdapat 8 noda yang
254 nm (kiri) dan 366 nm (kanan).
Berdasarkan percobaan yang
dilakukan diperoleh hasil yang
teridentifikasi di pelat silika gel
setelah visualisasi dengan penampak
bercak AlCl3 10% terdapat 4 noda
yang teridentifikasi di pelat silika gel.
Yaitu dengan nilai Rf1 = 0,0625 Gambar 4. Hasil Pelat Kromatogram
(kuning), Rf2 = 0,625 (kuning), Rf3 = sebelum dan sesudah penyemprotan LP
0,875 (kuning), Rf4 = 0,975 (kuning bercak AlCl3 10%
kecokelatan). Hasil positif flavonoid KESIMPULAN
jika penampak bercak yang Berdasarkan hasil percobaan
digunakan AlCl3 10%, terbentuknya yang diperoleh dapat disimpulkan
warna kuning atau kuning gelap, hijau bahwa ini menunjukkan bahwa pada
atau biru pada UV 254 nm dan 366 skrining sampel daun sambiloto
nm. Pengukuran kadar flavonoid (Andrographis paniculata, Nees.)
ekstrak herba sambiloto dengan positif mengandung flavonoid. Di
Penambahan AlCl3 10% dan mana, sesuai dengan literatur,
menggunakan kuersetin (QE) sebagai senyawa flavonoid ditunjukkan
larutan standar. Metode kolorimetri dengan terbentuknya warna merah,
AlCl3 10% memiliki prinsip AlCl3 kuning, atau jingga. Pada identifikasi
10% membentuk kompleks asam secara KLT yang telah dilakukan
yang stabil dengan C-4 gugus keton, dapat disimpulkan bahwa sampel
lalu dengan C-3 atau C-5 gugus daun sambiloto (Andrographis
hidroksil asam flavon dan flavonol. paniculata, Nees.) positif
Selain itu, AlCl3 10% juga mengandung flavonoid. Di mana,
membentuk kompleks asam yang sesuai dengan literatur, senyawa
stabil dengan gugus ortodihidrokdsil flavonoid ditunjukkan dengan
pada cincin A atau B dari flavonoid terbentuknya warna kuning, hijau
sehingga membentuk warna kuning. atau coklat.
DAFTAR PUSTAKA suaveolens) dengan metode
Arifin, B., & Ibrahim, S. (2018). maserasi dan distilasi air.
Struktur, bioaktivitas dan Jurnal Bahan Alam
antioksidan flavonoid. Jurnal Terbarukan, 3(1) : 3-4
Zarah, 6(1) : 21, 22. Mosy, F. F., & Kuswandani, K.
Athoo’Illah, Z., Ratnani, R. D., (2019). Identifikasi Senyawa
Suwardiyono, S., & Hartati, I. Jamu Pegal Linu yang
(2014). Ekstraksi hidrotopi Beredar di Kabupaten Bantul
dengan magnetic stirer untuk dengan Metode Kromatografi
mendapatkan senyawa Lapis Tipis. Surya Medika:
androghapholide dari tanaman Jurnal Ilmiah Ilmu
sambiloto (Andrographis Keperawatan dan Ilmu
paniculata). Majalah Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 14(2)
Momentum, 10(1) : 39. : 84.
Bialangi, N., Idris, R. R., Kilo, A. L & Nurhasnawati, H., Sukarmi, S., &
Kilo, A. K. 2022. Isolasi Dan Handayani, F. (2017).
Identifikasi Senyawa Perbandingan metode
Metabolit Sekunder Ekstrak ekstraksi maserasi dan
Etil Asetat Daun Sambiloto. sokletasi terhadap aktivitas
Jambura Journal of antioksidan ekstrak etanol
Chemistry. Vol 4(1) : 26. daun jambu bol (Syzygium
Brigitta, P., Fatmawati, N. N. D., & malaccense L.). Jurnal Ilmiah
Budayanti, N. N. S. (2021). Uji Manuntung, 3(1) : 93
Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Ramonah, D. (2023). Determination
Sambiloto (Andrographis of total phenolic and
Paniculata Nees) Sebagai Anti flavonoid content of
Bakteri Streptococcus Andrographis paniculata,
Pyogenes Atcc 19615. Jurnal Zingiber officinale and their
Medika Udayana, 10(3) : 95, 97 combinationsis. Media
Handayani, P. A., & Nurcahyanti, H. Farmasi Indonesia, 18(1) :
(2014). Ekstraksi minyak 10, 12.
atsiri daun zodia (Evodia
Redha, A. (2013). Flavonoid: struktur, Chimica Asiana. Vol 4(1) :
sifat antioksidatif dan 108-109.
peranannya dalam sistem Wulandari, L. (2011). Kromatografi
biologis. Jurnal Belian, 9(2) : Lapis Tipis. Halaman 1,3.
197 Yanti, Y. N., & Mitika, S. 2017. Uji
Septiani, D. A., Hakim, A., Patech, L. Efektivitas Antibakteri Ekstrak
R., Zulhalifah., & Siswadi. Etanol Daun Sambiloto
2021. Isolation and (Andrographis paniculata
Identification of Nees) Terhadap Bakteri
Andrographolide Compounds Staphylococus aureus. Jurnal
from the Leaves of Sambiloto Ilmiah Ibnu Sina. Vol 2(1) :
Plant (Andrographis 160.
paniculata Ness). Acta

You might also like